Jelaskan dan uraikan berbagai bentuk jenis sediaan padat untuk kuratif-
preventif-promotif pada era UHC
Pulveres (serbuk terbagi)
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang
lain yang cocok.Supaya dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering
ditambah zat tambahan berkhasiat netral atau indiferen, seperti Saccharum
Lactis, Saccharum album, sampai berat serbuk tiap bungkusnya 500 mg.
Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih
bahan obat yang dibuat dengan cara pengempaan (BPOM, 2017). Tablet
tersusun oleh bahan aktif dan bahan tambahan.
jenis-jenis tablet diantaranya :
Pil
Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan
obat (FI III, 1979 : 23). Pil adalah sediaan kecil berbentuk bulat atau bulat telur
untuk pemakaian dalam
Suposutoria
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, suppositoria adalah sediaan padat
dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau
uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
2. Tablet Piroksikam
Piroksikam merupakan suatu obat golongan NSAID yang menunjukkan
khasiat analgesik dan antipiretik (Mc Evoy, 2002). Piroksikam dapat digunakan
untuk analgesik, antipiretik, antiinflamasi dan digunakan untuk terapi penyakit
rheumathoid arthritis, dan penyakit rematik lainnya. Obat ini juga memiliki efek
urikosurik serta digunakan untuk pengobatan gout akut. Dalam pengobatan reumatik
biasanya digunakan dosis piroksikam 20 mg sehari dalam dosis tunggal atau dosis
terbagi 10 – 30 mg sehari. Untuk pengobatan gout akut digunakan dosis 40 mg
perhari selama 5 -7 hari (Reynold, 1982).
Piroksikam bekerja menghambat sintesis prostaglandin dalam jaringan dengan
menghambat siklooksigenase dengan 2 isoenzim siklooksigenase – 1 dan
siklooksigenase – 2 yang telah diindentifikasi dimana pembentukan prostaglandin ini
dikatalisis lewat jalur asam arakidonat (Mc Evoy, 2002).
Piroksikam diabsorbsi dalam saluran cerna, dimetabolisme dalam hati melalui
proses hidroksilasi dan konjugasi dengan asam glukuronat, dan diekskresi melalui
urin. Tidak lebih dari 5% dosis diekskresi dalam bentuk utuh. Piroksikam 99 %
terikat protein plasma dan waktu paruh kira-kira 35-45 jam dalam plasma (Reynolds,
1982). Obat ini menjalani siklus enterohepatik. Kadar maksimum dicapai sekitar 7-10
hari dan kadar plasma kira-kira sama dengan cairan sinovial (Ganiswarna, 1995).
Frekuensi kejadian efek samping piroksikam mencapai 11- 46 % dan 4- 12%
dari jumlah penderita terpaksa menghentikan obat ini. Efek samping tersering adalah
gangguan saluran cerna antara lain yang berat adalah tukak lambung. Efek samping
lain adalah pusing, tinitus, nyeri kepala dan eritema kulit. Piroksikam tidak
dianjurkan untuk wanita hamil, penderita tukak lambung dan penderita yang sedang
minum antikoagulan (Ganiswarna, 1995).
Tinjauan Fisika-kimia
Pemerian : Serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning, tidak berbau,
memiliki rasa yang pahit dan bentuk monohidratnya berwarna
kuning.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam asam encer dan sebagian
pelarut organik, sukar larut dalam etanol dan dalam larutan alkali
(Sweetman, 2009). Piroksikam sedikitlarut dalam metanol, etanol
dan isopropanol (Florey, 1986).
O O
S CH3
N
H
N
OH O N
O O
S CH3
N
H
N
OH O N
b. Pemerian
Serbuk putih, tidak berbau, memiliki rasa yang pahit
d. Pemakaian
Obat ini digunakan untuk analgesik, antipiretik, antiinflamasi dan digunakan
untuk terapi penyakit rheumathoid arthritis, dan penyakit rematik lainnya.
Obat ini juga memiliki efek urikosurik serta digunakan untuk pengobatan
gout akut. Dalam pengobatan reumatik biasanya digunakan dosis piroksikam
20 mg sehari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi 10 – 30 mg sehari. Untuk
pengobatan gout akut digunakan dosis 40 mg perhari selama 5 -7 hari
(Reynold, 1982).
f. Persyaratan (FI V)
- Identifikasi
Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 40 mg piroksikam
dengan 10 ml kloroform P, saring, uapkan sampai kering. Spektrum serapan
inframerah residu didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Piroksikam BPFI.
Zat Tambahan
Serbuk selulosa (Rowe. 2009; 136)
Rumus Struktur :
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, asam encer dan pelarut
organik.
magnesium salt
Rumus Struktur :
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan
Penyimpanan : Simpan pada wadah tertutup rapat dan baik, dingin, dan
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan asam kuat, basa, dan garam besi.
cordycepic acid
Rumus Struktur :
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam basa, sangat sukar
Mailand.
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan xylitol infus dan berbentuk
Range : 20-90 %
B. Formulasi
Formula terpilih
Rentang F1 F2 F3 F4
Bahan Fungsi
Pemakaian % mg % mg % mg % mg
Super
Crospovidone 2-5% 3 6 6 12 6 6 3 12
Disintegran
Microcrystalline
Pengisi 10-90% 60 120 45 90 43 86 58 116
cellulose
Pengisi,
Mannitol 10-90% 19 38 19 38 19 38 19 38
Pemanis
Magnesiun
Lubrikan 0,25-5% 2 4 2 4 2 4 2 4
Stearat
C. Karakteristik Piroksikam
1. Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam asam encer dan sebagian
pelarut organik, sukar larut dalam etanol dan dalam larutan alkali.
2. Suhu lebur : 198º-202ºC (Reynold& Prasad, 1982). Piroksikam memiliki dua
bentuk kristal polimorf yaitu kristal jarum yang memiliki titik
lebur 196 – 198°C, dan bentuk kubus yang memiliki titik lebur
199 – 201°C.
3. Pka : 6,3
4. Log P : 3,06
D. Prosedur Pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
E. Profil Disolusi
F. Uji Disolusi
Uji disolusi meliputi penentuan panjang gelombang maksimum piroksikam,
pembuatan kurva baku piroksikam, pembuatan medium disolusi, pelaksanaan uji
disolusi, dan pengambilan sam pel. Piroksikam ditimbang seksama sebanyak 50 mg
dan dilarutkan dalam 100 mL HCl pH 1,2. Larutan tersebut kemudian diencerkan
hingga diperoleh konsentrasi 10 µg/mL dengan cara 1 mL larutan diencerkan
dalam 50 mL HCl. Larutan dengan konsentrasi 10 µg/mL dibaca absorbansinya
pada panjang gelombang 180-380 nm. Secara teoritis piroksikam mempunyai
panjang gelombang maksimum 333 nm (Anonim, 2007).
Kurva baku dibuat dengan cara mengencerkan larutan baku piroksikam 50
µg/100mL menggunakan HCl pH 1,2. Sehingga diperoleh 5 konsentrasi larutan
baku yang memberikan absorbansi larutan pada rentang nilai 0,2-0,8. Absorbansi
larutan baku dibaca pada panjang gelombang maksimum. Dari hasil pembacaan
panjang gelombang maksimum dibuat kurva hubungan absorbansi sebagai fungsi
konsentrasi sehingga diperoleh persamaan regresi linier y = bx + a (Anonim, 2007).
Medium disolusi yang digunakan adalah HCl sebanyak 900 mL yang
dimasukkan ke dalam labu disolusi. Cara pembuatannya yaitu 4 ml HCl 37%
ditambah akuades hingga 1000 mL. Larutan diatur pada pH 1,2 ± 0,05
Uji disolusi dilakukan dengan menggunakan dissolution tester tipe II yaitu
tipe dayung. Kecepatan putar pengaduk dayung diatur pada kecepatan 100 rpm.
Suhu percobaan dipertahankan berada pada 37-38 °C (Anonim, 1994). Sampel hasil
disolusi tablet piroksikam diambil dari medium disolusi pada menit ke 5, 10, 30, 45,
60, dan 90, masing-masing sebanyak 5,0 mL. Sampel yang diambil kemudian
diganti dengan medium disolusi baru dalam j umlah yang sama yaitu 5,0 mL
sehingga volume medium disolusi tetap (Kiran et al ., 2010).
Sampel yang telah diperoleh dari menit ke 5, 10, 30, 45, 60, dan 90 diukur
absorbansinya pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum
piroksikam dalam medium disolusi. Hasil absorbansi yang diperoleh dimasukkan
dalam persamaan regresi linier untuk memperoleh konsentrasinya. Sampel uji
disolusi dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum sehingga
diperoleh absorbansi sampel.