OLEH :
2. Validitas Isi
Validitas isi sering digunakan dalam pengukuran hasil belajar. Tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui hinggamana peserta didik menguasai materi
pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang
timbul pada diri peserta didik tersebut setelah mengalami proses pembelajaran
tertentu. Jika dilihat dari segi kegunaannya dalam penilaian hasil belajar, validitas
isi ini sering disebut juga validitas kurikuler dan validitas perumusan.
Validitas kurikuler berkenaan dengan pertanyaan apakah materi tes
relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Pertanyaan ini timbul karena
sering terjadi materi tes tidak mencakup keseluruhan aspek-aspek yang akan
diukur, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, tetapi hanya
pengetahuan yang bersifat fakta-fakta pelajaran tertentu. substansi dari konsep
yang akan diukur.
Validitas perumusan berkenaan dengan pertanyaan apakah aspek-aspek
dalam soal-soal itu betul-betul tercakup dalam perumusan tentang apa yang
hendak diukur. Di samping itu, validitas isi dapat juga disebut validitas rasional
atau validitas logis.
3. Validitas Empiris
Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi.
Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dengan
suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang
bersangkutan. Namun, kriteria itu harus relevan dengan apa yang akan diukur.
Validitas empiris disebut juga validitas yang dihubungkan dengan kriteria
(criterion-related validity) atau validitas statistik (statistical validity). Ada tiga
macam validitas empiris, yaitu:
a. Validitas prediktif (predictive validity)
b. Validitas kongkuren (concurrent validity)
c. Validitas sejenis (congruent validity)
4. Validitas Konstruk
Konstruk adalah konsep yang dapat diobservasi (observable) dan dapat
diukur (measurable). Validitas konstruk sering juga disebut validitas logis (logical
validity). Validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaan hinggamana suatu tes
betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang merupakan
deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh tes tersebut. Validitas
konstruk banyak dikenal dan digunakan dalam tes-tes psikologis untuk mengukur
gejala perilaku yang abstrak, seperti kesetiakawanan, kematangan emosi, sikap,
motivasi, minat, dan sebagainya. Analisis statistika yang digunakan dalam
validitas konstruk antara lain dengan analisis faktor (factor analysis), sehingga
dapat diketahui :
a. Aspek-aspek apa saja yang diukur oleh setiap butir soal.
b. Berapa besar suatu butir soal berisi faktor-faktor tertentu.
c. Faktor-faktor apa yang diukur oleh suatu butir soal.
Produk analisis faktor ini dapat menganalisis dan mempertimbangkan apakah
suatu tes betul-betul dapat mengukur fungsi psikologis yang merupakan deskripsi
perilaku peserta didik yang hendak diukur oleh tes yang bersangkutan.
5. Validitas Faktor
Dalam evaluasi atau penilaian sering digunakan skala pengukuran tentang
suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diperoleh
berdasarkan dimensi atau indikator dari variabel yang diukur sesuai dengan apa
yang terungkap dalam konstruksi teoritisnya. Meskipun variabel terdiri atas
beberapa faktor, tetapi prinsip homoginitas untuk keseluruhan faktor harus tetap
dipertahankan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara satu faktor dengan
faktor yang lain. Dengan demikian, kriterium yang digunakan dalam validitas
faktor ini dapat diketahui dengan menghitung homoginitas skor setiap faktor
dengan total skor, dan antara skor dari faktor yang satu dengan skor dari faktor
yang lain.
3. Pengertian Reliabilitas Tes
Reliabilitas merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan
oleh instrumen dan tidak bersifat dikotomis. Dengan demikian kurang tepat
kiranya kalau dipertanyakan apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas atau
tidak, akan tetapi tepatnya adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data atau
skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau tidak. Suatu instrumen
memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, sedang, atau rendah (Djali, dan
Muljono).
4. Jenis - Jenis Reliabilitas Tes
Dalam kaitannya dengan sebuah penelitian atau evaluasi, reliabilitas dapat
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu;
a. Reliabilitas Stabil (Stability Reliability)
Reliabilitas ini mengacu pada waktu. Maksudnya adalah untuk
menentukan stabilitas, maka dilakukan tes ulang pada variabel yang sama namun
pada waktu belainan. Kemudian hasil dari pengujian tersebut akan dibandingkan
dan berkorelasi dengan pengujian awal untuk memberikan stabilitas.
b. Reliabilitas Terwakili (Reprsentative Reliability)
Reliabilitas pada jenis ini reliabilitas mengacu pada kebterandalan masing-
masing kelompok. Dalam hal ini menguji apakah penyampaian indicator sama
jawabannya dengan saat diterapkan pada kelompok yang berbeda.
c. Reliabilitas Seimbang (Equivalence Reliability)
Pada jenis ini menerapkan banyak indikator yang dapat diopresikan ke
semua konsepsi pengukuran, sehingga kesetaraan keandalan akan penggunaan dua
instrument untuk mengukurkan konsep yang sama pada tingkat kesulitan yang
sama kemudian bias menentukan reliabel atau tidak pengujian akan ditentukan
dari hubungan 2 skor instrument, atau lebih dikenal dengan hubungan antara
variabel bebas (Independen Variable) dengan variabel terikat (dependen variable).
Macam- Macam Reliabilitas
a. Reliabilitas Konsistensi Tanggapan
Reliabilitas ini selalu mempersoalkan mengenai tanggapa responden atau
objek terhadap tes tersebut apakah sudah baik atau konsisten. Dalam artian
apabila tes yang telah di cobakan tersebut dilakukan pengukuran kembali terhadap
obyek yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran
sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidak konsistenan,
maka hasil pengukuran tersebut tidak mengambarkan keadaan obyek yang
sesungguhnya. Untuk mengetahui apakah suatu tes atau instrument tersebut sudah
mantap atau konsisten, maka tes atau instrument tersebut harus diuji kepada obyek
ukur yang sama secara berulang-ulang.
b. Reliabilitas Konsistensi Gabungan Item
Reabilitas ini terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau
instrument. Apabila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil pengukuran
melalui item yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui
item yang lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu
tidak dapat dipercaya. Untuk itu jika terjadi hal demikian maka kita tidak bisa
menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang dipersalahkan, dengan
mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliable atau memiliki reliabilitas yang
rendah.
PENUTUP
Kesimpulan
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai. Penilaian
tersebut tidak tepat (valid). Alat penilaian yang telah valid untuk suatu tujuan
tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
http://asngarisobo.blogspot.com/2015/04/validitas-tes.html
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/06/reliabilitas-tes-
evaluasi-pembelajaran.html
3 Hukum archimedes
4 Tegangan
permukaan
5 Massa jenis
6 Gejala kapilaritas
7 Viskositas
8
9
10
13. Meuretta Alawiyah Pulungan 14. Nadzir Fikri Alwali
Kapan validitas dan reliabilitas tidak berlaku? Validitas menjadi tidak berlaku ketika validitas
sebuah alat ukur digunakan untuk melihat validitas
alat ukur lainnya, maka validitas tersebut menjadi
tidak berlaku.