Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
beserta karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah peran kepemimpinan
kepala sekolah dalam perkembangan profesionalisme guru dengan waktu yang telah
ditentukan. Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah profesi
keguruan, Bapak Nasir Usman yang telah memberikan tugas kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami
penulis dan juga bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Darussalam, 14 Mei 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................I


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
Latar belakang masalah ...................................................................................................... 3
Rumusan masalah ............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
Kepemimpinan kepala sekolah............................................................................................... 4
Pengembangan Profesional Guru ........................................................................................... 8
Kegiatan Pengembangan Profesional Guru .......................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah sebuah profesi yang harus memerlukan keprofesionalan di dalamnya.
Hal ini merupakan indikator penting untuk mencapai keberhasilan proses
pembelajaran di sekolah juga keefektifan sebuah pekerjaan. Oleh karena itu, tentunya
peran seorang kepala sekolah selaku orang yang bertanggung jawab penuh dalam
sebuah sekolah tentunya ikut serta dalam proses perkembangan profesionalisme guru
di sekolah.
Kepemimpinan merupakan bagian vital yang dapat mempengaruhi proses
perkembangan profesionalisme seorang guru. Seorang kepala sekolah selaku
pemimpin pendidikan dapat memberikan sedikit kebebasan kepada guru untuk
mengikuti berbagai program-program yang dibuat terkhusus untuk pengembangan
profesionalisme guru tersebut, misalnya pelatihan-pelatihan, dan lain sebagainya.
Diungkap oleh Made Pidarta bahwasanya kepala sekolah merupakan kunci
kesuksesan sekolah dalam mengadakan perubahan. Sedang guru merupakan penentu
rendah tingginya mutu pendidikan, yang bermakna untuk mencapai level tinggi mutu
pendidikan, guru juga harus menaikkan mutu dirinya sendiri melalui proses
perkembangan profesionalisme guru. Profesionalisme guru harus selalu mengalami
perkembangan agar tidak tertinggal dari kemajuan zaman, sehingga harus selalu
dikembangkan dalam seluruh aspek/sektor.
Dengan berbagai alasan kuat untuk keikut sertaan aktif dari kepala sekolah dalam
proses perkembangan profesionalisme guru, sehingga kepala sekolah akan mampu
membuat berbagai kegiatan untuk usaha pencapaian mutu pendidikan yang lebih baik
lagi melalui perkembangan profesionalisme guru.
B. Rumusan Masalah
1. Upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam proses
perkembangan profesionalisme guru?
2. Peran apa saja yang menjadi bagian kepala sekolah dalam perkembangan
profesionalisme guru?

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah


Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang
lain agar mau melakukan kehendak dan perintahnya pada keadaan tertentu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan kepala sekolah ialah tenaga
fungsional guru yang diberikan tugas tambah untuk memimpin sekolah.

Dalam organisasi pendidikan, yang menjadi pemimpin pendidikan adalah


kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin kependidikan di persekolahan
harus memiliki keterampilan memimpin. Kepala sekolah sebagai pimpinan
lembaga pendidikan juga harus mampu melakukan manajemen
kepemimmpinannya dengan baik. Kesuksesan kepemimpinan kepala sekolah
dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk
berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila
terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan
dengan bawahan, disamping dipengaruhi latar belakang yang dimiliki pemimpin,
seperti motivasi diri untuk berprestasi.
Kemampuan memimpin dapat diperoleh dari diri sendiri, bakat atau karena
adanya pelatihan yang sistemik. Ketiga sumber kemampuan memimpin ini dapat
memberikan nilai tambah yang besar bagi seseorang untuk melakukan tugas
kepemimpinannya. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki
sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Oleh karena itu, kepala
sekolah harus mampu menemukan sebuah gaya kepemimpinan yang tepat untuk
diterapkan dalam kinerjanya.

4
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang
tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang
untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata
lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus
dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan
perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi
antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal
balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam
menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk
memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara
maksimal.

Berdasarkan dari peranan kepemimpinan kepala sekolah tersebut, jelaslah


bahwa dalam suatu kepemimpinan, Kepala sekolah harus memiliki peranan-
peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa kepala sekolah sebagai
pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim
Purwanto, sebagai berikut :

1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya,


dalam artian kebutuhan sekolah dalam bentuk fisik bangunan maupun non fisik
(kwalitas input dan output), serta kebutuhan Guru dan seluruh proses
pembelajarannya, serta yang sangat penting adalah kebutuhan peserta didik dalam
proses pembelajarannya yang di kaitkan dengan kebutuhan dan perkembangan
zaman.

2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan


yang benar-benar dapat dicapai.

3. Meyakinkan seluruh komponen sekolah mengenai apa-apa yang menjadi


kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan
khayalan.

Tugas kepemimpinan kepala sekolah tersebut akan berhasil dengan baik


apabila seorang kepala sekolah memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya.
Oleh sebab itu kepala sekolah akan tampak dalam proses di mana dia mampu
mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran,

5
perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk keberhasilan dalam
pencapaian tujuan sekolah diperlukan kepemimpinan kepala sekolah yang
profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.

Di samping itu kepala sekolah harus menjalin hubungan kerjasama yang baik
dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan
merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan
gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 tentang Tenaga


Kependidikan, kepala sekolah dianggap sebagai tenaga kependidikan yang bukan
pendidik, ia berperan sebagai pengelola satuan pendidikan. Dengan demikian, tak
hanya keterampilan memimpin yang harus dimiliki oleh kepala sekolah namun
juga keterampilan manajerial. Keterampilan ini menyangkut dengan membuat
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan aktivitas, dan pengawasan.
Untuk itu, kepala sekolah tidak hanya menjadi seorang pemimpin,namun ia
juga harus berperan sebagai pendidik, supervisor, manajer, administrator,
motivator, dan inovator.
Kepala sekolah sebagai pendidik memiliki aspek sebagai berikut :
kemampuan membimbing guru, kemampuan membimbing karyawan, kemampuan
membimbing siswa, kemampuan mengembangkan staf, kemampuan mengikuti
perkembangan iptek, dan kemampuan memberi contoh mengajar yang baik.
Kepala sekolah sebagai manajer, memiliki aspek sebagai berikut :
kemampuan menyusun program, kemampuan menyusun organisasi, kemampuan
menggerakkan staf dan guru, dan kemampuan mengoptimalkan sumberdaya
sekolah.
Kepala sekolah sebagai administrator, memiliki aspek-aspek sebagai berikut
: kemampuan mengelola administrasi kegiatan belajar mengajar, kemampuan
mengelola administrasi kesiswaan, kemampuan mengelola administrasi keuangan,
kemampuan mengelola administrasi sarana/prasarana, dan kemampuan mengelola
administrasi persuratan.
Kepala sekolah sebagai supervisor, memiliki aspek sebagai berikut :
kemampuan menyusun program supervisi, kemampuan melaksanakan program
supervisi, dan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi.

6
Kepala sekolah sebagai pemimpin, memiliki aspek sebagai berikut : memiliki
kepribadian yang kuat, memahami kondisi staf dan guru dengan baik, memiliki
visi dan memahami misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan
kemampuan berkomunikasi.
Kepala sekolah sebagai motivator, memiliki aspek sebagai berikut :
kemampuan mengatur lingkungan kerja, kemampuan mengatur suasana kerja, dan
kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman.

7
2. Pengembangan Profesional Guru
Kata “profesional” bermakna pencaharian ataupun keahlian, seperti dokter,
guru, dan lainnya. Profesional merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang guna memperoleh sumber penghasilan yang memerlukan pendidikan
profesi.
Menurut Undang-undang Guru dan Dosen, profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Dalam National Education Association (NEA) (1948) menyarankan kriteria
profesi, diantaranya : (1) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual; (2)
Jabayan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus; (3) Jabatan yang
memerlukan persiapan profesional yang lama; (4) Jabatan yang memerlukan
“latihan dalam jabatan” yang berkesinambungan; (5) Jabatan yang menjanjikan
karir hidup dan keanggotaan yang permanen; (6) Jabatan yang menentukan
standar sendiri; (7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan
pribadi; dan (8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
Menurut Mulyasa Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja dalam hal ini
prestasi guru adalah merupakan perilaku guru yang mempunyai (1) Kecakapan
dan menguasai segala seluk beluk bidang tugasmu dan bidang lain yang
berhubungan dengan tugasnya. (2) Ketrampilan yang sangat baik dalam
melaksanakan tugasnya. (3) Pengalaman yang luas dibidang tugasnya dan bidang
lain yang berhubungan dengan tugasnya. (4) selalu bersungguh-sungguh dan tidak
mengenal waktu dalam melaksanakan tugasnya. (5) Kesegaran dan kesehatan
jasmani dan rohani yang baik. (6) Selalu melaksanakan tugas secara berdayaguna
dan berhasil guna. (7) hasil kerjanya jauh melebihi hasil kerja rata-rata yang
ditentukan, baik dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah.

8
Prestasi Kerja dapat ditentukan melalui:
1) Kecakapan Kerja
Kecakapan kerja merupakan tindakan nyata yang dilaksanakan oleh guru
dalam menguasai bidang tugasnya baik dalam pengawasan maupun tindak dalam
pengawasan oleh pihak lain. Sebagai bukti kecakapan kerja dia dapat bekerja dan
selalu bersungguh-sungguh dan melaksanakan tugas secara berdaya guna dan
berhasil guna.
2) Kualitas pekerjaan
Kualitas pekerjaan merupakan nilai nyata yang dapat dilihat setelah
melakukan pekerjaan baik yang bersifat abstrak maupun bersifat kongkrit pada
kualitas pekerjaan dapat dilihat selalu berbuat baik dan benar tanpa membuat
kesalahan berarti, dan memiliki hasil yang dicapai cukup baik dan memadai
meskipun perlu koreksi dari pihak tertentu.
3) Pengembangan
Pengembangan merupakan langkah kerja untuk dapat mengembang- kan ide-
ide yang dimiliki demi untuk kemajuan organisasi. Dalam pengembangan itu
selalu menunjukkan sikap dan minat yang ingin maju dan selalu menggunakan
sistemevaluasi yang tepat.
4) Ketabahan
Ketabahan merupakan sifat yang dimiliki oleh seorang guru dalam
menghadapi pekerjaan baik yang dikategorikan sulit maupun yang dikategorikan
ringan/ gampang. Dalam ketabahan tampak sifat tidak lekas putus asa dalam
menghadapi masalah yang pelik tidak suka membuat ericuhan selalu mengulangi
pekerjaan yang dikatakan belum berhasil.
5) Tingkat kehadiran
Tingkat kehadiran merupakan tindakan nyata yang telah dilaksanakan oleh
guru dalam melaksanakan tugasnya guru yang memiliki prestasi kerja baik akan
selalu kerja tanpa absen. Setelah datang diasecara rutin mengisi buku daftar hadir
menganggap profesinya merupakan pekerjaan yang paling diutamakan.

9
6) Tingkah Laku
Tingkah laku merupakan sikap individu yang dimilikioleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya yang termasuk dalam sikap ini diantaranya selalu
mentaati peraturan perundang-undangan dan kedinasan, memiliki sikap sopan,
luwes, tegas dan bijaksana, tidak selalu membedakan antara atasan dan teman
sekerja serta memiliki kecenderungan untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Kinerja adalah perilaku yang berhubungan dengan kerja seseorang, kerja
merupakan kebutuhan seseorang yang dapat berkembang dan berubah dan bahkan
keadaan tersebut sering tidak disadari olehpelakunya. Seseorang bekerja karena
ada sesuatu yang ingin dicapainya dan orang tersebut berharap dengan melakukan
pekerjaan tersebut akan membawanya pada keadaan yang lebih baik dan lebih
memuaskan, yang mendasari perilaku bekerja. Oleh karena itu kinerja dan jenis
pekerjaan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kinerja memiliki makna positif
seperti kualitas kerja, disiplin, jujur, giat, produktif. Maka untuk bisa
meningkatkan kinerja dan memahami arti sebuah kinerja diperlukan penilaian
secara khusus yang dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
di bidang tersebut.
Berbagai unsur yang melekat pada diri seorang guru yang profesional akan
menjadi tolok ukur dari pelayanaan yang harus diberikan guru kepada peserta
didik dan masyarakat sebagai jasa pelayanan pendidikan untuk memenuhi
kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dari jasa pelayanan pendidikan yang
diberikan oleh seorang guru akan menggambarkan posisi guru tersebut bermutu
atau tidak. Kriteria profesi yang ada pada diri seorang guru akan menjadi
penjamin mutu pendidikan sebagai pelaksana jasa pendidikan. Balitbang Dikbud
(1992) dalam Fattah (2004:74-75) menunjukkan bahwa guru yang bermutu dapat
diukur dengan lima faktor utama, yaitu: pertama, kemampuan profesional, dalam
berbagai penelitian, kemampuan profesional guru sering ditunjukkan dengan
tinggi rendahnya hasil pengukuran guru kemampuan guru dalam menguasai
materi pelajaran yang diajarkan. Kedua, upaya profesional guru (professional
efforts), adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan
profesional yang dicurahkan untuk kegiatan profesional. Menunjukkan intensitas
waktu yang dipergunakan dari seorang guru untuk tugas-tugas profesionalnya.

10
Keempat, kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya (link and match), guru
yang bermutu ialah mereka yang dapat mendukung proses belajar mengajar
sampai tuntas dan benar. Untuk itu diperlukan keahlian, baik dalam menguasai
materi secara tuntas dari suatu disiplin ilmu pengetahuan maupun metodologi dan
pendekatan belajar-mengajar. Kelima, penghasilan dan kesejahteraan, dapat
memelihara dan memacu peningkatan profesionalisasi guru. Seorang guru
profesional harus mampu mencurahkan sebagian perhatiannya terhadap kegiatan
profesionalnya, seperti peningkatan keahlian, memperkaya pengetahuan, serta
meningkatkan efesiensi dan efektivitas pekerjaan.
Untuk menjadi seorang guru profesional, seseorang harus menempuh jenjang
pendidikan dan harus memiliki kompetensi-kompetensi tertentu. Empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah : kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Penguraian keempat kompetensi adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini adalah kompetensi yang mampu
mengelola pembelajaran. Hal ini mencakup konsep kesiapan dalam
mengajar yang ditentukan oleh pengetahuan dan ketrampilan mengajar.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Guru teladan adalah guru
yang mampu merubah anak didiknya menjadi lebih baik, dan guru tersebut
adalah panutan bagi semua anak didik. Pendidikan melalui keteladan
merupakan pendidikan yang efektif. Jadi guru harus berniat terhadap diri
sendiri untuk memperbaiki kepribadian dan perilakunya menjadi lebih baik
sebelum mendidik orang lain.

11
Ketika anak didik telah menyukai gurunya, maka mereka akan serius
dalam mengikuti alur pembelajaran di kelas. Sedangkan jika anak didik
membenci guru tersebut, mereka akan merasa malas dan enggan untuk
mengikuti seluruh proses pembelajaran, bahkan tak jarang mereka bolos
pada mata pelajaran tersebut.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya, baik
dalam teknik mengajar yang tidak menyulitkan dan mudah ditangkap oleh
anak didik.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Seorang guru profesional
berusaha untuk berinteraksi dengan lingkungan di luar sekolah. Misalnya
interaksi/komunikasi dengan orang tua/wali siswa. Sehingga hal ini akan
berdampak baik bagi kehidupan siswa di sekolah maupun di rumah.

12
3. Kegiatan Pengembangan Profesionalisme Guru
Pengembangan profesionalisme dari seorang guru adalah hal yang sangat
urgen di era sekarang ini. Karena sudah banyaknya berbagai tantangan yang akan
membuat guru tidak dihargai dan dihormati lagi selayaknya. Guru juga
merupakan aset terbesar dalam pembangunan karakter sumber daya manusia.
Seiring berjalannya waktu, kuantitas dari profesi guru semakin bertambah
jumlahnya, yang mau tidak mau harus ada program peningkatan kualitas dari tiap
guru tersebut. Karena sekolah berhasil dan ternama juga dinilai dari keberhasilan
dan keprofesionalan guru dalam menangani anak didik.
Kepala sekolah ialah orang yang bertanggung jawab dalam perkembangan
profesionalisme guru di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah juga
dituntut untuk menjadi profesional. Adapaun upaya yang dapat dilakukan kepala
sekolah dalam perkembangan profesionalisme guru yakni terdapat dalam
multiperan yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah.
Peran-peran tersebut yakni sebagai berikut :
1. Kepala sekolah sebagai pendidik
a) Membimbing guru, dengan indikator hal yang dibimbing :
 Menyusun program pengajaran dan bimbingan konseling.
 Melaksanakan program pengajaran dan bimbingan konseling.
 Mengevaluasi hasil belajar siswa dan bimbingan konseling.
 Melaksanakan program pengayaan dan remedial.
b) Membimbing karyawan, dengan indikator :
 Menyusun program kerja.
 Melaksanakan tugas sehari-hari.
c) Membimbing siswa, dengan indikator :
 Kegiatan ekstrakurikuler.
 OSIS.
 Mengikuti lomba di luar sekolah.
d) Mengembangkan staf, dengan indikator :
 Melalui pendidikan/pelatihan.
 Melalui pertemuan sejawat, MGMP?MGP.
 Melalui seminar diskusi.

13
 Melalui penyediaan bahan bacaan.
 Memperhatikan kenaikan pangkat.
 Mengusulkan kenaikan jabatan melalui seleksi calon kepala
sekolah.
e) Mengikuti/belajar perkembangan iptek, dengan indikator :
 Melalui pendidikan/pelatihan.
 Melalui pertemuan profesi.
 Melalui seminar/diskusi.
 Melalui bahan bacaan.
f) Memberi contoh mengajar yang baik, dengan indikator :
 Memiliki jadwal mengajar minimal 6 jam perminggu.
 Memiliki program tahunan, program catur wulan, satuan
pembelajaran, rencana pembelajaran, dan daftar nilai siswa.
2. Kepala sekolah sebagai manajer
a) Menyusun program, indikatornya :
 Memiliki program jangka panjang (8 tahun).
 Memiliki program jangka menengah.
 Memiliki program jangka pendek (1 tahun).
b) Kemampuan menyusun organisasi di sekolah, indikatornya :
 Memiliki susuan personalia di sekolah .
 Memiliki susunan personalia pendukung.
 Menyusun personalia untuk kegiatan nasionl/keagamaan.
c) Menggerakkan staf (guru dan karyawan), indikatornya :
 Memberikan arahan.
 Mengkoordinasikan staf yang sedang melaksanakan tugas.
d) Mengoptimalkan sumberdaya sekolah, indikatornya :
 Memanfaatkan sumberdaya secara optimal.
 Memanfaatkan sarana/prasarana secara optimal.
 Merawat sarana/prasarana milik sekolah.

14
3. Kepala sekolah sebagai administrator
a) Mengelola administrasi kegiatan belajar mengajar (KBM) dan
bimbingan konseling, indikatornya :
 Memiliki data administrasi KBM.
 Memiliki kelengkapan data administrasi BK.
b) Mengelola administrasi kesiswaan, indikatornya :
 Memiliki kelengkapan data administrasi kesiswaan.
 Memiliki kelengkapan data kegiatan ekstrakurikuler.
c) Mengelola administrasi ketenagaan, indikatornya :
 Memiliki kelngkapan data administrasi tenaga guru.
 Memiliki kelengkapan data TU/karyawan/laboran.
d) Mengelola administrasi keuangan, indikatornya :
 Memiliki administrasi keuangan rutin.
 Memiliki administrasi keuangan OFF.
 Memiliki administrasi keuangan SPP.
 Memiliki administrasi keuangan BP3.
e) Mengelola administrasi sarana/prasarana, indikatornya :
 Memiliki kelengkapan data administrasi gedung/ruang.
 Memiliki kelengkapan data administrasi menelair.
 Memiliki kelengkapan data administrasi alat.
 Memiliki kelengkapan data administrasi buku/pustaka.
f) Mengelola administrasi persuratan, indikatornya :
 Memiliki kelengkapan data administrasi surat masuk.
 Memiliki kelengkapan data administrasi surat keluar.
 Memiliki kelengkapan data administrasi surat keputusan.

15
4. Kepala sekolah sebagai supervisor
a) Menyusun program supervisi, indikatornya :
 Memiliki program supervisi KBM dan BK.
 Memiliki program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler.
 Memiliki program supervisi kegiatan lainnya.
b) Melaksanakan program supervisi, indikatornya :
 Melaksanakan program supervisi kelas.
 Melaksanakan program supervisi kegiatan ekstrakurikuler.
 Melaksanakan program supervisi dadakan dan kegiatan lain.
c) Memanfaatkan hasil supervisi, indikatornya :
 Memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja
guru/karyawan.
 Memanfaatkan hasil supervisi untuk pengembangan sekolah.
5. Kepala sekolah sebagai pemimpin
a) Memiliki kepribadian yang kuat, indikatornya :
 Jujur.
 Percaya diri.
 Bertanggung jawab.
 Berani mengambil resiko.
 Berjiwa besar.
b) Memahami kondisi anak buah dengan baik, indikatornya :
 Memahami kondisi guru.
 Memahami kondisi karyawan.
 Memahami kondisi siswa.
c) Memiliki visi dan memahami misi sekolah, indikatornya :
 Memiliki visi tentang sekolah yang dipimpinnya.
 Memahami misi yang diemban sekolah.
d) Mengambil keputusan, indikatornya :
 Mampu mengambil keputusan untuk urusan intern sekolah.
 Mempu mengambil keputusan untuk urusan eksternal sekolah.

16
e) Kemampuan berkomunikasi, indikatornya :
 Mampu berkomunikasi secara lisan dengan baik.
 Mampu menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan.
6. Kepala sekolah sebagai inovator
a) Mencari peluang perubahan, indikatornya :
 Mampu mencari gagasan baru.
 Mampu memilih gagasan baru yang relevan dengan kebutuhan
sekolah.
b) Melakukan pembaharuan di sekolah, indikatornya :
 Melakukan pembaharuan di bidang KBM/BK.
 Melakukan pembaharuan di bidang pengadaan dan pembinaan
tenaga guru dan karyawan.
 Melakukan pembaharuan di bidang kegiatan ekstra kurikuler.
 Melakukan pembaharuan dengan menggali sumber daya di BP3
dan masyarakat.
7. Kepala sekolah sebagai motivator
a) Mengatur lingkungan kerja, indikatornya :
 Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk bekerja.
 Mengatur ruang kelas yang kondusif unuk KBM.
 Mengatur ruang lab yang kondusif untuk praktikum.
 Mengatur lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur.
b) Mengatur suasana kerja, indikatornya :
 Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru.
 Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara sekolah dan
lingkungannya.
 Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara guru dan
karyawan.
 Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama karyawan.
c) Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman, indikatornya :
 Menerapkan prinsip penghargaan (reward).
 Menerapkan prinsip hukuman (punishment).

17
Sedangkan menurut Collete dan Ciappetta yang dikutip oleh
Suprihartiningrum dalam jurnal Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Pengembangan Profesi Guru oleh Rika Ariani, kegiatan pengembangan
profesi guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni studi lanjut,
inservise training, memberdayakan MGMP, memberdayakan organisasi
profesi, mengevaluasi kinerja di kelas, sertifikasi, dan uji kompetensi.

Usaha-usaha yang dilakukan ini tentu membutuhkan kerja keras dari


tiap elemen pendidikan, terutama kepala sekolah pimpinan dalam lingkungan
guru bekerja. Sehingga, diperlukan kesatuan dukungan dari tiap satuan
pendidikan, baik itu dinas pendidikan, ataupun lembaga lainnya agar kegiatan
yang telah dicanangkan membuahkan hasil yang bagus.

18
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin pada
hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi
perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam
kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan
mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan.Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah sangatlah berpengaruh
terhadap peningkatan kompetensi guru. Dalam hubungan antara kepemimpinan
kepala sekolah dan kompetensi guru dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat
dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan,
berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan.
2. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi personal,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
3. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada
masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya.
4. Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan
kompetensi guru, baik sebagai educator (pendidik), manajer, administrator,
supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan.
5. Seberapa jauh kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang
diembannya, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kompetensi guru, dan pada gilirannya dapat membawa efek
terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Murniati. 2013. Pengembangan Profesional Guru. Darussalam : Syiah Kuala University
Press.
Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rika Ariyani. 2017. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Profesionalisme


Guru. Al-Afkar. Volume 5, Nomor 1. ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/al-
afkar/article/download/.../123 . 10 Mei 2019.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

https://www.academia.edu/28280805/Makalah_Peran_Kepemimpinan_Kepala_Sekolah_Dalam_Me
ningkatkan_Kompetensi_Guru

20

Anda mungkin juga menyukai