Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang anak yang dilahirkan oleh ibu merupakan aset serta harapan
yang akan melanjutkan cita-cita dan estafet keluarga dan negara nya. Orang
tua khususnya ibu merupakan sekolah pertama yang akan menjadi landasan
pola asuh dan pola pembelajaran kehidupan yang akan anak dapatkan untuk
bekal menumbuh kembangkanberbagai kecerdasan yang dimilikinya.
Karakteristik anak usia sekolah yaitu perhatian dari anak tertuju kepada
kehidupan praktis sehari-hari, anak memiliki keingintahuan , rasa belajar dan
realistis yang besar. Pada anak usia sekolah juga mulai timbul minat pada
pelajaran-pelajaran khusus yang dia suka, anak juga memandang nilai sebagai
ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah (Piaget, 2010).
Dewasa ini banyak kita jumpai kanakalan-kenalakan anak diusia sekolah dari
membolos sekolah, sering keluar malam, mengancam orang lain, sering
melakukan perkelahian fisik, dan ada pula yang tega membakar orang tua nya
sendiri, menyiram orang tuanya dengan air keras (Mardiya, 2009).
Dari data Komnas perlingdungan anak (Komnas PA) sebanyak 699 kasus
kekerasan dan tindak kriminal pada anak dan remaja pada januari- juni tahun
2013 yang terbagi 385 kasus di lingkungan sosial, 193 di lingkungan keluarga
dan 121 kasus di lingkungan sekolah. Khusus untuk anak usia sekolah sendiri
terdapat 294 kasus dengan motif tindakan kenakalan anak ( merokok, keluar
larut malam, mabok-mabok an, mengancam orang lain) sebanyak 45 kasus,
dendam/emosi 77 kasus, ekonomi 40 kasus, persoalan keluarga 32 kasus dan
lain-lain 74 kasus (Komnas PA, 2013).

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk “bagaimana
mengelola asuhan keluarga dengan anak usia sekolah “?

C. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman dan gambaran nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga dengan anak sekolah.

D. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan anak sekolah.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan anak sekolah.
3. Melakukan intervensi keperawatan pada keluarga dengan anak sekolah.
4. Melakukan implementasi keperawatan pada keluarga dengan anak
sekolah.
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan anak sekolah.
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak
sekolah.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan

didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan (Friedman, 2010). Keluarga adalah dua atau lebih individu

yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam

satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran

dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa definisi dari keluarga

merupakan sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah

serta adopsi dan tinggal dalam satu.

Keluarga dengan tahap perkembangan usia anak sekolah

mempunyai tugas antara lain mensosialisasikan anak-anak, termasuk

meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan

teman sebaya yang sehat, mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,

mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual dan

menyediakan aktivitas untuk anak (Padila, 2012). Keluarga dengan usia

anak sekolah mempunyai masalah kesehatan yang sering terjadi.

3
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada tahap perkembangan

keluarga ini antara lain kesulitan belajar, gangguan tingkah laku,

perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak, penyalahgunaan

zat hingga penyakit menular /infeksi (Edelman & Mandle, 1986 dalam

Setiadi 2008 ).

Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa keluarga

dengan anak sekolah juga mempunyai berbagai masalah.

B. Tahap dan perkembangan keluarga


1. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami
dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga masing-masing, secara psikologi keluarga tersebut membentuk
keluarga baru. Suami istri yang membentuk keluarga baru tersebut perlu
mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Masing-masing pasangan
menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-
masing. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan makan, tidur,
bangun pagi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang perlu diputuskan adalah
kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah anak
yang diharapkan.
1. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30

4
bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh
pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.
Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga,
sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah
pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju
pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya.
2. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi
perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak agar tugas
perkembangan an Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun
dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua
beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah
dalam meningatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini
sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang tua
harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak,
suami/istri, dan ekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi.
Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan
perkembangan keluarga dalam merancang dan mengarahkan
perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan
langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antara ak pada fase ini
tercapai.
3. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada
usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehngga keluarga sangat
sibuk. Selain aktifitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas
dan minat sendiri demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas
berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk
mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu
belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk

5
bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah.
4. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
5. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan

(lounching center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.

Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau

jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.

Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk

tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga

empersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan

tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak

meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan

suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan peran

dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak- anaknya sudah tidak

tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu

melakukan aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap

memelihara hubungan dengan anak.

6. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)

Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap ini

semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk

6
mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.

7. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu


pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia
lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena
berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami keluarga.
Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai
hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya
produktifitas dan fungsi kesehatan. Mempertahankan penataan kehidupan
yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia
lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada
tinggal bersama anaknnya (Harmoko, 2012).

C. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010), fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada
anggota keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
6. Menyediakan kebutuhan fisik, makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan
kesehatan (Friedman, 2010).

7
D. Tugas Perkembangan Tahap Keluarga
1. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
a. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
b. Menetapkan tujuan bersama;
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial;
d. Merencanakan anak (KB)
e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orang tua.
2. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family)
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Membagi peran dan tanggung jawab
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangan
d. Mempersiapkan biaya atau dana child bearing
e. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g. Mangadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap paling

8
repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Tugas Perkembangan keluarga dengan anak sekolah (families with
children)
a. Memberikan perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan dan
semangat belajar
b. Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
c. Mendorong anak unuk mencapai pengembangan daya intelektual
d. Menyediakan aktifitas untuk anak
e. Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.
5. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
6. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan

(lounching center families)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan

memasuki masa tua

d. Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anak

9
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga

f. Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek

g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi

anak-anaknya.

7. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini atara lain adalah :

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti

mengolah minat sosial dan waktu santai

c. Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua

d. Keakraban dengan pasangan

e. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga

f. Persiapan masa tua atau pension dengan meningkatkan keakraban

pasangan.

8. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut

Tugas perkembangan tahap ini adalah :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan


fisik, dan pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

d. Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat

e. Melakukan life reviewMenerima kematian pasangan, kawan, dan


mempersiapkan kematian (Harmoko, 2012).

10
E. Peran dan Tanggung Jawab Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku intra personal sifat,
kegiatan, yang bersifat berhubungan dengan pola perilaku dan keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peran ayah
Ayah sebagai suami dari istridan ayah dari anak-anak berperan sebagi
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman serta sebagai
kepala keluarga, ayah juga berperaan sebagai anggotadari kelompok
sosialnyadan sebagai anggota masyarakat dilingkungannya.
2. Peran ibu
Ibu berperan sebagai istri dari suamidan ibu dari anak-anaknya,
mempunyai tugas untuk mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu berperan sebagai pencari nafkah tambahan dari
keluarga.
3. Peran anak
Anak melakukan peran psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, social, dan spiritual (Friedman,
2010).

F. Masalah Kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak sekolah


1. Stanting
2. Masalah kebersihan ( gigi dan mulut, rambut, kulit, telinga, jarang cuci
tangan, dll)
3. Asupan nutrisi kurang
4. Makan makanan yang kurang sehat

G. Diagnosa yang mungkin muncul


1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga

11
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
3. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian keluarga
1. Identitas kepala keluarga
Nama :Tn. A
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Kauman No. 15 klapagada
2. Data anggota keluarga

DATA ANGGOTA KELUARGA

N Nama Hub dgn KK Umur JK Suku Pendidik Pekerjaa Status Gizi TTV (TD, N, Status Alat
o an n Saat S, P) Imunisasi Bantu/
Terakhir Ini (TB, BB) Dasar Protesa

1 Tn. A Kpl keluarga 42 L Jawa SLTA Buruh 167 cm, 55 120/80 mmhg lengkap
kg

2 Ny. A Istri 36 P Jawa SLTA IRT 153 cm, 60 130/80 mmhg lengkap
kg

3 An. N Anak 11 p Jawa SD Pelajar 135 cm, 3o 90/80 mmhg lengkap


kg

4 An. A Anak 5 p jawa Belum Belum 90 cm, 15 Lengkap


sekolah sekolah kg

3. Genogram

Keterangan :

perempuan

laki-laki

sudah meninggal

klien anak pertama

Klien tinggal bersama orang tua ibu


bapak dan adiknya.
13
4. Type keluarga
Type keluarga tradisional. Tidak ada masalah type keluarga. Asal suku
bangsa: Tn.A dan Ny. A sama-sama bersuku jawa, Ny. A mengatakan tidak
ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan”
5. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: menurut Ny. A
selalu berusaha melaksanakan sholat 5 waktu
6. Status sosial ekonomi keluarga:
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah: yang mencari nafkah Tn. A yang
sebagai kepala keluarga menjadi buruh tani dan Ny. A juga membantu
mencari nafkah
b. Penghasilan: penghasilan Tn. A Tidak menentu dan untuk penghasilan
Ny. A juga tidak tentu
c. Upaya lain: Ny. A mengatakan bahwa Tn. A dan Ny. A tidak memiliki
usaha usaha lain
d. Harta benda yang dimiliki: motor, sepeda, dan memiliki perabotan rumah
yang tidak lengkap
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Ny. A mengatakan kebutuhan
yang dikeluarkan tiap bulan yaitu berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari
seperti susu anaknya, berbelanja makanan sehari-hari.
f. Aktivitas rekreasi keluarga: klien biasa setiap hari libur mengabiskan
waktunya bersama keluarga dirumah
7. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga Tn. A dan Ny. A
memiliki anak 2, jadi keluarga Tn. A dan Ny. A berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak sekoalah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Saat ini keluarga Ny. A dan Tn. A sebagai keluarga dengan anak sekolah
yang memiliki anak 2 dan rencana untuk memiliki menyekolahkan
kembali anak pertamanya ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Ny. A
saat ini dia dengan suaminya berusaha untuk membina hubungan dengan
keluarga lain, teman dan masyarakat sekitar. Menurut Ny. A pula bahwa

14
dirinya dan suaminya mau bekerja mencari uang.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini: Ny.A mengatakan Ny.A, Tn.A
dan An.A sehat tetapi An. N sering mengalami batuk, sakit perut.
2) Riwayat penyakit keturunan: Ny. A mengatakan tidak ada penyakit
keturunan di keluarga
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: menurut Ny. A
keluarga tidak mempunyai BPJS.
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Menurut pengakuan keluarga,
anaknya belum pernah dirawat di rumah sakit. Dari riwayat kesehatan
keluarga Tn. A dan Ny. A tidak ada yang memilki penyakit kronis
maupun penyakit keturunan.
f. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Luas rumah : 36M2, luas tanah 72 m2, type rumah : tipe 36/72,
kepemilikan : hak pemilik, jumlah dan ratio kamar/ruang: 2 ruang
kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur, ventilasi/jendela: jumlah ventilasi
dirumah ada 2 buah, namun hanya 2 jendela yang sering dibuka,
pemanfaatan ruangan: di ruang tamu tempat keluarga berkumpul
menonton tv, sumber air minum : sumur, kamar mandi/wc : kamar
mandi dan wc masing-masing berjumlah satu dengan tempat yang
sama, sampah: sampah di buang di belakang rumah kemudian
dibakar, kebersihan lingkungan : lingkungan rumah klien kurang
bersih
Denah tempat tinggal

wc
Dapur

R.Tidur Anak R.Keluarga

R.Tidur utama R.Tamu

15
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Kebiasaan keluarga : setiap jumat selalu mengikiti pengajian,
aturan/kesepakatan : tidak ada aturan yang mengikat, budaya : setiap
hari minggu mengadakan kerja bakti
3) Mobilitas geografis keluarga : menurut Ny. A belum pernah pindah
rumah
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: menurut
Ny. A tidak ada perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan
biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran
kemarin semua keluarga berkumpul.
5) System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga terdapat
anggota keluarga yang sakit batuk pilek, hubungan satu anggota
keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan kadang lupa dengan
keluarga sakit karena sibuk bekerja.
8. Struktur keluarga
a. Pola/cara komunikasi keluarga: Menurut Ny. A dalam keluarganya
berkomunikasi biasa menggunakan bahasa jawa, menurut Ny. A
dirinya juga cepat akrab dengan keluarga suaminya.
b. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga
Tn. A dan Ny. A selalu memutuskan secara bersama-sama atau
musyawarah. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di
atasi jika mereka bermusyawarah.
c. Struktur peran : Dalam keluarga Ny. A, Tn. A sebagai kepala keluarga
berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny. A
yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap
melakukan perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan semua
keperluan suaminya di rumah. Menurutnya di rumah jarang masak
karena cuma berdua sehingga sering membeli yang sudah jadi saja.
d. Nilai dan norma keluarga : Beragama islam keluarga memiliki nilai-

16
nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua,
suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan
bersama kalau malam hari, karena siang hari suaminya kerja sampai
sore.
9. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif : Ny. A mengatakan menyayangi anak-anaknya.
Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan
hubungna dengan keluarga besarnya pun baik. Mereka selalu
menumbuhkan sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi :
1) Kerukunan hidup dalam keluarga : Hubungan antara dirinya
dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan
keluarga besarnya pun baik. Hubungan keluarga dengan orang
lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : interaksi dan hubungan
dalam keluarga baik.
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
menurut Ny. A yang selalu mengambil keputusan ialah Tn. A
4) Kegiatan keluarga waktu senggang: kegiatan di waktu senggang
keluarga sering sering menghabiskan waktunya dirumah.
5) Partisipasi dalam kegiatan social : membantu dalam kegiatan
gotong royong
c. Fungsi perawatan kesehatan
Ny.A mengatakan sehat tidak ada keluhan saat dilakukan pengkajian
dan jika keluarganya sakit dirawat dirumah jika tidak parah.
An.N mengatakan lemas dan sering batuk saat dikaji
Tn.A mengatakan tidak ada keluhan apapun saat dilakukan pengkajian
An.A mengatakan sehat
d. Fungsi reproduksi
Ny. A mengatakan ingin memiliki anak 2 orang saja dan Ny. A
menggunakan alat kontrasepsi yang berbentuk pil.

17
e. Fungsi ekonomi
Ny. A mengatakan penghasilannya dan suaminya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. A dan
Ny. A tersebut.
10. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek: Menurut Ny. A dirinya tidak tahu dari pihak
suaminya apakah sedang mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi
dari dirinya yang jadi stressor adalah adaptasi dengan adanya
memiliki anak.
b. Respon keluarga terhadap stressor: Baik, menurut Ny. A dirinya yakin
perlakuan dari keluarga suaminya tergantung dari dirinya dan
sekarang dirinya sedang berusaha belajar menjadi ibu rumah tangga
c. Strategi koping: Untuk menghadapi stressor Ny. A lebih banyak
belajar pada orang tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.
11. Keadaan Gizi Keluarga
Pemenuhan gizi di keluarga kurang karena keadaan ekonomi.
12. Harapan Keluarga
Keluarga berharap agar tetap sehat dan berharap petugas kesehatan datang
ke rumahnya supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan
kepada masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan seperti saat ini
diharapkan dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana
sebenarnya kesehatan dalam rumah tangga yang baru dibangunnya.
13. Pemeriksaan fisik (terlampir)

B. Analisa data
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Ny. A mengatakan An. A sering batuk dan ketidakmampuan Ketidakefektifan
saat ini susah makan, An. A juga sering makan keluarga merawat pemeliharaan kesehatan
makanan yang pedas saat disekolah dan dirumah, yang sakit
tetapi Ny.A belum membawa anaknya ke
pelayanan kesehatan karena terlalu sibuk dengan
pekerjaannya dan mengtakan penyakit
anaknyaakan segera sembuh
Do : terlihat An. A tampak lemas

18
2. Ds : Tn. A mengatakan ia selalu merokok Ketidakefektifan Prilaku kesehatan cenderung
walaupun didalam rumah pengambilan berisiko
Do : terlihat Tn. A sedang merokok di depan TV keputusan

1. Diagnosa keperawatan sesuai prioritas


a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan
keluarga merawat yang sakit
b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d ketidakefektifan
pengambilan keputusan
Skoring
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan
keluarga merawat yang sakit
No Kriteria Bobot Jumlah
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1
Aktual
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 1/3 x 1 0,3
Sebagian
3. Potensi masalah untuk dicegah 2/3 x 1 0,6
Cukup

4. Menonjolnya masalah 2/3 x 1 0,6


Segera
Total 2,5
b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d Mengambil keputusan untuk
merokok didekat anak
No Kriteria Bobot Jumlah
1. Sifat masalah 2/3 x 1 0,6
Risiko
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2/3 x 1 0,6
Mudah
3. Potensi masalah untuk dicegah 2/3 x 1 0,6
Cukup

4. Menonjolnya masalah 2/3 x 1 0,6


Segera
Total 2

2. Intervensi
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan
keluarga merawat yang sakit
Nursing outcome classification Nursing intervention classification

19
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 1. Mengenal
pertemuan dengan keluarga diharapkan keluarga
Pengajaran proses penyakit
mampu :
1. Mengenal masalah kesehatan a. Monitor pengetahuan keluarga
dengan kriteria hasil : b. Kaji pola makan, keterbatasan financial,
pengetahuan manajemen penyakit akut tujuan kepatuhan
Indikator Awal Akhir c. Jelaskan penyebab, proses penyakit, tanda
Faktor penyebab 2 gejal, komplikasi dan pencegahan, jelaskn
Tanda gejala penyakit 2 kondisi fisik kondisi saat ini
Meningkatkan diet 2 d. Ajarkan panduan nutrisi yang baik untuk
Strategi untuk mencegah 3 anak sekolah (EBP)
komplikasi e. Bantu membuat menu yang disukai anak
Ket : 1 tdk ada pengetahuan, 2 pengetahuan terbatas
3 pengetahuan sedang 4 pengetahuan banyak 5
pengetahuan sangat banyak
2.Mengambil keputusan 2. Mengambil keputusan
Partisipasi dalam keputusan perawatan kesehatan
Dukungan pengambilan keputusan
Indikator Awal Akhir
Mengidentifikasi informasi 2 a. Identifikasi adanya perbedaan pandangan ttg
yang terpercaya kondisi menurut keluarga dan tenaga
Mengidentifikasi prioritas 2 kesehatan
outcome kesehatan b. Beri solusi alternatif dg jelas dan konsisten
Mengidentifikasi hambatan 2 c. Hormati hak klg menerima menolak
untuk mencapai outcome informasi
Ket : 1 tdk pernah menunjukan, 2 jarang menunjukan d. Menjadi penghubung keluarga dg kelompok
3 kadang menunjukan 4 sedang menunjukan pendukung dan yankes
5konsisten menunjukan
2.Merawat orang yang sakit 3. Merawat orang sakit
Perilaku pencarian kesehatan Manajemen nutrisi
Indikator Awal Akhir a. Tentukan status gizi anggota keluarga
Melakukan skrining diri 2 b. Atur diit yang diperlukan menyediakan
Mendapat bantuan dari 2 makanan protein tinggi
tenaga kesehatan c. Bantu buat daftar modifikasi kebutuhan
Menjelaskan strategi untuk 3 nutrisi klien
menghilangkan prilaku d. Monitor perubahan status nutrisi
tidak sehat e. Anjurkan makan makanan yang sesuai.
Ket : 1 tdk pernah menunjukan, 2 jarang menunjukan (EBP)
3 kadang menunjukan 4 sedang menunjukan f. Dorong memnyiapkan makanan dengan
5konsisten menunjukan tekhik efisien
4.Memodifikasi lingkungan 4. Memodifikasi lingkungan
Keseimbangan gaya hidup Manajemen lingkungan komunitas
Indikator Awal Akhir a. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Keluarga perduli pada 2 b. Kondisikan suasana sejuk didalam rumah
anggota yang sakit c. Atur makanan yang menarik
Keluarga memberikan 2 d. Kondisikan lingkungan memudahkan
perwatan yang tepat pada penyediaan makan
anggota klg yang sakit e. Atur alat makan yang bersih mudah
Menghibur klg yang sakit 2 terjangkau
Ket : 1 tdk pernah dilakukan, 2 jarang dilakukan 3 f. Atur suasana makan yang menyenangkan
dengan anggota keluarga
kadang dilakukan 4 sering dilakukan 5konsisten
dilakukan
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan 5. Memanfaatkan pelayann kesehatan
Panduan sistem pelayanan kesehatan
Partisipasi dalam Keputusan Perawatan Kesehatan
a. Anjurkan jangkau pelayanan kesehatan
Indikator Awal Akhir b. Koord waktu terjadwal, jelaskan waktu
Mengakses pelayanan 1 biaya, lokasi
kesehatan c. Fasilitasi komunikasi antara yankes dan
Mencari informasi 2 keluarga
terpercaya d. Dorong formulir layanan biaya dan layanan

20
Keterangan : 1 : Tidak pernah menunjukan , 2: kesehatan
Jarang menunjukan, 3 :Kadang menunjukan, 4:
Sering menunjukan,5: Secara konsisten
menunjukan

b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d Mengambil keputusan untuk


merokok didekat anak
Nursing outcome classification Nursing intervention classification
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 1. Mengenal
pertemuan dengan keluarga diharapkan keluarga Pengajaran;proses penyakit
mampu : a. Validasi pengetahuan saat ini
1. Mengenal masalah kesehatan b. Jelaskan penyebab, proses penyakit, tanda
dengan kriteria hasil : gejal, komplikasi dan penatalaksanaan
Perilaku Pencarian Kesahatan c. Jelaskan dampak dari rokok pasif (EBP)
Indikator Awal Akhir d. Beri info tentang perubahan kondisi fisik
Mengajukan pertanyaan b.d 2 kondisi saat ini
kesehatn orang lain e. Diskusikan tindakan penanganan dan sumber
Menjelaskan strategy 2 dukungan
menghilangkan perilaku f. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
tidak sehat mungkin perlu dilakukan
Melak. Perilaku kesehatan 2
konsisiten yg disarankan dg
kesadaran sendiri
Ket :1 : Tidak pernah menunjukan, 2: Jarang
menunjukan, 3 :Kadang menunjukan,4 : Sering
menunjukan, 5 : Secara konsisten menunjukan
2. Mengambil keputusan 3. Mengambil Keputusan
Pembuatan keputusan Dukungan mengambil keputusan
a. Identifikasi adanya perbedaan pandangan ttg
Indikator Awal Akhir kondisi menurut klg dan nakes
Mengidentifikasi info 2 b. Beri solusi alternatif dg jelas dan konsisten
relefan c. Hormati hak klg menerima menolak informasi
Mengidentifikasi 2 d. Menjadi penghubung keluarga dg kelompok
konsekuensi pilihan pendukung dan yankes
Mengidentifikasi sumber 2
yang diperlukan
Ket :1 :Sangat terganggu, 2 : Banyak terganggu, 3:
Cukup terganggu, 4 : Sedikit terganggu, 5 : Tidak
terganggu
3. Merawat orang yang sakit 3. Merawat Anggota Keluarga yang sakit
perilaku Patuh Bantuan Berhenti Merokok
a. Tentukan kesiapan berhenti merokok; tetapkan
Indikator Awal Akhir tanggal berhenti; beri dorongan gaya hidup
Mempertimbangkan 2 bebas rokok
keuantungan perilaku sehat b. Dorong bergabung dg kelompok pendukung
 berhenti merokok
menggunakan strategi 2 c. Ajarkan metodepraktis menolak keinginan
mendapat perilaku sehat merokok
d. Beri produk pengganti nikotin; Sediakan
Monitor sendiri status 2 makanan kesukaan, perman, buah; alihkan
kesehatan anak dengan hobi kesukaan; hindari
Ket :1 : Tidak pernah menunjukan, 2: Jarang konflik;ciptakan keakraban dalam keluarga
menunjukan, 3 :Kadang menunjukan,4 : Sering
menunjukan, 5 : Secara konsisten menunjukan

21
4. Memodifikasi lingkungan 5. Memodifikasi
Dukungan Keluarga Modifikasi Perilaku
Indikator Awal Akhir a. Tentukan motivasi klien terhadap peruabhan
Klg mendukung anggota 3 perilaku
klg b. Dukung untuk mengganti kebiasaan yang
Memberikan perawatan yg 2 tidak diinginkan dg kebaisan lebih baik
tepat (misal dialihkan menyediakan permen,
Klg peduli berkomunikasi 3 buah-buahan, mknn kesukaan
dg anggota klg c. Kenalkan orang yang telah berhasil berhenti
Ket:1 : Tidak pernah menunjukan, 2: Jarang merokok
menunjukan, 3 :Kadang menunjukan,4 : Sering d. Beri perhatian kebutuhn kesehtan (belikan
menunjukan, 5 : Secara konsisten menunjukan raket)
e. Plih perilaku menjadi terukur (misal berhenti
merokok, jumlah yg dihisap)
f. Fasilitasi keterlibatan keluarga makan
bersama, nonton tivi bersama
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan 5. Memanfaatkan fasilitas
Panduan Sistem Pelayanan Kesehatan
Partisipasi dalam Keputusan Perawatan Kesehatan
a. Anjurkan jangkau nakes
Indikator Awal Akhir b. Koord waktu terjadwl, jlskn waktu biaya,
Mengakses pelayanan 2 lokasi
kesehatan c. Fasilitasi komunikasi antara yankes danklg
Mencari informasi 3 d. Dorong formulir layanan biaya dan layanan
terpercaya kesehatan
Keterangan : 1 : Tidak pernah menunjukan , 2:
Jarang menunjukan, 3 :Kadang menunjukan, 4:
Sering menunjukan,5: Secara konsisten
menunjukan

3. Implementasi dan evaluasi


Tanggal Dx Implementasi Evaluasi Ttd
Selasa, Ketidakefektifan 1. Memberikan penkes tentang nutrisi pada S:
08/10/2019 pemeliharaan kesehatan anak (EBP) 1. Klg mengatakan sudah
b.d ketidakmampuan 2. Menyampikan kondisi kesehatan anak mengetahui banyak hal tentang
keluarga merawat yang 3. Menyusun daftar menu makan anak nutrisi anak
sakit 4. Mendorong ibu untuk banyak berdiskusi 2. Klg menyatakan akan berencana
dengan tenaga kesehatan berupaya untuk menyediakan
5. Mendorong klg untuk member semangat makanan yang sehat untuk anak
ibu membuat makanan yang bergizi 3. Keluarga menyatakan mencoba
6. Menganjurkan klg menanam beberapa jenis menanam sayuran dan upaya
sayur dipot /dihalaman dan memelihara menyediakan menu yg
ayam kampung jika halaman belakang dianjurkan
memungkinkan 4. Keluarga mengatakan akan
7. Memberikan informasi mengenai jajanan selalu memeriksakan anak yang
yang yang sehat (EBP) sakit
8. Mengatur kondisi jendela, pintu sehingga O:
suhu ruangan nyaman untuk makan 1. Keluarga dapat menjawab
9. Mengkondisikan ibu memperhatikan pertanyaan tentang nutrisi yang
makan anak baik bagi anak
10. Mendorong klg mengikuti posyandu sesuai 2. Keluarga menerima masukan
jadwal menunjukan ekspresi
11. Mengukur BB dan TB kesungguhan untuk memberikan
nutrisi
3. Anggota keluarga lain peduli
dan menemani saat anak makan
4. BB; 31 kg,.
5. Klg tampak bersungguh-

22
sungguh akan mengikuti
membawa anak yang sakit
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi

Rabu, 1. Menanyakan perkembangan anak dengan S:


09/10/2019 menanyakan makanan yang dimakan. 1. Bpk mengatakan ibu telaten
2. Memastikan bahwa keluarga konsisten /konsisten untuk membuatkan
dengan komitmen memberi makanan yang makanan sehat
bergizi 2. Klg mengatakan sering
3. Mendiskusikan keefisienan pengolahan dan berdiskusi dengan ibu makanan
modifikasi menu yang bergizi
4. Mendiskusikan perkembangan dukungan 3. Ibu menyatakan Bpk selalu
keluarga pada penyiapan menu mengingatkan waktu makan
5. Memantau tanaman sayuran dipot depan 4. Ibu mengatakan sering Bpk
rumah dan ayam berkembangbiak mengendarai motor untuk
6. Menanyakan pada anggota keluarga lain mengantar anaknya periksa
tentang makanan yang bergizi 5. Ibu menceritakan pengalaman
7. Mendiskusikan kepedualian keluarga pada mendatangi pelayanan
akses pelayanan kesehatan kesehatan
8. Memantau TB dan BB O:
1. Ibu telaten memperhatikan
anaknya makan sehat
2. Klg memanfaatkan sayuran
dipot depan rumah dan hasil
ternak
3. Tampak peralatan yng
memudahkan anak untuk
makan
4. Lingkungan rumah bersih saat
makan dengan ditemani
anggota klg lain
5. BB: 31 kg
6. Klg mengatakan sudah
melakukan pemeriksaan anak
yang sakit.
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan intervensi

Selasa, Perilaku kesehatan 1. Menanyakan kepada si bapak S:


08/10/19 cenderung berisiko b.d pengetahuan mengenai merokok 1. Bapak mengatakan tahu
Mengambil keputusan didepan anak tentang dampak merokok bagi
untuk merokok didekat 2. Menjelaskan proses penyakit yang sang anak
anak akan datang jika merokok 2. Bapak mengatakan tidak tahu
3. Memonitor adanya perbedaan dampak kesehatan pada anak
pendapat antar keuarga akibat rokok pasif
4. Menentukan waktu untuk berhenti 3. Bapak mengatakan siap untuk
merokok agar si anak tetap sehat tidak merokok demi anaknya
5. Mendorong si bapak untuk tidak 4. Klg siap untuk mendukung
meroko bapak untuk tidak merokok
6. Memfasilitasi komunikasi antara O:
yankes danklg 1. Bapak terlihat sungguh-
sungguh
2. Bapak tampak bingung saat
ditanyai mengenai dampak
yang akan timbul jika terus
menerus merokok

23
3. Keluarga terlihat bersungguh-
sungguh untuk mendukung si
bapak untuk tidak merokok
4. Bapak terlihat membuang
rokoknya
A:
Masalah belum teratasi
I:
Lanjutkan intervensi
Rabu, 1. Menanyakan perkembangan mengenai S:
09/10/2019 berhenti merokok 1. Bapak mengatakan sudah
2. Menanyakan kembali dampak yang sedikit mengurangi untuk
ditimbulkan rokok pasif pada anak sekolah merokok
(EBP) 2. Bapak mengatakan dengan baik
3. Mendiskusikan mengeni jadwal untuk dampak yang akan timbul saat
berhenti merokok merokok pasif pada anak
4. Menanyakan dukungan yang diberikan klg 3. Bapak mengatakan saat ini
kepada bapak sudah menentukan jadwal
5. Mendiskusikan beraktivitas yang positif untuk tidak merokok
seperti bisa menanam tanaman saat waktu 4. Bapak mengatakan sedang
senggang memproses tanaman sayur
6. Mendiskusikan mengenai pelayanan seperti tomat dan cabe di
kesehatan belakang rumah
5. Bapak mengatakan siap
untukmengantar klg yang sakit
ke pelayanan kesehatan
O:
1. Bapak terlihat sudah paham
mengenai dampak yang
ditimbulkan rokok pasif
2. Bapak terlihat sungguh-
sungguh mengenai berhenti
merokok
3. Klg mendukung bapak untuk
tidak merokok terlihat klg
menyediakan permen
4. Bapak terlihat sungguh-
sungguh dalam mendiskusikan
mengenai pelayanan
kesehatan
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengkajian didapat data keluarga Tn.A sebgai kepala rumah tangga dan
Ny. A sebagai istri, An. N merupakan anak pertama, dan An. A sebagai anak
kedua. Alamat rumah Jln. Kauman, agama semua islam dan semua bersuku
jawa. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Jarak pelayanan kesehatan
terdekat yaitu puskesmas dan bidan.
Diagnosa yang didapat pada keluarga tersebut yaitu diagnosa pertama
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidak
efektifan merawat keluarga yang sakit. Diagnosa kedua yaitu perilaku
kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan orang tua mengambil

25
keputusan untuk merokok.
B. Saran
1. Bagi keluarga
Sebaiknya penanganan pada keluarga yang sakit mendapat perhatian yang
lebih. Selain tenaga kesehatan, dukungan keluarga yang dekat merupakan
yang paling efektif dalam kesembuhan keluarga yang sakit.
2. Bagi mahasiswa
Sebaiknya semua mahasiswa keperawatan dapat memahami perawatan
pada kesehatan keluarga. Mahasiswa juga harus bisa melakukan asuhan
keperawatan kepada keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta.

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset,


Teori, dan Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit:


pustaka Pelajar. Yogyakarta

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai