CMC-Na MENGGUNAKAN
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nifedipin adalah obat anti hipertensi yang memiliki aksi sebagai antagonis
kanal kalsium. Nifedipin sering digunakan karena mudah didapatkan dan juga
toksisitasnya yang rendah. Namun obat ini memiliki kekurangan yaitu memiliki
tersebut. Sediaan lepas lambat merupakan suatu sistem yang dapat melepaskan
untuk menjaga agar kadar obat dalam tubuh tetap konstan berada dalam jendela
lambat ialah obat yang memiliki laju absorbsi dan ekskresi yang tinggi, obat yang
dosisnya relatif kecil, dan obat yang digunakan untuk mengobati keadaan kronik
daripada akut (Ansel, 1985). Berdasarkan hal tersebut, maka nifedipin dapat
Sediaan tablet lepas lambat yang akan dibuat, ditahan sedemikian rupa di
dalam lambung, jangan sampai turun ke saluran cerna bagian bawah hingga
proses disolusi berakhir. Hal ini disebabkan karena nifedipin memiliki absorbsi
1
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 2
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
yang baik dan hampir sempurna (90%) dalam lambung (Hardjono, 2008).
sempit dan obat yang tidak merata diabsorbsi di saluran cerna namun absorbsinya
baik di dalam lambung. Salah satu sistem penghantaran obat yang dapat
lebih kecil dari densitas cairan lambung disebut sebagai sistem floating (Gohel,
dkk., 2004).
obatnya akan menurun akibat matriks yang mengembang dan menjadi gel
penghalang pada bagian luar tablet (Moes, 2003). Dengan pertimbangan tersebut,
peregangan rantai ketika terjadi kontak dengan air atau cairan GIT, sehingga
membentuk lapisan gel kental. Pelepasan obat dapat terjadi melalui difusi dan/atau
erosi dari matriks. Semakin meningkat konsentrasi HPMC maka kekuatan gel
formula tablet sediaan lepas lambat dengan zat aktif yang memiliki dosis yang
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 3
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
besar atau kelarutan yang tinggi dengan konsentrasi 15-35% (Cabelka, dkk.,
2010).
penggunaan oral dan topikal, karena sifatnya yang dapat meningkatkan viskositas.
CMC-Na juga dapat digunakan sebagai bahan pengikat dan disintegran pada
tablet, juga sebagai stabilizer pada emulsi. Konsentrasi tinggi (3-6%) digunakan
untuk menghasilkan massa gel yang dapat digunakan sebagai basis (Rowe, dkk.,
2009). Pada pH 4,5 – 6,8 terbentuk rantai makromolekular dalam gel yang terdiri
dari ikatan yang lemah sehingga pelepasan obat dapat terjadi dengan cara erosi
(asam dan basa) yang menghasilkan gas CO2, sehingga membuat tablet dapat
mengapung. Selain itu, penggunaan matriks HPMC dan CMC-Na yang dapat
mengembang jika terkena air, juga dapat membantu tablet untuk mengapung di
cairan lambung.
Salah satu metode optimasi yang dapat digunakan adalah metode Simplex Lattice
Design (SLD).
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 4
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
B. Rumusan Masalah
terhadap sifat fisik, kemampuan floating, dan profil disolusi tablet lepas
lambat nifedipin?
C. Tujuan penelitian
terhadap sifat fisik, kemampuan floating, dan profil disolusi tablet lepas
lambat nifedipin.
D. Manfaat Penelitian
nifedipin dengan sistem floating yang memiliki sifat fisik tablet yang baik,
E. Tinjauan Pustaka
1. Tablet
Tablet adalah sediaan adat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
tablet cetak dan tablet kempa. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau
granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran,
cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan
2014).
kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit
dosis (Ansel, 1985). Profil kadar obat dalam darah untuk bentuk sediaan lepas
Gambar 1. Kurva hipotesis level obat dalam darah terhadap waktu untuk bentuk
sediaan konvensional dan produk penglepasan terkendali (Ansel, 1985).
lambat per oral adalah : dosis, ionisasi, pKa dan kelarutan, koefisien
partisi, stabilitas.
3. Faktor biofarmasetik
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 7
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Profil pelepasan obat pada sediaan lepas lambat diharapkan sesuai dengan
kinetika orde nol baik secara in vitro maupun in vivo, namun sebagian
besar tidak menunjukkan hal yang sama antara in vitro dan in vivo. Hal ini
dapat berkurang
lama
obat berulang-ulang
5. Menghasilkan kadar obat dalam darah yang lebih stabil daripada tablet
Gambar 2. Kurva kadar dari hipotesis dalam darah terhadap waktu untuk bentuk
sediaan padat konvensional dan produk aksi berulang (Ansel, 1985).
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 8
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kedalam suatu matriks) dan konsep matrix barier (bahan obat disalut dalam
3. Tablet floating
umum yaitu sediaan akan dapat mengapung karena memiliki kerapatan lebih
pembentukan gas CO2 karena adanya reaksi antara karbonat atau bikarbonat
dengan asam pada formula. Sistem penghantaran daya apung dapat juga
polisakarida. Sistem lainnya dapat dibuat dari cairan yang berubah menjadi
matriks hidrofilik dan gas CO2 terjebak didalam matriks yang mengembang.
Ketika berada di lambung, CO2 dibebaskan dengan adanya asam dan terjebak
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 9
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dalam hidrokoloid gel. Akibatnya sediaan dapat naik dan mengapung dalam
optimasi formula. Salah satunya adalah metode simplex lattice design. Metode
ini cocok untuk prosedur optimasi formula dimana jumlah total dari bahan
yang berbeda adalah konstan. Pelaksanaan metode simplex lattice design yaitu
diharapkan akan dapat dihasilkan suatu formula yang paling baik (dari
5. Pemerian bahan
a. Nifedipin
pada gambar 3.
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 10
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
terpapar cahaya biasa dan cahaya buatan pada panjang gelombang tertentu
channel blocker yang sering digunakan pada terapi hipertensi dan angina.
dengan dosis 10-40 mg dua kali sehari satu tablet atau 20-90 mg satu kali
larutan oral. PVP juga dapat meningkatkan kelarutan obat-obat yang sukar
methanol, dan air, praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak
diatas 150°C dan dapat menurunkan kelarutannya dalam air (Rowe, dkk.,
2009).
BM : 10.000 – 1.500.000
HPMC memiliki sifat larut dalam air dingin, praktis tidak larut
dalam kloroform, etanol (95%) dan eter; namun larut dalam campuran
campuran air dan alkohol. Larut dalam larutan aseton encer, campuran
dengan air atau cairan GIT maka akan terjadi hidrasi dan peregangan
larut dalam aseton, etanol (95%), eter dan toluene. Merupakan polimer
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 13
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
semi sintetik yang mudah terdispersi dalam air pada semua temperatur
terbentuk rantai makromolekular dalam gel yang terdiri dari ikatan yang
lemah sehingga pelepasan obat dapat terjadi dengan cara erosi dari matriks
CMC-Na.
e. Aerosil
dioksida
sekitar 15 nm. Berwarna putih terang, tidak berbau, tidak berasa. Ukuran
memiliki sifat alir yang baik. Sehingga dapat meningkatkan sifat alir
serbuk kering dan membantu dalam proses kempa tablet atau pengisian
f. Mg Stearat
pada kulit, bau yang khas dari asam stearat dan rasa yang khas. Berat
Magnesium stearat tidak larut dalam air, alcohol, eter, dan aseton,
serta sedikit larut dalam alkohol dan benzen panas. Mempunyai titik lebur
adheren pada tablet dan kapsul dengan kadar 0,25-2,0 %. Nama lain
Magnesium Stearat adalah metalik stearat dan garam stearat (Rowe, dkk.,
2009).
g. Avicel
kristal yang terdiri atas partikel porous, tidak larut dalam asam encer dan
sebagian pelarut organik. Nama lainnya adalah cellulose gel, fibrocel, dan
h. Na-Bikarbonat
putih, berbentuk serbuk kristal salin, memiliki sedikit rasa basa. Struktur
dioksida pada tablet dan granul efferfescent. Selain itu juga banyak
2009).
tablet atau granul kontak dengan air, akan timbul reaksi kimia,
i. Asam Sitrat
Asam sitrat memiliki penampakan tidak berbau atau hampir tidak berbau,
kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih. Memiliki densitas 1,665
a. Kekerasan
Kekerasan tablet merupakan sebuah parameter yang
Kekerasan ini akan berpengaruh pada waktu hancur tablet dan kecepatan
Sedangkan untuk sediaan lepas lambat, kekerasan tablet yang baik adalah
7-14 kg. Tablet dibuat lebih keras dari tablet konfensional agar proses
b. Keseragaman bobot
diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih, yang
Kesehatan, 2014).
c. Keseragaman kandungan
mengandung bahan inaktif atau aktif yang ditambahkan, kecuali bahwa uji
Kesehatan, 2014).
d. Kerapuhan tablet
Sedangkan floating lag time adalah waktu yang diperlukan dari tablet
8. Uji disolusi
Disolusi merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau bahan obat
menjadi terlarut dalam suatu pelarut dalam suatu sistem biologis. Pelarutan
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 18
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
atau disolusi obat dalam media air merupakan suatu bagian penting sebelum
yang terdapat pada antarmuka padat-cair akan terlarut dan terlepas dari
permukaan padat. Kedua, molekul yang terlarut akan berdifusi dari antarmuka
ke dalam bulk larutan. Tahap pertama secara umum jauh lebih cepat daripada
tahap kedua. Oleh karena itu pada steady state dari proses disolusi, konsentrasi
dari zat terlarut pada antarmuka adalah sama atau mendekati kelarutannya.
diamati dari jumlah zat aktif yang terlarut ke medium sebagai fungsi waktu
𝑑𝑊 𝐷.𝑆
= (𝐶𝑠 − 𝐶) (1)
𝑑𝑡 ℎ
atau
dC 𝐷𝑆
= (𝑉ℎ) (𝐶𝑠 − 𝐶) (2)
dt
W adalah berat zat aktif yang terlarut dalam medium selama waktu t,
sehingga dW/dt adalah kecepatan disolusi zat aktif. D adalah koefisien difusi
zat yang terlarut dalam medium yang digunakan, S adalah luas kontak muka
zat aktif terlarut pada saat t. Apabila berat zat terlarut dinyatakan dalam
seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara resspon (y) dengan
suatu plot yang menyatakan hubungan antara fungsi konsentrasi analit dengan
signal yang diukur (absorbansi, luas puncak, tinggi puncak, area dibawah
kurva, dsb). Pada uji linearitas, paling tidak 6 konsentrasi yang berbeda
digunakan pada uji. Pada keadaan normal, linearitas diperoleh ketika nilai
(biasanya disingkat dengan RSD) dari sejumlah sampel. Sesuai dengan ICH,
1. keterulangan (repeatability)
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 20
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
yakni presisi pada kondisi percobaan yang salah satunya berbeda baik
3. ketertiruan (reproducibility)
studi kolaboratif atau studi uji banding antar laboratorium dan atau uji
profisiensi.
konsentrasi yang berbeda pada kisaran konsentrasi tertentu (80%, 100%, dan
sebanyak 3 kali, atau dengan satu konsentrasi tertentu dan dilakukan replikasi
simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV), dan kisaran
dengan:
100 𝑥 𝑆𝐷
CV = (3)
𝑋
∑(𝑥−𝑋)2
𝑆𝐷 = √ (𝑁−1)
(4)
derajat kebebasan.
nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya,
atau nilai rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh
kembali pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu sampel.
analit harus antara 80-110 % pada tiap level, untuk analit dengan unit 10 ppm
(AOAC, 1998).
F. Landasan Teori
Sediaan lepas lambat merupakan suatu sistem yang dapat melepaskan obat
dengan jumlah tertentu secara perlahan-lahan. Sediaan tersebut dibuat agar dapat
segera melepaskan obat hingga mencapai konsentrasi terapetik dan dapat menjaga
kadar obat dalam tubuh tetap konstan berada dalam jendela terapetik dalam jangka
OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN DENGAN MATRIKS HPMC DAN
CMC-Na MENGGUNAKAN 22
METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
OKTRIA TANTY P
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
waktu yang lama. Oleh karena itu, sediaan ini sesuai untuk mengobati penyakit
karena mudah didapatkan dan juga toksisitasnya yang rendah. Nifedipin memiliki
absorbsi yang baik dan hampir sempurna (90%) dalam lambung (Hardjono, 2008).
suatu matriks yang larut (soluble matriks). Obat akan dilepaskan ketika matriks
kontak dengan air dan mengembang membentuk suatu lapisan matriks yang
terhidrasi.
peregangan rantai sehingga dapat membentuk lapisan gel kental jika kontak
dengan cairan. HPMC umumnya ditambahkan dalam formula tablet sediaan lepas
lambat dengan zat aktif yang memiliki dosis yang besar atau kelarutan yang tinggi
untuk formulasi sediaan farmasi terutama untuk penggunaan oral dan topical,
mengembang dan membentuk gel jika terkena air. Intensitas pelepasan obat akan
menurun akibat matriks yang mengembang dan menjadi gel penghalang pada
G. Hipotesis
sifat fisik tablet, floating lag time, total floating time, serta profil pelepasan