Pentingnya GIZI, IMUNISASI Dan STIMULASI Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Sejak Dalam Kandungan Sampai Umur 2 Tahun) Untuk KESEHATAN, KECERDASAN MULTIPEL, KREATIVITAS & PERILAKU Anak.
Pentingnya GIZI, IMUNISASI Dan STIMULASI Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Sejak Dalam Kandungan Sampai Umur 2 Tahun) Untuk KESEHATAN, KECERDASAN MULTIPEL, KREATIVITAS & PERILAKU Anak.
Bagaimana caranya agar bayi dan balita kita SEHAT, TUMBUH KEMBANG OPTIMAL,
CERDAS MULTIPEL , KREATIF dan BERPERILAKU BAIK ?
Supaya bayi dan balita tumbuh kembang optimal mereka harus dicukupi 3 (tiga) kebutuhan-
kebutuhan pokok yaitu : kebutuhan FISIK-BIOLOGIS, KASIH SAYANG dan STIMULASI DINI
sejak di dalam kandungan..
1. Apa kebutuhan FISIK - BIOLOGIS untuk bayi dan balita ?
Kebutuhan fisik-biologis adalah kebutuhan : gizi (ASI, makanan pendamping ASI), imunisasi,
kebersihan badan dan lingkungan tempat tinggal, pengobatan, bergerak dan bermain. Kebutuhan
fisik-biologis terutama berpengaruh pada pertumbuhan fisik, termasuk otak, alat penginderaan dan alat
gerak untuk mengkesplorasi lingkungan, sehingga berpengaruh pada berbagai kecerdasan anak..
2. Apa kebutuhan ASIH (KASIH SAYANG) untuk bayi dan balita ?
Kebutuhan kasih sayang terutama : rasa dilindungi, rasa aman dan nyaman, diperhatikan dan
dihargai, didengar keinginan atau pendapatnya, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan,
tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih sayang dan kegembiraan.
Kebutuhan kasih sayang besar pengaruhnya pada kemandirian dan kecerdasan emosi
3. Apa kebutuhan ASAH (STIMULASI BERMAIN SEJAK DINI) untuk bayi dan balita ?
Kebutuhan stimulasi bermain meliputi berbagai permainan yang merangsang semua indera
(pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), merangsang gerakan kasar dan halus,
berkomunikasi, emosi-sosial, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Kebutuhan stimulasi bermain sejak
dini akan besar pengaruhnya pada berbagai kecerdasan anak (multipel inteligen)
Apa beda FUNGSI OTAK KANAN dan KIRI untuk KECERDASAN ANAK ?
OTAK KIRI terutama mengendalikan aktivitas yang bersifat : teratur, berurutan, rinci,
sistematis, matematis. OTAK KANAN terutama mengendalikan aktivitas yang bersifat : berfikir
divergen (meluas), imajinasi, ide-ide, kreativitas, emosi, musik, spiritual., intuisi, abstrak, bebas,
simultan.
Oleh karena itu, jika kita menginginkan anak dengan kecerdasan multipel harus dilakukan
perangsangan (stimulasi) sejak dini sejak di dalam kandungan sampai umur 2 tahun terus menerus,
setiap hari, penuh kasih sayang, penuh kegembiraan bervariasi dan teratur, dan merangsang otak kiri
dan kanan bersama-sama.
Latih batita mengunakan tangan kiri dan kanan sama seringnya sampai berumur 2
tahun, untuk menyeimbangkan perkembangan fungsi otak kanan dan kiri.
IMUNISASI : aman, bermanfaat dan penting untuk mencegah wabah penyakit berbahaya
Sampai saat ini 194 negara menyatakan bahwa imunisasi terbukti aman, bermanfaat dan
penting untuk mencegah wabah dan kematian akibat penyakit berbahaya. Demikian kesimpulan
3
penelitian banyak lembaga resmi yang beranggotakan pakar-pakar imunologi, mikrobiologi,
epidemiologi, kesehatan masyarakat, biostatistik, farmakologi, penyakit infeksi dan spesialis anak.
Oleh karena itu negara-negara dengan sosial ekonomi tinggi maupun rendah, dengan
berbagai agama, selalu melakukan imunisasi rutin untuk mencapai cakupan lebih dari 85 %. Kalau
banayak bayi balita tidak diimunisasi dapat terjadi wabah dan banyak kematian, terutama bayi dan
balita yang tidak diimunisasi atau imunisasi tidak lengkap, contoh di Indonesia : wabah polio 2005,
campak 2008-2010, dan difteri 2005 – 2012.
Semua imunisasi adalah penting, namun pemerintah baru mampu menyediakan subsidi untuk
sebagian vaksin-vaksin tersebut, yaitu : Hepatitis B, Polio, BCG, DPT, Campak dan vaksin-vaksin
untuk jemaah haji (Meningitis, Influenza). Imunisasi yang belum disediakan oleh pemerintah antara lain
: Hib, Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, MMR, Demam Tifoid, Cacar air, Hepatitis A, Kanker Leher
Rahim (HPV) dan Rotavirus.
Imunisasi Hepatitis B : untuk mencegah kerusakan hati akibat serangan virus Hepatitis B.
Bila berlanjut sampai dewasa dapat menjadi kanker hati. Vaksin hepatitis B disuntikkan di paha bayi
segera setelah lahir, sebelum berumur 12 jam, untuk mencegah penularan virus hepatitis B dari Ibu
pada bayinya, karena banyak ibu hamil di Indonesia tidak tahu bahwa didalam darahnya terdapat
virus hepatitis B. Oleh karena itu sebaiknya ibu hamil diperiksa terhadap kemungkinan terinfeksi
hepatitis B (juga toksoplasma, rubela, sitomegali dan herpes). Sebelum imunisasi bayi baru lahir
sebaiknya disuntikkan vitamin K1 pada paha yang lain. Setelah itu vaksin hepatitis B disuntikan pada
usia 1 bulan dan pada usia 6 bulan, dapat digabung dengan imunisasi DPT dan Hib.
Imunisasi Polio: untuk mencegah kelumpuhan akibat serangan virus polio liar yang
menyerang sel-sel syaraf di sumsum tulang belakang. Bila menyerang otak dapat lumpuh seluruh
tubuh dan kematian. Vaksin polio diteteskan ke dalam mulut bayi baru lahir ketika akan pulang ke
rumah, dilanjutkan pada umur 2, 4, 6, 18-24 bulan dan 5 tahun. Vaksin polio suntikan khusus untuk
bayi balita yang kekebalannya rendah karena penyakit atau karena sedang dalam pengobatan yang
mengganggu kekebalan.
Imunisasi BCG : untuk mencegah tuberkulosis (Tbc) berat pada paru, otak, kelenjar getah
bening dan tulang sehingga menimbulkan sakit berat, lama, kematian atau kecacatan. Vaksin BCG
disuntikan dikulit lengan atas kanan pada umur 2-3 bulan. Bekas suntikan setelah 1 bulan dapat timbul
benjolan kemerahan, kemudian pecah, keluar seperti nanah, tanpa demam dan nyeri, adalah reaksi
yang umum terjadi dan tidak berbahaya. Bersihkan dengan alkohol atau iodin. Koreng akan
menyembuh dalam beberapa minggu. Bekasnya dapat terlihat seumur hidup.
Imunisasi DPT atau DPaT : untuk mencegah 3 penyakit : Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Kuman Difteri membentuk membran tebal yang menyumbat jalan nafas, serta mengeluarkan racun
yang melumpuhkan otot jantung, sehingga banyak menimbulkan kematian. Kuman Pertusis
mengakibatan batuk hebat dan lama, sesak napas, radang paru sehingga banyak menyebabkan
kematian bayi. Kuman Tetanus masuk melalui tali pusat, atau luka dalam yang sempit, kemudian
kuman mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot, sehingga otot seluruh tubuh menjadi kaku,
tidak bisa minum, makan atau bernafas, sehingga banyak menimbulkan kematian.
Vaksin DPT disuntikkan di paha mulai umur 2 bulan, dilanjutkan pada umur 3-4 bulan, 4-6
bulan, dan 18-24 bulan, dapat digabung dengan vaksin Hepatitis B dan Hib. Dilanjutkan lagi dengan
suntikan di lengan pada umur 5-6 tahun, 10-12 tahun dan 18 tahun, dengan vaksin Td.
Imunisasi Hib dan Pneumokokus : untuk mencegah serangan kuman Hib dan
pneumokokus yang mengakibatkan radang paru (pneumonia), radang telinga tengah dan radang otak
(meningitis) yang banyak menimbulkan kematian atau kecacatan. Vaksin Hib dan Pneumokokus
disuntikan mulai umur 2, 4, 6, dan 15 bulan, dapat digabung dengan vaksin DPT atau DPaT.
Imunisasi Rotavirus : untuk mencegah diare berat akibat Rotavirus, yang mengakibatkan
bayi muntah mencret hebat, kekurangan cairan, gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa,
sehingga banyak menyebabkan kematian. Vaksin Rotavirus di teteskan perlahan ke mulut bayi mulai
umur 2, 4 (dan 6 bulan), tergantung jenis vaksin.
4
Imunisasi Influenza : untuk mencegah serangan virus influenza yang mengakibatkan batuk
pilek hebat, demam tinggi, sesak nafas, radang paru, sehingga dapat menyebabkan kematian. Vaksin
influenza disuntikan mulai umur 6 dan 7 bulan, kemudian diulang setiap tahun pada balita, usia
sekolah, remaja, dewasa bahkan usia lanjut.
Imunisasi Campak : untuk mencegah serangan virus campak yang mengakibatkan demam
tinggi, ruam di kulit, mata, mulut, radang paru (pneumonia), diare, dan radang otak, sehingga banyak
mengakibatkan kematian. Vaksin campak disuntikkan mulai usia 9 bulan dan 6 tahun.
Imunisasi Cacar air (varisela) : untuk mencegah penyakit cacar air yang merusak kulit,
mata, menimbulkan diare, kadang-kadang radang paru, dan keguguran bila menyerang janin dalam
rahim. Vaksin cacar air disuntikkan mulai umur 1 tahun.
Imunisasi MMR : untuk mencegah serangan virus MMR, yaitu Mumps (gondongan,
mengakibatkan radang buah zakar, mandul), Morbili (campak) dan Rubela (campak Jerman) yang
dapat menyerang janin sehingga mengakibatkan keguguran atau buta, tuli, keterbelakangan mental
dan kebocoran sekat jantung bayi. Vaksin MMR disuntikan mulai umur 15 bulan dan di ulang pada
umur 5-6 tahun. Berdasarkan 26 penelitian pakar di berbagai negara vaksin MMR tidak terbukti
menyebabkan autisme.
Imunisasi Tifoid : untuk mencegah penyakit demam tifoid berat yang mengakibatkan demam
tinggi dan lama, diare atau obstipasi, radang sampai kebocoran usus, dapat mengakibatkan kematian.
Vaksin demam tifoid disuntikan mulai umur 2 tahun, diulang setiap 3 tahun.
Imunisasi Hepatitis A : untuk mencegah kerusakan hati karena serangan virus hepatitis A,
yang dapat mengakibatkan kematian. Vaksin hepatitis A disuntikkan mulai umur 2 tahun kemudian di
ulang pada umr 2,5 – 3 tahun.
Imunisasi HPV : untuk mencegah kanker leher rahim karena virus human papiloma (HPV)
yang menyerang tanpa gejala sejak usia remaja dan akan mengakibatkan kanker leher rahim pada
dewasa. Vaksinasi HPV disuntikan 3x pada remaja perempuan mulai umur 10 tahun, dilanjutkan 1-2
bulan dan 6 bulan kemudian.
Mengapa STIMULASI BERMAIN SEJAK DINI dini penting untuk kecerdasan anak ?
Stimulasi dini adalah rangsangan bermain yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan
sebaiknya sejak janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan dengan penuh kegembiraan, kasih-
sayang, setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan,
pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan
jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi
dan balita.
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita.
misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong,
mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur.
Stimulasi akan mempengaruhi pertumbuhan sinaps (proses sinaptogenesis), yang
membutuhkan banyak sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk kecepatan proses
pembelajaran dan memori
Rangsangan yang dilakukan dengan suasana bermain dan kasih sayang, sejak lahir, terus
menerus dan bervariasi, akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel-sel otak,
melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak, sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih
kompleks, canggih dan kuat, sehingga kecerdasan anak semakin tinggi dan bervariasi ( multiple
inteligence).
Bagaimana CARA STIMULASI BERMAIN sejak dini untuk JANIN di DALAM KANDUNGAN ?
Proses belajar janin, bayi dan balita adalah dengan : mendengar, melihat, merasakan,
mengingat, mencoba, mengulang, membandingkan, menggabungkan dan membiasakan. Oleh karena
itu dalam proses bermain pengasuh harus memberikan contoh-contoh yang baik dan benar berupa
ucapan, perkataan, dan perilaku, karena akan diingat dan ditiru oleh bayi atau balitanya
5
Stimulasi janin di dalam kandungan dilakukan dengan mengajak berbicara, mengobrol,
menyanyikan lagu, membacakan doa, lagu-lagu keagamaan, sambil mengelus-elus perut ibu. .Dapat
pula dengan memperdengarkan lagu melalui radio kaset yang ditempelkan diperut ibu.
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap hari, setiap saat ibu dapat berinteraksi dengan janinnya,
misalnya sambil mandi, memasak, mencuci pakaian, berkebun, membaca Koran/ majalah, menonton
TV, di kendaraan, di kantor, di pasar , dimana saja dapat dilakukan stimulasi.
Bagaimana CARA STIMULASI BERMAIN sejak dini untuk BAYI & BALITA?
Sekali lagi diingatkan bahwa proses belajar bayi dan balita adalah dengan : mendengar,
melihat, merasakan, mengingat, mencoba, mengulang, membandingkan, menggabungkan dan
membiasakan. Oleh karena itu dalam proses bermain pengasuh harus memberikan contoh-contoh
yang baik dan benar berupa ucapan, perkataan, dan perilaku, karena akan diingat, ditiru bahkan
dikembangkan oleh bayi atau balitanya
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita.
misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong,
mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur.
Stimulasi untuk bayi 0 – 3 bulan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan
menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara,
membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda
berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, mengulingkan
bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan
Umur 3 – 6 bulan ditambah dengan bermain ‘cilukba’, melihat wajah bayi dan pengasuh di
cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.
Umur 6 – 9 bulan ditambah dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk
tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri berpegangan.
Umur 9 – 12 bulan ditambah dengan mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak,
memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri,
berjalan dengan berpegangan.
Umur 12 – 18 bulan ditambah dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna,
menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan
benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap.
Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas
celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukan itu,
ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.
Umur 18 – 24 bulan ditambah dengan menanyakan, menyebutkan dan menunjukkan
bagian-bagian tubuh (mana mata ? hidung?, telinga?, mulut ? dll), menanyakan gambar atau
menyebutkan nama binatang & benda-benda di sekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan
sehari-hari (makan, minum mandi, main, minta dll), latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan,
memakai celana - baju, bermain melempar bola, melompat.
Umur 2 – 3 tahun ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata
sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit dll), menyebutkan nama-nama teman,
menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan,
menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil / besar di toilet.
Setelah umur 3 tahun selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya,
stimulasi juga di arahkan untuk kesiapan bersekolah antara lain : memegang pensil dengan baik,
menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air
kecil / besar di toilet), dan kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman dll.
Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di Kelompok
Bermain, Taman Kanak-Kanak atau sejenisnya
6
Bagaimana SUASANA BERMAIN YANG BAIK ketika melakukan stimulasi bermain pada bayi
dan anak ?
Sekali lagi diingatkan bahwa proses belajar bayi dan balita adalah dengan : mendengar,
melihat, merasakan, mengingat, mencoba, mengulang, membandingkan, menggabungkan dan
membiasakan. Oleh karena itu dalam proses bermain pengasuh harus memberikan contoh-contoh
yang baik dan benar berupa ucapan, perkataan, dan perilaku, karena akan diingat, ditiru bahkan
dikembangkan oleh bayi atau balitanya
Stimulasi bermain dilakukan setiap hari, setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi dan
anak, dengan penuh kegembiraaan dan kasih sayang, terus menerus, bervariasi, disesuaikan dengan
umur perkembangan kemampuannya, dilakukan oleh keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu),
Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan penuh kegembiraan
antara pengasuh dan bayi/balitanya. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu,
memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi-
balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Apalagi pengasuh sedang marah,
bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru memberikan rangsang emosional yang negatif.
Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi
yang direkam, diingat dan akan ditiru balita .
RINGKASAN
1. Agar balita kita tumbuh kembang optima, cerdas, krearif dan berperilaku baik harus
dicukupi 3 kebutuhan dasar: yaitu kebutuhan FISIK- BIOLOGIS, KASIH SAYANG DAN
STIMULASI
Kebutuhan fisik-biologis adalah kebutuhan : gizi (ASI, makanan pendamping ASI, vitamin
B1, B6, asam folat, yodium, zat besi, seng, AA, DHA, Tyrosine, Tryptophan, sphyngomyelin, sialic
acid dan gangsliosida.), imunisasi, kebersihan badan dan lingkungan tempat tinggal, pengobatan,
bergerak dan bermain.
Kebutuhan kasih sayang terutama : rasa dilindungi, rasa aman dan nyaman, diperhatikan
dan dihargai, didengar keinginan atau pendapatnya, tidak mengutamakan hukuman dengan
kemarahan, tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih sayang dan
kegembiraan.
Kebutuhan stimulasi bermain meliputi berbagai permainan yang merangsang semua indera
(pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), merangsang gerakan kasar dan halus,
berkomunikasi, emosi-sosial, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Kebutuhan stimulasi bermain sejak
dini akan besar pengaruhnya pada berbagai kecerdasan anak (multipel inteligen)
Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan sejak janin didalam
kandungan terutama sampai umur 2 tahun, karena pertumbuhan cabang-cabang sel otak sangat
cepat sampai umur 2 tahun, kemudian melambat.
2. IMUNISASI yang teratur dan lengkap dapat mencegah sakit berat, kematian atau cacat
yang dapat menghambat proses tumbuh kembang, kecerdasan, kreativitas dan perilaku yang baik
4. Proses belajar bayi dan balita adalah dengan : mendengar, melihat, merasakan,
mengingat, mencoba, mengulang, membandingkan, menggabungkan dan membiasakan. Oleh karena
itu dalam proses bermain pengasuh harus memberikan CONTOH-CONTOH YANG BAIK DAN
9
BENAR berupa ucapan, perkataan, dan perilaku, karena akan diingat, ditiru bahkan dikembangkan
oleh bayi atau balitanya
5. Cara melakukan stimulasi (bermain) harus disesuaikan dengan umur dan tahapan
tumbuh -kembang anak. Stimulasi dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan
bayi/balita, misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan,
menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur,
atau kapanpun dan dimanapun ketika anda dapat berinteraksi dengan balita anda. Selanjutnya dapat
ditambah melalui Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak dan sejenisnya.