Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Intensitas Medan Magnet terhadap Pertukaran Kutub Magnet Bumi

Bumi memiliki medan magnet yang berguna untuk melindungi Bumi dari paparan
partikel bermuatan yang dibawa oleh angin matahari (solar wind). Medan magnet Bumi
memiliki intensitas yang menunjukkan kekuatannya. Penurunan intensitas medan magnet
Bumi menandakan pelemahan medan magnet yang berujung kepada pembalikan kutub
magnetik. Pembalikan kutub magnetik bertujuan untuk mencapai tingkatan medan yang stabil
hingga terbentuk medan magnet yang baru.
Intensitas medan magnet Bumi mengalami penurunan sepanjang 200 tahun terakhir,
bahkan mencapai angka di mana para ilmuwan menduga medan magnet Bumi akan 'habis'
dalam waktu 2000 tahun, membuat Bumi sementara waktu menjadi sangat rentan dengan
partikel-partikel bermuatan yang berbahaya dari matahari. Medan magnet Bumi yang 'habis'
akan mengakibatkan pertukaran kutub magnetik hingga mencapai intensitas yang stabil
kembali. Medan magnet bumi yang melemah akan mengakibatkan kerusakan barang
elektronik, mutasi gen pada makhluk hidup di permukaan bumi, hingga navigasi hewan-
hewan yang hendak bermigrasi menggunakan pedoman medan magnet bumi.
Namun, studi yang dilakukan oleh MIT pada Proceedings of the National Academy of
Sciences baru-baru ini menunjukkan bahwa medan magnetik bumi tidak akan mengalami
pertukaran kutub magnet dalam waktu dekat. Para ilmuwan telah menghitung rata-rata
intensitas medan magnet stabil Bumi selama 5 juta tahun terakhir dan menyimpulkan bahwa
intensitas medan magnetik Bumi pada saat ini bernilai 2 kali lipat dari riwayat rata-ratanya.
hal ini menunjukkan bahwa intensitas medan saat ini akan membutuhkan waktu yang sanagt
lama hingga mencapai level tidak stabil lalu menyebabkan pertukaran kutub.
Bumi telah mengalami pertukaran kutub magnetik pada beberapa interval yang acak.
Menurut Huapei Wang, pasca sarjana MIT dari Departemen Ilmu Sains Bumi, Atmosfer, dan
Planet, interval acak yang beragam itu dapat berupa tidak adanya pertukaran kutub magnetik
dalam 40 juta tahun, dapat juga terjadi 10 kali pertukaran dalam interval 1 juta tahun.
Pertukaran kutub magnetik terakhir kali terjadi sekitar 780.000 tahun lalu, sehingga saat ini,
Bumi telah melewati interval pertukaran kutub magnetnya.
Tanda akan terjadinya pertukaran kutub magnetik dalam waktu dekat adalah intensitas
medan magnetik bumi berada di bawah rata-rata riwayatnya, namun saat ini bumi belum
menunjukkan tanda-tanda tersebut. Pada konfigurasi yang stabil, medan magnetik bumi
adalah dipol (memiliki 2 kutub) dan intensitas medan magnetik pada kedua kutubnya bernilai
sama, dan bernilai setengahnya di daerah ekuator.
Riwayat intensitas rata-rata medan magnet suatu planet dapat ditentukan dengan
mengetahui intensitas medan di masa lampau (paleomagnetik) di ekuator dan kutub. Dalam
kasus ini, Wang dan koleganya dari Universitas Rutgers dan Prancis, mengukur medan
paleomagnetik bumi menggunakan batuan purba hasil erupsi gunung berapi di kepulauan
galapagos yang terletak di wilayah ideal ekuator, sementara koleganya yang lain dari Institut
Oseanografi Scripps Universitas California mengambil sampel batuan dari umur yang sama
di Antartika. batuan-batuan tadi mengandung informasi mengenai intensitas medan magnetik
bumi ketika membeku.
Sampel batuan dibawa ke laboratorium, lalu diukur magnetisasi remanen alami
batuan, atau orientasi dari partikel-partikel feromagnetik yang dikandung oleh batuan sampel
tersebut.
Batuan kemudian dipanaskan lalu didinginkan pada suatu medan magnetik yang telah
diketahui, lalu diukur kembali magnetisasi batuan setelah pendinginan.
Magnetisasi remanen batuan akan bernilai proporsional terhadap medan magnetik
yang ada saat terjadi pendinginan. Dengan menggunakan data dari eksperimen, ilmuwan
dapat menghitung distribusi tertinggi intensitas medan magnet purba pada ekuator (sekitar 15
mikrotesla), dan kutub (sekitar 30 mikrotesla). Intensitas magnet saat ini bernilai 30
mikrotesla dan 60 mikrotesla, bernilai 2 kali lipat dari rata-rata riwayatnya. Hal ini
membuktikan bahwa nilai intensitas saat ini sangat tinggi, dan apabila nilainya sedang turun,
akan turun kembali ke nilai rata-rata riwayat, bukan menjadi nol atau 'habis'.
Waktu ketika bumi akan mengalami pertukaran kutub magnetik akan menjadi misteri,
karena hal ini bergantung kepada proses magnetohidrodinamika Bumi.

Relation between Geomagnetic Field Intensity and Magnetic Poles Reversal

Earth has a magnetic field to protect itself from charged particles that brought by the
solar wind from the sun. The magnetic field also has its intensity that reflect the strength of
earth's magnetic field. Decreasing intensity of earth's geomagnetic field indicates weakening
magnetic field that leads to magnetic poles reversal, in which the earth's North and South
magnetic poles flip polarity. It could last for several thousand years before returning to a
stable, shielding field intensity.
The intensity of Earth's geomagnetic field has been dropping for the past 200 years, at
a rate that some scientists suspect may cause the field to bottom out in 2,000 years,
temporarily leaving the planet unprotected against damaging charged particles from the sun.
With a weakened geomagnetic field, increased solar radiation might damage electronics,
could induce genetic mutations, and may also affect the navigation of animals that use
Earth’s magnetic field as an internal compass.
But according to a new MIT study in the Proceedings of the National Academy of
Sciences, the geomagnetic field is not in danger of flipping anytime soon. The researchers
calculated Earth’s average, stable field intensity over the last 5 million years, and found that
today’s intensity is about twice that of the historical average. This indicates that the current
field intensity has a long way to fall before reaching an unstable level that would lead to a
reversal.
Earth has undergone multiple geomagnetic reversals over its lifetime, flip-flopping its
polarity at random intervals. According to Huapei Wang, a postdoc in MIT's Department of
Earth, Atmospheric and Planetary Sciences, the random interval could mean a flip for about
40 million years; other times will be 10 flips in 1 million years. The last flip was around
780.000 years ago, so the earth was actually overdue for a flip.
The most obvious sign of an impending reversal is a geomagnetic field intensity that’s
significantly below its historical, long-term average — a sign that the planet is tipping toward
an unstable state. As Earth’s magnetic field, in its stable configuration, is a dipole, the
intensity of the field should be the same at both poles, and half that intensity at the equator.
The average historical intensity of a planet's magnetic field could be determined by
knowing its paleomagnetic intensity at the equator and the poles. In this case, Wang and his
colleagues from Rutgers University and France, measured earth's paleomagnetic field using
ancient rocks erupted from volcanoes on the Galapagos Islands — an ideal site, since the
island chain is on the equator, while his other colleagues from the Scripps Institution of
Oceanography at the University of California at San Diego excavated similarly aged rocks
from Antarctica. Such volcanic rocks retain information on the geomagnetic field intensity at
the time they cooled.
The two teams brought the samples back to their respective labs, and measured the
rocks’ natural remanent magnetization, or orientation of ferromagnetic particles. They then
heated the rocks, and cooled them in the presence of a known magnetic field, measuring the
rocks’ magnetization after cooling.
A rock’s remanent magnetization is proportional to the magnetic field in which it
cooled. Therefore, using the data from their experiments, the researchers were able to
calculate the peak distribution of the ancient geomagnetic field intensity, both at the equator
— about 15 microtesla — and the poles — about 30 microtesla. Today’s field intensities at
the same locations are around 30 microtesla and 60 microtesla, respectively — double the
historical, long-term values. That means the earth's geomagnetic field intensity is
anomalously high, and even if it's dropping, it will drop to a long-term average, not from an
average to zero.
As for when Earth may experience its next flip, the answer is still unknown, because
it depends on magnetohydrodynamic process of the geodynamo.

Sumber/Source:
Huapei Wang, et al., “Weaker axially dipolar time-averaged paleomagnetic field based on
multidomain-corrected paleointensities from Galapagos lavas, PNAS, 2015; doi:
10.1073/pnas.1505450112
https://scitechdaily.com/earths-geomagnetic-field-intensity-is-double-the-historical-average/

Anda mungkin juga menyukai