Anda di halaman 1dari 22

LONG CASE

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI


MANIK DENGAN CIRI PSIKOTIK

Disusun oleh :
Latifa Syifa Safitri – 11151030000058

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN

PERIODE JANUARI 2019


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat


Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan long case yang berjudul “Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini
Manik dengan Ciri Psikotik” sebagai salah satu persyaratan ujian. Shalawat serta
salam tidak lupa saya sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Terimakasih saya ucapkan kepada dr. Asmarahadi, Sp.KJ yang telah


memberikan kesempatan dan waktunya untuk menjadi pembimbing saya selama
masa studi klinik di Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan. Tentunya makalah
ini saya sadari masih jauh dari kata kesempurnaan dan tidak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Demikian, semoga makalah referat ini dapat bermanfaat bagi siapapun


yang membacanya maupun bagi saya, penulis yang sedang menempuh kegiatan
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan.

Jakarta, 24 Januari 2019

Latifa Syifa Safitri

2
PENGESAHAN

Long case ini diajukan oleh


Nama : Latifa Syifa Safitri
NIM : 11151030000058
Program Studi : Profesi Dokter
Judul Kasus : Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik dengan Ciri
Psikotik

Telah berhasil dipertahankan dihadapan pembimbing dan diterima sebagai


salah satu syarat yang diperlukan untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik ilmu
kesehatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.

Pembimbing,

dr. Asmarahadi, Sp.KJ

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 24 Januari 2019

3
Status Psikiatri

Nama : Latifa Syifa Safitri NIM : 11151030000058


Dokter Pembimbing : Tanda Tangan:
dr. Asmarahadi Sp.KJ

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. MS
Tempat/Tgl. lahir : Jakarta, 23 Maret 1982
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA (belum tamat kuliah)
Pekerjaan : Pekerja Salon
Status perkawinan : Sudah Menikah
Bangsa/Suku : Jawa
Alamat : Kebon Jeruk, Jakarta
Dokter yang merawat : dr. Galianti, Sp.KJ
Masuk RS tanggal : 03 Januari 2019
Ruang perawatan : PICU wanita (Cempaka)
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar oleh keluarga

II. RIWAYAT PSIKIARTIK


Autoanamnesis :
 Tanggal 21 Januari 2019, pukul 16.15 WIB, di PICU wantia
(Cempaka) Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
 Tanggal 22 Januari 2019 pukul 11.30 WIB, di PICU wanita (Cempaka)
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
 Tanggal 23 Januari 2019, pukul 16.00 WIB, di PICU wanita
(Cempaka) Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
 Tanggal 24 Januari 2019, pukul 10.00 WIB, di PICU wanita
(Cempaka) Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan

4
Alloanamnesis :

 Tanggal 23 Januari 2019, pukul 19.30 WIB, dengan keluarga pasien


via telepon
 Tanggal 24 Januari 2019, pukul 13.00 WIB, dengan keluarga pasien
via telepon

A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan karena suka berbicara dan tertawa sendiri sejak 2 bulan yang
lalu.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG


Pasien dibawa oleh keluarganya ke RSJSH karena sering berbicara
dan tertawa sendiri sejak 2 bulan yang lalu setelah ditinggalkan oleh
suaminya dan terlilit hutang. Keluarga pasien mengatakan bahwa ia sering
melihat pasien berbicara dan tertawa sendiri tanpa alasan. Sejak 3 hari
terakhir sebelum pasien dibawa ke RSJSH pasien tidak tidur, saat
ditanyakan alasannya, pasien hanya mengatakan bahwa ia tidak perlu tidur
karena merasa tidak lelah. Pasien menyebutkan bahwa ia senang menari
dan bernyanyi di sepanjang malam sampai pagi tiba. Keluarga pasien juga
mengatakan semenjak satu minggu ini banyak perilaku yang berubah pada
pasien; pasien menjadi lebih banyak bicara dan bercerita, dan sering pergi
keluar rumah tanpa tujuan. Pasien mengatakan ia tidak suka berada di
dalam rumah karena sang ayah galak. Pasien lebih suka berkumpul dengan
teman-temannya diluar. Saat diwawancarai pertama kali di ruang PICU
wanita (Cempaka) pasien mengaku sedang pusing karena banyak yang
naksir dengannya dan banyak yang ingin melamarnya, sehingga ia
bingung harus memilih yang mana. Keluarga pasien mengeluhkan bahwa
pasien sejak 2 bulan terakhir ini sering mentraktir teman-temannya makan
di mall hingga uangnya habis. Keluarga pasien mengatakan banyak
perilaku aneh yang dilakukan oleh pasien; pasien pernah memanjat pagar
rumah malam hari sambil membawa album foto pernikahannya dan

5
menceritakannya ke orang-orang yang ada di sekitar, pasien pernah pergi
ke masjid di depan rumahnya, kemudian mengambil mukena masjid lalu
memakainya pergi keluar berjalan-jalan di depan rumah, pasien juga
pernah didapati sedang mendatangi tempat pemakaman umum sendirian
tengah malam. Saat ditanyakan mengenai alasannya, pasien hanya
mengatakan jika ia sedang berlatih untuk acting film horror. Saat ini
pasien masih bisa mengenal orang-orang sekitar dengan baik. Pasien
masih dapat melakukan kegiatan mandi, berpakaian, dan makan sendiri.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Tahun 2006
Pasien sempat berencana untuk menikah dengan pria bernama Tn.R,
yang sudah menjadi kekasihnya selama 7 tahun. Saat itu pasien sudah
menyiapkan segala hal untuk persiapan pernikahannya; termasuk DP
untuk gedung. Ketika acara perkumpulan keluarga untuk membahas
tentang pernikahan tersebut ternyata pihak mempelai pria tidak datang
dan akhirnya pernikahan dibatalkan. Setelah itu, pasien menjadi
depresi, tidak mau makan, senang menyendiri, dan hanya mengurung
diri di kamar selama hampir 3 minggu. Kemudian keluarga
membawanya ke RSCM untuk berobat jalan. Setelah berobat, keadaan
pasien mulai membaik.
Tahun 2008
Adik kedua pasien menikah, pasien iri dan tampak kembali depresi,
kemudian berobat jalan lagi ke RSCM. Tidak lama kemudian pasien
bertemu dengan lelaki yang sudah berumur bernama Tn.S. Kemudian
ternyata pasien hanya dimanfaatkan (dipacari secara free), lalu pasien
depresi kembali. Keluarga membawanya ke RSCM untuk rawat jalan
lagi. Setelah itu pasien dibawa keluarganya ke pesantren di Bogor.
Sampai akhirnya pasien kembali membaik.

6
Tahun 2009
Pasien menikah dengan Tn.J yang sekarang menjadi suaminya. Tn.J
diperkenalkan oleh teman organisasi pasien saat kuliah. Setahun
kemudian, anak pertama pasien lahir (bulan Oktober 2010), kemudian
timbul permasalahan keluarga; keuangan dari suami tidak transparan,
suami jarang mengirim uang ketika bekerja di Kalimantan. Pasien
mulai timbul gejala depresi kembali, pasien mengurung diri, menjadi
sering marah-marah, lalu anak pertamanya menjadi tidak terurus.
Tahun 2011
Pasien memutuskan untuk menyusul suaminya di Kalimantan sambil
membawa anaknya yang masih berusia 11 bulan karena permasalahan
keuangan yang tidak transparan. Tidak lama setelah itu, ibu pasien
menyusul ke Kalimantan dengan maksud ingin membawa kembali
anak pertama pasien ke Jakarta karena pasien juga sedang
mengandung anak kedua. Menurut keterangan keluarga, ternyata
suami diketahui sering melakukan KDRT kepada pasien selama
disana. Kemudian, tidak lama kemudian anak kedua lahir dibantu oleh
dukun beranak di Kalimantan, pada saat persalinan sempat terjadi
perdarahan, lalu pasien dirujuk ke puskesmas terdekat disana. Ibu
pasien yang sudah kembali ke Jakarta sebelumnya segera berangkat ke
Kalimantan untuk melihat kondisi pasien setelah melahirkan. Ketika
disana pasien ditemukan oleh ibunya dalam keadaan depresi;
mengurung diri di kamar, tidak mau makan, dan terlihat tidak terurus
oleh suaminya, kemudian pasien dan anak keduanya dibawa pulang ke
Jakarta. Setiba di Jakarta, pasien segera di rawat inap di RS Polri untuk
mendapatkan pengobatan. Setelah pasien membaik, pasien di rawat
jalan.
Tahun 2014
Suami pasien memutuskan untuk pensiun dini, menurut keterangan
keluarga, suami tidak mendapatkan uang pesangon, kemudian pasien
kembali timbul gejala depresi; tidak mau makan, dan hanya diam

7
mengurung diri dikamar. Pasien dibawa ke RSCM untuk dilakukan
pengobatan rawat jalan.
Tahun 2016
Terjadi keributan dengan suaminya, pasien sempat ingin diceraikan
oleh suami (sudah talak 1). Pasien kembali depresi karena ribut dengan
suami terkait hutang-hutang, banyak orang yang datang ke rumah
untuk menagih hutang, lalu dibawa oleh keluarga ke RSJSH dan di
rawat inap selama 2 bulan. Setelah membaik, pasien dipulangkan dan
berobat jalan (6 bulan sekali suntik obat).

2. Riwayat Gangguan Medik


Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya. Riwayat kejang disangkal,
jatuh atau trauma pada kepala disangkal. Riwayat adanya pingsan atau
penurunan kesadaran juga disangkal.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien tidak memiliki riwayat menggunakan NAPZA. Konsumsi
alkohol dan merokok disangkal.

4. Riwayat Perjalanan Penyakit

8
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal :
Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien lahir melalui
persalinan normal dengan kondisi sehat dan langsung menangis. Tidak
ada riwayat komplikasi saat kelahiran, trauma, maupun cacat bawaan.

2. Riwayat Perkembangan Fisik:


Tidak terdapat kelainan, pasien diakui berkembang baik secara berat
badan dan tinggi badan menurut anak-anak seusianya.

3. Riwayat Perkembangan Kepribadian (ALLOANAMNESIS)


a) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien merupakan anak yang aktif, proses tumbuh kembang sesuai
dengan anak-anak seusianya, dalam hal perkembangan berbicara,
berjalan, bergerak motorik maupun sensorik.
b) Masa Kanak Menengah (3-11 tahun)
Pasien merupakan anak yang aktif disekolahnya, beberapa
ekstakulikuler ia ikuti.. Pasien mudah bergaul dengan teman-
temannya. Pasien tidak ada permasalahan dalam mengikuti
pelajaran disekolah.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien dinyatakan lulus dari SMA dengan prestasi yang cukup
memuaskan. Pasien memiliki banyak teman dan mudah bergaul.

4. Riwayat Pendidikan
Setelah lulus SMA pasien berkuliah di Universitas Trisakti jurusan
arsitektur landscape. Keluarga mengatakan pada saat itu pasien ikut
sebuah organisasi yang mendoktrin bahwa berbohong pada orang tua
merupakan hal yang wajar. Keluarga mengatakan pasien mulai sering
berbohong; termasuk menilap uang semesteran dan akhirnya di drop
out.

9
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien sehari-hari bekerja sebagai make up artist (MUA) yang
cukup dikenal. Keluarga mengatakan pasien juga pernah beberapa kali
menjadi asisten make up artist bintang film, model, dsb.

6. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien mengaku agamanya adalah Islam.

7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien sudah menikah sejak tahun 2009 dan dikaruniai dua orang anak
laki-laki, yang masing-masing kini berusia 8 tahun dan 7 tahun.
Keluarga mengatakan bahwa pasien dan suaminya sering bertengkar
namun mereka tidak bercerai. Sebelumnya pasien tinggal bersama
suami dan kedua anaknya. Namun semenjak sering bertengkar dengan
suami, pasien pisah rumah, pasien pindah ke rumah adiknya bersama
anaknya yang pertama, sedangkan anak keduanya ikut dengan suami
tinggal di rumah mertuanya di Purwakarta.

8. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum, dan tidak
pernah terlibat oleh tindak pidana.

10
E. RIWAYAT KELUARGA

Keterangan:
: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

F. KEHIDUPAN SOSIOEKONOMI SEKARANG


Pasien berkerja sebagai pekerja salon. Keluarga mengatakan suami
pasien dahulu merupakan seorang PNS, namun suami pasien akhirnya
memutuskan untuk pensiun dini tanpa mendapatkan uang pesangon. Sejak
saat itu pasien menjadi tulang punggung keluarga, sampai akhirnya terjadi
permasalahan keuangan dan terlilit hutang.

III. STATUS MENTAL


a. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Seorang wanita, tampak sesuai dengan usianya, dan tampak
terawat.

11
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : Composmentis
3. Kesadaran psikiatrik : Terganggu
4. Perilaku dan psikomotor :
a. Sebelum wawancara : Pasien sedang dalam posisi duduk
menyapa orang-orang yang lewat
sambil tersenyum.
b. Selama wawancara : Pasien duduk, tampak senang saat
diwawancarai, semua pertanyaan
dapat dijawab dengan cukup baik
oleh pasien.
c. Sesudah wawancara : Pasien masih dalam posisi duduk
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
6. Pembicaraan :
 Cara berbicara : Spontan, volume cukup, artikulasi
jelas, intonasi cukup.
 Gangguan berbicara : Tidak ada hendaya atau gangguan
berbicara lainnya.

b. ALAM PERASAAN
1. Mood : Hipertim
2. Afek : Elasi
3. Keserasian : Serasi

c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Auditorik
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

12
d. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik
3. Kecerdasan : Baik (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi : Konsentrasi cukup (saat diminta untuk
menjawab perhitungan tanpa kertas, pasien
mampu menjawab dengan tepat
5. Perhatian : Perhatian cukup (pasien sesekali teralih
Perhatiannya terhadap kegiatan atau orang
yang lewat didepannya)
6. Orientasi :
a. Waktu : Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang, dan
malam hari)
b. Tempat: Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada
di RSJSH)
c. Orang : Baik (pasien mengetahui sedang diwawancarai
oleh dokter muda dan mengenal pasien lain yang berada di
ruang PICU Cempaka)
7. Daya ingat:
a. Jangka panjang : Baik (pasien dapat mengingat nama
dan tanggal kelahiran anaknya,
tahun pernikahannya).
b. Jangka pendek : Baik (pasien mengingat apa yang
pasien makan saat sarapan)
c. Segera : Baik (Saat diakhir wawancara,
pasien masih dapat mengingat nama
dokter muda)
8. Pikiran abstrak : Baik (pasien dapat mendeskripsikan
mengenai persamaan pulpen dan
pensil)
9. Visuospasial : Baik (pasien mampu menggambar
jam yang diinstruksikan oleh dokter

13
muda)
10. Kemampuan menolong diri : Baik (pasien dapat makan, mandi,
BAK/BAB, dan berpakaian sendiri)

e. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Flight of Idea
b. Kontinuitas : Logorea
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Waham : Kejar
b. Preokupasi : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada

f. PENGENDALIAN IMPULS
Terganggu

g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. RTA : Terganggu

h. TILIKAN
Derajat 1

i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya

14
IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS INTERNUS
 Keadaan umum:
o Kesan gizi : Cukup, berat badan normal
o Kesadaran : Composmentis
 Tanda vital:
o Tekanan darah : 93/73 mmhg
o Nadi : 92x/menit
o Suhu : 36,5 0C
o Pernapasan : 22 x/menit
 Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,
kelembaban normal
 Kepala : Normosefal, rambut pirang (dicat) , distribusi merata,
tidak mudah rontok
 Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
 Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
 Telinga : Normal, nyeri tekan -/-, radang -/-
 Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1,
tonsil/faring hiperemis (-)
 Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
 Paru:
o Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi : Gerakan dada simetris
o Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : Suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/-
 Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis teraba
o Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

15
o Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen:
o Inspeksi : Bentuk datar
o Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
o Auskultasi : Normoperistaltik
 Ekstremitas: Akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik.

B. STATUS NEUROLOGIK
 Saraf kranial : Dalam batas normal
 Refleks fisiologis : Dalam batas normal
 Refleks patologis : Tidak ada
 Motorik : Tidak terganggu
 Sensibilitas : Dalam batas normal
 Fungsi luhur : Tidak terganggu
 Gejala EPS : Akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
Resting tremor (-), distonia (-), tardive
diskinesia (-)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemerikasaan lab dalam batas normal

VI. PENEMUAN BERMAKNA

• Datang dibawa oleh keluarganya ke RSJSH karena keluarga pasien


mengatakan perilaku pasien berubah sejak 2 bulan yll setelah ditinggalkan
oleh suaminya dan terlilit hutang. Pasien pernah terlihat berbicara sendiri
dan tertawa-tawa sendiri tanpa alasan.
• Pasien sudah tidak tidur selama 3 hari sebelum dibawa ke RSJSH. Saat
ditanyakan mengapa tidak tidur, pasien hanya mengatakan ia tidak perlu
tidur karena pasien merasa tidak lelah. Pasien mengatakan ia bisa menari
dan bernyanyi sepanjang malam hingga pagi tiba.

16
• Keluarga mengatakan satu minggu belakangan ini pasien menjadi lebih
banyak berbicara dan bercerita, dan sering pergi keluar rumah tanpa
tujuan.
• Pasien mengatakan tidak suka berada dirumah karena sang ayah galak.
Pasien mengatakan lebih suka berkumpul dengan teman-temannya
dibandingkan berada di rumah.
• Pasien mengaku sedang pusing karena banyak yang naksir dengannya dan
mengajaknya untuk lamaran, ia bingung harus memilih yang mana. Pasien
juga mengaku ada yang mengejar-ngejarnya dan mengajak menikah.
• Pasien sering mengajak makan teman-temannya ke mall sampai uangnya
habis.
• Saat ditanyakan apakah pasien pernah berperilaku aneh, keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien pernah melompat pagar rumah di malam hari
sambil membawa album foto pernikahannya dan menceritakan ke orang
sekitar, pergi ke masjid mengambil mukena masjid dan dipakai jalan-jalan
di depan rumah, dan mendatangi tempat pemakaman umum sendirian
tengah malam. Saat ditanyakan untuk apa, pasien mengatakan untuk
berlatih acting film horror.
• Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien adalah seorang pekerja
salon.
• Pasien sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Sebelumnya pasien
tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Namun semenjak bertengkar
dengan suami, pasien pisah rumah, lalu pasien pindah ke rumah adiknya
membawa anak pertamanya, sedangkan anak keduanya ikut bersama
suami tinggal di rumah mertuanya di Purwakarta.
• Pasien masih bisa mengenal orang-orang sekitar dengan baik, dapat mandi
sendiri, BAK & BAB di tempatnya, dan makan dengan baik..
• Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan apapun. Dari hasil
pemeriksaan psikiatri, didapatkan mood hipertim, afek luas, flight of idea,
halusinasi dan waham (+).

17
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

a. Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi


Fokus Perhatian Khusus

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat


digolongkan ke dalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
Adanya gangguan / hendaya dan disabilitas dalam fungsi sosial.
2. Distress / penderitaan :
Adanya halusinasi dan waham
3. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
a. Tidak ada gangguan kesadaran neurologis
b. Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit
metabolik, infeksi, neoplasma)
c. Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
d. Tidak disebabkan oleh Trauma kepala
4. Gangguan psikotik, karena:
Adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan dengan
adanya waham
5. Gangguan ini termasuk Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini
Manik dengan Ciri Psikotik.
b. Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Perlu di eksplorasi
c. Aksis III : Kondisi Medis Umum
Tidak ada
d. Aksis IV : Problem Pribadi dan Lingkungan
Primary Support Group, ekonomi

e. Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global

GAF current : 60 - 51
GAF HLPY : 80 – 71

18
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik

Aksis II : Perlu di eksplorasi

Aksis III : Belum ada

Aksis IV : Primary Support Group, ekonomi

Aksis V : GAF current : 60 - 51

GAF HLPY : 80 – 71

IX. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik : Tidak ditemukan adanya kelainan organik pada


pasien dan tidak ditemukan faktor herediter pada
pasien.
2. Psikologik : Terdapat waham, gangguan mood
3. Sosial/keluarga : Pertengkaran dengan suami dan masalah terlilit
hutang

X. TERAPI

- Rawat inap
o Indikasi: membahayakan diri sendiri, mencegah munculnya gejala
yang lebih berat, untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan
pengobatan.
- Medikamentosa:
 Risperidone 2 x 2 mg
 Lithium 2 x 200 mg

Non-medikamentosa:

Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan
membantu keadaan pasien.

19
o Memotivasi pasien dan meminta bantuan keluarga agar pasien
dapat meminum obat secara teratur dan rajin untuk kontrol.
o Mengingatkan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai
aturan dan rutin datang kontrol ke poli.
Sosioterapi :
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di
lingkungan sekitar pasien.
o Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain
selama di rawat di bangsal

XI. PROGNOSIS

- Ad vitam : Dubia ad bonam


- Ad functionam : Dubia ad bonam
- Ad sanationam : Dubia ad bonam

Follow Up

Hari / S O A P
Tanggal
21 Januari Pasien S: 36,6 oC Aksis I: F31.2 Lithium 2 x 400 mg
2019 tampak RR: 20x / Gangguan Afektif Risperidone 2 x 2 mg
bersemang menit Bipolar Episode Kini
at, flight of HR: 88x / Manik dengan Ciri
idea, menit Psikotik
halusinasi TD: 90 / 70 Aksis II: Perlu di
(+), waham mmHg eksplorasi
(+) Aksis III: belum ada
Aksis IV: GAF current:
60 – 51
GAF HLPY: 80 - 71
22 Januari Pasien S: 36,5 oC Aksis I: F31.2 Lithium 2 x 400 mg

20
2019 tampak RR: 22x / Gangguan Afektif Risperidone 2 x 2 mg
bersemang menit Bipolar Episode Kini
at, flight of HR: 90x / Manik dengan Ciri
idea, menit Psikotik
halusinasi TD: 92 / 75 Aksis II: Perlu di
(+), waham mmHg eksplorasi
(+) Aksis III: belum ada
Aksis IV: GAF current:
60 – 51
GAF HLPY: 80 – 71
23 Januari Pasien S: 36,5 oC Aksis I: F31.2 Lithium 2 x 400 mg
2019 tampak RR: 22x / Gangguan Afektif Risperidone 2 x 2 mg
bersemang menit Bipolar Episode Kini
at, flight of HR: 90x / Manik dengan Ciri
idea, menit Psikotik
halusinasi TD: 90 / 75 Aksis II: Perlu di
(+), waham mmHg eksplorasi
(+) Aksis III: belum ada
Aksis IV: GAF current:
60 – 51
GAF HLPY: 80 – 71
24 Januari Pasien S: 36,5 oC Aksis I: F31.2 Lithium 2 x 400 mg
2019 tampak RR: 22x / Gangguan Afektif Risperidone 2 x 2 mg
bersemang menit Bipolar Episode Kini
at, flight of HR: 92x / Manik dengan Ciri
idea, menit Psikotik
halusinasi TD: 93 / 73 Aksis II: Perlu di
(+), waham mmHg eksplorasi
(+) Aksis III: belum ada
Aksis IV: GAF current:
60 – 51
GAF HLPY: 80 – 71

21
22

Anda mungkin juga menyukai