Anda di halaman 1dari 26

RUANG HENTI KHUSUS (RHK)

SEPEDA MOTOR
Daftar Isi
01 Latar Belakang

02 Pengertian Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor

03 Aspek Perencanaan

04 Pelaksanaan Konstruksi

05 Best Practice
Pertumbuhan Sepeda Motor di Indonesia sangat pesat dan sekarang telah
menjadi jenis kendaraan yang mayoritas di jalan raya. Akibatnya sering
01 terjadi penumpukan jumlah sepeda motor di mulut simpang/perempatan
pada fase merah lampu pengatur lalu lintas.

Penumpukan yang terjadi umumnya tidak beraturan, bahkan tidak jarang


melanggar aturan lalu-lintas misalnya melanggar garis henti, menutup
Latar 02 pergerakan belok kiri, serta menutup zebra cross, dan tidak jarang
kemudian juga menimbulkan kemacetan, bahkan kecelakaan.
Belakang
Pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang pesat tanpa diikuti dengan
peningkatan kualitas infrastruktur dan sarana transportasi berdampak
03 terhadap turunnya kinerja persimpangan bersinyal, yaitu mengurangi
volume yang dilewatkan pada fase hijau dari lampu pengatur lalu lintas.

Untuk mengatasi penurunan kinerja di persimpangan bersinyal, maka

04 perlu dilakukan rekayasa lalulintas agar kinerja di persimpangan bersinyal


menjadi lebih efektif.
Latar Belakang

Pelonjakan pertumbuhan
populasi sepeda motor

Perubahan komposisi
kendaraan di jalan

Penumpukan sepeda motor


di mulut-mulut simpang
Latar Belakang

Kemacetan

Kinerja
Simpang
Menurun
Penumpukan Sepeda Motor di
mulut-mulut simpang Pelanggaran Lalu
Lintas

KECELAKAAN
Untuk mengatasi penurunan. kinerja di persimpangan
01 bersinyal, Balitbang PUPR menghadirkan teknologi Ruang
Henti khusus (RHK) sebagai salah satu solusinya

Ruang
RHK berfungsi untuk membantu sepeda motor langsung
Henti menuju persimpangan dengan mudah dan aman, lebih
02 dahulu dari kendaraan roda 4, sehingga kemudian berada di
Khusus bagian depan dari jalan.

Sebagai
Karena berada pada posisi paling depan maka pada saat fase
Solusi hijau sepeda motor akan cepat bergerak maju meninggalkan
03 persimpangan sehingga membuat persimpangan cepat bersih
(dan selanjutnya mobil-mobil juga akan leluasa bergerak maju).

.Rekayasa lalu lintas dengan teknologi RHK ini diyakini dapat


04 memperbaiki kinerja di persimpangan bersinyal menjadi lebih
efektif dan efisien
RUANG HENTI KHUSUS KENDARAAN (RHK) SEBAGAI SOLUSI

RHK adalah tekonologi rekayasa lalu lintas yang dihadirkan


sebagai salah satu solusi untuk mengatasi penurunan kinerja
lalu lintas di persimpangan bersinyal, sehingga menjadi lebih
efektif dan efisien.
Ruang Henti Khusus (RHK) merupakan teknologi manajemen lalu lintas
dalam menekan permasalahan yang ditimbulkan oleh sepeda motor
01 khususnya di persimpangan bersinyal dengan menyediakan ruang khusus
untuk berhenti di mulut persimpangan selama fase merah

Deskripsi RHK ditempatkan di antara (dan dibatasi oleh) garis henti paling depan
dengan garis henti untuk antrian kendaraan bermotor roda empat. Kedua
02 marka garis henti ditempatkan secara berurutan dan dipisahkan oleh
Teknologi suatu ruang dengan jarak tertentu.

Di antara kedua garis henti ini, terbentuk suatu area/ruang henti selama
fase lampu (pengatur lalu lintas) menyala merah, yang memungkinkan
03 sepeda motor dapat menunggu di depan kendaraan bermotor lainnya di
kaki persimpangan.

RHK dilengkapi dengan lajur pendekat untuk membantu memudahkan


sepeda motor langsung ke persimpangan dengan mudah dan aman
04 mendekati garis henti di mulut persimpangan, sehingga saat fase hijau
dapat bergerak lebih dahulu dari kendaraan roda empat dan membuat
persimpangan bersih lebih dahulu.
KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN

KEUNGGULAN RHK :

 RHK mudah diterapkan karena tidak membutuhkan perencanaan yang rumit dan konstruksi fisik yang
besar.

 RHK tidak memerlukan biaya mahal. Pada saat uji coba penerapan RHK oleh pusjatan, memerlukan bi
aya lebih kurang Rp. 220.000.000,-

KETERBATASAN RHK :

 Hanya dapat diterapkan pada simpang dengan lampu APILL

 Hanya dapat diterapkan pada simpang dengan lajur pendekat minimum 2 lajur

 Hanya dapat diterapkan pada simpang dengan lebar lajur yang standar (3,5 meter)
Aspek Perencanaan

1. Syarat Penerapan RHK :

a. Penumpukan jumlah sepeda motor pada saat lampu merah sebanyak 30 untuk simpang
dengan 2 lajur, atau 45 untuk simpang dengan 3 lajur.

b. Untuk simpang di atas 3 lajur, digunakan penambahan 15 sepeda motor per lajur. Sehingga
missal simpang 4 lajur maka 4  15 = 60 buah sepeda motor

c. Penentuan jumlah sepeda motor di atas dilakukan dengan survey lintas pada lajur yang akan
diterapkan, dengan cara sebagai berikut:

 Survei penghitungan sepeda motor, dilakukan dalam 3 sesi yaitu pagi-siang-sore.

 Durasi waktu survei adalah 10 fase per sesi sehingga total adalah 30 sesi

 Cara perhitungan jumlah sepeda motor dapat dilakukan dengan survei langsung
(traffic counter dgn formulir) atau dengan video camera.
Aspek Perencanaan
2. Ukuran Sepeda Motor:

Sepeda Motor standar yang menjadi acuan adalah sepeda motor yang umum
digunakan di Indonesia yaitu sepeda motor dengan besar silinder 110-125 cc.
Pada umumnya sepeda motor dengan kapasitas silinder ini, dalam keadaan
statis memiliki jarak panjang 2m dan lebar 0,8m.

0,8
m

2m
Aspek Perencanaan

a. RHK Tipe Kotak


Aspek Perencanaan
3. Tipe RHK :

a. RHK Tipe Kotak

 Dipilih jika Proporsi sepeda motor di tiap lajur dari hasil survei relatif sama

 RHK tipe kotak terletak antara garis henti simpang, dengan garis henti untuk kendaraan roda 4.

b. RHK Tipe P

 RHK Tipe P merupakan RHK dengan perpanjangan pada lajur paling kiri yang berfungsi untuk
menampung sepeda motor yang ada di sisi kiri.

 Dipilih jika proporsi sepeda motor pada tiap lajur tidak sama.

 RHK tipe P terletak antara garis henti simpang dengan garis henti kendaraan roda 4 dengan
panjang pada lajur paling kiri ditambah 4 meter
Aspek Perencanaan

4. Dimensi RHK

Untuk Dimensi RHK ditentukan berdasarkan jumlah rata-rata penumpukan sepeda motor
per-fase dari hasil survei, yang kemudian dicocokkan dengan Tabel pada Pedoman
Perancangan Ruang Henti Khusus Sepeda Motor yang diterbitkan oleh Pusat Penelitan
Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)

Selengkapnya rincian dimensi pada kedua tipe RHK untuk setiap hasil penghitungan
penumpukan jumlah sepeda motor, dapat dilihat pada pada Tabel 6 halaman 12, dan
Tabel 7 halaman 14 pedoman tersebut.
Aspek Perencanaan
5. Contoh Perancangan RHK

1. Misal dari hasil rekapitulasi survei penghitungan sepeda motor pada sebuah kaki simpang dengan
jumlah 3 lajur 3, selama 30 fase (pagi-siang-sore) diketahui sebagai berikut :
a. Lajur 1, paling kiri adalah lajur belok langsung (0)
b. Lajur 2, tengah 756 sepeda motor
c. Lajur 3, paling kanan 924 sepeda motor

Lajur 1 Lajur 2 Lajur 3 Jumlah


Penumpukan Sepeda Motor - 756 924 1680
Proporsi - 45% 55% 100%
Rata-rata penumpukan per f
- 25,2 30,8 56
ase
Aspek Perencanaan
5. Contoh Perencanaan RHK
2. Dari hasil perhitungan di atas dapat ditentukan sebagai berikut :
a. Karena lajur paling kiri adalah lajur belok kiri langsung, sementara proporsi sepeda motor
pada kedua lajur henti relative sama sehingga dipilih RHK Tipe Kotak untuk 2 lajur

RHK Tipe Kotak untuk 2 Lajur yang Dipilih Berdasarkan Hasil


Penghitungan Rata-rata Penumpukan

b. Rata-rata penumpukan per fase adalah 56 sepeda motor. Sehingga dipilih dimensi RHK
tipe kotak yang mampu menampung 56 sepeda motor.
Aspek Perencanaan
5. Contoh Perencanaan RHK

c. Sesuai dengan Tabel 6 halaman 12 Pedoman Perancangan Ruang Henti Khusus Sepeda
Motor, dipilih RHK 2 lajur untuk penumpukan sepeda motor > 46 seperti berikut :

Rata-rata Lebar
Tipe RHK Desain RHK Luas RHK
Penumpukan Jalan

3,5m x 2 7m x 12m = 84
2 lajur > 46
= 7m m2
Aspek Perencanaan
5. Contoh Perencanaan RHK
3. Desain Perancangan RHK
Aspek Perencanaan

Marka membujur dan melintang Marka Area


Marka ini berwarna putih, berfungsi untuk Marka area ini berwarna merah, digunakan
Perancangan Marka
memperjelas batas-batas RHK sebagai untuk mempertegas keberadaan RHK di
dan Rambu
area tempat sepeda motor berhenti persimpangan dan berbentuk kotak atau
. bentuk P sesuai dengan tipe RHK.
Untuk rambu
digunakan rambu tiang
berbentuk F dengan
tinggi 5m, ditempatkan
dengan jarak 30m s/d Marka Lambang Sepeda Motor Marka Lambang Panah
50 meter sebelum
Berfungsi untuk menunjukkan bahwa Berfungsi sebagai pemberi petunjuk arah
memasuki
area tersebut adalah khusus untuk pada masing-masing lajur yang menuju RHK,
persimpangan yang
berhentinya sepeda motor. ditempatkan dengan jarak 5 meter dibelakang
terdapat RHK.
garis henti kendaraan roda empat atau lebih
.
( 5 meter di belakang batas RHK)
Pelaksanaan Konstruksi
Penerapan
Ruang Henti Penerapan RHK di Kediri,
Khusus Jawa Timur

Sepeda
Motor

Penerapan RHK di Bandung,


Jawa Barat
Hasil Penerapan RHK


Jumlah lalu lintas yang
Peningkatan
berhasil melewati simpang ...

01 Pada waktu puncak pagi


11,9 %
02 Pada waktu puncak sore
12,3 %
Hasil Penerapan RHK


Tingkat konflik Penurunan
...

133,39/1000 kend.mp menjadi 24,68 konflik/1000


01 Pada waktu puncak pagi
kend.mp

111,10/1000 kend.mp menjadi 24,10 konflik/1000


02 Pada waktu puncak sore
kend.mp
Hasil Penerapan RHK


Tingkat keparahan konflik Peningkatan
...

01 Pada waktu puncak pagi 1,83 menjadi 1,43

02 Pada waktu puncak sore 1,96 menjadi 1,38


Pelajari lebih lanjut di:
www.elearning.litbang.pu.go.id
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai