1109006019-2-Bab 1 PDF
1109006019-2-Bab 1 PDF
PENDAHULUAN
Burung puyuh merupakan salah satu jenis burung yang tidak dapat terbang, memiliki
ukuran tubuh yang relatif kecil, dan juga memiliki kaki yang pendek. Burung puyuh pertama kali
diternakan di Amerika Serikat pada tahun 1870, sedangkan di Indonesia burung puyuh mulai
Burung puyuh dapat dijadikan salah satu usaha ternak yang mudah untuk dibudidayakan
dan dapat meningkatkan pendapatan. Keunggulan yang dimiliki oleh burung puyuh yaitu produksi
telur yang tinggi, kandang pemeliharaan tidak memerlukan tempat yang luas, kotoran tidak terlalu
bau, dan masa pemeliharaan yang singkat (Listiyowati dan Roospitasari, 2007). Keunggulan lain
yang didapat dari berternak burung puyuh adalah tidak memerlukan areal yang luas dan modal
yang cukup besar, sehingga peternak pemula tidak membutuhkan modal yang besar untuk memulai
usaha. Usaha perternakan burung puyuh memiliki prospek yang baik dilihat dari permintaan pasar
terhadap hasil produk seperti telur dan daging. Kemampuan adaptasi yang bagus menjadikan
burung puyuh dapat di temukan diseluruh bagian dunia, sebagian besar hidup secara liar, sebagian
Pengembangan usaha peternakan burung puyuh yang maju dan dapat bersaing dengan
negara lain membutuhkan bibit yang memadai ditinjau dari kualitas maupun kuantitas.
Teknolologi yang mampu mempercepat upaya peningkatkan kualitas dan kuantitas ini antara lain
melaui inseminasi buatan. Dalam menunjang perkembangan teknologi ini diperlukan ketersediaan
dalam usaha peternakan, sampai saat ini penelitian yang menyangkut semen burung puyuh masih
jarang ditemui. Burung puyuh jantan yang memiliki sperma dengan karakteristik baik di harap
Pemeriksaan makroskopik meliputi volume, warna, pH dan konsistensi (tingkat kekentalan) dan
spermatozoa hidup dan motilitas spermatozoa, sehingga dapat diseleksi untuk mendapatkan bibit
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik semen burung puyuh secara
abnormalitas, jumlah spermatozoa hidup dan motilitas spermatozoa sehingga dapat diseleksi
semen yang baik untuk mendapatkan bibit burung puyuh yang berkualitas.
Masalah utama yang dihadapi oleh peternak dalam pengembangan usaha ternak burung
puyuh yaitu tidak tersedianya bibit burung puyuh secara komersial seperti ternak ayam ras. Pada
umumnya peternak melakukan pembibitan sendiri melalui penetasan telur burung puyuh yang
dihasilkan atau membeli kepada peternak lain. Pembibitan yang dilakukan biasanya dengan
metode seadanya tanpa suatu program peningkatan mutu puyuh sehingga didapatkan burung
puyuh yang tidak terjamin kualitasnya. Pembibitan semacam ini berjalan terus-menerus tanpa
adanya pemakaian bibit dari luar daerah untuk mengimbangi mutu genetiknya dari bibit burung
Burung puyuh ( Coturnix – Coturnix Japonica ) yang ada di Indonesia sampai saat ini
merupakan bibit peninggalan Jepang yang belum mendapat perubahan mutu, sehingga diperlukan
perbaikan genetik melalui inseminasi buatan. Sebelum melakukan inseminasi buatan perlu
memahami karakteristik semen burung puyuh itu sendiri yang sampai sekarang belum ada laporan
yang pasti, dengan demikian untuk mendapat bibit burung puyuh yang berkualitas perlu diadakan
seleksi semen burung puyuh atau mendatangkan semen burung yang berkualitas.