Anda di halaman 1dari 17

MEKANISME ANTI INFLAMASI

DI SUSUN OLEH :
Afria Diana (1813453001)
Agmel Fortuna (1813453002)
Aji Nurfajri (1813453003)
Anisa Permata Amira (1813453004)
Azizah (1813453005)
Chindy Permata (1813453006)
Dela Puspita Sari (1813453007)
Dewi Rahmayani (1813453008)
Dzikri Qadafi (1813453009)
Enjeng Tiovanta Tanjung (1813453010)
Faisal Hakim Lubis (1813453011)
Fizka Andreani (1813453012)
Hidayatul Fitri (1813453013)
Indri Sapitri (1813453014)

DOSEN Pengampuh : Dr. Deinike Wanita Marwan, M. Ke

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Abdurrab
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-

Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “mekanisme anti inflamasi”

ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar

kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan

yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah

terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang

menjadi tugas patofisiologi dengan judul “mekanisme anti inflamasi” .

Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu kami selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat

terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap

makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah

yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Pekanbaru, Oktober2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN ANTI INFLAMASI .................................................................................... 3
2.2 JENIS TANAMAN ANTI INFLAMASI .............................................................................. 7
2.2.1 Kunyit (Curcuma domestica Val) .......................................................................... 7
2.2.2 Ipomea pes-caprae.............................................................................................. 10
2.2.3 Musa Paradiasiaca ............................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................... 13
3.2 SARAN ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain
(interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain.
Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan
bersama-sama.
Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah
studi di Amerika menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus
masuk rumah sakit atau harus tinggal di rumah sakit lebih lama daripada
seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian karena interaksi dan/atau efek
samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat terapi dengan
polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter,
sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat
keparahan penyakit atau usia.
Interaksi obat secara klinis penting bila berakibat peningkatan toksisitas
dan/atau pengurangan efektivitas obat. Jadi perlu diperhatikan terutama bila
menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeksterapi yang rendah),
misalnya glikosida jantung, antikoagulan dan obat-obat sitostatik. Selain itu juga
perlu diperhatikan obat-obat yang biasa digunakan bersama-sama.
Terdapat 2 tipe interaksi obat yaitu secara farmakokinetika dan
farmakodinamika. Farmakokinetik : Apayang dilakukan tubuh terhadap obat,
salah satu obat dapat mengubah konsentrasi yang lain dengan mengubah
penyerapan, distribusi, metabolisme, atau ekskresi-Biasanya (tapi tidak selalu)
dimediasi oleh sitokrom P450 (CYP).
Farmakodinamik : Terkait dengan efek obat pada tubuh. Satu jenis obat
memodulasi efek farmakologis obat lain: aditif, sinergis, atau antagonis.
Kombinasi sinergis, efek farmakologis lebih besar dari penjumlahan 2
obat, interaksi yang menguntungkan: aminoglikosida + penisilin - Berbahaya:
barbiturat + alkohol.

1
Antagonisme, efek farmakologis lebih kecil dari pada penjumlahan 2 obat,
interaksi yang menguntungkan: naloksondiopiat overdosis. Interaksi yang
berbahaya: AZT+ stavudine.
Aditivitas, efek farmakologis sama dengan penjumlahan dari 2 obat,
interaksi yang menguntungkan: aspirin + acetaminophen, interaksi yang
berbahaya: neutropenia dengan AZT + gansiklovir.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari anti inflamasi ?


2. Apa saja jenis tanaman dari inflamasi ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari anti inflamasi


2. Untuk mengetahui jenis tanaman dari inflamasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANTI INFLAMASI

Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi


atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar
kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah
satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesic atau pereda
nyeri.
Inflamasi adalah respon dari suatu organisme terhadap pathogen dan
alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat
jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.
Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama system
kekebalan terhadap infeksi dan iritasi . Radang terjadi saat suatu mediator
inflamasi (misal terdapat luka) terdeteksi oleh tubuh kita. Lalu permeabilitas sel di
tempat tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat inflamasi maka
terjadilah pembengkakan. Kemudian terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh
darah perifer sehingga aliran darah dipacu ke tempat tersebut, akibatnya timbul
warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan pertahanan
tubuh kita. Inflamasi distimulasi oleh factor kimia (histamin, bradikinin,
serotonin, leukotrien dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan
sebagai mediator radang di dalam system kekebalan untuk melindungi jaringan
sekitar dari penyebaran infeksi.
Radang sendiri dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Inflamasi non imunologis : tidak melibatkan system imun (tidak ada reaksi
alergi) misalnya karena luka, cederafisik, dsb.
2. Inflamasi imunologis : Melibatkan system imun, terjadi reaksi antigen-
antibodi. Misalnya pada asma.

3
Prostaglandin merupakan mediator pada inflamasi yang menyebabkan kita
merasa perih, nyeri, dan panas. Prostaglandin dapat menjadi salah
satu donator penyebab nyeri kepala primer.
Di membrane sel terdapat phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol. Saat
terjadi luka, membrane tersebut akan terkena dampaknya juga.
Phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol diubah menjadi asam arakidonat.
Asam arakidonat nantinya bercabang menjadi dua yaitu jalur siklooksigenasi
(COX) dan jalur lipooksigenase.
Pada jalur COX ini terbentuk prostaglandin dan thromboxanes. Sedangkan pada
jalur lipooksigenase terbentuk leukotriene.
1. Prostaglandin sebagai mediator inflamasi dan nyeri. Juga menyebabkan
vasodilatasi dan edema (pembengkakan).
2. Thromboxane menyebabkan vasokonstriksi dan agregasi (penggumpalan)
platelet.
3. Leukotriene menyebabkan vasokontriksi, bronkokonstriksi.
Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi :
1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi
untuk meningkatkan performa makrofaga.
2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi.
3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam, dll.yang
disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi :
1. Pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di
daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan
dan penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil.
2. Aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endothelia dengan pembuluh
darah.
3. Kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan
memungkinkan sel darah putih bermigrasi ke endothelium dan masuk ke
dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai ekstravasasi.

4
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tumor atau membengkak
2. Calor atau menghangat
3. Dolor atau nyeri
4. Rubor atau memerah
5. Functiolaesa atau daya pergerakan menurun, dan kemungkinan disfungsi
organ.
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang
disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi dapat
disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya
terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya
permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala
panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang
dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, prostaglandin dan PAF.
Mekanisme terjadinya Inflamasi dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1. Perubahan vaskular
Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan suatu yang
mendasar untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan aliran
darah dan permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena terjadi
dilatasi arteri lokal sehingga terjadi pertambahan aliran darah (hypermia) yang
disusul dengan perlambatan aliran darah. Akibatnya bagian tersebut menjadi
merah dan panas. Sel darah putih akan berkumpul di sepanjang dinding pembuluh
darah dengan cara menempel. Dinding pembuluh menjadi longgar susunannya
sehingga memungkinkan sel darah putih keluar melalui dinding pembuluh. Sel
darah putih bertindak sebagai sistem pertahanan untuk menghadapi serangan
benda-benda asing.

2. Pembentukan cairan inflamasi


Peningkatan permeabilitas pembuluh darah disertai dengan keluarnya sel
darah putih dan protein plasma ke dalam jaringan disebut eksudasi. Cairan inilah
yang menjadi dasar terjadinya pembengkakan. Pembengkakan menyebabkan

5
terjadinya tegangan dan tekanan pada sel syaraf sehingga menimbulkan rasa
sakit (Mansjoer, 1999).
Penyebab inflamasi dapat disebabkan oleh mekanik (tusukan), Kimiawi
(histamin menyebabkan alerti, asam lambung berlebih bisa menyebabkan iritasi),
Termal (suhu), dan Mikroba (infeksi Penyakit.
Tanda-tanda inflamasi (peradangan) adalah
1. Rubor (kemerahan) terjadi karena banyak darah mengalir ke dalam
mikrosomal lokal pada tempat peradangan.
2. Kalor (panas) dikarenakan lebih banyak darah yang disalurkan pada
tempat peradangan dari pada yang disalurkan ke daerah normal.
3. Dolor (Nyeri) dikarenakan pembengkakan jaringan mengakibatkan
peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin
dan zat kimia bioaktif lainnya.
4. Tumor (pembengkakan) pengeluaran ciran-cairan ke jaringan interstisial.
5. Functio laesa (perubahan fungsi) adalah terganggunya fungsi organ tubuh

Obat anti inflamasi dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu:


1. Glukokortikoid (Golongan Steroidal) yaitu anti inflamasi steroid. Anti
Inflamsi steroid memiliki efek pada konsentrasi, distribusi dan fungsi
leukosit perifer serta penghambatan aktivitas fosfolipase. contohnya
gologan Prednisolon
2. NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) juga dikenal dengan
AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) NSAIDs bekerja dengan menghambat
enzim siklooksigenase tetapi tidak enzim lipoksigenase. Contoh Obat
AntiInflasmasi golongan NSAIDs adalah Turunan Asam Propionat
(Ibuprofen, Naproxen), Turunan Asam Asetat (Indomethacin), Turunan
Asam Enolat (Piroxicam).
3. Obat AntiInflamasi pada umumnya bekerja pada Enzim yang membantu
terjadinya inflamasi, Namun Pada umumnya Obat AntiInflamasi bekerja
pada Enzim Siklooksigenase (COX) baik COX1 maupun COX2, Seperti
terlihat pada gambar dibawah ini.

6
Agen yang dapat menyebabkan cedera pada jaringan, yang kemudian
diikuti oleh radang adalah kuman (mikroorganisme), benda (pisau, peluru, dsb.),
suhu (panas atau dingin), berbagai jenis sinar (sinar X atau sinar ultraviolet),
listrik, zat-zat kimia, dan lain-lain. Cedera radang yang ditimbulkan oleh berbagai
agen ini menunjukkan proses yang mempunyai pokok-pokok yang sama, yaitu
terjadi cedera jaringan berupa degenerasi (kemunduran) atau nekrosis (kematian)
jaringan, pelebaran kapiler yang disertai oleh cedera dinding kapiler,
terkumpulnya cairan dan sel (cairan plasma, sel darah, dan sel jaringan) pada
tempat radang yang disertai oleh proliferasi sel jaringan makrofag dan fibroblas,
terjadinya proses fagositosis, dan terjadinya perubahan-perubahan imunologik

2.2 JENIS TANAMAN ANTI INFLAMASI

2.2.1 Kunyit (Curcuma domestica Val)

a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae

7
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val

b. Morfologi
Secara umum, kunyit memiliki ciri-ciri antara lain memiliki cabang
dengan ketinggian antara 10 sampai 100 cm. Adapun bagian batangnya
tidak berupa batang berkambium melainkan batang semu yang tegak dan
cenderung bulat. Batang tersebut membentuk rimpang, berwarna hijau
bercampur kuning dan tersusun atas pelepah-pelepah daun dengan tekstur
yang lunak. Sementara itu bagian daun memiliki bentuk yang lanset atau
bulat telur. Ukuran panjangnya bisa mencapai 40 cm. Sementara itu
lebarnya antara 8 sampai 12,5 cm. Daun tersebut merupakan daun tunggal
dengan tulang menyirip dan warna hijau yang cenderung pucat.
Dariklasifikasi kunyit di atas, kita juga bisa mengetahui bahwa bunga pda
kunyit merupakan jenis bunga majemuk dengan rambut juga sisik yang
terletak di pucuk batang semunya.
Khasiat tanaman kunyit
1) Mencegah Alzheimer
Seseorang yang memiliki penyakit Alzheimer akan bermasalah dengan
ingatan, penilaian, dan berpikir. beberapa penelitian menunjukan bahwa
kunyit memiliki kandungan zat anti-inflamasi dan antioksidan, sehingga
dengan mengkonsumsi kunyit maka akan mendapatkan manfaat kunyit yatiu
mencegah penyakit Alzheimer.
2) Mengobati Tifus

8
Kunyit dapat digunakan untuk mengobati tifus. untuk membuat obat tifus
dari kunyit inilah yang harus anda lakukan.
Bahan : 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto.
caranya : Tumbuk semua bahan tersebut hingga halus dan dipipih, kemudian
tambahkan 1 gelas air masak yang masih hangat dan disaring, kemudian
minumlah ramuan tersebut, lakukan rutin selama seminggu.
3) Mencegah Kanker
Kunyit mengandung kurkumin dimana zat ini merupakan antioksidan yang
dapat mencegah kerusakan dan mutasi sel yang disebabkan oleh radikal
bebas. Selain itu kandungan kurkumin juga memiliki kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan kanker terutama kanker payudara, kanker usus,
kanker perut, kanker paru-paru dan juga kanker kulit.
4) Mengurangi Resiko Diabetes
Khasiat kunyit yang didapat dari kandungan kurkumin di dalamnya dapat
mengurangi resistansi insulin. Karena hal tersebut maka kandungan kadar
glukosa darah dapat dikendalikan sehingga resiko untuk terserang diabetes
tipe 2 pun akan berkurang.
5) Menyembuhkan Luka
Manfaat kunyit bisa digunakan untuk meyembuhkan luka, karena kunyit
mengandung bahan anti-septik dan bahan anti-bakteri. dengan kandungan itu
kunyit sangat baik digunakan untuk disinfektan untuk luka biasa maupun luka
bakar.
6) Mencegah Anemia
Anemia diakibatkan oleh kekurangan zat besi. Anda bisa menggunakan
kunyit untuk mencegah anemia, karena kunyitbanyak mengandung zat besi.
Kandungan zat besi ini merupakan komponen penting dalam pembentukan sel
darah merah sehingga dengan mengkonsumsi kunyit anda dapat mencegah
anemia.
7) Melancarkan Pencernaan
Dengan adanya kandungan kurkumin dalam kunyit juga dapat membantu
proses pencernaan serta mengurangi gejala kembung. Namun orang yang

9
memiliki penyakit kandung empedu sebaiknya tidak menggunakan kunyit
sebagai suplemen karena dapat memperburuk kondisi.

8) Mencegah dan Mengobati Panas Dalam


Manfaat kunyit juga bisa digunakan untuk mengobati dan mencegah panas
dalam. Caranya : Ambil 1 biji kunyit yang agak besar, lalu bersihkan kunyit
sampai tidak tersisa lagi bekas tanah yang menempel. Kuliti sampai bersih,
parut kunyit sampai mempunyai bagian-bagian yang kecil. Sisihkan. Ambil
gula merah dan potong secukupnya, campurkan keduanya bersamaan dengan
menggunakan air panas. Aduk dan sampai terlihat mengental, lalu parutan
kunyit tadi Anda saring, dan minum selagi hangat.
9) Mencegah Keputihan
Khasiat kunyit sangat ampuh untuk mencegah keputihan.
Caranya : Ambil 2 ruas kunyit, satu genggam daun beluntas, satu gagang
asam, sepotong gula aren. Bersihkan dulu semua bahan, lalu bahan direbus
secara bersamaan sampai air mendidih, jika sudah mendidih, saring bahan
dan minumlah secara rutin, satu gelas per hari.
10) Mengatasi Gatal dan Penyakit Kulit
Khasiat kucnyit dapat digunakan untuk mengatasi gatal dan penyakit kulit.
Caranya : Ambil 1 ruas kunyit, bersihkan lalu parut kunyit. Ambil biji
cengkeh lalu ditumbuk, parutan kunyit tadi Anda campurkan dengan
tumbukan biji cengkeh dan bunga melati. Remas-remas, lalu balurkan pada
tubuh yang gatal. Untuk mencegah luka, Anda cukup mencampurkan parutan
kunyit dan asam kawak, balurkan sampai luka mongering dan tidak terasa
sakit lagi.

2.2.2 Ipomea pes-caprae

a. Morfologi
Ipomea pes-caprae (tapak kuda) adalah satu tumbuhan yang berdaun tidak
lengkap atau folium incompletus karena hanya memiliki tangkai daun
(petioulus) dan helaian daun (lamina). Tanaman ini memiliki sifat daun
yaitu bangun daun atau circumscriptio nya berbentuk seperti bulat atau

10
orbicularis. Daging daun atau intervenium nya bersifat tipis lunak atau
herbaceus. Susunan tulang-tulang atau nervatio nya berbentuk tulang
melengkung atau cervinervis. Tepi daun atau margo folii nya berbentuk rata
atau integer. Ujung daun atau apex folii nya bersifat meruncing atau
acuminatus. Pangkal daun atau basis folii nya berbentuk tumpul atau
obtusus.

b. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ipomoea pes-caprae sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledineae
Ordo : Solanales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea pes-caprae

c. Ekologi
Tumbuh liar mulai permukaan laut hingga 600 m dpl, biasanya di pantai
berpasir, tetapi juga tepat pada garis pantai, serta kadang-kadang pada
saluran air, dan kebanyakan hidup pada daerah tropis.

d. Nilai medis
Tapak kuda yang merupakan famili Convolvulaceae ini sebenarnya
digunakan sebagai tanaman obat sejak zaman dulu kala.

2.2.3 Musa Paradiasiaca

a. Morfologi
Musa Paradiasiaca (pisang) adalah satu tumbuhan yang berdaun lengkap
atau folium completus karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun
(petioulus) dan helaian daun (lamina). Tanaman ini pula memiliki sifat daun
yaitu bangun daunya atau circumscriptio berbentuk seperti jorong atau

11
ovalis. Daging daun atau intervenium nya bersifat seperti kertas atau
papyraceus. Susunan tulang-tulang atau nervatio nya berbentuk bertulang
menyirip atau penninervis. Tepi daun atau margo folii nya berbentuk rata
atau integer. Ujung daun atau apex folii nya berbentuk runcing atau acutus.
Pangkal daun atau basis folii nya berbentuk runcing atau acutus. Permukaan
daunnya berbentuk licin dan berselaput lilin atau laevis pruinosus.

b. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Musa paradiasiaca sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradiasiaca
c. Ekologi
Temperatur optimum untuk pertumbuhan pisang adalah pada suhu 27 – 38
˚C. Pisang tumbuh baik di daerah beriklim tropika dengan curah hujan 200 –
220 mm/tahun. Kelembaban tanah berkisar 60 – 70 %.
Pada daerah tropis, pisang masih dapat tumbuh pada ketinggian hingga
1.600 m dpl dan menyukai matahari langsung. Pisang toleran pada pH 4,5 –
7,5.
d. Nilai medis
Pisang memiliki banyak nilai medis. Pisang kaya akan mineral seperti
kalium, magnesium, pospor, dan zat besi yang hampir seluruhnya dapat
diserap oleh tubuh. Pisang juga mengandung provitamin A, vitamin C, B
dan seratomin yang aktif sebagai neurot transmitter dalam melancarkan
fungsi otak.
Cairan yang dihasilkan oleh batang pisang digunakan untuk mengobati
saluran kencing, disentri, dan diare bahkan untuk mengobati kebotakan. Jika

12
dikonsumsi secara rutin dapat menyembuhkan penyakit maag, darah tinggi,
dan berfungsi juga sebagai anti radang.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Inflamasi adalah respon dari suatu organisme terhadap pathogen dan


alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat
jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang
sendiri dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Inflamasi non imunologis : tidak melibatkan system imun (tidak ada reaksi
alergi) misalnya karena luka, cederafisik, dsb.
2. Inflamasi imunologis : Melibatkan system imun, terjadi reaksi antigen-
antibodi. Misalnya pada asma.

3.2 SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Cortan, ramzi s.2013.buku ajar patologi.jakarta:penertbit buku kedokteran EGC

Renggani, iris.2016.ed 11 imunologi dasar.jakarta.fakultas kedokteran


universitas indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai