4. Fullerene dapat larut sedangkan grafit dan berlian tidak dapat larut karena
berlian dan grafit tidak akan terjadinya daya tarik antara molekul pelarut
dan atom karbon yang dapat membongkar daya tarik antara atom-atom
karbon yang berikatan secara kovalen,akibat pelarut tidak mampu
mensolvasi molekul intan atau berlian,sama seperti berlian,grafit tidak
larut dalam air dan pelarut organik,karena daya tarik antara molekul
pelarut tidak akan pernah cukup kuat untuk melampaui ikatan kovalen
yang kuat pada grafit, sedangkan fullerene tidak larut dalam air, tetapi
dapat larut dalam pelarut organik, pelarut orgnik merupakan pelarut yang
umumnya mengandung atom karbon dalam molekulnya. Dalam pelarut
organik,zat terlarut didasarkan pada kemampuan koordinasi dan konstanta
dielektriknya. Pelarut organik dapat bersifat polar dan nonpolar
bergantung pada gugus kepolaran yang dimilikinya. Pada proses kelarutan
dalam pelarut organik,biasanya reaksi yg terjadi berjalan lambat sehingga
perlu energi yang didapat dengan cara pemanasan untuk mengoptimumkan
kondisi kelarutan. Berlian tidak larut dalam air dan pelarut organik karena
tidak memungkinkan terjadinya daya tarik antara molekul pelarut dan
atom karbon yang dapat membongkar daya tarik antara atom-atom karbon
yang berikatan secara kovalen,akibat pelarut tidak mampu mensolvasi
molekul intan atau berlian,sama seperti berlian,grafit tidak larut dalam air
dan pelarut organik,karena daya tarik antara molekul pelarut tidak akan
pernah cukup kuat untuk melampaui ikatan kovalen yang kuat pada
grafit,sedangkan fullerene tidak larut dalam air,tetapi dapat larut dalam
pelarut organik,pelarut orgnik merupakan pelarut yang umumnya
mengandung atom karbon dalam molekulnya. Dalam pelarut organik,zat
terlarut didasarkan pada kemampuan koordinasi dan konstanta
dielektriknya. Pelarut organik dapat bersifat polar dan nonpolar
bergantung pada gugus kepolaran yang dimilikinya. Pada proses kelarutan
dalam pelarut organik,biasanya reaksi yg terjadi berjalan lambat sehingga
perlu energi yang didapat dengan cara pemanasan untuk mengoptimumkan
kondisi kelarutan.
5. Katenasi umumnya terjadi pada karbon tetapi tidak untuk silicon karena
silicon memiliki ukuran atom yang besar sehingga jari-jari ikatan antar
silicon dan silicon semakin jauh sehingga sulit untuk mengalami katenasi.
6. Perbedaan sifat karbon dioksida dengan karbon monoksida
Perbedaan Karbon dioksida Karbon monoksida
Definisi Karbon dioksida Karbon monoksida
adalah gas pada suhu adalah gas pada suhu
kamar yang memiliki kamar dengan rumus
rumus molekul CO2. molekul CO. Ini terdiri
Gas ini sangat umum dari hanya satu atom
karena dilepaskan karbon dan satu atom
selama respirasi oksigen. Oleh karena
organisme hidup. Ini itu struktur dasarnya
juga merupakan linear. Atom oksigen
komponen utama terikat pada atom
dalam proses karbon secara kovalen.
fotosintesis autotrof. Tetapi tidak seperti
karbon dioksida.
Karbon monoksida
memiliki ikatan
rangkap tiga antara
karbon dan oksigen.
Komposisi Karbon dioksida Karbon monoksida
terdiri dari atom terdiri dari atom karbon
karbon yang terikat yang terikat pada satu
pada dua atom atom oksigen.
oksigen.
Rumus molekul CO2 CO
Massa molar Massa molar karbon Massa molar karbon
dioksida sekitar monoksida sekitar
44g/mol. 28g/mol.
Manfaat kehidupan Karbon dioksida Karbon monoksida
adalah penting dalam mengalami peningkatan
proses respirasi dan tingkat beracun yang
fotosintesis. kemungkinan akan
mengakibatkan
kematian.
Panjang ikatan karbon- Panjang ikatan antara Panjang ikatan antara
oksigen karbon dan oksigen karbon dan oksigen
sekitar 116.3 pm adalah sekitar 112.8 pm
dalam karbon karbon monoksida.
dioksida.
Ikatan Ada ikatan ganda Ada ikatan ganda
kovalen antara karbon kovalen dan ikatan
dan oksigen dalam koordinasi (sama sekali
karbon dioksida. ikatan rangkap tiga)
antara karbon dan
oksigen dalam kaarbon
monoksida.
Pembentukan Karbon dioksida Karbon monoksida
dihasilkan oleh dihasilkan oleh
pembakaran sempurna pembakaran bahan
dari bahan bakar fosil. bakar fosil yang tidak
sempurna.
Reaksi kimia Karbon dioksida tidak Karbon monoksida
dapat mengalami dapat mengalami reaksi
reaksi oksidasi. oksidasi.
7. Silana terbakar jika kontak dengan udara sedangkan metana membutuhkan
percikan terbakar, hal ini terjadi karena gas metana hanya mudah terbakar
bila konsrentasinya mencapai 5-15% diudara sedangkan silana hanya
membutuhkan kurang dari 5% diudara akan terbakar jika kontak dengan
udara.
8. Metana berpotensi menyebabkan gas rumah kaca Karena gas metana
memiliki bahaya lebih kuat 21 kali daripada gas karbondioksdia, apabila
gas methane ini terlepas di udara dapat mencemari udara dengan daya
rusak dari gas methane ini adalah 1 Ton CH4 sama dengan 21 ton CO2
emisi gas buang. Sebagian besar sampah yang dihasilkan yaitu sampah
organik berpotensi melepaskan metana ke atmosfer dalam proses
pembusukan sampah organik. Pelepasan metana ke atmosfer memiliki
dampak buruk yang lebih besar dibandingkan karbon dioksida. Dampak
negatif gas metana yaitu bila tidak ditangani secara baik dengan
konsentrasi sekitar 15% akan menimbulkan ledakan dan gas metana
mempunyai potensi efek rumah kaca 21 kali dibanding CO.
9. Karbon dioksida dan silikon dioksida memiliki jenis formula yang sama,
namun sifatnya sangat berbeda. Karbon dioksida adalah gas tidak
berwarna pada suhu kamar, sedangkan silikon dioksida padat meleleh pada
1600 ° C dan mendidih pada 2230 ° C. Perbedaan titik didih adalah karena
faktor ikatan. Karbon dioksida terdiri dari unit molekul kecil, triatomik,
nonpolar yang tertarik satu sama lain karena gaya dispersi. Sebaliknya,
silikon dioksida mengandung jaringan ikatan kovalen silikon-oksigen
dalam kisi molekul raksasa. Setiap atom silikon terikat pada empat atom
oksigen, dan setiap atom oksigen terikat pada dua atom silikon, suatu
susunan yang konsisten dengan stoikiometri SiO2 dari senyawa. (figure
14.2).
Perbedaannya adalah
Pertama, ikatan tunggal karbon-oksigen jauh lebih lemah daripada ikatan
rangkap karbon-oksigen (Tabel 14.2). Oleh karena itu, secara energik lebih
menguntungkan untuk membentuk dua ikatan rangkap C “O daripada
empat ikatan tunggal C¬O yang dibutuhkan untuk karbon dioksida untuk
dianalogikan dengan silikon dioksida. Indikasi perbedaan energi, pada
tekanan di atas 40 MPa dan 1500 ° C, karbon dioksida dapat diubah
menjadi padatan polimer dengan struktur yang mirip dengan silikon
dioksida. Bentuk ini diyakini sangat keras, dengan konduktivitas termal
yang tinggi. Bentuk seperti kuarsa tetap stabil pada suhu kamar dan
tekanan 1 GPa. Dalam kasus silikon, ikatan tunggal silikon-oksigen sangat
kuat. Karena banyak ikatan dalam senyawa elemen dari Periode 3 dan
periode yang lebih tinggi memiliki energi yang tidak jauh lebih besar
daripada ikatan tunggal yang sesuai, untuk silikon, empat ikatan tunggal
(dengan karakter ikatan rangkap parsial) jauh lebih disukai daripada dua
ikatan rangkap konvensional.
10. Diagram titik elektron CO2