PROFITABILITAS TERHADAP
KINERJA KEUANGAN BANK YANG GO PUBLIC
DI INDONESIA TAHUN 2005-2009
Oleh:
Ganjar Putri Nastiti
Staff Yakult Malang
E-mail/No. Hp: - /085646668288
Abstract
In this research, the researches take a hypothesize that estimated the quality
productive assets and profitability influence of performance finance of private public
bank in Indonesia. Instrument of analysis that is used statistical testing approach is
significance test, decision to accept and to reject Ho is made with basic statistical value
(ttest and Ftest) is got from counting result then compared with table value to certain free
degree. The result of analysis is used conducted independent variabel by together that
ROA having the result more significant of finance bank. It means that can show
profitability or significantly, it is KAP equal to 0,0247 dan ROA 0,000. And can show
with F-test, where Fstatistic > Fhitung equal to 19,97695 > 3,07.
Produktif merupakan rasio antara Aktiva hingga sekarang pula perbankan masih
Produktif Yang Diklasifikasikan mendominasi sistem financial di Indonesia.
(APYD) terhadap total aktiva produktif. Atas dasar pemikiran dan latar
Dimana yang dialami juga pada belakang serta permasalahan di atas, peneliti
Bank go public. Bank Umum go public tertarik kembali untuk mengadakan
sebagai alternatif untuk memperoleh penelitian untuk mengetahui seberapa besar
dana usaha mulai popular sejak tahun Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan
1989 setelah pemerintah mulai Profitabilitas Terhadap Kinerja
melakukan serangkaian peraturan Keuangan Bank Yang Go Public di
(Pakto’88). Go public sendiri bisa berarti Indonesia tahun 2005-2009.
penawaran semua jenis efek, tidak hanya
saham, kepada masyarakat melalui bursa TINJAUAN PUSTAKA
efek. Kinerja merupakan performance
Seiring dengan adanya situasi dan dari perusahaan itu sendiri, dimana
kondisi yang terjadi seperti sekarang ini, performance dapat dilihat dari beberapa
tentu terdapat kemungkinan – kemungkinan aspek yang ada dalam perusahaannya
untuk persaingan yang sangat tajam diantara yaitu profitabilitas, pangsa pasar,
bank yang satu dengan bank yang lain produktivitas, pengembangan karyawan,
sehingga akan mempengaruhi struktur tanggung jawab kepada masyarakat,
kinerja bank dari berbagai aspek. Sehingga keseimbangan antara sasaran jangka
bank harus lebih jeli dalam melakukan pendek dan jangka panjang. Kinerja
perbaikan yang nantinya akan dilihat dari segi kuatitatif dan kualitatif
mempengaruhi kelangsungan kerja dari bank yaitu: 1. Segi kuantitatif adalah kinerja
yang dikelola. Untuk mengatasi
perusahaan (Bank) yang dapat diukur
kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam
suatu perbankan maka salah satu hal yang dengan menggunakan suatu analisis
penting yang perlu dilakukan oleh setiap tertentu (dalam hal ini analisis laporan
bank adalah analisa profitabilitas. Dimana keuangan) seperti kemampuan unit
profitabilitas ini bertujuan untuk mengukur organisasi dalam menghasilkan laba; 2.
kemampuan suatu bank dalam mengelola Segi Kualitatif adalah suatu
aktiva untuk memperoleh keuntungan. kinerja perusahaan yang tidak dapat
Adapun menurut Dahlan (1995) diukur seperti,keunggulan produk
Profitabilitas financial merupakan alat untuk dipasar,pemanfaatan Sumber Daya
mengukur efektifitas bank dalam Manusia, kekompakan tim, kepatuhan
memperoleh laba, disamping dapat dijadikan perusahaan terhadap peraturan
sebagai ukuran kesehatan keuangan. Jadi,
kemasyarakatan.
semakin likuid suatu bank akan semakin
kecil profitabilitasnya (trade off between Kinerja keuangan merupakan
liquidity and profitability). Semakin besar bagian dari kinerja bank secara
keuntungan atau profit yang diperoleh, keseluruhan. Gambaran tentang
menunjukkan efisiensi kinerja bank yang perkembangan keuangan suatu
semakin produktif. perusahaan dapat diperoleh dengan
Peneliti tertarik untuk meneliti menganalisis data keuangan perusahaan
perbankan dikarenakan masalah perbankan yang bersangkutan dan data keuangan itu
adalah sebagai suatu masalah ekonomi yang akan tercermin didalam laporan
sangat rentan sekali terhadap krisis ekonomi keuangan. Analisis laporan keuangan
global. Krisis perbankan merupakan salah mencakup analisis rasio keuangan agar
satu penyebab dari krisis ekonomi di dapat mengetahui kondisi keuangan baik
Indonesia dan menjadi penyebab utama
pada waktu yang telah ditelah berlaku,
Indonesia belum keluar dari krisis. Dan
kondisi tahun berjalan maupun prediksi bank terdiri dari: pertama, Kredit yang
waktu yang akan datang. diberikan. Menurut Dahlan (1995), yang
Menurut Abdullah (2005), tujuan menyatakan bahwa alokasi dana kekredit
dari analisis kinerja keuangan bank yaitu mempunyai profitabillitas yang tinggi,
sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui walaupun tingkat likuiditasnya rendah.
keberhasilan pengelolaan keuangan bank Kebijaksanaan bank dalam
terutama kondisi likuiditas, kecukupan mengalokasikan dananya pada kredit
modal dan profitabiliats yang dicapai sebagai andalan usaha yang palin
dalam tahun berjalan maupun tahun dominan selain disebabkan karena
sebelumnya; 2. Untuk mengetahui profitabilitas yang tinggi, juga
kemampuan bank dalam disebabkan karena untuk mengalihkan
pendayagunakan semua asset yang alokasi dana ke aktiva yang lain
dimiliki dalam menghasilkan profit dibutuhkan suatu asset yang besar,
secara efisisen. jaringan yang luas dan teknologi yang
Menurut Faisal (2005) untuk tinggi.
mengetahui kinerja keuangan bank, Kedua, Surat-Surat Berharga.
maka dapat menggunakan teknik rasio Penempatan dana pada surat-surat
keuangan. Analisa rasio keuangan berharga merupakan salah satu bentuk
merupakan analisis dengan jalan investasi. Penempatan dana pada surat
membandingkan satu pos dengan pos berharga sebagai aktiva produktif
laporan keuangan lainnya baik secara meliputi surat-surat berharga jangka
individu maupun bersama – sama guna pendek yang digunakan sebagai
mengetahui hubungan diantara pos – pos cadangan sekunder dan surat-surat
tertentu baik dalam neraca maupun berharga jangka panjang yang
laporan laba – rugi. dimaksudkan untuk mempertinggi
Teori berikutnya mengenai aktiva profitabilitas.
produktif. Aktiva produktif adalah Ketiga, Penempatan Dana Pada
semua aktiva dalam rupiah dan valas Bank Lain. Penempatan dana pada bank
yang dimiliki bank dengan maksud lain merupakan penanaman dana pada
untuk memperoleh penghasilan sesuai bank lain baik di dalam negeri maupun
dengan fungsinya. Dahlan (1995). di luar negeri dalam bentuk tabungan,
Pengelolaan dana dalam aktiva produktif deposito berjangka yang disimpan pada
merupakan sumber pendapatan bank bank lain, sertifikat deposito milik bank
termasuk biaya bunga, biaya tenaga lain, dll yang sejenis yang dimaksudkan
kerja dan biaya operasional lainnya. untuk memperoleh penghasilan.
Sesuai dengan keputusan Direksi Keempat, Penyertaan Modal.
Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Penyertaan modal adalah penanaman
Produktif, UU No 13 tahun 1968 tentang dana bank dalam bentuk saham secara
Bank Sentral dan UU No. 7 tentang langsung pada bank/lembaga keuangan
Perbankan, Aktiva Produktif adalah yang berkedudukan di dalam ataupun di
Penanaman dana bank dalam bentuk luar negeri. Lembaga yang dimaksud
rupiah maupun valuta asing dalam adalah bank, lembaga-lembaga
bentuk kredit, surat berharga, pembiayaan dan bursa efek.
Penempatan dana, penyertaan, termasuk Semakin kecil KAP menunjukkan
komitmen dan kontijensi pada transaksi semakin efektif kinerja bank untuk
rekening administrasi. menekan APYD serta memperbesar total
Ada 4 komponen aktiva produktif aktiva produktif yang akan memperbesar
tingkat bunga pasar, maka investor tidak difokuskan pada analisis pengaruh
akan melakukan investasi. Hal ini juga pertumbuhan aktiva produktif dan
sangat mempengruhi kinerja keuangan profitabilitas terhadap kinerja keuangan
bank yang kurang produktif. bank. Pemilihan instansi ini dimaksud-
Aktiva produktif yang kan agar data-data yang terkumpulkan
diklasifikasikan merupakan aktiva yang sebagai bahan kajian lebih akurat.
sudah maupun yang mengandung Metode yang digunakan dalam
potensi tidak memberikan penghasilan penelitian ini adalah regresi linier
atau menimbulkan kerugian, sedangkan berganda model penyesuaian parsial
total aktiva produktif merupakan total (Partial Adjustement Model) yang
dari penanaman dana bank dalam bentuk berguna untuk mengamati respon jangka
kredit, pinjaman pada bank lain, surat pendek dan jangka panjang dari variabel
berharga, dan penyertaan untuk terikat dari satu unit perubahan pada
memperoleh penghasilan. Semakin kecil nilai variabel bebas
KAP menunjukkan semakin efektif
kinerja bank untuk menekan APYD serta PEMBAHASAN
memperbesar total aktiva produktif yang Langkah awal yaitu peneliti
akan memperbesar pendapatan, sehingga menghitung beban operasional terhadap
profit yang dihasilkan semakin pendapatan operasional (BOPO). Rasio
bertambah. Oleh karena itu, dari ini sering disebut rasio efisiensi,
pembahasan tersebut dapat diambil digunakan untuk mengukur kemampuan
kesimpulan bahwa KAP berpengaruh manajemen bank dalam mengendalikan
terhadap kinerja bank. biaya operasional terhadap pendapat
Dilihat dari permasalahan, teori, operasional. Semakin kecil rasio BOPO
dan tujuan dari penelitian ini atas, maka berarti semakin efisien biaya opersional
dapat disusun hipotesis, yaitu: yang dikeluarkan bank yang bersangku-
H1 : Kualitas Aktiva Produktif diduga tan sehingga kemungkinan suatu bank
mempunyai pengaruh dengan dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Kinerja Keuangan Bank Menurut penelitian terdahulu bank yang
H2 : Profitabilitas diduga mempunyai sehat sesuai dengan ketentuan BI harus
pengaruh dengan Kinerja memiliki BOPO < 93,52%. Artinya jika
Keuangan Bank sebuah bank memiliki BOPO lebih dari
ketentuan BI maka bank tersebut
METODE PENELITIAN kategori tidak sehat.
Dalam penelitian mengunakan Beberapa bank tidak efisien
penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu sehingga mempunyai BOPO > 93,52%,
dengan menjelaskan penelitian ini akan bank-bank tersebut adalah PT Bank
menganalisa pengaruh pertumbuhan Internasional Indonesia selama periode
aktiva produktif dan profitabilitas terha- pengamatan, PT Bank Artha Graha
dap kinerja keuangan bank yang go Internasional Tbk 96,89% (2005),
publik. Dari permasalahan tersebut maka 95,34% (2006), 96,85% (2007), PT Bank
dilakukan di Pojok Bursa Efek Bumiputera Tbk 115,87% (2005),
Indonesia, Universitas Muhammadiyah 98,54% (2006). PT Bank Eksekutif
Malang, Data tersebut berupa laporan Internasional Tbk, 94,72% (2005),
keuangan yang kemudian diolah sesuai 113,51 (2006), 93,60% (2007), dan
dengan data yang sudah ada. Penelitian bank-bank lain yang tidak memenuhi
tersebut dilakukan karena penelitian ini standar ketentuan BI.
Bank yang memiliki BOPO paling memiliki nilai BOPO tinggi dibanding
tinggi di tahun 2005 adalah PT. Bank dengan bank-bank lain yaitu pada PT
Bumiputera Indonesia Tbk sebesar Bank Bumiputera Indonesia Tbk tahun
115,87% sedangkan, pada tahun 2006 2005 hingga mencapai 115,9%, begitu
BOPO paling tinggi dan efisien yaitu PT. juga pada tahun yang sama yaitu PT
Bank Eksekutif Internasional sebesar Bank Internasional Indonesia Tbk
113,51% dan PT. Bank Mandiri sebesar 114,3%, dan bank-bank lain
(Persero) sebesar 44,88%. Pada tahun yang memiliki nilai BOPO paling tinggi.
2007 BOPO paling tinggi dan efisien Hal ini disebabkan karena pendapatan
yaitu PT. Bank Artha Graha operasional yang tinggi dan ini dapat
Internasional Tbk sebesar 96,85% dan juga mempengaruhi kinerja keuangan
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar yang tidak efisien atau dapat dikatakan
62,10%. Pada tahun 2008 BOPO paling bank ini dikategorikan bank yang tidak
tinggi dan efisien yaitu PT. Bank sehat.
Kesawan Tbk 102,18% dan PT. Bank Rata-rata BOPO pada tahun 2005
Central Asia Tbk sebesar 59,41 %. sebesar 86,41%, tahun 2006 sebesar
Begitu juga di tahun 2009 Bank yang 83,77% , tahun 2007 sebesar 80,30%,
memiliki BOPO paling tinggi adalah PT. tahun 2008 sebesar 81,35%, dan ditahun
Bank Internasional Indonesia Tbk 2009 sebesar 80,58%.
sebesar 99,53% sedangkan bank yang Dalam tahun laporan kualitas
efisien di tahun 2009 adalah PT. Bank aktiva produktif perbankan (Tabel 2)
Central Asia Tbk sebesar 60,49%. yang terdiri dari kredit, surat berharga,
Adapun beberapa bank yang giropada bank lain serta penyertaan
Tahun
No Kode Perusahaan Rerata
2005 2006 2007 2008 2009
1 PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk 2.09 2.22 2.22 1.70 1.56 1.96
2 PT. Bank Bumi Arta Tbk 1.28 0.95 0.95 0.97 0.96 1.02
3 PT. Bank Bumiputera Indonesia Tbk 3.39 1.67 1.67 2.03 2.49 2.25
4 PT. Bank Central Asia Tbk 2.02 1.94 1.94 1.92 2.51 2.07
5 PT. Bank CIMB Niaga Tbk 1.98 1.77 1.77 2.07 3.12 2.14
6 PT. Bank Danamon Tbk 2.63 3.01 3.01 2.22 3.37 2.85
7 PT. Bank Eksekutif Internasional Tbk 4.05 3.01 3.01 0.71 10.37 4.23
8 PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 1.09 1.57 1.57 1.84 1.38 1.49
9 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 1.82 2.14 2.14 2.21 3.14 2.29
10 PT. Bank Kesawan Tbk 1.67 0.95 0.95 0.91 0.83 1.06
11 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.30 10.61 10.61 5.24 5.62 8.28
12 PT. Bank Mayapada Tbk 1.75 1.60 1.60 1.74 1.52 1.64
13 PT. Bank Mega Tbk 0.74 0.64 0.64 0.94 0.91 0.77
14 PT. Bank Negara Indonesia Tbk 7.51 3.31 3.31 4.89 4.97 4.80
15 PT. Bank NISP Tbk 1.13 1.05 1.05 1.50 2.05 1.36
16 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1.29 1.11 1.11 1.04 14.72 3.85
17 PT. Bank Pan Indonesia Tbk 3.94 3.65 3.65 2.37 1.98 3.12
18 PT. Bank Permata Tbk 3.42 3.20 3.20 2.30 3.52 3.13
19 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk 5.89 5.69 5.69 4.13 4.77 5.23
20 PT. Bank Victoria Internasional Tbk 3.50 2.42 2.42 1.56 2.40 2.46
Rerata 3.02 2.63 2.63 2.11 3.61 2.80
Pertumbuhan (%) -12.91 0.00 -19.77 71.09
Sumber : Indonesian Capital Market Direktory, Pojok BEI (Data Diolah)