Membersihkan area kerja meliputi membersihkan area kerja, menangani tumpahan di area kerja dan
menangani limbah yang dihasilkan, dan mendokumentasikan penanganan tumpahan. Area kerja yang
dimaksud meliputi peralatan/ instrumen laboratorium, peralatan gelas, permukaan meja kerja (bench-
tops), lantai, furniture dalam laboratorium, dan peralatan-peralatan keselamatan serta pelindung diri
dan tempat lain yang dapat terkontaminasi. Secara umum pembersih yang digunakan untuk
membersihkan adalah menggunakan campuran deterjen dan air panas dengan bantuan sikat.
Peralatan kerja yang biasa digunakan untuk membersihkan area kerja antara lain : lap, sikat, sapu,
vacuum cleaner, kain pel, dan ember. Alat bantu kerja yang lain dapat berupa selang air, exhaust fan,
blower, dan keranjang sampah.
Bahan pembersih yang digunakan antara lain : air, sabun/detergen, teepol, natrium karbonat, kapur,
dan lain-lain. Pemilihan bahan pembersih disesuaikan dengan sifat bahan pengotor yang akan
dibersihkan.
Membersihkan ruang preparasi menggunakan zat pembersih dan prosedur yang disarankan
Area kerja di laboratorium dapat dikelompokkan berdasarkan kebutuhannya meliputi area kerja untuk
melakukan analisis rutin. Pembersihan area kerja ditujukan untuk mencegah adanya kontaminasi
terhadap pekerja maupun pekerja lain dan untuk kenyamanan serta keamanan bekerja di dalam
laboratorium. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat bekerja di laboratorium adalah :
Sebelum area kerja dibersihkan hal yang harus diperhatikan adalah pemilihan tempat yang perlu
dibersihkan serta penggunaaan bahan pembersih yang tepat. Area kerja yang ditujukan untuk
mikrobiologi, disamping dibersihkan, perlu didesinfeksi terlebih dahulu (Benches, wastafel/sinks dan
fume cupboard).
Membersihkan area kerja dengan air panas dan deterjen untuk menghilangkan minyak dan lemak
Mengeringkan.
Membersihkan tumpahan menggunakan zat pembersih dan peralatan pelindung yang benar
Tumpahan pada area kerja perlu dibersihkan, dilaporkan dan dicatat apalagi dalam umlah besar
karena dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan yang
ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan dapat
menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta
menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahanbahan mikrobiologi). Penanganan yang sangat
tepat adalah dengan mengikuti data/ petunjuk penanganan bahan dalam “Material Safety Data Sheet”
(MSDS)
Kenali tumpahan/identifikasi bahan yang tumpah dan mengetahui teknik aman penanganannya.
Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung mata/muka dan
pelindung pernafasan bila perlu).
Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman dilakukan.
Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi. Netralisasi dapat menggunakan basa (soda
ash/lime) untuk tumpahan yang bersifat asam dan larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat
basa. Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi tumpahan adalah pasir,
tanah, natrium karbonat dan kapur. Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam
“Material Safety Data Sheet” (MSDS).Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan
dengan air, sabun/detergen, atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk penanganan lebih lanjut
Sebagai perbandingan analisalah gambar penanganan tumpahan bahan kimia berikut! Kesalahan apa
yang dilakukan oleh analis tersebut?
Bersihkan meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia. Apabila bahan kimia yang
tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi
dengan sarung tangan. Ini adalah contoh yang salah jika bahan kimia yang tumpah tersebut
cukup/sangat berbahaya dan praktikan tidak menggunakan sarung tangan seperti pada 2 tanda
lingkaran di atas.
Sarung tangan sangat penting untuk melindungi tangan dari bahaya bahan kimia yang
menempel/meresap pada lap pembersih.
Limbah yang dihasilkan di area kerja dan/atau selama bekerja perlu ditangani sehingga tidak berbahaya
bahkan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang jenis-jenis limbah, penyimpanan
secara terpisah, penanganan untuk mereduksi atau mengurangi tingkat bahayanya dan
penyimpanannya perlu untuk diketahui jenis dan cara penanganan limbah antara lain :
Peralatan gelas yang pecah disimpan dalam tempat tertentu dan diberi label.
Kertas tisu (paper towel) dan limbah yang tidak berbahaya sejenis lainnya dapat digolongkan ke dalam
limbah umum setelah yakin bahwa tidak terdapat kontaminasi mikroorganisme.
Cairan/larutan mudah larut dalam air dan tidak berbahaya dapat dibuang langsung ke wastafel dengan
dibilas menggunakan banyak air. Untuk larutan asam/ basa perlu dinetralkan terlebih dahulu sebelum
dibuang.
Bahan organik limbah yang mudah terbakar harus disimpan pada tempat tertentu dan diberi label.
Bahan-bahan anorganik yang mengandung logam berat disimpan pada tempat khusus.
Bahan-bahan yang mencemari lingkungan harus dipisahkan dan perlu penanganan pendahuluan .
Petrifilm dan media agar yang telah digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu, dibakar atau disimpan
di tempat tertentu.
Limbah-limbah tersebut perlu diolah/ditangani lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak lain,
limbah yang telah diolah harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Limbah yang mengandung halogen dengan pelarut organik dan larutan yang mengandung bahanbahan
organik (jangan disimpan pada bahan yang terbuat dari aluminium).
Limbah residu bahan organik padat disimpan dalam kantong plastic (plastic bags) atau pada kemasan
aslinya.
Limbah larutan garam ; pH dalam tempat penyimpanan harus selalu disesuaikan (antara 6-8).
Limbah beracun bahan anorganik termasuk juga garam-garam dari logam-logam berat dan larutannya.
Disimpan pada tempat yang tertutup rapat dan label yang jelas.
Tempat penyimpanan yang tertutup dan tidak mudah pecah. Label yang jelas.
Limbah secara umum dapat dikelompokkan dalam limbah kimia, radioaktif, bahaya mikrobiologi, benda
tajam dan limbah tidak berbahaya. Limbah ditangani sesuai kelas/ penggolongannya
Limbah kimia
1. Limbah yang mudah terbakar harus dikumpulkan dalam lemari asam dengan wadah terbuat dari
bahan tahan api dan tertutup rapat
3. Limbah organik termasuk herbisida, pestisida dan semua larutan-larutan bahan terapeutik
digolongkan sebagai pelarut organik disimpan terpisah dalam ruang asam.
4. Bahan-bahan kimia yang tidak boleh dibuang langsung ke tempat limbah melalui tempat pencucian:
Obat-obat pengobatan
Asam pirikazida
5. Larutan yang mengandung obat-obatan adiktif ( DOA = Drugs of Addiction) disimpan dalam
penampung limbah khusus DOA.
Radioaktif
Semua bahan-bahan radioaktif harus disimpan pada wadah khusus dan pada area khusus radioaktif.
Bahaya mikrobiologi
1. Semua larutan contoh dan specimen dari manusia, ternak harus diautoklaf sebelum ditangani
2. Kultur mikrobiologi dan yang terkait dengannya harus diautoklaf sebelum ditangani (lihat SPO :
Limbah Mikrobiologi)
1. Semua tanah, pasir, batu-batuan, benda logam tak berbahaya disimpan dalam wadah khusus limbah
padat
2. Larutan-larutan garam, buffer, asam dan basa berkonsentrasi rendah dapat langsung dibuang ke
pembuangan limbah melalui tempat pencucian disertai pembilasan dengan banyak air.
Tumpahan bahan-bahan kimia maupun biologi dapat menyebabkan bahaya yang serius terhadap
kesehatan dan keselamatan terhadap pekerja maupun lingkungan, apalagi tumpahan dalam jumlah
besar. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem manajemen bahaya (emergency management) sehingga
diketahui penanganan secara efektif terhadap bahaya khususnya tumpahan dan adanya kebocoran pada
laboratorium. Pengendalian dokumen ini harus berisi data-data MSDS (Material Safety Data Sheets).
Sehingga diperoleh informasi penanganan/ minimalisasi efek tumpahan tumpahan bahan kimia
bersangkutan.