Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya
Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan mahasiswa bidan, sebagai aplikasi dan penerapan ilmu yang nyata terhadap
kekurangan, baik dari segi isi maupun tehnik penyusunan. Untuk itu diharapkan kritik dan
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang banyak membantu dalam
proses pembuatan laporan ini. Apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf dan semoga
Penulis,
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………… 2
LATAR BELAKANG …………………………………………….. 2
TUJUAN ……………………………………………………… 2
BAB II
PROFIL LAHAN PRAKTIK ……………………………………………. 4
GAMBARAN LOKASI ……………………………………………. 4
VISI MISI PUSKESMAS …………………………………... 6
GAMBARAN RUANG PRAKTIK …………………………. 6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………. 10
HASIL OBSERVASI, WAWANCARA & DOKUMENTASI……… 10
PEMBAHASAN …………………………. …………………. 11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………. 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah impian semua penduduk di muka bumi, tidak terkecuali Indonesia.
Indonesia bahkan telah dua kali mencanangkan program Indonesia Sehat. Yang pertama
pada 2010, dimana indikator untuk menuju ke arah Indonesia sehat masih belum terpenuhi
dan kemudian diperbaharui menjadi Indonesia sehat 2015 (Andri,2012).
Gambaran masyarakat Indonesia Sehat 2015 di masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai
oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat yang setingi-tingginya di seluruh Republik Indonesia.
Tepatnya pada Tahun 2000, para pemimpin dunia bertemu di New York dan
menandatangani “Deklarasi Milenium” yang berisi komitmen untuk mempercepat
pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Komitmen tersebut
diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal dengan Milennium
Development Goals (MDGs). Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan
pembangunan asyarakat pada tahun 2015.
Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama bangsa Indonesia.
Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah semata-mata tugas pemerintah tetapi
merupakan tugas seluruh komponen bangsa (Bappenas,2008).
Target dalam program MDGs yaitu membasmi kemiskinan dan kelaparan. Mencapai
pendidikan dasar, mempromosikan persamaan gender, menurunkan Angka Kematian Bayi
(AKB), memperbaiki kesehatan ibu hamil, memberantas HIV/AIDS, amalria dan penyakit
lain, menjamin kelayakan lingkubgan dan membangun perserikatan global untuk
pembangungan (development).
3
Kebidanan komunitas merupakan pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam pelayanan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan kebidanan.
Unsur – unsur yang tercakup di dalam kebidanan komunitas adalah tenaga kesehatan
khususnya bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan kesehatan, lingkungan,
pengetahuan serta teknologi.
Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu, keluarga ataupun
prilaku – prilaku kelompok dalam banyak hal. Tenaga kesehatan harus meningkatkan ilmu
pengetahuan agar tercipta masyarakat yang sejahtera, sehingga tercapai tujuan
pembangunan MDGs yaitu menurunkan angka kematian ibu dan anak.
B. TUJUAN PRAKTIK
PBL dirancang selama lima minggu untuk memfasilitasi mahasiswa agar mampu
melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif, holistik, humanistik pada
kasus normal, bermasalah dan kegawatdaruratan dengan pendekatan proses
manajemen kebidanan yang mengacu pada evidence based practice dan
perkembangan IPTEK.
Melaksanakan praktek klinik kebidanan pada ruang linkup:
1. Mahasiswa mampu memahami penerapan konsep bidan dan kebidanan di
lapangan
2. Mahasiswa mampu memahami penerapan filosofi dan paradigma model asuhan
kebidanan di lapangan
3. Mahasiswa mampu memahami penerapan women center core di lapangan
4. Mahasiswa mampu memahami penerapan prinsip kemitraan dan pemberdayaan
wanita
5. Mahasiswa mampu memahami penerapan teori dan model yang mempengaruhi
asuhan kebidanan di lapangan
4
6. Mahasiswa mampu memahami penerapan peran fungsi dan kewenangan bidan
dalam pelayanan kebidanan lapangan
7. Mahasiswa mampu memahami penerapan teori-teori dalam praktik kebidanan di
lapangan
8. Mahasiswa mampu memahami konsep manajemen kebidanan di lapangan
9. Mahasiswa mampu memahami penerapan konsep manajemen kebidanan di
lapangan
10. Mahasiswa mampu memahmi penerapan standar profesi bidan di lapangan
11. Mahasiswa mampu memahami penerapan profesional dan profesionalisme bidan
di lapangan
12. Mahasiswa mampu memahami penerapan praktik reflektif di lapangan
13. Mahasiswa mampu memahami penerapan praktik berbasis bukti di lapangan
5
BAB II
Puskesmas Sawangan terletak di Jl. Raya Muchtar No. 73, Rt. 03 Rw.03,
Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan Kota Depok. Puskesmas
Sawangan adalah sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dimana UPT Puskesmas
Sawangan memiliki 3 (tiga) UPF (Unit Pelaksana Fungsional), yaitu :
1. Puskesmas Pasir Putih dengan wilayah kerja meliputi Kelurahan Pasir Putih.
2. Puskesmas Pengasinan dengan wilayah kerja meliputi Kelurahan Pengasinan dan
Bedahan.
3. Puskesmas Kedaung dengan wilayah kerja meliputi Kelurahan Cinangka dan
Kedaung.
Kelurahan Sawangan Baru memiliki luas wilayah 216,48 Ha, terdiri dari 9 RW dan
40 RT, sedangkan Kelurahan Sawangan memiliki luas wilayah 350 Ha, terdiri dari 10
RW dan 42 RT.
6
Sebelah Barat : Kelurahan Bojongsari
Gambar 1
Peta Wilayah
7
2. VISI MISI UPT PUSKESMAS SAWANGAN
VISI
MISI
Dokter Umum :4
Dokter Gigi :2
Perawat :6
Perawat Gigi :1
Bidan :4
Apoteker :1
Nutrisionist :1
Analis :1
Sanitarian :1
TenagaPromkes :1
Tenaga Teknis Kefarmasian :2
Ka. UPT :1
Ka. Sub Bag TU :1
Pelaksana Tata Usaha : 2
8
Administrasi :4
Akuntan :1
Keamanan :1
Kebersihan :1
Pengemudi Ambulan :1
2) Lingkungan Fisik
Bangunan Puskesmas Sawangan berdiri di atas tanah dengan luas 659 m2, dan
gedung dengan luas sekitar 425 m2 yang terdiri dari 2 lantai. Pada bagian lantai bawah
terdiri dari ruang pendaftaran dan arsip rekam medik, balai pengobatan umum, MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit), farmasi dan gudang obat, ruang KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak), balai pengobatan gigi, balai pengobatan TB Paru, laboratorium, ruang ASI, dan
ruang ramah anak serta garasi ambulance. Sementara itu, bagian lantai 2 terdapat ruang
Kepala UPT Puskesmas Sawangan, Ka. Sub. Bag. TU, ruang TU dan BLUD, klinik
konseling (Gizi, Sanitasi, dan Promkes), aula (ruang serba guna), ruang penyimpanan
vaksin, dapur, gudang, ruang makan, dan mushola.
9
Gambar 2
3) Program Pelayanan
a. Promosi Kesehatan.
b. Kesehatan Lingkungan.
c. Kesehatan Ibu dan Anak.
d. Imunisasi
e. Keluarga Berencana (KB)
f. Pelayanan Gizi
g. Pelayanan Gigi
h. Pelayanan Farmasi
i. Pelayanan Umum
j. Laboratorium
10
11
BAB III
1. Bidan dalam bahasa Inggris berasal dari kata MIDWIFE yang artinya
Pendamping wanita, sedangkan dalam bahasa Sanksekerta “Wirdhan”
yang artinya : Wanita Bijaksana.
2. Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Pengertian bidan
dan bidang praktiknya secara internasional telah diakui oleh Internasional
Confederation of Midwives ( ICM ) tahun 1972 dan Internasional
Federation of International Gynaecologist and Obstetritian ( FIGO ) tahun
1973, WHO dan badan lainnya. Pada tahun 1990 pada pertemuan
dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian
disahkan oleh FIGO ( 1991 ) dan WHO (1992).
3. Pengertian bidan adalah :
Seseorang yang telah menyelesaikan program Pendidikan Bidan yang
diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan
supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita
selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum
period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan
pada bayi baru lahir dan anak.
12
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi
bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan
tersebut adalah
13
kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu dikembangkan
dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.
PelayananKebidanan
Seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam
sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu
dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan dan masyarakat.
Praktek Kebidanan
Penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan / asuhan
kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis
Lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri / otonomi pada
perempuan, remaja putri, dan wanita dewasa sebelum, selama kehamilan
dan sesudahnya. Praktik kebidanan dilakukan dalam system pelayanaan
kesehatan yang berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dan dokter
spesialis dipusat-pusat rujukan.
Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada
individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :
Bertahap dan sistematis
Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
Hasil Wawancara
14
5 D3 D3 Politeknik Kesehatan Bandung 2009 Bandung
6 D4 D4 STIKIM 2013 Jakarta
7 S1/ Profesi/dll - - -
15
B. Deskripsi Spesifik Kegiatan Klinik terkait Falsafah dan Model
Asuhan, serta Standar Profesi
1) Bagaimana upaya bidan mempertahankan kehamilan dan persalinan
sebagai proses yang fisiologis dan alamiah ?
Dengan pendekatan secara individu maupun keluarga, terkait kesehatan
ibu dan janin. Konseling mengenai hygine, nutrisi, tanda bahaya dan
pentingnya control rutin untuk mencegah terjadinya komplikasi.
2) Bagaimana upaya bidan dalam meningkatkan, melindungi, dan
mendukung hak wanita terkait kesehatan reproduksinya ?
Memberikan asuhan kebidanan dalam hal penyuluhan, pemberian
pendidikan mengenai keshatan dan konseling mulai dari kelompok usia
remaja, calon pengantin serta PUS tentang pengenalan anatamo,
fisiologi dan hak-hak reproduksi.
3) Bagaimana penerapan konsep asuhan yang berpusat pada wanita ?
Pemusatan pada kebutuhan wanita. Contoh, gerakan asuhan saying
ibu.
4) Penerapan prinsip kemitraan dalam asuhan kebidanan ?
Bersifat sangat penting, karena kondisi wanita/ klien bukan hanya
urusan ibu sendiri tetapi juga suami . pentinguntuk saling mengetahui
perannya masing-masing dalam keluarga.
5) Bagaimana penerapan prinsip pemberdayaan wanita dalam asuhan
kebidanan ? (-)
6) Bagaimana penerapan prinsip asuhan berkelanjutan dalam pelayanan
kebidanan?
Asuhan yang berkeinambungan mwngikuti alur kehidupan wanita. Mulai
dari hamil, melahirkan, nifas, merawat bayi, balita, anak, remaja hingga
masa menopause.
7) Bagaimana bidan menjalankan kolaborasi dalam asuhan pelayanan
kebidanan ?
8) Bagaimana bidan menjalankan otonominya difasilitas kesehatan ?
apakah ada intervensi lain dalam menjalankannya?
Terlihat dalam kewenangan sebagai bidan dalam profesinya yang
memperhatikan aturan-aturan otonomi bidan yang berlaku internal
dalam faskes yang dikepalai oleh pimpinan faskes.
9) Bagaimana upaya bidan dalam menerapkan asuhan sesuai starndar
kesehtan ? (-)
C. Penerapan Teori dan Model Konseptual
1) Seberapa besarkah model kedokteran berpengaruh dalam asuhan
yang dilaksanakan oleh bidan ?
16
Sangat besar, walupun usulan kebidanan bukan untuk mengobati
penyakit tetapi dapat melakukan kolaborasi atau rujukan ke dokter.
D. Penerapan teori-teori dalam Praktik Kebidanan
E. Penerapan proses Managemen Kebidanan
F. Penerapan professional Bidan
G. Penerapan Praktik Berbasis Bukti
H. Penerapan Praktik Reflektif
2. Pembahasan
Kesenjangan antara penerapan dilapangan dengan teori yang sudah
dipelajari
o Hasil kesenjangan relative tidak ada berdasarkan hasil
wawancara.
Faktor Penunjang dan Faktor Penghambat
o Faktor penunjang
17
Ilmu pengetahuan yang dipelajari atau didapatkan
Niat yang kuat dari diri sendiri sebagai wanita, anak, istri
ataupun ibu dalam keluarga
Keimanan.
Dukungan keluarga baik dari ibu, bapak, suami bahkan
anak.
Lingkungan pergaulan.
o Factor penghambat
Tidak ada dukungan dari keluarga
Minimnya ilmu pengetahuan atau edukasi
Minimnyakeimanan dan niat dari dalam diri sendiri
Ketebatasan fisik , ataupun materi.
18
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Praktik belajar lapangan merupakan pelayanan kebidanan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
pelayanan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan baik
didalam maupun di lapangan
Unsur – unsur yang tercakup di dalam praktik belajar kebidanan adalah
tenaga kesehatan khususnya bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan
kesehatan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Sasaran dalam pelayanan kebidanan lapangan yaitu masyarakat
umumnya dan khususnya ibu dan anak balita. Masyarakat adalah sekelompok
manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan
sosial dengan batas – batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan keompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung bekerja
sama untuk mencapai tujuan.
Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu,
keluarga ataupun prilaku – prilaku kelompok dalam banyak hal. Tenaga
kesehatan harus meningkatkan ilmu pengetahuan agar tercipta masyarakat yang
sejahtera, sehingga tercapai tujuan pembangunan MDGs yaitu menurunkan
angka kematian ibu dan anak
19
2. SARAN
a. Meningkatkan pemahaman tentang kewenangan, organisasi, tupoksi dan
pelaksanan tugas pelayanan kesehatan pada era desentralisasi.
b. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral serta
berbagai upaya untuk lebih meningkatkan partisifasi masyarakat dan kerjasama
dengan lembaga swadaya masyarakat.
c. Untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan mengantisifasi segala dampak
pembangunan perlu dibuat terobosan baru dalam menangulangi dan
menghadapi masalah-masalah baru yang timbul.
d. Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan baik kuantitas maupun kwalitas
serta disesuaiakan dengan kemajuan IPTEK.
20