Anda di halaman 1dari 14

Nama : Joseph Henokh Ruskandi

NIM : 1751012
Kelas : Keperawatan S1 Section B
Mata Kuliah : Keperawatan HIV-AIDS
Dosen : Palupi Triwahyuni, S.Kep., Ns., M.Kes

A. DEFINISI HIV DAN AIDS


Virus imunodifisiensi manusia (bahasa Inggris: Human Immunodeficiency Virus; HIV ) adalah
suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga
tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa
bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain,
kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI.
HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya
adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik.

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat


AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit
dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat
terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang
terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk
kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS
telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh
dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah
menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni
1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam
sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada
tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari
jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan
ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus
sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses
terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.

Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan
penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut
tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang
yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).

B. ETIOLOGI HIV DAN AIDS


Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan
di Prancis pada tahun 1983 dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan
Gallo di Amerika Serikat pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan
internasional pada tahun 1986 nama virus dirubah menjadi HIV.
Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam bentuknya yang asli
merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau melukai sampai ia masuk ke sel
target. Sel target virus ini terutama sel Lymfosit T, karena ia mempunyai reseptor untuk virus
HIV yang disebut CD-4. Didalam sel Lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus
yang lain, dapat tetap hidup lama dalam sel dengan keadaan inaktif. Walaupun demikian virus
dalam tubuh pengidap HIV selalu dianggap infectious yang setiap saat dapat aktif dan dapat
ditularkan selama hidup penderita tersebut. Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar
yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusun
atas dua untaian RNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase dan beberapa jenis
protein. Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan gp 120). Gp 120
berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian luar virus (lemak) tidak
tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus sensitif terhadap pengaruh lingkungan
seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan dengan berbagai desinfektan seperti
eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi relatif resisten terhadap radiasi
dan sinar utraviolet. Virus HIV hidup dalam darah, saliva, semen, air mata dan mudah mati diluar
tubuh. HIV dapat juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringan otak.
Virus HIV hidup dalam darah, saliva, semen, air mata dan mudah mati diluar tubuh. HIV dapat
juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringan otak.
C. TANDA DAN GEJALA
Meskipun Anda tidak menunjukkan gejala apapun, Anda masih dapat menularkan virus ke orang
lain. Ini karena HIV dapat memakan waktu hingga 2 sampai 15 tahun dalam memunculkan
gejala. Anda mungkin memiliki HIV dan masih terlihat sehat dan berfungsi secara normal. Anda
tidak dapat mengetahui secara pasti apakah Anda memiliki HIV sampai Anda diperiksa.

HIV tidak langsung merusak organ Anda, tetapi akan menyerang sistem kekebalan tubuh,
sehingga memungkinkan terjadi berbagai penyakit lainnya, terutama infeksi, untuk menyerang
tubuh Anda. Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena gejala yang
muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan kambuh kembali. Gejala
pertama dari HIV mirip dengan infeksi virus lainnya:
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Kelelahan
4. Sakit otot
5. Penurunan berat badan
6. Pembengkakan kelenjar di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha
7. Anoreksia
8. Batuk kering

AIDS adalah tahap lanjutan progresif dari infeksi HIV. HIV dapat mengurangi sistem kekebalan
tubuh, sehingga menyebabkan banyak kondisi infeksi lainnya. Jika Anda memiliki AIDS, Anda
mungkin memiliki beberapa kondisi menular pada waktu yang sama, mislanya
1. Infeksi, baik satu atau bahkan beberapa, contohnya tuberkulosis, infeksi sitomegalovirus,
kriptokokus meningitis, toksoplasmosis, cryptosporidiosis.
2. Kanker. Misalnya kanker paru-paru, kanker ginjal atau limfoma, dan sarkoma Kaposi.
3. Tuberkulosis (TB). Di negara-negara yang miskin sumber daya, TB adalah infeksi yang paling
umum yang terkait dengan HIV, dan merupakan penyebab utama kematian di antara orang
dengan AIDS.
4. Sitomegalovirus. Virus herpes yang umum ini ditransmisikan dalam cairan tubuh seperti air
liur, darah, urin, air mani, dan air susu ibu. Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan
membuat virus tidak aktif. Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah, virus muncul
kembali dan menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru, atau
organ lain.
5. Kandidiasis. Kandidiasis adalah infeksi yang juga sering terjadi terkait HIV. Kondisi ini
menyebabkan peradangan dan menyebabkan lapisan putih dan tebal pada selaput lendir
mulut, lidah, kerongkongan, atau vagina.
6. Kriptokokus meningitis. Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang
mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Meningitis kriptokokal adalah
infeksi sistem saraf umum pusat yang terkait dengan HIV, disebabkan oleh jamur yang
ditemukan di dalam tanah.
7. Toksoplasmosis. Infeksi yang mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit
yang menyebar terutama oleh kucing. Kucing yang terinfeksi juga memiliki parasit dalam
tinja mereka, dan parasit kemudian dapat menyebar ke hewan lain dan manusia.
8. Cryptosporidiosis. Infeksi ini disebabkan oleh parasit usus yang umum ditemukan pada
hewan. Anda dapat kontak dengan cryptosporidiosis ketika Anda menelan makanan atau air
yang terkontaminasi. Parasit tumbuh di usus Anda dan saluran empedu, menyebabkan diare
parah kronis pada orang dengan AIDS.

Selain infeksi, Anda juga berisiko mengalami kanker dan masalah neurologis serta masalah ginjal
ketika Anda memiliki AIDS. Kondisi ini dapat bermanifestasi sebagai:

1. Thrush: lapisan keputihan dan tebal pada lidah atau mulut yang disebabkan oleh infeksi
jamur dan kadang-kadang disertai dengan sakit tenggorokan
2. Infeksi jamur vagina yang parah atau berulang
3. Penyakit radang panggul kronis
4. Infeksi parah dan sering mengalami kelelahan ekstrem yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya, yang mungkin muncul bersamaan dengan sakit kepala, dan/atau pusing
5. Turunnya berat badan lebih dari 5 kg yang tidak disebabkan karena peningkatan latihan fisik
atau diet
6. Memar lebih mudah dari biasanya
7. Periode diare yang lebih sering
8. Sering demam dan/atau berkeringat di malam hari
9. Pembengkakan atau pengerasan kelenjar yang terletak di tenggorokan, ketiak, atau pangkal
paha
10. Periode batuk kering yang menerus
11. Meningkatnya sesak napas
12. Munculnya perubahan wara atau keunguan pada kulit atau dalam mulut
13. Perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina, atau dari pembukaan di dalam
tubuh tanpa sebab
14. Ruam kulit yang sering atau tidak biasa
15. Mati rasa parah atau nyeri pada tangan atau kaki, hilangnya kendali otot dan refleks,
kelumpuhan, atau hilangnya kekuatan otot
16. Kebingungan, perubahan kepribadian, atau penurunan kemampuan mental

D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur, tempat dan tanggal lahir
b. Riwayat
Test HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat-obatan
c. Keadaan Umum
Pucat, kelaparan
d. Gejala Subjektif
Demam kronik dengan atau tanpa mengigil, keringat malam hari berulang kali,
lemah, lelah, anoreksia
e. Psikososial
Kehilangan pekerjaaan dan penghasilan, perubahan pola hidup
f. Status Mental
Marah atau pasrah, depresi , ide bunuh diri, halusinasi
g. HEENT
Nyeri perorbital, sakit kepala, edema muka, mulut kering
h. Neurologis
Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku kuduk,
kejang, paraplegia
i. Muskoloskletal
Focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL
j. Kardiovaskular
Takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness
k. Pernapasan
Dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot bantu pernapasan, batuk
produktif atau non produktif
l. GI
Intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare,
inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning
m. Gu
Lesi atau eksudat pada genital
n. Integument
Kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup
yang beresiko.
b. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi
nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
c. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,
malnutrisi, kelelahan.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
e. Diare berhubungan dengan infeksi GI
f. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang
orang dicintai.
3. Intervensi

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan
Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
hasil
Resiko tinggi Pasien akan bebas 1. Monitor tanda-tanda Untuk pengobatan dini
infeksi infeksi oportunistik infeksi baru.
Mencegah pasien
berhubungan dan komplikasinya 2. gunakan teknik terpapar oleh kuman
dengan dengan kriteria tak aseptik pada setiap patogen yang diperoleh
imunosupresi, ada tanda-tanda tindakan invasif. Cuci di rumah sakit.
malnutrisi dan infeksi baru, lab tangan sebelum
pola hidup yang tidak ada infeksi meberikan tindakan.
Mencegah
beresiko. oportunis, tanda 3. Anjurkan pasien bertambahnya infeksi
vital dalam batas metoda mencegah
normal, tidak ada terpapar terhadap
luka atau eksudat. lingkungan yang
patogen.
Meyakinkan diagnosis
akurat dan pengobatan
4. Kumpulkan spesimen
untuk tes lab sesuai
order. Mempertahankan kadar
darah yang terapeutik

5. Atur pemberian
antiinfeksi sesuai
order

Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien atau Pasien dan keluarga
infeksi (kontak ditransmisikan, tim orang penting lainnya mau dan memerlukan
pasien) kesehatan metode mencegah informasikan ini
berhubungan memperhatikan transmisi HIV dan
dengan infeksi universal kuman patogen
HIV, adanya precautions dengan lainnya.
infeksi kriteriaa kontak 2. Gunakan darah dan
nonopportunisitik pasien dan tim cairan tubuh
yang dapat kesehatan tidak precaution bial Mencegah transimisi
ditransmisikan. terpapar HIV, tidak merawat pasien. infeksi HIV ke orang lain
terinfeksi patogen Gunakan masker bila
perlu.
lain seperti TBC.

Intolerans Pasien 1. Monitor respon Respon bervariasi dari


aktivitas berpartisipasi fisiologis terhadap hari ke hari
berhubungan dalam kegiatan, aktivitas
dengan dengan kriteria
kelemahan, bebas dyspnea dan
2. Berikan bantuan
pertukaran takikardi selama
perawatan yang Mengurangi kebutuhan
oksigen, aktivitas. pasien sendiri tidak energi
malnutrisi, mampu
kelelahan.
3. Jadwalkan Ekstra istirahat perlu
perawatan pasien jika karena
sehingga tidak meningkatkan
mengganggu kebutuhan metabolik
isitirahat.

Perubahan nutrisi Pasien mempunyai 1. Monitor Intake menurun


kurang dari intake kalori dan kemampuan dihubungkan dengan
kebutuhan tubuh protein yang mengunyah dan nyeri tenggorokan dan
berhubungan adekuat untuk menelan. mulut
dengan intake memenuhi 2. Monitor BB, intake Menentukan data dasar
yang kurang, kebutuhan dan ouput
meningkatnya metaboliknya Mengurangi muntah
3. Atur antiemetik
kebutuhan dengan kriteria sesuai order Meyakinkan bahwa
metabolic, dan mual dan muntah
menurunnya dikontrol, pasien 4. Rencanakan diet makanan sesuai dengan
dengan pasien dan keinginan pasien
absorbsi zat gizi. makan TKTP,
orang penting
serum albumin dan lainnya.
protein dalam batas
n ormal, BB
mendekati seperti
sebelum sakit.
Diare Pasien merasa 1. Kaji konsistensi dan Mendeteksi adanya
berhubungan nyaman dan frekuensi feses dan darah dalam feses
dengan infeksi GI mengnontrol diare, adanya darah.
komplikasi
minimal dengan Hipermotiliti mumnya
2. Auskultasi bunyi dengan diare
kriteria perut
usus
lunak, tidak
tegang, feses lunak
dan warna normal, 3. Mengurangi motilitas
Atur agen
dan usus,
kram perut hilang, yang pelan,
antimotilitas
psilium (Metamucil) emperburuk perforasi
sesuai order pada intestinal

4. Berikan ointment A Untuk menghilangkan


dan D, vaselin atau distensi
zinc oside
Tidak efektif Keluarga atau 1. Kaji koping keluarga Memulai suatu
koping keluarga orang penting lain terhadap sakit pasein hubungan dalam bekerja
berhubungan mempertahankan dan perawatannya
dengan cemas suport sistem dan secara konstruktif
tentang keadaan adaptasi terhadap 2. Biarkan keluarga dengan keluarga.
yang orang perubahan akan mengungkapkana Mereka tak menyadari
dicintai. kebutuhannya perasaan secara verbal bahwa mereka
dengan kriteria berbicara secara bebas
pasien dan
keluarga 3. Ajarkan kepada
berinteraksi keluaraga tentang
Menghilangkan
dengan cara yang penyakit dan
kecemasan tentang
konstruktif transmisinya.
transmisi melalui kontak
sederhana.

E. PENGOBATAN
Ada beberapa obat-obatan yang digunakan untuk terapi pengobatan HIV yang membantu
memperlambat perkembangan penyakit tersebut, antara lain:
1. Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs) seperti zidovudine (Retrovir), abacavir
(Ziagen), dan emtricitabine (Emtriva), yang memblokir salah satu enzim yang diperlukan HIV
untuk mereplikasi diri di dalam sel.
2. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs) seperti efavirenz (Sustiva),
etravirine (Intelence), dan nevirapine (Viramune), yang menargetkan ensim yang sama
seperti NRTIs, tetapi dengan struktur kimia yang berbeda.
3. Protease inhibitors (PIs) seperti atazanavir (Reyataz), ritonavir (Norvir), dan tipranavir
(Aptivus), yang menghentikan produksi satu komponen dari HIV.
4. Entry inhibitors, yang menghalangi masuknya HIV ke dalam sel CD4. Jenis obat ini meliputi 2
divisi kecil: yang pertama adalah antagonis CCR5 (juga disebut entry inhibitors), seperti
maraviroc (Selzentry) yang memblokir CCR5, suatu protein reseptor pada permukaan sel
CD4 (sel sistem kekebalan tubuh) yang diikat virus supaya dapat masuk ke dalam sel. Yang
kedua adalah fusion inhibitors, seperti enfuvirtide (Fuzeon) yang juga memblokir
kemampuan HIV untuk memasuki sel CD4.
5. Integrase inhibitors seperti dolutegravir (Tivicay), elvitegravir (Vitekta), dan raltegravir
(Isentress), yang memblokir HIV dari memasukkan DNA virusnya ke dalam sel inang.
Konsultasikanlah pada dokter atau spesialis mengenai pengobatan yang paling baik bekerja
untuk Anda. Perubahan pengobatan dapat didasarkan pada banyak faktor. Alasan yang
memungkinkan antara lain:
1. Efektivitas regimen Anda saat ini
2. Gejala-gejala Anda
3. Kesehatan umum Anda
4. Berbagai pertimbangan gayahidup
5. Perubahan pada kesehatan Anda

Efek samping obat-obatan HIV

Ada beberapa efek samping dan komplikasi umum dari berbagai obat-obatan HIV, antara lain :
1. Anemia, kelainan pada sel darah merah
2. Diare
3. Sakit kepala dan pusing
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Nyeri
7. Gangguan saraf
8. Ruam
9. Kehilangan lemak yang tak biasa, atau penumpukan lemak (lipodistrofi)
10. Resistensi insulin dan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia
11. Berkurangnya kepadatan tulang
12. Asidosis laktat, penumpukan asam laktat dalam aliran darah
13. Pembengkakan mulut atau lidah
14. Kerusakan hati

Obat-obatan antiretrovirus dapat berinteraksi dengan beberapa obat yang Anda gunakan,
termasuk tetapi tidak terbatas pada yang berikut :
1. Obat-obatan penurunan asam dan refluks asam, termasuk antasida, proton pump inhibitors,
dan antagonis H2
2. Obat dan suplemen yang mempengaruhi glikoprotein-p atau enzim CYP3A4, seperti St.
John’s wort
3. Zat yang mempengaruhi aktivitas enzim sitokrom P450, seperti jus jeruk Bali merah
F. PATOFISIOLOGI

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


DIAGNOSA KEPERAWATAN PERINGKAT PEMBENARAN
Tanggapan sektor kesehatan st Ini yang pertama. Diagnosis
1
terhadap HIV / AIDS. keperawatan yang
Membahas prinsip-prinsip diprioritaskan karena
dasar perencanaan strategis menurut sirkulasi aturan ABC
untuk HIV dan kaitannya harus diprioritaskan terlebih
dengan HIV dahulu.
perencanaan sektor
kesehatan yang lebih luas. Ini
juga memberikan panduan
tentang masalah-masalah
penting untuk
dipertimbangkan kapan
memilih dan memprioritaskan
intervensi dalam berbagai
jenis epidemi HIV.
Intervensi prioritas untuk 2nd Ini yang ke-2. Diagnosis
pencegahan, perawatan dan keperawatan karena
perawatan HIV / AIDS di menurut Maslow, kebutuhan
sektor kesehatan. fisiologis harus memuaskan
Menjelaskan intervensi sektor terlebih dahulu. Makanan
kesehatan prioritas untuk HIV adalah salah satu kebutuhan
/ AIDS yang dasar manusia, sehingga
direkomendasikan pasien harus memuaskan ini
oleh WHO. Ini merangkum terlebih dahulu
rekomendasi teknis yang
relevan di setiap area
intervensi dan
memberikan referensi ke
sumber daya Kunci, dengan
tautan ke versi online jika
tersedia.
Mengoperasikan intervensi 3rd Ini yang ke-3. Diagnosis
prioritas - memperkuat sistem keperawatan yang
kesehatan. Membahas diprioritaskan karena
komponen-komponen khusus menurut hierarki kebutuhan
dari penguatan sistem Maslow, kebutuhan fisiologis
kesehatan yang perlu harus dipenuhi terlebih
dipertimbangkan ketika dahulu, sehingga klien harus
meningkatkan intervensi memenuhi ini untuk
sektor kesehatan prioritas memenuhi kebutuhan
untuk HIV / AIDS. Ini fisiologisnya.
komponen termasuk integrasi
dan keterkaitan layanan
kesehatan; infrastruktur dan
logistik; manusia
pengembangan sumber daya;
akses yang setara ke produk
dan teknologi medis;
pembiayaan kesehatan;
advokasi dan kepemimpinan;
memobilisasi kemitraan
termasuk dengan orang yang
hidup dengan HIV; dan
menangani gender, stigma
dan diskriminasi.
Berinvestasi dalam informasi 4th Ini yang ke-4. Diagnosis
strategis. Menyoroti keperawatan yang
pentingnya informasi diprioritaskan karena
strategis tentang epidemi menurut Maslow, kebutuhan
untuk memandu harga harus dipenuhi, karena
perencanaan, klien tidak dapat berbicara,
pengambilan keputusan, dia tidak dapat bersosialisasi
implementasi dan dengan orang lain.
akuntabilitas respon sektor
kesehatan terhadap HIV /
AIDS.
Sumberdaya utama. 5th Ini yang ke-5. Diagnosis
Diorganisasikan oleh area keperawatan yang
intervensi dan memberikan diprioritaskan karena
referensi ke dan deskripsi a menurut aturan masalah
berbagai macam alat dan risiko harus diprioritaskan
sumber daya lain untuk paling sedikit, karena
masalah yang sebenarnya
mendukung tanggapan sektor harus dipecahkan terlebih
kesehatan terhadap HIV. dahulu.

H. PROSES KEPERAWATAN
Tahap-tahap Proses Keperawatan :

1. Pengkajian

Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien.
Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau
kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:


 Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara
memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa
mempengaruhi status kesehatannya.
 Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan
bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu
database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama
berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
 Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
 Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting
dan catatan kesehatan klien.

Metode pengumpulan data meliputi :


 Melakukan interview/wawancara.
 Riwayat kesehatan/keperawatan
 Pemeriksaan fisik
 Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan
kesehatan (rekam medik).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang
dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.

The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa
keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas
terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
a. Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik,
mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan
keperawatan.
b. Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin
keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan
diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang
dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa
keperawatan.

3. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien
dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu
pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.

Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengkualifikasian seperti
bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang
direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandi, ri yaitu dilakukan
oleh perawat dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya.
4. Implementasi Keperawatan

Yang dimaksud dengan pengertian dan definisi implementasi keperawatan adalah : Merupakan
inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai
dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Adapun Tahapan Implementasi Keperawatan adalah sebagai berikut :


 Tahap 1 : Persiapan. Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
 Tahap 2 : Intervensi. Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen, dan
interdependen.
 Tahap 3 : Dokumentasi. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5. Evaluasi

Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-
LeFevre, 1994)
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan
menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan
merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.

I. REFERENSI
https://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
https://id.wikipedia.org/wiki/HIV
https://g.co/kgs/ECucsp (starred)
http://gudangilmugigi.blogspot.com/2012/03/definisi-dan-etiologi-hivaids.html
https://hellosehat.com/penyakit/hiv-aids/
https://www.alodokter.com/hiv-aids/gejala
http://riniwahyuadi.blogspot.com/2013/10/hiv-aids.html
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hivaids/obat-obatan-yang-digunakan-untuk-
penderita-hiv
https://www.alodokter.com/hiv-aids/pengobatan.html
http://riniwahyuadi.blogspot.com/2013/10/hiv-aids.html
https://gibrankusumo.wordpress.com/2014/12/02/proses-keperawatan/
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44418/9789241500234_eng.pdf;jsessi
onid=F13880C94BF552C205641BB9AF4FAC0F?sequence=1
https://www.scribd.com/doc/31680291/List-of-prioritized-nursing-diagnoses
https://www.academia.edu/36355563/Asuhan_Keperawatan_HIV_AIDS

Anda mungkin juga menyukai