Anda di halaman 1dari 3

HUKUM BISNIS

Soal Ujian Akhir Semester Genap 2018/2019


DOSEN PENGAMPU : Dr. Hj.Noor Hafidah, SH, MH

IRMA (1810313120017)

REG A KELAS B
Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis

JURUSAN S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN
Jual Beli Perusahaan adalah jual beli yang bersifat khusus:

a. Mengapa jual beli perusahaan dikatakan jual beli yang bersifat khusus, jelaskan.

Jawab :

Jual beli perusahaan dikatan jual beli yang bersifat khusus karena jual beli perusahaan
merupakan suatu perbuatan perusahaan. Perbuatan perusahaan tersebut pun direncanalan
terlebih dahulu tentang untung dan ruginya serta segala sesuatunya dicatat dalam pembukuan.
Pihak dalam perjanjian adalah pengisaha ( orang atau badan hukum yang menjalankan
perusahaan. Barang yang menjadi objek adalah barang dagangan. Pengangkutan merupakan
sarana utama. Dan yang paling penting yaitu selalu diikuti oleh syarat-syarat (beding).

Peraturan jual beli perusahaaan

1. Warsaw oxford rules 1928-1932 yang mengatur beding cost insurance and freight ( CIF )

2. Inco – term 1953-1980

3. UCP ( uniform customs and pratice for documentary credits ) 1962-1974, UCP 500- 1983.

Karena adanya syarat-syarat (beding) itulah jual beli perusahaan dikatan jual beli yang bersifat
khusus dan harus pikirkan dengan sebaik-baiknya tentang untung dan rugi dan selalu di catat di
dalam pembukuan.

b. Apa pengertian saudara tentang jual beli perusahaan?

Jawab:

Di dalam Buku III bab V KUHPerdata, pasal 1457 menjelaskan tentang pengertian jual beli. Jadi
didalam buku tersebut jual beli adalah suatu persetujuan dimana para pihak penjual
mengikatkan diri untuk menyerahkan suatu benda dan pihak yang lain/pembeli mengikatkan
diri untuk membayar harga benda sebagai yang sudah diperjanjikan.

Menurut zeylemaker, jual beli perusahaan adalah suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan
perusahaan, yakni perbuatan pedagang atau pengusaha lainnya yang berdasarkan
perusahaannnya atau jabatannya melakukan perjanjian jual beli.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jual beli adalah peristiwa sekaligus perbuatan hukum. Karena
akibat dari jual beli ini diatur oleh UU. Lalu antara penjual dan pembeli ada hal dan kewajiban
yang menjadikan adanya hubungan antara mereka. Dan akibat dari perbuatan yang menjadi
peristiwa tersebut mengakibatkan terjadinya peralihan hak. Kalau terjadi peralihan hak maka
barang yang awalnya milik A tetapi sudah dibeli oleh B maka A tidak berhak lagi terhadap
barang tersebut.

c. Sebutkan subyek hukum dalam jual beli perusahaan.


Jawab:

1. Orang ( Persoon)

2. Badan Hukum (Redit Persoon)

d. Bagaimana bentuk prestasi dalam jual beli perusahaan, jelaskan.

Jawab:

Bentuk prestasi dalam jual beli perusahaan adalah Ekspor-Impor.Ekspor impor adalah prestasi
penjual dalam usahanya untuk menyerahkan barang kepada pembeli di seberang lautan. Ekspor
dilakukan oleh penjual di Indonesia (dalam negeri). Sedangksn impor dilakukan oleh penjual di
luar negeri. Jadi, ekspor impor adlah perbuatan penyerahan oleh penjual kepada pembeli. Ini
merupakan unsur pertama pembayaran. Unsur kedua ini pada umumnya dilkukan dengan
mempergunakan “devisa”, yaitu alat pembayaran luar negeri mengenai “Ekspor-Impor” dan
“lalu lintas devisa”, dan PP (L.N.1964-131), tentang “peraturan lalu lintas devisa”, dan PP no.11
tahun 1976 (L.N.1976-17), tentang “perubahan ekspor-impor dan lalu lintas devisa”, serta
perubahan yang akan terjadi. Sedangkan peraturan internasional “Uniform Customs and
practice for documentary credits” disingkat Uniform Customs) merupakan peratuean tentang
“cara-cara pembayaran yang harus dilakukan oleh pembeli melalui bank”.

Anda mungkin juga menyukai