Anda di halaman 1dari 44

Judul : Meningkatkan pelayanan pasien di instalasi gawat darurat

dengan menurunkan angka keterlambatan konsulen RSUD


Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Nama GKM : KEREN ( komitmen, edukatif, responsif, empatik, nasionalis )

GKM dibentuk : 29 April 2019


Waktu Pertemuan : Setiap Sabtu jam 08. 00 – 09. 00
Periode Kegiatan : 02 Mei – 31 Agustus 2019
Unit Kerja : KSM Dokter Umum
Instansi : RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto , Jln.Dr. Gumbreg
No. 1 Purwokerto
Jawa Tengah Telp. (0281) 632708
Produk yang dihasilkan : Perbaikan waktu tunggu konsul kepada konsulen (DPJP)
Fasilitator : dr. Adhitya Ariesta
Kehadiran : Rata-rata 90 %
Frekuensi Pertemuan : 16 kali
Anggota TIM :

TEMA YANG TELAH


IDENTITAS TIM
DISELESAIKAN
1. Fasilitator dr. Adhitya Ariesta
2. Ketua dr. Affan Sodik Sabda
3. Sekretaris dr. Utiya Nur Laili

1. Dr. Angkat Prasetya Abdi


4. Anggota 2. Dr. Karindra Aji H
3. Dr. Elma Laeni B

-1-
STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR

WADIR UMUM DAN WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR


KEUANGAN PELAYANAN PENUNJANG DAN
PENDIDIKAN

BIDANG BIDANG BIDANG MUTU DAN


PELAYANAN PERAWATAN KERJASAMA

KELOMPOK STAF INSTALASI BIDANG/BAGIAN/IN


MEDIS DILINGKUP WADIR STALASI TERKAIT
PELAYANAN

GKM
KEREN

Alur Proses Sebelum GKM:

MULAI

KONSULTASI DR JAGA KE
KONSULEN

TIDAK
TERHU
BUNG? D

YA

PENANGANAN PASIEN

Seelesai

-2-
VISI RSMS

 Sebagai rumah sakit pusat rujukan pelayanan kesehatan sub spesilisttik dan pendidikan
profesi yang berkualitas

MISI RSMS

 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan sub spesialistik


 Menyelenggarakan pendidkan, pelatihan dan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan
 Mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan professional
dan kesejahteraan.
 Mengembangkan sarana dan prasarana yang unggul, tepat dan aman
 Mengembangkan system manajemen yang handal, transparan, akuntabel, efektif dan efisien

TUGAS POKOK

 Menyelenggarakan pelayanan di bawah koordinasi wakil direktur pelayanan dan kerjasama

-3-
JADWAL RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN GKM KEREN
PERIODE MEI 2019 – AGUSTUS 2019

MEI JUNI JULI AGUSTUS


LANGKAH KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

l
1 Menentukan Tema dan Judul

l l
2 Mencari Penyebab Masalah
 
l l
3 Menguji Penyebab Dominan
 
Rencana Perbaikan dan Penetapan Target l l l
4
Melaksanakan Perbaikan   
Meneliti Hasil l l l
5
  
Standarisasi l l l
6
  
l l
7 Menentukan Tema Berikutnya
 

Keterangan :
l: Rencana
: Realisasi

-4-
LANGKAH I

1.1. Inventarisasi Masalah


Inventarisasi masalah : 3 dan 4 Mei 2019
Pengumpul data : dr. Affan Sodik
Tempat : Instalasi Gawat Darurat
Keterangan : Identifikasi masalah

Berdasarkan curah pendapat pada pertemuan pertama gugus menemukan masalah sabagai
berikut:

NO MASALAH PEMBERI IDE


1. Rendahnya angka kelengkapan dokumen Affan
pengkajian awal pasien ≤ 24 jam
2. WT operasi elektif yang masih panjang Angkat
3. WT operasi ≤ 30 menit yang belum tercapai Karindra
4. Keterlambatan konsulen pasien IGD yang Utiya
masih tinggi
5. Pemberi pelayanan persalinan dengan SC yang Angkat
masih rendah
6. Seringnya pasien IGD tertunda masuk IRNA Utiya
7. Banyaknya form edukasi yang tidak di isi Karindra
lengkap
8. Banyaknya pasien titipan di ruang rawat Affan
9. Rendahnya kepatuhan penandaan operasi Utiya
10. Rendahnya kepatuhan dokter menerapkan 6 Karindra
langkah prosedur cuci tangan
11. Rendahnya kepatuhan perawat dalam Angkat
assesmen pasien resiko jatuh di RI
12. Rendahnya kepatuhan petugas terhadap Utiya
pelaksanaan 5 moment hand higine
13. Rendahnya ketepatan waktu pelaporan Affan
indikator mutu pelayanan

-5-
1.2. Menentukan Tema

Hasil kajian data dan Observasi

NO MASALAH SKOR
1. Rendahnya angka kelengkapan dokumen 58 %
pengkajian awal pasien ≤ 24 jam
2. WT operasi elektif yang masih panjang 5 Hari
3. WT operasi ≤ 30 menit yang belum tercapai 65,7 %
4. Keterlambatan konsulen pasien IGD yang 38,9 %
masih tinggi
5. Pemberi pelayanan persalinan dengan SC yang 56 %
masih rendah
6. Seringnya pasien IGD tertunda masuk IRNA 70 %
7. Banyaknya form edukasi yang tidak di isi 15 %
lengkap
8. Banyaknya pasien titipan di ruang rawat 60 %
9. Rendahnya kepatuhan penandaan operasi 17 %
10. Rendahnya kepatuhan dokter menerapkan 6 15 %
langkah prosedur cuci tangan
11. Rendahnya kepatuhan perawat dalam 10 %
assesmen pasien resiko jatuh di RI
12. Rendahnya kepatuhan petugas terhadap 20 %
pelaksanaan 5 moment hand higine
13. Rendahnya ketepatan waktu pelaporan 70 %
indikator mutu pelayanan

Menentukan Prioritas

Berdasarkan hasil kesepakatan gugus hanya akan mengambil 5 masalah


yang akan dibahas pada GKM ini, yaitu:

NO MASALAH SKOR
1. Rendahnya kepatuhan perawat dalam 10%
assesmen pasien resiko jatuh di RI
2. Rendahnya kepatuhan penandaan operasi 17%
3. Rendahnya kepatuhan petugas terhadap 20%
pelaksanaan 5 moment hand higine
4. Keterlambatan konsulen pasien IGD yang 38,9%
masih tinggi
5. Rendahnya ketepatan waktu pelaporan 72%
indikator mutu pelayanan

-6-
A. Prioritas Masalah
Dengan metode curah pendapat, maka proritas masalah disepakati berdasarkan
tingkat kepentingan, mudah mengatasi, efisiensi waktu, pengaruh terhadap kualitas, dan
efisiensi biaya

PENGARUH PRI
FAKTOR PENYEBAB MUDAH EFISIENSI JUM
NO PENTING TERHADAP BIAYA ORI
MASALAH DIATASI WAKTU LAH
KUALITAS TAS

Rendahnya
kepatuhan
perawat dalam
assesmen pasien
resiko jatuh di RI
1 1 2 3 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 40 IV
Rendahnya
kepatuhan
penandaan
2 operasi 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 1 2 3 2 3 1 2 2 3 47 II
Rendahnya
kepatuhan
petugas terhadap
pelaksanaan 5
moment hand
higine
3 1 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 38 III
Keterlambatan
konsulen pasien
IGD yang masih
tinggi

4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 2 3 3 51 I
Rendahnya
ketepatan waktu
5 pelaporan 1 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 36 V
indikator mutu
3. sangat 3. sangat 3. sangat 3. sangat 3. sangat
penting mudah cepat berpengaruh murah
2.
2. penting 2. mudah 2. cepat 3. murah
berpengaruh
1. kurang 1. kurang
1. sulit 1. lambat 1. mahal
penting berpengaruh

-7-
B. Stratifikasi Prioritas Masalah

NO MASALAH FREKUENSI % % KUMULATIF

Keterlambatan konsulen
1. pasien IGD yang masih 51 37,5 37,5
tinggi
Rendahnya kepatuhan
2. 47 34,5 72
penandaan operasi
Rendahnya kepatuhan
petugas terhadap
3. 38 27,94 100
pelaksanaan 5 moment
hand higine

C. Diagram Pareto

100 100
90
80
70 72
60
50 37,5
51
40 47
30 38
20
10
0
1 2 3

Kesimpulan :

Berdasarkan diagram pareto prioritas masalah, maka gugus sepakat untuk


membahas masalah no. I yaitu banyaknya kasus yang variatif. Untuk itu tema yang TIM
ambil adalah : Meningkatkan pelayanan pasien di instalasi gawat darurat dengan
menurunkan angka keterlambatan konsulen RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto

-8-
D. Menentukan Judul
Berdasarkan hasil observasi ada beberapa factor yang mempengaruhi terhadap
keterlambatan konsulen:

NO Faktor Yang Berpengaruh Pemberi Ide

1. Konsulen sulit dihubungi Utiya


2. Kebijakan coas yang konsul Angkat
3. Menunggu hasil Pemeriksaan Penunjang Karindra
4. Konsulen tidak semua on site Affan
5. Waktu konsul (malam hari sulit) Angkat
6. Media konsul (variatif) Karindra
7. Jumlah konsulen (DPJP tunggal) Utiya
8. Inkonsistensi jadwal (ganti jadwal DPJP) Affan
Kewenangan dokter jaga dalam hal Karindra
9.
mengambil keputusan
Kurangnya komunikasi antara DPJP Angkat
10.
dengan dokter jaga
11. Konsulen berjenjang belum tertulis Affan

TIM GKM melakukan observasi di IGD dengan hasil sebagai berikut:

NO Faktor Yang Berpengaruh Jumlah Kejadian

1. Konsulen sulit dihubungi 8 / hari


2. Kebijakan coas yang konsul 3 / hari
3. Menunggu hasil Pemeriksaan Penunjang 5 / hari
4. Konsulen tidak semua on site 6 / hari
5. Waktu konsul (malam hari sulit) 7 /hari
6. Media konsul (variatif) 5 / hari
7. Jumlah konsulen (DPJP tunggal) 5 / hari
8. Inkonsistensi jadwal (ganti jadwal DPJP) 6 / hari
Kewenangan dokter jaga dalam hal
9. 5 / hari
mengambil keputusan
Kurangnya komunikasi antara Dokter Jaga
10. 4 / hari
dengan DPJP
11. Konsulen berjenjang belum tertulis 7 / hari
12. Kebijakan atar SMF tidak sama 2 / hari

-9-
Dari data di atas, makaTim GKM sepakat menentukan judul yaitu Perbaikan waktu tunggu
pasien di Instalasi Gawat Darurat dengan meningkatkan kecepatan waktu konsul pasien
kepada DPJP tercapai <2jam untuk 10 % .Selama Bulan MEI – AGUSTUS 2019

Alasan pemilihan judul ditinjau dari Q, C, D, S, danM:

Q (Quality) :
Meningkatkan kecepatan penanganan di IGD untuk tindaklanjut prosedur berikutnya

C (COST) :
Meminimalkan biaya perawatan

D (Delivery):
Mencegah terjadinya pasien terlantar dan tidak tertangani

S (Safety):
Aman bagi pasien dan petugas
 Bagi pasien : Pasien segera mendapatkan penanganan /pengobatan.
 Bagi petugas : Meminimalkan resikokeselamatan petugas

M (Moral) :
Memberikan rasa nyaman, aman, semangat dan empaty.

Fasilitator Ketua TIM

dr. Adhitya Ariesta dr. Affan Sodik Sabda


NIP. 19640515 198412 2002 NIP. 19900121 201902 1 005

Mengetahui, Mengetahui,
Wakil Direktur Pelayanan Direktur

Dr. Moh. Targib Sp.BS Dr. Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B


NIP. 19610225 198703 1 007 NIP. 19620208 198901 1 001

- 10 -
LANGKAH II
MENCARI PENYEBAB MASALAH
Periode : 8 Mei s/d 19 Mei 2019
Pengumpul data : dr. Karindra Aji
Pelaksana Pengisian : Seluruh anggota
2.3 Diagram Tulang Ikan
Manusia

Konsulen
sulit
Kurangnya dihubungi Konsulen tidak
komunikasi semua onsite
antara DPJP
Lingkungan dengan dokter
jaga

Jumlah konsulen
Inkonsistensi (DPJP tunggal)
Waktu konsul jadwal (ganti
(malam hari sulit) jadwal DPJP)
Money

Waktu
konsul
en
Aerocom+ lama
Laborat
Kebijakan
Aerocom x sample diantar
antar SMF
tidak sama
Pemeriksaan
Penunjang Aturan KSM coas
yang konsul
Media konsul
(variatif)
Radiologi
Sarana

Kewenangan Konsulen
dokter jaga dalam berjenjang
hal mengambil
Metode keputusan
belum tertulis
AKIBAT
SEBAB
- 11 -
2.2 Inventarisasi Masalah
Dari curah pendapat diperoleh beberapa faktor penyebab keterlambatan konsulen.

NO Faktor Yang Berpengaruh Pemberi Ide


1. Konsulen sulit dihubungi Utiya
2. Kebijakan coas yang konsul Angkat
3. Menunggu hasil Pemeriksaan Penunjang Karindra
4. Konsulen tidak semua on site Affan
5. Waktu konsul (malam hari sulit) Angkat
6. Media konsul (variatif) Karindra
7. Jumlah konsulen (DPJP tunggal) Utiya
8. Inkonsistensi jadwal (ganti jadwal DPJP) Affan
9. Kewenangan dokter jaga dalam hal mengambil keputusan Karindra
10. Kurangnya komunikasi antara DPJP dengan dokter jaga Angkat
11. Konsulen berjenjang belum tertulis Affan
12. Kebijakan antar SMF tidak sama Utiya

2.3 Stratifikasi Faktor Penyebab Masalah

FAKTOR
NO PENYEBAB MASALAH
PENYEBAB
 Konsulen sulit dihubungi
 Konsulen tidak semua onsite
1. Manusia
 Jumlah konsulen (DPJP tunggal)
 Inkonsistensi jadwal (ganti jadwal DPJP)
 Aturan KSM coas yang konsul
 Konsulen berjenjang belum tertulis
 Kewenangan dokter jaga dalam hal mengambil
2. Metoda
keputusan
 Menunggu hasil Pemeriksaan Penunjang
 Kebijakan antar SMF tidak sama
 Kurangnya komunikasi antara DPJP dengan dokter
3. Lingkungan jaga
 Waktu konsul (malam hari sulit)
4. Sarana  Media konsul (variatif)

- 12 -
2.4 Analisa Kausa (Why – Why Diagram)

N FAKTOR
WHY 1 WHY 2 WHY 3 WHY 4 WHY 5
O PENYEBAB

 Konsulen sulit Pelayanan ditempat Adanya klinik dan Keterbatasan jumlah Masyarakat
dihubungi lain rumah sakit swasta dokter konsulen membutuhkan
 Konsulen tidak semua Kesejahteran lebih
Keterbatasan jumlah Distribusi dokter Konsulen memilih kota baik
onsite dokter konsulen konsulen tidak merata besar yang prospektif

1. Manusia  Jumlah konsulen Keterbatasan jumlah Distribusi dokter Konsulen memilih kota Kesejahteran lebih
dokter konsulen konsulen tidak merata besar yang prospektif baik
(DPJP tunggal)
 Inkonsistensi jadwal Kurang komunikasi
Kurangnya kepatuhan
terhadap ketentuan
(ganti jadwal DPJP) antar anggota SMF
SMF
 Konsulen sulit Media komunikasi Ada kegiatan diluar
banyak hambatan Respon lambat Waktu (saat) istirahat kota (jauh jangkaunya)
dihubungi
 Kurangnya komunikasi Kesenjangan antar Rasa segan atau Karakter konsulen yang Ketidaknyamanan
antara DPJP dengan profesi enggan berbeda dalam komunikasi
2. Lingkungan dokter jaga
 Waktu konsul (malam Waktu istirahat Beban kerja yang Keterbatasan tenaga
berlebihan konsulen
hari sulit)
 Aturan KSM coas Rumah sakit Pembelajaran Fungsi control dan Meningkatkan skill
yang konsul pendidikan mahasiswa bimbingan
Aturan yang belum
Dokter memilih
 Konsulen berjenjang jelas dan tidak
kunseulen yang
belum tertulis tersosialisasi dengan
kooperatif
3. Metoda baik
 Kebijakan antar SMF Karakter personal Memiliki kepentingan
tidak sama berbeda yang berbeda
 Kewenangan dokter Belum ada aturan
Rumah Sakit rujukan
jaga dalam hal tentang batas
spesialistik
mengambil keputusan kewenangan dokter jaga
Media konsul bermacam Belum ada aturan baku Tidak cepat ditangapi
4. Sarana  Media konsul (variatif) macam jenisnya media yg digunakan
 Menunggu hasil Hasil pemeriksaan Sarana transfer tidak Belum tersosialisasinya
Pemeriksaan penunjang lama (tidak Kurang SDM maksimal SPO pemeriksaan
Penunjang sesuai SPM) penunjnag dengan baik

- 13 -
2.5 Penentuan Penyebab Dominan

Berdasar diagramtulang ikan, Tim memadukan ide kemudian mengadakan


pembobotan untuk menentukan penyebab masalah yang dianggap paling dominan menurut
anggota Tim. Pembobotan ini dilakukan dengan metode Nominal Group Techniques (NGT).
Hasil Pembootan itu disampaikan sebagai berikut :

FAKTOR
Sri PERING
NO PENYEBAB Setyo Vero Haryani TOT.
Mulyani KAT
MASALAH
Konsulen sulit
1. 10 10 8 10 38 I
dihubungi
Konsulen tidak
2. 6 6 4 6 22 V
semua onsite
Inkonsistensi
3. jadwal (ganti jadwal 8 8 8 10 32 II
DPJP)
Konsulen
4. berjenjang belum 6 8 6 8 30 III
tertulis
Waktu konsul
5. 8 6 6 6 28 IV
(malam hari sulit)
Menunggu hasil
6. Pemeriksaan 4 4 4 6 18 VI
Penunjang
10 : Sering 4 : Tidak pernah
Nilai Pembobotan 8 : Cukup sering
6 : Kadang kadang

Penenetapan NGT
Rumus : ½n+1 = ½ (6) + 1

= 3+1

= 4

Berdasarkan hasil penetapan NGT gugus menyimpulkan yang menjadi faktor penyebab
dominan adalah :

1. Konsulen sulit dihubungi


2. Inkonsistensi jadwal (ganti jadwal DPJP)
3. Konsulen berjenjang belum tertulis
4. Waktu konsul malam hari

- 14 -
Analisa Penyebab Dominan Masalah

FAKTOR SEBAB YANG KESIMPULAN


NO AKIBAT
PENYEBAB MUNGKIN SEMENTARA
Konsulen sulit
Pasien terlambat Penanganan pasien jadi
dihubungi
terdiagnosa lama
1. Manusia Inkonsistensi
Memerlukan waktu
jadwal (ganti Penanganan pasien jadi
lama untuk ketemu
jadwal DPJP) lama
konsulen
Konsulen Memerlukan waktu
Penanganan pasien jadi
2. Metode berjenjang belum lama untuk ketemu
lama
tertulis konsulen
3. Lingkungan
Waktu konsul
Pasien terlambat Penanganan pasien jadi
malam hari
terdiagnosa lama

Fasilitator Ketua TIM

dr.Adhitya Ariesta dr. Affan Sodik Sabda


NIP. 19640515 198412 2002 NIP. 19900121 201902 1 005

Mengetahui, Mengetahui,
Wakil Direktur Pelayanan Direktur

Dr. Moh. Targib Sp.BS Dr.Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B


NIP. 19610225 198703 1 007 NIP. 19620208 198901 1 001

- 15 -
LANGKAH III
MENGUJI PENYEBAB DOMINAN
Periode : 21 Mei s/d 1 Juni 2019
Pengumpul Data : dr. Utiya Nur Laili
Pelaksana : Seluruh anggota

Setelah dilakukan metode memadukan ide malalui Nominal Group Technique (NGT), telah
ditemukan penyebab dominan yang diduga berpengaruh terhadap persalinan lama yaitu :
1. Konsulen sulit dihubungi
2. Inkonsistensi jadwal (ganti jadwal DPJP)
3. Konsulen berjenjang belum tertulis
4. Waktu konsul malam hari

Penyebab dominan yang diduga sebagai variabel pengaruh (x), sedangkan “Waktu tunggu
kunsul” sebagai variabel terpengaruh (y). Untuk melihat seberapa kuat pengaruh penyebab-
penyebab tersebut terhadap konsulen lama, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melaksanakan observasi terhadap konsulen (teknik pengambilan sampelnya adalah purposive
sampling)
2. Mengolah data untuk menguji hipotesa, yakni :
a. Menghitung koefisien korelasi (r), yakni nilai untuk mengukur hubungan antara hubungan
penyebab (x) dengan akibat (y)

 n (  xi y i )  (  xi  y i )
r=
{n ( xi )  ( xi ) 2 }  {n ( y i )  ( y i ) 2 }
2 2

b. Menyusun diagram korelasi (scatter diagram)


c. Menghitung koefisien determinasi (r2), yakni untuk mengukur besarnya kontribusi penyebab
(x) terhadap variasi naik turunnya akibat (y)
d. Melakukan pengujian bermakna atas tingkat korelasi penyebab terhadap akibat
menggunakan uji t, dengan tingkat nyata sebesar  =0,05

r n2
t0=
1 r2

e. Menyusun grafik pai (pie chart)

3.1 Pengujian Hipotesa


Hipotesis (Ho) = Ada korelasi antara Konsulen sulit dihubungi (x) dengan Waktu
tunggu kunsul (y)

Hipotesis (Hi) = Tidak ada korelasi antara Konsulen sulit dihubungi (x) dengan
Waktu tunggu kunsul (y)

Metoda observasi
x = Konsulen sulit dihubungi
y = Waktu tunggu kunsul

- 16 -
Tgl X Y
1 8 6
2 7 4
3 7 3.5
4 8 4
5 8 5
6 6 3
7 6 2.5
8 8 4
9 7 6
10 6 5
11 6 3
12 8 6
13 7 5
14 6 2.5
15 6 3
16 8 6
17 8 5
18 6 3
19 6 3.5
20 8 6
21 8 5
22 8 6
23 8 4
24 7 5
25 6 3.5
26 5 5
27 8 6
28 6 3
29 6 3.5
30 7 4.5

Perhitungan koefisien korelasi (r) dengan menggunakan SPSS 11.0 for Windows,
menghasilkan nilai :

r = 0,655

- 17 -
Koefisien determinasi (r2) = 0,430
(Besar kontribusi =0,430 x 100 % = 43,00 %)

r n2
t0 =
1 r2

0,655 30  2
=
1  0,650 2

3,4659
=
1  0,570975

3,4659
=
0,7556

= 4,586

t0,05(28) =1,7011
to = 4,586> t 0,05 (28) > 1,7011

Artinya terdapat korelasi antara konsulen sulit dihubungi dengan waktu konsul (Ho diterima)
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara konsulen sulit dihubungi dengan
waktu konsul, dengan besarnya kontribusi konsulen sulit dihubungi terhadap waktu konsul
sebesar 43%.

- 18 -
3.2 Pengujian Hipotesa
Hipotesis (Ho) = Ada korelasi antara Inkonsistensi jadwal jaga konsulen (x) dengan
lama waktu konsultasi pasien (y)

Hipotesis (Hi) = Tidak ada korelasi antara Inkonsistensi jadwal jaga konsulen (x)
dengan waktu tunggu konsul (y)

Metoda observasi
x = Inkonsistensi jadwal jaga
y = Lama waktu konsultasi pasien

NO X Y
1 4 6
2 5 4
3 3 3.5
4 4 4
5 5 5
6 4 3
7 3 2.5
8 4 4
9 4 6
10 5 5
11 4 3
12 4 6
13 4 5
14 3 2.5
15 3 3
16 5 6
17 4 5
18 4 3
19 3 3.5
20 4 6
21 4 5
22 5 6
23 4 4
24 5 5
25 3 3.5
26 4 5
27 5 6
28 3 3
29 4 3.5
30 3 4.5

Perhitungan koefisien korelasi (r) dengan menggunakan SPSS 11.0 for Windows,
menghasilkan nilai :

r = 0,618

- 19 -
Koefisien determinasi (r2) = 0,382
(Besar kontribusi =0,382 x 100 % = 38,20 %)

r n2
t0 =
1 r2

0,618 28
=
1  0,618 2

3,2701
=
0,7862

= 4,160

t0,05(28) =1,7011

to = 4,160> t 0,05 (28) > 1,7011

Artinya terdapat korelasi antara Inkonsistensi jadwal dengan waktu konsul (Ho diterima)
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara Inkonsistensi jadwal dengan waktu
konsul, dengan besarnya kontribusi Inkonsistensi jadwal terhadap waktu konsul sebesar
38,20%.

- 20 -
3.3 Pengujian Hipotesa
Hipotesis (Ho) = Ada korelasi antara Konsulen berjenjang belum tertulis (x) dengan
waktu tunggu konsul (y)

Hipotesis (Hi) = Tidak ada korelasi antara Konsulen berjenjang belum tertulis (x)
dengan waktu tunggu konsul (y)

Metoda observasi
x = Konsulen berjenjang belum tertulis
y = Waktu tunggu konsul

NO X Y
1 4 6
2 3 4
3 4 3.5
4 4 4
5 4 5
6 2 3
7 3 2.5
8 3 4
9 6 6
10 4 5
11 3 3
12 4 6
13 4 5
14 3 2.5
15 3 3
16 4 6
17 4 5
18 3 3
19 4 3.5
20 4 6
21 4 5
22 4 6
23 4 4
24 5 5
25 3 3.5
26 5 5
27 3 6
28 4 3
29 3 3.5
30 3 4.5

Perhitungan koefisien korelasi (r) dengan menggunakan SPSS 11.0 for Windows,
menghasilkan nilai :

r = 0,580

- 21 -
Koefisien determinasi (r2) = 0,336
(Besar kontribusi = 0,336x 100 % = 33,60%)

r n2
t0 =
1 r2

0.580 30  2
=
1  0,5802

3,0691
=
0,8146

= 3,768

t0,05(28) =1,7011
to = 3,768> t 0,05 (28) > 1,7011

Artinya terdapat korelasi antara konsulen berjenjang belum tertulis dengan waktu konsul (Ho
diterima)
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara konsulen berjenjang belum tertulis
dengan waktu konsul, dengan besarnya kontribusi konsulen berjenjang belum tertulis
terhadap waktu konsul sebesar 33,60%.

- 22 -
3.4 Pengujian Hipotesa
Hipotesis (Ho) = Ada korelasi antara waktu konsul malam hari (x) dengan waktu
tunggu konsul (y)

Hipotesis (Hi) = Tidak ada korelasi antara waktu konsul malam hari (x) dengan
waktu tunggu konsul (y)

Metoda observasi
x = Waktu konsul malam hari
y = Waktu tunggu konsul

NO X Y
1 4 6
2 2 4
3 1 3.5
4 2 4
5 3 5
6 3 3
7 3 2.5
8 3 4
9 3 6
10 3 5
11 2 3
12 4 6
13 5 5
14 3 2.5
15 3 3
16 3 6
17 3 5
18 2 3
19 3 3.5
20 4 6
21 3 5
22 2 6
23 2 4
24 3 5
25 3 3.5
26 4 5
27 4 6
28 2 3
29 2 3.5
30 2 4.5

Perhitungan koefisien korelasi (r) dengan menggunakan SPSS 11.0 for Windows,
menghasilkan nilai :

r = 0,488

- 23 -
Koefisien determinasi (r2) = 0,238
(Besar kontribusi =0,238x 100 % = 23,8 %)

r n2
t0 =
1 r2

0,488 28
=
1  0,488 2

2,5823
=
0,7619

2,5823
=
0,8728

= 2,958

t0,05(28) =1,7011

to = 2,958> t 0,05 (28) > 1,7011

Artinya terdapat korelasi antara Waktu konsul malam hari dengan waktu konsul (Ho diterima)
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara Waktu konsul malam hari dengan
waktu konsul, dengan besarnya kontribusi Waktu konsul malam hari terhadap waktu konsul
sebesar 23,80%.

- 24 -
3.5 Menyusun Diagram Pai (Pie Chart)

Tabel Koefisien Korelasi penyebab

AKAR KOEFISIEN
NO % DERAJAT
PENYEBAB KORELASI

1. r1 0,655 27,98 100,73


2. r2 0,618 26,40 95,04
3. r3 0,58 24,78 89,19
4. r4 0,488 20,85 75,04
2,341 100 360

Keterangan :
r1 : Konsulen sulit dihubungi
r2 : Inkonsistensi jadwal jaga
r3 : Aturan konsul berjenjang belum tertulis
r4 : Waktu konsul malam hari

Diagram Koefisien Korelasi Penyebab Dominan

0.488
0.655 r1
r2
2.341 r3
r4
0.58

0.618

Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi “r” dan diagram pie maka dapat disimpulkan bahwa
penyebab dominan adalah : Konsulen Sulit dihubungi

Fasilitator Ketua TIM

Muniroh dr. Affan Sodik Sabda


NIP. 19640515 198412 2 002 NIP. 19900121 201902 1 005

Mengetahui, Mengetahui,
Wakil Direktur Pelayanan Direktur

Dr. Moh. Targib Sp.BS Dr.Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B


NIP. 19610225 198703 1 007 NIP. 19620208 198901 1 001

- 25 -
LANGKAH IV
RENCANA PERBAIKAN DAN RENCANA TARGET HASIL DAN IMPLEMENTASI
Periode : 3 dan 21 Juni 2019
Pengumpul Data : dr. Karindra Aji Hidayat
Pelaksana : Seluruh anggota

4.1 Alur Pikir Pendekatan Sistem

Sebelum menyusun rencana perbaikan (POA) dan rencana pencapaian target hasil, terlebih dahulu dilakukan analisa alur pikir pendekatan sistem :

INPUT PROSES OUTPUT DAMPAK GOAL

OUTPUT
INPUT PROSES DAMPAK (Waktu) GOAL
(Indikator)

Pasien :
 Pasien segera mendapatkan penanganan
 Dokter konsulen
 Waktu tunggu pasien untuk mendapatkan
 Pasien segera penanganan tindak lanjut < 6 jam
 Dokter jag terdiagnosa  Efektifitas biaya
 Waktu konsulen  Kepuasan pasien dan keluarga meningkat
 Petugas jaga IGD
 Konsutasi < 2jam
pasien IGD Rumah Sakit :
 Coas  Pasien segera
 Pasien IGD tidak menumpuk
mendapatkan
 Kenyamanan peleyanan terhadap pasien yang lain
 Penunjang penanganan
spesialistik  Efisiensi biaya
 Citra rumah sakit meningkat
 Media komunikasi
 Terpeliharanya psikologis petugas IGD

- 26 -
4.2 Rencana Perbaikan
WHY WHAT WHO HOW HOW MUCH
PENYEBAB WHERE WHEN
NO Mengapa Harus Apa Rencana Penanggung Bagaimana Rencana
DOMINAN Dimana Kapan
Diperbaiki Perbaikan Jawab Tindakannya Target
Menghambat Memperbaiki DI IGD Agustus 2019 Ka. Bidang 1. Melaukan Kecepatan
proses pelayanan komunikasi Pelayanan komunikasi respopon
Kunsulen sulit dengan DPJP konsulen
1.
dihubungi 2. Pantauan meningkat
pelaksanaan
konsul
Menghambat Meningkatkan SMF Agustus 2019 Ka. SMF 1. Memnyepakati Meningkatnya
proses pelayanan kepatuhan jadwal jaga kepatuhan
terhadap jadwal 2. Prosedur terhadap
jaga penggantian jadwal jaga
Inkonsistensi
2. jaga (SPO)
jadwal konsulen
3. Sosialisasi
jadwal jaga
4. Pantauan
pelaksanaan
Menghambat Menetapkan SMF Agustus 2019 Ka. SMF 1. Membuat draft Terealisasiny
proses pelayanan aturan konsulen SPO konsul a SPO revisi
berjenjang pasien di IGD konsultasi
2. Meminta IGD
persetujuan ke
Kebijakan konsulen
SMF
3. berjenjang belum
3. Menetapkan
tertulis
SPO
4. Sosialisasi
SPO
5. Pantauan
pelaksanaan
Menghambat Memperbaiki DI IGD Agustus 2019 Ka. Bidang 1. Melaukan Kecepatan
proses pelayanan komunikasi Pelayanan komunikasi respopon
Waktu konsul dengan DPJP konsulen
4.
(malam hari) 2. Pantauan meningkat
pelaksanaan
konsul
Target yang diterapkan dalam rencana perbaikan adalah waktu tunggu konsultasi pasien kepada konsulen ≤ 2 jam maksimal 10%.

- 27 -
4.3 Pelaksanaan Perbaikan

FR WAKTU HASIL
NO P. JAWAB LOKASI RINCIAN PELAKSANAAN
PENYEBAB REALISASI REALISASI
Ka. Bidang DI IGD Agustus 1. Melaukan komunikasi
Kunsulen sulit Pelayanan 2019 dengan DPJP Rapat koordinasi
1.
dihubungi 2. Pantauan pelaksanaan dengan KSM
konsul
Ka. SMF SMF Agustus 1. Memnyepakati jadwal jaga
2019 2. Prosedur penggantian Rapat koordinasi dan
Inkonsistensi
2.
jadwal konsulen
jaga (SPO) sosialisasi dengan KSM
3. Sosialisasi jadwal jaga dan unit kterkait
4. Pantauan pelaksanaan
Ka. SMF SMF Agustus 1. Membuat draft SPO
2019 konsul pasien di IGD
Aturan konsulen 2. Meminta persetujuan ke
3. berjenjang belum SMF Melakukan revisi SPO
tertulis 3. Menetapkan SPO
4. Sosialisasi SPO
5. Pantauan pelaksanaan
Ka. Bidang DI IGD Agustus 1. Melaukan komunikasi Rapat koordinasi dan
Waktu konsul Pelayanan 2019 dengan DPJP
4.
(malam hari) 2. Pantauan pelaksanaan
sosialisasi dengan KSM
konsul dan unit kterkait

- 28 -
Hasil Perbaikan Terhadap Sistem

NO KEGIATAN SEBELUM SESUDAH TARGET KET


Kunsulen sulit
1. dihubungi
6,967 4,467
Inkonsistensi jadwal Rata2
2. konsulen
3,967 2,353
pasien yg
Kebijakan konsulen
3. berjenjang belum 3,7 2,3 10% dikonsulk
tertulis an 60
Waktu konsul (malam /hari
4. hari)
2,87 1,767
JUMLAH 17,4 (28,3%) 10,95 (18,3%)

Dari hasil tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa konsultasi pasien IGD > 2
jam sebelum GKM 28,3% . Sesudah GKM menjadi 18,3%, dari standar lama
waktu konsul yang seharusnya ≤ 2 jam 10%.

- 29 -
LANGKAH V
MENELITI HASIL PERBAIKAN
Periode : 1 sampai 20 Juli 2019
Pengumpul Data : dr. Utiya Nur Laili
Pelaksana : Seluruh anggota

5.1. Konsulen sulit dihubungi

NO SEBELUM PERBAIKAN SETELAH PERBAIKAN

1. 8 5
2. 7 5
3. 7 5
4. 8 5
5. 8 5
6. 6 3
7. 6 3
8. 8 5
9 7 4
10. 6 5
11. 6 4
12. 8 5
13. 7 5
14. 6 4
15. 6 4
16. 8 4
17. 8 5
18. 6 4
19. 6 4
20. 8 4
21. 8 4
22. 8 5
23. 8 5
24. 7 5
25. 6 4
26. 5 3
27. 8 5
28. 6 5
29. 6 5
30. 7 5
209 134
 6,967  4,467
30 30

- 30 -
Rerata Konsulen sulit dihubungi

7.000
6.000
5.000 6.967
4.000 4.467
3.000
2.000
1.000
0.000
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

Keterangan :

Rerata Konsulen sulit dihubungi sebelum perbaikan 6,97, rerata setelah perbaikan 4,47. Jadi
ada penurunan reratakonsulen sulit dihubungi sebesar 2.5 setelah dilakukan perbaikan, atau
ada penurunan sebesar 35,89%.

Run Chart Monitoring Konsulen sulit dihubungi


10
Konsulen sulit dihubungi

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

- 31 -
5.2 Inkonsistensi jadwal jaga
NO SEBELUM PERBAIKAN SETELAH PERBAIKAN
1. 4 2
2. 5 2
3. 3 3
4. 4 2
5. 5 3
6. 4 3
7. 3 3
8. 4 3
9 4 2
10. 5 3
11. 4 4
12. 4 2
13. 4 2
14. 3 2
15. 3 2
16. 5 4
17. 4 3
18. 4 3
19. 3 2
20. 4 2
21. 4 2
22. 5 3
23. 4 2
24. 5 2
25. 3 2
26. 4 2
27. 5 3
28. 3 2
29. 4 3
30. 3 3
119 76
 3,967  2,533
30 30

- 32 -
Rerata Inkonsistensi jadwal

4.000
3.500
3.000
3.967
2.500
2.533
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

Keterangan :

RerataInkonsistensi jadwalsebelum perbaikan 3,967rerata setelah perbaikan 2,533. Jadi


terdapat penurunanrerata inkosistensi jadwal sebesar 1,433 atau penurunan rerata
inkonsistensi jadwal sebesar 36,13%

Run Chart Monitoring Inkonsistensi jadwal


6
Inkonsistensi jadwal

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

- 33 -
5.3 Konsulen berjenjang belum tertulis
NO SEBELUM PERBAIKAN SETELAH PERBAIKAN
1. 4 2
2. 3 2
3. 4 2
4. 4 2
5. 4 2
6. 2 2
7. 3 2
8. 3 2
9 6 3
10. 4 2
11. 3 2
12. 4 2
13. 4 2
14. 3 2
15. 3 2
16. 4 3
17. 4 3
18. 3 3
19. 4 2
20. 4 2
21. 4 3
22. 4 3
23. 4 3
24. 5 3
25. 3 2
26. 5 3
27. 3 2
28. 4 2
29. 3 2
30. 3 2
111 69
 3,7  2,3
30 30

Rerata Konsulen berjenjang belum tertulis

4.000

3.000
3.700
2.000 2.300

1.000

0.000
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

- 34 -
Keterangan :

RerataKonsulen berjenjang belum tertulissebelum perbaikan 3,70rerata setelah perbaikan


1,07. Jadi terdapat penurunanrerata Konsulen berjenjang belum tertulis sebesar 1,4. Terdapat
penurunan rerata inkonsistensi jadwal sebesar 37,84%

Run Chart Monitoring Konsulen berjenjang belum tertulis


Konsulen berjenjang belum tertulis

7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

- 35 -
5.4 Waktu konsul malam hari
NO SEBELUM PERBAIKAN SETELAH PERBAIKAN

1. 4 2
2. 2 1
3. 1 2
4. 2 2
5. 3 1
6. 3 2
7. 3 2
8. 3 2
9 3 2
10. 3 1
11. 2 2
12. 4 2
13. 5 3
14. 3 2
15. 3 2
16. 3 1
17. 3 2
18. 2 2
19. 3 1
20. 4 2
21. 3 1
22. 2 2
23. 2 1
24. 3 1
25. 3 3
26. 4 2
27. 4 2
28. 2 1
29. 2 2
30. 2 2
86 53
 2,87  1,767
30 30

Rerata Waktu konsul malam hari

3.000
2.500
2.000 2.867
1.500 1.767
1.000
0.500
0.000
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

- 36 -
Keterangan :

Rerata Waktu konsul malam hari sebelum perbaikan 2,87, rerata setelah perbaikan 1,77. Jadi
ada penurunan rerataWaktu konsul malam hari sebesar1.1 setelah dilakukan perbaikan, atau
ada penurunan sebesar 38,37%.

Run Chart Monitoring Waktu konsul malam hari


6
5
Waktu konsul malam hari

4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

- 37 -
A. Sebelum B. Sesudah

MULAI
MULAI

KONSULTASI DR JAGA KE KONSULTASI DR JAGA KE


KONSULEN KONSULEN

TIDAK YA
TERHU TERHU
BUNG? D BUNG?

YA TIDAK

PENANGANAN PASIEN KONSULTASI DOKTER JAGA


KE KONSULEN LAIN

Seelesai
PENANGANAN
SPESIALISTIK/SUB
SPESIALISTIK

SELESAI

Fasilitator Ketua TIM

Muniroh dr. Affan Sodik Sabda


NIP. 19640515 198412 2 002 NIP. 19900121 201902 1 005

Mengetahui, Mengetahui,
Wakil Direktur Pelayanan Direktur

Dr. Lilijani, MMR Dr.Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B


NIP. 19590413 198602 2 001 NIP. 19620208 198901 1 001
- 38 -
LANGKAH VI
STANDARISASI
Periode : 23 Juli sampai 9 Agustus 2019
Pengumpul Data : dr. Angkat Prasetya
Pelaksana : Seluruh anggota

6.1 Dari upaya-upaya perbaikan sebagaimana telah diuraikan pada Langkah V


diperoleh instruksi kerja yang dipahami sebagai pedoman dalam
melaksanakan konsul kepada konsulen adalah sbb:
1. Konsulen jaga agar selalu mengatifkan sarana komunikasi selama 24
jam
2. Apabila konsulen jaga berhalangan maka wajib mendelegasikan ke
konsulen lain dan diinformasikan kepada seluruh unit kerja terkait.
3. Apabila konsulen jaga tidak bisa dihubungi maka dokter jaga
menghubungi konsulen lain yang bias dihubungi sesuai SPO.
4. Melakukan revisi SPO konsultasi pasien IGD (terlampir)
5. Melakukan sosialisasi SPO konsultasi pasien IGD kepada unit kerja
terkait dan semua SMF/KSM
6. Malakukan pantauan secara berkala

6.2 Standar Hasil

Dari upaya perbaikan yang dilakukan oleh gugus diperoleh standar hasil :

NO KEGIATAN SEBELUM SESUDAH TARGET KET


Kunsulen sulit
1. dihubungi
6,967 4,467
Inkonsistensi jadwal Rata2
2. konsulen
3,967 2,353
pasien yg
Kebijakan konsulen
3. berjenjang belum 3,7 2,3 10% dikonsulk
tertulis an 60
Waktu konsul (malam /hari
4. hari)
2,87 1,767
JUMLAH 17,4 (28,3%) 10,95 (18,3%)

Fasilitator
Ketua TIM

Muniroh
dr. Affan Sodik Sabda
NIP. 19640515 198412 2 002
NIP. 19900121 201902 1 005

Mengetahui, Mengetahui,
Wakil Direktur Pelayanan Direktur

Dr. Moh. Targib Sp.BS Dr.Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B


NIP. 19610225 198703 1 007 NIP. 19620208 198901 1 001
- 39 -
LANGKAH VII
MENENTUKAN TEMA BERIKUTNYA
Periode : 12 Agustus sampai 23 Agustus 2019
Pengumpul Data : dr. Angkat Prasetya
Pelaksana : Seluruh anggota

Pada langkah ini tim kembali melakukan curah pendapat yang dilakukan pada tanggal 12
sampai 23 agustus 2019. Tim masih ingin melanjutkan perbaikan terhadap masalah-masalah yang
belum terselesaikan pada langkah sebelumnya dan mencari masalah-masalah yang ada di lingkup
Pelayanan.I

7.1 Inventarisasi Masalah

NO MASALAH PEMBERI IDE


1. Rendahnya angka kelengkapan dokumen Affan
pengkajian awal pasien ≤ 24 jam
2. WT operasi elektif yang masih panjang Angkat
3. WT operasi ≤ 30 menit yang belum tercapai Karindra
4. Keterlambatan konsulen pasien IGD yang Utiya
masih tinggi
5. Pemberi pelayanan persalinan dengan SC yang Angkat
masih rendah
6. Seringnya pasien IGD tertunda masuk IRNA Utiya
7. Banyaknya form edukasi yang tidak di isi Karindra
lengkap
8. Banyaknya pasien titipan di ruang rawat Affan
9. Rendahnya kepatuhan penandaan operasi Utiya
10. Rendahnya kepatuhan dokter menerapkan 6 Karindra
langkah prosedur cuci tangan
11. Rendahnya kepatuhan perawat dalam Angkat
assesmen pasien resiko jatuh di RI

7.2 Stratifikasi Masalah

1. Sasaran keselamatan pasien:


 Rendahnya kepatuhan penandaan operasi
 Rendahnya kepatuhan dokter menerapkan 6 langkah prosedur cuci tangan
 Rendahnya kepatuhan perawat dalam assesmen pasien resiko jatuh di RI

2. Sumber Daya Manusia (SDM)


 Rendahnya angka kelengkapan dokumen pengkajian awal pasien ≤ 24 jam
 WT operasi elektif yang masih panjang
 Pemberi pelayanan persalinan dengan SC yang masih rendah
 Banyaknya form edukasi yang tidak di isi lengkap

3. Sarana
 Banyaknya pasien titipan di ruang rawat

- 40 -
7.3 Pioritas Masalah

PENGARUH PRI
FAKTOR PENYEBAB MUDAH EFISIENSI JUM
NO PENTING TERHADAP BIAYA ORI
MASALAH DIATASI WAKTU LAH
KUALITAS TAS

1 Rendahnya
kepatuhan
penandaan
operasi 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 44 II
2 Rendahnya
kepatuhan
perawat dalam
assesmen pasien
resiko jatuh di RI
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 47 I
3 Rendahnya
kepatuhan dokter
menerapkan 6
langkah prosedur
cuci tangan

3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 40 III
3. sangat 3. sangat 3. sangat 3. sangat 3. sangat
penting mudah cepat berpengaruh murah

2. penting 2. mudah 2. cepat 2. berpengaruh 3. murah

1. kurang 1. kurang
1. sulit 1. lambat 1. mahal
penting berpengaruh

7.4 Stratifikasi Prioritas Masalah

NO MASALAH FREKUENSI % % KUMULATIF

Rendahnya kepatuhan
1. perawat dalam assesmen 47 35,88 35,88
pasien resiko jatuh di RI
Rendahnya kepatuhan
2. 44 33,59 70
penandaan operasi
Rendahnya kepatuhan
dokter menerapkan 6
3. 40 30,53 100
langkah prosedur cuci
tangan
Jumlah 131 100

- 41 -
Diagram Pareto

100 100
90
80
70 70
60
50 35,88
40 47 44
30 40
20
10
0
1 2 3
Diagram Pareto Prioritas Masalah

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel pareto dan diagram pareto prioritas masalah, bahwa masalah “Rendahnya
kepatuhan dokter menerapkan 6 langkah prosedur cuci tangan” mempunyai frekuensi paling
tinggi sehingga tim sepakat untuk mengangkat tema tersebut pada kegiatan GKM berikutnya.

- 42 -
JADWAL RENCANA KEGIATAN GKM KEREN
PERIODE BULAN SEPTEMBER 2019 s/d JANUARI 2020
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI
LANGKAH KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Menentukan Tema dan Judul

2 Mencari Penyebab Masalah

3 Menguji Penyebab Dominan

4 Rencana Perbaikan dan Penetapan Target

5 Melaksanakan Perbaikan

6 Meneliti Hasil

7 Standarisasi

8 Menentukan Tema Berikutnya

- 43 -
Fasilitator Ketua TIM

Muniroh dr. Affan Sodik Sabda


NIP.19640515 198412 2 002 NIP. 19900121 201902 1 005

Mengetahui, Mengetahui,
Wakil Direktur Pelayanan Direktur

Dr. Moh. Targib Sp.BS Dr.Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B


NIP. 19610225 198703 1 007 NIP. 19620208 198901 1 001

- 44 -

Anda mungkin juga menyukai