net/publication/328273479
CITATIONS READS
0 1,291
7 authors, including:
Muhammad Taufik
University of Sumatera Utara
12 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Taufik on 14 October 2018.
JURNAL STIKNA
Jurnal Sains, Teknologi, Farmasi & Kesehatan
Situs Jurnal: www. jurnal.stikna.ac.id
Email : Taufiqssi@yahoo.com
ABSTRAK
Daun tembakau (Nicotiana tabacum L) merupakan tanaman yang berdaun lebar, pada
umumnya daun tembakau dimanfaatkan untuk membuat rokok, setiap batang rokok rata-rata
mengadung nikotin 0,1-1,2 nikotin. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis elektrosintesis
nikotin yang terkandung dalam daun tembakau. Metode yang digunakan dalam penelitian
metode deskriptif dan metode eksperimental. Metode deskriptif dikembangkan pada ekstraksi
nikotin dalam daun tembakau sedangkan metode eksperimental dikembangkan pada proses
maserasi coupling elektrosintesis variasi 5, 10, 15, 20, 25. Hasil yang terbaik diperoleh pada
daun tembakau maserasi dan maserasi coupling elektrosintesis dengan waktu 25 menit pada
uji cyanogen bromide (+++) melimpah.
terbaik yang masih dibutuhkan. Dan terutama untuk bahan baku pembuatan
sangat dicari oleh pasaran Eropa dan rokok. Tembakau juga merupakan
Amerika (Ferry fitriya, 2017). Tembakau komoditas yang mempunyai peranan
deli adalah termasuk jenis tanaman sejarah penting dalam perekonomian nasional,
dan terlindungi, kita berharap, tembakau sebagai bahan baku rokok kretek, yang
deli jangan dijadikan sekedar komoditas merupakan sumber pendapatan nasional
saja, namun setidaknya harus dijadikan (devisa, cukai, pajak), sumber pendapatan
hasil produk eksklusif, agar harga jualnya petani dan penyedia lapangan pekerjaan.
di pasar dunia terus tinggi. Apalagi hingga Setiap tahun cukai rokok mencapai sekitar
saat ini tembakau deli masih menjadi 27 trilyun dan devisa sebesr USS 235 juta
perhatian semua pihak, karena termasuk (Chirstofel, 2016).
sisa kekayaan perkebunan dan tanaman Nikotin adalah zat alkaloid yang ada
langka di Sumatera Utara, yang hampir secara natural ditanaman tembakau.
hilang di makan waktu. Balai penelitian Nikotin juga didapati pada tanaman-
tembakau deli berperan banyak tanaman lain dari family biologis
menghasilkan pembibitan tembakau yang Solanaceae seperti tomat,kentang, terong
berkwalitas baik(Lidya avriya, 2017). dan merica hijau pada level yang sangat
Pemibibitan dilakukan dari hasil kecil dibanding pada tembakau. Nikotin
penyilangan pohon induk tembakau, untuk tidak berwarna, tetapi segera menjadi
mendapatkan biji bagus. Biji-biji pembitan coklat ketika bersentuhan dengan udara.
diberikan pupuk, sehingga ketika bibit Nikotin dapat menguap dan dapat
telah berumur 30 sampai dengan 45 hari, dimurnikan dengan cara penyulingan uap
dilakukanlah proses penanaman di kebun. dari larutan yang dibasakan. Efektivitas
Saat ini PTPN 2 sedang melakukan proses ekstrak pada daun tembakau yang
fermentasi dan penyortiran daun tembakau mengandung senyawa-senyawa kimia
terbaik dari hasil panen tembakau bulan. antara lain nikotin, hidrazin, alanin,
Dari sinilah daun-daun tembakau terbaik quinolin, anilin, piridin, amina dan lain-
dan berkwalitas diproleh untuk lain yang dapat digunakan sebagai
diperjualkan. Salah satu yang tidak dapat inhibitor korosi yang tidak terlepas dari
diimbangi oleh tembakau lain di dunia kandungan nitrogen yang terdapat dalam
adalah aroma dan taste yang sangat baik senyawa kimia tersebut (Cicilia, 2017).
dan enak bagi para pecinta cerutu. Bahkan Analisis terhadap nikotin telah diteliti
kadar nikotin yang terkandung dalam ari beberapa peneliti. Metode maserasi
tembakau deli relative lebih rendah dari telah dikembangkan dalam mengisolasi
tembakau lain (Edi sumarno, 2016). nikotin hanya saja waktu yang diperlukan
Tembakau deli memiliki daun dengan lebih lama. Pengembangan maserasi terus
jenis elastisitas yang sangat baik. dilakukan yakni menggunakan coupling
Karenanya menghasilkan daya bakar dan sonikasi dan aplikasi maserasi coupling
warna abu yang putih, sebagai ciri khas elektrosintesis. Maserasi coupling
cerutu berkwalitas tinggi. Inilah elektrosintesis adalah suatu cara untuk
keistimewaan tembakau deli sebagai salah mensintesis suatu bahan yang didasarkan
satu tanaman unik dan langka, yang pada teknik elektrokimia.Sesuai dengan
diberikan tuhan kepada masyarakat namanya, metode elektrokimia adalah
Indonesia, khususnya tanah deli di Medan metode yang didasarkan pada reaksi
(Apriyanto, 2017). Tembakau merupakan redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi
jenis tanaman yang sangat dikenal di dan oksidasi, yang berlangsung pada
kalangan masyarakat indonesia. Tanaman elektroda yang sama/berbeda dalam suatu
ini tersebar diseluruh Nusantara dan sistim elektrokimia. elektrokimia adalah
mempunyai kegunaan yang sangat banyak dua elektroda umumnya konduktor logam
yang dicelupkan ke dalam elektrolit Beaker gelas, Tabung reaksi, Pipet tetes,
konduktor ion (yang dapat berupa larutan Batang pengaduk, Corong, Cawan petri,
maupun cairan) dan sumber arus. Aplikasi PH meter, Kain kasa steril, Spot plate,
metode elektrokimia untuk lingkungan dan Pipet tetes, aluminium foil,
laboratorium pada umumnya didasarkan Spektrofotometer ultraviolet-visible (UV-
pada proses elektrolisis, yakni terjadinya Vis).
reaksi kimia dalam suatu sistem Bahan yang digunakan dalam penelitian
elektrokimia akibat pemberian arus listrik ini adalah daun tembakau deli, Metanol,
dari suatu sumber luar (Didik setiyo, Kloroform, Aquadest, Alkohol, Asam
2016). nikotianat, Cyanogen bromide.
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis nikotin yang terkandung Desain Penelitian
dalam daun tembakau dengan Pengumpulan Sampel
menggunakan metode maserasi coupling Pengumpulan sampel dilakukan secara
elektrosintesis. purprosif yaitu tanapa membandingkan
dengan daerah lain. Bagian tumbuhan
II. METODE yang digunakan adalah daun tembakau deli
Analisis nikotin dalam daun tembakau (Nicotiana tabacum L) yang belum diolah
deli menggunakan metode deskriptif dan diambil di PT. Perkebunan Nusantara II
eksperimental. Metode deskriptif Sei percut Kabupaten deli serdang.
dilaksanakan pada proses ekstraksi
menggunakan pelarut metanol, Sedangkan Pengolahan Sampel
metode eksperimental dilaksanakan Pengolahan sampel dilakukan dengan
dengan menggunakan elektrosintesis cara mengekstrak daun tembakau deli yang
dengan variasi waktu meliputi 5 menit, 10 belum diolah dengan metode maserasi
menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit. coupling elektrosintesis.
Sampel dianalisis secara kualitatif
menggunakan cyanogen bromide sampai Prosedur Penelitian
diperoleh warna kuning dengan Analisis nikotin pada daun tembakau
perbandingan kualitatif + (sedikit), ++ deli menggunakan maserasi coupling
(sedang), +++ (melimpah). Uji kuantitatif elektrosintesis
dilaksanakan menggunakan metode Sampel daun tembakau deli yang sudah
spektrofotometri ultraviolet-visible (UV- dikeringkan masing-masing ditimbang
Vis). dengan berat 2 g. Sampel dimasukan
Penyiapan sampel, ekstraksi dan uji kedalam beaker glass 50 ml lalu add
kualitatif dilaksanakan di Laboratorium dengan methanol. Larutan yang diperoleh
STIKes Nurliana Medan sedangkan uji dari beaker glass dimasukkan kedalam
kuantitatif menggunakan metode gelas ukur untuk mengetahui sisa larutan
spektrofotometri ultraviolet-visible (UV- methanol. Larutan kembali dimasukan
Vis) dilaksanakan di Laboratorium kedalam beaker glass kemudian di
Pertanian Universitas Muhammadiyah maserasi coupling elektrosintesis dengan
Sumatera Utara menggunakan waktu 5, 10, 15, 20, 25. Hasil maserasi
spektrofotometer ultraviolet-visible (UV- coupling elektrosintesis disaring dengan
Vis) type genesys 10S UV-VIS. kain kasa steril lalu filtrat dimasukan
kedalam cawan petri diuapkan selama 3
Alat Dan Bahan hari hingga diperoleh nikotin. Nikotin
Alat-alat yang digunakan dalam yang diperoleh dilarutkan dengan 20 ml
penelitian ini adalah alat-alat gelas yang metanol lalu diukur pHnya setelah itu
ada di Laboratorium seperti Gelas ukur, dilanjutkan dengan menganalisis uji
kualitatif dan uji kuantitatif pada sampel dalamnya, metode ekstraksi yang
daun tembakau deli (Novita Pratiwi, dilakukan untuk penelitian ini yaitu
2017). metode maserasi dan metode maserasi
coupling elektrosintesis. Ekstraksi
Analisis nikotin secara Kualitatif dan menggunakan metode maserasi dengan
Kuantitatif sampel daun tembakau untuk memisahkan
Analisis Kualitatif nikotin nikotin menggunakan pelarut metanol.
Cyanogen bromide Nikotin yang di dapat dari sampel akan di
Hasil sampel daun tembakau deli yang analisis dan di uji dengan menggunakan
dimaserasi dan di maserasi coupling metode maserasi coupling elektrosintesis
elektrosintesis dianalisis secara kualitatif dan metode spektrofotometri (UV-Vis)
menggunakan cyanogen bromide sampai dengan menggunakan metode tersebut
diperoleh warna kuning dengan pelarut akan menembus dinding sel dan
perbandingan kualitatif + (sedikit), ++ masuk ke dalam rongga sel yang
(sedang), +++ (melimpah). mengandung zat aktif (Karama, 2017).
Gambar
Taufik3.1. Ekstrak metode
M, dkk../Jurnal maserasi
STIKNA, Vol. 1,coupling elektrosintesis
No.2 (2017), 114-122
118
Absorbansi
0.4 Regresi
2
0.3
0.2
1.5
Sedikit (+) 0.1
0
1 0 0.0002 0.0004
Sedang (++)
Konsentrasi
0.5 Melimpah
(+++) Gambar 3.3. Grafik hasil persamaan regresi
0
5 10 15 20 25 5 10 15 20 25 Penentuanpersamaan regresi
Berdasarkan analisis persamaan regresi
A B dengan uji kuantitatif spektrofotometer
Waktu (menit) ultraviolet-visible (UV-Vis) dapat dilihat
pada Gambar berikut ini :
Gambar 3.2. Grafik hasil uji cyanogen
Dengan menggunakan persamaan
bromide
regresi yang di dasarkan pada serapan dan
Berdasarkan pada grafik uji cyanogen konsentrasi standart yang konsentrasinya
bromide diatas dengan metode maserasi diketahui dengan serapan sampel.
diperoleh hasil nikotin terbaik pada menit Berdasarkan Grafik diatas persamaan
25.Sedangkan pada metode maserasi regresi yang di dapat yaitu y = 1496 x =
coupling elektrosintesis diperoleh hasil 0,248, R2 =0,879. Persamaan ini
terbaik pada menit 25.Grafik tersebut kemudian digunakan untuk menghitung
menunjukan adanya persamaan pada konsentrasi nikotin pada daun tembakau.
menit.
122