tingkat penyidikan
1. memberikan keterangan tentang suatu obyek
- obyek tersangka / terdakwa
a. tersangka yang diduga menderita kelaianan jiwa (pasal 44
KUHP) tidak dapat dihukum, bantuan dokter : menderita
gangguan jiwa atau tidak, jenisnya apa dan apakah
menyebabkan ketidakmampuan bertanggung jawab
b. tersangka yang tidak jelas umurnya dewasa atau anak-anak.
Jika anak-anak : sidang pengadilan tertutup, di tempat yang
tidak berkesan sebagai ruang sidang pengadilan, hakim tidak
memakai toga, jika bersalah maka hukuman yang diberikan
hukuman alternative
c. tersangka tindak pidana seksual yang mengaku impotensi
membuktikan apakah impoten organic akibat DM menahun atau
psikik
d. tersangka pembunuhan bayi sendiri tetapi menyangkal telah
melahirkan anak. Bukti melahirkan anak : ada tanda melahirkan
anak, ada hubungan darah antara tersangka dengan jenazah
bayi yang ditemukan.
2. obyek korban
a. Jenazah / korban mati yang diduga akibat pembunuhan,
penganiayaan, kelalaian orang lain
- identitasnya
- proses : kapan, dimana, dengan apa dilakukan, bagaimana cara
melakukannya
- identitas pelaku
b. jenazah bayi
bantuan otopsi untuk :
- bayi viable atau tidak
- lahir hidup atau lahir mati
- berapa lama hidup di luar kandungan
- sebab bayi meninggal
c. korban hidup
untuk membuktikan :
- ada luka atau tidak
- benda yang menjadi penyebabnya
- cara memukul
- derajat luka
d. korban tindak pidana seksual
untuk mengetahui :
- ada tanda persetubuhan
- identitas laki-laki yang menyetubuhi
- tanda kekerasan atau tidak : kekerasan fisik
3. obyek lain
bagian lain dari tubuh manusia
dokter yang boleh dimintai bantuan sebagai ahli : ahli forensic, dokter umum,
dokter spesialis.
Yang harus diperhatikan :
- spesialisasinya
- fasilitasnya
organ yang paling cepat membusuk : otak, hati, lambung, usus halus,
limpa, Rahim wanita hamil
organ yang lambat membusuk : esophagus, jantung, paru-paru,
diafragma, ginjal dan kandung kencing
organ yang paling lambat membusuk : prostat dan Rahim wanita yang
tidak sedang hamil
factor dalam :
- umur
orang tua proses pembusukan lambat karena lemak tubuh sedikit
pada bayi yang belum pernah diberi makan karena tidak ada
mikroorganisme yang masuk
- sebab kematian
mayat orang mati mendadak lebih lambat proses pembusukannya
daripada mati karena penyakit kronis
- keadaan mayat
proses pembusukan yang cepat terjadi pada tubuh mayat yang gemuk,
edematous, luka-luka
proses pembusukan yang lambat terjadi pada mayat yang hidupnya
mengalami dehidrasi
5 tahap pembusukan
- fresh stage (0-1 hari)
dimulai saat kematian dan ditandai adanya tanda penggelembungan
pada tubuh
- bloated stage (2-3 hari)
tahapan pembusukan yang sedang dimulai akibat aktivitas bakteri
pembusuk, perut mayat menggembung dan cairan tubuh keluar
melalui hidung
- decay stage (4-8 hari)
ditandai dengan kerusakan kulit dan mengakibatkan gas keluar dari
tubuh
- postdecay stage (9-12 hari)
sisa-sisa tubuh seperti kulit, dan usus sudah mengalami pembusukan,
sisa jaringan tubuh yang masih ada mengering
- skeletal stage (13-15 hari)
tersisa hanya tulang belulang dan rambut
8. perubahan pada darah
mati penurunan pH darah akibat penumpukan CO2 saat akhir
kehidupan , bisa karena penumpukan asam laktat, pemecahan asam
amino dan pemecahan lemak
24 jam dari saat kematian darah mulai berubah menjadi basa akibat
pemecahan protein secara enzimatik
- kadar gula darah turun
- kadar dekstrose pada vena cava inferior mengalami kenaikan sebagai
akibat pemecahan glikogen di dalam hati
9. kematian sel
ketahanan hidup sel tanpa oksigen berbeda :
- sel usus mampu hidup sampai 2 jam sesudah mati
- sel otot mampu hidup 3 jam sesudah mati
- sel jantung tidak segera mati dan masih berdenyut lemah
- otot pupil masih dapat melebar jika diberi atropine
- spermatozoa mampu hidup selama beberapa jam sesudah mati
kegunaan thanatology :
- untuk diagnosis kematian
- untuk penentuan saat kematian
perubahan eksternal : penurunan suhu, lebam mayat, kaku mayat,
pembusukan
perubahan internal : kenaikan potassium cairan bola mata, kenaikan
non protein nitrogen dalam darah, kenaikan ureum darah, penurunan
kadar gula darah, kenaikan kadar dekstrose pada VCI
- perkiraan sebab kematian
perubahan warna lebam mayat : merah merah keracunan CO,
cokelat keracunan potassium chlorate, lebih gelap kekurangan
oksigen
keluarnya urin, feses atau vomitus memberi petunjuk relaksasi
sphincter akibat kerusakan otak, anoksia atau kejang-kejang
- untuk perkiraan cara kematian
b. benda fisik
- benda bersuhu tinggi
- benda bersuhu rendah
vasokonstriksi pemda superfisial pucat, paralise vasomotor control
kemerahan
- sengatan listrik
tempat arus masuk : kerusakan lapisan kulit dengan tepi yang agak
menonjol dan disekitarnya terdapat daerah pucat, dikelilingi daerah
hiperemis, sering ditemukan metalisasi.
Kematian fibrilasi ventrikel
- petir
luka gabungan akibat listrik, panas dan ledakan udara.
Korban mati arborescent mark (percabangan pemda yang terlihat
seperti percabangan pohon), metalisasi benda logam yang dipakai
- tekanan (barotrauma)
hiperbarik : disebabkan karena tekanan yang tinggi antara lain :
pewasat turun, turun gunung, berada di kedalaman air
gejala :
barotrauma pulmoner : pneumothorak, emboli udara, emfisema
interstisialis
barotalgia : rasa nyeri, membrane timpani pecah, vertigo
barodontalgia : rasa nyeri
narcosis nitrogen : disorientasi
hipobarik : perubahan tekanan rendah, seperti : naik ke tempat tinggi
menyebabkan pembentukan dan pengumpulan gelembung-
gelembung udara di dalam jaringan lunak atau organ berongga
gejala :
sendi terasa kaku + nyeri hebat
rongga dada terasa tercekik, sesak nafas
emboli
perut terasa kembung
gigi nyeri / barodontalgia
c. kombinasi mekanik dan fisik
luka senjata api anak peluru berjalan giroskopis
(berputar/mengebor)
luka tembak terdiri dari : lubang, dikelilingi oleh cincin lecet yang
diameternya lebih besar (d cincin lecet = d caliber peluru)
d. zat kimia korosif
- golongan asam
cara kerja :
mengekstraksi air dari jaringan
mengkoagulasi protein menjadi albuminat
mengubah hemoglobin manjadi acid hematin
ciri luka :
kering
berwarna cokelat kehitaman
perabaan keras dan kasar
- golongan basa
cara kerja :
mengadakan ikatan dengan protoplasma membentuk alkaline albumin
dan sabun
mengubah hemoglobin menjadi alkaline hematin
ciri luka :
basah dan edematous
berwarna merah kecoklatan
perabaan lunak dan licin
emboli lemak : lemak yang pecah akibat trauma dan masuk ke pemda
lalu paru
SHOTGUN
Jarak tempel :
- bentuk seperti bintang (cruciform)
jarak dekat : (masih membentuk massa solid)
- berupa lubang bulat atau oval
- batasnya tidak rata
- disekitarnya terdapat jelaga, sisa mesiu
pada jarak sedang : (terdapat anak peluru yang masih solid juga anak peluru
yang mulai menyebar)
- bagian sentral berupa lubang besar
- di sekitarnya terdapat lubang kecil yang mengelilingi lubang sentral
- terdapat sisa karton atau plastic
- tak jelas terlihat sisa jelaga
pada jarak jauh :
- anak pelurunya sudah dalam keadaan kondisi menyebar
- lukanya berupa lubang kecil
BAB XI : ASFIKSIA
Anoksia keadaan dimana tubuh sangat kekurangan oksigen.
Dibagi menjadi 4 golongan :
- anoksia anoksik anoksia yang disebabkan karena oksigen tidak
dapat mencapai darah sebagai akibat kurangnya oksigen yang masuk
paru-paru
- anoksia anemic anoksia yang disebabkan karena darah tidak dapat
menyerap oksigen, seperti pada karacunan karbon monoksida
- anoksia stagnan disebabkan karena darah tidak mampu membawa
oksigen ke jaringan, seperti pada heart failure atau embolism
- anoksia histotoksik disebabkan karena jaringan tidak mampu
menyerap oksigen, seperti pada keracunan sianida
2,3,4 disebabkan oleh penyakit atau keracunan, 1 disebabkan
kekurangan oksigen atau obstruksi mekanik asfiksia / mechanical
asphyxia
jenis-jenis asfiksia
1. strangulasi
- gantung /hanging
- penjeratan / strangulation by ligature
- cekikan / manual strangulation
2. sufokasi
3. pembengkapan / smothering
4. penyumpalan / choking/gaging
5. tenggelam / drowning
6. crush asphyxia
- tekanan pada dada oleh benda berat
- berdesakan
gejala klinik asfiksia
1. dyspnea
gerakan pernapasan menjadi lebih cepat dan berat, denyut nadi lebih
cepat, tekanan darah naik serta sianosis (akibat rangsangan di medulla
oleh kurangnya oksigen pada SDM disertai penumpukan CO2)
2. konvulsi
konvulsi klonik konvulsi tonik spasme opistotonik
pupil melebar dan jantung menjadi lebih lambat
3. apneu
depresi pusat pernapasan gerakan nafas menjadi sangat lemah atau
berhenti. Keluarnya sperma, urine atau feses
4. stadium akhir
paralyse komplit dari pusat pernapasan
GANTUNG
seluruh atau sebagian dari berat tubuh seseorang ditahan di bagian
lehernya oleh tali
ciri gantung diri sebagian :
- jejas jerat tidak begitu nyata
- letak jejas jerat di leher lebih rendah
- arah jejas jerat lebih mendekati horizontal
- efek tali hanya menekan vena muka sembab, warna merah kebiruan
dan ditemuka tardieu spot
CEKIKAN
Sebab kematian :
- tertutupnya jalan nafas anoksia
- tertutupnya pembuluh vena anoksia otak
- tertutupnya pemda karotis ggn sirkulasi ke otak
kelainan post mortem
1. leher
bagian luar : memar (tekanan jari), lecet berbentuk bulan sabit (bekas
kuku)
bagian dalam : resapan darah lebih jelas dibandingkan dengan
strangulasi, fraktur tulang tiroid, cricoid dan hyoid
2. paru-paru
edema paru
SUFOKASI
terjadi jika oksigen yang ada di udara local kurang memadai
sebab kematian : kombinasi anoksia, keracunan CO2, hawa panas dan luka
akibat runtuhnya tempat penambangan
PEMBEKAPAN/smothering
penutupan lubang hidung dan mulut
kematian akibat smothering lebih cepat dibandingkan dengan sufokasi
CHOCKING/GAGING
asfiksia yang diakibatkan blockade jalan nafas oleh benda asing yang
datang dari luar ataupun dalam
gejala : dimulai dengan batuk-batuk yang tiba-tiba, disusul dengan sianosis
px post mortem : tanda asfiksia yang jelas, adanya material yang
memblokade jalan nafas
CRUSH ASPHYXIA
dada dan perut mendapatkan tekanan bersamaan oleh sesuatu tekanan
px post mortem : tanda umum asfiksia : sianosis, tampak bintik perdarahan,
edema pada bola mata, kongesti tubuh bagian atas.
TENGGELAM
Sebab kematian :
1. vagal reflek
kematian sangat cepat
px post mortem : tidak ditemukannya tanda asfiksia ataupun air di
dalam paru-paru dry drowning
2. spasme laring
px post mortem : ditemukannya tanda-tanda asfiksia, paru-paru tidak
didapati air
3. tenggelam di air tawar
menimbulkan anoksia + gangguan elektrolit
masuknya air tawar di dalam paru mengakibatkan hemodilusi dan
hemolysis pecahnya eritrosit ion kalium intrasel meningkat
hiperkalemi fibrilasi ventrikel
px post mortem : tanda asfiksia, kadar NaCl jantung kanan > kiri,
adanya air dan buih di paru
4. tenggelam di air asin
anoksia + hemokonsentrasi (tidak ada gangguan elektrolit)
px post mortem : adanya tanda asfiksia, kadar NaCl jantung kiri >
kanan, ditemukan adanya air dan buih di paru
PERKOSAAN
Pasal 285 KUHP “ barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengannya, dihukum
karena memperkosa, dengan hukuman penjara selama 12 tahun.”
Pembuktian pemerkosaan
1. korban, dengan tujuan :
- mengungkapkan apakah korban seorang perempuan
- mengungkapkan apakah betul terjadi senggama
- mengungkapkan identitas laki-laki yang menyetubuhinya
- mengungkapkan apakah betul telah terjadinya kekerasan fisik
2. tersangka, dengan tujuan :
- mengungkapkan apakah tersangka benar laki-laki
- mengungkapkan apakah tersangka dapat melakukan senggama / tidak
impoten
komplikasi aborsi
1. kematian segera (immediate) terjadi karena :
- vagal reflek : akibat rangsangan dari canalis cervicalis
- emboli udara : akibat aborsi dengan alat semprot
2. kematian yang tak begitu cepat
- emboli cairan nekrosis jaringan atau hemolysis
- perdarahan akibat robeknya vagina, cervix atau uterus
3. kematian lambat
- sepsis : karena alat tidak steril
- gagal ginjal akut : saat keadaan syok
3. sebab kematian
menentukan ini kematian wajar atau tidak wajar
kematian tidak wajar : pembekapan, pemukulan kepala, pencekikan
dan penjeratan
4. lama hidup diluar kandungan
kondisi bayi hidup diluar kandungan :
- kondisi bayi, masih kotor atau sudah dirawat
- meconium, biasanya sesudah 2 hari tidak ada lagi meconium
- tingkat proses pelepasan tunggul tali pusat
- icterus, biasanya hari ke-4 sampai ke-10
- foramen ovale, biasanya menutup sesudah beberapa minggu (3-4
minggu)
- pembuluh darah umbilical mengalami obliterasi sesudah beberapa
minggu (3-4 hari)
BAB IV : IDENTIFIKASI
Objek identifikasi
Identifikasi terhadap orang tak dikenal yang masih hidup meliputi :
- penampilan umum : tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, umur,
warna kulit, rambut dan mata
- pakaian
- sidik jari
- jaringan parut
- tattoo
- kondisi mental
- antropometri
3. menentukan umur
- tulang manusia dan gigi dapat memberikan informasi perkiraan umur
manusia
- pada fetus dan neonates perkiraan didasarkan pada inti penulangan
melalui pemeriksaan ronsenologik atau otopsi
- pada anak-anak dan adolescen sampai umur 20 tahun penutupan
epifise
- pada dewasa sulit jika berdasarkan tulang
jika berdasarkan gigi :
- pada bayi didalam kandungan : menganalisa jaringan yang tumbuh
menjadi gigi
- sesudah dilahirkan : berdasarkan mineralisasi, pembentukan mahkota
gigi, erupsi gigi dan resorbsi gigi
Identitas personal
- jika jenazah tak dikenal data pembanding : sidik jari, medical record
gigi geligi serta contoh DNA
BAB XV : PATERNITAS
Dasar pemeriksaan :
- pemeriksaan genetic marker dari antigen eritrosit
- pemeriksaan enzyme eritrosit, serum protein, HLA dan DNA
macam-macam tes
1. tes dengan marker genetic dari antigen eritrosit
tes terhadap genetic marker dari antigen eritrosit (caranya mudah dan
reagen mudah diperoleh)
- sistem ABO
- sistem MN
- sistem rhesus
- sistem kell
- sistem duffi
- sistem kidd
2. tes dengan marker genetic dari serum protein
penggolangan serum protein didasarkan pada pengukuran pergerakan
dari berbagai protein dibawah pengaruh listrik pada elektroforesis
3. tes dengan marker genetic dari enzim eritrosit
enzim eritrosit membantuk kerja eritrosit. Contoh :G6PD, PGM, ADA,
AK, Acid phosphatase, GPT
4. tes dengan marker genetic HLA
persentase penyingkiran sangat tinggi (96%)
5. penerapan metode DNA
polimorfisme yang berlebihan terdapat pada lokus VNTR ataupun
mikrosatelit pada umumnya terjadi karena proses “deletion insertion”
sebagai konsekuensi dari peristiwa “ anequal crossing”
2. sperma
a. pemeriksaan spermatozoa
pengambilan specimen : diambil dari liang senggama jika tidak
ada penyemprotan cairan fisiologis ke fornix posterior cairan
diambil dan di sentrifuse diperiksan dengan mikroskop (dicat
dengan metylen blue atau hematoxylin eosin)
3. rambut
a. saat meninggal dunia
sifat rambut yang dipakai untuk menentukan saat kematian korban
:
- tingkat pertumbuhannya yaitu 0,4 mm per hari
saat meninggal pertumbuhan rambut akan berhenti
- lepasnya rambut akibat pembusukkan
jika kematian 48-72 jam rambut kepala akan mudah lepas
- perubahan warna
penguburan dangkal : perubahan warna 1-3 bulan jika dalam 6-12
bulan
b. sebab kematian
c. jenis kejehatan
d. identitas korban
umur, jenis kelamin, ras, golongan darah
e. identitas pelaku
f. benda / senjata yang digunakan
akibat senjata api : rambut terbakar, hitam, rapuh, terpilin atau
menjadi keriting
dilihat pangkal rambut : jika atrofi maka lepas secara alami, jika
dipaksa terdapat robekan pada sarung rambut dan pada bulbus
terlihat tak teratur
pemeriksaan rambut
1. keasliaan rambut
rambut utuh : akar (jaringa ikat longgar), batang (kutikula, kortek dan
medulla) dan ujung
2. penentuan rambut manusia atau bukan
ciri rambut manusia : halus dan tipis, kutikula mempunyai sisik kecil
dan bergerigi, medulla sempit, kortek tebal, index medulla kurang dari
0,3, pigmen lebih ke arah perifer
tambut biantang : kasar dan tebal, kutikula mempunyai sisik lebar dan
polihidral, medulla lebar, kortek tipis, indek medulla lebih dari 0,5,
pigmen di perifer ataupun sentral