PEMBAHASAN
serta pada hampir pada semua fungsi sel. Setip enzim bersifat spesifik bagi
substrat yang diubahnya menjadi suatu produk tertentu. Pada dasarnya, terdapat
ribuan enzim yang berlainan, tetapi hanya beberapa yang secara rutin diperiksa
Karena enzim terdapat di dalam sel, adanya peningkatan jumlah suatu enzim
dalam serum atau plasma umumnya merupakan konsikuensi dari cedera sel
sehingga molekul - molekul intrasel dapat lolos keluar. Dengan demikian, jumlah
enzim yang sangat berlimpah dalam serum digunakan secara klinis sebagai bukti
memiliki fisiologik di sana dan secara bertahap dibersihkan melalui rute ekskresi
mendiagnosis penyakit, seperti: infarktus otot jantung, prostat, hepatitis, dan lain-
lain. Ditemukannya suatu enzim dalam darah dengan tingkat berlebihan seringkali
menunjukkan adanya kerusakan sel di dalam organ yang sakit. Penyakit tertentu
2005).
Fungsi suatu enzim yaitu sebagai katalisis untuk proses reaksi biokimia yang
terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat berfungsi sebagai katalis
yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi,
seperti katalis lainnya maka enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi
kimia. Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut (Murray, dkk, 2003).
Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali melalui enzim
kinase dan fosfatase. Enzim juga berperan dalam menghasilkan pergerakan tubuh,
lainnya dalam membran sel umumnya adalah pompa ion yang terlibat dalam
transpor aktif. Enzim juga terlibat dalam fungsi – fungsi yang khas, seperti
mengandung enzim yang dapat menyerang sel, misalnya HIV integrase dan
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya
2.3.1 Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas,
enzimnya.
2.3.2 Koenzim
apoenzim. Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan
akseptor hidrogen.
Menurut Sherwood (2001) ada dua cara kerja enzim , yaitu model kunci
yang dapat berikatan dengan substrat . bagian tersebut disebut sisi aktif.
Substrat dimisalkan sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan
sisi aktif enzim (gembok). Setiap enzim memiliki sisi aktif yang tersusun
dari sejumlah asam amino. Bentuk sisi aktif ini sangat spesifik, sehingga
hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi
enzim.
Pada model ini sisi aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai dengan
bentuk substratnya. Sisi aktif enzim merupakan bentuk yang tidak kaku
(fleksibel). Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
maka enzim lepas dan kembali bereaksi dengan substrat yang lain.
sampa kali lebih cepat dari pada jika reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis.
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai
katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai
sisi aktif sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula.
Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi
enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer.
Lebih dari 5000 macam enzim telah ditemukan pada organisme hidup, dan
dinamai menurut sistem baku dan juga diberi nama umum yang sederhana. Pada
kedua sistem tersebut nama enzim pada umumnya diakhiri dengan ase dan
mencirikan substrat yang terlibat dan jenis reaksi yang dikatalisis. Sebagai
dari asam malat. Namun contoh di atas tidak menjelaskan siapkah penerima
Persatuan Internasional Biokimia memberi nama yang lebih panjang tapi lebih
deskriptif dan baku bagi semua enzim yang telah dicirikan dengan jelas. Sebagai
menunjukkan bahwa elektron dilepaskan dari sitokrom tertentu, yakni jenis c dan
asam malat terionisasi, dan molekul yang disingkat NAD adalah penerima atom
hidrogen. Tabel berikut mencantumkan enam kelas utama enzim berdasarkan tipe
Tidak semua enzim, baik yang bekerja ekstrasel maupun intrasel, dapat
digunakan untuk tujuan memastikan diagnosis suatu penyakit atau menilai suatu
isozim bagi suatu jaringan seperti yang telah dibicarakan, kemudahan cara
Selain itu, keserasian atau keterbiasaan dengan suatu enzim yang telah dikenal
baik kinerjanya sebagai petanda proses juga merupakan suatu hal yang selalu
2. Aldolase.
3. Amylase-α.
(GOT).
5. Fosfatase alkali.
6. Fosfatase asam
7. Glutamil transferase.
8. Glutamate dehidrogenase.
9. Isositrat dehidrogenase.
10. Kimotripsin.
11. Kolinesterase.
12. Kreatinkinase.
14. Lipase.
15. 5-nukleotidase.
16. Tripsin.
Beberapa enzim lain juga sering diukur untuk menilai suatu keadaan. Enzim
glukosa-6 fosfat dehidrogenase (G6PDH) dalam sel darah merah sering dinilai
(SOD) dan glutation peroksidase dismutase (GSH-Px) sering pula diukur untuk
Amilase adalah enzim yang berasal dari pankreas, kelenjar ludah, dan
pankreatitis akut, kadar amilase serum meningkat menjadi dua kali lipat
inflamasi, nyeri yang berat, dan nekrosis akibat enzim pencernaan (termasuk
Enzim ini dihasilkan oleh sejumlah organ, seperti kelenjar liur, kelenjar
pancreas, kelenjar air mata, kelenjar prostat, cairan semen, testis, ovarium,
tuba faloppi, uterus, paru – paru, susu, otot lurik dan jaringan lemak
(Wirawan, 2012).
abdomen yang mengenai kandung empedu (batu atau saluran empedu) dan
kadar amilase serum apakah normal atau agak naik, terutama jika klien
cairan abdomen, cairan asites, efusi pleura, dan saliva (Wirawan, 2012).
Ada dua jenis isoenzim amilase, jenis P (berasal dari pankreas) dan jenis
(Wirawan, 2012).
a. Spuit 3cc.
e. Blue tip.
f. Yellow tip.
g. Kuvet.
h. Spektrofotometer
i. Sentrifugator.
l. Alkohol 70%
5. Prosedur Kerja :
6. Nilai normal : Nilai normal amilase darah adalah <100 U/L untuk pria
dan wanita.
7. Masalah Klinis
negatif palsu.
c. Kontaminasi saliva pada spesimen dapat terjadi akibat batuk, bersin,
atau berbicara, saat tabung terbuka. Hal ini dapat menyebabkan hasil
positif palsu.
tulang baru0, enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal,
plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase Alkali
Pada orang dewasa sebagian besar kadar ALP berasal dari hati,
sedangkan pada anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Juka terjadi
kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi
peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut
kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (Baron, D.N,2014).
Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20x lipat nilai
normal) pada sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati
dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis kronik aktif, dan
pada penyakit paget. Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada anak, baik
membedakan penyakit hati dan tilang. ALP1 menadakan penyakit hati dan
jika gambaran klinis tidak cukup jelas untuk membedakan ALP hati
–GT. Kadar GGT dipengaruhui oleh pemakaian alcohol, karena itu gamma-
(Widmann,1989).
2. Prinsip :
(Kee,2007).
4. Nilai Rujuakan
Anak : bayi dan anak (usia 0-12 tahun) : 40-115 U/l. Anak berusia
5. Masalah Klinis
(inderal).
B. Peningkatan kadar : penyakit obstruksi empedu (ikterik), kanker
obat di atas).
(Kee,2007).
pada pemakai alkohol, barbiturat, fenitoin dan beberapa obat lain tertentu.
Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma memproduksi lebih banyak
peminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi
orang yang minum alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan
tetap meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan alkohol dihentikan. Tes
phosphatase,ALP).
terhadap banyak obat dan racun. Mekanisme yang biasa untuk efek ini
kadar GGT akan menunjukkan penurunan yang signifikan satu hingga dua
GGT juga dapat dilepaskan ke dalam sirkulasi dari ginjal dan prostat,
misalnya pada pasien dengan infark ginjal atau kanker prostat. Miokard
GGT serum, meskipun dalam kasus-kasus sumber GGT adalah hati. kadar
GGT lebih tinggi pada orang gemuk dan juga bereaksi lebih nyata untuk
mengkonsumsi alkohol.
Gamma glutamil transferase (GGT) dalam sebuah enzim berguna
lain untuk dijadikan suatu akseptor. Hal ini ditemukan dalam semua sel
tubuh kecuali miosit dengan konsentrasi sangat tinggi dan ditemukan juga
di dalam sel-sel sistem hepatobiliary dan ginjal. Tingkat yang tinggi juga
dari sirkulasi oleh serapan hati dan memiliki waktu paruh dalam plasma
sekitar 4 hari. Tingkat GGT serum biasanya meningkat pada pasien dengan
hepatitis akut.
adalah enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam
jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot
Kadar dalam serum ini akan meningkat lebih awal dan tetap akan
dalam gugus asam amino, peptida atau air (membentuk glutamat). GGT
metabolisme leukotriene. Selain itu, hal ini juga terlibat dalam metabolisme
penyakit hati, sistem empedu, dan pankreas. Dalam hal ini, mirip dengan
John's Wort, dan aspirin. Peningkatan tingkat GGT mungkin juga karena
1. Masalah Klinis
positif palsu.
G. Catat hasil.
4. Nilai normal Gamma-GT berdasarkan suhu reaksi :
gliserol sehingga dapat diserap didalam usus dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Enzim lipase memecah molekul lemak yang besar berasal dari makanan
pemecahan lemak (makanan) pasti akan terjadi didalam sel, namun reaksi
pancreas, mulut dan perut. Dari ketiga sumber tersebut, enzim lipase yang
lemak juga dipecah oleh lipase atau lebih tepat disebut dengan gastric
mencapai usus halus. Di usus halus inilah proses pencernaan lemak yang
pankreatik lipase ini bukanlah lemak yang murni berasal dari makanan,
tetapi terlebih dahulu lemak tersebut di ubah menjadi fat globules oleh
asam empedu yang dihasilkan oleh hati dan dilepaskan oleh empedu.
2006).
lipase dan amilase meningkat pada awal penyakit, tetapi lipase serum dapat
serum kembali normal setelah kira-kira 3 hari. Lipase serum berguna untuk
Tujuan:
Prinsip:
menjadi co-lipase dan bile acid. Kombinasi co-lipase, bile acid dan
2017).
Cara kerja:
1. Dewasa : 20-180 IU/l, 114-286 U/l, 14-280 U/l (Satuan SI). (Nilainya
3. Bayi : 9-105 IU/l pada suhu 37°C. 20-136 IU/l pada suhu 37°C
(Qomariyah. 2017).
Masalah klinis:
E.N. Kosasi & A.S Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Edisi
Joyce Lefever Kee, pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostic, Edisi 9, EGC,
Jakarta, 2007
Murray, Robert K, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Qomariyah, Hj. Nurul. 2017. Analisa Enzim Lipase. Program Studi DIII Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
Sacher, Ronald A. Richard, McPherson A. 2006. Enzim Lain yang Bermanfaat dalam
Diagnosis Klinis Dalam Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Edisi 11. Jakarta : EGC.
Sherwood, Lauralee. 2001. Dalam : Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi
2.Sistem Pencernaan. Jakarta : EGC.
Wirawan, Riadi. 2012. Faal Pankreas. Bio Medika Laboratorium Klinik Utama. Vol.
22. Hal : 39-45.