Anda di halaman 1dari 7

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT (ICRA)

RENOVASI BANGUNAN RUMAH SAKIT

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
01/038.99/KPPI.RSCH/IX/20
1/7
RUMAH SAKIT 19
CITRA HUSADA
Tanggal terbit Di tetapkan :
Direktur
Rumah Sakit Citra Husada
STANDAR 01 September 2019 Pangkalan Bun
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Handoyo, MPH


NIK. 19.28.1.327
Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah penilaian yang
PENGERTIAN
dilakukan terhadap kontrol infeksi oleh komite PPI bila ada
rencana perbaikan, renovasi, dan pembangunan baru atau
pembangunan kembali bangunan yang ada di rumah sakit,
yang memungkinkan terjadinya infeksi bagi pasien, bekerja dan
orang yang beraktivitas di rumah sakit. Rekomendasi dari
komite PPI sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya
infeksi akibat aktivitas pembangunan tersebut.
Menjadi pedoman dalam menilai resiko infeksi yang dapat terjadi
TUJUAN
akibat debu pembangunan baru atau perbaikan gedung di rumah
sakit
Keputusan Direktur Rumah Sakit Citra Husada No: tentang
KEBIJAKAN
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

1. Managerial RS menginformasikan kepada Komite PPI


PROSEDUR
tentang rencana pembangunan / renovasi gedung rumah
sakit.
2. Komite menganalisa dampak pembangunan terhadap
lingkungan rumah sakit dengan menggunakan langka-
langkahICRA, terlampir
3. Telaah ICRA menghasilkan rekomendasi dari Komite PPI
INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT (ICRA)
RENOVASI BANGUNAN RUMAH SAKIT

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
01/038.99/KPPI.RSCH/IX/20
2/7
RUMAH SAKIT 19
CITRA HUSADA
kepada unit umum
4. Bila bagian umum menyetujui rekomendasi komite PPI
maka Komite PPI, dan unit umum menandatangani format
kesepakatan Pengendalian Infeksi Dampak Konstruksi dan
Renovasi Bangunan
5. Pembangunan dapat dilanjutkan bila unit umum telah
melaksakan Rekomendasi Komite PPI
6. Komite PPI bersama Managemen Rumah Sakit mengawasi
jalannya pekerjaan Konstruksi / Renovasi Bangunan
7. Bila dalam pekerjaannya unit umum tidak menjalankan
rekomendasi yang dianjurkan Komite PPI, maka Pihak
managemen dapat meninjau kembali izin pelaksanaan
konstruksi / renovasi bangunan tersebut.

1. Komite PPI
UNIT TERKAIT
2. Manajemen Rumah Sakit
3. Unit Umum

LAMPIRAN
Matrix Infection Control Risk Assesment
Pengendalian Infeksi untuk Konstruksi & Renovasi

Langkah 1, identifikasi Tipe Aktifitas Konstruksi (Tipe A-D)

Tipe A Aktifitas Inspeksi dan Non Invasive


Termasuk:
 penggantian genteng sampai seluas 50 square feet
 pengecetan
 memasang wall paper, membenarkan aliran listrik, membenarkan
saluran air, dan aktifitas yang tidak menimbulkan debu
Tpe B Skala Kecil, aktifitas singkat dan debu minimal
Termasuk:
 instalasi telepon dan pemasangan kabel computer
 access to chase spaces
 memecah tembok atau atap dimana debu bisa dikendalikan
3/7
Tipe C Pekerjaan yang menimbulkan debu sedang hingga tinggi atau
memerlukan pemindahan benda-benda yang ada di gedung
Termasuk:
 menyemen dinding
 mengganti lantai, genteng
 konstruksi dinding baru
 Membenahi listrik diatas atap
 Mengerjakan pemasangan kabel mayor
 Aktifitas yang tidak mungkin diselesaikan dalam satu kali ganti jaga
( 7 jam)
Tipe D Major demolition and construction projects
Termasuk:
 aktifitas yang membutuhkan waktu lebih dari satu kali jaga
 mengganti system kabel secara lengkap
 konstruksi baru .

Langkah 2, Identifikasi Kelompok Risiko Pasien yang akan terkena dampak.

Risiko Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Paling Tinggi


Rendah
Area  Cardiology  CCU  Any area caring for
Kantor  Echocardiography  Emergency immunocompromised
 Endoscopy Room patients
 Nuclear Medicine  Labor &  Burn Unit
 Physical Therapy Delivery  Cardiac Cath Lab
 Radiology/MRI  Laboratories  Central Sterile Supply
 Respiratory (specimen)  Intensive Care Units
Therapy  Newborn  Medical Unit
Nursery  Negative pressure
 Outpatient
Surgery isolation rooms
 Pediatrics  Oncology
 Pharmacy  Operating rooms
 Post including C-section
Anesthesia rooms
4/7
Care Unit
 Surgical Units
Catatan : Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok risiko
yang lebih tinggi
Langkah 3. Penentuan Kelas Risio dengan menggunakan Tabel Matriks
I. TABEL MATRIX ICRA UNTUK RENOVASI BANGUNAN RUMAH SAKIT CITRA
HUSADA

PATIENT /
TIPE PROYEK KONSTRUKSI
OFFICIAL RISK
A B C D

LOW KELAS I KELAS II KELAS II KELAS III

MEDIUM KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV

TINGGI KELAS II KELAS II KELAS III KELAS IV

TERTINGGI KELAS II KELAS III KELAS III KELAS IV

KETERANGAN : Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok
risiko yang lebih tinggi
REKOMENDASI KOMITE PPI KEPADA PENANGGUNG JAWAB KONTRUKSI BANGUNAN
Selama Proses Konstruksi Setelah Proses Konstruksi selesai
Kelas 1 1. Minimalkan debu dari konstruksi yang
dikerjakan
2. Segera ganti atap jika letaknya sudah
5/7
tidak sesuai.
Kelas II 1. Cegah infeksi karena udara berdebu 1. Bersihkan permukaan kerja
2. Basahi permukaan kerja dengan air dengan desinfektan
untuk mengendalikan debu saat 2. Tutup limbah konstruksi sebelum
membongkar gedung diangkut dalam wadah yang
3. Kunci pintu-pintu yang tidak tertutup rapat
digunakan dengan duct tape. 3. Pel basah dan atau vakum
4. Halangi dan tutup ventilasi udara dengan HEPA filter sebelum
5. Letakkan keset debu di pintu masuk meninggalkan area kerja
dan keluar area kerja 4. Pindahkan system HVAC dari
6. Pindahkan atau jauhkan system area kerja
HVAC dari area kerja
Kelas III 1. Pindahkan atau jauhkan system 1. Jangan pindahkan penghalang
HVAC dari area kerja untuk mencegah debu dari area kerja sampai ada
kontaminasi sistem duktus petugas yang berwenang
2. Pasang penghalang debu seperti melakukan inspeksi
sheetrock, 2. Pindahkan material dengan hati-
3. plywood, plastic, untuk menutup area hati untuk meminimalkan
kerja dengan area non kerja sebelum penyebaran kotoran dan debu
melakukan konstruksi terkait konstruksi
4. Jaga tekanan udara negative dalam 3. Vacuum area kerja dengan
area kerja dengan menggunakan HEPA filter
HEPA 4. Pel basah area kerja dengan
5. Tutup limbah konstruksi sebelum desinfektan
diangkut dalam wadah yang tertutup 5. Pindahkan system HVAC dari
rapat area kerja
6. Tutup troli angkutan dengan rapat
KELAS IV 1. Jauhkan system HVAC dari area kerja 1. Pindahkan material dengan hati-
untuk mencegah kontaminasi system hati untuk meminimalkan
duktus penyebaran kotoran dan debu
2. Pasang penghalang debu seperti terkait konstruksi
sheetrock, 2. Tutup limbah konstruksi sebelum
3. plywood, plastic, untuk menutup area diangkut dalam wadah yang
kerja dengan area non kerja sebelum tertutup
melakukan konstruksi 3. Tutup troli angkutan dengan
4. Jaga tekanan udara negative dalam rapat
6/7
area kerja dengan menggunakan 4. Vacuum area kerja dengan
HEPA HEPA filter
5. Tutup lubang-lubang, saluran, pipa, 5. Pel basah area dengan
celah dengan benar desinfektan
6. Bangun anteroom dan minta semua 6. Pindakan system HVAC dari
personil melewati anteroom sehingga area kerja
mereka bisa divakum menggunakan
HEPA sebelum meninggalkan area
kerja atau mereka dapat memakai
baju atau kain kertas yang menutupi
yang dapat diganti setiap mereka
meninggalkan area kerja
7. Semua personil yang memasuki area
kerja diminta menggunakan pelindung
sepatu. Pelindung sepatu harus
diganti setiap pekerja keluar area
kerja
8. Jangan pindahkan penghalang debu
dari area kerja sampai proses
konstruksi diinspeksi oleh Tim dalin

Langkah 4. Identifikasi area sekitar proses konstruksi, ases potensial dampak


Unit di bawah Unit di atas Samping kiri Samping Belakang Depan
kanan

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko

Langkah 5. Identifikasi ruang khusus, cth ruang pasien, ruang medikasi dll

Langkah 6. Identifikasi isu terkait: ventilasi, saluran air, listrik seandainya ada gangguan
Langkah 7. Identifikasi penghalang debu apa yang digunakan. (cth, penghalang tembok) ;
apakah diperlukan HEPA filter?

(Catatan: Selama konstruksi area renovasi/konstruksi hendaknya dipisahkan dari area


hunian dan hendaknya negative dengan memperhatikan area sekitar)
7/7

Langkah 8. Pertimbangkan potensial risiko kerusakan air. Apakah ada risiko terkait struktur
bangunan (cth, tembok, atap, plafon)

Langkah 9. Jam kerja: Bisakah konstruksi dilakukan diluar jam perawatan pasien?

Langkah 10. Apakah plan membutuhkan ruangan isolasi atau aliran udara negative?

Langkah 11. Apakah plan membutuhkan tempat cuci tangan (handwashing sinks)?

Langkah 12. Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan jumlah minimal tempat cuci
tangan untuk proses ini? (lihat pedoman AIA untuk tipe dan area)

Langkah 13. Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan plan kebersihan ruangan?

Langkah 14. Plan untuk membicarakan isu berikut terkait proses Cth, alur lalu lintas,
housekeeping, menghilangkan kotoran atau debut (bagaimana dan kapan)

Anda mungkin juga menyukai