Makalah Sejarah Dito
Makalah Sejarah Dito
DI KEPULAUAN INDONESIA
DISUSUN OLEH:
1
MENELUSURI PERADABAN AWAL
DI KEPULAUAN INDONESIA
DISUSUN OLEH:
DITO ADRIAN RISTAMA
X IPA 2 / 20
1
Halaman Pengesahan
Makalah ini ditulis untuk menunjang belajar siswa siswi kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri 6 Madiun Tahun 2018/2019
Mengetahui, Mengetahui,
Kepala SMAN 6 Madiun Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah melimpahkan
Rahmat dan Hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyusun karya ilmiah untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Karya ilmiah ini kami susun dengan bantuan dari beberapa pihak untuk itulah kami
mengucapkan terimakasih kepada :
Kami Berharap kritik dan saran dari pembaca karena masih banyak kekurangan dalam
karya ilmiah kami.
Semoga karya ilmiah kami yang jauh dari sempurna ini bermanfaat bagi kami semua.
3
DAFTAR ISI
Halaman Judu
.....................................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................iii
Daftar Isi...................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan..................................................................................1
BAB II Pembahasan.................................................................................3
BAB III Penutupan…………………………………………………….................................23
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………24
4
BAB I
Pendahuluan
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon,
artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat
yang lebih kompleks atau lebih maju. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history)
berarti masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht)
berarti sesuatu yang telah terjadi. Dalam bahasa Yunani disebut istoria, artinya
belajar. Dalam bahasa Belanda disebut distoria (pengetahuan). Dalam kamus umum
Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa
sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut :
1
1. Untuk mengetahui dan mempelajari peradaban awal di Indonesia.
2. Untuk mengetahui asal- usul nenek moyang bangsa Indonesia.
3. Untuk mengetahui corak kehidupan dan perkembangan teknologi pada masa
praaksara.
BAB II
PEMBAHASAN
2
"sejarah" yang bermakna aktivitas manusia di masa lalu. Jadi, kata prasejarah
bermakna sebelum ada aktivitas manusia. Padahal pada kenyataannya, manusia
pada saat itu sudah memiliki sejarah dan kebudayaan, meskipun belum mengenal
tulisan.
Adapun kata "praaksara" juga terdiri atas dua kata, yaitu "pra" dan "aksara".
Kata "pra" berarti sebelum, sedangkan kata "aksara" berarti tulisan. Dengan
demikian, praaksara dapat didefinisikan sebagai masa kehidupan manusia sebelum
mengenal tulisan. Oleh karena itu, prasejarawan sepakat untuk lebih menggunakan
kata praaksara daripada menggunakan kata prasejarah untuk mengungkap
kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Selain prasejarah, ada istilah lain
yang mirip dengan arti praaksara, yaitu nirleka. Kata "nir" artinya tanpa dan kata
"leka" artinya tulisan.
Awal mula peradaban manusia dimulai dengan banyak keterbatasan hingga
semakin hari semakin sempurna dan terus tambah sempurna. Namun tentunya
karena pada zaman tersebut belum mengenal tulisan maka sejarahnya tentu kita
dapatkan berdasarkan penemuan-penemuan yang berupa artefak-artefak yang
tertimbun di dalam berbagai lapisan tanah. Bisa berupa perkakas untuk mengolah
makanan, untuk berburu, dll sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan manusia
purba dulu. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa tahap perkembangan Indonesia
di zaman prasejarah atau sejarah Indonesia berikut penjelasannya.
3
meningkat. Interaksi perdagangan dan pelayaran yang mulai berkembang pada
masa ini juga memperkenalkan masyarakat dengan tulisan. Berkembangnya budaya
tulis ini yang menandai berakhirnya masa praaksara. Para ahli memperkirakan
masyarakat Indonesia mengakhiri masa praaksara sekira abad IV- V Masehi. Bukti
berakhirnya masa praaksara Indonesia adalah penemuan prasasti Yupa peninggalan
Kerajaan Kutai di Muara Kaman, Kalimantan Timur.
4
Benua Antartika, Afrika, I ndia, Australia, Asia, dan Amerika Selatan.
Sementara itu, Benua Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hiiau (Greenland)
masih berupa benua-benua kecil
5
Masa neozoikum dikenal dengan zaman kehidupan baru. Penyebutan
ini didasarkan pada kepunahanbinatang-binatang raksasa dan munculnya jenis
kehidupan baru yang mirip dengan makhluk hidup saat ini. Masa neozoikum
berlangsung sekitar 65-1,8 juta tahun lalu. Kehidupan pada masa
neozoikum dibedakan menjadi zaman tersier dan kuarter.
- Zaman Tersier
Zaman tersier berlangsung sekitar 65-1,8 juta tahun lalu. Pada zaman
tersier muncul primata dan burung tidak bergigi berukuran besar seperti
burung unta. Selain itu, muncul fauna laut seperti ikan, molusca, dan
echinodermata yang sangat mirip dengan fauna laut sekarang. Tumbuhan
berbungaterus berevolusi hingga menghasilkan banyak variasi seperti
semak belukar, tumbuhan merambat, dan rumput. Pada zaman tersier
hingga kuarter terjadi kemunculan serta kepunahan hewan dan tumbuhan
secara silih berganti. Rangkaian peristiwa ini terjadi karena perubahan
iklim global yang ekstrem.
- Zaman Kuarter
Zaman kuarter berlangsung mulai 1,8 juta tahun lalu. Zaman kuarter
dibedakan menjadi dua periode, yaitu kala pleistosen dan holosen. Kala
pleistosen dimulai sekitar 1,8 juta tahun lalu dan berakhir pada 10.000
tahun yang lalu. Kala pleistosen kemudian diikuti kala holosen yang
berlangsung sampaisekarang.
Pada kala pleistosen paling sedikit terjadi lima kali zaman es atau
zaman glasial. Pada zaman glasial sebagian besar wilayan Eropa, Amerika
Utara, dan Asia bagian utara tertutup es. Demikian juga dengan
Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia, dan Pegunungan Himalaya.
Pada zarnan ini mulai muncul kehidupan manusia. Manusia purba
(Homo erectus) muncul pada kala pleistosen. Manusia modern muncul pada
kala holosen. Flora dan fauna pada kala pleistosen sangat mirip dengan
6
flora dan fauna zaman sekarang. Pada zaman inilah kehidupan masa
praaksara di Indonesia dimulai yang ditandai dengan keberadaan manusia.
7
menjaga tempat ini, sejak tahun 1996 UNESCO menganugerahi tempat Sangiran
sebagai Situs Warisan Dunia.
Lokasi Museum Purbakala Sangiran mudah ditempuh dari Jogja atau Solo.
Letaknya di tengah-tengah kawasan persawahan Desa Krikilan, Sragen, sekitar 17
kilometer dari Kota Solo. Museum tersebut memiliki lebih dari 13.000 koleksi. Mulai
dari fosil manusia purba yang berdiri tegak, fosil hewan-hewan bertulang belakang,
batu bermineral hingga peralatan batu.
Dahulu sebelum kedatangan Von Koenigswald, Sangiran hanya dikenal sebagai
perbukitan tandus. Tahun 1934, peneliti dari Belanda ini menemukan sejumlah alat
serpih yang digunakan oleh manusia purba. Akademisi di seluruh dunia kemudian
mulai melirik Sangiran setelah Van Koenigswald menemukan fosil rahang bawah
Meganthropus Paleo Jawanicus yang disusul dengan penemuan fosil Pithecanthropus
erectus.Kemudian Sangiran menjadi lokasi berbagai fosil manusia purba dan fosil
beragam mahluk hidup. Hal tersebut membuat berbagai peneliti baik dari dalam
maupun luar negeri tertarik untuk menjelajahi lebih jauh mengenai tempat ini.
Museum Sagiran cocok untuk belajar mengenai bagaimana manusia berevolusi
serta belajar mengenai batu-batuan penyusun bumi. Serunya, ruangan museum ini
tertata dengan apik. Pengunjung dapat dengan mudah menemukan informasi
mengenai benda yang dipamerkan melalui panduan yang tersebar di seluruh bagian
museum.
Bangunan yang menempati wilayah seluas 16.675 meter persegi tersebut selain
memiliki ruang pameran juga dilengkapi laboratorium, ruang pertemuan, dan juga
penyimpanan fosil.
b. Trinil, Ngawi, Jawa Timur
Sebelum penemuannya di Trinil, Eugene Dubois mengawali temuan
Pithecantropus erectus di Desa Kedungbrubus, sebuah desa terpencil di daerah
Pilangkenceng, Madiun, Jawa Timur.
Desa itu berada tepat di tengah hutan jati di lereng selatan Pegunungan
Kendeng. Pada saat Dubois meneliti dua horizon/lapisan berfosil di Kedungbrubus
ditemukan sebuah fragmen rahang yang pendek dan sangat kekar, dengan sebagian
prageraham yang masih tersisa. Prageraham itu menunjukkan ciri gigi manusia bukan
gigi kera, sehingga diyakinibahwa fragmen rahang bawah tersebut milik rahang
hominid. Pithecantropus itu kemudian dikenal dengan Pithecantropus A.
Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah
administrasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tinggalan purbakala telah lebih dulu
ditemukan di daerah ini jauh sebelum von Koeningswald menemukan Sangiran pada
8
1934. Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa
penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan.
Penggalian Dubois dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini
ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang paha
(utuh dan fragmen) yan menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.
Tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinil sangat pendek tetapi memanjang
ke belakang. Volume otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera (600 cc) dan otak
manusia modern (1.200-1.400 cc). Tulang kening sangat menonjol dan di bagian
belakang mata, terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang belum
berkembang. Pada bagian belakang kepala terlihat bentuk yang meruncing yang
diduga pemiliknya merupakan perempuan. Berdasarkan kaburnya sambungan
perekatan antartulang kepala, ditafsirkan inividu ini telah mencapai usia dewasa.
Selain tempat-tempat di atas, peninggalan manusia purba tipe ini juga ditemukan
di Perning, Mojokerto, Jawa Timur; Ngandong, Blora, Jawa Tengah; dan
Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah. Temuan berupa tengkorak anak-anak berusia
sekitar 5 tahun oleh penduduk yang sedang membantu penelitian Koeningswald
danDuyfjes perlu untuk dipertimbangkan. Temuan itu menjadi bahan diskusi yang
menarik bagi para ilmuwan. Metode pengujian penanggalan potasium-argon yang
digunakan oleh Tengku Jakob dan Curtis terhadap batu apung yang terdapat disekitar
fosil tengkorak itu menunjukkan angka 1,9 atau kurang lebih 0,4 juta tahun. Pengujian
juga dilakukan dengan mengambil sampel endapan batu apung dari dalam tengkorak
dan menunjukkan angka 1,81 juta tahun. Hasil uji penanggalan-penanggalan tersebut
menjadi perdebatan para ahli dan perlu untuk dikaji lebih lanjut
c. Wajak
Wajak terletak di Tulungagung, Jawa Timur. Nama wajak mulai mengemuka
pada tahun 1889 saat B.D. Reitschoten menemukan sebuah fosil tengkorak. Fosil
tersebut kemudian diserahkan kepada C.P. Sluiter, kurator dari Koninklijke
Natuurkundige Vereeniging (perkumpulan ahli ilmu alam) di Batavia. Sluiter
kemudian menyerahkan fosil tengkorak wajak kepada Eugene Dubois.
Dubois menyisir tempat Rietschoten menemukan fosil tengkorak manusia yakni
di cekungan bebatuan sekitar Wajak. Disekitar tempat itu Dubois menemukan sisa
fosil reptil dan mamalia serta fosil tengkorak manusia meskipun tidak seutuh temuan
Rietschoten. Fosil temuan Dubois tersebut dinamakan Homo Wajakensis.
d. Flores
9
Flores merupakan salah satu pulau di gugusan Kepulauan Nusa Tenggara.
Penelitian kehidupan purba di Flores dimulai pada tahun 2003. Penelitian tersebut
dilakukan oleh beberapa ilmuwan dari Indonesia dan Australia. Tim Indonesia
dipimpin oleh Raden Soejono dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dari tim
Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New England. Pada
penggalian di Gua Lang Bua, Flores, para ilmuwan menemukan fosil manusia kerdil
atau hobbit yang diberi nama Homo Floresiensis.
10
Pithecanthropus Erectus adalah manusia purba yang memiliki daerah
persebaran paling luas di Indonesia. Ditemukan di Kedung Brubus, Trinil, dan
Ngawi. Ditemukan oleh Eugene Dubois. Bagian yang ditemukan adalah atap
tengkorak, tulang paha, rahang bawah, rahang atas, gigi lepas, dan tulang kering.
Ciri- ciri fisik :
- Badan tegap
- Hidung lebar
- Dagu tidak ada
- Terdapat tonjolan kening pada dahi
- Tulang tengkorak berbentuk lonjong
13
- Berasal dari teluk Tonkin Vietnam
- Termasuk kebudayaan mesolitikum/ bacson-hoabinh
Ciri fisik :
- Kulit hitam
- Badan kecil dan kekar
- Rambut keriting
- Mulut besar
- Hidung mancung
Sisa keturunannya di Siak di Riau, suku Kubu, dan anak dalam di Jambil, Papua
dan pulau-pulau Melanesia.
Ciri fisik :
- Kulit kuning
- Mata sipit
- Rambut lurus
- Badan tinggi ramping
- Mulut dan hidung sedang
Sisa keturunan di Suku Toraja, Sasak, Dayak, Nias, Batak, dan Kubu
2.9.3. Bangsa Melayu Muda atau Deutromelayu
Ciri- ciri :
- Dari lembah Songhong Vietnam
- Tergolong ras campuran
- Merupakan bangsa melayu tua yang telah bercampur dengan bangsa aria di
daratan Yunan
- Termasuk kebudayaan perunggu atau dongson
Ciri fisik :
14
- Mata lebat
- Badan tinggi kekar
- Bentuk mulut dan hidung sedang
- Sisa keturunan di suku Aceh, Minangkabau, Jawa, Bali, Bugis
15
Menyatakan bahwa manusia Indonesia berasal dari Taiwan. Teori ini di
dukung oleh Harry Truman Simanjuntak dan di tarik kesimpulan bahwa
keseluruhan bahasa yang digunakan suku di Indonesia memiliki rumpun yang sama
yaitu rumpun Autronesia.
Food Paleolitik
Messolitik
Gathering
Food Neolitik
Megalitik
Producing tembaga
perunggu
perundagian besi
a. Food Gathering
16
- Peralatan terbuat dari batu dan tulang
- Manusia pendukungnya pada masa pleistosen
b. Food Producing
c. Perundagian
17
Benda Penemu Tempat Fungsi
Kapak Von Pacitan Senjata, merimbas
perimbas Koenigswald kayu
Kapak Von Pacitan Menggali umbi,
genggam Koenigswald memotong, dan
menguliti binatang
Kebudayaan Ngandong
Benda Penemu Tempat Fungsi
Ujung Von Ngandong Menangkap ikan
tombak Koenigswald
Kalsedon Von Ngandung Hiasan dinding
Koenigswald
Belati Von Gua Sampung Mengorek ubi dan
Koenigswald keladi dari tanah
18
2.12.3. Neolitik (zaman batu )
Kebudayaan Kapak Persegi
Benda Penemu Tempat Fungsi
Beliung Robert Von Sumatra, Sebagai alat
Heine Geldern Jawa, Nusa pertanian
Tenggara,
Maluku,
Sulawesi, dan
Kalimantan
Tarah Robert Von Sumatra, Sebagai alat
Heine Geldern Jawa, Nusa pelengkap dalam
Tenggara, upacara ritual
Maluku,
Sulawesi, dan
Kalimantan
19
2.12.4. Zaman logam
Kebudayaan Dongson atau perunggu
Benda Penemu Tempat Fungsi
Kapak corong Sumatra Memotong kayu
selatan, Jawa,
Bali
Nekara Bali, NTT, Sarana upacara
Jawa Tengah, seperti upacara
Banten memanggil roh leluhur
dan memanggil hujan
Bejana Kerinci Tempat minum,
perunggu (Jambi), dan tempat upacara
Sampang
(Madura)
Arca perunggu Bangkinang Tempat
(Riau), penyembahan roh
Palembang
(Sumatra
Selatan), Bogor
(JaBar),
Lumajang
(JaTim)
Moko Pulau Alor Sebagai
perlengkapan upacara
dan tari-tarian adat
Barang Bogor, Bali, Alat tukar
perhiasan Malang
Senjata Menangkap ikan ,
mengupas buah
Besi
Benda Penemu Tempat Fungsi
Tombak Wonogiri, Besuki Membunuh antelop
Mata panah Dalam gua daerah Menangkap ikan
pantai atau sungai
Sabit Wonogiri Menyabit tumbuhan
Mata pisau Gunung kidul Memotong sebuah
benda
Kapak Bogor Perkakas memotong
kayu, senjata perang
Pedang Besuki dan Punung Alat perang
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia
purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu
zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba
karena adanya fosil dan artefak. Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari
zamannya yaitu zaman palaeolitikum, zaman mezolitikum, zaman neolitikum,
zaman megalitikum, zaman logam dibagi menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu
dan zaman besi. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah
Indonesia MeganthropusPaleojavanicus yaitumanusia purba bertubuh besar tertua
di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak.
Corak kehidupan prasejarah indonesia dilihat dari segi hasil kebudayaan
manusia prasejarah menghasilkan dua bentuk budaya yaitu : bentuk budaya yang
bersifat spiritual dan bersifat material; segi kepercayaan ada dinamisme dan
animisme; pola kehidupan manusia prasejarah adalah bersifat nomaden (hidup
berpindah-pindah dan bersifat permanen (menetap); sistem bercocok
tanam/pertanian; pelayaran; bahasa; food gathering dan menjadi food producing.
Homo Sapiensadalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang
sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia
sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis
kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
1. Homo Soloensis
2. Homo Wajakensis
Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu dan
zaman manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu. Zaman
batu terbagi dua tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan Zaman Batu
Baru (Neolithikum).
21
3.2. Saran
3.2.1. Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan
bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba
pada zaman dahulu.
3.2.2. Diharapkan bagi penulis lain untuk mencari referensi yang lebih relevan
sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna menciptakan karya tulis yang
lebih bermanfaat mengenai kehidupan manusia homo sapiens pada zaman
dahulu.
22
Daftar Pustaka
Abdullah, Taufik. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 1: Prasejarah.
Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Abdullah, Taufik. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 2: Kerajaan Hindu-
budha. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
23