Risiko Kanker dengan Penggunaan
Kontrasepsi Oral Kombinasi Pada
Perempuan Iran
Pendahuluan
Pada tahun 1999, populasi
dunia mencapai 6 miliar, meningkat
sekitar 4,4 miliar sejak tahun 1900.
Teknologi kontrasepsi telah menjadi
keberhasilan medis, dan bagi
sebagian besar pengguna, kontrasepsi
meningkatkan kualitas hidup,
memungkinkan pasangan untuk
memilih apakah dan kapan mereka
memiliki anak.
Kontrasepsi oral telah
dipelajari sejak tahun 1960; mereka
digunakan setiap hari di seluruh dunia
untuk pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan. Juga kontrasepsi
oral adalah metode yang paling
efektif dan reversibel kontrasepsi, dan
merupakan salah satu metode utama
yang digunakan untuk mengatur jarak
antara anak. Pil kontrasepsi oral
adalah salah satu metode kontrasepsi
yang paling popular. Sejak
diperkenalkannya OC (kontrasepsi
oral) pada awal tahun 1960 lebih dari
300 juta perempuan diperkirakan
telah menggunakannya. Meskipun
manfaat OC Banyak studi telah
meneliti potensi hubungan antara
penggunaan OC dan kanker.
Kontrasepsi oral dapat mempengaruhi
risiko kanker tertentu. Seperti
dibagian dunia lainnya, kanker
merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang utama di Iran.
Menurut laporan dari Departemen
Iran Kesehatan dan Kedokteran
Pendidikan (MOHME), kanker
merupakan penyebab kematian ketiga
dalam mengikuti penyakit jantung
koroner dan kecelakaan.
Hubungan antara kontrasepsi oral
dan kejadian kanker kontroversial.
Namun, peneliti, dokter, dan pasien
prihatin tentang kemungkinan
peningkatan kejadian kanker
payudara dan leher rahim dan karena
laporan mengenai peningkatan
insiden kanker dalam beberapa
dekade terakhir. Insiden meningkat
dua kali lipat kanker di Amerika
Serikat dan banyak bagian lain dunia
dalam 50 tahun terakhir telah
bertepatan dengan semakin
banyaknya penggunaan pil
kontrasepsi yang dimulai pada tahun
1960. Di Iran, pil diperkenalkan pada
tahun 1973 dan menurut negara
perencanaan statistik keluarga,
2.105.000 perempuan menggunakan
metode kontrasepsi ini pada tahun
2010.
Di seluruh dunia 31% dari
kanker pada wanita yaitu kanker
payudara atau kanker leher rahim.
Kanker serviks uterus merupakan
salah satu penyebab utama kematian
kanker pada perempuan. Berbagai
penelitian di 187 negara selama
1980-2010 telah menyoroti kanker
serviks sebagai penyebab penting
kematian pada wanita yang berusia
diatas 15. Selain itu, tingkat
kejadian kanker ini dipastikan
meningkat dari 378.000 kasus pada
tahun 1980 menjadi 465.000 kasus
pada tahun 2010. Alston dan peneliti
dari Manchester University telah
menunjukkan peningkatan 40%
dalam kejadian kanker serviks di
kalangan wanita muda dalam
beberapa dekade terakhir Evaluasi
statistik di Eropa Timur
menyarankan kejadian kanker
serviks di negara-negara Baltik
(Estonia dan Latvia), Rumania, dan
Bulgaria, khususnya di kalangan
perempuan yang lahir pada 1940-
1960. Dari 503.000 terdaftar kasus
baru kanker serviks pada tahun
2008, 85% milik negara-negara
berkembang. Bahkan, ada perbedaan
yang signifikan dalam kejadian
penyakit ini antara negara maju dan
berkembang. Statistik juga
mengungkapkan kecenderungan
yang sama di Asia, terutama sejak
1970. Insiden meningkat bahkan
telah terlihat di negara-negara
seperti India, Jepang, dan Korea
yang digunakan untuk memiliki
tingkat terendah kanker payudara.
Di Turki, kanker payudara
menempati urutan pertama dengan
kejadian 41. 6% dan kanker serviks
merupakan kanker yang paling
umum kesepuluh dengan kejadian
4,4%. Demikian pula,di Australia
pada 1982 (530 kasus) meningkat
lebih dari dua kali lipat pada tahun
2009. Pada faktanya, 37 kasus baru
penyakit terdaftar di negara setiap
hari. Insiden kanker payudara
berkembang pesat di China,
Amerika Latin, dan Afrika dan
meningkat dua kali lipat atau bahkan
tiga kali lipat di Malaysia dan
Singapura selama beberapa dekade
terakhir. Kanker payudara adalah
salah satu kanker yang paling umum
dari wanita di India dengan tingkat
kematian yang tinggi. kanker
payudara telah meningkat di negara-
negara Asia Tenggara. Kanker
payudara adalah salah satu kanker
yang paling umum dan penyebab
utama kematian akibat kanker di
kalangan perempuan di dunia.
Memang, kanker payudara
menempati peringkat sebagai
keganasan pertama di antara kanker
wanita Iran. Peningkatan-
peningkatan kejadian kanker serviks
dan payudara juga telah terbukti di
Iran. Negara ini baru-baru ini
menyaksikan peningkatan 150%
dalam tingkat kematian akibat
kanker payudara, terutama di
kalangan wanita di bawah usia 50
tahun. Namun, hubungan antara
peningkatan kejadian kanker
payudara dan leher rahim dan
penggunaan oral kontrasepsi,
sebagai masalah kesehatan, masih
samar-samar untuk dokter dan
pasien. Sehingga Hasil penelitian
tentang hal ini dapat membantu
pencegahan dini dan pengobatan
tepat waktu dan diagnosis pada
individu berisiko tinggi.
Bahan dan Metode Penelitian
studi kasus-kontrol analitis ini
menilai efek dari pil kontrasepsi
terhadap kejadian kanker serviks dan
payudara.
Kanker serviks
Secara keseluruhan, 128
pasien dengan kanker serviks dan 128
kontrol yang sehat dipelajari.
kelompok kasus
Kelompok kasus termasuk
perempuan yang disebut Gorgani
Radioterapi Pusat dan Cancer
Institute (baik yang berafiliasi ke
Rumah Sakit Imam Khomeini,
Urmia, Iran) di mana pasien telah
didiagnosis kanker. Sampel adalah
pasien yang menerima perawatan dan
tidak memiliki kontraindikasi untuk
pil kontrasepsi.
kelompok control
Kelompok kontrol termasuk
wanita tanpa kanker serviks di
departemen kebidanan dan ginekologi
Rumah Sakit Imam Khomeini dan
Imam Hussein (Urmia, Iran). Mereka
tidak memiliki riwayat keganasan
atau kontraindikasi untuk kontrasepsi
oral. Subyek semua Iran, Muslim,
menikah, dan berusia 20-65 tahun.
Setelah memperoleh
informed consent, 20 menit
Wawancara dilakukan dengan
semua peserta. Data tentang
status perkawinan, usia, aktivitas
seksual, usia saat menikah
pertama dan kehamilan pertama,
jumlah kehamilan, persalinan,
dan keguguran, riwayat abortus
atau aborsi, sejarah lesi serviks
dan cryotherapy dan kauterisasi,
sejarah Pap smear, jumlah
pernikahan, usia saat menarche,
siklus menstruasi teratur,
menopause, penggunaan metode
kontrasepsi, riwayat keluarga
kanker, dan sejarah penyakit
dikumpulkan dari kedua
kelompok. Selain itu, kasus dan
kontrol kelompok cocok untuk
usia, status sosial ekonomi,
jumlah anak, usia kawin pertama
dan kehamilan pertama, riwayat
keguguran dan aborsi, dan
sejarah penyakit menular seksual.
Kanker payudara
Sebanyak 235 pasien
dengan kanker payudara
(kelompok kasus) dan 235
kontrol yang sehat dipilih.
kelompok kasus
Convenience sampling
digunakan untuk memilih subjek dari
wanita yang dirujuk ke departemen
kemoterapi dan radioterapi Imam
Khomeini dan Rumah Sakit Omid
(Urmia, Iran) untuk pemeriksaan atau
tindak lanjut.
kelompok control
Kelompok kontrol dipilih
melalui pemberitahuan publik dan
juga dari arahan setiap hari untuk
kebidanan dan klinik ginekologi
rumah sakit disebutkan. Setelah
pemeriksaan payudara oleh dokter
ahli bedah umum yang terlatih, hanya
subyek sehat dimasukkan dan orang-
orang dengan kanker payudara diduga
dirujuk ke spesialis yang relevan
untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kedua kelompok diwawancarai dan
data tentang umur, status
perkawinan, pendidikan, status
sosial ekonomi, sejarah menyusui,
riwayat keluarga kanker, sejarah
massa payudara jinak, jumlah anak,
usia saat menarche, menopause,
siklus menstruasi, penggunaan
metode kontrasepsi , dan riwayat
penyakit, penggunaan alkohol,
terapi hormon untuk komplikasi
menopause, infertilitas, merokok,
dan radiografi dada dikumpulkan.
Kasus dan kelompok kontrol yang
cocok untuk usia, status ekonomi,
berat badan, dan jumlah anak. Pada
kedua kelompok, wanita lajang dan
orang-orang dengan riwayat
 kehamilan pertama setelah 25
tahun, sejarah radiografi dada,
riwayat keluarga kanker payudara,
berat lebih dari 80 kg, kurang
menyusui, riwayat pengobatan
infertilitas hormonal, dan alkohol
dan rokok penggunaan dikeluarkan.
Akhirnya, lebih banyak perempuan
dikeluarkan untuk membuat kedua
kelompok ukuran yang sama.
Data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan t-tes t, uji
fisher dan chi-squared, dan analisis
korelasi Pearson dalam SPSS untuk
Windows XP (SPSS Inc) Chicago,
IL. Dengan nilai signifikan 0,05.
Hasil
Usia rata-rata penderita
kanker serviks dan kontrol mereka
49,05 dan 47,75 tahun, masing-
masing. Usia rata-rata pasien dengan
kanker payudara dan kontrol mereka
47,63 dan 46,45 tahun, masing-
masing. Oleh karena itu, kasus dan
kontrol kelompok di kedua jenis
kanker yang cocok dari segi usia.
Sejarah penggunaan kontrasepsi oral
Kanker serviks: Secara
keseluruhan, 63,3% dari kelompok
kasus dan 35,9% dari kelompok
kontrol telah menggunakan pil
kontrasepsi. Uji Chi Kuadrat
mengungkapkan perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok (p
<0,001). Kemungkinan ratio (OR)
dan 95% confidence interval (CI)
untuk kanker serviks diperkirakan
3,072 dan 1,84-5,11, masing-masing
(Tabel 1). ii) Kanker payudara:
Mayoritas kasus dan kontrol
kelompok (70,2% dan 52,8%,
masing-masing) telah menggunakan
kontrasepsi oral. Hasil uji Chi-
squared menyarankan perbedaan
yang signifikan antara kedua
kelompok (p = 0,001; OR = 2,110;
95% CI: 1,44-3,08) (Tabel 1).
Durasi penggunaan kontrasepsi oral
Kanker serviks: Sebagian
besar subyek pada kelompok kasus
(40,7%) telah menggunakan pil
kontrasepsi selama lebih dari 97
bulan. Pada kelompok kontrol,
namun, frekuensi relatif tertinggi
milik 13-60 bulan digunakan (p
<0,05; OR = 3,072). Kemungkinan
meningkat menjadi 5,2 kali ketika
durasi penggunaan lebih dari 97
bulan.
kanker payudara: Kasus dan
kelompok kontrol telah menggunakan
kontrasepsi oral untuk 94,5 dan 100,2
bulan, masing-masing (p> 0,05)
Usia pada penggunaan pertama dari
pil kontrasepsi
Kanker serviks: Hubungan
antara kanker serviks dan usia pada
penggunaan pertama dari pil
kontrasepsi tidak signifikan.
Kanker payudara: Pada
kelompok kasus, ada perbedaan
yang signifikan antara inisiasi
kontrasepsi oral sebelum dan setelah
usia 25 tahun. Kemungkinan
mengembangkan penyakit
meningkat dengan memulai pil pada
usia yang lebih tua dari 25 tahun. OR
menderita kanker payudara adalah
1,99 (95% CI: 1,2-3,3) pada mereka
yang telah memulai kontrasepsi oral
setelah usia 25 tahun dan meningkat
menjadi 6,47 (95% CI: 2,46-17,04)
dalam mata pelajaran yang telah
memulai pil setelah 30 tahun.
Jenis pil kontrasepsi
Kanker serviks: Ada ada
hubungan yang signifikan antara
kejadian kanker serviks dan jenis pil
yang digunakan.
kanker payudara: Kasus dan
kelompok kontrol memiliki
perbedaan yang signifikan dalam hal
jenis kontrasepsi oral (p = 0,002),
yaitu pasien telah lebih sering
digunakan dosis tinggi pil KB atau
estrogen dosis tinggi. Sementara
individu yang telah menggunakan
pil kontrasepsi dosis rendah
memiliki OR 1,18 untuk
mengembangkan penyakit,
kemungkinan meningkat menjadi
2,83 pada mereka yang telah
menggunakan pil dosis tinggi. Kami
tidak menemukan hubungan yang
signifikan antara serviks dan kanker
payudara dan usia di penghentian
kontrasepsi oral.
pola penggunaan pil
Tidak ada hubungan yang
signifikan antara serviks dan kanker
payudara dan pola pil kontrasepsi
menggunakan (penggunaan biasa atau
intermiten).
Diskusi
Temuan kami menunjukkan
bahwa penggunaan kontrasepsi oral
tiga kali lipat kejadian kanker
serviks dan dua kali lipat kejadian
kanker payudara. Usia rata-rata
penderita kanker serviks dan
payudara adalah 49,05 dan 47,63
tahun, masing-masing. Thomas
melaporkan usia sengsara dengan
karsinoma sel skuamosa serviks dan
adenokarsinoma sebagai 46 dan 42
tahun, masing-masing (David et al.,
1996). Usia rata-rata prevalensi
kanker payudara dihitung sebagai
49,1 tahun oleh Shamsaldini
(Shamseddine et al., 2002) 49,18
tahun oleh Najafzar (Najf Zare et al.,
2013) dan 51,3 tahun oleh Mosavi
(Mousavi et al., 2006) Meskipun
kami dikecualikan pasien yang
berusia di atas 65 tahun, usia rata-
rata mata pelajaran masih lebih
tinggi dibandingkan dengan
penelitian lain. Perbedaan ini dapat
dibenarkan oleh akhir diagnosis
kanker karena tidak adanya program
skrining untuk wanita Iran.
OR mengembangkan kanker
leher rahim setelah penggunaan
kontrasepsi oral (OR = 3,072; 95%
CI: 1.84- 5.11) dalam penelitian ini
adalah sama dengan hasil yang
diperoleh oleh Zondravan (OR =
3,34) (Zondervan et al., 1996) .
Henderson (Henderson et al., 1994)
berpendapat bahwa risiko meningkat
adenokarsinoma serviks dengan
penggunaan kontrasepsi oral (OR =
2.1). Sementara McFarlin (Mc
Farlane et al., 2008) menegaskan
hasil tersebut, Becker (Becker et al.,
1994) menyimpulkan bahwa
kontrasepsi oral memiliki efek
perlindungan terhadap displasia.
Demikian juga, dalam sebuah studi
tentang efek kontrasepsi oral pada
perubahan abnormal pada Pap
smear, Nowzadi (Sayednozadi et al.,
2005) menemukan pil memiliki efek
perlindungan terhadap displasia. Di
antara semua metode kontrasepsi,
OCP adalah yang paling umum.
Selain itu, karena beberapa metode
lain dan perangkat seperti diafragma
tidak tersedia di Iran,
Dalam studi saat ini,
penggunaan pil kontrasepsi dua kali
lipat kemungkinan untuk sengsara
dengan kanker payudara (OR = 2,11;
95% CI: 1,44-3,08). Sebuah tingkat
yang sama risiko (OR = 2,20) juga
telah dilaporkan di Isfahan, Iran
[28]. Dalam studi oleh Shobairy
(Shobeiri et al., 2010)] dan Paul
(Paul et al., 2011) dihitung sebagai
2,83 dan 3,02, masing-masing. Studi
di Italia menyarankan OR 1,30 (La
Vecchiaet al., 1995) Selain itu,
Wang (Wang et al., 1992) Stanford
(Stanford et al., 1995), Fassall (Fasal
et al., 1975) dan Comal ( Kumle et
al., 2002) menegaskan hubungan
antara riwayat penggunaan
kontrasepsi oral dan kanker
payudara. Marshi diperiksa 4575
kasus kanker dan 4682 kontrol
berusia 35-65 tahun di Atlanta.
Berbeda dengan studi disebutkan,
mereka tidak menemukan
kontrasepsi oral untuk
meningkatkan kejadian kanker
sebagai perbedaan antara kedua
kelompok tidak signifikan (Maret et
al., 2002). Dengan cara yang sama,
sebuah penelitian pada 373 pasien
dan kelompok kontrol (usia <40
tahun) oleh Tavoani tidak bisa
membangun hubungan antara
useOral kontrasepsi dan timbulnya
kanker (Tavani et al., 1993)
Whiteman tidak hanya menolak
penggunaan kontrasepsi oral sebagai
faktor risiko, tetapi menyarankan itu
sebagai faktor protektif (Whiteman
et al., 2007).
Kita tidak mengkategorikan
peserta dalam kelompok usia yang
berbeda dalam penelitian ini. Selain
itu, temuan kami tidak menunjukkan
peningkatan risiko kanker serviks
atau payudara karena penggunaan
lebih lama dari kontrasepsi oral.
Temuan kanker payudara mengenai
Ehsanpour konsisten dengan kita
(Ehsanpour et al., 2013) Nevert
heless, Kelsey percaya penggunaan
jangka panjang kontrasepsi oral
meningkatkan risiko penyakit
(Kelsey et al., 1993). Stanford juga
fo und risiko relatif pada wanita
yang menggunakan kontrasepsi oral
selama lebih dari 10 tahun menjadi
2,2 (Stanford et al., 1995).
Studi saat ini tidak
menunjukkan signifikan hubungan
antara usia penggunaan pertama dari
kontrasepsi oral dan kejadian kanker
serviks. Namun, menurut Thomas,
risiko mengembangkan
adenokarsinoma lebih tinggi pada
wanita yang mulai pil sebelum 20
tahun atau setelah 35 tahun (David et
al., 1996) Pada tahun 2002,
Organisasi Kesehatan Dunia
mengumumkan bahwa kejadian
kanker akan meningkatkan pada
wanita yang memulai kontrasepsi
oral sebelum usia 20 (OR = 2,9)
(WHO 2002) .Sejak itu adalah
umum bagi perempuan Iran untuk
melahirkan di usia muda,
kontrasepsi oral jarang digunakan
sebelum usia 20 tahun. Perbedaan
usia pada persalinan pertama dan
penggunaan metode kontrasepsi
sebelum 20 tahun antara Iran dan
negara-negara lain mungkin
mempengaruhi hasil yang
disebutkan di atas.
Temuan dari penelitian ini
menunjuk hubungan yang signifikan
antara usia penggunaan kontrasepsi
oral pertama dan kejadian kanker
payudara. Dengan kata lain,
menggunakan pil sebelum usia 25
tahun dikaitkan dengan
kemungkinan lebih tinggi terkena
penyakit ini. Faramni menemukan
peluang yang lebih tinggi dari
penderitaan dengan kanker payudara
pada wanita yang memulai pil ini
setelah 40 tahun (Fraumeni et al.,
1982). Battis et al. menyimpulkan
bahwa mulai kontrasepsi oral
sebelum usia 18 tahun akan menurun
usia pada awal kanker dengan empat
tahun (Bates et al., 2012).
Sebaliknya, Whiteman tidak
menemukan hubungan antara usia
penggunaan pertama dari pil dan
timbulnya kanker (Whiteman et al.,
2007).
Studi saat ini gagal
membangun hubungan yang
signifikan antara kejadian kanker
serviks dan jenis kontrasepsi oral.
Meskipun Henderson melaporkan
temuan yang sama (Henderson et al.,
1993). WHO menyimpulkan bahwa
kanker serviks adalah lebih umum
pada wanita yang menggunakan pil
dengan dosis tinggi progesteron
(David B Thomas dan WHO., 1996)
Sebaliknya, Becker tidak
menemukan hubungan antara
displasia dan jenis kontrasepsi oral
yang digunakan (Becker et al.,
1994).
Kita menemukan hubungan
yang signifikan antara kanker
payudara dan jenis kontrasepsi oral,
yaitu dosis tinggi kontrol kelahiran
OCP lebih umum di antara wanita
dengan kanker payudara dan
kemungkinan mengembangkan
penyakit ini lebih tinggi pada
mereka yang telah menerima dosis
tinggi estrogen. Demikian juga,
Eliassen terdeteksi tingkat yang
lebih tinggi dari estrogen pada
wanita dengan kanker payudara
(Eliassen et al,2006). Sejumlah
penelitian juga telah menyelidiki
peran progesteron pada kanker
payudara. Alsakar menemukan
hubungan antara kejadian kanker
dan penggunaan progesteron
(Alsaker et al., 2003). Perlu dicatat
bahwa peserta kami telah
menggunakan berbagai OCP dengan
dosis yang sama dari progesteron
tetapi berbagai tingkat estrogen.
Akhirnya, usia saat
penghentian kontrasepsi oral tidak
berpengaruh signifikan di kedua
jenis kanker yang dinilai dalam
penelitian ini. Selain itu, kedua
kelompok tidak berbeda secara
signifikan dalam hal penggunaan
sehari-hari biasa dan konstan /
penggunaan intermiten OCP.
Kita menemukan penggunaan
kontrasepsi oral tiga kali lipat
kejadian kanker serviks dan dua kali
lipat kejadian kanker payudara.
Temuan kami bersama dengan
orang-orang dari penelitian
sebelumnya menekankan perlunya
melakukan Pap smear setiap enam
bulan dan membayar perhatian
khusus untuk skrining untuk kanker
payudara pada pengguna jangka
panjang kontrasepsi oral juga
program skrining kanker payudara
yang diperlukan di Iran. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa
wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral memiliki kebutuhan
yang lebih besar untuk program
pencegahan dan screening.