Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi informasi tepi foto udara.
2. Mahasiswa mampu mendefinisikan fungsi setiap informasi tepi foto
udara.
3. Mahasiswa mampu melakukan mozaik foto udara secara manual.
4. Mahasiswa mampu menentukan daerah yang overlap maupun sidelap
pada foto udara.
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi penggunaan lahan pada citra foto
berdasarkan unsur-unsur interpretasi. 6. Mahasiswa dapat membuat peta
tentative penggunaan lahan dengan menggunkan foto udara sebagai
sumbernya.
BAB II. ISI
Gambar 1.3 Letak Sumbu dan Kedudukan Kamera dan Hasil Foto Udara Miring
Tinggi
2. Mozaik Foto Udara
Foto udara merupakan salah satu citra foto yang umumnya diambil
menggunakan wahana pesawat terbang. Bentuk wahana lain yang bisa digunakan
sebagai bahan foto udara adalah balon udara, pesawat ulang alik, satelit,
paralayang dan berbagai wahana lainnya. Dalam teknis perekaman foto udara
telah dipertimbangkan beberapa hal diantaranya:
a. Bentuk wilayah, bentuk dan luasan wilayah akan menentukan biaya
pemotretan. Semakin luas suatu wilayah biaya yang dikeluarkan akan
semakin mhal, karena biaya operasional akan semakin besar
b. Jalur terbang, pengambilan jalur terbang biasanya akan diambil jarak
terpanjang untuk melakukan perekaman, hal ini berfungsi untuk
memperoleh kestabilan pesawat saat pemotretan
Gambar 1.4 Rencana Jalur Terbang Pesawat Pada Suatu Proyek Pemotretan
Udara
Dalam suatu jalur terbang, pemotretan harus dilakukan dengan
cukup sering sehingga seluruh objek yang ada di permukaan tanah dapat
terekam minimal dalam dua potret yang berurutan. Areal yang terpotret
dua kali (overlap) pada posisi lokasi pesawat yang berbeda dan dalam
satu jalur terbang yang sama disebut dengan overlap atau forward. Dalam
prakteknya overlap area mencakup 60% dan merupakan areal cakupan
stereokospik (areal yang dapat dilihat dalam bentuk 3 dimensi). Menurut
Rizky, (2015) mozaik foto udara adalah tahap untuk penggabungan foto
udara yang saling berhubungan sehingga menjadi foto udara yang utuh dan
menampilkan daerah yang lebih luas.
2. Bentuk
Bentuk merupakan variable kualitatif yang memberikan konfigurasi
ataupun kerangka suatu objek. Sehingga, dapat mencirikan suatu penampakan
yang ada pada citra dapat di identifikasi dan dapat dibedakan antar objek. Dengan
melihat bentuk fisik dari citra ikonos maupun foto udara dapat ditentukan
penggunaan lahan suatu tempat.
Gambar 1.8 Contoh Bentuk Suatu Objek
3. Ukuran
Ukuran dapat diartikan sebagai atribut objek antara lain berupa jarak, luas,
tinggi, lereng dan volume. Ukuran objek pada citra maupun foto udara merupakan
fungsi skala sehingga dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra
harus selalu memperhatikan skala citranya. Dengan kata lain, ukuran merupakan
perbandingan yang nyata dari objek-objek dalam citra mapun foto udara, yang
menggambarkan kondisi di lapangan. Dengan melihat perbedaan ukura, dapat
menentukan penggunaan lahan suatu area.
4. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona
kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur
sering dinyatakan dari kasar sampai halus. Tekstur merupakan hasil gabungan dari
bentuk, pola, ukuran, bayangan, serta rona. Dengan melihat tekstur kita dapat me
ngelompokkan penggunaan lahan atau fungsi dari kawasan-kawasan tertentu.
5. Pola
Pola atau struktur keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak
objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah lainnya. Pengulangan
bentuk tertentu dalam hubungan merupakan karakeristik bagi objek alamiah
maupun bangunan dan akan memberikan suatu pola yang membantu dalam
interpretasi citra maupun foto udara dalam mengenali objek tertentu.
6. Bayangan
Bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa
objek yang justru lebih tampak bayangannya.karakeristik tertentu seperti cerobong
asap, menara, tangki minyak, dan lain-lain. Jika objek menara diambil tegak lurus
tepat dari atas, kita tidak bisa mengenali atau mengidentifikasi objek tersebut.
Maka, untuk mengenali bahwa objek tersebut berupa menara adalah dengan
melihat bayangannya.
7. Situs
Situs atau lokasi suatu objek dalam hubungannya dengan objek lain dapat
membantu dalam menginterpretasikan foto udara ataupun citra ikonos. Situs ini
sering dikaitkan antara objek dengan melihat objek yang lainnya.
8. Asosiasi
Dapat diartikan sebagai keterkaitan antar objek yang satu dengan objek
yang lain. Dengan kata lain, asosiasi ini hampir sama dengan situs. Adanya
keterkaitan ini maka terlihatnya siatu obejk pada citra sering menjadi petunjuk
adanya objek yang lain. Seperti stasiun kereta api yang sering berasosiasi dengan
jalan kereta api yang bercabang (jumlahnya lebih dari satu).
3.1 Kesimpulan
1. Foto udara diperoleh melalui pemotretan menggunakan sensor
kamera dipasang pada wahana terbang, seperti pesawat terbang,
helicopter, dan lain sebagainya. Ukuran objek yang sesuai dan
akurat adalah objek yang tegak lurus. Artinya semakin jauh dari
sumbu tegak lurus dengan kamera, maka kesalahan ukuran akan
lebih besar.
2. Mozaik foto udara digunakan untuk menggabungkan foto udara
yang saling berhubungan sehingga menjadi foto udara yang utuh
dan menampilkan daerah yang lebih luas. Pertampalan ini baik
overlap dan sidelap. Overlap dilakuakan pada daerah bertampalan
antara foto satu dengan foto lain, nomor pertampalan ini sesuai
dengan nomor urutan jalur terbang. Besarnya tampalan foto
tersebut 60%. Sedangkan sidelap terjadi pada jalur terbang yang
berbeda dimana suatu wilayah pada jalur terbang 1 yang telah
direkam akan dilakukan perekaman kembali sebesar 25% dari
liputan jalur terbang 2.
3. Intrepetasi citra sebagai kegiatan untuk mengkaji foto udara dan
atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek. Untuk
mengenali objek digunakan unsur interpretasi foto udara terdiri
atas: rona dan warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs,
dan asosiasi. Agar dapat disimpulkan suatu obejek pada citra perlu
dilakukan konvergensi bukti, yakni penggunaan kombinasi unsur-
unsur interpretasi sebagai pengumpulan dan pemilihan bukti.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Nur Rizky, dkk. 2015. Pembuatan Peta Penutupan Lahan Menggunakan
Foto Udara yang Dibuat dengan Paramotor di Taman Nasional Lore
Lindu (TNLL) (Studi Kasus Desa Pakuli Kecamatan Gumbasa
Kabupaten Sigi). Warta Rimba. 3. (2). 65 – 72.
Estes J.E. 1974. Imaging with Photographic and Nonphotographic Sensor System,
In: Remote Sensing Tehcniques for Environmental Analysis. California:
Hamilton Publishing Compagny.
Nama Kelompok :
Teguh Agustian 1505108010049
Chalvin Herdyansyah 1505108010060
Mhd. Faiz Akbar 1605108010030
Yufaldi Mulya Rizki 1605108010053
Yuni Alfiandari 1705108010001
Indah Morina 1705108010002
Ghofi Yudha Rifki 1705108010004
Husna SA 1705108010012
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019