Anda di halaman 1dari 10

ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA OPERASI ORTHOPAEDI

Rhyan Darma Saputra

Pendahuluan orthopaedi mencapai 6.8%. Angka kejadian


ini melibatkan semua klasifikasi opersi
Infeksi luka operasi (ILO) di bidang yang dilakukan, termasuk di dalamnya
orthopaedi merupakan suatu problem dan klasifikasi operasi bersih.4
bencana yang mengerikan. Tindakan
operasi di bidang orthopaedi memerlukan Prosedur operasi di bidang
kewaspadaan khusus terhadap terjadinya orthopaedi sebagian besar merupakan
infeksi. Infeksi yang ringan pasca tindakan prosedur operasi bersih, dengan disertai
orthopaedi ditambah dengan implantasi alat tindakan implantasi material asing, baik
atau protese orthopaedi dapat merupakan yang bersifat menetap maupun temporer
awal terjadinya osteomyelitis. Frasa yang sebagai fiksasi interna pada kasus trauma
sering dikenal adalah ”osteomyelitis of one elektif. Beberapa prosedur operasi
day, osteomyelitis forever”. Salah satu hal orthopaedi yang lain dapat dikategorikan
penting pada operasi di bidang orthopaedi sebagai operasi yang bersih terkontaminasi.
adalah mencegah terjadinya infeksi yang Prosedur operasi mayor memiliki
dapat berakibat fatal, oleh karena itu konsekuensi resiko infeksi yang lebih
diperlukan beberapa langkah pnecegahan besar. Dengan alasan inilah pemberian
sebelum prosedur operasi dilakukan salah antibiotika profilaksis pada operasi
satunya dengan pemberian antibiotika orthopaedi sangat diperlukan.
profilaksis.
Penggunaan antibiotika profilaksis
Banyak studi yang telah telah digunakan luas. Pemberian antibiotika
melaporkan insidens terjadinya infeksi luka profilaksis memungkinkan prosedur
operasi pada kasus orthopaedi. Insidens operasi mayor dan sulit dapat dikerjakan
luka operasi dilporkan memiliki rentang dengan hasil yang lebih baik dengan
yang sangat bervariasi, dimulai dari 2.6% menurunkan resiko terjadinya infeksi.
hingga 41.9%. Studi di pusat penanganan Infeksi luka operasi dapat ditekan dari
trauma dan orthopaedi tersier di Saudi sekitar 4 – 8 % menjadi 1 – 3% pada
Arabia menyebutkan insidens terjadinya tindakan arthroplasty.5
ILO sebesar 2.55%.1 Seluruh pasien yang
Antibiotika profilaksis sangat
menjalani operasi telah mendapatkan
bermanfaat, namun penggunaannya secara
antibiotika profilaksis sesuai prosedur.
luas saat ini diketahui telah menimbulkan
Studi yang lain menyebutkan insidens
masalah baru di bidang kedokteran.
terjadinya ILO pada operasi orthopaedi
Penggunaan antibiotika seringkali pada
sebesar 3.8%.2 Pada kasus artroplasty hip
praktek sehari-hari seringkali tidak
dan knee primer resiko infeksi sekitar 1%
mengikuti guideline dan prtokol yang
dan resiko infeksi ini meningkat menjadi 2-
benar, sehingga berpotensi menyebabkan
5% pada kasus revisi artroplasty. Studi
resistensi kuman. WHO telah
yang lebih besar bahkan menyebutkan
memperingatkan bahwa resistensi
bahwa angka kejadian ILO pada operasi
antibiotika telah menjadi ancaman global.
Resistensi kuman dapat mengakibatkan panjang. Osteomyelitis dan osteoarticular
infeksi yang ringan pada kasus trauma arthritis yang terjadi merupakan masalah
minor dapat menjadi kasus yang yang sangat sulit untuk ditangani oleh
mengancam jiwa.5 karena resiko rekurensi yang dapat terjadi
sepanjang hidup penderita. Infeksi yang
Infeksi Luka Operasi terjadi seringkali melibatkan bakteri
patogen yang multi resisten terhadap
Infeksi luka operasi (ILO) dapat
pengobatan antibiotika, seperti Methicillin
didefinisikan sebagai kontaminasi mikroba
Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
yang terjadi pada luka operasi yang didapat
atau bakteri yang mampu memproduksi
dalam jangka waktu 30 hari setelah operasi
enzim Extended Spectrum Beta Lactamase
atau infeksi yang terjadi dalam rentang
(ESBL).
waktu 12 bulan pasca operasi dengan
pemasangan implant.1,2,3 Infeksi luka MRSA dan MRSE (Methicillin
operasi merupakan salah satu infeksi Resistant Staphylococcus epidermidis)
nosokomial yang paling sering terjadi merupakan kuman patogen yang paling
selain pneumnonia, infeksi saluran kemih, ditakutkan pada pembedahan yang
atau infeksi sistemik melalui aliran darah.7 berkaitan dengan penanaman implan di
Insiden ILO di Amerika Serikat bidang orthopaedi.3,6 MRSA dan MRSE
diperkirakan sebesar 1.07% setiap tahunnya dilaporkan mengalami lonjakan kuman
dengan 8000 kematian yang berkaitan patogen penyebab infeksi di bangsal
dengan ILO setiap tahunnya. Di Amerikia ortopaedi. Laporan dari US National
Serikat biaya perawatan ILO mencapai Nosocomial Infection Surveilance
hampir 10 milyar USD. Inggris mencatat sebanyak 65% dari bakteri Staphylococci
adanya tambahan biaya sekitar €2500 untuk gram negatif telah menjadi resisten
setiap kasus ILO yang terjadi dengan lama terhadap meticilin selama dua dekade
perawatan memanjang antara 5.8 hingga 17 terakhir. Walaupun demikian perhatian
hari. tetap perlu diberikan terhadap melonjaknya
kolonisasi bakteri komensal yang lain yang
ILO merupakan suatu komplikasi
dapat menyebabkan infeksi. Strain S.
yang menakutkan pasca prosedur operasi
Aureus yang seringkali menyebabkan ILO
orthopaed, oleh karena sangat berpengaruh
di bidang orthopaedi pada umumnya
terhadap outcome yang lebih buruk,
merupakan kolonisasi bakteri yang terdapat
meningkatkan morbiditas dan kecacatan,
pada kulit yang sehat. Bakteri ini umumnya
memperpanjang masa operasi, biaya
menempati sepertiga populasi bakteri
pengobatan yang lauh lebih besar, serta
komensal manusia. Daerah nasal
secara keseluruhan akan berpengaruh
merupakan tempat awal menyebarnya
terhadap angka keberhasilan suatu prosedur
bakteri ini. Beberapa studi menyebutkan
operasi.2,6 Komplikasi ini dapat
bahwa kondisi ini merupakan salah satu
memberikan efek yang buruk, baik bagi
faktor resiko yang dapat dikendalikan
pasien, rumah sakit, maupun secara
dalam mengatasi masalah ILO ortopaedi.
langsung terhadap kredibilitas seorang ahli
Skrining nasal menunjukkan bahwa 66%
bedah orthopaedi. Efek domino yang
sumber bakteri terdapat pada rongga nasal,
ditimbulkan akibat ILO akan sangat
dan kombinasi skrining pada area nasal dan
hapusan perineum menunjukkan angka jaringan dan terbentuknya hematom.
kolonisasi bakteri ini mencapai 82%. Penggunaan alat medis yang
Dekolonisasi bakteri pada area nasal dan diimplantasikan juga menjadi suatu tempat
perineal disebutkan dapat menurunkan yang sangat sesuai untuk mikroorganisme
angka kejadian ILO ortopaedi.6 Protokol berkembang biak dengan pesat.
yang dapat digunakan adalah dengan Perkembangan terjadinya infeksi sangat
memberikan mupirocin topikal intranasal ditentukan oleh interaksi antara daya tahan
dua kali sehari disertai dengan mandi tubuh penderita, virulensi kuman, dan
menggunakan chlorhexidine selama lima adanya media atau permukaan kontak.
hari sebelum prosedur operasi diikuti Segera setelah infeksi mulai berkembang,
dengan pemberian antibiotika profilaksis maka akan terbentuk biofilm pada
sangat bermanfaat dalam mencegah permukaan tulang atau impant, sehinhal in
terjadinya infeksi. Pada penderita yang akan menyulitkan dalam hal manajemen
diketahui sebelumnya terdapat kolonisasi terapi dan eradikasi infeksi. Permukaan
MRSA ditambahkan dengan pemberian jaringan tubuh menjadi terdevitalisasi dan
Vancomycin. terbungkus oleh biofilm. Biofilm ini sendiri
memberikan lingkungan yang aman dan
Sumber infeksi secara umum dapat sangat baik untuk bakteri melakukan
endogen dari mikroorganisme komensal replikasi dan meningkatkan virulensinya.
atau eksogen termasuk di dalamnya adalah Kerusakan jaringan yang lebih hebat
peralatan medis, pakaian, maupun dari kemudian akan terjadi. Pada daerah yang
tenaga medis dan non medis yang telah tertutupi oleh biofilm sel imunitas
berhubungan dengan penderita.3,6 Rute host akan mengalami lisis dan akan
infeksi yang lebih umum adalah melalui semakin merusak jaringan. Proses akan
kontak langsung, dan sisanya melalui udara terus berlanjut dimana nutrisi akan semakin
atau droplet. sedikit dengan adanya biofilm sehingga
aktivitas metabolisme pada daerah tersebut
akan menurun, sehingga akan berpengaruh
terhadap kinerja antibiotika yang
mekanisme kerjanya melalui sintesis
dinding sel, asam nukleat atau protein.

Diagnosa infeksi luka operasi dapat


ditegakkan secara klinis dan atau melalui
pemeriksaan laboratorium. Pada fase akut
pasca prosedur operasi keluhan secara
Mikroroganisme komensal ini pada klinis terkadang bisa menyerupai proses
umumnya tumbuh pada hampir seluruh inflamasi pasca trauma, seperti gangguan
permukaan tubuh yang sehat dan terekspose nyeri. Tanda klinis demam, eritema, suhu
dengan lingkungan sekitar. Imunitas alami kulit yang teraba hangat, dan adanya sekret
dan imunitas didapt yang dimiliki oleh yang keluar pada luka operasi dapat
tubuh dapat mencegah terjadinya infeksi. merupakan suatu penanda terjadinya proses
Pertahanan terhadap infeksi ini dapat infeksi luka operasi. Pada kasus infeksi
terganggu oleh karena adanya cedera pada kronis tanda dan gejala seperti diatas
kadang menjadi tidak jelas, oleh karena Operasi Mayor di Bidang Orthopaedi
biasanya gejala yang timbul menjadi ringan dan Resiko Infeksi
dengan intensitas nyeri yang ringan.
Pemasangan implant orthopaedi dapat Klasifikasi luka operasi secara
menyebabkan adanya reaksi jaringan. Hal umum dapat dibedakan menjadi bebeapa
ini akan menambah kesulitan dalam kelompok. Secara umum klasifikasi ini
menegakkan diagnosa adanya infeksi, oleh dibuat berdasarkan derajat kontaminasi.
karena implant orthopaedi itu sendiri dapat Klasifikasi luka operasi diketahui memiliki
menimbulkan reaksi lokal jaringan tubuh. korelasi yang erat dengan adanya infeksi
luka operasi.5 Klasifikasi luka operasi tetapi
Parameter laboratorium dapat diketahui memiliki kelemahan, yaitu
bermanfaat dalam menegakkan kasus adanya variasi intterpretasi antar observer
adanya infeksi kronis pasca operasi. yang melakukan klasifikasi, baik dari
Leukositosis, peningkatan kadar C- tenaga kesehatan maupun dari institusi
Reactive Protein, serta peningkatan laju rumah sakit.
endap darah dapat merupakan suatu
penunjuk adanya infeksi, namun demikian Menurut Centers for Diseases
penanda laboratorium tidak cukup spesifik Control (CDC) klasifikasi luka operasi
untuk menunjukkan adanya infeksi luka dapat dibedakan sebagai berikut :
operasi. Proses inflamasi dapat
1. Class 1 (Operasi Bersih)
menunjukkan kondisi yang serupa.
Operasi yang tidak terinfeksi
Pemeriksaan histologi dan analisis dimana tidak banyak melibatkan
mikrobiologi dari sempel jaringan proses inflamasi, serta tidak
merupakan diagnosis standar untuk dijumpai adanya infeksi pada
menetukan adanya infeksi luka operasi, saluran nafas, saluran cerna, organ
akan tetapi prosedur tersebut juga memiliki genital, atau saluran kemih. Pada
permasalahan tersendiri dalam aplikasinya. operasi bersih luka dapat ditutup
Prosedur ini memiliki resiko kontaminasi primer serta apabila dibutuhkan
dan termasuk prosedur yang cukup invasif, dapat dilakukan pemasangan
sehingga dapat menunjukan tingkat drainase tertutup. Luka insisi
senisitivitas dan spesifisitas yang rendah. operasi yang tidak disertai trauma
Pemeriksaan radiologis juga dapat tusuk lain dapat dimasukkan dalam
digunakan sebagai salah satu cara untuk kategori operasi ini.
menegakkan diagnosa infeksi pasca operasi 2. Class 2 ( Operasi Bersih
orthopaedi. Pada pemeriksaan foto polos Terkontaminasi )
dapat dijumpai gambaran hilangnya lapisan Luka operasi berkaitan dengan
lemak, iregularitas dari korteks tulang serta saluran nafas, saluran cerna, organ
reaksi periosteal yang menunjukkan adanya genital, atau saluran kemih yang
osteomyelitis. Pemeriksaan dengan CT tidak melibatkan luka selain
menunjukkan adanya perubahan erosif prosedur operasi. Secara spesifik,
korteks tulang dan reaksi periosteal pada operasi yang melibatkan saluran
fase akut, serta ditemukan adanya empedu, appendix, vagina, dan
gambaran sekuester pada fase kronik.6 orofaring termasuk kategori operasi
class 2. Prosedur operasi yang yang juga dapat mempengaruhi resiko
dilakukan tidak berkaitan dengan terjaidnya infeksi luka operasi antara lain
infeksi. persiapan tenaga medis sebelum, selama
3. Class 3 (Operasi Terkontaminasi) dan sesudah posedur operasi. Beberapa
Prosedur operasi yang termasuk faktor ini disebutkan dapat dimodifikasi
kategori ini termasuk luka terbuka untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi
baru akibat trauma misalnya pada luka operasi.3,6 Faktor yang berkaitan
ekstremitas. Operasi yang berkaitan dengan kondisi sistemik pasien antara lain
dengan kebocoran yang besar pada kondisi malnutrisi, diabetes mellitus,
saluran gastrointestinal dapat obesitas, merokok, penggunaan obat-
dikategorikan dalam klasifikasi obatan imunosupresi, serta rheumatoid
luka operasi ini. Pada luka operasi arthritis. Kondisi ini harus diperbaiki atau
kategori ini tidak didapatkan adanya dioptimalkan pada fase perioperative
reaksi inflamasi yang purulent atau penderita. Faktor yang berkaitan dengan
infeksi yang lama. tenaga medis dan fasilitas kesehatan antara
4. Class 4 (Operasi Kotor lain pemberian antibiotika profilaksis
Terinfeksi) sebelum operasi, mandi dan pembersihan
Luka akibat trauma yang sudah tubuh pre operasi, lama prosedur operasi,
lama dan terinfeksi, terdapat length of stay penderita, preparasi kulit
jaringan yang avital, serta operasi medan operasi, jumlah personal di dalam
yang berkaitan dengan infeksi yang kamar operasi, status ASA pasien, serta
berat atau operasi pada kasus penggunaan drain pasca operasi diketahui
perforasi organ saluran cerna. Luka memberikan pengaruh yang signifikan
operasi klasifikasi menunjukkan dalam mengendalikan infeksi luka
bahwa organisme yang operasi.1,2,6
menyebabkan infeksi pasca operasi
telah didapatkan pada lapangan Nutrisi yang inadekuat terutama
operasi sejak sebelum prosedur defisiensi protein akan mengganggu
operasi dilakukan. sintesis kolagen proteoglikan sehingga
proses perbaikan jaringan terganggu.
Walaupun klasifikasi luka operasi Berkurangnya jumlah leukosit akibat
dapat menentukan tingkat kontaminasi luka malnutrisi juga akan mengurangi
operasi, tetapi beberapa studi menyebutkan kemampuan tubuh untuk menghambat
bahwa klasifikasi luka operasi bukan satu- terjadinya infeksi. Level albumin yang
satunya factor yang berperan secara cukup beresiko < 3.5 g/dl, leukosit <
signifikan terhadap terjadinya infeksi luka 1500/mm3 serta transferrin < 200 mg/dl. Di
operasi.1,2,3,4 Studi menunjukkan masih sisi lain kondisi obesitas juga meningkatkan
banyak faktor lain yang dapat merupakan resiko terjadinya infeksi luka operasi,
faktor resiko terjadinya infeksi luka dikarenakan pada pasien dengn obesitas
operasi. maka insisi operasi yang dibutuhkan
semakin besar, diseksi jaringan lunak yang
Beberapa faktor sistemik berkaitan lebih ekstensif, kehilangan darah yang lebih
dengan kondisi pasien dapat mempengaruhi besar, serta waktu operasi yang
resiko terjadinya luka operasi. Faktor lain
memanjang. Hal ni menyebabkkan resiko efektif dalam mengurangi resiko ILO. Pada
infeksi luka operasi meningkat. persiapan operasi sangat direkomendasikan
untuk scrub bedah dengan menggunakan
Hiperglikemia dapat memberikan sabun dan bahan antiseptic minimal selama
efek samping terhadap imunitas seluler dan 3 menit sebelum operasi. Mandi sebelum
humoral, yang secara spesifik mengganggu operasi bagi pasien juga dianjurkan,
fungsi neutrophil. Hemoglobin yang walaupun beberapa studi menunjukkan
terglikasi juga akan mengganggu pengaruh yang diberikan tidak cukup
penghantaran oksigen ke jaringan, signifikan.
menginhibisi proliferasi fibroblast serta
sintesis kolagen selama masa penyembuhan Preparasi kulit medan operasi juga
luka. Kadar gula darah yang masih sangat penting dalam mengurangi resiko
direkomendasikan adalah 90-130 g/dl infeksi luka operasi. Penggunaan povidone
puasa dan < 180 mg/dl 2 jamPP. iodine atau 2% chlorhexidine
dikombinasikan dengan 70% isopropyl
Penggunaan steroid, terutama alcohol terbukti efektif. Proses mencukur
jangka panjang telah diketahui secara luas rambut pada area operasi juga sering
juga meningkatkan resiko terjadinya infeksi disebutkan mengurangi resiko infeksi,
luka operasi. Kortikosteroid dapat walaupun masih banyak perdebatan yang
menghambat permeabilitas vascular, terjadi. Apabila prosedur mencukur rambut
kemotaksis leukosit, adhesi, serta di sekitar area operasi perlu dilakukan,
menghambat fagositosis oleh karena maka disarankan untuk melakukan
terganggunya respon imun seluler. prosedur ini segera sebelum operasi dan
Penggunaan methotrexate diketahui bukan malam sebelum operasi, serta
memiliki efek yang sama, tetapi mencukur dengan menggunakan gunting,
methotrexate memiliki waktu paruh yang tidak dengan pisau.
panjang, sehingga pengaruhnya dalam
meningkatkan resiko infeksi luka operasi Faktor lain yang juga berperan
dapat terjadi dalam jangka waktu yang dalam mengurangi resiko infeksi adalah
lama. penggunaan sarung tangan bedah ganda.
Prosedur ini cukup efektif, walaupun bukti
Penderita dengan pengobatan ilmiah yang ada belum cukup kuat.
menggunakan anti TNF juga memiliki Penggunaan sarung tangan bedah ganda
resiko infeksi luka operasi yang tinggi, secara imiah dapat mengurangi resik
karena obat ini menghambat kinerja TNF kontaminasi akibat adanya kebocoran
alpha yang merupakan suatu molekul pro mikro pada sarung tangan bedah.
inflamasi yang bertanggung jawab dalam
mekanisme pertahanan tubuh. Selama proses perawatan penderita
sebelum, selama, dan sesudah prosedur
Faktor lain yang dapat menjadi bedah, lama waktu perawatan diketahui
perhatian dalam mengurangi resiko infeksi juga berperan dalam terjadinya infeksi luka
luka operasi berasal dari tenaga medis, operasi. Semakin lama waktu perawatan
lingkungan kamar operasi, serta sarana maka semakin tinggi pua resiko terjadinya
medis yang tersedia. Persiapan cuci tangan
bedah oleh tenaga medis disepakati sangat
infeksi luka operasi, terutama yang memerlukan antibiotika profilaksis untuk
berkaitan dengan infeksi nosokomial. mengurangi resiko infeksi, dimana pada
operasi orthopaedi seringkali digunakan
Antibiotika Profilaksis pada Operasi implan yang ditanam. Semua studi sepakat
Orthopaedi bahwa sebagian besar operasi orthopaedi
memerlukan antibiotika profilaksis, namun
Salah satu upaya dalam mengatasi
beberapa pertimbangan yang harus dibahas
komplikasi infeksi luka operasi pasca
adalah timing pemberian antibiotika, jenis
operasi orthopaedi adalah dengan
antibiotika yang digunakan, serta durasi
pemberian antbiotika profilaksis.
penggunaan antibiotika profilaksis.5,8,9
Penggunaan antibiotika profilaksis sendiri
masih banyak kontroversi dalam Waktu Pemberian Antibiotika
penggunaannya, baik dalam hal jenis Profilaksis
antibiotika yang digunakan, waktu
pmeberian, durasi pemberian, jenis Penggunaan antibiotika profilaksis harus
tindakan pembedahan yang dilakukan, diperhatikan agar dapat mencapai kadar
maupun pertimbangan lain seperti kondisi antbiotika diatas minimum inhibitory
masing-masing individu pasien. Beberapa concentration (MIC) selama prosedur
rekomendasi telah banyak disebutkan operasi dilaksanakan. Tujuan ini dapat
dalam penggunaan antibiotika profilaksis, dicapai pada prinsipnya dengan carqa
namun demikian pemanfaatannya sangat memberikan antibiotika sebelum insisi kulit
bergantung pada masing-masing pasien dimulai dan sebelum prosedur inflasi
beserta kondisi klinisnya. turniket. Antibiotika yang digunakan harus
mempunyai waktu paruh yang mencukupi
Penggunaan antibiotika profilaksis selama prosedur dilaksanakan serta cukup
telah diketahui dapat mengurangi resiko efektif untuk melawan organisme penyebab
infeksi sendi prosthetic pasca prosedur yang umum menjadi penyebab terjadinya
operasi tiga kali lipat lebih rendah, ILO.
sedangkan pada kasus fraktur tertutup
penggunaan antibiotika profilaksis dapat Waktu pemberian antbiotika menurut
mengurangi resiko infeksi hingga > 50% beberapa studi sangat bervariasi. Waktu
bila dibandingkan dengan placebo. Pada yang direkomendasikan antara 15 menit
kasus fraktur terbuka, penggunaan sampai 120 menit sebelum prosedur operasi
antibiotika yang efektif terhadap bakteri dimulai.5,9 Studi lain menyarankan
gram negatif dan gram positif merupakan pemberian antibiotika profilaksis 30-60
faktor yang paling penting dalam menit sebelum pembedahan atau pada saat
mengurangi resiko infeksi. Pemberian dilakukan induksi anestesi atau setidaknya
antibiotika pada fraktur terbuka lebih 10 menit sebelum inflasi turniket.
berpengaruh daripada periode waktu Pemberian antibiotika profilaksis setelah
tindakan debridement fraktur terbuka. Pada insisi kulit dimulai disebutkan tidak efektif.
prosedur arthroplasty, antibiotika Konsentrasi antibiotika dalam darah dan
profilaksis dapat mengurangi resiko infeksi jaringan tulang diketahui akan mulai
hingga 81%.5,9 Operasi yang dilakukan di berpengaruh 20 – 60 menit setelah
kamar operasi ultra bersih pun masih pemberian antibiotika intravena. Variasi
waktu pemberian antibiotika juga antibiotika profilaksis diberikan sebelum
dipengaruhi oleh jenis antibiotika rposedur operasi ditambah dengan 2 dosis
profilaksis yang digunakan, semakin pemberian pada 8 jam dan 16 jam pasca
pendek waktu paruhnya maka waktu operasi. Pilihan lain adalah dengan
pemberian antibiotika profilaksis akan pemberian antibiotika tambahan 2 dosis
semakin mendekati prosedur operasi. antibiotika pasca prosedur operasi
Pemberian antibiotika profilaksis juga orthopaedi. Studi meta analisis tidak
harus dilakukan sebelum inflasi turniket, merekomendasikan penggunaan antibiotika
karena pada ekstremitas yang dilakukan profilaksis dosis tunggal saja pasca operasi,
pemasangan turniket antbiotika akan oleh karena dapat merupakan salah satu
memiliki efek yang lebih sedikit, sehingga faktor resiko terjadinya infeksi dalam pasca
proteksi antbiotika menjadi tidak optimal. operasi.

Pada penderita dengan fraktur terbuka, Salah satu studi yang dilakukan di
pemberian antibiotika profilaksis negara tropis dengan iklim yang hangat dan
direkomendasikan dalam periode 3 jam kelembaban tinggi mengatakan bahwa
pertam setelah terjadinya trauma. Sebuah antibiotika profilaksis diberikan hingga 3-5
studi lain menyebutkan bahwa pada fraktur hari pasca operasi. Hal ini disebabkan
terbuka tiba grade III pemberian antibiotika adanya bukti bahwa kolonisasi kuman lebih
lebih efektif bila dilakukan dalam waktu mudah terjadi pada kondisi tersebut, yang
rata-rata 66 menit pertama pasca trauma dapat terjadi baik pada kulit penderita, linen
untuk mengendalikan terjadinya infeksi. di bangsal rumah sakit, maupun kondisi
Pemberian antibiotika yang segera diikuti lingkungan sekitar. Studi lain juga
dengan penutupan jaringan lunak dalam menyebutkan bahwa pemberian antibiotika
rentang waktu kurang dari lima hari tidak direkomendasikan untuk dihentikan
diketahui sangat signifikan dalam pada saat penutupan luka operasi, tetapi
menurunkan angka kejadian infeksi dalam. dapat dilanjutkan hingga proses epitelisasi
Prosedur ini diketahui lebih berperan luka terjadi. Protokol tersebut akan tetapi
daripada timing prosedur debridement yang tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya
segera. panduan, oleh karena pemakaian
antibiotika dalam jangka waktu terlalu lama
Durasi Pemberian Antibiotika juga dapat meningkatkan resiko resistensi
kuman, gangguan fungsi hati dan atau
Hingga saat ini durasi pemberian
ginjal, serta membutuhkan biaya yang lebih
antibiotika masih banyak diperdebatkan.
besar.9 Durasi yang ideal masih belum
Pemberian antibiotika sangat bervariasi,
banyak disepakati, tetapi direkomendasikan
mulai dari dosis tunggal, 3 dosis pemberian,
untuk penggunaan antibiotika profilaksis
antibiotika sampai dengan hari kelima,
selama periode 24 jam pertama pasca
hingga pemberian antibiotika sampai
operasi.
dengan hari 14 pasca operasi.9 Salah satu
studi menyebutkan penggunaan antibiotika Jenis Antibiotika
harus dihentikan maksimal 24 jam pasca
prosedur operasi untuk mengurangi resiko Jenis antibiotika yang banyak digunakan
resistensi. Studi lain menyebutkan dalam operasi di bidang orthopaedi
sebaiknya memiliki spektrum yang luas, Penggunaan cephalsophorin di negara
non toxic, serta relatif tidak mahal. Dalam Inggris saat ini sudah mulai ditinggalkan,
hhal ini telah diketahhui bahwaa organisme oleh karena adanya breakout kuman
yang paling sering berkaitan sebagai Clostridium difficile. Pemberian antibiotika
penyebab terjadinya infeksi adalah profilaksis menggunakan Flucoxacillin
kumman grram mpositif Staphylooccus atau Teicoplanin dan Gentamycin diketahui
aureus dan S. Epidermidis. Jenis antibiotika mampu mengurangi resiko infeksi akibat
yang sering digunakan addaalah golongan Clostridium difficile.5 Studi lain
betta lactam seperti cephalosphorin, menunjukkan resiko infeksi juga dapat
penicillin, dan derivatnya. Cephalosphorin dikurangi dengan perubahan pola
dapat memberikan perlindungan terhadap antibiotika dari Cefuroxime menjadi Co-
kumman gram negatif, tetapi 90% tidak Amoxiclav. Flucoxacillin merupakan
dapat melawan coagulaase-negative golongan antibiotika penicillinase-resistant
Streptococci (CoNS). Cephalosphorin juga penicillin yang dapat digunakan terhadap
diketahui tidak efektif terhadap kuman Staphylococcus aureus. Studi di Inggris
MRSA. Cephalosphorin memiliki profil juga menyebutkan penggunaan antibiotika
keamanan yang baik, waktu paruh yang Co-amoxiclav pada kasus fraktur terbuka.
panjang, serta memiliki penetrasi yang baik Secara umum antibiotika yang banyak
terhadap tulang, synovium, dan otot.5 dipilih sebagai konsensus di pusat
Kombinasi lain yang dapat digunakan orthopaedi dan traumatologi di Inggris
adalah penggunaan cephalosphorin dan adalah antibiotika spektrum luas yang harus
aminoglikosida. American Society of mampu memberikan proteksi terhadap
Health Systems Phamacist (ASHP) gram negatif, gram positif, serta anaerob.
menyebutkan bahwa antibiotika yang Studi yang lain dapat menggunakan
sering digunakan sebagai profilaksis di Clindamycin sebagai alternatif lain
bidang orthopaedi adalah cefazolin penggunaan antibiotika profilaksis.
kemudian diikuti oleh kombinasi cefazolin
dan gentamycin. Pilihan lainnya adalah Pilihan antibiotika lain yang dapat
penggunaan cephalosphorin generasi digunakan adalah Vancomycin.
ketiga. American Academy of Orthopaedic Vancomycin merupakan antibiotika
Surgeon (AAOS) merekomendasikan glikopeptida yang dapat melawan bakteri
penggunaan Cefazolin atau Cefuroxime gram positif termasuk MRSA dan MSSA.
sebagai antibiotika profilaksis pasien yang Vancomycin dapat juga digunakan sebagai
akan menjalani prosedur arthroplasty.5,9 bahan tambahan pada
Rekomendasi lainnya adalah penggunaan polymethylmetacrilate (PMMA) bone
Cloxacillin yang dikombinasikan dengan cement. Bone cement ini sering digunakan
Genatmycin sebagai antibiotika profilaksis. pada prosedur operasi arthroplasty atau
Studi lain merekomendasikan penggunaan pemberian spacer pada fraktur terbuka atau
sephalosphorin generasi 2 (Cefuroxime) bone gap. Penggunaan sistemik dari
pada kasus fiksasi fraktur dan Vancomycin tetapi jarang digunakan sebagi
cephalosphorin generasi 3 (Ceftriaxone dan antibiotika rutin, karena resiko
Cefoperazaone) pada kasus arthroplasty. resistensinya cukup tinggi.
Quinolones juga dapat digunakan terbuka grade 3 pemberian antibiotika
sebagai antibiotika, tetapi bukan untuk dilanjutkan sampai dengan 72 jam setelah
profilaksis. Penggunaannya banyak setelah trauma atau 24 jam setelah prosedur
digunakan melalui rute oral, memiliki efek penutupan jaringan selesai dilakukan.
samping sebagai predisposisi delayed atau Pemberian aminoglikosida dianjurkan pada
non union dari fraktur. fraktur terbuka grade 2 dan grade 3.10

Antibiotika lain yang dapat digunakan Referensi


sebagai profilaksis adalah Gentamycin. 1. Al-Mulhim Fahad A., Baragbah Mohammed A.,
Gentamycin sering digunakan sebagai Ali Mir Sadat, et.al., Prevalence of Surgical Site
Infection in Orthopedic Surgery: A 5-year
kombinasi dengan flucoxacillin. Analysis. Int Surg. 2014;99:264-268
Antibiotika ini efektif terhadap bakteri 2. Mardanpour Keykhosro, Rahbar Mahtab,
Mardanpour Sourena, et.al., Surgical Site
gram negatif dan bakteri gram positif Infections in Orthopedic Surgery: Incidence and
termasuk Staphylococcus aureus. Risk Factors at an Iranian Teaching Hospital.
Clin Trials Orthop Disord. 2017;2(4):132-137
Genatmycin yang digunakan sebagai 3. Uckay I., Hoffmeyer P., Lew D., et.al.,
profilaksis secara statistik signifikan dalam Prevention of Surgical Site Infections in
Orthopaedic Surgery and Bone Trauma: State-
menurunkan resiko infeksi, termasuk of-the-art Update. Journal of Hospital Infection.
infeksi terhadap MRSA. 2013; 84:5-12
4. Onyekwelu Ikemefuna, Yakkanti Ramakanth,
Protzer Lauren, et.al., Surgical Wound
Pada penderita dengan imunosupresi Classification and Surgical Site Infections in
The Orthopaedic Patient. JAAOS Glob Res Rev.
pemberian antibiotika profilaksis mutlak 2017;1:e022
diperlukan. Studi menyebutkan antibiotika 5. Bryson D.J., Morris D.L.J., Shivji F.S., et.al.,
Antibiotic Prophylaxis in Orthopaedic Surgery.
kombinasi memiliki manfaat yang besar Bone Joint J. 2016;98-B:1014-19
dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi 6. Borthakur Bipul, Kumar Siddharth, Talukdar
Manabjyoti, et.al., Surgical Site Infections in
pasca prosedur operasi orthopaedi. Orthopaedics. IJOS. 2016; 2(3): 113-117
Penderita dengan imunosupresi ini 7. Maksimovic Jadranka, Denic Ljlljana
Markovic, Bumbasirevic Marko, et.al., Surgical
termasuk di dalamnya, tetapi tidak terbatas, Site Infections in Orthopaedic Patients:
adalah penderita dengan HIV, diabetes Prospective Cohort Study. Croat Med J. 2008;
49: 58-65
mellitus, keganasan, atau penggunaan 8. Yeap J.S., Lim JW, Vergis M, et.al.,
steroid jangka panjang. Resiko yang terjadi Prophylactic Antibiotics in Orthopaedic
Surgery : Guidelines and Practice. The Medical
pada penderita dengan imunosupresi yang Journal of Malaysia Vol 61. 2006;2
mendapatkan antibiotika adalah 9. Dhammi Ish Kumar, Haq Rehan Ul, Kumar
Sudhir, Prophylactic Antibiotics in Orthopaedic
5,9
berkembangnya infeksi jamur. Surgery : Controversial Issues in Its Use. Indian
J Orthop. 2015; 49(4): 373-376
10. Hoff William S., Bonadies John A., Cachecho
Pada kasus fraktur terbuka, studi Riad, et.al., East Practice Management
menyebutkan pemberian antibiotika Guidelines Work Group : Update to Practice
management Guidelines for Prophylactic
sistemik harus diberikan segera setelah Antibiotic Use in Open Fractures. Eastern
terjadinya trauma. Antibiotika yang Association for The Surgery of Trauma. 2009
diberikan harus mampu menlindungi
terhadap kolonisasi bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif. Pada fraktur terbuka
grade 1 dan 2, pemberian antibiotika
profilaksis dapat dihentikan 1 x 24 jam
setelah penutupan luka. Pada fraktur

Anda mungkin juga menyukai