Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KERJASAMA INTERNASIONAL DALAM PEMBERANTAS


KORUPSI : TRANSPARENCY INTERNATIONAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Budaya
Anti Korupsi

Dosen Pengampu :

Dra. Atin Karjatin, M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 5

Tingkat 2C
Dhiya Syifa Az-zahra P17320118096
Cicim Sugiman P17320118085
N Anjali Nur Amaniah P17320118102
Silda Septiani P17320118115
Syifa Nurul Hikmah P17320118095
Nadya Noer Basith P17320118114
Yunita Etikawati P17320118087

JURUSAN D-III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Kerjasama Internasional Dalam Pemberantas Korupsi : Transparency
International” dengan baik dan tepat waktu. Adapun pembuatan makalah ini
dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas dari mata kuliah Pendidikan Budaya
Anti Korupsi. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami yaitu


Ibu Dra. Atin Karjatin, M.Kes yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini. Selain itu, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
makalah ini dan kami juga mengharapkan saran dan kritik agar daat lebih baik
untuk kedepannya.

Bandung, 19 September 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................2

1.3 TUJUAN..........................................................................................................2

1.4 MANFAAT.......................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................3

KOSEP KERJASAMA INTERNASIONAL..................................................3

2.1 PENGERTIAN TRANSPARENCY INTERNATIONAL...................................3

2.2 SEJARAH TRANSPARENCY INTERNATIONAL..........................................3

2.3 TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA......................................5

2.4 STRATEGI TRANSPARENCY INTERNASIONAL INDONESIA DALAM


PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA..........................................6

2.5 FAKTOR YANG MENDORONG ADOPSI STRATEGI ANTI KORUPSI


TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA....................................8

BAB III............................................................................................................11

KESIMPULAN...............................................................................................11

3.1 SIMPULAN...................................................................................................11

3.2 SARAN...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Organisasi internasional merupakan sebagai suatu struktur formal
danberkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antar anggota-
anggota (pemerintah dan non pemerintah) dari dua atau lebih negara
berdaulat dengan tujuan untuk mengejar kepentingan bersama para
anggotanya. Ruang lingkup organisasi internasional sangat luas salah
satunya ialah dalam pergerakan melawan korupsi yang menjadi salah satu
masalah utama yang dihadapi oleh berbgai negara, Oganisasi
internasional dalam bidang ini adalah Transparency International (TI)
Transparency International(TI) merupakan salah satu chapter
Transparency International, sebuah jaringan global NGO antikorupsi
yang mempromosikan transparansi dan akuntabilitas kepada lembaga-
lembaga negara, partai politik, bisnis, dan masyarakat sipil. Bersama
lebih dari 90 chapter lainnya, TI berjuang membangun dunia yang bersih
dari praktik dan dampak korupsi di seluruh dunia.Menurut Transparency
International mengungkapkan bahwa Corruption Perceptions Index
merupakan instrumen yang dikeluarkan untuk mengukur persepsi pelaku
usaha terhadap praktik suap di suatu daerah. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Transparency International, pada tahun 2017 Indonesia
berada di peringkat 96 dari 180 negara dan Indonesia memiliki skor
sebesar 37 pada tingkat pusat atau provinsi. Melihat data tersebut, korupsi
di Indonesia masih terbilang sangat tinggi. Indonesia Corruption Watch
mencatat dari mulai 1 Januari hingga 30 Juni 2017 terdapat 226 kasus
korupsi dengan jumlah tersangka sebanyak 587 orang. Kasus korupsi
tersebut merugikan negara sekitar Rp 1,83 triliun dan nilai suap sebesar
Rp 118,1 miliar. Berdasarkan hasil pemaparan tersebut yang menjadi latar

1
bekang kami dalam menyusun makalah ini sehingga kami dapat lebih
mendalami mengenai Transparency International

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. ApapengertiandariTransparency International ?
2. BagaimanasejarahTransparency International?
3. BagaimanaTransparency InternationalIndonesia ?
4. BagaimanastrategiTransparency Internasional Indonesia
dalamPemberantasanKorupsi di Indonesia ?
5. Apafaktor yang MendorongAdopsiStrategi Anti KorupsiTransparency
InternationalIndonesia ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Transparency International ?
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Transparency International ?
3. Untuk mengetahui bagaimana Transparency International Indonesia ?
4. Untuk mengetahui bagaimana strategi Transparency Internasional
Indonesia dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia ?
5. Untuk mengetahui apa saja faktor yang Mendorong Adopsi Strategi
Anti Korupsi Transparency International Indonesia ?

1.4 MANFAAT
1. Agar dapat mengetahui apa pengertian dari Transparency International ?
2. Agar dapat mengetahui bagaimana sejarah Transparency International?
3. Agar dapat mengetahui bagaimana Transparency International Indonesia?
4. Agar dapat mengetahui bagaimana strategi Transparency Internasional
Indonesia dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia ?
5. Agar dapat mengetahui apa saja faktor yang Mendorong Adopsi Strategi
Anti Korupsi Transparency International Indonesia ?

2
BAB II
KOSEP KERJASAMA INTERNASIONAL

2.1 PENGERTIAN TRANSPARENCY INTERNATIONAL


Transparency International merupakan sebuah Non-Governmental
Organization yangmemfokuskan diri untuk memberantas praktek-praktek
korupsi dan berusaha untuk membuatdunia yang bebas dari tindakan-
tindakan korupsi sehingga terciptalah dunia yang terlepas daridampak
buruk tindakan-tindakan korupsi tersebut.

2.2 SEJARAH TRANSPARENCY INTERNATIONAL


Transparency International pertama kalididirikan oleh Peter Eigen
pada tahun 1993 dan berkantor pusat di Berlin, Jerman Organisasi ini
dibentuk sebagai wujud dari realisasi pemberantasan korupsi di dunia,
haltersebut terjadi karena adanya kesadaran tentang dampak yang terjadi
karena korupsi sepertisulitnya untuk menuntaskan kemiskinan di dunia
karena adanya praktek-praktek korupsi yangdilakukan oleh oknum-oknum
yang seharusnya menyalurkan dana untuk masyarakat yangmembutuhkan.
Selain itu dibidang politik, korupsi sangat mengganggu jalannya
prosesdemokrasi dan penegakan hukum di suatu negara, negara dapat
kehilangan legitimasinya saatmenggunakan wewenang yang dimilikinya
untuk kepentingan pribadi. Tidak hanya di sektorekonomi dan politik saja
dampak yang terjadi karena praktek korupsi, akan tetapi jugaberdampak
pada sektor lingkungan, dan juga sosial.
Transparency International memiliki visi dan misi untuk menghentikan
korupsi di dunia danmempromosikan transparansi, akuntabilitas, dan
integritas di semua kalangan pemerintah,masyarakat, dan pengusaha-
pengusaha di seluruh dunia.Menurut TransparencyInternational, secara
umum korupsi dapat dikatakan sebagai penyalahgunaan kekuasaan
yangdimilikinya untuk kepentingan pribadinya.

3
Korupsi juga dapat diklasifikasikan menjadi tigatingkatan, yang
pertama adalah korupsi besar yang dilakukan pada tingakatan tertinggi
darisuatu pemerintahan yang mendistorsi kebijakan atau fungsi sentral dari
suatu negara, dalamtingkat ini, pemerintah dapat mengambil keuntungan
untuk dirinya sendiri dengan caramengorbankan hak-hak dari rakyat di
negaranya. Lalu yang kedua adalah tingkat korupsikecil, tingkatan ini
mengacu kepada penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan
yangdiberikan kepada pejabat-pejabat publik tingkat bawah dan menengah
yang setiap harimelayani dan berinteraksi langsung dengan masyarakat
yang biasanya dalam bentuk suap,kepolisian, rumah sakit, dan juga tempat
pelayanan publik lainnya. Dan yang ketiga adalahkorupsi tingkat politik,
korupsi pada tingkat ini merupakan bentuk korupsi yang
melakukanmanipulasi data atau kebijakan dari suatu lembaga negara yang
diberikan wewenang untuk mengambil keputusan dari suatu negara, hal
tersebut dilakukan untuk dapat mempertahankanposisi atau jabatannya
atau menerima pemasukan lain selain dari haknya sebagai pejabatnegara.
Transparency International dalam melakukan aksi-aksinya
mendapatkan bantuan dana dariberbagai donor, termasuk lembaga
pemerintahan (seperti AUSAID, USAID, pemerintahnegara Perancis,
pemerintah negara Jerman, dan lain sebagainnya), selain dari pemerintah
juga terdapat lembaga multilateral, yayasan (seperti Bill & Melinda Gates
Foundation,TIDES Foundation, dan lain-lain), sektor swasta (seperti Shell
International, SAP, SGS AG,dan lain-lain), serta bantuan dari individu.
Transparency International memiliki kebijakanuntuk menerima dana
ataupun bantuan-bantuan lainnya dari siapapun selama tidak mengganggu
kinerja dari Transparency International yang bersifat independen dan
mandiriataupun dapat mengganggu integritas serta reputasi baik dari
Transparency International. Transparency International juga secara
transparan memberikan laporan tahunannya tentangpemakaian bantuan
tersebut secarat terperinci, sehingga donator dan masyarakat luas

4
dapatmengetahui penggunaan dana tersebut.Sekarang ini, Transparency
International telah hadir di lebih dari 100 negara di dunia. Salahsatunya
adalah yang berada di Indonesia.

2.3 TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA


Transparency International Indonesia adalahkumpulan dari segenap
pemikir dan para penggerak dibidang sosial. Sebagai think-tank
TIIndonesia telah melakukan review-review kebijakan, mendorong
reformasi lembaga penegak hukum, dan secara konsisten melakukan
pengukuran korupsi melalui Indeks PersepsiKorupsi, Crinis project, dan
juga berbagai publikasi riset lainnya yang bertujuan untuk memberantas
korupsi di Indonesia pada khususnya. TI Indonesia juga mengembangkan
faktaIntegritas sebagai sistem pencegahan korupsi di birokrasi pemerintah
Indonesia.
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pertama kali digagas pada tahun
2004 oleh TI Indonesia.Metode ini diterapkan di Indonesia karena berkaca
pada relevannya Corruption PerceptionIndex yang dikeluarkan oleh
Transparency International sebagai alat pengukur tingkat korupsi global,
oleh sebab itulah TI Indonesia ingin menerapkannya ditingkat nasional.
Haltersebut dibutuhkan untuk:
1. Menjadi acuan bagi lembaga penegak hukum untuk memprioritaskan
kerjanya didaerah-daerah yang diketahui rawan korupsi
2. Menjadi sebuah bentuk apresiasi untuk daerah-daerah yang sudah
melakukan inisiatif memberantas korupsi ditingkat lokal dan juga
sebaliknya
3. Memberikan pencerahan bagi masyarakat tentang situasi korupsi di
daerah-daerahseluruh IndonesiaPada tahun pertama riset ini
dikembangkan, TI Indonesia dibantu oleh Frederick Galtungyang
pernah menjabat sebagai direktur Policy and Research Department di
TransparencyIndonesia, mengembangkan desain riset dan
instrumennya yaitu kuesioner pada tahuntersebut.

5
2.4 STRATEGI TRANSPARENCY INTERNASIONAL INDONESIA
DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
Perjuangan melawan korupsi merupakan agenda berat yang harus
dipikul bersama, dengan menyadari bahwa upaya melawan korupsi harus
dilakukan dari berbagai arah. Semua aspek masyarakat (civil society),
para pelaku bisnis, juga elit pemerintah harus ikut serta dalam
pembangunan pemerintahan yang bersih.Guna membangun Indonesia
yang bersih dari korupsi meskipun sebuah Negara mustahil untuk
terbebas dari korupsi, Transparency International Indonesia (TII)
membangun sebuah desain strategi pemberantasan korupsi.

Hal ini adalah upaya sebuah gerakan sosial anti korupsi yang
dilakukan sesuai dengan tujuan TII.Secara garis besar, gerakan sosial
antikorupsi adalah bentuk strategi TII dalam melawan korupsi. TII
berupaya melawan korupsi dari berbagai sektor dalam sebuah kerangka
gerakan sosial antikorupsi. Bentuknya, menurut “DH” sebagai Deputi
Sekjen, TII berusaha melakukan monitoring terhadap pemerintah maupun
sektor bisnis. Dan juga membentuk kesadaran masyarakat dengan
pelatihan dan workshop.

Bagi Snow dkk terdapat empat dimensi dalam mengajak


seseorang untuk ikut dalam sebuah gerakan sosial yaitu dengan private
face to face, public face to face, private mediated dan public mediated.
Cara ini sebagai pisau analisis sejauhmana TII menjaring atau merekrut
partisipan dalam perjuangan melawan korupsi. (Snow dkk: 1980:790
dalam Arifianto, MH 2015)

1. Private face to face

Dilakukan dengan memberikan informasi atau metode


kampanye dengan bertemu dua pihak dan mempengaruhi yang
lainnya. Seperti pertemuan dalam lingkungan keluarga ataupun

6
lingkungan pertemanan. Menurut snow dapat dilakukan dengan
melakukan penjaringan dari pintu ke pintu kepada teman dan
keluarga, memberikan selembaran terkait isu gerakan, membuat
petisi, dan memberi penyampaian mengenai kolektif ; penyebaran
informasi dan perekrutan antara lain dilakukan oleh promotor
gerakan kepada antar partisipan sepanjang baris jaringan (Snow dkk :
1980-790 dalam Arifianto, MH 2015)

Dalam hal ini TII menyampaikan ajakan atau melakukan


kampanye dan mengajak masyarakat agar ikut terlibat agenda TII
dengan cara mengajak tokoh masyarakat untuk terlibat dan lebih
banyak mengajak masyarakat lain dalam memberantas korupsi.

2. Public face to face

Dapat dilakukan dengan cara bertemu tatap muka dengan para


simpatisan, membuat petisi, penyampaian atau mengajak para
simpatisan diranah public, dan partisipasi dalam acara-acara public
seperti parade, pementasan acara untuk konsumsi public, gerakan
konvensional dan pestifal. Mereka bisa menyalurkan promosi dan
perekrutan usaha mereka diantara orang-orang asing di tempat
umum dengan tatap muka (Snow dkk : 1980-790 dalam Arifianto,
MH 2015)

3. Private mediated

Dapat dilakukan dengan cara melalui media yang dilihat secara


pribadi yaitu media komunikasi dengan media yang lebih intens
melalui email, telepon, sms atau BBM. Cara ini bisa digunakan
ketika satu sama lain tidak mengenal satu sama lain dan sulit untuk
bisa bertatapmuka secara langsung karena keterbatasan jarak. Meski
cara ini kerap digunakan tapi hanya beberapa yang menggunakannya

7
karena cara tersebut dianggap kurang efektif dalam menjaring
partisipan

TII termasuk lembaga yang jarang menggunakan cara ini.


Cara ini biasa digunakan oleh TII ketika memfollowup dari kegiatan
yang sudah mereka berikan. Jadi fasilitator mengingatkan sudah
sejauh mana progress yang sudah dijalankan setelah diberikan
pendampingan oleh TII

4. Public mediated

Cara ini dilakukan menggunakan media yang diliat secara


public dimana media yang digunakan untuk penyebaran isu atau
komunikasi menggunakan media yang bersipat massal atau jamak
baik menggunakan media cetak ataupun elektronik. Bagi snow cara
ini bisa dilakukan dengan promosi dan rekruetmen melalui radio,
televise dan Koran. Kemudian mereka dapat mempromosikan
melalui sebuah lembaga dengan mekanisme, komunikasi massa
(Snow dkk: 1980:-790-791 dalam Arifianto, MH 2015).

2.5 FAKTOR YANG MENDORONG ADOPSI STRATEGI ANTI


KORUPSI TRANSPARENCY INTERNATIONAL INDONESIA

1. Dinamika dan tantangan yang berkembang

Seiring dengan bergulirnya era modernisasi para pegiat


antikorupsi sudah seharusnya menggunakan cara-cara baru untuk
melawan korupsi sesuai dengan konteks zaman. Era globalisasi
menuntut bagi para pelaku gerakan untuk menyesuaikan dengan
kondisi kekinian agar sebuah gerakan mampu berjalan dinamis dan
progresif. Menurut Huntington korupsi cenderung meningkat dalam
periode pertumbuhan dan modernisasi yang cepat karena didalamnya
terdapat perubahan nilai-nilai, sumber-sumber baru dari kekayaan

8
dan kekuasaan, dan perluasan dalam sebuah pemerintahan. (Mansyur
Semma: 2008: 41 dalam Arifianto, MH 2015) Untuk bisa
menyesuaikan strategi gerakan sosial antikorupsi dengankonteks
zaman, TII mengambil peluang tersebut dalam sebuah strategi
gerakan. Strategi yang dibangun oleh TII diatas merupakan hasil dari
sebuah penglihatan kondisi sosial masyarakatnya. Strategi tersebut
kini dibuat dalam bentuk yang kreatif dan membuat masyarakat agar
terlibat dalam sebuah gerakan yangmenyenangkan.

2. Pelajaran yang Diambil Dari Pengalaman Sebelumnya

Pada pengalaman antikorupsi masa reformasi metode-metode


yang digunakan oleh para pelakugerakan antikorupsi atau non
government organization (NGO) yang bergerak pada pemberantasan
korupsi tertuju pada pengungkapan skandal korupsi sampai pada
penyelesaian-penyelesaian kasus. Semangat untuk melawan korupsi
dengan cara tersebut bisa saja berhasil namun akan banyakhalangan
dan tidak bisa melawan korupsi yang sudah membudaya. Bagi
Muchtar Lubis untuk melawan korupsi di Indonesia kita harus
berusaha merubah maindset bahwa korupsi sudah membudaya dalam
masyarakat dan menyusupkan nilai-nilai dengan pendidikan upaya
transformasi budaya, sehingga korupsi tidak lagi menjadi budaya.
(Mansyur Semma: 2008: 207)

Kemudian untuk merubah mainset tentang korupsi yang


membudaya tersebut dan sebagai upaya kritis dari pengalaman
sebelumnya, TII menggunakan strategi baru dalam melawan korupsi.
Menurut “YU”, TII dalam melawan korupsi berusaha memberi
penyadaran kepada masyarakat bahwa korupsi itu bukanlah budaya.
Seperti yang dikatakannya dalam kesempatan wawancara; Dengan
begitu TII menggunakan cara penyadaran masyarakat dalam

9
melawan korupsi dan sebagai refleksi kritis dari pengalaman yang
sebelumnya dengan penanganan kasus tapi masyarakatnya tidak
sadar. TII lebih memilih menyadarkanmasyarakat dan pemerintah
tentang bahaya korupsi agar masyarakat dan pemerintah tahu bahwa
dengan korupsi dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi
seluruh elemen negara

10
BAB III
KESIMPULAN

3.1 SIMPULAN
Transparency internasional merupakan sebuah organisasi yang
memfokuskan diri untuk memberantas korupsi, memberantas segala
tindakan korupsi sehingga terciptalah dunia yang terlepas dari dampak
buruk tindakan-tindakan tersebut. Transparency Internasionalini di
dirikan pada tahun 1993 di Berlin, Jerman.Visi dan misi Transparency
Internasional ini menghentikan korupsi di dunia dan menerapkan
transparansi, akuntabilitas dan integritas di semua kalangan. Transparency
Internasional dalam melakukan aksi-aksinya mendapat bantuan dana dari
berbagai donor, termasuk lembaga pemerintahan seperti (AUSAID,
USAID, pemerintah Negara Perancis, Jerman, dll).

Transparency Internasional memiliki kebijakan untuk menerima


dana atau pun bantuan-bantuan dari siapapun selama tidak mengganggu
kinerja dari Transparency Internasional yang bersifat independen dan
mandiri atau pun dapat mengganggu integritas Transparency
Internasional. Transparency Internasional telah hadir lebih dari 100
negara di dunia, salah satunya Indonesia. Transparency Internasional
Indonesia merupakan kumpulan dari segenap pemikir dan para penggerak
di bidang sosial.Pertama kali di dirikan di Indonesia pada tahun 2004.
Strategi Transparency Internasional Indonesia dilakukan sesuai dengan
tujuan, Hal ini adalah upaya sebuah gerakan sosial anti korupsi sesuai
dengan tujuan.

11
3.2 SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mengerti dan
memahami pentingnya memberantas korupsi. Khususnya untuk
mahasiswa, semoga dapat menambah wawasan mahasiswa dan membantu
memahaminya, untuk para dosen para pemerintah semoga tetap amanah
dan selalu menghindari tindakan-tindakan yang kurang baik

12
DAFTAR PUSTAKA

Haiqal Muhammad. 2015. “Strategi Transparency International Indonesia


(TII) dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia”. Program studi
Sosiologi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta

Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi. 2011. Pendidikan Anti-Korupsi


Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kemendikbud

Adwirman, dkk. 2014. Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Antikorupsi


(PBAK). Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan

Fitria Carisa. 2012. Transparency International : A Global Coalition Against


Corruption. https://www.academia.edu/1818449/Transparency Internati
onal_A_Global_Coalition_against_Corruption. Diakses pada 19
September 2019 Pada pukul 17.30 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai