PENDADULUAN
Permasalahan sosial dan kemasyarakatan yang terjadi akhir-akhir ini, sebagian besar
disebabkan oleh krisis karakter Sumber Daya Manusia.Setiap individu yang sudah
melewati berbagai sistem pendidikan, mulai dari pendidikan dalam keluarga, sosial,
masyarakat, sampai di pendidikan formal, kurang memiliki kualitas karakter yang
baik. Kesalahan ini bukan semata-mata terjadi dalam individu saja sebagai peserta
didik, akan tetapi sistem pendidikan yang diterapkan perlu mendapat perhatian yang
serius. Pendidikan yang hanya memperhatikan aspek kognitif dan mengabaikan aspek
afektif karena dianggap adalah aspek non akademik, adalah sebuah sistem pendidikan
yang gagal.
PENGERTIAN NILAI
Nilai adalah sebuah konsep abstrak yang dapat dilihat dan diamati pada saat nilai
tersebut dianut dipercayai dan dilakukan dalam kehidupan individu, keluarga maupun
sekelompok masyarakat.Nilai adalah sesuatu yang dianggap berharga, layak
dipercayai, sesuatu yang indah, berguna, membawa kehidupan manusia kepada
keluruharan dan kemuliaan hidup yang sesungguhnya.
Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya
tersenbunyi, tidak berada di dalam dunia yang empiris.Nilai berhubungan dengan
pandangan seseorang tentang baik dan buruk, indah dan tidak indah, layak dan tidak
layak, adil dan tidak adil, dan lain sebagainya.Pandangan seseorang tentang semua itu
tidak bisa diraba, kita hanya mungkin dapat mengetahuinya dari perilaku yang dalam
kehidupannya setiap hari. Pendidikan nilai pada dasarnya merupakan proses
penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan, oleh karenanya dapat
berperilaku sesuai dengan pandangan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku.
Pendidikan Agama Kristen adalah sebuah usaha yang bersifat pendidikan dan
pembelajaran kepada seluruh warga jemaat secara bertahap untuk mengenal Tuhan
Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi, yang dituliskan dalam Alkitab sebagai
sumber utama pembelajaran, dengan demikian setiap peserta didik memiliki
pengenalan yang benar akan anak Allah, kedewasaan penuh, dan keteguhan iman
dalam menghadapi berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan setiap hari,
sehingga dapat mengasihi sesama, dan menunjukkan perananannya di tengah
masyarakat luas. Dari definisi ini dapat dijelaskan bahwa pengertian PAK adalah:
Pendidikan jika ditinjau dari akar kataya berarti “menuntun atau memimpin ke luar“,
pengertian ini didasarkan dari bahasa Latin ducare. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia pendidikan berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan)
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003,
tentang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
PAK bukanlah sekedar kegiatan biasa, akan tetapi sebuah bentuk usaha sadar dari
lembaga gereja, sekolah, dan berbagai lembaga lainnya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Mengacu pada pegertian pendidikan yang ada di atas dalam pelaksanaan
PAK memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang. Pada saat
menyelenggarakan PAK diperlukan tujuan yang jelas, ada kurikulum, terdapat
rencana pokok pembelajaran, memiliki penjadwalan yang teratur, dan berbagai hal
lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Sebagai sebuah usaha kegiatan pendidikan maka di dalamnya perlu terdapat unsur-
unsur utama dalam pembelajaran, yaitu guru, peserta didik, kurikulum, strategi dan
metode pembelajaran, materi, sarana dan prasarana, pembiayaan, serta evaluasi.
Selain itu yang perlu dipikirkan adalah bahwa PAK harus berkelanjutan mulai dari
masa anak-anak, remaja, pemuda, dewasa lanjut usia, dengan pemberian materi yang
diatur dan direncanakan secara baik dan matang.
PAK adalah kegiatan pembelajaran yang terjadi dalam kehidupan orang percaya,
sehingga dalam pelaksanaannya semua warga jemaat perlu terlibat secara aktif dalam
kegiatan PAK ini. Gereja perlu mengadakan PAK mulai dari kategori anak-anak
sampai dengan dewasa dan lanjut usia. Selain itu pada pendidikan formal di sekolah
PAK juga menjadi salah satu bidang studi wajib yang diajarkan. Seluruh warga
jemaat adalah sasaran kegiatan PAK di gereja, atau sekolah di sepanjang rentang
kehidupannya.
Seorang anak yang sedang bertumbuh menjadi dewasa jika tidak dibimbing dalam
memahami dan melakukan iman kristennya akan menjadi generasi yang terhilang dan
tersesat. Atau kekristenannya dangkal karena tidak mempunyai dasar-dasar yang
kuat, dengan demikian akan mudah tergoda oleh tipu daya dunia dan pada akhirnya
meninggalkan iman Kristen.
Kenyataan di dalam kehidupan sehari-hari praktek PAK biasaya hanya terjadi pada
masa anak-anak melalui kegiatan sekolah minggu, kemudian dilanjutkan dengan
katekisasi pada usia remaja serta PAK di sekolah, setelah itu banyak gereja yang
tidak memiliki kegiatan PAK terencana dan berjalan dengan baik. dari hasil
penelitian studi DGI PAK hanya ditujukan pada anak-anak sampai kira-kira berusia
15 tahun saja yaitu melalui Katekisasi dan PAK disekolah-sekolah umum. Hanya
sebagian dari gereja-gereja mencantumkan rencana tujuan-tujuan PAK mereka dan
menyusun kurikulum dengan baik, akan tetapi sebagian besar dari gereja di Indonesia
tidak mempunyai kurikulum sama sekali. (Eli Tanya, 1999:151)
Para orang dewasa dan pemuda selepas katekisasi sudah tidak pernah lagi mendapat
PAK khusus, mereka menerima pengajaran Firman Tuhan hanya dalam kebaktian
umum setiap hari minggu. Hal ini adalah suatu kesalahan besar. Bagaimanapun
sulitnya Gereja harus sadar dan melaksanakan PAK kepada setiap tingkatan usia,
golongan orang secara terencana dengan administrasi dan kurikulum yang jelas.
Perlunya menyelenggarakan PAK Pemuda sampai dengan usia lanjut, adalah karena
pada usia ini justru berbagai persoalan dalam kehidupan semakin bertambah besar.
Pada usia ini jemaat juga diperhadapkan pada berbagai tantangan yang dapat
merongrong keteguhan iman percayanya. Kegiatan PAK yang berjalan dengan
sebuah perencanaan akan membawa kehidupan jemaat bukan saja memiliki
pengetahuan tentang kebenaran Firman Tuhan, akan tetapi Firman Tuhan yang
diterima dalam PAK dapat menjawab berbagai persoalan hidup yang sedang
dihadapi.
3. Sumber Utama Materi PAK adalah dari Alkitab
Alkitab adalah sumber pengajaran iman Kristen yang tertulis, diwahyukan oleh Roh
Kudus dan mejadi dasar serta sumber utama materi Pendidikan Agama Kristen. Tidak
dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
berdampak terhadap perkembangan Pendidikan Agama Kristen, permasalahannya
adalah apakah Alkitab masih tetap relevan sebagai sumber materi PAK, dan apakah
Alkitab masih dapat menjadi jawaban bagi berbagai persoalan di zaman modern ini?
Kegiatan Pendidikan harus megarah pada tujuan yang diharapkan. Tujuan ini
mengarah kepada peserta didik, sebagai sasaran pelaksanaan PAK. Hasil
pembelajaran diarahkan kepada meningkatnya aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang. Hasil yang diharapkan ini adalah sejumlah fakta
perubahan pola pikir dan tingkah laku yang terukur, terbukti serta dapat diamati.
Misalnya setelah melalui serangkaian kegiatan PAK pada jenjang atau kategori
tertentu peserta didik memiliki iman dan kepercayaan kepada kedudukan dan
fungsinya dalam kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat, memiliki kualitas
kehidupan rohani dewasa yang ditunjukkan dengan kesanggupannya untuk mengatasi
dan menyikapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan setiap hari. Hasil
belajar yang diharapkan perlu ditulis dan dirumuskan secara jelas dan terukur.
PAK yang Alkitabiah harus mendasarkan diri pada Alkitab sebagai Firman Allah dan
menjadikan Kristus sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya, yaitu
mendewasakan jemaat. Salah satu hasil yang perlu dipikirkan dalam praktek PAK di
gereja dan sekolah adalah seperti yang tertulis dalam Efesus 4:13, “Sampai kita
semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak
Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan
Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-
rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan.”
PAK harus dilaksanakan sampai peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman
kebenaran tentang Anak Allah yang benar dan sehat. Melalui perencanaan dan proses
pembelajaran yang sistematis hal ini akan terwujud. Selain itu mengalami
kedewasaan penuh yang dibuktikan dalam perubahan tingkah laku setiap hari,
bersikap dewasa, kuat, dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya,
sesuai dengan kasih karunia yang dianugrahkan oleh Tuhan Yesus.
Proses pengenalan akan Allah ini akan membawa peserta didik menuju kepada
pertumbuhan kerohanian yang dinamis. Hasilnya adalah peserta didik menjadi pribadi
yang kuat dan memiliki keteguhan iman sehingga tidak mudah di ombang-ambingkan
oleh rupa-rupa angin pengajaran. Setiap peserta didik diharapkan memiliki kekuatan
sikap dan tidak mudah terpengaruh oleh situasi dunia dengan berbagai pencobaan dan
tantangannya.
BAB II
Pengajaran memang tidak dititikberatkan pada hanya salah satu tugas panggilan
gereja, sebab berbicara tentang pengajaran sebenarnya mencakup ketiga panilan tugas
tersebut. Setiap tugas pangilan gereja sesunggunya harus mengandung unsur
pengajaran. Setiap persekutuan pelayanan serta kesaksian yang dilakukan mengjarkan
kepada setiap anggotanya bagaimana kehidupan sesunggunya dari gereja.
Gereja ditugaskan untuk mengajarkan kepada semua bangsa segala sesuatu yang telah
Yesus perintahkan (Mat. 28:18-20). Pengajaran yang dilakukan gereja haruslah
menyebabkan pengetahuan, pengertian serta perubahan untuk mencapai kedewasaan
penuh dalam Kristus (Ef. 4:11-16). Kristus adalah Guru Agung, Dia adalah teladan
yang sempurna dalam segala bentuk pelayanan termasuk di dalamnya mengajar,
sebab Dia sendiri melakukan apa yang Ia ajarkan dan apa yang Ia ajarkan, itu pula
yang Ia lakukan. Penulis Didakhè mengatakan dengan tajam, bahwa setiap nabi yang
tidak melakukan kebenaran yang ia ajarkan adalah nabi palsu (11:10).
Hieronimus (345-420).
Augustinus (345-430)
G Homrighausen (1955).
PAK adalah pendidikan yang melaluinya “segala pelajar, tua dan muda
memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri dan oleh dan
dalam Dia mereka terhisap pula pada persekutuan jemaat-Nya yang mengakui
dan mempermuliakan Nama-Nya di segala waktu dan tempat”.
Clement Suleeman/ Lee Sian Hui (1980)
Dari pengertian beberapa ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pusat
Pendidikan Agama Kristen adalah Allah sendiri dengan kedewasaan iman jemaat-
Nya sebagai tujuannya. Para pelajar PAK sendiri, pada dasarnya para ahli di atas
setuju bahwa semua warga jemaat adalah pelajar, kendatipun Marthin Luther
menekankan kekhususan dari kaum muda. Sejalan dengan tugas ini, maka dapatlah
dimengerti bahwa di mana gereja ada, disitu pula gereja melaksanakan tugas
mengajar ini. Sehingga bisa dikatakan PAK ada dimana gereja ada yakni di
rumah/keluarga, di sekolah, juga di gereja yang dalam pengertian gereja lokal.
Perbedaan kemampuan dan kebutuhan dari tingkat usia inilah yang menuntut adanya
perhatian khusus oleh gereja. Sehingga dalam pelaksanaannya, kita mengenal
berbagai kategori dalam PAK yakni PAK untuk anak-anak (usia 0-11 tahun), PAK
untuk Remaja (usia 12-17 tahun), dan PAK untuk orang dewasa (usia 18 tahun ke
atas). Bahkan dalam PAK untuk orang dewasa masih juga dibagi dalam 3 kelompok
yakni kelompok dewasa muda (usia 18-34 tahun), dewasa menengah (usia 35-60
tahun) dan dewasa lanjut usia (usia 60 tahun ke atas). Di samping PAK untuk orang
dewasa, ada juga PAK dalam keluarga. Setiap kategori usia membutuhkan
pendekatan pendidikan berdasarkan ciri khas dari perkembangannya.