Anda di halaman 1dari 11

PENGUJIAN INSTRUMEN PENILAIAN

VALIDITAS TES DAN RELIABILITAS TES

OLEH :

NAMA : 1. M. Aufa Riyaldo


2. Amril Basyit
NIM : 06111381722053
DOSEN PENGAMPUH : Drs. Abidin Pasaribu, M.M.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini
menunjukkan arah yang lebih luas. Penilaian program pendidikan menyangkut
penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program
dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian
terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru siswa dan
keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar
menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian
nilai tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas.
Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya
(objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di
samping pada cara pelaksanaannya. Standarisasi tes mengisyaratkan uji validitas
dan reliabilitas tes .
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan validitas tes ?
2. Apa saja faktor-faktor dan jenis – jenis validitas tes?
3. Apakah yang dimaksud dengan reliabilitas tes ?
4. Apa saja jenis - jenis reliabilitas tes ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan validitas tes.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor dan jenis - jenis validitas tes.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan reliabilitas tes.
4. Untuk mengetahui jenis - jenis reliabilitas tes.
PEMBAHASAN
1. Pengerian Validitas Tes
Validitas merupakan salah satu syarat penting dalam penyusunan test.
Sebelum menggunakan suatu tes, hendaknya mengukur terlebih dahulu derajat
validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Dengan demikian, untuk melihat apakah
tes tersebut valid, harus membandingkan skor peserta didik yang didapat dalam
tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku. Misalnya, nilai ujian akhir
semester peserta didik dalam salah satu mata pelajaran dibandingkan dengan nilai
ujian akhir semester pada mata pelajaran yang lain. Semakin mendekati kedua
skor tersebut, maka semakin soal ujian akhir tadi dapat dikatakan valid. Validitas
suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Namun demikian,
tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes dapat
memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut (Arikunto, Suharsimi).

2. Faktor - Faktor Validitas Tes


1. Faktor Instrumen Evaluasi
Mengembangkan instrumen evaluasi memang tidaklah mudah, apalagi jika
seorang evaluator tidak atau kurang memahami prosedur dan teknik evaluasi itu
sendiri. Jika instrumen evaluasi kurang baik, maka dapat berakibat hasil evaluasi
menjadi kurang baik. Untuk itu, dalam mengembangkan instrumen evaluasi,
seorang evaluator harus memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi validitas
instrumen dan berkaitan dengan prosedur penyusunan instrumen, seperti silabus,
kisi-kisi soal, petunjuk mengerjakan soal dan pengisian lembar jawaban, kunci
jawaban, penggunaan kalimat efektif, bentuk alternatif jawaban, tingkat
kesukaran, daya pembeda, dan sebagainya.

2. Faktor Administrasi Evaluasi Dan Penskoran


Dalam administrasi evaluasi dan penskoran, banyak sekali terjadi
penyimpangan atau kekeliruan, seperti : alokasi waktu untuk pengerjaan soal yang
tidak proporsional, memberikan bantuan kepada peserta didik dengan berbagai
cara, peserta didik saling menyontek ketika ujian, kesalahan penskoran, termasuk
kondisi fisik dan psikis peserta didik yang kurang menguntungkan.

3. Faktor Jawaban Dari Peserta Didik


Dalam praktiknya, faktor jawaban peserta didik justru lebih banyak
berpengaruh daripada dua faktor sebelumnya. Faktor ini meliputi kecenderungan
peserta didik untuk menjawab secara cepat tetapi tidak tepat, keinginan
melakukan coba-coba, dan penggunaan gaya bahasa tertentu dalam menjawab
soal bentuk uraian.

Jenis - Jenis Validitas Tes


1. Validitas Permukaan
Validitas ini menggunakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya
melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Artinya, jika suatu
tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan
diukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas
permukaan, sehingga tidak perlu lagi adanya judgement yang mendalam.

2. Validitas Isi
Validitas isi sering digunakan dalam pengukuran hasil belajar. Tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui hinggamana peserta didik menguasai materi
pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang
timbul pada diri peserta didik tersebut setelah mengalami proses pembelajaran
tertentu. Jika dilihat dari segi kegunaannya dalam penilaian hasil belajar, validitas
isi ini sering disebut juga validitas kurikuler dan validitas perumusan.
Validitas kurikuler berkenaan dengan pertanyaan apakah materi tes
relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Pertanyaan ini timbul karena
sering terjadi materi tes tidak mencakup keseluruhan aspek-aspek yang akan
diukur, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, tetapi hanya
pengetahuan yang bersifat fakta-fakta pelajaran tertentu. substansi dari konsep
yang akan diukur.
Validitas perumusan berkenaan dengan pertanyaan apakah aspek-aspek
dalam soal-soal itu betul-betul tercakup dalam perumusan tentang apa yang
hendak diukur. Di samping itu, validitas isi dapat juga disebut validitas rasional
atau validitas logis.

3. Validitas Empiris
Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi.
Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dengan
suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang
bersangkutan. Namun, kriteria itu harus relevan dengan apa yang akan diukur.
Validitas empiris disebut juga validitas yang dihubungkan dengan kriteria
(criterion-related validity) atau validitas statistik (statistical validity). Ada tiga
macam validitas empiris, yaitu:
a. Validitas prediktif (predictive validity)
b. Validitas kongkuren (concurrent validity)
c. Validitas sejenis (congruent validity)
4. Validitas Konstruk
Konstruk adalah konsep yang dapat diobservasi (observable) dan dapat
diukur (measurable). Validitas konstruk sering juga disebut validitas logis (logical
validity). Validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaan hinggamana suatu tes
betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang merupakan
deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh tes tersebut. Validitas
konstruk banyak dikenal dan digunakan dalam tes-tes psikologis untuk mengukur
gejala perilaku yang abstrak, seperti kesetiakawanan, kematangan emosi, sikap,
motivasi, minat, dan sebagainya. Analisis statistika yang digunakan dalam
validitas konstruk antara lain dengan analisis faktor (factor analysis), sehingga
dapat diketahui :
a. Aspek-aspek apa saja yang diukur oleh setiap butir soal.
b. Berapa besar suatu butir soal berisi faktor-faktor tertentu.
c. Faktor-faktor apa yang diukur oleh suatu butir soal.
Produk analisis faktor ini dapat menganalisis dan mempertimbangkan apakah
suatu tes betul-betul dapat mengukur fungsi psikologis yang merupakan deskripsi
perilaku peserta didik yang hendak diukur oleh tes yang bersangkutan.
5. Validitas Faktor
Dalam evaluasi atau penilaian sering digunakan skala pengukuran tentang
suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diperoleh
berdasarkan dimensi atau indikator dari variabel yang diukur sesuai dengan apa
yang terungkap dalam konstruksi teoritisnya. Meskipun variabel terdiri atas
beberapa faktor, tetapi prinsip homoginitas untuk keseluruhan faktor harus tetap
dipertahankan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara satu faktor dengan
faktor yang lain. Dengan demikian, kriterium yang digunakan dalam validitas
faktor ini dapat diketahui dengan menghitung homoginitas skor setiap faktor
dengan total skor, dan antara skor dari faktor yang satu dengan skor dari faktor
yang lain.
3. Pengertian Reliabilitas Tes
Reliabilitas merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan
oleh instrumen dan tidak bersifat dikotomis. Dengan demikian kurang tepat
kiranya kalau dipertanyakan apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas atau
tidak, akan tetapi tepatnya adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data atau
skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau tidak. Suatu instrumen
memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, sedang, atau rendah (Djali, dan
Muljono).
4. Jenis - Jenis Reliabilitas Tes
Dalam kaitannya dengan sebuah penelitian atau evaluasi, reliabilitas dapat
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu;
a. Reliabilitas Stabil (Stability Reliability)
Reliabilitas ini mengacu pada waktu. Maksudnya adalah untuk
menentukan stabilitas, maka dilakukan tes ulang pada variabel yang sama namun
pada waktu belainan. Kemudian hasil dari pengujian tersebut akan dibandingkan
dan berkorelasi dengan pengujian awal untuk memberikan stabilitas.
b. Reliabilitas Terwakili (Reprsentative Reliability)
Reliabilitas pada jenis ini reliabilitas mengacu pada kebterandalan masing-
masing kelompok. Dalam hal ini menguji apakah penyampaian indicator sama
jawabannya dengan saat diterapkan pada kelompok yang berbeda.
c. Reliabilitas Seimbang (Equivalence Reliability)
Pada jenis ini menerapkan banyak indikator yang dapat diopresikan ke
semua konsepsi pengukuran, sehingga kesetaraan keandalan akan penggunaan dua
instrument untuk mengukurkan konsep yang sama pada tingkat kesulitan yang
sama kemudian bias menentukan reliabel atau tidak pengujian akan ditentukan
dari hubungan 2 skor instrument, atau lebih dikenal dengan hubungan antara
variabel bebas (Independen Variable) dengan variabel terikat (dependen variable).
Macam- Macam Reliabilitas
a. Reliabilitas Konsistensi Tanggapan
Reliabilitas ini selalu mempersoalkan mengenai tanggapa responden atau
objek terhadap tes tersebut apakah sudah baik atau konsisten. Dalam artian
apabila tes yang telah di cobakan tersebut dilakukan pengukuran kembali terhadap
obyek yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran
sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidak konsistenan,
maka hasil pengukuran tersebut tidak mengambarkan keadaan obyek yang
sesungguhnya. Untuk mengetahui apakah suatu tes atau instrument tersebut sudah
mantap atau konsisten, maka tes atau instrument tersebut harus diuji kepada obyek
ukur yang sama secara berulang-ulang.
b. Reliabilitas Konsistensi Gabungan Item
Reabilitas ini terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau
instrument. Apabila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil pengukuran
melalui item yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui
item yang lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu
tidak dapat dipercaya. Untuk itu jika terjadi hal demikian maka kita tidak bisa
menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang dipersalahkan, dengan
mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliable atau memiliki reliabilitas yang
rendah.
PENUTUP
Kesimpulan
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai. Penilaian
tersebut tidak tepat (valid). Alat penilaian yang telah valid untuk suatu tujuan
tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.

Djali, dan Muljono Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. PT. Gramedia :


Jakarta, 2008.

http://asngarisobo.blogspot.com/2015/04/validitas-tes.html

http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/06/reliabilitas-tes-
evaluasi-pembelajaran.html

Marnat, Gary Growth. Handbook of Psychological Assessment. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2009.
Kelompok Pertanyaan Kelompok Jawaban

1. Anggia Novaliza 2. R.A.N Salsabila Tri Adinda


Mengapa perlu adanya validitas dan reliabilitas ? Validitas(Tepat) mutlak diperlukan oleh sebuah alat
ukur atau alat tes agar tujuan pengukuran relevan
dengan data yang diperlukan atau diperoleh.
Sebagai contoh, sebuah timbangan badan
dikatakan memiliki validitas jika dapat
mengukur berat badan manusia secara akurat.
Keakuratan timbangan badan tersebut
sebelumnya harus diuji terlebih dahulu, melalui
proses terra timbangan oleh badan metrologi.
Reliabilitas(tetap) untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran
dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif
sama, selama aspek yg diukur dalam diri subjek
memang belum berubah.
3. Widya Rahmatika Rizaldi 4. Sarah Kirana
Apa saja pendekatan yg bisa digunakan dalam 1. pendekatan tes ulang / test – retest method : suatu
mengestimasi reliabilitas soal? perngkat di berikan pada kelompok subjek,
dengan selang waktu yang lama, misalnya 2
minggu. Ralibilitas tes dicari dengan menghitung
korelasi antara skor pada testing 1 dan tsting 2.
Pendekatan ini sangat sesuai untuk mengukur
keterampilan fisik.
2. pendekatan dengantes paralell/paralell from
method
3.pendekatan pengukuran satu kali/ single trial
method
5. Quien Dwi Yunaiza 6. Nurul Fadhilah
Berikan contoh validitas konstruk dalam pembelajaran Konstruk adalah sesuatu yang berkaitan dengan
fisika? fenomena dan objek yang abstrak, tetapi gejalanya
dapat diamati dan dapat diukur. Gravitasi misalnya
dapat dijadikan sebagai contoh bagaimana
memahami konstruk. Ketika buah apel jatuh
ketanah, konstruk tentang gravitasi dapat digunakan
untuk menjelaskan dan memperkirakan perilaku
(jatuhnnya buah apel misalnya) yang diamati.
7. Alia Rizki Fatiah 12. Nandy Christriantoro
Berikan contoh validitas prediksi sederhana? Validitas prediksi menunjukan kepada hubungan
antara tes skor yg diperoleh peserta tes dgn keadaan
yg akan terjadi di waktu yg akan datang.
Contoh sederhana misalnya apa yg terjadi pd
penerimaan peserta tes berdasarkan hasil tes seleksi
setelah mereka lulus SMA. Peserta tes yg memiliki
nilai yg bagus di tes seleksi tsb lalu diterima di
perguruan tinggi, diperkirakan akan berhasil ketika
mereka belajar di perguruan tinggi. Apabila itu
terjadi, maka tes masuk perguruan tinggi tsb
dikatakan memiliki validitas prediksi bagus.

9. Intan Purnamasari 8. Ervina


Bagaimana contoh uji tes pada validitas konstruk dan Uji validitas isi berdasarkan konstruk dan konten,
konten didalam mengenai tingkat pembahaman materi konteks berdasarkan pengalaman belajar siswa
fisika fluida statis terhadap materi fisika fluida statis tentang
a. Tekanan hidrastatik
b. Hukum pascal
c. Hukum archimedes
d. Tegangan permukaan
e. Massa jenis
f. Gejala kapilaritas
g. Viskositas
h. Bejana berhubungan
i. Adhesi dan kohesi
j. Hukum stoke
Uji validitas isi pemahaman dengan pertanyaan;
apakah anda telah memahami materi fisika fluida
statis ?
No Statement ( subbab / Kesetujuan
isi dari materi fluida anda
statis)
1 Tekanan hidrostatik 4 3 2 1
2 Hukum pascal

3 Hukum archimedes

4 Tegangan
permukaan

5 Massa jenis

6 Gejala kapilaritas

7 Viskositas
8
9
10
13. Meuretta Alawiyah Pulungan 14. Nadzir Fikri Alwali
Kapan validitas dan reliabilitas tidak berlaku? Validitas menjadi tidak berlaku ketika validitas
sebuah alat ukur digunakan untuk melihat validitas
alat ukur lainnya, maka validitas tersebut menjadi
tidak berlaku.

Anda mungkin juga menyukai