DI SUSUN OLEH :
Afria Diana (1813453001)
Agmel Fortuna (1813453002)
Aji Nurfajri (1813453003)
Anisa Permata Amira (1813453004)
Azizah (1813453005)
Chindy Permata (1813453006)
Dela Puspita Sari (1813453007)
Dewi Rahmayani (1813453008)
Dzikri Qadafi (1813453009)
Enjeng Tiovanta Tanjung (1813453010)
Faisal Hakim Lubis (1813453011)
Fizka Andreani (1813453012)
Hidayatul Fitri (1813453013)
Indri Sapitri (1813453014)
ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
Pekanbaru, Oktober2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN ANTI INFLAMASI .................................................................................... 3
2.2 JENIS TANAMAN ANTI INFLAMASI .............................................................................. 7
2.2.1 Kunyit (Curcuma domestica Val) .......................................................................... 7
2.2.2 Ipomea pes-caprae.............................................................................................. 10
2.2.3 Musa Paradiasiaca ............................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................... 13
3.2 SARAN ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain
(interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain.
Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan
bersama-sama.
Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah
studi di Amerika menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus
masuk rumah sakit atau harus tinggal di rumah sakit lebih lama daripada
seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian karena interaksi dan/atau efek
samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat terapi dengan
polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter,
sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat
keparahan penyakit atau usia.
Interaksi obat secara klinis penting bila berakibat peningkatan toksisitas
dan/atau pengurangan efektivitas obat. Jadi perlu diperhatikan terutama bila
menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeksterapi yang rendah),
misalnya glikosida jantung, antikoagulan dan obat-obat sitostatik. Selain itu juga
perlu diperhatikan obat-obat yang biasa digunakan bersama-sama.
Terdapat 2 tipe interaksi obat yaitu secara farmakokinetika dan
farmakodinamika. Farmakokinetik : Apayang dilakukan tubuh terhadap obat,
salah satu obat dapat mengubah konsentrasi yang lain dengan mengubah
penyerapan, distribusi, metabolisme, atau ekskresi-Biasanya (tapi tidak selalu)
dimediasi oleh sitokrom P450 (CYP).
Farmakodinamik : Terkait dengan efek obat pada tubuh. Satu jenis obat
memodulasi efek farmakologis obat lain: aditif, sinergis, atau antagonis.
Kombinasi sinergis, efek farmakologis lebih besar dari penjumlahan 2
obat, interaksi yang menguntungkan: aminoglikosida + penisilin - Berbahaya:
barbiturat + alkohol.
1
Antagonisme, efek farmakologis lebih kecil dari pada penjumlahan 2 obat,
interaksi yang menguntungkan: naloksondiopiat overdosis. Interaksi yang
berbahaya: AZT+ stavudine.
Aditivitas, efek farmakologis sama dengan penjumlahan dari 2 obat,
interaksi yang menguntungkan: aspirin + acetaminophen, interaksi yang
berbahaya: neutropenia dengan AZT + gansiklovir.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Prostaglandin merupakan mediator pada inflamasi yang menyebabkan kita
merasa perih, nyeri, dan panas. Prostaglandin dapat menjadi salah
satu donator penyebab nyeri kepala primer.
Di membrane sel terdapat phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol. Saat
terjadi luka, membrane tersebut akan terkena dampaknya juga.
Phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol diubah menjadi asam arakidonat.
Asam arakidonat nantinya bercabang menjadi dua yaitu jalur siklooksigenasi
(COX) dan jalur lipooksigenase.
Pada jalur COX ini terbentuk prostaglandin dan thromboxanes. Sedangkan pada
jalur lipooksigenase terbentuk leukotriene.
1. Prostaglandin sebagai mediator inflamasi dan nyeri. Juga menyebabkan
vasodilatasi dan edema (pembengkakan).
2. Thromboxane menyebabkan vasokonstriksi dan agregasi (penggumpalan)
platelet.
3. Leukotriene menyebabkan vasokontriksi, bronkokonstriksi.
Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi :
1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi
untuk meningkatkan performa makrofaga.
2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi.
3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam, dll.yang
disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi :
1. Pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di
daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan
dan penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil.
2. Aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endothelia dengan pembuluh
darah.
3. Kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan
memungkinkan sel darah putih bermigrasi ke endothelium dan masuk ke
dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai ekstravasasi.
4
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tumor atau membengkak
2. Calor atau menghangat
3. Dolor atau nyeri
4. Rubor atau memerah
5. Functiolaesa atau daya pergerakan menurun, dan kemungkinan disfungsi
organ.
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang
disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi dapat
disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya
terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya
permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala
panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang
dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, prostaglandin dan PAF.
Mekanisme terjadinya Inflamasi dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1. Perubahan vaskular
Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan suatu yang
mendasar untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan aliran
darah dan permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena terjadi
dilatasi arteri lokal sehingga terjadi pertambahan aliran darah (hypermia) yang
disusul dengan perlambatan aliran darah. Akibatnya bagian tersebut menjadi
merah dan panas. Sel darah putih akan berkumpul di sepanjang dinding pembuluh
darah dengan cara menempel. Dinding pembuluh menjadi longgar susunannya
sehingga memungkinkan sel darah putih keluar melalui dinding pembuluh. Sel
darah putih bertindak sebagai sistem pertahanan untuk menghadapi serangan
benda-benda asing.
5
terjadinya tegangan dan tekanan pada sel syaraf sehingga menimbulkan rasa
sakit (Mansjoer, 1999).
Penyebab inflamasi dapat disebabkan oleh mekanik (tusukan), Kimiawi
(histamin menyebabkan alerti, asam lambung berlebih bisa menyebabkan iritasi),
Termal (suhu), dan Mikroba (infeksi Penyakit.
Tanda-tanda inflamasi (peradangan) adalah
1. Rubor (kemerahan) terjadi karena banyak darah mengalir ke dalam
mikrosomal lokal pada tempat peradangan.
2. Kalor (panas) dikarenakan lebih banyak darah yang disalurkan pada
tempat peradangan dari pada yang disalurkan ke daerah normal.
3. Dolor (Nyeri) dikarenakan pembengkakan jaringan mengakibatkan
peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin
dan zat kimia bioaktif lainnya.
4. Tumor (pembengkakan) pengeluaran ciran-cairan ke jaringan interstisial.
5. Functio laesa (perubahan fungsi) adalah terganggunya fungsi organ tubuh
6
Agen yang dapat menyebabkan cedera pada jaringan, yang kemudian
diikuti oleh radang adalah kuman (mikroorganisme), benda (pisau, peluru, dsb.),
suhu (panas atau dingin), berbagai jenis sinar (sinar X atau sinar ultraviolet),
listrik, zat-zat kimia, dan lain-lain. Cedera radang yang ditimbulkan oleh berbagai
agen ini menunjukkan proses yang mempunyai pokok-pokok yang sama, yaitu
terjadi cedera jaringan berupa degenerasi (kemunduran) atau nekrosis (kematian)
jaringan, pelebaran kapiler yang disertai oleh cedera dinding kapiler,
terkumpulnya cairan dan sel (cairan plasma, sel darah, dan sel jaringan) pada
tempat radang yang disertai oleh proliferasi sel jaringan makrofag dan fibroblas,
terjadinya proses fagositosis, dan terjadinya perubahan-perubahan imunologik
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
7
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val
b. Morfologi
Secara umum, kunyit memiliki ciri-ciri antara lain memiliki cabang
dengan ketinggian antara 10 sampai 100 cm. Adapun bagian batangnya
tidak berupa batang berkambium melainkan batang semu yang tegak dan
cenderung bulat. Batang tersebut membentuk rimpang, berwarna hijau
bercampur kuning dan tersusun atas pelepah-pelepah daun dengan tekstur
yang lunak. Sementara itu bagian daun memiliki bentuk yang lanset atau
bulat telur. Ukuran panjangnya bisa mencapai 40 cm. Sementara itu
lebarnya antara 8 sampai 12,5 cm. Daun tersebut merupakan daun tunggal
dengan tulang menyirip dan warna hijau yang cenderung pucat.
Dariklasifikasi kunyit di atas, kita juga bisa mengetahui bahwa bunga pda
kunyit merupakan jenis bunga majemuk dengan rambut juga sisik yang
terletak di pucuk batang semunya.
Khasiat tanaman kunyit
1) Mencegah Alzheimer
Seseorang yang memiliki penyakit Alzheimer akan bermasalah dengan
ingatan, penilaian, dan berpikir. beberapa penelitian menunjukan bahwa
kunyit memiliki kandungan zat anti-inflamasi dan antioksidan, sehingga
dengan mengkonsumsi kunyit maka akan mendapatkan manfaat kunyit yatiu
mencegah penyakit Alzheimer.
2) Mengobati Tifus
8
Kunyit dapat digunakan untuk mengobati tifus. untuk membuat obat tifus
dari kunyit inilah yang harus anda lakukan.
Bahan : 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto.
caranya : Tumbuk semua bahan tersebut hingga halus dan dipipih, kemudian
tambahkan 1 gelas air masak yang masih hangat dan disaring, kemudian
minumlah ramuan tersebut, lakukan rutin selama seminggu.
3) Mencegah Kanker
Kunyit mengandung kurkumin dimana zat ini merupakan antioksidan yang
dapat mencegah kerusakan dan mutasi sel yang disebabkan oleh radikal
bebas. Selain itu kandungan kurkumin juga memiliki kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan kanker terutama kanker payudara, kanker usus,
kanker perut, kanker paru-paru dan juga kanker kulit.
4) Mengurangi Resiko Diabetes
Khasiat kunyit yang didapat dari kandungan kurkumin di dalamnya dapat
mengurangi resistansi insulin. Karena hal tersebut maka kandungan kadar
glukosa darah dapat dikendalikan sehingga resiko untuk terserang diabetes
tipe 2 pun akan berkurang.
5) Menyembuhkan Luka
Manfaat kunyit bisa digunakan untuk meyembuhkan luka, karena kunyit
mengandung bahan anti-septik dan bahan anti-bakteri. dengan kandungan itu
kunyit sangat baik digunakan untuk disinfektan untuk luka biasa maupun luka
bakar.
6) Mencegah Anemia
Anemia diakibatkan oleh kekurangan zat besi. Anda bisa menggunakan
kunyit untuk mencegah anemia, karena kunyitbanyak mengandung zat besi.
Kandungan zat besi ini merupakan komponen penting dalam pembentukan sel
darah merah sehingga dengan mengkonsumsi kunyit anda dapat mencegah
anemia.
7) Melancarkan Pencernaan
Dengan adanya kandungan kurkumin dalam kunyit juga dapat membantu
proses pencernaan serta mengurangi gejala kembung. Namun orang yang
9
memiliki penyakit kandung empedu sebaiknya tidak menggunakan kunyit
sebagai suplemen karena dapat memperburuk kondisi.
a. Morfologi
Ipomea pes-caprae (tapak kuda) adalah satu tumbuhan yang berdaun tidak
lengkap atau folium incompletus karena hanya memiliki tangkai daun
(petioulus) dan helaian daun (lamina). Tanaman ini memiliki sifat daun
yaitu bangun daun atau circumscriptio nya berbentuk seperti bulat atau
10
orbicularis. Daging daun atau intervenium nya bersifat tipis lunak atau
herbaceus. Susunan tulang-tulang atau nervatio nya berbentuk tulang
melengkung atau cervinervis. Tepi daun atau margo folii nya berbentuk rata
atau integer. Ujung daun atau apex folii nya bersifat meruncing atau
acuminatus. Pangkal daun atau basis folii nya berbentuk tumpul atau
obtusus.
b. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ipomoea pes-caprae sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledineae
Ordo : Solanales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea pes-caprae
c. Ekologi
Tumbuh liar mulai permukaan laut hingga 600 m dpl, biasanya di pantai
berpasir, tetapi juga tepat pada garis pantai, serta kadang-kadang pada
saluran air, dan kebanyakan hidup pada daerah tropis.
d. Nilai medis
Tapak kuda yang merupakan famili Convolvulaceae ini sebenarnya
digunakan sebagai tanaman obat sejak zaman dulu kala.
a. Morfologi
Musa Paradiasiaca (pisang) adalah satu tumbuhan yang berdaun lengkap
atau folium completus karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun
(petioulus) dan helaian daun (lamina). Tanaman ini pula memiliki sifat daun
yaitu bangun daunya atau circumscriptio berbentuk seperti jorong atau
11
ovalis. Daging daun atau intervenium nya bersifat seperti kertas atau
papyraceus. Susunan tulang-tulang atau nervatio nya berbentuk bertulang
menyirip atau penninervis. Tepi daun atau margo folii nya berbentuk rata
atau integer. Ujung daun atau apex folii nya berbentuk runcing atau acutus.
Pangkal daun atau basis folii nya berbentuk runcing atau acutus. Permukaan
daunnya berbentuk licin dan berselaput lilin atau laevis pruinosus.
b. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Musa paradiasiaca sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradiasiaca
c. Ekologi
Temperatur optimum untuk pertumbuhan pisang adalah pada suhu 27 – 38
˚C. Pisang tumbuh baik di daerah beriklim tropika dengan curah hujan 200 –
220 mm/tahun. Kelembaban tanah berkisar 60 – 70 %.
Pada daerah tropis, pisang masih dapat tumbuh pada ketinggian hingga
1.600 m dpl dan menyukai matahari langsung. Pisang toleran pada pH 4,5 –
7,5.
d. Nilai medis
Pisang memiliki banyak nilai medis. Pisang kaya akan mineral seperti
kalium, magnesium, pospor, dan zat besi yang hampir seluruhnya dapat
diserap oleh tubuh. Pisang juga mengandung provitamin A, vitamin C, B
dan seratomin yang aktif sebagai neurot transmitter dalam melancarkan
fungsi otak.
Cairan yang dihasilkan oleh batang pisang digunakan untuk mengobati
saluran kencing, disentri, dan diare bahkan untuk mengobati kebotakan. Jika
12
dikonsumsi secara rutin dapat menyembuhkan penyakit maag, darah tinggi,
dan berfungsi juga sebagai anti radang.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14