Anda di halaman 1dari 5

Lembaga Peradilan di Indonesia

Dasar Hukum Peradilan di Indonesi

 1 ayat 3 UUD 1945 yang menegaskan bahwa kekuasaan Negara dijalankan atas dasar hukum
yang baik dan adil
 Pasal 24 ayat 1 UUD 1945 yang menegaskan kekuasaan hakim harus bebas dari campur tangan
kekuasaan lain
 Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 yang menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh
mahkamah agung dan badan peradilan yang ada di bahwanya
 Pasal 24 B UUD 1945 yang mengatur bahwa suatu lembaga baru yang berakaitan dengan
penyelenggaraan kekuasaan hakim
 UU no 14 tahun 1970 yang berisi ketentuan pokok kekuasaan hakim

Macam Lembaga Peradilan di Indonesia

 Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan bagian dari sistem peradilan yang ada di Negara Indonesia, yang
mana merupakan bagian dari sistem peradilan tertinggi di Indonesia.
Tugas Mahkamah Agung :
1. Mengadili pada Tingkat Kasasi.
2. Menguji Peraturan Perundang-Undangan di Bawah Undang-Undang terhadap Undang-
Undang.
3. Menjadi Pengawas Tertinggi Penyelenggaraan Peradilan.
4. Mengawasi Hakim di Semua Lingkungan Peradilan.
5. Memberi Pertimbangan Hukum pada Presiden.
6. Mempunyai Wewenang Lainnya yang Diberikan oleh Undang-Undang.

Fungsi Mahkamah Agung :

1. Fungsi Peradilan
2. Fungsi Pengawasan
3. Fungsi Pengaturan
4. Fungsi Nasehat
5. Fungsi Adminitratif
 Peradilan Umum
Pada dasarnya, pengadilan umum merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan. Secara umum, pengadilan umum dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Pengadilan negri yang merupakan organ kekuasaan kehakiman dalam lingkungan peradilan
umum yang berkedudukan di ibu kota, kabupaten, atau kota yang mempunyai daerah hukum
yang mencakup wilayah kabupaten atau kota tersebut. Pengadilan negri tersusun dari
pimpinan, hakim anggota, panitia, sekretaris, dan jurusita
b. Pengadilan tinggi yang merupakan kekuasaan kehakiman dalam lingkungan peradilan umum
yang berkedudukan di ibu kota provinsi dan memiliki daerah hukum yang mencakup wilayah
provinsi. Susunan pengadilan tinggi adalah pimpinan, hakim anggota, panitia, dan sekretaris
 Peradilan Agama

Tugas Peradilan Agama

a. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam kepada instansi
Pemerintah didaerah hukumnya apabila diminta.

b. Melaksanakan hisab dan rukyatul hilal.

c. Melaksanakan tugas-tugas lain pelayanan seperti pelayanan riset/penelitian, pengawasan


terhadap penasehat hukum dan sebagainya.

d. Menyelesaikan permohonan pembagian harta peninggalan diluar sengketa antara orang-orang


yang beraga Islam.

Fungsi:

a. Melakukan pembinaan terhadap pejabat strykturan dan fungsional dan pegawai lainnya baik
menyangkut administrasi, teknis, yustisial maupun administrasi umum
b. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim dan pegawai lainnya
(pasal 53 ayat 1 dan 2, UU No.3 Tahun 2006)
c. Menyelenggarakan sebagian kekuasaan negara dibidang kehakiman

 Peradilan Militer
Pengadilan Militer (disingkat Dilmil) adalah pengadilan yang bertugas untuk memeriksa dan
memutus pada tingkat pertama perkara pidana dan sengketa Tata Usaha Militer sebagaimana
ditentukan dalam pasal 40 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1997 yakni prajurit yang
berpangkat Kapten ke bawah.

TUGAS POKOK & FUNGSI PERADILAN TATA USAHA NEGARA :

a. Menerima, Memeriksa, Memutus dan Menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara (TUN) Pada
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta (PTUN Jakarta), Dengan Berpedoman Pada Undang-
Undang Nomor : 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 jo. Undang-Undang
Nomor : 51 Tahun 2009 dan Ketentuan dan Ketenuan Peraturan Perundang-undangan Lain yang
Bersangkutan, Serta Petunjuk-Petunjuk Dari Mahkamah Agung Republik Indonesia (Buku
Simplemen Buku I, Buku II, SEMA, PERMA, dll);

b. Meneruskan Sengketa-Sengketa Tata Usaha Negara (TUN) Ke Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN) dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT.TUN) yang Berwenang;
c. Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Hakim Pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
(PTUN Jakarta), Seiring Peningkatan Integritas Moral dan Karakter Sesuai Kode Etik dan Tri
Prasetya Hakim Indonesia, Guna Tercipta dan Dilahirkannya Putusan-Putusan yang Dapat
Dipertanggung jawabkan Menurut Hukum dan Keadilan, Serta Memenuhi Harapan Para Pencari
Keadilan (Justiciabelen);
d. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Lembaga Peradilan Guna Meningkatan dan
Memantapkan Martabat dan Wibawa Aparatur dan Lembaga Peradilan, Sebagai Benteng
Terakhir Tegaknya Hukum dan Keadilan, Sesuai Tuntutan Undang-Undang Dasar 1945;
e. Memantapkan Pemahaman dan Pelaksanaan Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Sesuai Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : KMA/012/SK/III/1993, tanggal 5 Maret 1993 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara (PT.TUN);
f. Membina Calon Hakim Dengan Memberikan Bekal Pengetahuan Di Bidang Hukum dan
Administrasi Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) Agar Menjadi Hakim yang Profesional.

FUNGSI PERADILAN TATA USAHA NEGARA :

a. Melakukan Pembinaan Pejabat Struktural dan Fungsional Serta Pegawai Lainnya, Baik
Menyangkut Administrasi, Teknis, Yustisial Maupun Administrasi Umum;
b. Melakukan Pengawasan atas Pelaksanaan Tugas dan Tingkah Laku Hakim dan Pegawai Lainnya;
c. Menyelenggarakan Sebagian Kekuasaan Negara Dibidang Kehakiman.

 Mahkamah Konstitusi
Tugas Mahkamah Konstitusi
a. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.
b. Menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar negara republik indonesia tahun
1945.
c. Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
undang-undang dasar 1945.
d. Memutuskan pembubaran partai.

Fungsi Mahkamah Konstitusi


a. Sebagai penafsir konstitusi
b. Sebagai Penjaga Hak Asasi Manusia
c. Sebagai Pengawal Konstitusi
d. Sebagai Penegak Demokrasi

Anda mungkin juga menyukai