Perencanaan Kependudukan
Perencanaan Kependudukan
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Perencanaan Kependudukan ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki penduduk terbanyak
di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Perpadatan penduduk itu
dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat.
Dibandingkan dengan Negara-negara yang sedang berkembang lainnya,
Indonesia merupakan Negara yang sedang membangun dengan mempunyai
masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan jumlah penduduk
yang sangat besar dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan
persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya
merupakan modal, tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan.
Masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran
dan struktur umur penduduk merupakan masalah utama yang dihadapi Indonesia
dalam bidang kependudukan.
3
seperti Jerman, perancis dan Amerika dengan cara memacu pengembangan
SDM.
Pengembangan SDM pada intinya diarahkan dalam rangka meningkatkan
kualitasnya, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas. Hasil
berbagai studi menunjukkan, bahwa kualitas SDM merupakan faktor penentu
produktivitas, baik secara makro maupun mikro. Sumber daya manusia (SDM)
secara makro adalah warga negara suatu bangsa khususnya yang telah memasuki
usia angkatan kerja yg memiliki potensi untuk berperilaku produktif (dengan
atau tanpa pendidikan formal) yg mampu memenuhi kebutuhan hidup sendiri
dan keluarganya yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan masyarakat di
lingkungan bangsa atau negaranya.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bahkan tidak bisa dilepaskan dari sebuah organisasi, baik perusahaan
ataupun instuisi. Selain itu, SDM juga merupakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan suatu perusahaan. Pada hakikaktnya, SDM adalah manusia yang
dipekerjakan di suatu organisasi yang nantinya akan menjadi penggerak untuk
bisa mencapai tujuan organisasi itu sendiri
Pengertian sumber daya manusia dan penerapannya sering kali masih belum
sejalan dengan keinginan organisasi. Sementara keselarasan dalam mengelola
SDM menjadi faktor utama kesuksesan jalannya sebuah organisasi. SDM terdiri
dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap
manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia
menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang
handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir
adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan
diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya
Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ).
7
Sensus De Facto yaitu penghitungan penduduk yang dilakukan pada setiap
yang berada di suatu wilayah ketika sensus dilaksanakan.
Sensus De Jure yaitu pencacahan terhadap penduduk yang benar-benar
bertempat tinggal di wilayah yang dilaksanakan sensus.
b) Survei Penduduk yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
melakukan penelitian dan menyediakan data statistik kependudukan pada
waktu dan tempat tertentu. Survei yang dilakukan meliputi survei ekonomi
nasional, survei angkatan kerja nasional dan Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS).
c) Registrasi yaitu proses kegiatan pemerintah yang meliputi pencatatan
kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal dan
perubahan pekerjaan secara rutin. Pencatatan ini terutama dilakukan di tingkat
pemerintah terendah yaitu kelurahan.
8
BKKBN secara spesifik menargetkan wilayah-wilayah miskin untuk
program perencanaan keluarga dan pengembangan keluarga. Surapaty
mengakui bahwa hasil dari program Keluarga Berencana (KB) pemerintah
telah menurun selama satu dekade terakhir. Indonesia adalah negara dengan
jumlah penduduk terbesar keempat di dunia (setelah Republik Rakyat
Tiongkok, India dan Amerika Serikat). Berdasarkan pada proyeksi
pemerintah, diumumkan di awal 2014 jumlah penduduk Indonesia akan
bertumbuh dari 237,6 juta orang di 2010 menjadi 271,1 juta orang di 2020 dan
menjadi 305,6 juta orang di 2035.
9
C. Sumber Daya Manusia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Indonesia
1. SDM dalam Konteks Pembangunan Indonesia
Sebelum kita berbicara mengenai peran sumber daya manusia dalam
pembangunan ekonomi Indonesia, terlebih dahulu mari kita bahas mengenai
pembangunan ekonomi. Pada umumnya pembangunan ekonomi diartikan
sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk
suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang dengan perubahan ciri-ciri
penting suatu masyarakat, yaitu perubahan baik dalam hal teknologi, pola
pikir masyarakat maupun kelembagaan.
10
menggambarkan kualitas fisik penduduk meliputi tingkat pendidikan, derajat
kesehatan, dan indeks mutu hidup. Kualitas non fisik meliputi kualitas
spiritual keagamaan, kekaryaan, etos kerja, kualitas kepribadian
bermasyarakat, dan kualitas hubungan selaras dengan lingkungannya. Sampai
saat ini, baik kualitas fisik maupun non fisik sumbar daya manusia Indonesia
masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Karena adanya kesulitan
pengukuran kualitas non fisik, sehingga yang sering di jadikan patokan adalah
kualitas fisik.
Kualitas kehidupan fisik penduduk setiap negara berbeda satu dengan yang
lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh lingkungan, letak geografis, dan ras
genetiknya. Negara-negara yang berada disekitar khatulistiwa, kualitas
penduduknya tergolong rendah dan negara-negara tersebut merupakan negara
terbelakang di bidang ekonomi dibandingkan dengan negara-negara yang
berada di daerah subtropis. Keadaan ini kemungkinan besar disebabkan
karena daerah-daerah disekitar khatulistiwa tidak mengenal pergantian musim
seperti di daerah sub tropis, sehingga mereka bisa hidup sepanjang tahun
tanpa mengalami kesulitan mencari perlindungan terutama di musim dingin.
Hal inilah yang mendidik penduduknya kurang berfikir untuk menghadapi
tantangan alam, dan akhirnya menyebabkan sifat malas.
11
a) Pendidikan
Kualitas penduduk dalam bidang pendidikan sangat penting untuk
diketahui, sebab dapat menggambarkan kemampuan penduduk dalam
menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di bidang
pendidikan salah satu masalah yang dihadapi Indonesia adalah tingkat putus
sekolah yang tingi. Walaupun putus sekolah itu sudah terjadi jauh sebelum
krisis moneter, namun semakin menjadi-jadi setelah Indonesia mengalami
krisis moneter. Untuk mengukur tingkat pendidikan penduduk, dapat
dilakukan dengan cara memperhatikan data penduduk yang masih buta
huruf, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan tamat Universitas. Semakin
tinggi presentase penduduk yang yang masih berarti kualitas penduduk di
nagara yang bersangkutan dilihat dari aspek pendidikan sangat rendah. Dan
secara umum bahwa tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih relatif
rendah bahkan ada yang masih buta huruf.
b) Kesehatan
Selain pendidikan, kesehatan penduduk merupakan faktor penting yang
perlu untuk ditingkatkan, sebab jika penduduk terus-terusan sakit, akan
berpengaruh terhadap tingkat produktivitas. Artinya, semakin banyak
penduduk yang sakit, maka akan semakin rendah kualitas penduduk
berdasarkan tingkat kesehatan.
Kondisi kesehatan dan gizi anak di Indonesia masih memprihatinkan.
Selain cakupan yang masih rendah, program yang diselenggarakan itu masih
masih terfragmentasi sehingga tidak menyentuh kebutuhan tumbuh kembang
anak secara holistik. Rendahnya cakupan dan kualitas penyelenggaraan
program pengembangan anak usia dini mengakibatkan kondisi anak
Indonesia masih memprihatinkan yang ditunjukkan dengan rendahnya
derajat kesehatan dan gizi. Masalah kurang gizi pada anak dapat ditunjukkan
dari kurangnya energi dan protein (gizi makro) dan gizi mikro (terutama
kurang vitamin A, anemia, kurang yodium). Sampai dengan tahun 2000,
keadaan gizi masyarakat menunjukkan kemajuan, yaitu terlihat dengan
menurunnya penderita masalah gizi utama (protein, karbohidrat) pada
12
berbagai kelompok umur. Akan tetapi sejak tahun 2000 sampai saat ini
kekurangan gizi pada anak balita meningkat, diantaranya menderita gizi
buruk. Rendahnya derajat kesehatan dan gizi pada anak usia dini lebih
banyak terjadi pada anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dan yang
tinggal di wilayah pedesaan, serta di wilayah dengan penyediaan layanan
social dasar yang tidak memadai.
Sedangkan untuk meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan yang terjangkau, diwujudkan melalui revitalisasi sistem
kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
termasuk posyandu dan polindes, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga
kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan kesehatan
minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif, serta
memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah. Upaya
surveillance dan monitoring dilakukan melalui peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pelaporan hal-hal penting, pengalokasian budget dan
personil pada saat outbreak investigation, control dan rapid response,
peningkatan early warning system/penunjang kedaruratan, serta
pengaplikasian National Pandemic Preparedness Plan.
Untuk pendanaan kesehatan, Depkes akan meningkatkan anggaran
sektor kesehatan nasional melalui APBN sebesar 5-15%, meningkatkan
anggaran kesehatan di daerah melalui APBD sebanyak 15%, melakukan
penghapusan wajib setor hasil pelayanan kesehatan di daerah, meningkatkan
transfer dana dari pusat untuk sektor kesehatan daerah melalui dana alokasi
khusus (DAK), dana dekonsentrasi (Dekon), meningkatkan anggaran untuk
prevensi dan promosi serta membentuk sistem jaminan kesehatan sosial
nasional (Askeskin).
Lebih lanjut Menkes menegaskan bahwa untuk melaksanakan
pembinaan pembangunan kesehatan diperlukan dukungan politis dalam
upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB). Selain itu semua desa harus memiliki tenaga bidan yang berkualitas
(capable) yang ditunjang dengan dukungan operasional yang memadai.
13
Sejauh ini semua desa telah memiliki Pondok Persalinan Desa yang
dilengkapi dengan sarana dan biaya operasional yang memadai.
c) Ekonomi
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dalam perubahan
perekonomian. Dalam artian bagaimana menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut ada hal yang penting yang menyangkut
kondisi sumber daya manusia Indonesia, yaitu :
Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan
angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi sekitar
92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar
87,67 juta orang, dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open
unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini
berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan
kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di
berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja
terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain, jumlah
angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Kesempatan kerja
yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi menimbulkan dampak semakin
banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia. Fenomena meningkatnya
angka pengangguran sarjana seyogyanya perguruan tinggi ikut bertanggung
jawab. Fenomena pengangguran sarjana merupakan kritik bagi perguruan
tinggi, karena ketidakmampuannya menciptakan iklim pendidikan yang
mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.
Masalah sumber daya manusia ini menyebabkan proses pembangunan
yang berjalan selama ini kurang di dukung oleh produktivitas tenaga kerja
yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32
tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal
dari pemanfaatan sumber daya alam intensif (hutan dan hasil tambang), arus
14
modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian
bukan berasal dari kemampuan produktivitas sumber daya manusia yang
tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini
merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas
sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi persaingan ekonomi.
15
Sebaliknya dapat dikemukakan bahwa satu-satunya kontrasepsi yang aman
dan dapat diandalkan untuk didistribusikan secraa komersial ialah kondom, yang
menempatkan kesuburan secara tegas dalam pengendalian pria. Semua metode
yang diterapkan kepada wanita memerlukan setidak-tidaknya semacam bantuan
atau pengawasan professional, selain itu bila lebih perlu lagi, dilakukan
pembedahan sterilisasi baik untuk wanita maupun pria. Selain itu pemerintah
juga membuat kebijakan untuk membatasi kelahiran. Contohnya, pendidikan
kependudukan disekolah-sekolah, ditariknya tunjangan keluarga setelah tiga
anak, meningkatkan usia kawin minimal, menegaskan bahwa bantuan dibarengi
adanya pengendalian penduduk dengan pembentukan badan-badan khusus untuk
menangani masalah kependudukan, dan lebih banyak riset tentang pemilihan
jenis kelamin anak, tegnologi kontrasepsi yang diperbaiki, dan tentang sarana-
sarana social untuk mencapai tujuan fertilitas.
Pertumbuhan penduduk juga membuat lebih sulit untuk menaikkan tingkat
kehidupan, dan bahwa mengekang kesuburan umat manusia merupakan kondisi
yang penting bagi perbaikan itu. Masalah lain dari adanya ledakan penduduk
ialah pada bidang polusi, pangan, sumber daya yang tidak dapat diperbarui dan
energi.
Akhir-akhir ini produk pertanian dan industri telah menggunakan alat yang
menimbulkan tingkat polusi udara dan air yang tidak dapat dibiarkan lagi.
Karbon dioksida akan menaikkan temperature di seluruh dunia, karena gas ini
mempunyai tendensi yang kuat mengabsorbsi radiasi pada gelombang yang
banyak menyalurkan radiasi dari bumi. Oleh karena itu , lebih banyak
karbondioksida di atmosfer berarti lebih banyak radiasi yang terjebak dan
menimbulkan “efek rumah kaca”. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan
memperbanyak tumbuhan hijau untuk mengembalikan keseimbangan oksigen
dan karbondioksida. Adapun kebijakan dan usaha pemerintah dalam
menanggulangi kepadatan penduduk yaitu:
a) Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan
nasional, dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui
jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia
16
subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak. Meski program ini
cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai
berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
b) Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta
menetapkan tentang batas usia nikah.
c) Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak
kedua.
17
secara intelektual, anggun secara moral, dan siap menghadapi tantangan
zamannya. Pendidikan juga harus mampu melahirkan generasi bangsa yang
memiliki jiwa dan pikiran besar untuk membangun negerinya. Di sisi lain,
yang juga perlu disadari, pendidikan bukan tanggung jawab
pemerintah/negara semata. Pendidikan sebagai jalan kemajuan negeri ini
harus menjadi komitmen dan kesadaran bersama.
18
profesionalisme dan kompetensi yang ke semuanya dijiwai oleh nilai-nilai
religius sesuai dengan agamanya. Dengan kata lain, pengembangan sumber
daya manusia di Indonesia meliputi pengembangan kecerdasan akal (IQ),
kecerdasan sosial (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kependudukan merupakan hal-hal yang berhubungan dengan struktur,
jumlah, jenis kelamin, umur, perkawinan, kehamilan, kelahiran, kematian dan
lain-lain hingga ketahanan yang berhubungan dengan ekonomi, soisal, budaya
serta politik. Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu bangsa
atau negara. Sumber daya manusia harus memadai, baik dilihat dari segi
kuantitas maupun kualitas.
Dalam kependudukan dapat diketahui jumlah penduduk dengan
mengadakan sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi penduduk. Ada
beberapa kebijakan beserta contoh dalam kependudukan dalam pemerintahan
Indonesia, yaitu :
1. Kebijakan yang mempengaruhi variabel-variabel kependudukan, contoh :
program KB.
2. Kebijakan yang menanggapi perubahan-perubahan dalam bidang
kependudukan, contoh : pembukaan lapangan kerja baru seluas-luasnya.
3. Kebijakan yang mempengaruhi variabel-variabel kependudukan dapat
bersifat :
Langsung, contoh : pelayanan KB yang secara langsung mempengaruhi
besarnya penduduk dengan tujuan menurunkan kelahiran.
Tidak langsung, contoh : membatasi pemberian tunjangan beras bagi para
pegawai dimana tunjangan hanya diberikan untuk pegawai yang
bersangkutan, pasangannya, dan untuk maksimun 3 orang anak kandung.
20
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sofyan. 2015. Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli. Diakses
dari http://www.satujam.com/sumber-daya-manusia
Luthfita, Rianha. 2014. Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia. Diakses dari
https://lutfitariana.com/pengetahuan/upaya-peningkatan-sumber-daya-manusia
21