Long Case
Long Case
Disusun oleh :
Latifa Syifa Safitri – 11151030000058
2
PENGESAHAN
Pembimbing,
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 24 Januari 2019
3
Status Psikiatri
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. MS
Tempat/Tgl. lahir : Jakarta, 23 Maret 1982
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA (belum tamat kuliah)
Pekerjaan : Pekerja Salon
Status perkawinan : Sudah Menikah
Bangsa/Suku : Jawa
Alamat : Kebon Jeruk, Jakarta
Dokter yang merawat : dr. Galianti, Sp.KJ
Masuk RS tanggal : 03 Januari 2019
Ruang perawatan : PICU wanita (Cempaka)
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar oleh keluarga
4
Alloanamnesis :
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan karena suka berbicara dan tertawa sendiri sejak 2 bulan yang
lalu.
5
menceritakannya ke orang-orang yang ada di sekitar, pasien pernah pergi
ke masjid di depan rumahnya, kemudian mengambil mukena masjid lalu
memakainya pergi keluar berjalan-jalan di depan rumah, pasien juga
pernah didapati sedang mendatangi tempat pemakaman umum sendirian
tengah malam. Saat ditanyakan mengenai alasannya, pasien hanya
mengatakan jika ia sedang berlatih untuk acting film horror. Saat ini
pasien masih bisa mengenal orang-orang sekitar dengan baik. Pasien
masih dapat melakukan kegiatan mandi, berpakaian, dan makan sendiri.
6
Tahun 2009
Pasien menikah dengan Tn.J yang sekarang menjadi suaminya. Tn.J
diperkenalkan oleh teman organisasi pasien saat kuliah. Setahun
kemudian, anak pertama pasien lahir (bulan Oktober 2010), kemudian
timbul permasalahan keluarga; keuangan dari suami tidak transparan,
suami jarang mengirim uang ketika bekerja di Kalimantan. Pasien
mulai timbul gejala depresi kembali, pasien mengurung diri, menjadi
sering marah-marah, lalu anak pertamanya menjadi tidak terurus.
Tahun 2011
Pasien memutuskan untuk menyusul suaminya di Kalimantan sambil
membawa anaknya yang masih berusia 11 bulan karena permasalahan
keuangan yang tidak transparan. Tidak lama setelah itu, ibu pasien
menyusul ke Kalimantan dengan maksud ingin membawa kembali
anak pertama pasien ke Jakarta karena pasien juga sedang
mengandung anak kedua. Menurut keterangan keluarga, ternyata
suami diketahui sering melakukan KDRT kepada pasien selama
disana. Kemudian, tidak lama kemudian anak kedua lahir dibantu oleh
dukun beranak di Kalimantan, pada saat persalinan sempat terjadi
perdarahan, lalu pasien dirujuk ke puskesmas terdekat disana. Ibu
pasien yang sudah kembali ke Jakarta sebelumnya segera berangkat ke
Kalimantan untuk melihat kondisi pasien setelah melahirkan. Ketika
disana pasien ditemukan oleh ibunya dalam keadaan depresi;
mengurung diri di kamar, tidak mau makan, dan terlihat tidak terurus
oleh suaminya, kemudian pasien dan anak keduanya dibawa pulang ke
Jakarta. Setiba di Jakarta, pasien segera di rawat inap di RS Polri untuk
mendapatkan pengobatan. Setelah pasien membaik, pasien di rawat
jalan.
Tahun 2014
Suami pasien memutuskan untuk pensiun dini, menurut keterangan
keluarga, suami tidak mendapatkan uang pesangon, kemudian pasien
kembali timbul gejala depresi; tidak mau makan, dan hanya diam
7
mengurung diri dikamar. Pasien dibawa ke RSCM untuk dilakukan
pengobatan rawat jalan.
Tahun 2016
Terjadi keributan dengan suaminya, pasien sempat ingin diceraikan
oleh suami (sudah talak 1). Pasien kembali depresi karena ribut dengan
suami terkait hutang-hutang, banyak orang yang datang ke rumah
untuk menagih hutang, lalu dibawa oleh keluarga ke RSJSH dan di
rawat inap selama 2 bulan. Setelah membaik, pasien dipulangkan dan
berobat jalan (6 bulan sekali suntik obat).
8
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal :
Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien lahir melalui
persalinan normal dengan kondisi sehat dan langsung menangis. Tidak
ada riwayat komplikasi saat kelahiran, trauma, maupun cacat bawaan.
4. Riwayat Pendidikan
Setelah lulus SMA pasien berkuliah di Universitas Trisakti jurusan
arsitektur landscape. Keluarga mengatakan pada saat itu pasien ikut
sebuah organisasi yang mendoktrin bahwa berbohong pada orang tua
merupakan hal yang wajar. Keluarga mengatakan pasien mulai sering
berbohong; termasuk menilap uang semesteran dan akhirnya di drop
out.
9
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien sehari-hari bekerja sebagai make up artist (MUA) yang
cukup dikenal. Keluarga mengatakan pasien juga pernah beberapa kali
menjadi asisten make up artist bintang film, model, dsb.
7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien sudah menikah sejak tahun 2009 dan dikaruniai dua orang anak
laki-laki, yang masing-masing kini berusia 8 tahun dan 7 tahun.
Keluarga mengatakan bahwa pasien dan suaminya sering bertengkar
namun mereka tidak bercerai. Sebelumnya pasien tinggal bersama
suami dan kedua anaknya. Namun semenjak sering bertengkar dengan
suami, pasien pisah rumah, pasien pindah ke rumah adiknya bersama
anaknya yang pertama, sedangkan anak keduanya ikut dengan suami
tinggal di rumah mertuanya di Purwakarta.
10
E. RIWAYAT KELUARGA
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
11
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : Composmentis
3. Kesadaran psikiatrik : Terganggu
4. Perilaku dan psikomotor :
a. Sebelum wawancara : Pasien sedang dalam posisi duduk
menyapa orang-orang yang lewat
sambil tersenyum.
b. Selama wawancara : Pasien duduk, tampak senang saat
diwawancarai, semua pertanyaan
dapat dijawab dengan cukup baik
oleh pasien.
c. Sesudah wawancara : Pasien masih dalam posisi duduk
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
6. Pembicaraan :
Cara berbicara : Spontan, volume cukup, artikulasi
jelas, intonasi cukup.
Gangguan berbicara : Tidak ada hendaya atau gangguan
berbicara lainnya.
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : Hipertim
2. Afek : Elasi
3. Keserasian : Serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Auditorik
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
12
d. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik
3. Kecerdasan : Baik (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi : Konsentrasi cukup (saat diminta untuk
menjawab perhitungan tanpa kertas, pasien
mampu menjawab dengan tepat
5. Perhatian : Perhatian cukup (pasien sesekali teralih
Perhatiannya terhadap kegiatan atau orang
yang lewat didepannya)
6. Orientasi :
a. Waktu : Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang, dan
malam hari)
b. Tempat: Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada
di RSJSH)
c. Orang : Baik (pasien mengetahui sedang diwawancarai
oleh dokter muda dan mengenal pasien lain yang berada di
ruang PICU Cempaka)
7. Daya ingat:
a. Jangka panjang : Baik (pasien dapat mengingat nama
dan tanggal kelahiran anaknya,
tahun pernikahannya).
b. Jangka pendek : Baik (pasien mengingat apa yang
pasien makan saat sarapan)
c. Segera : Baik (Saat diakhir wawancara,
pasien masih dapat mengingat nama
dokter muda)
8. Pikiran abstrak : Baik (pasien dapat mendeskripsikan
mengenai persamaan pulpen dan
pensil)
9. Visuospasial : Baik (pasien mampu menggambar
jam yang diinstruksikan oleh dokter
13
muda)
10. Kemampuan menolong diri : Baik (pasien dapat makan, mandi,
BAK/BAB, dan berpakaian sendiri)
e. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Flight of Idea
b. Kontinuitas : Logorea
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Waham : Kejar
b. Preokupasi : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
f. PENGENDALIAN IMPULS
Terganggu
g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. RTA : Terganggu
h. TILIKAN
Derajat 1
i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya
14
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum:
o Kesan gizi : Cukup, berat badan normal
o Kesadaran : Composmentis
Tanda vital:
o Tekanan darah : 93/73 mmhg
o Nadi : 92x/menit
o Suhu : 36,5 0C
o Pernapasan : 22 x/menit
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,
kelembaban normal
Kepala : Normosefal, rambut pirang (dicat) , distribusi merata,
tidak mudah rontok
Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : Normal, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1,
tonsil/faring hiperemis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru:
o Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi : Gerakan dada simetris
o Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : Suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis teraba
o Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
15
o Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi : Bentuk datar
o Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
o Auskultasi : Normoperistaltik
Ekstremitas: Akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik.
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : Dalam batas normal
Refleks fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Tidak ada
Motorik : Tidak terganggu
Sensibilitas : Dalam batas normal
Fungsi luhur : Tidak terganggu
Gejala EPS : Akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
Resting tremor (-), distonia (-), tardive
diskinesia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemerikasaan lab dalam batas normal
16
• Keluarga mengatakan satu minggu belakangan ini pasien menjadi lebih
banyak berbicara dan bercerita, dan sering pergi keluar rumah tanpa
tujuan.
• Pasien mengatakan tidak suka berada dirumah karena sang ayah galak.
Pasien mengatakan lebih suka berkumpul dengan teman-temannya
dibandingkan berada di rumah.
• Pasien mengaku sedang pusing karena banyak yang naksir dengannya dan
mengajaknya untuk lamaran, ia bingung harus memilih yang mana. Pasien
juga mengaku ada yang mengejar-ngejarnya dan mengajak menikah.
• Pasien sering mengajak makan teman-temannya ke mall sampai uangnya
habis.
• Saat ditanyakan apakah pasien pernah berperilaku aneh, keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien pernah melompat pagar rumah di malam hari
sambil membawa album foto pernikahannya dan menceritakan ke orang
sekitar, pergi ke masjid mengambil mukena masjid dan dipakai jalan-jalan
di depan rumah, dan mendatangi tempat pemakaman umum sendirian
tengah malam. Saat ditanyakan untuk apa, pasien mengatakan untuk
berlatih acting film horror.
• Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien adalah seorang pekerja
salon.
• Pasien sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Sebelumnya pasien
tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Namun semenjak bertengkar
dengan suami, pasien pisah rumah, lalu pasien pindah ke rumah adiknya
membawa anak pertamanya, sedangkan anak keduanya ikut bersama
suami tinggal di rumah mertuanya di Purwakarta.
• Pasien masih bisa mengenal orang-orang sekitar dengan baik, dapat mandi
sendiri, BAK & BAB di tempatnya, dan makan dengan baik..
• Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan apapun. Dari hasil
pemeriksaan psikiatri, didapatkan mood hipertim, afek luas, flight of idea,
halusinasi dan waham (+).
17
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
GAF current : 60 - 51
GAF HLPY : 80 – 71
18
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
GAF HLPY : 80 – 71
X. TERAPI
- Rawat inap
o Indikasi: membahayakan diri sendiri, mencegah munculnya gejala
yang lebih berat, untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan
pengobatan.
- Medikamentosa:
Risperidone 2 x 2 mg
Lithium 2 x 200 mg
Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan
membantu keadaan pasien.
19
o Memotivasi pasien dan meminta bantuan keluarga agar pasien
dapat meminum obat secara teratur dan rajin untuk kontrol.
o Mengingatkan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai
aturan dan rutin datang kontrol ke poli.
Sosioterapi :
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di
lingkungan sekitar pasien.
o Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain
selama di rawat di bangsal
XI. PROGNOSIS
Follow Up
Hari / S O A P
Tanggal
21 Januari Pasien S: 36,6 oC Aksis I: F31.2 Lithium 2 x 400 mg
2019 tampak RR: 20x / Gangguan Afektif Risperidone 2 x 2 mg
bersemang menit Bipolar Episode Kini
at, flight of HR: 88x / Manik dengan Ciri
idea, menit Psikotik
halusinasi TD: 90 / 70 Aksis II: Perlu di
(+), waham mmHg eksplorasi
(+) Aksis III: belum ada
Aksis IV: GAF current:
60 – 51
GAF HLPY: 80 - 71
22 Januari Pasien S: 36,5 oC Aksis I: F31.2 Lithium 2 x 400 mg
20
2019 tampak RR: 22x / Gangguan Afektif Risperidone 2 x 2 mg
bersemang menit Bipolar Episode Kini
at, flight of HR: 90x / Manik dengan Ciri
idea, menit Psikotik
halusinasi TD: 92 / 75 Aksis II: Perlu di
(+), waham mmHg eksplorasi
(+) Aksis III: belum ada
Aksis IV: GAF current:
60 – 51
GAF HLPY: 80 – 71
23 Januari Pasien S: 36,5 oC Aksis I: F31.2 Lithium 2 x 400 mg
2019 tampak RR: 22x / Gangguan Afektif Risperidone 2 x 2 mg
bersemang menit Bipolar Episode Kini
at, flight of HR: 90x / Manik dengan Ciri
idea, menit Psikotik
halusinasi TD: 90 / 75 Aksis II: Perlu di
(+), waham mmHg eksplorasi
(+) Aksis III: belum ada
Aksis IV: GAF current:
60 – 51
GAF HLPY: 80 – 71
24 Januari Pasien S: 36,5 oC Aksis I: F31.2 Lithium 2 x 400 mg
2019 tampak RR: 22x / Gangguan Afektif Risperidone 2 x 2 mg
bersemang menit Bipolar Episode Kini
at, flight of HR: 92x / Manik dengan Ciri
idea, menit Psikotik
halusinasi TD: 93 / 73 Aksis II: Perlu di
(+), waham mmHg eksplorasi
(+) Aksis III: belum ada
Aksis IV: GAF current:
60 – 51
GAF HLPY: 80 – 71
21
22