Anda di halaman 1dari 16

Skenario B

Seorang bayi perempuan lahir di RSMP dari seorang Ibu yang bernama Ny. Ira, usia 25 tahun.
Ny. Ira masuk rumah sakit karena keluar air-air berwarna kuning kehijauan sejak 1 hari yang
lalu. Ini merupakan kehamilannya yang pertama, dengan usia kehamilan 38 mingu. Selama
hamil Ny. Ira menderita darah tinggi. Bayi Ny. Ira lahir secara spontan, warna air ketuban hijau,
kental dan berbau. Bayi lahir tidak langsung menangis. Nilai skor APGAR 1 menit adalah 4 dan
5 menit adalah 8.

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : PB : 45 cm, BBL : 2200 gr, LK : 32 cm
Vital sign : RR : 70 x/menit, Temperatur : 36,6o C, HR : 150 x/menit

Pemeriksaan Khusus :
Kepala : hidung : napas cuping hidung (+)
Thorax : retraksi dinding dada (+) epigastrium, suprasternal
Ekstremitas : dalam batas normal

Klarifikasi Istilah

1. Air berwarna kuning kehijauan : air ketuban yang tidak normal.


2. Skor APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity and Respiration): penilaian
terhadap bayi yang baru lahir untuk menilai viabilitas bayi, dilakukan penilaian pada
menit 1, 5 dan 10.
3. Bayi lahir spontan : bayi lahir pervaginam tanpa alat bantu.
4. Napas cuping hidung : menunjukkan tanda-tanda sesak napas.
5. Retraksi dinding dada : menunjukkan tanda-tanda sesak napas.

Identifikasi Masalah

1. Seorang bayi perempuan lahir di RSMP dari seorang Ibu yang bernama Ny. Ira, usia 25
tahun. 1 hari yang lalu, keluar air-air berwarna kuning kehijauan.
2. Usia kehamilan Ny. Ira 38 minggu dan merupakan kehamilan yang pertama bagi Ny. Ira.
3. Selama hamil, Ny. Ira menderita darah tinggi.
4. Bayi Ny. Ira lahir spontan dengan warna air ketuban hijau, kental dan berbau.
5. Bayi Ny. Ira lahir tidak langsung menangis dengan skor APGAR 1 menit adalah 4 dan 5
menit adalah 8.
6. Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : PB : 45 cm
BBL : 2200 gram
LK : 32 cm
Vital sign : RR : 70 x/menit
Temperatur : 36,6o C
HR : 150 x/menit
7. Pemeriksaan khusus :
Kepala : hidung : napas cuping hidung (+)
Thorax : retraksi dinding dada (+) epigastrium, suprasternal
Ekstremitas : dalam batas normal

Hipotesis
Bayi Ny. Ira lahir spontan, BBLR, asphyxia neonatorum / respiratory distress karena Ibu
terinfeksi saat hamil.

Analisis Masalah

1. Seorang bayi perempuan lahir di RSMP dari seorang Ibu yang bernama Ny. Ira,
usia 25 tahun. 1 hari yang lalu, keluar air-air berwarna kuning kehijauan.
a. Apa saja tanda-tanda air ketuban yang normal?
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc. Air ketuban
berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau
netral, dengan berat jenis1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin,
urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam
anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6% g per liter, terutama albumin.
Dijumpainya lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk
mengetahui apakah paru-paru janin sudah matang, sebab peningkatan kadar lesitin
merupakan tanda bahwa permukaan paru-paru (alveolus) diliputi oleh zat surfaktan.
Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan bernafas. Cara
penilaiannya adalah dengan cara menghitung rasio L/S. Bila persalinan berjalan lama
atau ada gawat janin atau letak janin sungsang, maka akan kita jumpai warna air
ketuban yang keruh kehijauan, karena telah bercampur dengan mekoneum.

b. Apa kemungkinan penyebab air ketuban berwarna kuning kehijauan?


Bercampurnya air ketuban dengan mekonium

c. Apa makna air ketuban berwarna kuning kehijauan?


Abnormal, kemungkinan air ketuban bercampur mekonium

d. Apa akibat air ketuban berwarna kuning kehijauan terhadap bayi yang baru lahir?
Bisa mengakibatkan terjadi infeksi pada bayi

e. Bagaimana mekanisme terjadinya air ketuban berwarna kuning kehijauan?

2. Usia kehamilan Ny. Ira 38 minggu dan merupakan kehamilan yang pertama bagi
Ny. Ira.
a. Bagaimana cara mengetahui usia kehamilan?
Menentukan umur kehamilan sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur
kehamilan dapat ditentukan dengan:

Rumus Naegle
Gerakan pertama fetus
Palpasi abdomen
Perkiraan tinggi fundus uteri
Ultrasonografi

I. Rumus Naegle
Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of
Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari
sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur
kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan
menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran
dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh)
dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu).

II. Gerakan Pertama Fetus


Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.

III. Palpasi Abdomen


Palpasi abdomen dapat menggunakan :
1. Rumus Bartholomew
2. Rumus Mc Donald
3. Palpasi Leopold

Rumus Bartholomew
Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama, maka tiap bagian
menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur
kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus dibagi
menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus
uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur
kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).

Rumus Mc Donald
Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan
umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan
umur kehamilan dalam minggu.

Palpasi Leopold
Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan
posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen. Palpasi leopold terdiri dari
4 langkah yaitu:

Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain
yang terdapat pada bagian fundus uteri
Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin
di sepanjang sisi maternal
Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin
dan sudah masuk dalam pintu panggul
Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah
masuk pintu atas panggul Memberikan informasi tentang bagian presentasi: bokong
atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian
presentasi)

IV. Perkiraan Tinggi Fundus Uteri


Cara menentukan kehamilan dengan perkiraan tinggi fundus uteri:
1.Mempergunakan tinggi fundus uteri
2.Menggunakan alat ukur caliper
3.Menggunakan pita ukur
4.Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda

Mempergunakan tinggi fundus uteri


Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkan
dengan patokan.
12 minggu >> 1/3 di atas simpisis
16 minggu >> simpisis-pusat
20 minggu >> 2/3 di atas simpisis
24 minggu >> Setinggi pusat
28 minggu >> 1/3 di atas pusat
34 minggu >> pusat-prosessus xifoideus
36 minggu >> Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu >> 2 jari di bawah prosessus xifoideus

Menggunakan alat ukur caliper


Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan
ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah
abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika
2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan
setelah sekitar 22-24 minggu.

Menggunakan pita ukur


Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24
minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis
dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil
dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan
jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.
Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal,
tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari
telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita
pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh
puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari
pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.
Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara
matematika sebagai berikut:
Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm
pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya diperkirakan sama dengan
jumlah minggu kehamilan.
Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm
pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya diperkirakan sama dengan
jumlah minggu kehamilan.
V. Ultrasonografi
Tujuan ultrasonografi adalah:
1.Konfirmasi kehamilan
2.Mengetahui usia kehamilan
Konfirmasi kehamilan
Embrio dalam kantung kehamilan tampak pada awal kehamilan 5,5 minggu dan detak
jantung janin tampak jelas dalam usia 7 minggu.
Mengetahui usia kehamilan
Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada kehamilan 6-12
minggu
Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada kehamilan 7-14
minggu
Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu

b. Apa istilah lain dari serang ibu yang baru mengalami kehamilan pertama?
Primigravida

c. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kehamilan?


http://kehamilan-kewanitaan.blogspot.com/2011/11/perkembangan-dan-
pertumbuhan-bayijanin.html
d. Bagaimana cara membedakan berat badan bayi lahir rendah berdasarkan usia
kehamilan dan Berat Badan Lahir (BBL)?

e. Apa akibat BBLR pada bayi?


Hipotermi
Dalam kandungan, bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu
36 C sampai dengan 37 C. Segerah setelah lahir bayi di harapkan pada suhu
lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberikan pengaru
pada kehilangan panas tubuh bayi, hipotemi dapat terjadi karena kemampuan untuk
mempertahankan anas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas
karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang
sedikit, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, permukaan tubuh relatif
lebih besar dibandingkan dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas.
Tanda klinis hipotermi : Suhu tubuh dibawah normal, kulit dingin, akral dingin, dan
sianosis.
b. Hipoglikemia
Penyelidikan kadar gula darah pada 12 jam pertama menunjukan bahwa hipoglikemia
dapat terjadi sebanyak 50 % pada bayi matur : Glokosa merupakan sumber utama
energi selama masa janin, glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula
darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya
pemberian glukosa, bayi ateren dapat mempertahankan kadar gula darah 50 – 60
mg/dL selama 72 jam pertama, bayi berat lahir rendah dalam kadar 40 mg/dL. Ini
disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi, Hipoglikemia bila kadar gula
darah sama dengan kurang dari 20 mg/Dl.
Tanda klinis hipoglikemia : gemetar atau tremor, sianosis, apatis, kejang, tangisan
lemah atau melengking, kelumpuhan atau letergi, kesulitan minum, terdapat gerakan
putar mata, keringat dingin, hipotermia, gagal jantung dan henti jantung.
b. Perdarahan intracranial
Perdarahan intracranial dapat terjadi karena trauma lahir, disseminated intravascular
coagulopathy atau trombositopenia idiopatik, Matriks germinal epidimal yang kaya
pembuluh darah merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap perdarahan selama
minggu pertama kehidupan.

3. Selama hamil, Ny. Ira menderita darah tinggi.


a. Apa kemungkinan penyebab hipertensi pada kehamilan?
Ada dua hal penyebab hipertensi, yaitu Hipertensi essensial atau hiipertensi primer di
mana penyebabnya bukan disebabkan oleh adanya gangguan pada jantung atau ginjal,
melainkan disebabkan oleh faktor lain misal dikarenakan pola hidup yang tidak sehat;
mengalami stress, mengkonsumsi garam yang berlebih, merokok, kebiasaan minuman
beralkohol dan kafein, pola makan yang tidak sehat yang mengakibatkan timbunan
lemak dan kelebihan berat badan dan adanya faktor keturunan
Sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh adanya gangguan ginjal atau jantung
disebut dengan hipertensi sekunder.

b. Apa akibat hipertensi pada kehamilan terhadap bayi?


BBLR , premature , kematian

c. Bagaimana patofisiologi hipertensi pada kehamilan?

4. Bayi Ny. Ira lahir spontan dengan warna air ketuban hijau, kental dan berbau.
a. Apa akibat bayi lahir spontan dengan air ketuban hijau, kental dan berbau?
Kemungkinan resiko bayi baru lahir terkena infeksi semakin meningkat

b. Bagaimana fisiologi dari neonatus?

5. Bayi Ny. Ira lahir tidak langsung menangis dengan skor APGAR 1 menit adalah 4
dan 5 menit adalah 8.
a. Bagaimana cara menetapkan skor APGAR?
b. Apa makna skor APGAR 1 menit adalah 4 dan 5 menit adalah 8?
6. Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : PB : 45 cm
BBL : 2200 gram
LK : 32 cm
Vital sign : RR : 70 x/menit
Temperatur : 36,6o C
HR : 150 x/menit
Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik?

7. Pemeriksaan khusus :
Kepala : hidung : napas cuping hidung (+)
Thorax : retraksi dinding dada (+) epigastrium, suprasternal
Ekstremitas : dalam batas normal
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan khusus?
b. Apa definisi dari asfiksia neonatorum?
Suatu keadaan bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir

c. Apa saja faktor resiko asfiksia neonatorum?

Faktor risiko Faktor risiko Faktor risiko janin7,10


antepartum intrapartum
Primipara10 Malpresentasi10 Prematuritas BBLR
Penyakit pada ibu:7 Partus lama10 Pertumbuhan janin
Demam saat kehamilan Persalinan yang sulit terhambat Kelainan
Hipertensi dalam dan traumatik10 kongenital
kehamilan Mekoneum dalam
Anemia ketuban7,10
Diabetes mellitus Ketuban pecah dini7
Penyakit hati dan ginjal Induksi Oksitosin 10
Penyakit kolagen dan Prolaps tali pusat7
pembuluh darah

Perdarahan
antepartum7,10
Riwayat kematian
neonatus
sebelumnya10
Penggunaan sedasi,
anelgesi atau anestesi7

1.Faktor Ibu

-Hipoksia ibu, hal ini akan menimbulkan hipoksia janin. Hipoksia ibu dapatterjadikarena
hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anestesi dalam.

-Gangguan aliran darah uterus. Mengurangnya aliran darah pada uterus akanmenyebabkan
berkurangnya pengairan O2 ke plasenta dan ke janin. Hal ini seringditemukan pada kasus-kasus :

Gangguan kontraksi uterus, misalnya : hipertensi, hipotoni / tetani uterus akibat penyakit atau

obat.

Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.

Hipertensi pada penyakit eklamsia.

2.Faktor Janin

a.Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat.

b.Depresi pernafasan karena obat-obat anastesia / analgetika yang diberikan kepada ibu.

c.Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya : perdarahan intracranial.

d. Bagaimana cara mendiagnosis asfiksia neonatorum?


Anamnesis: Gangguan / kesulitan waktu lahir tidak bernafas/menangi
Pemeriksaan fisik Asfiksia neonatorum
Klinis 0 1 2
-Detak jantung Tidak ada 100x/menit
-Pernafasan Tidak ada Tak teratur Tangis kuat
-Refleks saat jalan nafas dibersihkan Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
-Tonus otot Lunglai Fleksi ekstermitas (lemah) Fleksi kuat gerak aktif
-Warna kulit Biru pucat Tubuh merah ektermitas biru Merah seluruh tubuh
-Niali 0-3 : Asfiksia berat
-Nilai 4-6 : Asfiksia sedang
-Nilai 7-10 : Normal
-Dilakukan pemantuan nilai apgar pada menit ke01 dan menit ke-5, bila nilai apgar 5
menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7,
nilai apgar berguna untuk menilai keberhasilan resustansi bayi baru lahir dan
menetukan prognosis, bukan untuk memulai resustansi karena dimulai 30 detik
setelah lahir bila bayitidak menangis ( bukan 1 menit seperti penilaian skor apgar ).

e. Bagaimana tata laksana asfiksia neonatorum?


-Cegah pelepasan panas yang berlebihan, keringkan ( hangatkan ) dengan
menyelimuti seluruh tubuhnya terutama bagian kepala dengan handuk yang kering
-Bebaskan jalan nafas : atur posisi, isap lender
-Bersihkan jalan nafas bayi dengan hati-hatidan pastikan bahwa jalan nafas bayi
bebas dari hal-hal yang dapat menghalangi masuknya udara kedalam paru-paru. Hal
ini dapat dilakukan dengan:
-Ø Ekstensi kepaladan leher sedikit lebih rendah dari tubuh bayi Hisap lendir, cairan
pada mulut dan hidung bayi sehingga jalan nafasØ bersih dari cairan ketuban,
mekonium/ lendir dan menggunakan penghisap lendir Delee
-Rangsangan taktil, bila mengeringkan tubuh bayi dan penghisapan lendir/ cairan
ketuban dari mulut dan hidung yang dasarnyan merupakan tindakan rangsangan
belumcukup untuk menimbulkan pernafsan yang adekuat padabayi lahir dengan
penyulit, maka diperlukan rangsangan taktil tambahan. Selama melakukan
rangsangan taktil, hendaknya jalan nafas sudah dipastikan bersih. Walaupun prosedur
ini cukup sederhana tetapi perlu dilakukan dengan cara yang betul. Ada 2 cara yang
memadai dan cukup aman untuk memberikan rangsangan taktil, yaitu: Menepukan
atau menyentil telapak kaki dan menggosok punggung bayi.Ø Cara ini sering kali
menimbulkan pernafasan pada bayi yang mengalami depresi pernafasan yang ringan
Cara lain yang cukup aman adalah melakukan penggosokan pada punggungØ bayi
secara cepat, mengusap atau mengelus tubuh, tungkai dan kepala bayi juga
merupakan rangsangan taktil tetapi rangsangan yang ditimbulkan lebih ringan dari
menepuk, menyentil, atau menggosok. Prosedur ini tidak dapat dilakukan pada bayi
yang appnoe, hanya dilakukan pada bayi yang telah berusaha bernafas. Elusan pada
tubuh bayi, dapat membantu untuk meningkatkan frekuensi dari dalamnya
pernafasan.

f. Apa definisi dari respiratory distress?


-Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane Disease
(HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan
terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. (Malloy & Freeman
2000).
-RDS adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi premature dengan
tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang
menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang
spesifik (Stark,1986).
-RDS adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak
adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai Hyaline Membrane
Disesae (Suryadi, 2001).
-RDS adalah suatu sindrom kegawatan pada pernafasan yang terdiri atas gejala
dispneu, pernafasan cepat lebih dari 60 kali permenit, sianosis, merintih pada saat
ekspirasi; terdapat retraksi pada suprasternal, interkostal dan epigastrium. Pada
penyakit ini terjadi perubahan paru yaitu berupa pembentukan jaringan hialin pada
membran paru yang rusak. Kerusakan pada paru timbul akibat kekurangan komponen
surfaktan pulmonal. Surfaktan adalah suatu zat aktif yang memberikan pelumasan
pada ruang antar alveoli sehingga dapat mencegah pergesekan dan timbulnya
kerusakan pada alveoli yang selanjutnya akan mencegah terjadinya kolaps paru.
(Yuliani, 2001)

g. Bagaimana cara mendiagnosis respiratory distress?


1.Pemeriksaan AGD didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni dengan
asidosis respiratorik.
2.Pemeriksaan radiologis, mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada, setelah
12-24 jam akan tampak infiltrate alveolar tanpa batas yang tegas diseluruh paru
3.Biopsi paru , terdapat adanya pengumpulan granulosit secara abnormal dalam
parenkim paru

h. Bagaimana tata laksana respiratory distress?


1.Memberikan lingkungan yang optimal. Suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan
agar tetap dalam batas normal (36,5o-37oC) dengan cara meletakkan bayi dalam
incubator. Kelembapan ruangan juga harus adekuat.
2.Pemberian oksigen. Pemberian oksigen harus dilakukan dengan hati-hati karena
berpengaruh kompleks pada bayi premature. pemberian oksigen yang terlalu banyak
dapat menimbulkan komplikasi seperti fobrosis paru,dan kerusakan retina. Untuk
mencegah timbulnya komplikasi pemberian oksigen sebaiknya diikuti dengan
pemeriksaan analisa gas darah arteri. Bila fasilitas untuk pemeriksaan analisis gas
darah arteri tidak ada, maka oksigen diberikan dengan konsentrasi tidak lebih dari
40% sampai gejala sianosis menghilang.
3.Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk mempertahankan homeostasis
dan menghindarkan dehidrasi. Pada permulaan diberikan glukosa 5-10% dengan
jumlah yang disesuaikan dengan umur dan berat badan ialah 60-125 ml/kgBB/hari.
Asidosis metabolic yang selalu dijumpai harus segera dikoreksi dengan memberikan
NaHCO3 secara intravena yang berguna untuk mempertahankan agar pH darah 7,35-
7,45. Bila tidak ada fasilitas untuk pemeriksaan analisis gas darah, NaHCO3 dapat
diberi langsung melalui tetesan dengan menggunakan campuran larutan glukosa 5-
10% dan NaHCO3 1,5% dalam perbandinagn 4:1
4. Pemberian antibiotic. bayi dengan PMH perlu mendapat antibiotic untuk mencegah
infeksi sekunder. dapat diberikan penisilin dengan dosis 50.000-100.000 U/kgBB/hari
atau ampisilin 100 mg/kgBB/hari, dengan atau tanpa gentamisin 3-5 mg/kgBB/hari.
5.Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH adalah pemberian surfaktan
eksogen (surfaktan dari luar). Obat ini sangat efektif tapi biayanya sangat mahal.

8. Bagaimana cara mendiagnosis BBLR?


a. Anamnesis :
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan, mencari
etiology dan factor-factor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR
• Umur ibu
• HPHT
• Riwayat persalinan
• Paritas,jarak kelahiran sebelumnya
• Kenaikan BB selama hamil
• Aktivitas
• Penyakit yang diderita selama hamil
• Obat obat yang di minum selama hamil

b. Pemeriksaan fisis :
• Berat badan
• Tanda-tanda prematuritas (score Ballard)
• Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila Bayi KMK)
c. Pemeriksaan penunjang :
1. Darah rutin,glukosa darah,pemeriksaan kadar elektrolit dan analisa gas darah (bila
diperlukan ).
2. Foto dada /babygram
3. USG kepala.
9. Bagaimana cara menindaklanjuti BBLR secara komprehensif?
a. Medikamentosa
- Vitamin K1 injeksi IM dosis tunggal 1mg.
Diet etik : pemberian ASI personde
b.Supportif :
Pantau Jalan napas :inkubator u/ mempertahankan suhu pada keadaan normal.
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit

10. Bagaimana prognosis BBLR?

11. Apabila BBLR tidak ditindaklanjuti secara komprehensif, kemungkinan apa saja yang
dapat terjadi?
-Gangguan pernapasan/paru-paru
-Gangguan hati
-Hipotermia
-Intraventricular hemorage
-Retinophaty.

12. Bagaimana Kompetensi Dokter Umum terhadap BBLR?

13. Bagaimana pandangan islam terhadap BBLR?

Anda mungkin juga menyukai