PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang
maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan.
Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
B. Permasalahan
Dalam makalah ini akan dicoba untuk membahas dan menjabarkan tentang:
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan
Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat
istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu
yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah
seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau
tidak bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan dengan
seseorang.1
Abuddin Nata mengatakan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam jagat raya dengan segala isinya, maupun
nonfisik, seperti suasana kehidupan beragama, nilai-nilai dan adat istiadat yang berlaku di
masyarakat, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang, serta teknologi. 2
Dan Zakiah Daradjat berpendapat, bahwa sejauh mana seseorang berhubungan dengan
lingkungaannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pengaruh pendidikan kepadanya.
Tetapi tidak selamanya keadaan tersebut bernilai pendidikan, karena bisa saja malah merusak
perkembangan seseorang.
B. Lingkungan Pendidikan
1
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hal.64.
2
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2010) hal.291.
3
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) hal.72
2
kegiatan pendidikan. Dan dari sisi pendidikan Islam, lingkungan pendidikan Islam
merupakan suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri keislaman yang
memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.4
Lingkungan pendidikan menunjuk kepada situasi dan kondisi yang mengelilingi dan
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pribadi. Lingkungan pendidikan dibagi
menjadi dua:
Yaitu segala keadaan: benda, orang, serta kejadian atau peristiwa di sekeliling peserta
didik. Dan lingkungan sekitar ini terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap pendidikan antara lain sebagai
berikut:
a. Kondisi iklim seperti daerah beriklim dingin, sedang, dan panas. Kondisi ini
dapat menyebabkan orang mempunyai kebiasaan dan sifat tertentu.
b. Letak geografis, seperti daerah pantai dan daerah pedalaman. Daerah pantai
dengan kehidupan nelayan yang selalu bertempur melawan gelombang dapat
membuat orang berwatak keras, sementara daerah pedalaman dengan kehidupan
pertanian dapat membuat orang berwatak lemah lembut.
c. Demikian pula keadaan tanah seperti kering, tandus, dan gersang, mempunyai
pengaruh yang berbeda dari daerah-daerah yang subur, dimana penghidupan
tidak merupakan beban yang berat.
4
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 1997) hal.211.
3
d. Besar kecilnya keluarga
e. Ekonomi keluarga dan pola hidupnya
f. Pendidikan orang tua
a. Situasi politik, seperti keadaan perang atau damai, dan pemerintahan yang
memberi atau menindas kebebasan.
b. Situasi ekonomi, seperti negara miskin, negara berkembang, atau negara maju.
2. Pusat-pusat pendidikan.
Yaitu tempat, organisasi, dan kumpulan manusia yang dirancang sebagai sarana
pendidikan.
Sejak Islam melembagakan pendidikan anak sebagai kewajiban dan tanggung jawab
orang tua, keluarga menjadi pusat pendidikan pertama. Selanjutnya, pendidikan
berlangsung di dalam masyarakat atas dasar kewajiban menjalankan menjalankan amar
ma’ruf nahi mungkar. Di luar pendidikan keluarga, pendidikan Islam tidak membatasi
diri pada pusat pendidikan tertentu. Tempat manapun yang dapat memberi kesempatan
kepada orang muslim untuk memperoleh pendidikan, tempat itu dalam pendidikan
Islam dipandang sebagai pusat pendidikan.5
a. Keluarga.
5
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 1999) hal. 209-211.
6
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan ..... hal.66.
4
Lingkungan keluarga yang baik sekurang-kurangnya mempunyai dua ciri sebagai
berikut:
b. Masjid.
c. Perpustakaan.
Perpustakaan umum yang biasanya berpusat di kota kadang-kadang mempunyai
bangunan sendiri dan kadang-kadang berdampingan dengan masjid, sekolah,
ribath, atau rumah sakit.
5
d. Madrasah atau Sekolah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga. Dan peran
sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat besar, ini terbukti dengan
keberhasilan sekolah dalam membina kecerdasan, sikap, minat dan sebagainya.
a. Asrama.
Setiap asrama memiliki suasana tersendiri yang amat diwarnai oleh para pendidik
atau pemimpinnya dan oleh sebagian besar anggota kelompok dari mana berasal.
Demikian pula tatanan dan cara hidup kebersamaan serta jenis kelamin dari
pengguninya turut membentuk suasana asrama yang bersangkutan.
b. Perkumpulan remaja.
Disinilah letak kesempatan yang baik bagi remaja untuk mengorganisir dirinya dan
menyalurkan segala kehendak hati, keinginan dan angan-angan sebagai
pembuktian bahwa merekapun patut mendapat pengakuan dari masyarakat.7
Secara umum ada tiga macam pengaruh lingkungan dalam pendidikan, khususnya
pendidikan Islam yaitu:
7
Ibid., hal. 70.
6
3. Pengaruh netral, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan untuk meyakini atau
mengamalkan agama, demikian pula tidak menghalangi anak-anak untuk meyakini
dan mengamalkan ajaran Islam.8
Lingkungan yang kondusif dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan
sebagai berikut:
1. Memberikan pilihan bagi siswa yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan
tugas pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran remidial bagi peserta didik yang kurang berprestasi.
3. Memberikan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman bagi
perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.
4. Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antara peserta didik maupun antara
peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggungjawab bersama antara
peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan
sebagai sumber belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada
evaluasi diri sendiri (self evaluation).9
8
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Pelita, 1998) hal.211
9
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) hal. 16-17
7
E. Mendayagunakan Lingkungan.
8
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos wacana Ilmu.
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos wacana Ilmu.
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
10