Anda di halaman 1dari 14

Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan

MEMBANGUN ORGANISASI YANG MAMPU MELAKSANAKAN STRATEGI DENGAN BAIK:


SUMBER DAYA MANUSIA, KEMAMPUAN DAN STRUKTUR.

Oleh:

Kelompok 2

IDA AYU AGUNG EMAWATI (1807612005 / 05)


IDA AYU WIASTI PARAMITA APSARI (1807612010 / 10)
I PUTU YOGA WAHYUDI (1807612012 / 12)

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
MEMBANGUN ORGANISASI YANG MAMPU MELAKSANAKAN STRATEGI
DENGAN BAIK: SUMBER DAYA MANUSIA, KEMAMPUAN DAN STRUKTUR.

KERANGKA KERJA UNTUK PELAKSANAAN STRATEGI


Dalam proses mengeksekusi atau mengimplementasikan strategi selalu diikuti dengan
proses memilih teknik, tindakan-tindakan serta perilaku yang lebih spesifik guna menunjang
lancarkan operasi yang mendukung strategi perusahaan, yang dilanjutkan dengan tindak lanjut
untuk memastikan segala hal terselesaikan dan berujung pada hasil yang baik.
Hal-hal spesifik mengenai bagaimana mengeksekusi strategi perusahaan harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Namun demikian tidak ada resep manajerial
yang dapat memastikan keberhasilan pengimplementasian strategi perusahaan karena situasi dan
kondisi setiap perusahaan berbeda-beda.
Komponen-komponen utama yang menjadi tugas mendasar bagi para manajer perusahaan
dalam proses pengimplementasian strategi perusahaan, antara lain:
1. Penuhi organisasi perusahaan dengan manajer serta SDM yang mampu mengeksekusi
strategi perusahaan dengan baik.
2. Membangun kemampuan organisasional yang diperlukan dalam pengimplementasian
strategi perusahaan yang berhasil.
3. Ciptakan struktur organisasi yang mendukung strategi perusahaan.
4. Alokasi sumber daya anggaran yang cukup untuk mendukung upaya pengimplementasian
strategi perusahaan.
5. Ciptakan kebijakan dan prosedur yang mampu memfasilitasi proses pengimplementasian
strategi perusahaan.
6. Pilih praktek-prektek bisnis terbaik dan yang teruji serta proses-proses bisnis yang
mendorong perbaikan berkesinambungan.
7. Bangun sistem informasi dan operasi yang memberdayakan karyawan perusahaan untuk
menjalankan peran strategik mereka dengan baik.
8. Masukkan mekanisme penghargaan serta insentif dalam satu paket nilai target yang
dicapai oleh para karyawan.
9. Pertahankan budaya korporat yang mempromosikan pengimplementasian strategi
perusahaan dengan baik.
10. Melatih kemampuan kepemimpinan internal yang sangat diperlukan untuk mendorong
implementasi strategi perusahaan.

MEMBANGUN ORGANISASI YANG MAMPU MELAKSANAKAN STRATEGI


DENGAN BAIK
Pengimplementasian strategi perusahaan yang baik sangatlah tergantung pada SDM yang
kompeten apapun latar belakang tugas dan perannya, dan yang lebih penting lagi adalah bahwa
untuk memastikan suksesnya implementasi strategi perusahaan akan diperlukan satu tim
manajemen yang solid dan kuat.
Langkah awal dalam menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan handal perlu
adanya suatu perencanaan dalam menentukan karyawan yang akan mengisi pekerjaan yang ada
dalam perusahaan yang bersangkutan. Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada
ketepatan dalam penempatan karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun karyawan
lama pada posisi jabatan baru.

PENEMPATAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ORGANISASI


Membangun tim manajemen yang andal adalah tujuan utama dari tugas membangun
organisasi. Meski terkadang strategi serta situasi dan kondisi perusahaan yang berbeda juga
menuntut kombinasi antara pengalaman, latar belakang, serta pengetahuan dan gaya manajemen
yang berbeda, yang tidak boleh disepelekan adalah mengisi posisi-posisi kunci di manajemen
dengan orang-orang cerdas, berpikir jernih, mampu memikirkan hal-hal apa saja yang perlu
dilakukan, orang yang terampil mengelola anak buah, dan keahlian dalam mencapai tujuan atau
hasil yang baik.
Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan
karyawan yang kompeten yang dibutuhkan perusahaan, karena penempatan yang tepat dalam
posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan dalam mencapi tujuan yang
diharapkan.
Prosedur penempatan pegawai berkaitan erat dengan sistem dan proses yang digunakan.
Untuk mengetahui prosedur penempatan karyawan harus memenuhi persyaratan:
1. Harus ada wewenang untuk menempatkan personalia yang datang dari daftar personalia
yang di kembangkan melalui analisis tenaga kerja.
2. Harus mempunyai standar yang digunakan untuk membandingkan calon pekerjaan.
3. Harus mempunyai pelamar pekerjaan yang akan diseleksi untuk ditempatkan. Apabila
terjadi salah penempatan (missplacement) maka perlu diadakan suatu program
penyesuaian kembali (redjustment) karyawan yang berrsangkutan nsesuai dengan
keahlian yang dimiliki, yaitu dengan melakukan:
 Menempatkan kembali (replacement) pada posisi yang lebih sesuai.
 Menugaskan kembali (reasignment) dengan tugas-tugas yang sesuai dengan bakat
dan kemampuan.

MEMBANGUN DAN MEMPERKUAT KOMPETENSI INTI DAN KEMAMPUAN


KEMAMPUAN KOMPETITIF
Kemampuan perusahaan untuk menjalankan aktivitas yang menciptakan nilai yang juga
mengekspresikan strateginya terbentuk dari sumber daya dan kapabilitasnya. Para manajer
perusahaan akan mengerahkan seluruh sumber daya serta kapabilitas perusahaan dalam bentuk
aktivitas-aktivitas yang menciptakan nilai. Namun langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memastikan bahwa sumber daya serta kapabilitas yang diperlukan memang telah tersedia, selalu
diperbaharui, dan ditingkatkan kualitasnya. Tiga pendekatan untuk membangun serta
memperkuat kapabilitas perusahaan, yakni:
1. Mengembangkan kapabilitas secara internal.
2. Memperoleh kapabilitas melalui merger dan akuisisi.
3. Mengakses kapabilitas melalui kerjasama kemitraan.

MENGATUR PEKERJAAN DENGAN STRUKTUR ORGANISASI YANG


MENDUKUNG
Setiap struktur organisasi perusahaan adalah produk dari situasi dan kondisi yang ada di
perusahaan itu, dan biasanya mereflesikan pola-pola organisasional sebelumnya, perbedaan-
perbedaan kondisi internalnya, penilaian para eksekutifnya mengenai hubungan siapa melapor
siapa, serta “politik” didalam perusahaan yang umumnya mereflesikan “siapa mendapatkan tugas
apa”.
Pada kenyataannya setiap strategi didasarkan pada kapabilitas organisasionalnya sendiri
dan juga aktivitas-aktivitas mata rantai nilainya. Strukturisasi upaya kerja untuk mempromosikan
pengimplementasian strategi perusahaan yang berhasil, yakni:
1. Memutuskan aktivitas-aktivitas mata rantai nilai yang mana
1. yang akan dijalankan secara internal, dan mana yang harus diambil dari luar.
2. Menyelaraskan struktur organisasi dengan strategi perusahaan.
3. Memutuskan seberapa besar tingkat otoritas pada level pucuk
4. pimpinan untuk melakukan sentralisasi, dan seberapa besar tingkat
5. pendelegasian yang akan diserahkan pada level manager dan staff.
4. Memfasilitasi kerjasama dengan mitra-mitra eksternal dan
6. mitra-mitra strategik.

1. Kompetensi Inti dan Kondisi Internal


Salah satu tahapan guna merumuskan strategi adalah memantau kondisi internal.
Pantauan terhadap kondisi internal berintikan kegiatan guna memeriksa kesesuaian kondisi
internal dengan kebutuhan pasar yang senantiasa mengalami peruabahan. Untuk itu perusahaan
harus memastikan apakah organisasi memiliki sumberdaya (tangible dan intangible) agar
mampu memenuhi permintaan pasar. Dalam kaitan ini, pertanyaan yang harus diajukan adalah
apakah sumberdaya manusia mempunyai kompetensi yang cukup untuk membangun kapasitas
individu dan organisasi sehingga mamapu kebutuhan pasar. Lebih dari itu harus
dipertimbangkan bahwa untuk merebut pasar, kompetensi yang dibutuhkan bukan hanya
merespon tindakan pesaing, tetapi mendahului hingga perusahaan mempunyai posisi yang
kompetitif. Munro, A (1994) menjelaskan kompetensi.
Lingkup kompetensi senantiasa berbeda karena pengaruh berbagai disiplin ilmu
mempunyai kepentingan dan cara pandang yang berbeda. Sterbler et.al. (1997) dalam
Hoffamnn, T (1999) menjelaskan dua definisi kompetensi. Kompetensi dapat dinyatakan
sebagai perilaku individu yang bisa didemontrasikan, atau perilaku yang menunjukkan standar
kinerja minimum. Hoffamnn (2007) menjelaskan setidaknya ada tiga lingkup kompetensi (1)
iknerja yang terobservasi (2) standar kualitas atau hasil yang dapat dipenuhi seseorang, (3)
atribut seseorang yang dapat dicatat (pengetahuan atau keahlian atau kemampuan) yang
menentukan kinerjanya. Sementara itu pendekatan kompetensi juga dibedakan antara konsep
US dan UK. Haffernan, M., M and Flood, F.C., 2000 menjelaskan “There are two common
approaches to competencies ± the US approach and the UK approach. Boyatzis, who exemplifies
the US approach, defines competency broadly as “an underlying characteristic of a person’. It
could be a “motive, trait, skill, aspect of one’s self-image or social role, or a body of knowledge
which he or she uses”. The UK approach identifies the outcomes expected from a job when it is
performed adequately. Day’s definition of competence, “the ability to put skills and knowledge
into action”, is an apt description of the UK approach.
Menyimak kebutuhan kompetensi pada organisasi, kompetensi manajemen menjadi
penentu. Dalam konteks ini kompetensi manajemen dapat dilihat sebagai kompetensi yang
dibutuhkan guna dapat menyelenggarakan fungsi manajemen, sehingga kompetensi dapat
mencakup: self-confidence, keahilian komunikasi , kemampuan bekerja dengan bidang dan
keahlian yang berbeda. Disamping itu juga dibutuhkan kompetensi lain seperti keahlian
bernegosiasi, berfikir kreatif, dan kepemimpinan. Artinya, kompetensi di bidang manajemen
berkaitan dengan bagaimana manajer mampu menyelenggarakan fungsinya sebagai memajukan
perusahaan.

2. Kompetensi dan Strategi


Dalam konteks menjalankan strategi, yang menjamin strategi berjalan tidak cukup
dengan kumpulan orang-prang pintar (individu) akan tetapi juga harus dipandu dengan
kompetensi manajemen sehingga mampu menciptakan kompetensi organisasi. Kompetensi
dalam satu organisasi harus dilihat sebagai bagian daripada strategi, perusahaan yang
menerapkan strategi pertumbuhan misalnya akan membutuhkan sumberdaya manusia yang
proaktif dan mau bersaing. Oleh karena itu, bagaimanapun strategi tetap dimaksudkan untuk
mewujudkan strategi, menepatkan posisi perusahaan di pasar, merebut pelanggan sehingga
mampu memberikan nilai tambah kepada perusahaan.Selanjutnya dapat disipulkan bahwa satu
organisasi ataupun korporasi harus mendasarkan outputnya atau kompetensi yang bisa
dilakukan. Pendekatan ini dikenal sebagai corporate output-based competencies.Dalam kaitan
ini, maka kompetensi dimaksukan sebagai upaya memperoleh keunggulan di tengah-tengah
persaingan yang terjadi. Sehingga pertanyaan yang harus diajukan adalah: 1) apa yang harus
dilakukan untuk melaksanakan strategi, membuat strategi menjadi opersional dan 2) seberap
baik kinerja yang diperoleh.
3. Peran Sumberdaya Manusia
Perusahaan terdiri dari banyak aset, dan yang paling berharga adalah sumberdaya
manusia, karena seluruh aset yang ada hanya dapat berjalan bilamana digerakkan oleh
sumberdaya manusia berkompeten. Sumberdaya manusia dengan kompetensi yang lebih baik
akan dapat menghasilakan kinera yang lebih baik pula. Untuk itu mutlak dibutuhkan
perencanaan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi, bukan hanya kompetensi
individu, team, akan tetapi juga kompetensi korporasi. Kebutuhan kompetensi senantiasa harus
dikembangkan untuk menjadikan korporasi superior terhadap perusahaan lain. Oleh karena itu,
rancangan yang jelas jangka panjang sangat dibutuhkan guna memastikan bahwa kompetensi
korporasi dapat terpenuhi.

4. Apa yang harus dilakukan


Kompetensi (individu, team, dan organisasi) mutlak dibutuhkan, organisasi ataupun
korporasi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, akan tetapi juga memposisikan
perusahaan di tengah-tengah persaingan. Artinya, ukuran akhir daripada kompetensi
perusahaan adalah kemampuan menyampaikan nilai ke pasa dan mendatangkan nilai bagi
perusahaan. Artinya, adapun aset yang ada bukan sekedar kumpulan daripada kompetensi akan
tetapi bagaimana mendatangkan nilai kepada perusahaan. Lebih dari itu, setiap perusahaan
senantiasa mengembangkan kompetensi internal menghadapi perubahan lingkungan
perusahaan yang berubah cepat. Lantas dari manakah sumber kompetensi satu perusahaan
harus berada, mana yang lebih baik didatangkan dari luar atau mengembangkan potensi
sumberdaya yang ada.
Kasus

Robin Hood Case Analysis

Ini adalah analisis kasus untuk studi kasus Robin Hood. Kasus ini mencakup hal
kompetitif dalam analisis industri, analisis kunci faktor keberhasilan, strategi penentuan saat ini,
SWOT analisis dan rekomendasi untuk kasus Robin Hood.

Robin Hood dan kelompoknya, Merrymen adalah subyek dari studi kasus ini. Struktur
organisasi dari Merrymen adalah gaya manajemen yang khas top-down, dengan Robin Hood
sebagai CEO dan beberapa letnan melayani dalam peran yang telah didelegasikan, yaitu
mengumpulkan informasi, mengelola kedisiplinan anggota, mengatur keuangan dan pengelolaan
persediaan. Keempat tugas yang telah didelegasikan dan dendam pribadi Robin Hood menjadi
dasar bagi banyak masalah yang dihadapi oleh Merrymen.

Persaingan kompetitif di bidang industri.

Barang Pengganti - Ditentukan dari


tingkat harga terendah hingga sedang

Suplier - Ditentukan
Pesaing - Ditentukan sebagai Pembeli - Ditentukan
sebagai ancaman yang
ancaman tertinggi sebagai ancaman
tinggi
yang rendah

Pesaing baru - Ditentukan sebagai


ancaman terendah
Dua ancaman utama yang dihadapi Robin Hood adalah ancaman persaingan kompetitif
dan ancaman kepada pemasok. Pangeran John dan Sherriff adalah saingan utama Robin dan
menimbulkan ancaman yang pasti untuk operasi nya. Mereka berada dalam persaingan langsung
dengan satu sama lain, dan tindakan mereka harus terus-menerus dipantau. Mereka menimbulkan
ancaman tingkat tinggi, karena ancaman dari serangan, Perpajakan untuk warga hutan, dan upaya
yang gigih mereka untuk menangkap Robin Hood dan Merrymen-nya. Pemasok merupakan
ancaman tingkat tinggi, karena pada setiap titik mereka yang mendukung Robin Hood bisa
ditangkap oleh Pangeran John dan Sherriff, sehingga memotong pasokan. Juga, daya tawar
pemasok tinggi hanya karena bisnis Robin terlibat didalamnya. Bisnisnya adalah ilegal dan
karena ancaman tingkat tinggi untuk siapa saja yang memasok kepadanya.

Ancaman dari pembeli saat ini adalah ancaman tingkat rendah karena tujuan dari Robin
adalah untuk memberi kepada orang miskin. Mereka tidak memiliki alasan untuk menimbulkan
ancaman kecuali pada beberapa waktu Robin Hood mulai memungut pajak dari mereka.
Ancaman pesaing baru juga rendah karena diberikan legalitas usaha. Para individu mungkin akan
lebih bersedia untuk bergabung Robin Hood yang bertentangan dengan membentuk faksi mereka
sendiri. Meskipun jelas lebih mudah untuk memiliki ancaman pada tingkat new entry dari pasar
ketika menghasilkan keuntungan, dalam situasi tertentu relatif rendah dalam hubungan Robin
Hood dengan warga di dalam hutan.

Ancaman produk pengganti telah diidentifikasi ancaman rendah sampai sedang.


Penduduk hutan diasumsikan pelanggan. Dua variabel yang yang membuat mereka ancaman
meliputi: kenaikan lebih lanjut dalam pajak melalui Pangeran John dan dirasakan kemungkinan
bahwa Robin akan gagal. Dalam hal salah satu dari hal-hal ini transpiring, alternatif yang paling
mungkin akan menjadi mayoritas orang yang meninggalkan hutan. Hal ini beresiko rendah
sampai sedang karena meskipun statusnya Robin saat ini relatif stabil; pelanggannya menghadapi
kemungkinan nyata dipaksa untuk membuat keputusan alternatif.

Faktor kunci kesuksesan

Kami telah mengidentifikasi beberapa faktor kunci keberhasilan yang Robin Hood dan
Merrymen-nya alami sejauh ini. Kami telah mengidentifikasi sepuluh hal yang mengisi kriteria
keberhasilan yang Merrymen:

1. Keahlian Merrymen dalam teknik merampok mereka adalah faktor kunci sukses untuk
Kelompok mereka. Merampok adalah apa yang mereka terbaik.
2. Pengetahuan yang besar dalam hal belajar merampok orang kaya dimiliki oleh kelompok
Merrymen bisa ditawarkan untuk anggota baru, merupakan faktor kunci keberhasilan.
3. Akses kelompok ke pemasok dengan menarik tenaga kerja terampil karena citra populer
dari Merrymen merupakan faktor kunci keberhasilan.
4. Produktivitas tenaga kerja tinggi merupakan faktor kunci keberhasilan karena jumlah
yang banyak dari Merrymen.
5. Biaya rendah dari desain produk merupakan faktor kunci keberhasilan dalam kelompok.
Hal ini disebabkan rendahnya biaya anggota kelompok mengajar bagaimana merampok
orang lain.
6. Sebuah jaringan anggota yang kuat merupakan faktor kunci keberhasilan berdasarkan
popularitas kelompok Robin Hood.
7. Popularitas, dikenal dan dihormati merupakan faktor kunci keberhasilan untuk kelompok
Merrymen.
8. Pandai mempromosikan merupakan faktor kunci keberhasilan dalam istilah bahwa
promosi dilakukan dari mulut ke mulut dan merekrut tidak diperlukan. Orang-orang ingin
bergabung dengan kelompok dari Merrymen dan tidak perlu dibujuk untuk bergabung.
9. Memiliki lokasi yang nyaman merupakan faktor kunci keberhasilan karena Merrymen
adalah sebuah kelompok dalam jumlah besar; mereka dapat berada di banyak lokasi pada
satu waktu dan masih bekerja sebagai sebuah kelompok.
10. Perlindungan paten akan menjadi faktor kunci keberhasilan Merrymen adalah kelompok
dipatenkan. Akan menjadi sangat sulit bagi kelompok lain yang perampok untuk bersaing
dengan merek Robin Hood dari Merrymen dan melaksanakan merampok kegiatan seperti
kelompok Robin Hood lakukan.

Kami telah mengidentifikasi pendekatan kompetitif saat ini Merrymen sebagai


pendekatan diferensiasi. Mereka merampok orang kaya dan memberikan kepada orang miskin,
yang membedakan kelompok dari kompetisi utama yang tidak sebaliknya. Ini juga merupakan
kekuatan Merrymen memiliki; kompetensi khas mereka.

Mereka telah memposisikan diri 3dan sampai saat ini telah melakukannya dengan sangat
baik. Konsumen- nya pasti lebih suka produknya dalam persaingan dan taktik tidak mudah atau
gampang ditiru oleh pesaingnya. Mereka memiliki loyalitas dalam menciptakan merek dan
menyediakan produk yang sangat unik; mungkin salah satu produk yang paling unik dalam
sejarah. Ia menyediakan layanan gratis untuk orang miskin setelah biaya operasional nya dicatat.
Dia juga telah menciptakan nilai yang tinggi untuk produknya.

Analisis SWOT

Banyak dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berhubungan erat dengan
Merrymen, serta akibat langsung dari satu sama lain. Karena korelasi dekat seperti, banyak
kelemahan dan kesempatan yang sama, dengan demikian tidak akan diidentifikasi berbeda
kecuali jika rekomendasi yang dibuat.

Kelompok ini memiliki kekuatan dalam jumlah nya. Tenaga Kerja adalah sumber daya
terbesar setiap kelompok dapat memiliki dan jumlah yang Merrymen tangguh. Robin Hood juga
seorang pemimpin yang kuat. Untuk setiap orang satu-satu untuk mengatur sekelompok ini,
keterampilan kepemimpinan yang kuat harus hadir. Pengakuan merek dimiliki Merrymen juga
adalah kekuatan. Karena kelompok ini begitu populer, telah memungkinkan mereka untuk
membuat perbedaan dalam komunitas mereka. popularitas ini juga telah memperoleh akses
kelompok untuk sumber daya dari kota-kota dan masyarakat sekitar. Biaya pelatihan dan
memproduksi produk mereka juga kekuatan. Mereka hanya mencuri untuk mendapatkan modal
yang mereka butuhkan dan biaya pelatihan yang kecil di luar modal yang dibutuhkan untuk
memasok senjata dan memberi makan anggota. Sebagian besar pasokan tempur mungkin dicuri
juga oleh Merrymen.

Kelemahan utama yang pertama saya telah mengidentifikasi adalah dendam pribadi
Robin Hood dengan sheriff. Ini memiliki potensi besar untuk melihat dan pengaruhnya
keseluruhan penilaian yang dinyatakan kemungkinan untuk kebaikan kelompok. Meskipun
kelompok itu lahir dari ide ini, telah tampaknya melampaui lebih dari hanya dendam kepada
sheriff dan ditransformasikan ke ruang lingkup yang jauh lebih besar. dendam pribadi ini
mungkin tidak memperhitungkan hal ini dan menyebabkan keputusan terbentuk.

Kelemahan utama kedua saya telah mengidentifikasi adalah aliansi Robin Hood telah
dibuat. Masalah ini meliputi beberapa kelemahan lain yang Merrymen miliki. Pada awalnya,
rekrutmen mencari kandidat yang layak dan cocok dengan kriteria tertentu. Sekarang, Merrymen
akan menerima siapa saja yang bersedia untuk melayani. Karena perubahan dalam prosedur
perekrutan, banyak masalah muncul. Pertama adalah penurunan disiplin dan kewaspadaan. Ini
adalah akibat langsung dari tidak ada penyaringan calon dan kriteria untuk keanggotaan. Ketika
setiap calon diterima, anda terikat untuk menemukan orang-orang yang “benar” dan banyak lagi
yang “salah”.

Karena proses perekrutan sekarang longgar, Isu lain telah muncul yaitu melebihi
kapasitas makanan dari tanah sekitarnya. Ini hanyalah masalah numerik yang ditemui ketika
Anda membiarkan siapa pun bergabung dengan kelompok yang mengandalkan begitu besar pada
sumber daya alam. Kekurangan pangan juga mengakibatkan penipisan keuangan Merrymen ini.
Sejak tanah tidak bisa lagi menyediakan sumber daya kelompok perlu, mereka telah berpaling ke
pedagang dan pembeli. Banyaknya kelompok ini juga telah menyebabkan masalah ruang. Hal
utama berikutnya dari kelemahan saya telah mengidentifikasi adalah hasil dari penjarahan dan
penggerebekan Merrymen. Para pedagang yang pernah melakukan perjalanan hutan sebagai rute
perdagangan sekarang melewati hutan sepenuhnya, menjaga Merrymen dari penjarahan barang-
barang mereka. Ini mengangkat pertanyaan untuk Robin Hood apa alternatif yang tersedia untuk
membantu kelompok mengumpulkan dana. Robin Hood menyukai pajak dari berkunjung ke
kota-kota lokal daripada menjarah dan merampok tapi konsep ini bertemu dengan banyak
perlawanan. Manajemen yang lebih rendah berpendapat bahwa pajak akan mengubah sekutu
terdekat mereka melawan mereka dan hampir akan menempatkan mereka dalam kategori yang
sama sebagai sheriff.

Sebuah peluang besar hadir yang tidak dibarengi dengan kelemahan yang dimiliki
Merrymen adalah proposisi membebaskan Raja Richard. Mengamankan pembebasan Raja
Richard, jika berhasil, akan sangat bermanfaat bagi Merrymen. Hal ini berpotensi sumber
pendapatan lain untuk Merrymen dan akan bersinar dalam politik sehingga menguntungkan bagi
kelompok. Jika kelompok itu gagal, hal tersebut akan merugikan. Alih-alih memerangi hanya
satu sheriff dan anak buahnya, kelompok ini berpotensi akan harus menghadapi seluruh tentara
diperintahkan oleh Pangeran John. Sebaiknya mengambil bagian dalam usaha ini meskipun
karena kita melihat manfaat risiko besar. Namun, ini harus hati-hati direncanakan dan
dilaksanakan usaha.

Sheriff, tentu saja, adalah sumber ancaman besar bagi Merrymen. Pada awalnya kampanye
berhasil tapi seiring waktu sheriff dan pasukannya tumbuh lebih besar dan lebih terorganisir.
Mereka telah menerima dana yang mereka butuhkan untuk mengganggu operasi Merrymen ini.
Rencana kelompok pertama yang digunakan bahwa keadaan rusuh terus-menerus akan
menyebabkan sheriff yang akan dihapus dari jabatannya, namun yang terjadi justru sebaliknya
dan sheriff menggunakan kerusuhan untuk mengamankan bala bantuan dan dana untuk
kampanye. Ini adalah hasil dari aliansi strategis terdekat dengan Pangeran John. Kelemahan dan
ancaman telah diidentifikasi tapi ini semua juga peluang.

Saat ini, tidak ada arah strategis yang jelas untuk masa depan dan kurangnya pendalaman
manajemen. Saya telah mengidentifikasi ini dan kegiatan yang akan mengikuti untuk
menggabungkan sebagai daerah terbesar kesempatan untuk Merrymen dan misi dan strategi yang
mereka miliki.

Rekomendasi

Kami telah mengembangkan beberapa rekomendasi untuk Merrymen untuk membantu dalam
keberhasilan kelompok. Ini adalah keyakinan kami bahwa strategi saat ini adalah salah satu
perubahan sukses tapi banyak perlu dilaksanakan untuk memastikan keberhasilan ini strategi ini.

The Merrymen perlu membangun dari kekuatan itu. Tenaga Kerja adalah sumber daya terbesar
setiap kelompok dapat memiliki, tapi kualitas tenaga kerja merupakan perhatian. Pelaksanaan
proses perekrutan atau proses rekrutmen yang maju adalah memperbaiki hal yang diperlukan.
Hanya membiarkan siapa pun menjadi peserta kelompok telah menjadi sumber beberapa isu
yang mengganggu Merrymen.

Kandidat harus memiliki satu keterampilan tertentu untuk diterima. Kedisiplinan telah
diidentifikasi sebagai masalah lain. Hal ini dapat dihilangkan melalui proses penyaringan yang
lebih baik dan pelatihan yang lebih baik. Untuk bekerja, harus ada sistem manajemen yang lebih
baik dimasukkan ke dalam anggota. Lima sampai enam manajer tidak cukup untuk sekelompok
ukuran ini.

Proses penyaringan yang lebih baik akan membantu mengidentifikasi calon dengan keahlian
yang akan cocok untuk manajemen, karena masalah internal terbesar yang dihadapi kelompok
adalah dari ukurannya, mengidentifikasi kandidat yang dapat membantu mengelola kedisiplinan,
sumber daya, ketentuan dan pengumpulan informasi.
Departementalisasi adalah suatu keharusan. Nama Merrymen bisa juga berfungsi sebagai sumber
kekuatan dalam hal merekrut. Karena kelompok ini begitu terkenal, panggilan untuk keahlian
tertentu dapat mengundang banyak kandidat dalam memenuhi syarat untuk membantu mengelola
dan memelihara kelompok.

Ancaman eksternal, kelemahan dan peluang yang Merrymen miliki sangat besar, tapi tindakan
yang tepat dapat digunakan untuk mengantisipasinya. Kekurangan makanan dapat diselesaikan
dengan merekrut petani dan pemburu kelompok yang hanya fokus pada makanan. Ini juga akan
membantu menghilangkan biaya dan menimbulkan perdagangan/barter untuk penyediaan
makanan bisa secara bertahap dihilangkan.

Bersamaan dengan ini masalah perluasan area merampok adalah suatu keharusan. Karena
pedagang sekarang menghindari hutan, penggerebekan perlu dilakukan. Logika sederhana adalah
untuk pergi ke mana uang itu pergi. Sebagai kelompok perlu untuk melatih individu-individu
tertentu untuk fokus hanya pada pengejaran dan taktik gerilya yang mereka gunakan. Bagian dari
kelompok yang melakukan pengejaran juga harus bekerja sama dengan pengumpul informasi.

Sekali lagi, perekrutan dan pelatihan yang akan mengakibatkan bagian dari kelompok yang dapat
fokus pada aspek penting ini. kecerdasan dapat digunakan untuk tahu kapan dan di mana
penggerebekan dilakukan dan apa yang sheriff yang membuat bergerak. Namun, semua
kelompok harus terlatih dalam pertempuran ketika keadaan muncul. Kelompok-kelompok ini
harus terus untuk dikelola secara terpisah.

Membunuh sheriff tidak akan mengakhiri kampanye karena telah tumbuh sangat besar. Ini
adalah inovasi yang membantu membentuk Merrymen tapi sejak itu berubah menjadi entitas
tersendiri. Kematian sheriff hanya akan memenuhi balas dendam dari Robin Hood dan tidak
memiliki manfaat untuk kelompok secara keseluruhan.

Studi ini, kami telah membuat rekomendasi tentang apa rencana dan langkah yang perlu Robin
Hood. Pelaksanaan yang tepat dari rencana ini akan menghasilkan kemakmuran bagi mereka
yang terlibat. Kami merasa wilayah terbesar untuk perbaikan adalah aspek perekrutan dan
pelatihan. Karena sumber daya terbesar kelompok memiliki adalah yang tenaga kerja, dimana
aspek yang dapat menghasilkan hasil yang bagus.
DAFTAR PUSTAKA

Haffernan, M., M and Flood, F.C., 2000. An exploration of the relationships between the
adoption of managerial competencies, organisational characteristics, human resource
sophistication and performance in Irish organisations, Journal of European Industrial
Training, pp: 128-136. http://www.mcbup.com/research_registers/tdev.asp

Aaron Labin, Curt Matthews, Rich Miller, 2009, Robin Hood Case Analysis, BA 422W.

Hoffmann, T., 1999. The meanings of competenciy. Journal of European Industrial Training, pp.
275-285. http://emerald-library.com

http://ridho-mnj.blogspot.co.id/2013/12/penempatan-sdm.html

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Modul Chartered Accountant “Manajemen Stratejik dan
Kepemimpinan”. Jakarta: IAI

Munro., A and A. Brendan, 1994. Competences: Dialogue without a Plot? Providing Context
through Business Diagnostics, Executive Development, /Vol. 7 No. 6., pp. 12-15.

Vakola. M., et. all., 2007. Competency managemen ini support of organizational change,
International Journal of Manpower, Vol. 28. No.3/4, pp. 260-
275. www.emeraldinsight.co/0143-77220.htm

Anda mungkin juga menyukai