Anda di halaman 1dari 217

Percayalah,

Bahwa Tuhan telah merencanakan


setiap pertemuan-pertemuan hebat sejak jauh-jauh hari.
Dengan maksud yang kini belum kita mengerti,
dengan maksud yang masih harus kita cari dan pahami.
Termasuk pertemuan Anda dengan buku ini. Hari ini.
Selamat Berkelana!

GERAKAN MENULIS BUKU INDONESIA


Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002

Tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah). Pasal 114 Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan
dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan mengetahui membiarkan
penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak
Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus
juta rupiah). Pasal 115 Setiap Orang yang tanpa persetujuan dari orang yang
dipotret atau ahli warisnya melakukan Penggunaan Secara Komersial,
Penggandaan, Pengumuman, Pendistribusian, atau Komunikasi atas Potret
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 untuk kepentingan reklame atau periklanan
untuk Penggunaan Secara Komersial baik.
MODUL KIMIA
(Terintegrasi Keterampilan Abad 21
4C, HOTS, Literasi Dan PPK)

SUBAGIYO (2019)
MODUL KIMIA (Terintegrasi Keterampilan Abad 21 4C, HOTS, Literasi Dan PPK)
Copyright © Subagiyo

Penulis: Subagiyo
Editor: Aditya Kusuma Putra
Penata Letak: Arif Tunjung Pradana
Penata Sampul: Subagiyo
Sebagian ilustrasi diambil dari internet

Cetakan Pertama, Juli 2019


x + 207 hal; 18,2×25,7 cm
ISBN: 978-602-457-307-2

CV OASE GROUP
Jalan Sumbing Raya No. 27B, Mojosongo, Kec. Jebres
Surakarta, Jawa Tengah 57127

Dicetak oleh
Percetakan CV Oase Group
Isi di luar tanggung jawab percetakan

Katalog Dalam Terbitan


Hak cipta dilindungi Undang-Undang
All Right Reserved
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
KATA PENGANTAR
Modul Kimia Terintegrasi Keterampilan abad 21 adalah buku mata pelajaran kimia
SMK Teknologi dan Rekayasa, yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh
peserta didik. Memuat materi dasar, materi diskusi, referensi prosedur percobaan, PTT,
PMTT, dan materi pengayaan, dengan metode belajar yang mengedepankan kolaborasi dan
kegiatan literasi. Masing-masing kompetensi dasar dilengkapi latihan soal untuk
mengetahui capaian tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya. Modul ini merupakan salah satu bahan referensi pelaksanaan proses
pembelajaran, sebagai respon minimnya buku pelajaran kimia bagi peserta didik SMK.
Penyusunan modul memberikan gambaran pembelajaran mengenai materi-materi yang
relevan, menantang peserta didik untuk melakukan eksplorasi-elaborasi-konfirmasi,
dengan cakupan kompetensi dasar sesuai Keputusan Dirjen Dikdasmen No.
464/D.D5/KR/2018 Tentang KI-KD Mapel kelompok A, B, C1, C2, C3.
Dalam rangka memenuhi amanat Perpres No 87 Tahun 2017 pasal 4 huruf a angka 1
tentang PPK, tentu menjadi sebuah keharusan untuk mengintegrasikan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler
dengan pelibatan pihak satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat, termasuk di
dalamnya lembaga swasta dan pemerintah. Pengembangan nilai-nilai karakter prioritas
dalam implementasi PPK, atas dasar terkait erat dengan berbagai program prioritas,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merekomendasikan 5 nilai karakter prioritas
terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu: nilai-nilai religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, dan integritas. Gerakan PPK adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik-jujur), olah rasa (esteteik-
peduli), oleh pikir (literasi-cerdas), dan olah raga (kinestetik-tangguh). Implementasi PPK
tersebut dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga
dan komunitas). Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mampu
mengimplementasikan PPK terutama berbasis kelas dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini, pendidikan berada di masa pengetahuan (knowledge age) dengan
percepatan peningkatan pengetahuan yang luar biasa. Percepatan peningkatan pengetahuan
ini didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut dengan information
super highway (Gates, 1996), informasi menjadi semakin cepat terdistribusi ke seluruh
penjuru dunia. Di abad ke 21, pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin
peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan
teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan serta kompetitif dengan
menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills). Tiga konsep pendidikan abad 21 telah
diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk
mengembangkan kurikulum baru. Ketiga konsep tersebut adalah 21st Century Skills,
scientific approach dan authentic assesment. Selanjutnya, tiga konsep tersebut diadaptasi
untuk mengembangkan pendidikan menuju Indonesia Kreatif tahun 2045.

v
Keterampilan abad 21 adalah (1) life and career skills (keterampilan hidup dan
berkarir, meliputi fleksibilitas dan adaptasi, inisiatif dan mengatur diri, interaksi sosial dan
budaya, produktivitas dan akuntabilitas, dan kepemimpinan dan tanggung jawab, bisa
dikategorikan sikap sosial dan kepribadian), (2) learning and innovation skills
(keterampilan belajar dan berinovasi, selanjutnya diistilahkan dengan keterampilan 4C
(Critical Thinking and Problem Solving; Crea-tivity and Innovation; Communication;
Collaboration), dan (3) Information media and techno-logy skills (keterampilan teknologi
dan media informasi, selanjutnya disebut literasi). Ketiga keterampilan tersebut dirangkum
dalam sebuah skema dan disebut dengan pelangi keterampilan pengetahuan abad 21/ 21st
century knowledge skills rainbow.
Pendekatan saintifik diadaptasi dari konsep Inovator’s DNA, dinyatakan bahwa
seseorang akan memiliki karakteristik sebagai inovator bila memiliki kemampuan untuk
mengasosiasikan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya (associating), bertanya tentang
hal yang belum pernah ada/belum pernah dilakukan (questioning), melakukan pengamatan
lingkungan sekelilingnya (observing), membuat jejaring untuk memperoleh hasil yang
lebih baik (networking) dan melakukan eksperimen untuk mencapai inovasi
(experimentin).
Penilaian autentik yang diterapkan dalam pembelajaran, merupakan pengukuran
yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Dalam American Library Association, penilaian autentik
didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan
sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. Ketiga konsep
di atas diimplementasikan ke dalam kurikulum 2013 pada satuan pendidikan, dan berlaku
secara nasional.
Adapun Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis,
logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajaran mencapai demensi
pengetahuan metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi,
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS mencakup demensi
kognitif analisis, merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek dari
sebuah konteks tertentu; evaluasi, merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta; dan mengkreasi, merupakan kemampuan berpikir dalam
membangun gagasan. Kurikulum 2013 tidak meng-hendaki kemampuan berpikir siswa
sebatas LOTS agar lahir generasi berkualitas, berkarakter, dan kompetitif guna
menghadapi persaingan di era globalisasi sekaligus era revolusi industri 4.0. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa implementasi keterampilan abad 21 adalah
pengintegrasian keterampilan 4C, HOTS, Literasi, dan PPK dalam proses pembelajaran,
termasuk di dalamnya penggunaan pendekatan saintifik dan penilaian autentik. Hal
tersebut menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan modul pembelajaran kimia
sebagaimana di maksud. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
berkontribusi secara langsung atau tidak langsung, mulai dari penyusunan hingga proses
penerbitan. Besar harapan penulis kiranya dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas

vi
pembelajaran peserta didik, dan bermuara pada kemajuan dunia pendidikan. Saran dan
kritik konstruktif sangat diperlukan guna tindak lanjut dan perbaikan di masa yang akan
datang.

vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................................... viii

PROGRAM TAHUNAN ....................................................................................................ix

PEMBELAJARAN SEMESTER GASAL ........................................................................ 1

Pembelajaran-1. KD 3.1 & KD 4.1................................................................................. 1

Pembelajaran-2. KD 3.2 & KD 4.2............................................................................... 15

Pembelajaran-3. KD 3.3 & KD 4.3............................................................................... 25

Pembelajaran-4. KD 3.4 & KD 4.4............................................................................... 54

Pembelajaran-5. KD 3.5 & KD 4.5............................................................................... 71

Pembelajaran -6A. KD 3.6A & KD 4.6A ..................................................................... 81

Pembelajaran -6B. KD 3.6B & KD 4.6B...................................................................... 87

PEMBELAJARAN SEMESTER GENAP ...................................................................... 97

Pembelajaran-6 C. KD 3.6C & KD 4.6C ..................................................................... 97

Pembelajaran -7. KD 3.7 & KD 4.7............................................................................ 117

Pembelajaran-8. KD 3.8 & KD 4.8............................................................................. 131

Pembelajaran-9. KD 3.9 & KD 4.9............................................................................. 152

Pembelajaran-10. KD 3.10 & KD 4.10....................................................................... 177

Pembelajaran-11. KD 3.11 & KD 4.11....................................................................... 188

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 205

BIODATA PENULIS ...................................................................................................... 207

viii
PROGRAM TAHUNAN
Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 464/D.D5/KR/2018
SMK TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Mata Pelajaran : KIMIA

Kompetensi dasar (kd- Kompetensi dasar (kd- Alokasi


3) 4) Materi pokok waktu
(pengetahuan) (keterampilan) (JP)
3.1. Menganalisis perubahan 4.1. Melakukan (rekom: 1.Pendahuluan
materi dan pemisahan memodifikasi) pemisahan 2. Materi dan Perubahanya 2 X 3 JP
campuran dengan berbagai campuran melalui praktikum 3. Pemisahan campuran
cara berdasarkan sifat fisika dan
sifat kimianya

4.2. Mengintegrasikan 1. lambang atom


3.2. Menganalisis lambang penulisan lambang unsur 2. formula/rumus kimia 2 X 3 JP
unsur, rumus kimia dan dengan rumus kimia pada 3. konsep mol
persamaan reaksi persamaan reaksi kimia 3. persamaan reaksi
berdasarkan kasus-kasus dalam 4. penyetaraan persamaan reaksi
kehidupan sehari-hari
4.3. Menentukan (rekom: 1. Struktur atom
3.3. Mengkorelasi struktur menalar) letak unsur dalam 2. Model atom 2 X 3 JP
atom berdasar konfigurasi tabel periodik berdasar 3. Struktur Elektron
elektron untuk menentukan konfigurasi elektron 4. Perkembangan SP
letak unsur dalam tabel 5. Kedudukan dan sifat unsur
periodik dalam SP

4.4. Mengintegrasikan proses 1. Konsep kstabilan atom 2 X 3 JP


3.4. Menganalisis proses
pembentukan ikatan kimia pada 2. Ikatan kimia (terutama ikatan
pembentukan ikatan kimia
beberapa sennyawa dalam antar atom)
pada beberapa senyawa
kehidupan sehari-hari dengan 3. Nomen clatur (trivial dan
dalam kehidupan sehari-hari
elektron valensi atom-atom terutama sistematik)
penyusunnya

4.5. Menggunakan (rekom: 1. Reaksi pembatas 2 X 3 JP


menalarkan) hukum-hukum 2. Hukum-hukum dasar kimia
3.5. Menerapkan (rekom: dasar kimia dalam perhitungan a. hk lavoisier
menganalisis) hukum-hukum kimia b. hk proust
dasar kimia,dalam c. hk dalton
perhitungan kimia. d. hk gaylussac
e. hk avogadro
3. VG STP
4. VG RTP

3.6; 4.6. [A] 2 X 3 JP


4.6. Membandingkan (rekom: 1. Konsentrasi
menunjukan/mempraktikan) 2. Konversi, pembuatan,
3.6. Menganalisis sifat
sifat-sifat larutan melalui dan pengenceran larutan
larutan berdasarkan konsep
praktikum berdasarkan konsep
asam basa dan PH larutan
asam basa dan PH larutan 3.6;4.6. [B] 2 X 3 JP
(asam kuat dan asam lemah,
(asam kuat dan asam lemah, 1. Derajat ionisasi Ka dan
basa kuat dan basa lemah)
basa kuat dan basa lemah) Kb
dalam kehidupan sehari-hari
dalam kehidupan sehari-hari 2. Uji derajad ionisasi
Larutan

Alokasi Waktu Semester - 1 14 X 3 JP

ix
3.6;4.6. [C]
1. Teori asam dan basa
2. PH larutan asam dan basa
3. Identifikasi asam basa 2 X 3 JP
dengan berbagai indikator
4. Penentuan PH dengan
percobaan

4.7. Membandingkan (rekom: 1. konsep bilangan oksidasi 2 X 3 JP


3.7. Menentukan (rekom:
menalarkan) antara reaksi 2. penyetaraan reaksi reduksi
menganalisis) bilangan
oksidasi dengan reaksi reduksi Oksidasi
oksidasi unsur untuk
berdasarkan hasil perhitungan 3. reaksi redoks dalam fenomena
mengidentifikasi reaksi
bilangan oksidasinya Korosi
oksidasi dan reduksi
3.8. Mengevaluasi 4.8. Mengintegrasikan antara 1. Potensial elektroda standart 2 X 3 JP
(:membuktikan-membuat hasil perhitungan E0 sel dengan 2. Elektrokimia
keputusan) proses yang proses yang terjadi dalam sel a. Sel Volta
terjadi dalam sel elektrokimia (menghitung E0 b. Sel elektrolisa
elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi-reaksi pada sel volta 3. Implementasi sel elektrokimia
sel, reaksi-reaksi pada sel dan sel elektrolisa, dalam kehidupan sehari-hari
volta dan sel elektrolisa, prosespelapisan logam) reaksi
proses pelapisan logam) yang digunakan dalam
yang digunakan dalam kehidupan.
kehidupan.

4.9. Mengatasi (rekom: 1. Kekhasan atom karbon


menyaji) dampak pembakaran 2. pengelompokan hidrokarbon 2 X 3 JP
3.9. Menganalisis struktur,
senyawa hidrokarbon terhadap alifatik dan siklik
sifat senyawa hidrokarbon
lingkungan dan kesehatan 3. Tata nama hidrokarbon alifatik
serta dampak pembakaran
berdasarkan hasil analisis dan siklik
senyawa hidrokarbon
struktur, sifat senyawa 4. Sifat-sifat fisis dan kimia
terhadap lingkungan dan
hidrokarbon hidrokarbon
kesehatan serta cara
5. Dampak pembakaran
mengatasinya
hidrokarbon
terhadap lingkungan
6. Uji identifikasi senyawaan
Hidrokarbon

3.10. Menganalisis proses 4.10. Mempresentasikan proses 1. Minyak bumi


teknik pemisahan fraksi- teknik pemisahan fraksi-fraksi 2. Pemisahan minyak bumi 2 X 3 JP
fraksi minyak bumi serta minyak bumi serta 3. Petro kimia
kegunaannya kegunaannya 4. energi alternatif terbarukan

3.11. Menganalisis struktur, 4.11. Mengintegrasikan 1.Struktur polimer


tata nama, sifat, kegunaan polimer dalam 2.Polimerisasi 2 X 3 JP
penggolongan dan kegunaan kehidupan sehari hari dengan 3.Penggolongan Polimer
polimer struktur, tata nama, sifat, 4.Nomen clatur
penggolongan polimer 5.Kegunaan polimer

Alokasi waktu semester - 2 12 x 3jp


Alokasi waktu total semester-1 dan semester-2 26 x 3jp
Alokasi waktu pas 2 x 3 jp
Alokasi waktu pat 2 x 3 jp
Alokasi waktu pts -1 1 x 3 jp
Alokasi waktu pts -2 1 x 3 jp
Alokasi waktu cadangan 6 x 3 jp
Alokasi waktu total 38x 3 jp

x
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

MODUL KIMIA
SMK TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Pembelajaran Terintegrasi Keterampilan Abad 21 (4C, HOTS, Literasi, dan PPK)

KOMPETENSI INTI:
KI -1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI- 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif,
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa pada pergaulan dunia
KI -3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup Simulasi dan Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang Teknologi dan
Rekayasa pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional
KI-4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup
Simulasi dan Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang Teknologi dan
Rekayasa.Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

Pembelajaran-1
Alokasi waktu: 2 X 3 JP

A. Kompetensi Dasar
Kd. 3.1. Menganalisis perubahan materi dan pemisahan campuran dengan berbagai cara
-C4
Kd. 4.1. Melakukan (direkomendasikan menjadi memodifikasikan) pemisahan
campuran melalui praktikum berdasarkan sifat fisika dan sifat kimianya -P4

1
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

B. IPK
3.1.1. Menguraikan peran kimia dalam kehidupan sehari-hari - C2
3.1.2. Menelaah metode ilmiah – C4
3.1.3. Membagankan klasifikasi materi – C4
3.1.4. Menelaah perubahan materi – C4
3.1.5. Mengemukakan pemisahan campuran sederhana – C3
4.1.1. Mempraktikan percobaan perubahan materi – P3
4.1.2. Memodifikasi pemisahan campuran secara sederhana – P4

C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
3.1.1. Menyebutkan 3 (tiga) peran kimia dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
melalui diskusi telaah pustaka/literasi secara bertanggung jawab -C2
3.1.2. Menyusun tahapan metode ilmiah dengan benar melalui kegiatan demontrasi
faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pelarutan gula dalam air yang
dilaksanakan secara mandiri dan penuh tanggung jawab -C4
3.1.3. Membagankan klasifikasi materi secara benar melalui diskusi telaah jenis-jenis
materi dalam mengembangkan kreatifitas dan kemandirian -C4
3.1.4. Menelaah perubahan fisika dengan benar melalui kegiatan demontrasi yang
didukung telaah pustaka/literasi secara bertanggung jawab -C4
3.1.5. Menelaah perubahan kimia dengan benar melalui kegiatan demontrasi yang
didukung telaah pustaka/literasi secara bertanggung jawab -C4.
3.1.6. Mengemukakan dengan benar cara pemisahan campuran melalui kegiatan diskusi
yang didukung telaah pustaka/literasi secara bertanggung jawab- C3
4.1.1. Secara kolaboratif mendemontrasikan perubahan materi dengan benar untuk
membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia–P3.
4.1.2. Memodifikasi pemisahan campuran secara tepat dalam kegiatan praktikum yang
dilaksanakan secara jujur –P4

D. Uraian Materi
Konsep syarat: Zat dan energi, fakta di lingkungan sekitar terkait materi dan
perubahanya, pengetahuan bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pendahuluan
1.1. Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan
Semua pihak sependapat bahwa setiap permainan dilengkapi dengan "Aturan
permainan‖. Seperti halnya dengan permainan sepak bola yang disertai dengan aturan
permainan. Alam semesta diciptakan Tuhan tentu juga disertai dengan aturan/hukum yang
berlaku bagi seluruh isi jagad raya, sebut saja hukum alam. Hukum alam sifatnya pasti dan
tidak pernah berubah (misal, benda yang dilempar ke atas akan jatuh ke bawah). Karena
sifatnya yang pasti, maka dapat dipelajari oleh manusia melalui telaah gejala alam yang
ada, dan melahirkan "ilmu pengetahuan alam" dengan berbagai cabang: fisika, biologi,
geologi, astronomi termasuk kimia, yang mempelajari tentang struktur, sifat, perubahan
materi serta energi yang menyertai perubahan materi. Cakupan bidang keilmuan kimia
meliputi antara lain: kimia anorganik, kimia karbon, kimia fisika, kimia analitik, dan
biokimia. Adapun hakikat ilmu kimia adalah bahwa suatu zat bisa mengalami perubahan,
sehingga sifat-sifatnya pun juga berbeda dengan semula. Sejatinya tiada yang abadi di

2
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
alam semesta, senantiasa berubah dan perubahan itu sendiri yang bersifat abadi.
Bagaimana dengan ilmu pengetahuan sosial?

1.2. Peranan kimia


Ilmu kimia sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari antara lain: (1)
memberikan kemudahan dan manfaat kesejahteraan, seperti pupuk, sabun, sampo, bahan
pengawet, pipa, plastik, obat-obatan, bensin, dan lain-lain; (2) mengatasi berbagai gejala
alam yang merugikan, misalnya pencegahan korosi dengan cara pengecatan, penyepuhan,
dan proteksi katodik; (3) berperan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya alat
pendeteksi tingkat pencemaran, atau alat untuk menentukan kadar zat dalam suatu sample;
(4) berperan menyelesaikan masalah, pencemaran lingkungan dan krisis energi merupakan
permasalahan global. Ilmu kimia berperan penting untuk menemukan alternatif pemecahan
masalah, antara lain dengan mengemukakan energi alternatif dan atau energi terbarukan
(energi surya, geothermal, energi angin, energi gelombang laut, bio energi, dll). Adapun
manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang, mencakup antara lain: bidang kedokteran,
bidang pertanian, bidang geologi, bidang biologi, bidang hukum, bidang pemesinan,
bidang teknik sipil, bidang arkeologi, bidang industri kosmetik. Melalui kegiatan literasi
berbagai sumber belajar, buku teks, lingkungan sekitar, dan internet, tentu anda dapat
mengemukakan lebih banyak mengenai peranan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari.

1.3. Metode ilmiah


Ilmu kimia terdiri dari teoritis dan empiris yang saling mendukung. Kajian teoritis
merupakan usaha untuk menerapkan hukum-hukum fisika dan teorema matematika guna
mengungkap sifat dan gejala alam. Kajian empiris merupakan usaha untuk menemukan
keteraturan berdasarkan fakta yang ada di alam dengan menggunakan metode ilmiah.
Kedua kajian tersebut menghasilkan konsep atau prinsip yang melahirkan hukum-hukum
kimia. Kajian yang diterapkan untuk mengembangkan ilmu kimia menggunakan langkah-
langkah sistematis. Langkah-langkah ilmiah dan rasional untuk mengungkap suatu
permasalahan tersebut disebut dengan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah proses
berpikir untuk memecahkan masalah (semua bidang) secara sistematis, empiris, dan
terkontrol.
Tahapan metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. merumuskan masalah
2. merumuskan hipotesa
3. mengumpulkan data
4. menguji hipotesa
5. merumuskan kesimpulan.
Alur berpikir dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut: perumusan masalah –
pengajuan hipotesis – pengumpulan data - pengujian hipotesis – kesimpulan – teori baru.
Adapun sikap ilmiah dalam melakukan penelitian ilmiah antara lain:
1. membedakan fakta dengan gosip/mitos
2. jujur, berani dan santun dalam bertanya/berargumen
3. introspeksi diri
4. mengembangkan rasa ingin tahu
5. peduli pada lingkungan, sosial, dan budaya
6. setiap keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah

1.4. Keselamatan kerja laboratorium

3
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Untuk menjaga kelancaran dan keselamatan kerja laboratorium, penting untuk
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. tata tertib laboratorium
2. pemeliharaan, penyimpanan, dan penggunaan bahan kimia
3. jenis-jenis bahaya dalam kerja laboratorium, pencegahan dan
penanggulanganya
4. standar operasional prosedur (SOP)

2. Konsep materi
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan volume sehingga setiap materi selalu
punya ruang/menempati ruang dan memiliki massa, namun tidak selalu memiliki berat.
Tahukah anda mengenai perbedaan massa dan berat?

2.1. Sifat-sifat materi


Definisi: Ciri khas, untuk mengenali/membedakan suatu zat dengan zat yang lain.
Misalnya, kita bisa bedakan minyak tanah dan bensin dengan bau ataupun warnanya. Sifat-
sifat materi ini dibedakan alas sifat fisika dan sifat kimia.
Sifat kimia adalah sifat yang berhubungan dengan pembentukan zat baru, contoh bensin
dibakar menghasilkan zat CO2 dan uap air. Sedang sifat fisika adalah sifat yang tidak
berkaitan dengan pembentukan zat baru, contoh bau khas dan bensin. Sifat-sifat fisika
yang penting meliputi antara lain: kerapatan, kelarutan, kekerasan, bau, rasa, warna,
kemagnetan dan wujud, Bagaimana perihal sifat hantar listrik?

2.2. Perubahan materi


Segala bentuk perubahan zat di alam dikelompokkan dalam perubahan fisika dan
perubahan kimia.
Contoh perubahan fisika: perubahan wujud dari air, dan silakan untuk dikritisi
Padat Cair

Gas
Contoh perubahan kimia:
matahari
Karbondioksida + air glukosa + oksigen
Dari contoh tersebut dengan didukung sumber belajar yang kredibel, tentunya anda dapat
mengemukakan definisi dan perbedaan perubahan fisika dan perubahan kimia.

2.3. Energi
Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja, karena setiap zat
memiliki massa, maka setiap zat mengandung sejumlah energi, sehingga setiap perubahan
zat selalu diikuti perubahan energi. Perubahan zat (reaksi) yang membutuhkan energi
disebut reaksi endoterm dan yang yang menghasilkan atau melepas energi disebut reaksi
eksoterm. Melalui kegiatan literasi, anda akan mengetahui lebih dalam mengenai contoh-
contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.

4
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
2.4. Klasifikasi materi
Berbagai jenis/kelompok materi di alam semesta dapat disusun/diskemakan dalam
bagan klasifikasi materi sebagai berikut:

ZAT / MATERI

Campuran Zat Murni/Tunggal

C. Homogen C. Heterogen Senyawa Unsur

Perhatikan bagan klasifikasi tersebut di atas dan contoh masing-masing


kelompok/golongan dalam pengelompokan materi sebagai berikut:
Contoh zat/materi : besi, air, campuran air dan gula, oksigen, campuran air dan
minyak
Contoh zat tunggal ; besi, air, oksigen, hidrogen, emas, perak
Contoh campuran : campuran air dan gula, campuran air dan minyak, kuningan
Contoh unsur : besi, hidrogen, oksigen, emas, perak
Contoh senyawa : air, alkohol, asam cuka, gula, garam dapur
Contoh campuran homogen : campuran air dan gula (sirup)
Contoh campuran heterogen : campuran air dan minyak
Melalui kegiatan literasi manual/digital, silahkan anda berkolaborasi bersama teman untuk
melengkapi form di bawah ini:

No Klasifikasi materi Definisi Sumber belajar


1 Zat/Materi
2 Zat tunggal
3 Campuran
4 Unsur
5 Senyawa
6 Campuran homogen
7 Campuran heterogen

Lengkapi pengetahuanmu perihal definisi materi, zat tunggal, campuran, campuran


homogen, campuran heterogen, unsur, dan senyawa dengan deskripsi sebagai berikut:

Deskripsi Unsur:
Jika kita bisa membuat kalimat dengan sebuah abjad, kita juga bisa membuat berbagai
jenis lagu hanya dengan tujuh not saja. Begitu juga berbagai jenis materi dapat dibuat dan
suatu unsur.
Contoh air (H2O) dihasilkan dan reaksi hidrogen (H) dan Oksigen (O), sehingga air (H2O)
dapat diuraikan lagi (melalui reaksi) menjadi Hidrogen dan Oksigen. Sedang hidrogen dan
oksigen tidak dapat diuraikan lagi menjadi materi/zat lain yang lebih sederhana. Sehingga
hidrogen dan oksigen diklasifikasikan dalam kelompok unsur.

5
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Deskripsi Senyawa:
Jika unsur hidrogen dan oksigen digabungkan (bereaksi) akan menghasilkan suatu
senyawa (air). Hal penting dalam pembentukan senyawa adalah:
a. Karena melalui reaksi, maka senyawa merupakan zat baru, dengan sifat baru dan
berbeda dengan sifat unsur pembentuknya.
Contoh : logam Natrium bersifat racun dan gas klor juga bersifat racun yang sangat kuat,
jika kedua unsur tersebut bereaksi akan membentuk NaC1 (garam dapur) deangan
sifat yang berbeda dari unsur-unsur penyusunnya.
b. Pembentukan senyawa menggunakan perbandingan tetap (HK. PROUST).
Contoh: Air selalu mengandung hidrogen dan oksigen dan perbandingan berat 1: 8.
1 gram hidrogen + 8 gram oksigen = 9 gram air
2 gram hidrogen + 16 gram oksigen = 18 gram air
5 gram hidrogen + 16 gram oksigen = ---- gram air
Deskripsi Campuran:
Contoh campuran : 1) Gula + air
2) Semen + pasir + gamping
3) Air + minyak
Contoh 1, tergolong campuran homogen, sedangkan contoh 2, dan 3,
tergolong campuran heterogen. Hal penting dalam pembentukan campuran
adalah tanpa melalui reaksi kimia, dan tanpa menggunakan perbandingan
tetap (perbandingan boleh bervariasi)
Berdasar deskripsi di atas dan didukung berbagai sumber belajar lain,
diharapkan anda dapat menyusun perbedaan dan persamaan antara unsur dan senyawa, dan
antara campuran dan senyawa.

3. Pemisahan Campuran

3.1. Dasar pemisahan


Zat atau materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran tersebut memiliki
perbedaan sifat. Hal tersebut yang mendasari pemisahan campuran atau dasar pemisahan.
Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain:
o Perbedaan ukuran partikel
o Perbedaan titik didih
o Perbedaan kelarutan
o Perbedaan pengendapan
o Difusi (pergerakan mengalir dan bercampur)
o Adsorpsi (penyerapan sampai permukaan)

3.2. Cara/metode pemisahan


Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan cara, antara lain:
1. Kristalisasi: cara pemisahan dilakukan untuk memisahkan zat padat dari larutanya
(berdasar perbedaan titik beku dan kelarutan), dengan menguapkan pelarutnya. Zat
padat lewat jenuh akan membentuk kristal.
2. Distilasi/penyulingan: proses pemisahan komponen campuran berdasar perbedaan
titik didih. Pemisahan minyak bumi menjadi berbagai macam bahan bakar
dilakukan dengan cara distilasi.
3. Kromatografi: proses pemisahan komponen campuran berdasar perbedaan cepat

6
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
rambat dalam medium perambatan (perbedaan migrasi dan distribusi senyawa atau
ion-ion di dalam dua fase yang berbeda/fase gerak/eluen dan fase diam/adsorben)
4. Sedimentasi : proses pemisahan komponen campuran berdasar ukuran mudah
tidaknya suatu zat larut dalam zat cair. Pengendapan dilakukan dengan cara
mendiamkan campuran beberapa saat, atau dengan menggunakan alat pemutar
(sentrifugal).
5. Filtrasi/penyaringan: pemisahan campuran dengan menggunakan alat penyaring.
Kertas saring akan mampu menahan partikel campuran yang berukuran cukup
besar.
6. Dekantasi: prinsip kerjanya serupa dengan cara filtrasi, namun pada campuran ini,
zat padat tidak larut dalam zat cair sebagai contoh pasir dalam air. Pada pemisahan
cara dekantasi tanpa kertas penyaring, dituang pelan-pelan melalui batang
pengaduk.

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Tugas terstruktur PTT: melakukan kerja ilmiah


1.Rancanglah sebuah percobaan yang terkait kerja ilmiah mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh pada kelarutan gula dalam air.
2. Isilah langkah kerja sebagaimana tercantum pada tabel sebagai berikut:
Tahapan Uraian kegiatan
Penemuan masalah
Perumusan masalah
Kajian pustaka
Variable percobaan
Hipotesis
3. Lakukan percobaan sesuai rancangan, dan catat data hasil percobaan guna menyusun
kesimpulan
4. Susun laporan percobaan untuk dikomunikasikan.

2. Tugas tidak terstruktur PMTT: (pilih salah satu item)


1.Susun sebuah kajian mengacu berbagai sumber belajar perihal peran ilmu kimia
dalam kehidupan sehari-hari
2. Lakukan pengamatan dalam ruang laboratorium atau bengkel, telaah hasil
pengamatanmu terkait K3 di lingkungan laboratorium atau bengkel sekolah dan
sekitarnya.

3. Materi diskusi-1
(1) bagaimana membagankan jenis-jenis materi,
(2) bagaimana membedakan perubahan fisika dan kimia dengan mengamati
demontrasi sebagai berikut, kemudian lakukan identifikasi perubahan materi yang
terjadi.
a. perubahan es menjadi air
b. batu kapur dilarutkan dalam HCl
c. garam dapur dilarutkan dalam air
d. kertas dinyalakan menjadi arang
e. lilin dinyalakan
(3) bagaimana membedakan senyawa dan campuran

7
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
(4) bagaimana membedakan campuran homogen dan heterogen

4. Materi diskusi-2
(1) bagaimana menyusun rancangan (prosedur) percobaan/kerja laboratorium
pemisahan campuran dengan cara:
1. kromatografi kertas
2. distilasi air sumur
3. kristalisasi larutan garam dapur
4. Filtrasi larutan Cu(OH)2
5. Dekantasi air keruh
Masing-masing kelompok menyelesaikan 1 item (diundi), didiskusikan terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan praktikum (paling lambat 1 hari sebelum jadwal praktikum,
prosedur percobaan sudah dikonsultasikan), dengan mengedepankan kreatifitas dan
modifikasi.

5. Berikut ini adalah contoh prosedur percobaan untuk digunakan sebagai bahan referensi:

Prosedur Percobaan - 1
Judul : Kromatografi Kertas
Tujuan :
Dasar teori :

Alat dan Bahan


Alat-alat
1. Gelas Kimia 100 ml 1 buah
2. Kertas Saring 5 buah
3. Penggaris 1 buah
4. Pensil 1 buah
5. Gunting 1 buah

Bahan-bahan
1. Tinta Hitam secukupnya
2. Tinta Biru secukupnya
3. Tinta Merah secukupnya
4. Tinta hijau secukupnya
5. Tinta coklat secukupnya
6. Air Suling secukupnya

Prosedur Kerja
Dalam pelarut air suling
1. Dipotong kertas saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 6 cm
2. Diberi tanda batas pada bagian atas dan bawah 1 cm
3. Diberi noda atau tinta
4. Dimasukkan dan digantung dalam gelas kimia yang berisi 10 ml air suling
5. Ditunggu hingga pelarutnya tidak dapat naik
6. Dikeringkan kertas saringnya
7. Dan diamati warna apa saja yang nampak setelah percobaan.
8. Hasil pengamatan dianalisis

8
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Data Pengamatan

No. Hasil Pengamatan


1. Spidol warna merah setelah dicelupkan menghasilkan warna ......merah
muda,
2. Spidol warna hitam setelah dicelupkan menghasilkan warna ........lat, buda,
da.
3. Spidol warna hijau setelah dicelupkan menghasilkan warna ....ijau toru
muda.
4. Spidol warna coklat setelah dicelupkan menghasilkan warna ....oklat
muuning.
5. Spidol warna Biru setelah dicelupkan menghasilkan warna ...biru muau
tosca
Analisis data:
Kromatografi kertas ini digunakan untuk menegtahui komponen-komponen
penyusun warna dari spidol tersebut
1) Warna merah tersusun dari warna: ...............................uning
2) Warna hitam tersusun dari: ...............................biru
3) Warna biru tersusun dari warna: ..............................
4) Warna hijau tersusun dari: ..............................
5) Warna cokelat tersusun dari: ..............................

KesKesimpulan:
Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa:
1. Kromatografi kertas merupakan jenis kromatografi cair-cair, di mana fase diamnya
adalah ....
2. Kromatografi kertas terbagi dalam 3 tahap yaitu tahap :.....
3. Pada percobaan ini, fase diamnya adalah air yang terikat pada kertas (selulosa) dan fase
geraknya adalah .................
4. Kromatografi kertas ini digunakan untuk mengetahui komponen-komponen penyusun
warna dari .........
5. Warna-warna yang terurai ini akibat dari proses pemurnian yang merupakan komponen
satu warna dan naiknya air menyebabkan komponen penyusunan warna akan ......
6. Komponen-komponen warna akan terpisah satu sama lain berdasarkan ..........................

Prosedur Percobaan-2

Judul Percobaan: Filtrasi dan sublimasi


Tujuan:
Dasar teori:
. Alat dan Bahan

Filtrasi
Alat filtrasi
Gelas kimia 2 buah kaki tiga 1 buah
Pemanas spirtus 1 buah corong kaca 1 buah
Kertas saring 1 lembar spatula 1 buah
Kassa 1 buah

9
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Bahan filtrasi
Tablet norit (karbon aktif) 2 buah
Air mineral

Sublimasi
Alat sublimasi
Gelas kimia 2 buah kaca arloji 1 buah
Pemanas spirtus 1 buah spatula 1 buah
Kassa 1 buah
Kaki tiga 1 buah
Bahan sublimasi
Naftalena 2 buah

Prosedur Kerja
A. Filtrasi
1. Dua tablet norit dimasukkan ke dalam gelas kimia yang telah diisi fanta grape sebanyak
25 ml.
2. Kemudian dipanaskan dan diaduk sampai campuran norit larut sempurna.
3. Diamkan sampai terbentuk endapan kemudian disaring dengan corong yang telah
dilapisi dengan kertas saring, diamati dan dicatat perubahannya.

B. Sublimasi
1. Naftalen kotor (naftalen+pasir) yang telah dihaluskan sebanyak satu spatula dimasukkan
ke dalam gelas kimia 100 ml.
2. Gelas kimia ditutup dengan kaca arloji.
3. Es batu diletakkan di atas kaca arloji.
4. Gelas kimia dipanaskan perlahan menggunakan hotplate atau pembakar spirtus.
Kemudian
naftalen akan menguap dan membentuk kristal di bagian bawah kaca arloji.
5. Setelah dipanaskan, kristal yang terbentuk dikumpulkan dan diamati perbedaan naftalen
sebelum dan sesudah sublimasi ini.

Hasil Pengamatan:

Tabel pengamatan Filtrasi


Warna filtrate pada norit
Sebelum disaring Sesudah disaring
Sebelum dipanaskan: ..................................
Banyak gelembung, warna kuning
kehitaman, tablet norit langsung larut.
Sesudah dipanaskan: ....................................
Warna hijau kehitaman menjadi hitam
pekat.

10
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Tabel pengamatan Sublimasi
Sebelum sublimasi Setelah sublimasi
Warna kristal Bentuk kristal Warna kristal Bentuk kristal
Putih Serbuk .................. .................
Naftalen+pasir Naftalena ................................ ......................
jadi kotor menempel
pada tanah

Pembahasan
Berdasarkan praktikum filtrasi yang telah saya lakukan menggunakan sampel tablet
norit yang dilarutkan ke dalam 25 ml fanta grape. Kemudian dipanaskan sambil diaduk
sehingga campuran tersebut merata. Setelah merata kemudian diangkat dan didiamkan agar
mengendap lalu disaring, zat pengotor akan tertahan di........... Dan yang lolos dalam
penyaringan adalah .........dan tanpa endapan.
Berdasarkan praktikum sublimasi yang telah saya lakukan menggunakan naftalen kotor
(naftalen+pasir), dan ditambahkan air diaduk, di atasnya ditutup dengan kaca arloji yang
diberi es batu lalu dipanaskan di hotplate dengan suhu 95°C. Setelah beberapa menit
kemudian naftalen tersebut .............. dan naftalen tidak lagi menyatu dengan pasir, tetapi
naftalen berhamburan ke atas membentuk ............, sedangkan es batu yang di atas mencair
berangsur-angsur hingga menjadi air kembali.
Hal ini sesuai dengan teori proses sublimasi yaitu proses perubahan zat dari fasa padat
menjadi uap dan uap dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair.
(Kimiamagic, 2010)

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah saya lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada pemisahan campuran dalam minuman fanta grape setelah disaring hasilnya : ...........
Pada pemurnian naftalen akan terbentuk .............di bawah kaca arloji tersebut, dan
terbentuk .........di dalam gelas kimia tersebut.

5. Latihan Penilaian Harian-1.


1. Jelaskan perbedaan massa dan berat
2. Beri contoh perubahan fisika dan kimia
3. Jelaskan perbedaan perubahan fisika dan kimia
4. Jelaskan perbedaan senyawa dan campuran
5. Jelaskan persamaan unsur dan senyawa
6. Jelaskan perbedaan dari campuran homogen dan heterogen
7. Klasifikasikan materi berikut :
Udara, sabun, sabun lux, debu, air sumur, besi, emas, kuningan, sirup
8. Sebutkan tahap-tahap kerja ilmiah
9. Jelaskan cara memisahkan komponen dalam larutan gula
10. Deskripsikan pemisahan dengan cara (1) dekantasi; (2) filtrasi

6. Latihan Penilaian Harian-2.


1. Dari perubahan-perubahan berikut yang termasuk perubahan fisis adalah…..
a. telur menjadi busuk
b. lilin yang dibakar

11
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
c. gamping tersiram air
d. lilin melebur
e. peragian nasi
2. Dari perubahan-perubahan berikut yang termasuk perubahan kimia adalah….
a. larutan gula yang mengkristal
b. air menjadi es
c. ketela pohon menjadi tape
d. garam melarut dalam air
e. belerang mencair
3. Dari peristiwa berikut ini yang merupakan peristiwa kimia adalah….
a. bola lampu menyala
b. bel listrik bordering
c. mentega meleleh
d. ban mobil meledak
e. sumbu kompor minyak tanah menyala
4. Dalam perkaratan besi, massa besi sebelum berkarat….
a. sama dengan massa besi sesudah berkarat
b. lebih kecil dari massa besi sesudah berkarat
c. lebih besar dari massa besi sesudah berkarat
d. selalu sama dengan massa besi sesudah berkarat
e. selalu lebih besar dari massa besi sesudah berkarat
5. Hukum kekekalan mssa dikemukanan oleh…
a. Gay Lussac
b. Avogadro
c. Dalton
d. Proust
e. Lavoisier
6. Yang terjadi pada reaksi eksoterm adalah….
a. energi diserap
b. suhu akan turun
c. energi sistem tidak berubah
d. energi sistem berkurang
e. energi dihasilkan
7. Di antara pernyataan-pernyataan berikut yang benar adalah
a. larutan adalah campuran yang homogen
b. unsur adalah zat yang dapat diuraikan menjadi zat lain
c. larutan adalah campuran yang heterogen
d. campuran selalu mempunyai perbandingan tertentu
e. senyawa adalah campuran yang homogen
8. Batu kapur, air dan garam dapur merupakan contoh dari
a. senyawa
b. campuran
c. gas
d. unsur
e. campuran logam dan bukan logam
9. zat-zat berikut yang merupakan unsur adalah…..
a. gula pasir
b. garam dapur

12
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
c. udara
d. air
e. magnesium
10. Zat yang dapat diuraikan lagi dengan reaksi kimia menjadi zat-zat lain yang lebih
sederhana disebut….
a. larutan
b. campuran
c. logam
d. unsur
e. senyawa
11. Pernyataan berikut yang tidak tepat untuk suatu unsur adalah….
a. terdiri atas sejenis atom
b. bersifat homogen
c. dengan reaksi kimia biasa dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih
sederhana
d. tidak dapat bersenyawa dengan unsur lain
e. tergolong zat tunggal
12. Garam dapur dapat dimurnikan dari larutannya dengan cara
a. penyulingan
b. penyubliman
c. kromatografi
d. pengkristalan
e. penyaringan
13. Yang merupakan campuran adalah…..
a. garam dapur
b. gula pasir
c. air
d. emas 24 karat
e. udara
14. Kamfer (kapur barus) dapat berubah dari zat padat langsung menjadi gas.
Perubahan serupa ini disebut…..
a. pengembunan
b. penguapan
c. pelelehan
d. pengkristalan
e. penyubliman
15. Pernyataan yang menyebutkan bahwa dalam suatu senyawa perbandingan massa
unsur-unsur penyusunnya selalu tetap, dikemukakan oleh….
a. Berzelius
b. Dalton
c. Lavoisier
d. Avogadro
e. Proust

13
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
F. Konfirmasi Wali Murid/Orang tua

Rekapitulasi Kegiatan Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-1

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindaklanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 PH KD.3. ... KD.4 ...
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_____________________ ________________
Nama Terang Nama Terang

14
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran-2
Alokasi waktu: 2 X 3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.2. Menganalisis lambang unsur, rumus kimia dan persamaan reaksi -C4
4.2. Mengintegrasikan penulisan lambang unsur dengan rumus kimia pada persamaan
reaksi kimia berdasarkan kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari -K5

B. IPK
3.2.1. Mengimplementasikan ketentuan penulisan lambang atom– C3
3.2.2. Mendiagnosis penulisan rumus kimia – C3
3.2.3. Menelaah hubungan masa, Mr/Ar, dan mol – C4
3.2.4. Mengaitkan hubungan rumus empiris dan rumus molekul- C4
3.2.5. Menyusun persamaan reaksi – C3
4.2.1. Menalarkan hukum lavoisier dalam penyetaraan persamaan reaksi - K4
(keterampilan abstrak)
4.2.2. Menyajikan hubungan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa – K5
(keterampilan abstrak)

C. Tujuan pembelajaran
3.2.1.1. Melalui telaah pustaka (literasi) siswa dapat mengimplementasikan ketentuan
penulisan lambang atom dengan benar– C3
3.2.2. 1. Melalui telaah pustaka siswa dapat mendiagnosis penulisan rumus kimia secara
mandiri dengan benar – C3
3.2.3.1. Melalui telaah pustaka (literasi) siswa dapat membagankan hubungan masa,
Mr/Ar, dan mol dengan benar – C2
3.2.3.2. Siswa dapat mengkonversi satuan mol dengan gram secara mandiri dengan benar
melalui pengamatan bagan hubungan mol, L, jumlah partikel, dan Mr/Ar –C3
3.2.4.1. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat mengaitkan hubungan rumus empiris dan
rumus molekul secara mandiri dengan benar- C4
3.2.5.1. Melalui kegiatan diskusi yang bertanggungjawab siswa dapat menyusun
persamaan reaksi dengan benar– C3
3.4.5.2. Melalui diskusi telaah persamaan reaksi yang komunikatif siswa dapat
menyetarakan persamaan reaksi cara langsung dengan benar- C3
3.4.5.3. Melalui diskusi telaah persamaan reaksi yang komuniktif siswa dapat
menyetarakan persamaan reaksi cara tak langsung dengan benar –C3
4.2.1. 1. Melalui kegiatan diskusi siswa secara bertanggung jawab dapat menalarkan
hukum lavoisier dalam penyetaraan persamaan reaksi dengan benar –K4
(keterampilan abstrak)
4.2.2.1. Melalui diskusi telaah identifikasi rumus kimia siswa secara mandiri dapat
menyajikan hubungan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa dengan
benar –K5 (keterampilan abstrak)

15
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
D. Materi Pembelajaran
Konsep syarat: klasifikasi materi, sifat materi, dan perubahan materi.

1. Lambang Unsur
1.1. Sebelum abad 19
Para ahli kimia membuat lambang unsur dengan gambar (tidak sistematis).
Mengutip dari http://mafia.mafiaol.com/2012/08/lambang-unsur-zaman alkimia.html
dinyatakan bahwa: Lambang unsur zaman alkimia dan Dalton kurang praktis, cara
penulisan lambang unsur menggunakan gambar. Menjadi semakin rumit ketika jumlah
unsur yang berhasil ditemukan para ilmuwan bertambah sebagaimana disajikan dalam
daftar sebagai berikut:

Berdasar lambang unsur tersebut di atas, silakan berkolaborasi dengan teman untuk
merangkai gambar yang menyatakan senyawa CO2, H2O, SO3, dan HNO3.

1.2. Lambang unsur menurut JJ BARZELIUS


Kelemahan penggunaan lambang unsur berupa gambar, pada 1813 mendorong seorang
ahli kimia Swedia bernama J. Jakob Berzelius (1779–1848) untuk mengusulkan penulisan
lambang suatu unsur dengan berpedoman pada hal-hal berikut:
o Jika hanya terdiri atas satu huruf, lambang tersebut ditulis dengan huruf kapital,
lambang unsur diambil dari huruf pertama nama unsur yang bersangkutan dalam
nama Latinnya. Contoh: Hidrogen = H; Oksigen = O; Nitrogen = N; Kalium = K
o Jika hanya terdiri atas dua huruf, bilamana ada dua atau lebih unsur yang memiliki
nama Latin dengan huruf pertama yang sama, maka lambang salah satu unsur
tersebut ditambah satu huruf lagi yang dipilih dari namanya. Huruf tambahan
ditulis dengan huruf kecil setelah huruf pertama. Contoh: Kalsium = Ca; Nikel = Ni;
Seng = Zn
Gagasan Berzelius tersebut, kemudian menjadi konvensi yang bersifat internasional
oleh organisasi Kimia sedunia, IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry) dan dijadikan dasar dalam penulisan lambang-lambang unsur yang terdapat
dalam Sistem Periodik Unsur. Penulisan reaksi kimia menjadi lebih mudah dan praktis
dengan menggunakan lambang unsur ini. Sejalan dengan bertambahnya penemuan unsur-
unsur baru maka IUPAC menetapkan aturan lain pemberian lambang unsur, khususnya
mulai unsur yang ke-104 dan selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
o Nama semua unsur diakhiri dengan -ium, baik unsur yang berupa logam maupun
non logam.
o Lambang unsur terdiri atas tiga huruf yang merupakan rangkaian huruf awal dari
akar kata nomor (atom) unsur tersebut.
o Lambang unsur diberikan berdasarkan nomor (atom) unsur tersebut, yaitu:
0 = nil 3 = tri 6 = hex 9 = enn

16
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
1 = un 4 = quard 7 = sept
2 = bin 5 = penta 8 = okt
Berdasarkan aturan tersebut di atas, maka unsur nomor 104 diberi lambang Unq
(Unnilquardium), unsur nomor 107 diberi lambang Uns (unnilseptium), dan unsur nomor
109 diberi lambang Une (unnilennium).

2. Rumus Kimia/Formula Kimia


Rumus kimia dibedakan:
2.1. Rumus Kimia Unsur
a.) Untuk rumus monoatomik mempunyai rumus sesuai dengan lambang
unsurnya.
Contoh : Emas, rumus kimianya Au
Besi, rumus kimianya Fe
Belerang rumus kimianya S
b.) Unsur diatomik meliputi H, O,N, CI, F, Br,I
mempunyai rumus kimia H2, O2, N2, C12, F2, Br2, I2
2.2. Rumus Kimia Senyawa
Dibedakan atas rumus empiris dan rumus molekul.

 Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-


atom unsur yang menyusun molekul senyawa tersebut_ _ _ dibahas lebih
lanjut pada bagian berikutnya.
 Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom unsur
yang menyusun satu molekul senyawa tersebut.
Contoh satu partikel/molekul air (H2O) tersusun dari tiga buah atom, yaitu 2
buah
atom hidrogen dan 1 buah atom oksigen.
Selesaikan sebagaimana contoh di atas :
a) H2SO4 terdiri atas...................... buah atom, meliputi ........... dan ............
dan ............
b) CO2, terdiri atas ................. buah atom, meliputi.................. dan ...............

3. Persamaan Reaksi
Contoh persamaan reaksi, a) Zn + S ZnS
b) 2HC1 + Mg(OH)2 MgCl2 + 2H2O
Catatan : Ruas kiri disebut pereaksi/reaktan
Ruas kanan disebut hasil reaksi/produk
Tanda panah dibaca menghasilkan
Simbol tambahan, : = reaksi dengan pemanasan
(s) = padat; (1) = cair; (g) = gas

3.1. Penyetaraan Persamaan Reaksi


Dalam setiap perubahan materi (reaksi kimia), berlaku hukum kekekalan massa (HK.
Lavoisier), artinya selama reaksi berlangsung tidak ada massa yang hilang, sesuai hukum
tersebut dalam setiap reaksi, jumlah atom kanan = jumlah atom kiri (setara)
Penyetaraan persamaan reaksi meliputi 2 cara:
1) Cara langsung :
Contoh : Na2CO3 + HC1 NaC1 + H2O + CO2

17
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Reaksi tersebut belum setara, antara lain di ruas kiri terdapat dua atom Na sedang
ruas kanan hanya 1 atom Na, maka di depan rumus NaC1 diberi angka 2 (lebih
lanjut disebut angka koefisien/angka indek di depan rumus kimia yang
menyatakan jumlah molekul).
Na2CO3 + HC1 2NaC1 + H2O + CO2

Kemudian, atom Cl di ruas kanan berjumlah 2 buah maka di depan rumus HC1
ruas kiri di beri koefisien reaksi sebesar 2, dan persamaan menjadi
Na2CO3 + 2HC1 2NaC1 + H2O + CO2
Dan reaksi terakhir disebut sudah setara, yang mana jumlah masing-masing atom
kanan = kiri.
2) Cara tidak langsung (dengan bantuan abjad)
Contoh : a Na2CO3 + b HC1 c NaC1 + d H2O + e CO2
Ketentuan, jumlah atom kiri = kanan
Penyelesaian :
Na : 2a = c ....................... (1)
C : a = e ....................... (2)
O : 3a = d + 2e ............... (3)
H : b = 2d
Cl : b = c
Misal a = 1, maka c = 2, e = 1, b = 2, d = 1 (dengan cara subtitusi dan atau eliminasi)
Persamaan menjadi : Na2CO3 + 2HC1 2NaC1 + H2O + CO2

4. Konsep Mol
Pengertian: satuan jumlah yang berfungsi untuk menghindari bilangan-bilangan besar
agar lebih praktis/sistematis, seperti yang masyarakat hadapi sehari-hari, sering
menggunakan istilah misal lusin untuk menyatakan sejumlah zat yang terdiri atas 12
buah/butir dan kelipatannya. Demikian pula dalam ilmu kimia, berkaitan dengan
partikel/butiran yang sangat kecil ukurannya, misalnya 1 gram besi tersusun atas ±
10.750.000. 000. 000. 000. 000. 000. 000 butir atom besi, dan 1 gram air terdiri dari
kumpulan 33.444.000.000.000.000.000.000 butir molekul air.
Jika sehari-hari kita mengenal istilah lusin, maka dalam kimia kita kenal istilah mol,
bagaimana hubungannya sebagai berikut :
1 lusin = 12 butir dan analog dengan hal tersebut
2 lusin = 2 x 12 butir 1 mol = 6,02 . 1023
lusin = jumlah butir 2 mol = 2 x 6,02 . 1023 partikel
12
partikel
Maka diperoleh hubungan : Mol =
6.1023
23
6,02 . 10 = bil. Avogadro
Sehingga 1 mol zat apa saja, mengandung partikel sejumlah 6,02 . 1023 buah atom atau
molekul.

4.1. Hubungan Mol Dengan Massa


Fakta sehari-hari, 1 lusin kelereng (12 butir) dan 1 lusin bola voli (12 buah) jika
ditimbang berat/massanya berbeda meski jumlahnya sama 12 buah. Demikian pula dalam
kimia, 1 mol besi (6,02 . 1023 partikel ) dan 1 mol air (6,02 . 1023 ). Jika ditimbang 1 mol

18
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
besi = 56 gram sedang 1 mol air = 18 gram. Maka timbullah kosep berat atom (BA) dan
berat molekul (BM). Jika satu mol suatu unsur kita timbang beratnya dalam gram, maka
bilangan yang kita dapatkan disebut dengan berat atom (BA) atau bobot atom atau
bilangan massa dan selanjutnya disebut Ar, dan Mr untuk senyawa. Sejak tahun 1961 yaitu
harga relatif yang telah dibandingkan terhadap unsur karbon- 12 sebagai standar yang
memiliki massa tepat 12,00 sma.
Berat atom unsur X
Sehingga Ar unsur X =
x berat atom C-12
Hubungan mol dengan gram :

Gram = mol x Ar Untuk unsur dan

Gram = mol x Mr Untuk Senyawa

Ar = Massa atom relatif


Mr = Massa molekul relatif
Harga Mr senyawa merupakan jumlah total Ar unsur-unsur yang menyusun sebuah
senyawa.
Contoh:
1. Jika diketahui (Ar C=12, Ar H=1), tentukan Mr untuk gas etana C2H6.
Jawab: Mr C2H6 ={ (2 x Ar C)+(6 x Ar H) = {(2x12)+(6 x 1)} = 24 + 6 = 30
2. Hitung jumlah mol dari
a. 8 gram belerang (Ar = 32)
b. 5,4 gram perak (Ar = 108)
c. 25 gram raksa (Ar = 200)
Jawab : a) mol = = = 0,25 mol
b) ................................................................
c) ................................................................

4.2. Rumus Empiris (RE) dan Rumus Molekul (RM)

Contoh : - Glukosa memiliki rumus molekul C6141206. Perbandingan terkecil


adalah C : H : O = 1 : 2 : 1, maka rumus empiris glukosa CH2O
- Air memiliki rumus molekul H2O, Perbandingan terkecil H : O = 2
: 1, maka rumus empiris air = rumus molekul air = H2O
Dari contoh tersebut, buatlah definisi rumus empiris (RE) dan rumus molekul
(RM)
Langkah menetukan RE :
1. Tentukan perbandingan/prosentase berat
2. Tentukan perbandingan mol
3. Perbandingan mol tersebut merupakan RE senyawa
 Langkah menentukan RM
Rumus molekul merupakan kelipatan daripada RE, jika suatu senyawa mempunyai RE

19
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
NO2 atau N2O6, maka untuk menentukan RM senyawa tersebut harus diketahui Mr-nya.
Melalui kegiatan literasi dan kolaborasi, carilah informasi perihal keterkaitan antara rumus
kimia dengan rumus struktur dan atau rumus bangun.
Contoh Soal:

1. Senyawa mengandung 75 karbon dan 25 hidrogen (Ar C=12, Ar H=1) Tentukan RE


senyawa.
Penyelesaian : Berat C : barat H = 75 : 25
Mol C : mol H = 75/12: 25/1
= 6,25 : 25
=1:4
RE senyawa adalah CH4
2. Senyawa dengan RE NO2 mempunyai Mr 92 (N= 14, O=16) Tentukan RM senyawa.
Penvelesaian : RM = (RE)n
(NO2)n = 92
46 n = 92
N = 2 ; maka RM = (NO2)2 = N2O4

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi diskusi-1
(1) bagaimana mendiagnosis rumus kimia
(2) bagaimana cara menyetarakan persamaan reaksi
(3) mengapa persamaan reaksi harus setara

2. Materi diskusi-2
(1) bagaimana membagankan hubungan masa, Mr, mol, dan bilangan avogadro,
(2) bagaimana mengaitkan hubungan rumus empiris dan rumus molekul

3. Materi Tugas (Tugas Terstruktur PTT).

Aspek penilaian Kd/ Materi tugas Alokasi


Materi waktu
Pokok
1. Keterampilan Kd.3.2 1. Buatlah bagan hubungan antara mol, L, gram, 1
Produk - P2 Kd.4.2 dan Mr/Ar pada kertas A3 (Produk) minggu
2. Keterampilan 2. Setarakan reaksi berikut dengan dua (2) cara :
Abstrak a. Fe + HNO3 Fe(NO3) + NO2 + H2O
menalar- K4 b. Cu + H2SO4 CuSO4 + SO2 + H2O
c. SO3 + H2O H2SO4

20
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
4. Materi Tugas (Tugas Tidak Terstruktur PMTT)

NO KD Materi Tugas Alokasi


Materi Waktu
pokok/Aspek
penilaian
Memecahkan permasalahan terkait konsep mol, Ditentukan
1 Materi rumus empiris dan rumus molekul oleh
KD.3.2; 4.2 1. Tentukan jumlah mol dari 20 gram NaOH kesanggupan
Penilaian (MR=40). peserta didik
pengetahuan 2. Tentukan jumlah partikel dari 0,5 mol HCl (Mr
= 36,5)
3. Tentukan jumlah volume 2 mol gas O2 pada P=
2 atm dan SUHU 270C.
4. 40 gram senyawa tersusun dari 28 gr besi dan
12 gram oksigen (Fe=56, O=16). Tentukan RE
senyawa tersebut!
5. senyawa dengan RE CH2O. Jika 0,3 mol
senyawa tersebut massanya 45 gr, Tentukan
RM senyawa tersebut! (C =12, H=1, O=16)

5. Latihan Penilaian Harian -1


Selesaikan, setarakan reaksi sebagai berikut, masing-masing dengan 2 cara.
1.C81118 + 02 CO2 + H2O
2. N2 + H2 NH3
3. H2SO4 + Fe FeSO4 + H2
4. H2SO4 + Fe Fe2(SO4)3 + SO2 + H2O
5. Al + H2SO4 Al2(SO4)3 + H2
21
6. 7,525 x 10 atom suatu unsur X ternyata mempunyai massa 5 gram. Hitunglah
massa atom relatif (Ar) X?
7. Hitunglah jumlah molekul yang terkandung dalam 5,60 liter suatu gas, diukur
pada suhu 00C dan tekanan 1 atm (N = 6,02 X 1023)
8. Jika 9 gram etana C2H6 dibakar dengan oksigen, akan menghasilkan gas CO2 dan
uap air. Hitung volume gas CO2 yang terbentuk, diukur pada keadaan STP.
9. Senyawa tersusun atas 84% karbon, dan sisanya hidrogen. (C=12 ; H=1).
Tentukan rumus empiris senyawa tersebut.
10. Suatu senyawa memiliki rumus empiris NO2 (N=14 ; O=16;). Jika Mr
senyawa=92, tentukan rumus molekulnya.
12. Secara berurutan, nyatakan lambang atom untuk kalsium, kalium, nitrogen, nikel
seng, oksigen, hidrogen sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh IUPAC
13. Secara berurutan, nyatakan lambang atom untuk kalsium, kalium, nitrogen, nikel
seng, oksigen, hidrogen sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh JJ BERZELIUS
14. Nyatakan lambang atom untuk atom-atom dengan nomor 105, 10, 109 sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh IUPAC
15. Tunjukan perbedaan lambang atom menurut Berzelius dan Dalton. Kemudian
kemukakan pendapatmu mengenai dua ketentuan tersebut.

21
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

6. Latihan PH-2

1. Dari rumus kimia di bawah ini…


I. NH3 III. SO2
II. Br2 IV. O2
Yang menyatakan rumus molekul semyawa adalah…
a. I, II, dan III
b. I dan III
c. II dan IV
d. IV saja
e. I, II, III, dan IV
2. Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik disebut….
a. zat tunggal d. ion
b. molekul e.gugus fungsi
c. senyawa
3. Dari senyawa berikut ini yang mengandung jumlah atom oksigen terbanyak
adalah…
a. AL2(SO4)3
b. Na2 SO4
c. C6H12O6
d. Ca (CH3COO)2
e. Mg SO4 7H2O
4. Dalam 3 molekul senyawa Na2CO3. 10H2O terdapat….
a. 5 atom Na d. 39 atom O
b.16 atom O e. 40 atom H
c. 23 atom H
5. Senyawa di bawah ini yang tidak mengandung unsur Karbon adalah….
a. Kalsium karbonat
b. Asam oksalat
c. Kalsium karbida
d. Kalsium sulfat
e. Karbon monoksida
6. Pada reaksi pembuatan gas amonia, persamaan reaksinya adalah:
N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)
Pernyataan yang benar tentang persamaan reaksi di atas adalah....
a. Gas amonia disebut zat pereaksi
b. Angka 3 dalam gas hidrogen dinamakan indeks reaksi
c. Gas nitrogen dan gas hidrogen disebut zat hasil reaksi
d. 2 molekul gas amonia adalah zat hasil reaksi
e. Ketiga fase dalam hasil raksi di atas sama, yaitu fase cair
7. Penulisan persamaan reaksi yang paling tepat bila padatan kalsium bereaksi
dengan gas oksigen menghasilkan padatan kalsium oksida adalah....
a. 4K (s) + O2 (g) → 2K2O (s)
b. 2K (s) + O2 (g) → 2K2O (s)
c. 2Ca (s) + O2 (g) → 2CaO (s)
d. Ca (s) + O2 (g) → CaO (s)
e. Ca (s) + O2 (g) → CaO2 (s)

22
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
8. Pada reaksi pembakaran:
C3H8 + bO2 → cCO2 + H2O nilai a, b, c, dan d berturut-turut adalah...
a. 1, 5, 3, 4
b. 1, 3, 4, 5
c. 1, 4, 3, 5
d. 5, 4, 3, 1
e. 4, 3, 5, 1
9. Di antara persamaan reaksi berikut yang sudah setara adalah ....
a. Cr2O3 + 2Al → Al2O3 + Cr
b. Al + H2SO4 →Al2SO4 + 3H2
c. C2H5OH + O2 → 2CO2 + 3H2O
d. Mg(OH)2 + 2HCl → MgCl2 + 2H2O
e. Cu + H2SO4 → CuSO4 + 3H2O + SO2
10. Lambang atom yang berlaku sekarang adalah lambang atom hasil penemuan ahli
kimia sebagai berikut:
a. JJ Berzelius
b. John Dalton
c. JJ Thomson
d. Rutherfod
e. Niels Bohr
11. Lambang atom kalsium dinyatakan sebagai:
a. K
b. Ka
c. Ca
d. C
e. Cl
12. Persamaan reaksi dinyatakan setara apabila:
a. jumlah molekul reaktan = produk
b. jumlah atom reaktan = produk
c. jumlah koefisien reaktan = produk
d. jumlah massa reaktan = produk
e. jumlah liter reaktan = produk
13. Dasar teori penyetaraan persamaan reaksi adalah:
a. hukum kekekalan massa Lavoisier
b. hukum perbandingan tetap Proust
c. hukum kelipatan berganda Dalton
d. hukum penyatuan volume avogadro
e. hukum penyatuan volum Gay Lussac
14. Jika masa atom relatif unsur X adalah a dan masa rata-rata satu atom C-12
adalah B gram, maka massa rata-rata satu atom unsur X adalah…
a. a.b d. 12 a.b
b. a/b e. 2a.b
c. 3a+b
15. Jika Ar Ca = 40; C = 12 ; H = 7 dan O = 16. Maka Mr dari Ca(CH3COO)2
adalah…
a. 85 d. 130
b. 99 e. 158
c. 118

23
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
16. Diketahui massa atom relatif (Ar) C = 12; O = 16 ; Ca = 40, maka massa 2 mol
CaCO3 adalah....
a. 100 gram
b. 200 gram
c. 250 gram
d. 275 gram
e. 300 gram
17. Massa atom relatif (Ar) H = 1 dan O = 16, tetapan Avogadro = 6,02 x 1023
jumlah molekul air yang terdapat dalam 180 gram H2O adalah....
a. 6,02 x 1022 molekul
b. 6,02 x 1023 molekul
c. 6,02 x 1024 molekul
d. 12,04 x 1023 molekul
e. 12,04 x 1024 molekul
18. Suatu senyawa mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relatif 60.
Jika diketahui massa atom relatif H = 1, C = 12 dan O = 16, maka rumus
molekul senyawa tersebut adalah....
a. HCHO
b. CH3COOH
c. CH3CH2O
d. C2H6O2
e. CH3CH2OH
19. Tanda atom nitrogen adalah…
a. Ni d. N
b. Na e. No
c. Nt
20. Rumus empiris dari senyawa C6H12O6 adalah…
A. (C3H6O3)2 D. CH2O
B. 2C3H6O3 E. (CH2O)6
C. C3H6O3
F. Konfirmasi Wali Murid/Orang tua
Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-2

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/ Tindaklanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/ bukti fisik terlampir
Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_________________ ________________
Nama Terang Nama Terang
24
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran-3
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.3. Mengkorelasikan struktur atom berdasarkan konfigurasi elektron untuk
menentukan letak unsur dalam tabel periodik - C4
4.3. Menentukan (menalarkan) letak unsur dalam tabel periodik pada struktur atom
dengan menggunakan konfigurasi elektron - K4

B. IPK
3.3.1. Menguraikan konsep struktur atom - C2
3.3.2. Menelaah perkembangan model atom Thomson-Ruterford- Niel Bohr – C4
3.3.3. Menguraikan konsep isoton-isobar-isotop – C2
3.3.4. Menelaah struktur elektron/konfigurasi elektron – C4
3.3.5. Menelaah perkembangan SP – C4
3.3.6. Menguraikan sifat-sifat unsur secara periodik pada SP – C2
3.3.6. Menganalisis nomor periode/golongan unsur dalam SP – C4
3.3.7. Menelaah kelompok golongan utama dan transisi pada SP – C4
4.3.1. Mendiagnosis letak unsur dalam SP berdasar nomor periode dan jenis
golongannya – menalar K4 (keterampilan abstrak )

C. Tujuan Pembelajaran
3.3.1.1. Melalui kegiatan diskusi siswa secara mandiri dapat menguraikan konsep
struktur atom dengan benar - C2
3.3.2.1. Melalui kajian berbagai model atom dalam penayangan slide siswa dengan
percaya diri dapat menelaah model atom Thomson secara benar - C4
3.3.2.2. Melalui kajian berbagai model atom dalam penayangan slide siswa dengan
percaya diri dapat menelaah model atom Rutherford secara benar - C4
3.3.2.3. Melalui kajian berbagai model atom dalam penayangan slide siswa dengan
percaya diri dapat menelaah model atom Niel Bohr secara benar - C4
3.3.3.1. Melalui kegiatan literasi siswa secara mandiri dapat menginterpretasikan
konsep isoton dengan benar - C2
3.3.3.1. Melalui kegiatan literasi siswa secara mandiri dapat menginterpretasikan
konsep isobar dengan benar - C2
3.3.3.1. Melalui kegiatan literasi siswa secara mandiri dapat menginterpretasikan
konsep isotop dengan benar - C2
3.3.4.1. Melalui pengamatan bagan siswa secara kolaboratif dapat menelaah struktur
elektron/konfigurasi elektron berdasar kulit dengan benar – C4
3.3.4.2. Melalui pengamatan bagan siswa secara kolaboratif dapat menelaah struktur
elektron/konfigurasi elektron berdasar subkulit dengan benar – C4
3.3.5.1. Melalui kegiatan diskusi dengan penuh rasa ingin tahu siswa dapat menelaah
perkembangan SP secara benar – C4
3.3.6.1. Melalui kegiatan diskusi siswa secara mandiri dapat menguraikan sifat-sifat
unsur secara periodik pada SP dengan benar – C2
3.3.6. 2. Melalui kajian berbagai sumber siswa dengan penuh percaya diri dapat
menentukan nomor periode / golongan unsur dalam SP secara benar – C3

25
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
3.3.7. 1. Melalui kegiatan diskusi siswa secara kolaboratif dapat mengorganisasikan
unsur unsur dalam kelompok golongan utama dan transisi pada SP dengan benar
– C4
4.3.1.1. Melalui kegiatan diskusi siswa secara mandiri dapat menalarkan letak unsur
dalam SP berdasar nomor periode dengan benar – K4 (keterampilan abstrak)
4.3.1.2. Melalui kegiatan diskusi siswa secara mandiri dapat menalarkan letak unsur
dalam SP berdasar jenis golongannya dengan benar – K4 (keterampilan abstrak)

D. Materi Pelajaran
Konsep syarat: klasifikasi materi, tanda atom, formula kimia

1. Pendahuluan
Setiap kita melihat suatu materi/zat, memungkinkan timbulnya
pemikiran/pertanyaan ―bagaimana materi itu tersusun‖. Pemikiran manusia terhadap hal
tersebut sudah diawali sejak lama di abad 4 SM, seorang filosuf Yunani Demokritos
mengemukakan pendapat tentang materi. Jika suatu zat dibagi terus manerus maka akan
diperoleh bagian terkecil yang disebut atom (tak dapat dibelah lagi/tak dapat).
Namun pendapat tersebut disanggah oleh Aristoteles yang menyatakan materi
bersifat kontinu (paham kontinuitas), artinya suatu materi dapat dibagi terus menerus
tanpa henti.
Pada akhir abad 18, untuk mempelajari ilmu kimia secara kualitatif, munculnya hukum
konservasi massa (Lavoisier 1774) dan hukum perbandingan tetap (Hukum PROUST
1797) dalam usahanya menerangkan hukum-hukum tersebut, John Dalton (1766-1844)
pada tahun 1803 mengemukakan teori atom modem yang memuat gagasan-gagasan
tentang pertikel materi yang telah tersebut dalam kompetensi sebelumnya. Secara garis
besar dapat diyakini bahwa atom digambarkan sebagai bola kecil sederhana dan pada
perkembangan berikutnya bahwa atom bukan lagi sebagai bola kecil sederhana, namun
rumit strukturnya.

2. Struktur Atom
Hasil temuan fisika mengemukakan kesimpulan baru tentang definisi atom, bahwa
bukan lagi sebagai bola kecil sederhana seperti yang disampaikan John Dalton (baca
perkembangan teori atom), melainkan sebagai bola kecil yang sangat rumit strukturnya.
Hasil tersebut menyatakan bahwa atom tersusun atas sub-sub atom sebagai partikel dasar
penyusun atom, antara lain yang terpenting elektron, proton dan netron serta sub atom lain seperti
positron, meaor, netrino dll. Perbedaan susunan partikel (jumlah dan cara keterikatan partikel)
menyebabkan atom suatu unsur berbeda dengan atom unsur lain.

Ahli-ahli fisika menemukan bahwa atom bukanlah sebuah bola kecil


yang sederhana melainkan bola kecil yang cukup rumit strukturnya.

2.1. Elektron (Sinar Katoda)


Partikel sub atom ini ditemukan Thomson dengan menggunakan tabung (tabung
kaca yang dilengkapi dua elektroda). Pada percobaan tersebut, jika tabung

26
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
dihubungkan, dengan sumber arus searah tegangan tinggi maka dari katoda akan keluar
seberkas sinar yang bergerak menuju anoda, selanjutnya disebut sinar katoda.
Penyelidikan lanjutan dengan medan magnet dan medan listrik menunjukan sinar
katoda bermuatan listrik negatif. Karena sinar katoda dapat memutar baling-baling
menunjukkan adanya sifat materi. Sinar katoda ini selajutnya oleh Thomson disebut
elektron.

Sinar Katoda (bergerak lurus)

2.2.. Proton (Sinar Positip)


Goldstein berhasil menunjukan adanya sinar partikel bermuatan positip, dengan
cara melubangi tabung crokkes pada bagian katoda dengan mengisi tabung dengan
gas hidrogen tekanan rendah. Ketika dihubungkan dengan sumber arus searah,
ternyata terbentuk tabung kaca pada bagian belakang katoda. Hal ini terjadi akibat
dari, tumbukan elektron (sinar katoda) terhadap gas hidrogen mengakibatkan
lepasnya elektron dalam atom hidrogen sehingga menjadi bermuatan positif dan
bergerak menuju katoda, keluar melalui lubang pada katoda dan tertahan
membentuk tabung kaca. Selanjutnya sinar positif oleh Rotherford disebut proton.

Elektron (sinar katoda) yang keluar dari katoda membentur atom-atom


hidrogen. Akibat benturan ini atom hidrogen kehilangan elektron dan
berubah menjadi ion positif.

2.3. Netron
Ditemukan Chadwick sebagai partikel sub atom yang tidak bermuatan listrik.
ELEKTRON PROTON NETRON
Penemu
J.J. Thompson Goldstein J. Chadwick
Th. 1897 Th. 1886 Th. 1932
Muatan
-1.6 x 10-19 C +1.6 x 10-19 C 0,0000 C
Muatan elektron Muatan proton biasanya
biasanya ditulis ditulis
e-1 atau e– angka 1 tidak p+1 atau p+ angka 1 tidak
perlu dituliskan perlu dituliskan
Massa

27
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
9.11 x 10-28 g 1.6726 x 10-24 g 1.675 x 10-24 g
atau atau atau
0,000549 SMA 1,007274 SMA 1,008665 SMA
(massa elektron dianggap (massa proton dianggap (massa netron dianggap
0,0 SMA) 1,0 SMA) 1,0 SMA)
- Massa diabaikan - Massa dibulatkan - Massa dibulatkan
jadi 1,0 SMA) jadi 1,0 SMA)

3. Model Atom
Pengertian model atom dalam hal ini, sebuah model yang menggambarkan kedudukan
partikel partikel sub atom di dalam sebuah atom.
3.1. Model Atom Thompson
Atom dipandang sebagai sebuah bola yang bermuatan listrik positif dan elektron
tersebar merata di antara muatan positif tersebut.

3.2. Model Atom Rutherford


Hasil eksperimen Rutherford menunjukkan bahwa sebagian kecil sinar α di
pantulkan dan dibelokkan serta sebagian besar diteruskan pada penembakan sinar α
(bermuatan positif) terhadap lempeng emas tipis.

Rutherford menerangkan fakta tersebut sebagai berikut:


o Bagian terbesar dari sinar diteruskan. Ini berarti sebagian besar atom-atom
emas terdiri dari ruang kosong.
o Sebagian kecil sinar dipantulkan.
o Ini berarti di dalam atom emas terdapat bagian yang berat dan padat yang
mampu memantulkan kembali partikel atom-atom helium yang
mengenainya.
o Sebagian kecil sinar dibelokkan.
Pembelokan sinar yang bermuatan.positif memberikan penafsiran pula
bahwa bagian atom-atom emas yang padat berat tadi mempunyai muatan
listrik positif di mana partikel sinar α yang lewat di dekatnya akan
membelok arahnya karena tertolak oleh muatan yang sama.
o Bagian yang padat dan berat serta bermuatan positif tersebut terletak di
bagian tengah menjadi pusat atau inti dari atom emas.

28
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

Dari kesimpulan eksperimen tersebut, Rutherford menyusun sebuah model


atom sebagai berikut:
Atom tersusun atas:
1. Inti atom bermuatan positif (proton) sebagai pusat massa atom.
2. Kulit atom, yang tersusun dari elektron yang bergerak mengelilingi inti.

model atom
Rutherfort

3.4. Model Atom Niel Bohr


Model atom Rutherford ternyata bertentangan dengan teori elektrodinamika, gerakan,
elektron mengelilingi inti tentunya suatu saat akan semakin melemah dan tertarik oleh inti
(jatuh ke inti). Sejauh itu Rutherford tidak pernah berhasil memberikan,keterangan
memuaskan. Sampai akhirnya, kelemahan ini teratasi oleh Postulat Niel Bohr.

Model atom Bohr dilukiskan dalam sistim


ruang.

3.4.1. Postulat Niel Bohr


a. Elektron, bergerak pada lintasan (orbit) tertentu (sementara ini
dikenal 7 lintasan).

Lintasan elektron di dalam atom.

29
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

b. Elektron bergerak pada lintasan stationer (lintasan elektron


berenergi tetap) yang disebut dengan tingkat energy.

Tingkat energi elektron.


E1 < E2 < E3 < E4 < E5 < E6 < E7

c. Elektron dapat berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat energi


yang lain.

Jumlah energi yang dilepas/dibutuhkan pada persitiwa perpindahan ini sesuai aturan
naik
tangga/turun tangga.

4. Teori atom kuantum


Jika teori atom Niels Bohr didasarkan pada spektrum unsur, maka teori atom kuantum
didasarkan pada dualisis sifat elektron sebagai gelombang dan sebagai partikel.

4.1. Radiasi Elektrimagnetik


Radiasi dibedakan atas radiasi partikel (misalnya sinar X, B, dan sinar katode) dan
radiasi elektromegnet yang digambarkan sebagai peristiwa gelombang (tidak punya massa
atau muatan, seperti gelobang radio, gelombang mikro, sinar infra merah, senar tampak,
ultra violet, sinar X, sinar L). Semua radiasi merambat dengan kecepatan sama (c=3.108m
det-1). Suatu radiasi dicirikan oleh panjang gelobang taua frekuensinya, sebagian
kecepatannya sama.
Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak berurutan. Frekuensi (f) adalah
jarak gelombang tiap detik di nyatakan sebagai Hertz (Hz atau 5 -1) setiap radiasi berlaku
hubungan.
c
f . λ = c atau f =
λ

30
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
4.2. Spektrum Usur
Sinar matahari dapat diuraikan oleh prisma menjadi sinar merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, dan ungu secara sinambung. Uraian warna secara sinambung tersebut dio
spektrum secara kontinu (contoh pelangi). Sedang radiasi yang dihasilkan oleh gas berpijar
(atom tereksitasi) hanya terdiri dari beberapa panjang gelombang secara terputus-putus
yang disebut spektrum diskontinu/spektrum garis. Seperti yang terjadi pada garis hidrogen,
hanya mengandung beberapa garis warna secara terputus, ungu–biru dan merah.

4.3. Teori Kuantum Maz Planck


Teori ini berupa gagasan tentang partikel gelembung. Menurut Planck, radiasi
elektromagnet bersifat diskrit (partikel-partikel kecil/kuanta/partikel) dan bukan sebagai
gelembung kontinu. Einstein mendukug gagasan ini dan menamai partikel radiasi dengan
sebutan toton. Setiap toton mempunyai energi tertentu yang tergantung pada frekuensi atau
panjang gelombangnya.
c
E = h . v atau E = h .f atau E = h .
λ
E = energi radiasi (j)
h = tetapan planck = 6,63 . 10 -34 j.detik
Menurut persamaan tersebut energi radiasi berbanding terbalik dengan panjang
gelombang.
Teori ini menyatakan bahwa atom dan molekul dapat memancarkan/menyerap energi
dalam jumlah tertentu. Jumlah/paket energi terkait yang di pancarkan/diserap dalam bentuk
radiasi elektroomagnetik disebut dengan kuantum.

4.4. Model Atom Neils Bohr


Sebagaimana telah dibahas di bagian atas, model ini sebagai perbaikan teori Rutherford
dengan menggunakan teori kuantum untuk menggambarkan struktur atom;
1. Elektron mengelilingi inti dengan lintasa stationer, berenergi tetap/tidak
memancarkan energi.
2. Elektron dapat berpindah lintasan. Selama proses perpindahan, sejulah energi
kuantum akan dilepas/dibutuhkan sesuai persamaan Planck E=h.v. Jika elektron
pindah lintasan tinggi dengan energi E ke lintasan redah dengan energi E maka
akan dipancarkan energi : ∆E = E – E1

4.5. Dualisme Partikel-Gelombang Louise de Brogile


Cahaya dan partikel–gelombang pada saat tertentu dapat bersifat sebagai partikel dan
sebagai gelombang.

Einstein : E = m.c2

Planck : E = h.v h. = m.c2

= h.
λ= λ=

31
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
c = cepat rambat cahaya (3.108 m/s)
m = massa (Kg)
λ = panjang gelombang (m)
v = kecepatan partikel (m/s)

4.6. Ketidakpastian Heisenberg


Gerakan lintasan elektron dan kedudukannya tidak dapat diketahui dengan pasti.

4.7. Erwin Schrodinger (Teori atom mekanika kuantum)


Kedudukan elektron dan atom tidak dapat di tentukan dengan pasti, hanya
kemungkinan menemukan elektron sebagai fungsi jarak dari inti. Daerah dengan
kemungkinan terbesar adanya elektron disebut orbital yang digambarkan berupa
kedudukan awal yang tebal tipisnya menyatakan besar kecilnya keboleh jadian ditemukan
elektron di daerah tersebut. Yang diperjelas oleh asas ketidakpastian asas pertidaksamaan
Heisenberg jika eksperimen dirancang untuk memastikan posisi elektron maka
momentumnya/kecepatannya menjadi tidak dapat dipastikan dan sebaliknya.

4.8. Bilangan Kuantum


Dalam mekanika kuantum, setiap kulit tersusun atas sub kulit, sub kulit tersusun atas
orbital. Untuk mengetahui posisi elektron dalam atom maka setiap elektron diberikan
empat buah harga bilangan kuantum.
1. Bilangan kuantum utama (n) : menyatakan nomor kulit tempat elektron berlokasi.
Elektron di kulit ke-1 memiliki harga n=1 dst. Bilangan ini menyatakan jumlah
orbital/
jarak/jari-jari atom.
2. Bilangan angka kuantum azimut (ℓ) : menyatakan jenis sub kulit tempat elektron
berlokasi.
Bilangan ini menyatakan bentuk orbital (s, bentuk bola; p, berbentuk balon teripilin
dsb).
Elektron di sub kulit s memiliki harga ℓ = 0
Elektron di sub kulit p memiliki harga ℓ = 1
Elektron di sub kulit d memiliki harga ℓ = 2
Elektron di sub kulit f memiliki harga ℓ = 3
Sesuai dengan jumlah sub kulit pada masing-masing kulit dapat ditentukan harga ℓ
untuk setiap harga n (ℓ = n–1; berlaku ampai n = 4)
N=1 ; ℓ=0
N=2 ; ℓ = 0, 1
N=3 ; ℓ = 0, 1, 2
N=4 ; ℓ = 0, 1, 2, 3
N=5 ; ℓ = 0, 1, 2, 3
N=6 ; ℓ = 0, 1, 2
N=7 ; ℓ = 0, 1
3. Bilangan kuantum magnetik (m) : menyatakan orbital tempat elektron berlokasi.
Nilai m tergantung pada bilangan azimuth, yaitu bilangan bulat mulai -ℓ s/d +ℓ. (m
= -ℓ s/d + ℓ).
ℓ=0 m=0
ℓ=1 m = -1, 0, +1
ℓ=2 m = -2, -1, 0 +1, +2

32
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
ℓ=3 m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
4. Bilangan kuantum spin (s); menyatakan arah putar/rotasi elektron orbital, harga s =
+½ dan s = - ½
Kesimpulan :
Elektron-elektron dalam satu kulit memiliki harga n yang sama,
Elektron-elektron dalam satu sub kulit memiliki harga n dan ℓ tidak sama,
Elektron-elektron dalam satu orbital memiliki harga n, ℓ, dan m sama,
Elektron-elektron dalam satu orbital memiliki harga s berbeda,
Hal tersebut sesuai dengan azas larangan Pauli, ―Tidak ada dua elektron yang
mempunyai bilangan kuantum ke empat-empatnya sama‖. Dapatkah anda
membuktikanya?

5. Nomor Atom Moseley


Dari hasil perhitungan matematika dan hasil penyelidikan pancaran sinar x oleh
berbagai logam yang dipasang sebagai anoda dalam tabung sinar-x, Henry Moseley
menemukan keteraturan naiknya panjang gelombang dengan naiknya berat atom/B
(sekarang Ar dari unsur logam), sehingga diperoleh kesimpulan, ada ―Suatu faktor
bilangan yang menunjukan jumlah muatan positif dari inti atom (Z). Harga Z (nomor
atom) selalu khusus, untuk masing-masing jenis atom.
Maka nomor atom = Jumlah proton
Z = p
Untuk atom netral, jumlah p = jumlah e.
Misal atom Na, diketahui Z = 11 artinya atom Na mempunyal 11 proton pada inti dan
11 elektron mengelilingi inti. Bagaimana untuk ion Na+?

6. Isotop
Penyelidikan dengan spektromassa menunjukan bahwa ternyata di alam ditemukan
beberapa janis unsur yang mempunyai massa atom berbeda meskipun jenisnya sama.
Atom-atom dari jenis unsur sama tapi berbeda harga Ar-nya, BA) disebut isotop.
Misal oksigen di alam ditemui tiga jenis isotop meliputi:
16
O = 99,75%; 17O = 0,039% dan 18O = 0,204%
Pada dasarnya massa atom suatu atom terpusat pada bagian inti (proton dan netron, sedang
berat/massa elektron diabaikan.... mengapa?), sehingga massa atom = massa proton+massa
netron atau Ar = p+n. Jika Z = nomor atom maka Ar = Z + n dan lambang atom secara
lengkap dinyatakan : X
Di mana : A = massa atom; Z = nomor atom; X = lambang atom
Dari keterangan tersebut dapat anda ketahui penyebab perbedaan pada atom-atom
berisotop.

7. Struktur Elektron (Konfigurasi Elektron)


Definisi : cara tersusunya elektron pada masing-masing tingkat energi.
Menurut konsep struktur elektron lintasan/tingkat energi dipandang sebagai kulit elektron
yang menyusun suatu atom.
Lintasan paling dalam ..................................... kulit 1 (K)
Lintasan ke 2 ................................................... kulit 2 (L)
dan seterusnya
Lintasan ke 7 ................................................... kulit 7 (Q)
Sesuai azas Pauli, jumlah elektron maksimum yarg mampu ditampung masing-masing

33
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
kulit sesuai 2n2 (n = nomor kulit).

Kulit n Jumlah elektron maks


K 1 2.12 = 2
L 2 2.22 = 8
M 3 2.32 = 18
N 4 2.42 = 32

7.1. Menyusun Konfigurasi Elektron


9.1.1. Pengisian elektron berdasar kulit
a. Kulit K di isi 1ebih dulu. Jika telah penuh dilanjutkan pada kulit berikutnya,
b. Kulit K penuh 2 elektron
c. Kulit L penuh 8 elektron
d. Kulit M penuh 8 (Jika es ≥8, penuh 18 (jika es ≥18)
e. Kulit N penuh 8 (Jika es <18), penuh 18 (jika 18 <es<32), penuh 32 (jika es >32)

Contoh
Tentukan konfigurasi elektron dari 12Mg dan 25Mn
12Mg : 2, 8, 2
25Mn : nomor atom 25  elektron 25, perhatikan alur penyelesaian sebagai
berikut:

Kulit K = 2  sisa elektron 25–2 = 23

Kulit L = 8 sisa elektron 23–8 = 15 (lihat pedoman).


Jika setelah L di isi terdapat sisa elektron 11–20, maka kulit N di isi terlebih

34
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
dahulu dengan 2 elektron, baru kembali mengisi sisanya untuk kulit M.
Kulit N = 2 --- > sisa 15–2 = 13

Kulit M = 13
Sehingga konfigurasinya 25Mn = 2, 8, 13, 2

7.2. Pengisian Berdasar Sub Kulit.


Mudah dipahami bahwa:
Satu desa terdiri dari rumah-rumah,
Satu rumah terdiri dari kamar-kamar,
Satu kamar menampung maksimal dua orang.

Analog dengan tersebut di atas,


Satu kulit terdiri dari sub kulit-sub kulit,
Satu sub kulit terdiri orbital-orbital,
Satu orbital menampung maksimal dua elektron/sepasang elektron.

Sehingga dianggap: Orbital sebagai kamar elektron,


Sub kulit sebagai rumah elektron,
Kulit Sebagai desa elektron.
Seperti halnya sebuah rumah tergantung tipe, jumlah kamar yang dimiliki masing-
masing rumah tidak selalu sama. Demikian pula sub-kulit, jumlah orbital yang dimiliki
tergantung pada jenis sub kulit seperti berikut ini:

1. Sub kulit s : memiliki 1 orbital (mampu menampung 2 elektron)


2. Sub kulit p : memiliki 3 orbital (mampu menampung 6 elektron)
3. Sub kulit l : memiliki 5 orbital (mampu menampung 10 elektron)
4. Sub kulit f : memiliki 7 orbital (mampu menampung 14 elektron)
5. Sub kulit g : memiliki 9 orbital (mampu menampung 18 elektron)
6. Sub kulit h : memiliki 11 orbital (mampu menampung 22 elektron)
7. Sub kulit i : memiliki 13 orbital (mampu menampung 26 elektron)

Jumlah sub kulit yang dimiliki oleh sebuah kulit adalah sebanyak nomor kulitnya sebagai
misal:
kulit pertama (K) mempunyai satu sub kulit :s
kulit kedua (L) mempunyai dua sub kulit : s, p
kulit ketiga (M) mempunyai tiga sub kulit : s, p, d
dst

7.2.1. Aturan pengisian/penyusunan konfigurasi elektron


Dalam hal pengisian elektron pada orbital, mengikuti: (1) prinsip Aufban; (2)
aturan Hund; (3) aturan penuh dan setengah penuh, dan (4) larangan Pauli.

35
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
7.2.1.1.Prinsip Aufbau (Meningkat)
Elektron-elektron suatu atom akan menempati orbital-orbital berenergi rendah. Jika
telah penuh dilanjutkan dengan mengisi orbital-orbital yang berenergi lebih tinggi. Urutan
pengisian orbital berdasar urutan tingkatan energi dinyatakan sebagai berikut.

1s

2s 2p

3s 3p 3d

4s 4p 4d 4f

5s 5p 5d 5f

6s 6p 6d

7s 7p

Contoh
26Fe = 1s2 2s2 2p2 3s2 3p6 4s2 3d6
Atau bisa dinyatakan dengan;

26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2


Urutan tingkat energy di atas dapat diperjelas sebagai berikut;

36
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

7.2.1.2. Aturan Hund

Konfigurasi 6c : 152 25 2 2p2


Ada beberapa cara pendiskripsian 2 elektron dalam 3 orbital p sebagai berikut :

↑↓ ↑ ↓ ↑ ↑
A B C
Ketiga susunan tersebut tudak melanggar larangan Pauk, susunan yang paling benar
diberikan oleh aturan Hund (Hund’s Rule) yang menyatakan bahwa susunan elektron yang
paling stabil dalam sub kulit adalah susunan dengan jumlah spin paralel terbanyak
diperlihatkan pada (C). Sedang (A) dan (B) spinnya saling meniadakan. Sehingga diagram
orbital untuk karbon adalah:
↑↓ ↑↓ ↑ ↑

152 25 2 2px 2py 2p2


Keadaan (C) lebih disukai dibanding (A) karena kedua elektron berada dalam orbital 2px
yang sama, dan kedekatannya menghasilkan tolakan antar elektron lebih besar dibanding
bila mengisi 2 orbital yang berbeda. Sedang (C) lebih baik bila dibandingkan dengan (B),
didasarkan fakta bahwa karbon bersifat paramagnetik (tertarik oleh magnet), hal ini terjadi
karena tersusun dengan spin paralel atom sama (↑↓ atau ↓↓). Sebaliknya jika spin
elektronnya berpasangan/anti paralel (↑↓) atau (↓↑), efek magnetiknya saling meniadakan
sehingga bersifat diamagnetik/ditolak lemah oleh magnet. Aturan Hund menjelaskan
aturan Penuh dan setengah penuh yang terjadi pada 24 Cr ataupun 29 Cr.

37
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

Contoh Soal: Tentukan keempat bilangan kuantum pada pengisian elektron dari atom:
a. 7 N b. 17 Cl c. 22 V

Penyelesaian :
a. Konfigurasi 7 N : 152 252 2p3
↑↓ ↑↓ ↑ ↑

15 25 2p
Maka, n = 2 ; ℓ = 1 ; m = +1 c=+½

b. Kofigurasi 17Cl : 152 25 2 2p6 352 3p5

↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
↑↓ ↑
15 25 2p 35 3p
Maka, n = 3 ; ℓ = 1 ; m = 0 ; s = - ½

c. Konfigurasi 22 V : 152 252 2p6 352 3p6 452 3d2

↑↓ ↑↓ ↑↓

3d
Maka, n = 3 ; ℓ = 2 ; m = -1 ; s = + ½

7.2.1.3. Aturan Penuh dan setengah penuh


Aturan Hund menjelaskan aturan Penuh dan setengah penuh yang terjadi pada 24 Cr
ataupun 29 Cr, Sub kulit d cenderung penuh (d10) atau setengah penuh (d5). Dapatkah anda
menyusun konfigurasi 24Cr dan 29Cu sesuai dengan maksud aturan penuh atau setengah
penuh?

7.2.1.4. Larangan Pauli


Wolfgang Pauli menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam satu atom yang boleh
mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Mengapa demikian?, anda dapat
melakukan analisis terhadap struktur elektron pada sebuah atom didukung hasil telaah
kegiatan literasi guna menyusun sebuah argumen yang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.

9. Sistem Periodik
9.1.Perkembangan Sistem Periodik
Bermula dari penemuan Dalton semakin banyak dikenal jenis-jenis unsur di alam, yang
mana banyak ditemukan kesamaan sifat fisika dan kimia. Para ahli mencoba menelusuri
keteraturan sifat-sifat tersebut dengan melakukan pengelompokan seperti yang dirintis oleh
Lavaisier yang saat itu baru mengelompokan menjadi dua golongan unsur (unsur-unsur
logam dan non logam). Perkembangan selanjutnya para ahli berusaha melakukan
penyempurnaan berdasar temuan-temuan baru dengan harapan dapat membuat sebuah
daftar sehingga daftar tersebut dapat menerangkan sendiri sifat unsur berdasar letaknya.

38
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

9.2. Triad Dobereiner


Johan Dobereiner pada tahun 1829 menemukan hubungan antara sifat unsur dengan
massa atom, menemukan bahwa SrO mendekati harga rata-rata CaO dan BaO, sehingga
massa atom Sr diramalkan mendekati harga rata-rata massa atom Ca dan Ba. Kelompok
ketiga unsur tersebut disebut triade. Sehingga Dobereiner berani memperkirakan masa
atom Br (saat itu belum dikenal dengan tepat) kira-kira sama dengan harga rata-rata massa
atom Cl dan I, den massa atom (Ar) Na berada di antara Ar Li dan Ar K.
Konsep Triad Dobereiner

Unsur Ar Ar unsure ditengah menurut Triad


Li 6,94 Ar Na =
Na 22,99
K 39,10 = 23,02

9.3. Oktaf NewLand


Tahun 1866 John Newland menyusun daftar berdasar kenaikan Ar, ternyata Newland
menemukan pengulangan sifat pada setiap unsur ke delapan. Diterangkan, sifat unsur ke-1
secara periodik (berkala) ditemukan kembali pada unsur ke-8, ke-15 dst. Sedangkan sifat
unsur ke-2 terulang kembali pada unsur ke-9, ke-18 dst. Karena pengulangan sifat tersebut,
secara periodik setiap setelah 8 unsur, maka konsep Newland disebut Hukum Newland.

Daftar unsur-unsur menurut Newland dalam hokum Oktaf


H F Cl Co&Ni Br Pd Te Pt&Ir
Li Na K Cu Rb Ag Cs Os
G Mg Ca Zn Sr Cd Ba&V Hg
Bo Al Cr Y Ce&La V Ta Tl
C Si Tl In Zr Sn W Pb
N P Mn As Di&Mo Sb Nb Bi
O S Fe Se Ro&Ru I Au Th

9.4. Sistem Periodik Mendeleyep


Pada tahun 1869 Julius Lothar Meyer (Jerman) dan Mendeleyep (Rusia) secara terpisah
menemukan hubungan yang lebih rinci antara sifat unsur dan massa atom. Keduanya
menemukan sifat berulang jika unsur disusun menurut bertambahnya massa atom. Meyer
menggunakan sifat fisika dalam menyusun daftar, sedang Mendeleyep lebih banyak
menggunakan sitat kimia.
Mendeleyep menyusun daftar menurut persamaan sifat, menurut arah bawah/vertikal pada
kolom yang sama, dengan tidak menggangap terlalu penting mengikuti urutan kenaikan
39
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
hingga urutan Ar beberapa unsur ada yang terbalik.
Daftar Mendeleyep selanjutnya dikenal dengan sistem periodik unsur-unsur/sistem
berkala.
Dalam penyusunan daftar, Mendeleyep merumuskan pula hokum periodik : sifat unsur
adalah fungsi periodik dari Ar-nya, secara matematis:
Sifat Unsur x = f(Ar)x
Artinya, sifat unsur ditentukan oleh harga Ar karena bentuknya pendek siitem ini dikenal
dengan sistem periodik pendek.
Kelebihan Mendeleyep dalam hal ini adalah, keyakinan akan ramalan/perkiraan tentang
unsur yang belum ditemukan dengan menyediakan tempat kosong, serta pada saat
ditemukan unsur-unsur gas mulia daftar Mendeleyep tidak banyak mengalami perubahan.

9.5. Sistem Periodik Panjang


Setelah penemuan struktur atom, struktur elektron dan nomor atom Mosely, sistem
Periodik Mendeleyep diperbaiki seperti bentuk yang digunakan sekarang, yang dikenal
dengan sietem periodik bentuk panjang/sistem periodik modern, dan berlaku:
Sifat Unsur x = f (Zx)
Artinya, sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atom. Pada sistem periodik
panjang, unsur-unsur pada deret horisontal disebut periode dan menurut kolom vertikal
disebut golong.
Unsur-unsur yang berada dalam satu periode terjadi perubahan sifat secara berkala. Dari
kiri ke kanan menurut sistem tersebut sifat unsur semakin non logam dan sebaliknya.
Sedang dalam satu golongan terjadi kesamaan sifat. Pada sistem periodik tcrsebut, unsur-

40
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
unsur yang jumlah kulitnya sama ditempatkan pada baris/periode yang sama. Nomor
periode dalam hal ini menyatakan jumlah kulit yang dimiliki sebuah unsur.
Sedang unsur-unsur dengan stuktur elektron terluar sama ditempatkan pada
kolom/golongan yang sama. Dengan demikian unsur-unsur segolongan mempunyai sifat
kimia yang sama.

9.5.1. Berdasar golongannya, sistem periodik dikelompokkan dalam 3 kelompok


9.5.1.1. Unsur-unsur Utama (unsur-unsur represantatif/unsur gol. A)
Unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada orbital 3 atau P
meliputi golongm IA - VIIIA
9.5.1.2. Unsur-unsur transisi (unsur-unsur peralihan/unsur gol. B)
Unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada orbital d, meliputi
golongan IB – VIIIB
9.5.1.3. Unsur-unsur transisi dalam.
Unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada orbital f.

41
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

9.5.1.4. Penomoran Periode Dan Golongan

9.5.1.4.1. Penomoran periode sesuai nomor kulit terbesar.


Contoh : 13Al = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1, terletak dalam periode 3
pada SP.

9.5.1.4.2. Penomoran golongan dibedakan menurut kelompoknya.


9.5.1.4.2.1.Unsur Utama:
Nomor golongan dibubuhi huruf A,
Nomor golongan sesuai dengan jumlah elektron pada kulit terluar,
Meliputi delapan golongan sebagai berikut:

Nomor Golongan Nama Golongan Struktur elektron Terluar


IA gol. Alkali ns1
IIA gol. Alkali tanah ns2
IIIA gol. Boron ns2 np1
IVA gol. Karbon ns2 np2
VA gol. Nitrogen ns2 np3
VIA gol. Oksigen ns2 np4
VIIA gol. Halogen ns2 np5
VIIIA gol. Gas mulia ns1 np6

42
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

9.5.1.4.3. Unsur Transisi


Catatan : Fenomena pada orbital d adalah elektron-elektron dalam
orbital-orbital d cenderung dalam aturan penuh d10 atau setengah penuh d5
sehingga konfigurasi untuk 24Cr dan 29Cu, bukan 4s1 d4 dan 4s2 d9 tapi
cenderung sebagai 4s1 d5 dan 4s1 d10. Penomoran unsur-unsur transisi
sebagai berikut:
a) Nomor golongan dibubuhi huruf B
b) Nomor golongan = jumlah elektron s + d
(elektron dikulit terluar+elektron d yang di isi terakhir)

Catatan : Jika, s + d = 9, golongannya VIIIB


s + d = 10, golongannya VIIIB
s + d =11, golongannya IB
s + d = 12, golongannya IIB
Lengkapi data sebagai berikut:
Unsur Struktur elektron Golongan
2 2 6 2 6 2 1
21SC 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d Golongan IIIB
22Ti __________________________ _______________
23V __________________________ _______________
24Cr __________________________ _______________
25Mn __________________________ _______________
26Fe __________________________ _______________
27Co __________________________ _______________
28Ni __________________________ _______________
29Cu __________________________ _______________
__________________________
30Zn _______________

9.5.1.4.4. Unsur Transisis Dalam


 Unsur lantanoida (seperti larutan), unsur-unsur yang
pengisian elektronnya berakhir pada orbital-orbital 4f,
sering disebut unsur-unsur tanah jarang.
 Unsur-unsur Aktinoida (seperti aktinium) unsur-unsur yang
pengisian elektronnya berakhir pada orbital-orbital 5f.
 Hingga saat ini belum ada penomoran golongan, jumlahnya
masih relatif sedikit.
10. Sifat –Sifat Periodik
Keteraturan sifat unsur disusun berdasar kenaikan nomor atomnya. Keteraturan
tersebut dapat dijelaskan dengan konfigurasi elektron, sifat-sifat unsur tergantung pada
konfigurasi elektron, terutama pada harga elektron valensinya (mengapa?), sehingga
unsur-unsur segolongan memiliki kemiripan sifat, dan unsur-unsur seperiode terjadi
perubahan sifat secara teratur, secara periodik, secara berkala.

43
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
10.1.Jari-jari Atom
Jari-Jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit terluar suatu atom. Unsur-unsur
segolongan makin ke bawah makin besar, karena jumlah kulitnya bertambah. Unsur-
unsur seperiode (jumlah kulit sama) makin ke kanan makin kecil. (mengapa demikian?)

11.2. Potensial Ionisasi (Energi Ionisasi)


Pengertian : Energi yang diperlukan atom untuk melepaskan elektron di kulit terluar.
Jika potensial ionisasinya kecil maka mudah melepaskan elektron dan sebaliknya. Maka
unsur-unsur segolongan potensial, ionisasinya semakin ke bawah semakin kecil. Dan
seperiode makin ke kanan makin besar (dapatkah anda jelaskan kembali?)

11.3. Keelektronegatifan
Pengertian : kemampuan atom untuk menarik/ menangkap elektron.
Keelektronegatifan tinggi berarti mudah membentuk muatan negatif, artinya menangkap
elektron. Unsur-unsur segolongan harganya makin ke bawah makin kecil dengan
bertambahnya nomor atom, dan seperiode makin ke kanan makin besar terkait jari-jari
atom yang semakin kecil dari kiri ke kanan (terbesar dimiliki gol. VIIA dan, nol untuk
untuk gol. VIIIA.... dapatkah anda menyusun korelasi antara pengaruh nomor atom, jari-
jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron terhadap keelektronegatifan dalam seperiode
dan segolongan?)

11.4. Sifat Logam Dan Non Logam


Batasan definisi logam/non logam tidaklah jelas karena ada unsur yang sekaligus
memiliki sifat logam dan non logam. Suatu unsur digolongkan logam jika cenderung
melepaskan elektron dan sebaliknya. Sifat logam dalam sistem periodik, makin ke kanan
makin berkurang. Batas antara logam dan non logam tergolong metaloid, yaitu unsur-
unsur disekitar diagonal Boron (B) sampai Astatin (At). Unsur-unsur segolongan sifat
logam makin ke bawah makin kuat/bertambah.

11.5. Kereaktifan
Kereaktifan merupakan kecenderungan untuk bereaksi. Semakin tinggi kereaktifan
suatu unsur, semakin mudah untuk bereaksi. Kereaktifan unsur logam, semakin mudah
suatu unsur untuk melepaskan elektron, maka unsur logam tersebut semakin reaktif.
Sedangkan pada unsur non logam, semakin mudah menarik elektron suatu unsur maka
unsun non logam tersebut semakin reaktif.

11.5. Afinitas Elektron


Pengertian:
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Catatan: makin negatif harga afinitas elektron, makin mudah atom tersebut menerima
elektron dan terbentuk ion yang stabil. Melalui kegiatan literasi secara berkolaborasi dapat
anda lakukan telaah terhadap grafik hubungan antara afinitas elektron dan nomor atom,
guna memperoleh pemahaman tinggi perihal sifat afinitas elektron unsur-unsur seperiode
dan segolongan dalam sistem periodik.

44
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
E. Kegiatan Pembelajaran

1. Tugas terstruktur PTT :


a. Menyusun kajian materi struktur atom, model atom, dan struktur elektron, dan
bilangan kuantum.
b. Pemecahan perrmasalahan terkait partikel sub atom.
1. Dengan ditemukanya partikel dasar penyusun atom masih berlakukah definisi
mengenai atom menurut Dalton, bahwa atom sebagai bagian terkecil dari suatu
materi yang masih mempunyai sifat materi yang bersangkutan.
2. Jika elektron disebut juga sebagai sinar katoda, bagaimana halnya dengan proton,
bolehkah disebut dengan sinar anoda.
3. Jelaskan hal apa yang menyebabkan atom-atom berisotop mempunyai massa atom
berbeda.
4. Massa atom terpusat pada inti atom, sehingga massa atom dianggap sama dengan
massa inti, jelaskan mengapa demikian.
5. Atom tersusun atas inti dan kulit/lintasan tempat elektron bergerak mengelilingi
inti seperti halnya planet (misal bumi) mengelilingi matahari, untuk apa elektron
bergerak mengelilingi inti.
6. Susun konfigurasi atom nomor 17, 18, 19, 20, 21, 25; dengan dua cara.
7. Buatlah resume model atom menurut Thomson, Ruterford, Dalton, Niel Bhor dan
berikan kritikan pada masing-masing model atom tersebut.

2. Tugas Mandiri Tidak Terstruktur PMTT


a. Memanfaatkan berbagai sumber belajar, membuat produk berupa game kartu unsur
dengan ketentuan halaman muka kartu berupa lambang unsur lengkap seperti
tercantum dalam SP, sedangkan halaman belakang memuat kuesioner dari unsur
terkait.
b. Secara kolaboratif bersama teman bagaimankah memecahkan permasalahan
sebagai berikut:
1. Suatu atom, elektron terakhirnya menempati n = 3, ℓ = 1 ; m = 0 ; s = -½.
Maka nomor atom tersebut adalah...........
2. Tentukan harga keempat bilangan kuantum untuk:
a. 11 Na c. 29 Cu e. 24 Cr
b. 13 Al d. 12 Mg f. 25 Mn

3. Materi diskusi-1.
1. Bagaimana menjelaskan bahwa atom sebagai bagian terkecil dari suatu zat,
ternyata tersusun atas sub atom-sub atom?
2. Bagaimana sub atom-sub atom tersusun dalam suatu atom?
3. Apa saja kelemahan model atom Rutherford?
4. Bagaimana postulat Bohr mampu menjawab terhadap kelemahan model atom
Ruterford?
5. Bagaimana cara tersusunya elektron-elektron dalam suatu atom?

4. Materi diskusi-2
1.Atas dasar apa penyusunan unsur-unsur dalam SP modern?
2. Bagaimana pembagian kelompok unsur-unsur dalam SP?
3. Bagaimana pengulangan sifat dapat terjadi pada unsur-unsur dalam satu golongan

45
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
(lajur vertikal)?
4. Bagaimana perubahan sifat secara berkala/periodik dapat terjadi pada unsur-unsur
dalam satu periode (baris horisontal)?
5. Bagaimana cara mendiagnosis kedudukan suatu unsur/atom dalam tabel SP?

5. Latihan Penilaian Harian-1


1. Unsur-unsur diketahui dengan struktur elektron sebagai berikut:
a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p3
d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p5
Tentukan masing-masing nomor golongan dan periodenya!
2. Tentukan keempat bilangan kuantum atom-atom sebagai berikut:
a. 11Na b. 17Cl
c. 21Sc d. 24Cr
e. 29Cu
3. Urutkan harga potensial ionisasi dari rendah ke tinggi untuk unsur dengan nomor
18, 19, 20!
4. Dengan ditemukannya partikel dasar penyusun atom, terbukti bahwa dalam atom
masih tersusun atas sub atom, misalnya proton dan netron. Kemukakan opinimu,
perlukah melakukan revisi terhadap definisi atom?
5. Deskripsikan model atom menurut Rutherford!
6. Tunjukkan pada golongan dan periode berapa untuk unsur 30 Zn!
7. Uraikan sifat-sifat unsur dalam golongan yang sama!
8. Uraikan sifat-sifat unsur dalam periode yang sama!
9. Terangkan pembentukan Sinar Katoda!
10. Tunjukan konfigurasi atom 17Cl, dan 25Mn masing-masing berdasar kulit dan sub
kulit!
11. Uraikan konsep teori atom Dalton!
12. Kemukakan kelemahan model atom Thomson dan Rutherford!
13. Uraikan perbaikan model Rutherford menurut postulat Niel Bohr!
14. Susun struktur elektron untuk unsur 17CI dan 25Mn berdasar kulit dan subkulit!
15. Apa yang kamu ketahui mengenai perkembangan SP?
16. 11Na, 13Al, 29Cu, Tentukan letak atom-atom tersebut dalam SP modern menurut
periode dan golongan!
17. Menurut Dalton, atom sebagai bola kecil sederhana, bagaimana menurut
evaluasimu?
18. Konsepkan dengan bahasa sederhana mengenai 4 prinsip penyusunan struktur
elektron!
19. Uraikan mengenai isotop, isoton, dan isobar!
20. Perkembangan ilmu dengan ditemukannya isotop, isoton,isobar, berakibat
menggugurkan salah satu butir?

6. Latihan PH-2
1. Bilangan kuantum yang mungkin terdapat, adalah:
a. n=3 l=3 m= -1 s= +
b. n=4 l=1 m= +2 s= -

46
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
c. n=3 l=0 m= 0 s= -
d. n=2 l=2 m= -2 s= +
e. n=4 l=2 m= -3 s= +
2. Bilangan kuantum yang sesuai untuk elektron 3d adalah:
a. n=3 l=2 m= +3 s= +
b. n=3 l=3 m= +2 s= -
c. n=3 l=1 m= 0 s= +
d. n=3 l=1 m= 0 s= -
e. n=3 l=2 m= +1 s= +
3. Atom 28Ni memiliki struktur elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8 4s2 ; dengan
demikian kebolehjadian elektron terakir pada atom Ni memiliki harga bilangan
kuantum utama (n) sebesar:
a. n = 4 d. n = 2
b. n = 3 e. n = 8
c. n = 7
4. Isotop suatu atom dilambangkan 26Fe. Jumlah elektron pada kulit K, L, M dan N
berturut-turut adalah…
a. 2 8 8 8 d. 2 8 16
b. 2 8 14 2 e. 2 8 9 7
c. 2 8 18
5. Elektron yang memiliki bilangan kuantum tidak diizinkan adalah…
a. n = 3, l = 0, m = 0, s = -1/2
b. n = 3, l = 1, m = 1, s = +1/2
c. n = 3, l = 2, m = -1, s = +1/2
d. n = 3, l = 1, m = 2, s = -1/2
e. n = 3, l = 2, m = 2, s = +1/2
6. Suatu unsur P, Q, R, S dan T memiliki nomor atom berturut-turut 3, 12, 19, 33
dan 53. Unsur yang memiliki kemiripan sifat adalah…
a. P dan Q d. S dan T
b. Q dan S e. R dan T
c. P dan R
7. Iod dalam senyawa kalsiumiodida memiliki konfigurasi elektron [Kr] 5s2 4d10 5p6.
Unsur tersebut terletak pada golongan dan periode…
a. VA/6 d. VIIA/5
b. VIIIA/5 e. VIIA/6
c. VIIIA/6
8. Atom X elektron terakhirnya memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 0, m = 0 dan s
= +1/2. Atom X terletak pada golongan dan periode…
a. IIA/3 d. IIIB/3
b. IIIA/3 e. IVB/3
c. IIB/3
9. Pernyataan berikut yang bukan tentang teori atom Dalton adalah....
a. atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi
b. atom tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan
c. atom dari unsur yang berbeda dapat bergabung membentuk senyawa
d. reaksi kimia melibatkan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali atom-atom

47
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
e. atom digambarkan sebagai roti kismis
10. Menurut model atom mekanika gelombang adalah...
a. orbit elektron berupa elips
b. keduduka elektron dalam atom tidak diketahui dengan pasti
c. gerakan elektron zig zag
d. atom berbentuk bola pejal
e. elektron bergerak sambil memancarkan energi
11. Bila seberkas partikel alfa yang sejajar ditembakkan pada lembaran tipis tima,
maka sebagian partikel alfa menembus lurus, sebagian kecil dibelokkan, dan
sedikit sekali yang berbalik arah. Hal ini terjadi karena partikel alfa....
a. mempunyai perbedaan kecepatan
b. sangat kecil dan tidak bermuatan
c. mengikuti hukum kekekalan momentum
d. ditolak inti atom dalam lembaran tipis timah
e. ditolak oleh elektron dalam lembaran tipis timah
12. Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak benar?
a. elektron ditemukan oleh J.J. Thomson melalui percobaan dengan tabung sinar katode
b. neutron ditemukan oleh J. Chadwick pada tahun 1932
c. inti atom ditemukan oleh E. Rutherford melalui percobaan penghamburan sinar alfa
d. proton ditemukan oleh Henry Becquerel pada tahun 1896
e. muatan elektron ditemukan oleh A.R. Milikan melalui percobaan tetes minyak
13. Manakah di antara perpindahan elektron berikut yang disertai pelepasan energi
paling besar?
a. dari kulit K ke kulit N
b. dari kulit M ke kulit K
c. dari kulit L ke kulit K
d. dari kulit M ke kulit P
e. dari kulit N ke kulit M
14. Partikel dasar penyusun atom adalah....
a. proton, elektron, deutron
b. proton, elektron, positron
c. proton, elektron, neutron
d. proton, elektron, tritron
e. proton, neutron, deutron
15. Inti atom bermuatan positif, disebabakan initi atom mengandung....
a. proton d. proton yang lebih banyak dari pada elektron
b. elektron e. proton yang lebih sedikit dari pada elektron
c. neutron
16. Partikel bermuatan positif terdapat dalam inti atom adalah....
a. proton d. deutron
b. elektron e. nukleon
c. neutron
17. Kecuali atom hidrogen, semua inti terdiri dari....
a. neutron d. proton dan neutron
b. elektron e. proton dan elektron
c. proton
18. Di antara partikel-partikel di bawah ini yang memiliki massa paling kecil adalah....
a. proton d. deutron

48
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
b. elektron e. nukleon
c. neutron
19. Diketahui unsur-unsur P, Q, R, dan S. Unsur–unsur yang merupakan isobar adalah....
a. P dengan Q d. R dengan S
b. P dengan R e. Q dengan S
c. Q dengan R
20. Atom yang mempunyai nomor atom sama dan nomor massa berbeda disebut....
a. isotop d. isomer
b. isobar e. isoelektrik
c. isoton
21. Pasangan unsur di bawah ini yang merupakan isotop adalah....
a. Na dengan Mg d. P dengan S
b. P dengan S e. Sb dengan Te
c. U dengan U
22. Suatu unsur mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut: K=2, L=8, M=18,
N=7. Nomor massa unsur tersebut adalah 80, tiap atom tersebut memliki....
a. 35 elektron dan 35 neutron
b. 35 proton dan 35 neutron
c. 35 proton dan 45 neutron
d. 35 elektron dan 80 neutron
e. 80 elektron dan 80 proton
23. Atom X mempunyai proton, neutron, dan elektron berturut-turut sebesar....
a. 103, 58, 45 d. 45, 45, 103
b. 45, 58, 45 e. 45, 103, 58
c. 58, 45, 45
24. Jumlah elektron pada ion Na+ dengan nomor atom 11 dan nomr massa 23
adalah....
a. 10 d. 23
b. 11 e. 34
c. 12
25. Nomor atom Kalium adalah 19. Konfigurasi elektronnya adalah....
a. 2 8 9 d. 2 8 7 2
b. 2 18 e. 2 7 8 2
c. 2 8 8 1
26. Elektron yang menempati kulit L dari atom Ca dengan nomor atom 20 dan
nomor massa 40 adalah ....
a. 2 d. 20
b. 8 e. 40
c. 10
27. Pengelompokan unsur-unsur pertama kali dilakukan oleh Lavoisier pada tahun
1789 atas dasar ....
a. nomor atom d. jari-jari atom
b. nomor massa e. sifat logam dan non logam
c. sifat periodik
28. Pengelompkan unsur-unsur tiap kelompok terdiri atas 3 unsur dengan dengan
sifat kimia yang mirip dilakukan oleh....
a. Newlands d. Thomson
b. Dobereiner e. Mendeleyev

49
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
c. Lavoisier
29. Susunan Berkala unsur-unsur Mendeleyev disusun berdasarkan ....
a. sifat kimia unsur
b. susunan elektron unsur-unsur
c. kenaikan nomor atom
d. kenaikan nomor massa unsur-unsur
e. sifat logam dan non logam
30. Kelemahan pengelompokan unsur oleh Newlans adalah....
a. unsur yang sifatnya sama lebih dari 3
b. terlalu umum
c. tersedia tempat yang kosong
d. sulit dipelajari
e. terdapat beberapa unsur yang tidak sesuai dengan oktaf
31. Suatu atom mempunyai elektron valensi 3 dan jumlah kulitnya 4. Letak atom
tersebut dalam sistem periodik unsur terdapat pada golongan dan periode....
a. IVA dan 3 d. IIIA dan 7
b. IVA dan 4 e. IVB dan 3
c. IIIA dan 4
32. Unsur X dengan nomor atom 17 dalam susunan berkala terdapat pada....
a. golongan IA dan periode 7
b. golongan VIIA dan periode 3
c. golongan VIIA dan periode 1
d. golongan IIIA dan periode 7
e. golongan IA dan periode 3
33. Suatu unsur terdapat pada periode ke 3 dan mempunyai 6 elektron valensi nomor
atom unsur tersebut adalah....
a. 9 d. 22
b. 13 e. 25
c. 16
34. Diketahui unsur-unsur 3A, 11B, 12C,19D, 20E. Jari-jari atom terbesar dimiliki oleh
unsur….
a. A d. D
b. B e. E
c. C
35. Sifat kimia unsur yang bernomor atom 4 akan sama dengan unsur yang
bernomor….
a. 12 dan 16 d. 16 dan 20
b. 12 dan 18 e. 18 dan 20
c. 12 dan 20
36. Energi ionisasi unsur-unsur segolongan berkurang dari atas ke bawah. Faktor
utama yang menyebabkan penurunan tersebut adalah....
a. pertambahan jari-jari atom d. pertambahan nomor atom
b. pertambahan muatan inti e. pertambahan titik didih
c. pertambahan nomor atom

50
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
37. Atom yang mempunyai harga afinitas elektron terbesar adalah aton unsur dengan
nomor atom....
a. 7 d. 10
b. 8 e. 11
c. 9
38. Unsur yang bersifat logam pada tabel periodik unsur terdapat pada golongan....
a. VA, VIA, VIIA d. IA, IIA, VIIA
b. IVA, VA, IIIA e. IA, IIIA, VIIIA
c. IA, IIA, IIIA
39. Data elektronegatifitas unsur-unsur sebagai berikut:

K L M N O P
1,0 1,5 0,9 3,0 1,2 1,5
Urutan unsur-unsur tersebut dari kiri ke kanan dalam satu periode adalah....
a. K, L, N, O d. N, P, O, M
b. O, P, N, L e. M, O, P, N
c. L, N, O, P
40.Dari pasangan unsur berikut…..
23
1. 11 Na dan 1223Mg
40 40
2. 19 K dan 20 Ca
31 32
3. 15 P dan 16 S
21 28
4. 13 Al dan 13 AL
40 27
5. K dan Al
19 13
Yang merupakan Isobar adalah….
a. 1 dan 2 d. 3 dan 4
b. 1 dan 3 e. 4 dan 5
c. 2 dan 3
41. Jumlah elektron maksimum yang terdapat pada kulit O adalah….
a. 8 d. 32
b. 18 e. 50
c. 20
42. Konfigurasi elektron dari unsur Ni adalah….
a. 2 8 19
b. 2 18 8 1
c. 2 8 18 1
d. 2 8 18 30
e. 2 8 18 18 12
43. Suatu unsur memiliki konfigurasi elektron, K =2, L = 8, M = 8, N = 6. Salah satu
isotopnya memiliki 28 netron, nomor atom dan nomor unsur massa tersebut
adalah….
a. 24 dan 28 d. 24 dan 52
b. 28 dan 50 e. 52 dan 24
c. 28 dan 52

51
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
44. Ion X2+ mempunyai konfigurasi elektron 2, 8, 8 maka nomor atom X adalah….
a. 8 d. 20
b.12 e. 22
c.16
45. Sistem periodik modern disusun berdasarkan….
a. sifat fisika unsur
b. kenaikan nomor atom
c. kenaikan nomor massa
d. kenaikan jumlah netron
e. sifat kelogaman unsur
46. Manakah satu pernyataan berikut yang tidak benar….
a. elektron ditemukan oleh J.J Thomson melalui percobaan dengan tebung
sinar katoda
b. neutron ditemukan oleh J.Chadwick pada tahun 1932
c. inti atom ditemukan oleh E.Ruthherford melalui percobaan penghamburan
sinar
d. proton ditemukan oleh Henry Becquerel pada tahun 1986
e. muatan elektron ditemukan oleh A.R Milikan melalui percobaan tetes
minyak
47. Berbagai model atom di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 3 merupakan model atom yang ditemukan oleh:


a. J.J Thomson d. d. Rutherford
b. Neils Bohr e. Schrodinger
c. John Dalton
48. Unsur K-39 dengan konfigurasi elektron 2 8 8 1 mempunyai….
a. 39 elektron d. 20 proton
b. 39 proton e. 20 neutron
c. 39 neutron
49. Kalsium memiliki lambang Ca. Konfigurasi elektron atom kalsium adalah:
a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 4s2 4p2
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 4p2
d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
50. Krom memiliki lambang Cr. Konfigurasi elektron atom kalsium adalah:
a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1
c. 1s2 2s2 2p6 3s1 3p6 4s2 3d5
d. 1s2 2s2 2p6 3s1 3p6 4s2 3d5
e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d4 4s2

52
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
F. Konfirmasi Wali Murid/Orang tua

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-3

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/ Tindaklanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_____________________ ________________
Nama Terang Nama Terang

53
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran-4
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.4. Menganalisis proses pembentukan ikatan kimia pada beberapa senyawa dalam
kehidupan sehari-hari -C4
4.4. Mengintegrasikan proses pembentukan ikatan kimia pada beberapa sennyawa
dalam kehidupan sehari-hari dengan elektron valensi atom-atom penyusunnya -K5

B. IPK
3.4.1. Mengidentifikasi kecenderungan atom untuk mendapatkan keadaan stabil – C2
3.4.2. Menelaah konsep kstabilan atom - C4
3.4.3. Menelaah jenis-jenis ikatan kimia – C4
3.4.4. Menerapkan nomen clatur IUPAC dalam pemberian nama senyawaan kimia – C3
4.4.1. Menyajikan proses pembentukan ikatan kimia pada beberapa senyawaan dalam
kehidupan sehari-hari K5 (keterampilan abstrak)

C. Tujuan Pembelajaran
3.4.1.1. Melalui pengamatan data konfigurasi elektron siswa secara bertanggung jawab
dapat menentukan harga elektron valensi dengan benar -C2
3.4.1.2. Melalui pengamatan data konfigurasi elektron siswa secara kolaboratif dapat
menentukan harga valensi dengan benar -C2
3.4.1.3. Melalui pengamatan data konfigurasi elektron siswa secara mandiri dapat
mengidentifikasi kecenderungan atom untuk memperoleh susunan stabil dengan
benar – C2
3.4.2.1. Melalui kegiatan diskusi siswa secara mandiri dapat menelaah konsep kestabilan
atom dengan benar –C4
3.4.3.1. Melalui diskusi kecenderungan atom-atom untuk memperoleh kestabilan siswa
dengan penuh percaya diri dapat mengonsepkan ikatan kovalen dengan benar –
C3
3.4.3.2. Melalui diskusi kecenderungan atom-atom untuk memperoleh kestabilan siswa
dengan penuh percaya diri dapat mengonsepkan ikatan kovalen koordinasi
dengan benar -C3
3.4.3.3. Melalui diskusi kecenderungan atom-atom untuk memperoleh kestabilan siswa
dengan penuh percaya diri dapat mengonsepkan ikatan ion dengan benar –C3
3.4.3.4. Melalui diskusi kecenderungan pembentukan momen dipol siswa dengan penuh
rasa ingin tahu dapat mendiagnosa kepolaran senyawa secara benar –C4
3.4.3.5. Melalui kegiatan mengkaji sifat-sifat unsur logam siswa secara mandiri dapat
menguraikan terjadinya ikatan logam dengan benar –C4
3.4.3.6. Melalui pengamatan data kecenderungan beberapa jenis atom siswa secara
kolaboratif dapat mendiagnosis jenis ikatan yang terjadi antar atom dengan benar
–C3
3.4.4.1. Melalui diskusi prosedur penentuan harga bilok siswa secara bertanggung jawab
dapat menentukan harga bilok masing-masing spesi yang menyusun suatu
senyawa dengan benar -C3
3.4.4.2. Melalui kegiatan diskusi prosedur dan ketentuan nomen clatur senyawa siswa
secara mandiri dapat menentukan nama zat/senyawa dengan benar –C3

54
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
4.4.1.1. Melalui tayangan slide mekanisme pembentukan ikatan siswa dengan penuh
tanggung jawab dapat menyajikan proses pembentukan ikatan kimia pada
beberapa senyawaan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar –K5

D. Materi Pelajaran
Konsep syarat: struktur atom, teori atom, model atom, struktur elektron, periode dan
golongan, elektron valensi dan valensi, bilok, spesi (ion, atom, dan molekul), formula
kimia.

1. Kestabilan atom
1.1. Elektron Valensi
Definisi : Jumlah elektron yang terdapat pada kulit terluar merupakan penentu sifat
suatu unsur.
Perhatikan tabel sebagai berikut:

STRUKTUR ELEKTRON
Z ATOM ELEKTRON VALENSI
K L M N
1 H 1 1
2 He 2 2
3 Li 2 1 1
4 Be 2 2 2
5 B 2 3 3
6 C 2 4 4
7 N 2 5 5
8 O 2 6 6
9 F 2 7 7
10 Ne 2 8 8
11 Na 2 8 1 1

1.2.Susunan Elektron Stabil


Unsur Gol VIIIA  disebut unsur-unsur gas mulia karena sulit/tak dapat bereaksi
(stabil).

STRUKTUR ELEKTRON
Z X EV
K L M N O P
2 He 2 2
10 Ne 2 8 8
18 Ar 2 8 8 8
36 Kr 2 8 18 8 8
51 Xe 2 8 18 18 8 8
86 Rn 2 8 18 32 18 8 8

Lihat elektron valensi (sebagai penentu sifat), ternyata EV penuh = 2 atau 8 (kaidah duplet
dan Oktet). Kaitan antara EV= 2 atau 8 dengan kestabilan atom diterangkan dengan
konsep kestabilan atom.

55
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
1.3. Konsep Kestabilan Atom
a. Atom-atom stabil sulit/tidak dapat bereaksi.
b. Kestabilan atom di tentukan oleh harga EV.
c. Struktur atom dengan EV= 2 atau 8 disebut susunan stabil, struktur tersebut paling
disukai.
d. Atom-atom yang belum stabil berusaha mendapatkan keadaan stabil, dengan jalan:
o Membuang semua EV sehingga kulit sebelah dalam yang penuh (2 atau 8)
menjadi EV.
o Menangkap elektron dari luar sehingga EV menjadi penuh (2 atau 8).

Daftar Kecenderungan atom untuk mendapatkan keadaan stabil


KULIT KECENDERUNGAN KULIT STABIL
Z X
K L M MEMBUANG MENANGKAP K L M
11 Na 2 8 1 1 2 8
12 Mg 2 8 2 2 2 8
13 Al 2 8 3 3 2 8
14 Si 2 8 4 4 2 8
- 4 2 8 8
15 P 2 8 5 - 3 2 8 8
16 S 2 8 6 - 2 2 8 8
17 Ce 2 8 7 - 1 2 8 8
18 Ar 2 8 8 - - 2 8 8

2. Ikatan Kimia
Dasar teori: guna memperoleh susunan/struktur stabil, masing-masing atom menempuh
jalan membuang/menangkap/menggunakan bersama beberapa/seluruh elektron valensinya.
Proses tersebut terjadi/berlangsung secara bersamaan, selanjutnya berakibat
terbentuknya suatu ikatan antar atom. Ikatan kimia (terutama) dibedakan menjadi 2 jenis:

ikatan ion
ikatan
ikatah kovalen

2.1. Ikatan Ion (Elektrovalen/heteropolar)


2.1.1. Pembentukan ion positip
Misal : Atom Nitrium : 11 Na; mempunyai 11 proton dan 11 elektron, dengan

56
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
konfigurasi: Na (2, 8, 1) ; (ev = 1), cenderung melepas ev-nya sehingga diperoleh
struktur Na : 2, 8 (stabil).

Na (2, 8, 1) Na (2, 8)
Na (11+, 11-) Na (11+, 10-) :
Na+
Dengan membuang 1 elektron valensinya, atom Na menjadi kelebihan 1 proton,
perubahannya dinyatakan dengan persamaan:
Na Na+ + e-
Selanjutnya atom yang kelebihan proton disebut sebagsi ion positip.

2.1.2. Pembentukan Ion Negatip


Misal: Atom : 17C1 me punyai 17 proton dan 17 elektron, dengan konfigurasi 17 Cl (2,
8, 7);
(ev = 7), cenderung menangkap sebuah elektron dari luar (atom lain) hingga diperoleh
struktur stabil Cl: 2, 8, 8
Analog dengan bagian atas, persamaan: Cl + e- ----> Cl-

Proses penangkapan dan pelepasan elektron seperti di atas, selalu terjadi secara
bersamaan, artinya sebuah atom tidak akan melepaskan elektronya tanpa ada atom lain
yang mererima/menangkap dan sebaliknya,
Sehingga proses serah terima elektron tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Persamaan reaksinya adalah :


Na Na+ + e-p
-
Cl + e Cl-
+
Na + Cl Na+ + Cl-
Ion Na+ dan Cl-, tarik menarik dan berikatan membentuk senyawa dengan rumus

57
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
NaCl.

Berikut ini contoh penyelesaian terbentuknya ikatan antara atom 20Ca dan 9F
20 Ca (2, 8, 8, 2) 20Ca ( 2, 8, 8) + 2e-
ditulis Ca Ca2+ + 2e- ......................................... (1)

9F (2, 7) + e- 9F (2, 8)
ditulis F + e- F- .......................................... (2)

persamaan (1), (2) : •


Ca Ca2+ + 2e- ) x 1
F + e- F- ) x 2
+
Ca + 2F Ca2+ + 2F-

dalam hal ini satu ion Ca2+ berikatan dengan dua ion F-

rumus: Ca F2

Kesimpulan:
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk karena adanya serah terima elektron.

2. Ikatan Kovalen
Tinjauan struktur elektron atom F (Struktur Lewis) 9F : 2, 7 ; elektron valensi 7 dengan
kecenderungan menangkap satu elektron dari luar untuk mendapatkan keadaan stabil. Pada
dua buah atom F, tentunya dengan kecenderungan sama (menangkap) dapat saling
menyumbangkan elektron valansinya untuk selanjutnya digunakan bersama seperti gambar
berikut:

Dengan demikian masing-msing atom F punya elektron valensi 8 dengan catatan masing-
masing dengan satu elektron sumbangan dari yang lain.

Bisa ditulis F F atau F F (rumus bangun); atau F2 (rumus


molekul)

58
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pada ikatan kovalen tiap atom yang berikatan mempunyai 8 elektron di sekeliling tiap
atom kecuali pada atom H hanya mempunyai 2 elektron di sekeliling atomnya. Berikut ini
diberikan beberapa contoh senyawa yang terbentuk melalui ikatan kovalen.

Dalam menuliskan rumus bangun, maka pasangan elektron ikatan dapat diganti 1 garis
ikatan antara 2 atom, sedangkan pasangan elektron bebas pada tiap atom tidak perlu
dicantumkan (dihilangkan).

Elektronvalensi digambarkan menurut cara berikut:


a. Daerah keliling atom dibagi empat diagonal.
b. Setiap daerah memperoleh elektron secara merata masing-masing 1 elektron.
Elektron ke 5 dan seterusnya baru membentuk pasangan elektron.
Contoh menggambarkan elektron valensi:

Jika elektron yang mengelilingi atom-atom di dalam ikatan kovalen dikelompokkan


berpasangan, maka di sekeliling atom-atom O, Cl dan F akan terdapat 4 pasangan elektron.
Dapat dibedakan atas 2 jenis pasangan elektron yaitu:
Pesangan elektron ikatan yang digunakan dalam ikatan (dipakai bersama oleh
atom-atom yang berikatan).
o Pasangan elektron bebas yaitu pasangan elektron yang tidak digunakan untuk
ikatan (digunakan sendiri).
Menurut contoh:
Pada atom C1 dalam molekul Cl2 terdapat 1 pasang elektron ikatan dan 3 pasang
elektron bebas.
o Pada atom F dalam molekul HF terdapat 1 pasang elektron ikatan dan 3 pasang
elektron bebas. Sedang pada atom d hanya terdapat 1 pasang elektron ikatan saja.
o Pada atom O dalam molekul H2O terdapat 2 pasang elektron bebas dan 2 pasang

59
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
elektron ikatan. Untuk tiap atom H hanya terdapat 1 pasang elektron ikatan saja.
Pada atom C dalam molekul CH4 hanya terdapat 4 pasang elektron ikatan, tidak
terdapat pasangan elektron bebas. Untuk tiap atom hanya terdapat 1 pasang
elektron ikatan.
Kesimpulan:
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena pemakaian elektron secara bersama-
sama, terjadi pada atom-atom yang punya kecenderungan sama (menangkap).

2.1. Ikatan Rangkap


Ikatan kovalen rangkap melibatkan pemakaian bersama 2 atom atau lebih pasangan
elektron secara bersama oleh dua atom yang berkaitan.
a. Rangkap dua
     
O: + :O O: :O O = O O
O
     
b. Rangkap tiga

2.2. Ikatan Kovalen Polar - non Polar


Apabila elektron yang dipakai bersama lebih tertarik kesalah satu unsur disebut kovalen
polar dan sebaliknya. Contoh dalam molekul H2, pasangan elektron dalam ikatan kovalen
digunakan secara imbang (inti sama-sama H/identik) sehingga tidak terjadi pengkutuban,
disebut ikatan kovalen non polar. Sedang pada HC1, pasangan elektron terikat lebih
tertarik kepada Cl, (CI lebih kuat menarik elektron, mengapa?), akibatnya terbentuk dwi
kutub/bersifat polar sehingga disebut ikatan kovalen polar, masing-masing cenderung
membentuk muatan (+) dan (-).
Molekul-molekul unsur (atom-atomnya sejenis) memiliki ikatan kovalen non polar (H2,
O2, N2, dan lain-lain). Untuk molekul-molekul senyawa ikatan kimianya tetap merupakan
kovalen polar tetapi dapat bersifat non polar jika bentuk molekulnya simetris dan atom
pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas (HCl, HF, CH4, BF3, CO2, H20, NH3,
PC1)

2.3. Ikatan Kovalen Koordinat/Semi polar


Adalah ikatan kovalen yang terbentuk karena pasangan elektron dipakai bersama
barasal dari salah satu atom saja.
Contoh: Terbentuknya senyawa NH4C1 dari senyawa NH3 dilarutkan dalam asam, ternyata
atom pusat N mengikat H+ membentuk NH4+. Hal ini terjadi karena H+ punya tempat
kosong sedang N punya pasangan elektron bebas. Kemudian NH4+ berikatan dengan C1-
membentuk NH4C1. Dalam hal ini atom N bertindak sebagai atom donor, dan mekanisme
pembentukan ikatan kovalen koordinasi digambarkan sebagai berikut:

H H H +
  
H : N: + H+ H : N :H+ atau H - N H
  
H H H

60
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Dengan demikian pada NH4C1 terdapat: 3 buah ikatan kovalen, 1 buah ikatan kovalen
koordinasi dan 1 buah ikatan ion.

2.4. Ikatan Logam


Terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron valensi antara atom-atom
logam. Atom logam harus berikatan dengan banyak atom lainnya untuk mendapat
konfigurasi elektron gas mulia, misal atom Na harus berikatan dengan 7 atom Na lain.
Kekuatan ikatan logam ditentukan oleh besarnya gaya tarik menarik antara ion positif
dengan elektro bebas, makin besar jumlah muatan positif ion logam berarti makin banyak
jumlah elektron bebasnya, dan makin kuat ikatan logamnya, contoh Na lebih lunak dari
pada Al.

2.4.1. Sifat Fisis Ikatan Logam.


 Padatan pada suhu kamar/ruang
 Keras tapi lentur
 Titik leleh dan didih tinggi karena ikatan yang kuat.
 Penghantar listrik, elektron bebas dapat membawa muatan listrik
jika diberi beda tegangan, bergerak menuju kutub positif.
 Penghantar panas, elektron yang bergerak bebas memiliki energi
kinetik untuk bergerak/vibrasi. Dalam gerakannya akan
bertumbukan dengan elektron lain dan terjadi transfer energi dari
suhu tinggi ke rendah.
 Mengkilap, karena saat ada cahaya jatuh maka elektron bebas akan
melepas kembali dalam bentuk radiasi elektron magnetis dengan
frekuensi sama dengan frekuensi cahaya awal, tampak sebagai
cahaya pantul.

3. Gaya tarik antar molekul


Gaya tarik antar molekul berkaitan dengan sifat-sifat fisis zat, seperti titik leleh dan titik
didih. Semakin kuat gaya tarik antar molekul semakin sulit untuk memutuskanya, semakin
tinggi titik leleh maupun titik didihnya.
3.1. Gaya tarik menarik dipol sesaat/dipol terimbas/gaya dispersi/gaya london.
Gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul dalam zat non
polar. Secar teoritis menurut Fritz London (selanjutnya disebut gaya london),
dinyatakan bahwa elektron senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan elektron
dari satu titik ke titik lain dalam molekul menyebabkan suatu molekul yang secara
normal bersifat non polar menjadi polar sesaat, sehingga terbentuk suatu dipol
sesaat. Dipol tersebut dapat berubah milyaran kali dalam satu detik, maka pada saat
berikutnya dipol tersebut dapat hilang atau bahkan berbalik arah. Dipol sesaat pada
suatu molekul dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga membentuk suatu
dipol terimbas. Hasilnya terjadi suatu gaya tarik menarik antar molekul yang lemah.

3.2. Gaya tarik dipol-dipol


Gaya dipol-dipol adalah gaya antar molekul dalam zat polar. Molekul dengan
distribusi rapatan elektron tidak simetris bersifat polar, mempunyai dua ujung yang
berbeda muatan (dipol). Dalam zat polar, mkolekul-molekulnya cenderung
menyusun diri dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol) negatif dari
molekul didekatnya. Susunan molekul yang demikian menimbulkan gaya tarik-

61
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
menarik dipol-dipol, sifatnya lebih kuat dari gaya dispersi/gaya london.... mengapa
demikian?.

3.3. Gaya tarik dipol-dipol terimbas


Gaya tarik dipol-dipol terimas terjadi antara molekul polar dengan molekul non
polar. Misal antara HF dengan CCl4. Dalam hal ini dipol dari molekul polar akan
mengimbas molekul non polar sekitarnya sehingga mengalami dipol sesaat.
Hasilnya adalah gaya tarik elektrostatik antara dipol dan dipol sesaat.

3.4. Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen merupakan gaya antar molekul yang relatif kuat, terdapat pada
senyawa hidrogen dengan unsur-unsur yang memiliki keelektronegatifan besar (F,
N, dan O). Contohnya senyawa H2O, HF, NH3, memiliki titik didih mencolok tinggi
dibanding senyawa lain yang sejenis. Silahkan anda cermati data titik didih
kelompok HF, HCl, HBr, HI. Tampak titik didih meningkat dari HCl hingga ke HI.
Fakta tersebut sesuai dengan kondisi yang seharusnya dengan dasar teori bahwa
peningkatan massa molekul relatif tentu memperbesar gaya antar molekul, namun
terjadi penyimpangan pada senyawa HF yang memiliki massa molekul terkecil
justru memiliki titik didih jauh lebih tinggi dari HI. Jika gaya antar molekul dalam
HF hanya gaya dipol-dipol dan gaya dispersi saja, tentu titik didihnya tidak akan
berbeda jauh dari HCl. Hal sama juga ditunjukan oleh H2O terhadap sejenisnya
(H2S, H2Se, H2Te), dan NH3 terhadap kelompoknya yaitu AsH3, SbH3. Fenomena
luar biasa tersebut disebabkan oleh adanya ikatan lain yang sangat kuat (ikatan
hidrogen) yang sangat polar karena adanya perbedaan keelektronegatifan yang
relatif besar. Ikatan hidrogen terbentuk antara atom hidrogen yang terikat pada suatu
atom berkelektronegatifan besar dari molekul lain disekitarnya. Hasil percobaan
menunjukan bahwa ikatan hidrogen jauh lebih kuat dari gaya-gaya van der walls.
Silahkan anda kolaborasi dalam berliterasi untuk menyusun: (a) gambar yang
menunjukan ikatan hidrogen antar molekul HF dan (b) grafik titik didih hidrida
kelompok HF, HCl, HBr, HI ; NH3, AsH3, SbH3 ; H2O, H2S, H2Se, H2Te guna
mempertajam pemahaman perihal ikatan hidrogen.

3.5. Gaya van der walls


Gaya-gaya antar molekul (gaya london, gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terimbas)
secara kolektif disebut gaya van der walls. Namun ada kebiasaan untuk melakukan
pembedaan dengan tujuan memperjelas gaya antar molekul dalam suatu zat sebagai
berikut:
a. Istilah gaya london digunakan bila gaya antar molekul tersebut satu-satunya
(yaitu untuk zat-zat non polar seperti gas mulia, hidrogen, dan nitrogen)
b. Istilah gaya van der walls digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol
diluar gaya london/dispersi.

4. Valensi (daya ikat)


Pengertian valensi/daya ikat: jumlah ikatan suatu atom terhadap atom lain (daya
gabung).
4.1. Penentuan harga Valensi:
a. Pada ikatan ion = jumlah elektron yang dilepas/diterima.
b. Pada ikatan kovalen = jumlah elektron yang disumbangkan untuk dipakai

62
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
bersama.
Contoh 1.
Na 2) 8) 1) melepas satu elektron (bervalensi satu).
Cl 2) 8) 7) menangkap satu elektron (bervalensi satu).
Ikatan yang terbentuk : Na – Cl. Dalam hal ini jumlah ikatan/tangan atom Na = 1 (valensi
1) dan jumlah ikatan/tangan atom Cl = 1 (valensi 1)
Contoh 2
Al 2) 8) 3) melepas tiga elektron (bervalensi tiga)
S 2) 8) 6) menangkap dua elektron (bervalensi dua)
Ikatan yang terbentuk/senyawa yang terbentuk: S
Mudah dipahami bahwa masing- Al
masing atom Al punya tiga S
ikatan/tangan dan masing-masing Al
atom S punya 2 tangan/ikatan. S
(rumus bangun)
Rumus kimia senyawa (yang di maksud di sini rumus molekul) secara umum dapat
ditentukan: Jika unsur A bervalensi y berikatan dengan unsur B yang bervalensi x, maka
senyawa yang terbentuk mempunyai rumus molekul AxBy. Dengan demikian senyawa
yang terbentuk pada contoh-2 mempunyai rumus Al2S3, artinya Al bervalensi 3, S
bervalensi 2 dan senyawa tersebut tersusun atas 3 buah atom S dan 2 buah atom Al.
Sedangkan gambar di atas, menyatakan rumus bangun dari senyawa yang terbentuk antara
atom Al (valensi=3) dan atom S (valensi=2). Silahkan melakukan eksplorasi melalui
kegiatan literasi guna mengetahui lebih dalam perihal jenis-jenis rumus kimia. Demikian
pula mengenai konsep bilangan oksidasi (bilok) sebagai penyempurnaan konsep valensi
atas beberapa kelemahanya.
4.1.1. Daftar valensi beberapa unsur
a. Unsur dengan hanya 1 macam valensi.
Valensi 1 : H, F, Na, K, Ag
Valensi 2 : O, Mg, Ca, Ba, Zn, Cc, Ni
Valensi 3 : Au, Al, Bi
Valensi 4 : Si
b. Unsur dengan 2 macam valensi.
Valensi 1 dan 2 : Cu, Hg
Valensi.2 dan 3 : Fe
Valensi 2 dan 4 : C, Sn, Pb
Valensi 3 dan 5 : P, As, Sb
c. Unsur dengan 3 macam valensi
Valensi 2, 3 dan 6 : Cr
Valensi 2, 4 dan 6 : S
d. Unsur dengan beberapa macam valensi
Valensi 1, 2, 3, 4 dan 5 :N
Valensi 1, 3, 5 dan 7 : Cl, Br, I
Valensi 2, 3, 4, 6 dan 7 : Mn

63
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
4. Nomen Clatur
Trivial
Tata Nama Senyawa
IUPAC/Sistematik

4.1. Tata Nama IUPAC


Dibedakan atas:
1. Senyawa dari unsur logam dan non logam
2. Senyawa dari semua non logam
3. Senyawa dari logam dan ion poly atom
4. Senyawa-senyawa yang sudah umum

Ketentuan Umum: Semua senyawa binar diberi akhiran – ida


Ketentuan khusus:

4.1.1. Senyawa dari logam dan non logam


4.1.1.1. Logam bervalensi 1 macam
a. nama logam disebut di depan
b. nama non logam + ida
c. jumlah atom tak disebutkan
Contoh: Na2O = Natrium Oksida; KH = kalium hidrida

4.1.1.2. Logam bervalensi lebih satu macam


1. Cara IUPAC :
a. valensi logam ditulis (angka romawi) di belakang nama logam dalam
bahasa Indonesia.
b. jumlah atom tak disebutkan
Contoh: FeO = Besi (II) oksida; Fe2O3 = Besi (III) oksida
2. Cara Akhiran
a. valensi rendah – o
b. valensi tinggi – i
c. nama logam dalam bahasa latin
d. jumlah atom tidak disebutkan
Contoh: FeO = ferro oksida; Fe2O3 = ferri oksida

4.1.2. Semua Non Logam


1. Cara 1 dengan angka romawi.
a. Bilok unsur dengan harga bilok (+), dituliskan di belakang nama unsur.
b. jumlah atom tidak disebutkan.
Contoh: N2O = Nitrogen (I) oksida ; NO = Nitrogen (II) oksida ; N2O3 = Nitrogen (III)
oksida
2. Cara 2 dengan angka Yunani
a. jumlah atom dinyatakan dengan angka Yunani
b. atom dengan BO positif ditulis di depan
Contoh: N20 = diNitrogen mono oksida; NO = Nitrogen mono oksida

64
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
4.1.3. Senyawa dari Logam dan Ion poliatom

4.1.3.1. Logam bervalensi satu macam


a. Sebut nama logam, diikuti nama ion
Contoh: NaNO3 = Natrium nitrat

4.1.3.2. Logam bervalensi lebih dari satu macam


1. Cara lUPAC
a. Sebut nama logam (bahasa Indonesia), diikuti harga valensi (romawi)
dan diikuti nama ion.
Contoh: Fe SO4 = besi (II) sulfat; Fe2 (SO4)3 : besi (III) sulfat
2. Cara akhiran
a. nama logam dalam bahasa latin + i/o + ion
b. valensi rendah (-o)
c. valensi tinggi (-i)
d. diikuti nama ion
Contoh: Fe S04 = ferro sulfat; Fe2 (SO4)3 = ferri sulfat

4.1.4. Senyawa Yang Sudah Umum


Senyawa yang telah dikenal umum dalam masyarakat (familiar), tidak perlu
menggunakan tata nama (nomen clatur) yang ditetapkan oleh IUPAC
Contoh: NH3 = amoniak, tidak disebut sebagai tri hidrogen mono nitride; H2O = air,
tidak perlu disebut dihidrogen mono oksida. Melalui kegiatan literasi digital/buku teks,
anda dapat memperkaya pengetahuan nama-nama senyawa (umum/familiar) dalam
kehidupan sehari-hari.

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Tugas terstruktur PTT


a. eksplorasi mengenai kerja ilmiah (pendalaman materi konsep kestabilan atom)
b. pemecahan masalah konfigurasi, valensi dan elektron valensi
1. Tentukan konfigurasi elektron atom-atom berikut berdasar:
a. kulit
b. sub Kulit
Untuk atom-atom: 11Na ; 13Mg ; 17Cl ; 25Mn ; 26Fe ; 27Co ; 28Ni ; 29Ca
2. Perhatikan hasil 1.a dan 1.b, kemudian tentukan harga elektron valensi pada
item soal tersebut.
3. Senyawa berikut:
a. K2Cr2O7
b. Fe2O3
c. KMnO4
d. CuCl2
4. Masing-masing, tentukan:
a. harga valensi
b. harga elektron valensi
c. jumlah kulit yang dimiliki
5. Jika P bervalensi 3 dan Cl bervalensi 5, tentukan senyawa terbentuk (rumus
molekul), beserta rumus bangunya.

65
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

2. Tugas Mandiri Tidak Terstruktur PMTT


a. mendiagnosis jenis-jenis ikatan antar molekul
b. telaah permasalahan ikatan dan konsep kestabilan
1. Lakukan kajian terhadap karakteristik dan jenis-jenis ikatan antar molekul
(ikatan hidrogen, vander walls, gaya dipol-dipol) pada proses pembentukan
senyawa melalui berbagai sumber belajar, kemudian susun hasil kajian tersebut
dalam bentuk laporan!
2. Selesaikan permasalahan sebagai berikut:
a. Menurut konsep kestabilan atom dinyatakan bahwa atom-atom stabil
mengikuti kaidah oktet dan duplet, mengapa demikian?
b. Pada kenyataannya ada beberapa persenyawaan yang menyimpang dari
kaidah oktet dan duplet, lakukan diagnosis terhadap fenomena tersebut!

3. Materi diskusi-1.
1. Bagaimana hubungan elektron valensi dan harga valensi terhadap kecenderungan
atom untuk mendapatkan susunan stabil?
2. Mengapa harus menganut kaidah duplet dan okted, bagaimana dengan fenomena
pada senyawaan yang menyimpang dari kaidah okted dan duplet?

4. Materi diskusi-2
1. Bagaimana mengkonsepkan ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan ion,
kepolaran senyawa, dan ikatan logam?
2. Bagaimana menguraikan hasil diagnosis terhadap jenis ikatan yang terjadi antar
atom pada senyawaan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana menerapkan ketentuan nomen clatur untuk menentukan penamaan
senyawa berdasar IUPAC dengan memperhatikan harga valensi?

5. Latihan PH-1
1. Tentukan senyawa yang terbentuk (RB dan RM) antara atom-atom berikut:
a. Mg bervalensi 2 dan O bervalensi 2.
b. P bervalensi 3 dan Cl bervalensi 1.
2. Tunjukan pembentukan ikatan sebagai berikut:
a. Mg dan Cl
b. Mg dan O
c. Al dan O
3. Tentukan konfigurasi elektron atom-atom 17Cl ; 25Mn ; 29Ca ; 30Zn berdasar
kulit
4. Tentukan konfigurasi elektron atom-atom 17Cl ; 25Mn ; 29Ca ; 30Zn berdasar
sub kulit.
5. Tentukan nama senyawa berikut:
a. SO3 c. Sn C12
b. P2O3 d. Sn C14
6. Tentukan rumus kimia (rumus molekul) untuk senyawa berikut:
a. besi (II) Oksida c. ferri pospat
b. besi (III) oksida d. bromo penta oksida

66
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
7. Jelaskan terjadinya ikatan pada NH3BF3 dan H2SO4!
8. Uraikan konsep kestabilan atom!
9. Konsepkan terjadinya ikatan kovalen!
10. Konsepkan terjadinya ikatan ion!
11. Jelaskan terjadinya ikatan pada
a. HC1O3
b. H2CO3
c. SO3
d. H3O+
12. Tentukan senyawa yang terbentuk (Rumus bangun dan Rumus molekul) antara
atom-atom berikut, jika diketahui:
a. Mg bervalensi 2 dan O bervalensi 2.
b. P bervalensi 3 dan Cl bervalensi 1.
c. Fe bervalensi 3 dan O bervalensi 2.
d. P bervalensi 5 dan Cl bervalensi 1.
e. P bervalensi 3 dan Cl bervalensi 5..
13. Jelaskan yang dimaksud sebagai berikut:
a. Ikatan kovalen
b. Ikatan Ion
c. Ikatan kovalen koordinasi
d. Ikatan logam
e. Ikatan kovalen polar dan nonpolar
14. Harga elektron valensi menentukan harga valensi, namun kenyataanya ada
beberapa unsur memiliki lebih dari satu macam valensi, faktor apa yang
menyebabkan fenomena tersebut.
15. Beri nama penyawaan berikut berdasarkan ketentuan IUPAC.
a. Fe2(SO4)3 c. SnCI4
b. C12O7 e. Cu(OH)

6. Latihan PH-2
1. Unsur X dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 dapat bereaksi dengan unsur
Y yang terletak pada golongan oksigen membentuk senyawa…
a. XY d. X3Y
b. X2Y e. XY2
c. X2Y3
2. Empat unsur A, B, C dan D masing-masing memiliki nomor atom 6, 8, 17 dan 19.
Pasangan unsur-unsur yang dapat membentuk ikatan ion paling kuat adalah…
a. A dan D d. B dan C
b. A dan B e. B dan D
c. C dan D
3. Pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan kovalen non polar adalah…
a. 6M dan 19R d. 6M dan 17Q
b. 11N dan 19R e. 17Q dan 19R
c. 11N dan 17Q
4. Unsur X memiliki nomor massa 32 dan inti atomnya mengandung 16 neutron.
Unsur Y dalam intinya mengandung 13 proton dan 14 neutron. Jika X dan Y
berikatan maka senyawa yang terbentuk mempunyai Mr sebesar…
a. 59 b. 89 c. 91 d. 145 e. 150

67
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
5. Senyawa berikut antarmolekulnya dapat membentuk ikatan hidrogen, kecuali…
a. CH3CHO d. NH3
b. CH3OH e. CH3NH2
c. HF
6. Jika keelektronegatifan H, Br dan F masing-masing 2,1; 2,8 dan 4,0. Manakah
deret senyawa berikut yang tersusun menurut urutan kepolaran yang menurun?
a. BrF, HF, HBr d. HBr, HF, BrF
b. HF, BrF, HBr e. HBr, BrF, HF
c. BrF, HBr, HF
7. Molekul berikut yang tidak mengikuti kaidah oktet adalah…
a. H2O d. BCl3
b. NH3 e. PH3
c. CCl4
8. Di antara molekul diatomik di bawah ini yang memiliki gaya van der walls
terkuat adalah…
a. H2 dan N2 d. N2 dan O2
b. N2 dan Cl2 e. Cl2 dan O2
c. H2 dan Cl2
9. Unsur X dengan nomor atom 52 tidak dapat membentuk senyawa/ion…
a. X2- e. XO42-
b. H2X e. ZnX
c. XH3
10. Rumus molekul dari dinitrogen trioksida adalah……
a. 2N3O d. 3N2O
b. N2O3 e. 2NO3
c. N3O2
11. Penamaan zat yang tidak benar adalah….
a. BCl3 : boron triklorida
b. MgCl2 : magnesium dikorida
c. Na2SO4 : natrium sulfat
d. Hg2Cl2 : raksa (I) klorida
e. Na2O : natrium oksida
12. Jika ditentukan ion pembentuk senyawa adalah :
2 3   2 3
SO4 ; PO4 ; NO 3 ; NH 4 ; Fe ; dan...Al ,
maka rumus kimia senyawa yang benar adalah…
a. Fe3(SO4)2
b. FePO4
c. Al2(SO4)3
d. (NH4)3(NO3)4
e. Al3(NO3)
13. Rumus kimia kalsium fosfat adalah…..
a. K3PO4 d. Ca2(PO4)3
b. CaPO4 e. Ca2(PO4)3
c. Ca3(PO4)2

68
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
14. Nama yang benar dari senyawa Cu2S adalah….
a. tembaga sulfat d. tembaga (I) sulfida
b. tembaga (II) sulfat e. dikuprum monosulfida
c. tembaga (II) sulfida
15. Nama yang tidak sesuai dengan rumus kimia zat adalah
a. FePO4 : besi (III) fosfat
b. K2O : dikalium oksida
c. N2O3 : dinitrogen trioksida
d. Mg(OH)2 :magnesium hidroksida
e. FeO : besi (II) oksida
16. Rumus molekul dari asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut
adalah….
a. HClO, H2S, dan H3PO3
b. HCl, H2SO3, dan H3PO4
c. HClO3, H2SO4, dan H2PO4
d. HCl, H2SO4, dan H3PO4
e. HCl, H2SO4, dan H2PO4
17.Senyawa kimia dapat terbentuk karena serah terima elektron dari unsur-unsur
pembentukannya. Hal ini dikemukakan oleh…..
a. Lavoiser d. Langmuir
b. Dalton e. Lewis
c. Kossel
18.Ikatan ion terbentuk dari unsur …..
a. logam dengan logam d. hidrogen dan logam
b. logam dengan ion logam e. gas dengan gas
c. non logam dengan non logam
19. Berikut ini merupakan ciri-ciri senyawa ion, kecuali ….
a. mempunyai bentuk kristal
b. senyawa yang mirip mempunyai bentuk kristal sama
c. reaksi antarsenyawa ion menghasilkan endapan
d. dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutan maupun lele-hannya.
e. bentuk kristalnya tidak tentu
20. Senyawa yang terbentuk dari Mg2+ dengan O2 adalah …...
a. Mg2O2 d. Mg2O
b. MgO e. (MgO)2
c. MgO2
21. Senyawa di bawah ini yang berikatan ion adalah ….
a. H2O d. Fe2O3
b. C2H6 e. H2SO4
c. CO2
22. Lambang Lewis menggambarkan ….
a. lambang atom yang berikatan
b. lambang ion positif dan ion negative
c. rumus kimia senyawa
d. lambang isotop, isoton, dan isolar
e. lambang kimia bisa yang dikelilingi titik-titik sebagai elektron valensi

69
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
23. Sifat mengkilap pada logam disebabkan oleh ……
a. elektron valensi pada logam kaku
b. elektron valensi pada logam mudah bergerak
c. pada logam elektron valensinya sedikit
d. pada logam terjadi ikatan kovalen
e. pada logam terjadi ikatan ion
25. Pernyataan yang tidak tepat mengenai senyawa ion adalah ....
a. terbetuk dari unsur non logam dengan non logam
b. pasangan elektron yang digunakan bersama dapat satu, dua, atau tiga.
c. tidak dapat menghantarkan arus listrik
d. dapat menghantarkan arus listrik
e. elektron yang digunakan berpasangan dapat berasal dari salah satu atom

F. Konfirmasi Orang tua/ Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-4

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/ Tindaklanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_____________________ ________________
Nama Terang Nama Terang

70
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran-5
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.5. Menerapkan (rekom:menelaah/menganalisis) hukum-hukum dasar kimia dalam
perhitungan Kimia -C4
4.5. Menggunakan (menalarkan) hukum-hukum dasar kimia dalam perhitungan kimia -
K4

B. IPK
3.5.1. Menentukan reaksi pembatas – C3
3.5.2. Menalarkan hukum-hukum dasar kimia – C4.
3.5.3. Mengaitkan konsep mol untuk perhitungan kimia kimia – C4
4.5.1. Memecahkan (menalarkan) permasalahan perhitungan kimia berdasarkan konsep
mol dan hukum-hukum dasar kimia – k4 (keterampilan abstrak)
4.5.2. mempraktikan pembuktian hukum lavoisier (hukum kekekalan masa) – P3
(keterampilan konkrit)

C. Tujuan Pembelajaran
3.5.1.1. Melalui diskusi telaah persamaan reaksi siswa secara mandiri dapat menentukan
reaksi pembatas dengan benar -C-3
3.5.1.2. Melalui diskusi telaah persamaan reaksi siswa dengan penuh percaya diri dapat
menganalisis gram masing-masing komponen reaksi secara benar –C4
3.5.2.1. Melalui pengamatan slide siswa secara kolaboratif dapat menalarkan hukum-
hukum dasar kimia dengan benar-C4
3.5.3.1. Melalui telaah hubungan konsep mol dan hukum-hukum dasar kimia siswa dapat
mengaitkan konsep mol dalam perhitungan kimia dengan benar -C4
4.5.1.1. Melalui penyajian data percobaan siswa secara kolaboratif dapat menalarkan
permasalahan perhitungan kimia berdasarkan konsep mol dan hukum-hukum dasar
kimia dengan benar -K4 (keterampilan abstrak)
4.5.2.1. Melalui kegiatan laborat siswa secara bertanggung jawab dapat menunjukkan
masa zat sebelum reaksi = masa zat sesudah reaksi dengan tepat - P3
(keterampilan konkrit)

D. Materi Pembelajaran
Konsep syarat: persamaan reaksi, konsep mol, peranan koefisien.

1. Hukum-Hukum Dasar Kimia


1.1. Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)
Pada pertangahan abad 18, para ahli kimia berpendapat bahwa sebagian massa zat dapat
menghilang dalam suatu reaksi, pada pembakaran kayu terbukti dihasilkan abu yang lebih
ringan, disimpulkan bahwa sesuatu yang hilang itu Flogiston yang dianggap sbagai
komponen dari materi. Namun pada pembakaran logam diperoleh fakta massanya justru
bertambah, sehingga disebut materi tersebut mengandung flogiston negatif.
Teori flogiston tidak berlaku lagi dengan temuan Lavoisierpada tahun 1789 (Perancis).
Hasil eksperimen menyatakan bahwa pembakaran adalah reaksi antara suatu zat dengan
oksigen, juga diterangkan bahwa jika dilakukan pada tempat tertutup, massa zat sebelum
reaksi = sesudah reaksi (HK. kekekalan massa)

71
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
A + B C + D, di mana gram A + B = gram C + D

1.2. HK. Proust/Perbandingan Tetap


Pada 1799 Proust (Perancis) mengemukakan teori bahwa perbandingan berat unsur-
unsur yang menyusun molekul senyawa selalu tetap. Misal, molekul air (H20) tersususn
dari atom hidrogen dan oksigen dengan perbandingan berat:

H : O = 1 : 8 » Hidrogen + Oksigen  air


1 gram 8 gram 9 gram
2 gram 16 gram 18 gram
5 gram 40 gram ………
3 gram 30 gram ………

Catatan : Ingat dalam reaksi kimia berlaku hukum


LAVOISIER
Jika Rumus molekul senyawa dinyatakan dengan AxBy, maka:
Contoh : a) Dalam H2O = berat H : berat 0
= (2 x l) : (1 x 16)
=2 : 16
=1 : 8
b) Dalam C6H12O6 = berat C : H : O = ……. : ……. : ……..
c) Dalam FeS = berat Fe : S = ……… : ………
Akibat hukum Proust: Jika berat salah satu unsur pembentuk senyawa diketahui, maka
berat unsur lain dapat ditentukan, dan berat senyawapun dapat diketahui.
Penjabaran hukum PROUST: untuk penentuan kadar :

a. Berat unsur dalam senyawa = X berat senyawa

b. % unsur dalam senyawa = X 100%

Contoh
Hitung % unsur dalam senyawa Ca, C dan O dalam senyawa batu kapur (Ar Ca = 40,C =
12,O = 16)

Penvelesaian : % Ca = 40/100 x 100% = 40 %


% C = 12/100 x 100% = 12 %
% O = 48/100 x 100% = 48%

1.3. HK. Dalton (Kelipatan Berganda)


Misal : Unsur O dan H dapat membentuk 2 senyawa, H2O dan H2O2
Perbandingan pada senyawa (1) H : O =1:8
Perbandingan pada senyawa (2) H : O = 1 : 16
Untuk unsur oksigen, OI : OII = 8 : 16
= 1:2

72
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Kesimpulan : jika dua unsur dapat membentuk lebih dari semacam
senyawa, maka salah satu unsurnya berbandinga sebagai bilangat bulat
dan mudah.

1.3.1. Peranan Koefisien


Misal persamaan reaksi : N2 + 3 H2  2 NH3
Maka:
1. molekul N2 + 3 molekul H2  2 molekul NH3
1 lusin N2 + 3 lusin H2  2 lusin N3
1 mol N2 + mol H2  2 mol NH3
Kesimpulan : Koefisien menyatakan perbandingan mol, sehingga bila salah satu mola zat
diket, mola yang lain dapat ditentukan dengan mambandingkan hanya koefisiennya

Koefisien zat A
Mol zat A = X mol zat B
Koefisien B
Contoh : Reaksi N2 + 3 H2  2NH3
Jika N2 tersedia sejumlah 10 mol, tentukan mol NH3 terbentuk dan mol H2
yang harus direaksikan
Jawab : mol H2 yang diperlukan = 3/1 x 10 mol
= 30 mol
mol NH3 yang dihasilkan = 2/1 x 10 mol
= 20 mol

1.4. HK. Penyatuan Volume/Gay Lussac


Pada tahun 1808 Joseph Gaylussac (Perancis) melakukan eksperimen terhadap
sejumlah gas sebagai berikut:
a. Satu bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas klor
menghasilkan 2 bagian volume gas hidrogen klorida.
b. Dua bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas
oksigen menghasilkan dua bagian volume uap air.
c. Tiga bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas
netrogen yang menghasilkan 2 bagian volume gas amoniak

73
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
a. H2 (g ) + C12 (g)  2 HC1 (g)
b. 2H2 (g) + 02 (g)  2 H2O
c. 3H2(g) + N2 (g)  2 NH3
Temyata perubahan gas sesuai dengan koefisien reaksi masing-masinggas, dikenal
dengan Hukum penyatuan volume.
Kesimpulan : Jika salah satu gas diketahui volumenya maka volume gas lain dan
persamaan reaksi dapat ditentukan dengan membandingkan koefisien, sehingga
pada reaksi gas, koefisien berfungsi ganda:
a) menyatakan perbandingan mol,
b) menyatakan perbandingan volume,
Contoh : 3H2O (g) + N2 (g)  2NH3 (g)
3 liter 1 liter 2 liter
6 liter ……………. …….………
………………. 3 liter …………….

1.5. HK. Avogadro


Berdasar penemuan dari Gay Lussac, pada 1811 Avogadro (Italia ) merumuskan Hukum
Avogadr. Oleh karena perbandingan volume gas-gas sama dengan perbandingan mol maka
disimpulkan bahwa:

Gas-gas bervolume sama akan mempunyai jumlah mol yang sama

Catatan: berlakuGas-gas bervolume


bila pengukuran sama akan
dilakukan pada mempunyai jumlah
suhu dan tekanan mol
yang yang sama.
sama.
(mengapa?)
Dari hukum penyatuan volume dan hukum Avogadro, diperoleh hubungan:
1. Untuk gas-gas bervolume sama:
Mol gas 1 = mol gas 2

2. Untuk gas-gas bervolume tidak


sama

1.6. Volume Gas Pada Keadaan Standart (VGSTP)


Perjanjian, keadaan standar di tetapkan pada suhu 0°C dan tekanan 1 atm.
Persamaan umum gas (fisika), PV = nRT (HK Boyle).
Maka volume 1 mol gas pada STP adalah:
PV = n RT
1 .V = 1.0,082 . 273
V = 22,4 liter

Sehingga pada keadaan STP berlaku:


Liter = mol x 22,4 liter

74
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Atau: mol =
Catatan: Pada keadaan STP, 1 mol gas apa saja mempunyai volume = 22,4 liter. Lakukan
eksplorasi melalui kegiatan literasi guna mencari informasi mengenai volume gas pada
keadaan RTP.

Contoh Soal:
Reaksi : 2 C (s) + O2 (g) 2 CO(g)
Untuk setiap 12 gram karbon akan menghasilkan gas CO (0°C, 1 atm) sejumlah …..
Penyelesaian: mol C = 12/12 = 1 mol
Mol CO terbentuk = 2 /2 x 1 = 1 mol
Volume CO = 1 x 22,4 = 22,4 liter

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi Diskusi-1
a. Bagaimana menentukan reaksi pembatas?
b. Bagaimana hubungan konsep mol dan hukum-hukum kimia?
c. Bagaimana penerapan hukum-hukum dasar kimia dalam memecahkan permasalahan
perhitungan kimia?

2. Tugas terstruktur
a. Memecahkan permasalahan terkait hub konsep mol dan hukum-hukum dasar kimia:
1. Uraikan hukum-hukum dasar kimia yang kamu ketahui!
2. 4 mol gas H2 + 1 mol gas O2 maka akan dihasilkan sejumlah 2 mol uap H2O,
buktikan bahwa dalam reaksi kimia berlaku hukum kekekalan masa!
3. Persamaan : 2 H2 + O2 H2O
2 gr 20 gr
Tentukan reaksi pembatas dalam persamaan di atas!
4. Al + H2SO4 Al2(SO4)3 + H2
a. Hitunglah volume gas I-12 yang dihasilkan oleh 54 gram Al pada STP.
b. Pada keadaan di mana tekanannya 2 atm dan suhu 30°C
b. Merancang percobaan pembuktian hukum kekekalan masa!

3. Materi diskusi-2 (praktikum)


(1) Bagaimana menunjukkan/membuktikan hukum-hukum dasar kimia melalui
percobaan?

4. Tugas Tidak Terstruktur


Menyusun kajian penerapan hukum-hukum dasar kimia dalam berbagai hal melalui
telaah berbagai sumber belajar. Laporan kegiatan disusun dalam bentuk makalah!

75
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
5. Referensi Kegiatan Praktikum: Mengamati hubungan masa zat sebelum dan sesudah
reaksi

Alat dan bahan:


1. neraca
2. gelas kimia 500 ml
3. tabung reaksi berbentuk huruf Y terbalik
4. silinder 10 ml
5.Tabung reaksi
6.Serbuk pualam
7.Larutan HCl 2 M
8.Larutan KI 0,5 M
9.Larutan Pb(CH3COO)2 0,1 M
10. Larutan CuSO4 0,1 M

Cara kerja
1. reaksi antara KI dan Pb(CH3COO)2
a. masukan 5 ml KI 0,1 M ke dalam salah satu kaki tabung Y terbalik dan 5 ml
larutan
Pb(CH3COO)2 0,1 M dalam kaki yang lain.
b. masukan hati-hati tabung ke dalam gelas kimia 500 ml, kemudian timbang.
c. miringkan gelas kimia hingga larutan pada kedua kaki tabung bercampur, amati
dan timbang kembali.
d. bandingkan masa sebelum dan sesudah bereaksi.
2. Ulangi kegiatan tersebut dengan menggunakan CuSO4 dengan KI.
3. Reaksi serbuk pualam denga HCl
a. masukan 1 gr pualam dan 10 ml HCl dalam tabung reaksi seperti percobaan -1,
b. timbang, kemudian tutup rapat mulut tabung reaksi.
c. miringkan tabung agar bercampur, amati
d. timbang kembali
4. ulangi item no 3, namun tutup terbuka

Isi data pengamatan dalam tabel


Masa zat Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4
sebelum
sesudah
Lakukan pengolahan data pengamatan, kemudian buatlah kesimpulan dalam bentuk
laporan praktikum

6.Latihan PH-1

1. Bila 2 gr gas hidrogen direaksikan dengan 8 gr gas oksigen, tunjukan reaksi


pembatasnya
2. Reaksi Zn (s) + 2 HC1 (aci) ZnC12(aq) + H2. Hitung volume gas H2 yang dihasilkan
oleh 3,25 gr Zn pada keadaan di mana untuk 2 mol gas O2 massanya 32 gram.
3. 7 gram sampel yang mengandung besi di analis dengan cars membakar sesuai

76
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
reaksi : 4 Fe +3 O2  2 Fe2O3. Jika terbentuk 2 gram Fe2O3, maka tentukan kadar
besi dalam sampel.
4. Pada P dan T tertentu, berat 1 liter gas NH3 adalah 0,8 gram. Maka berat 2 liter gas
CH4 pada P dan T yang sama adalah
5. Pembuatan asam Nitrat HNO3 berlangsung dengan tahap sebagai berikut:
N2 + H2  NH3
NH3 + O2  N2O4 + H2O
N2O4  NO2
NO2 + H2O  HNO3 + N2O3
Hitung jumlah mol asam Nitrat yang dihasilkan dari 1 mol N2
6. Suatu tabung berisi gas metana (CH4) di kosongkan, lalu diisi dengan gas oksigen
(O2) pada P dan T yang sama, maka perubahan berat gas CH4 : berat gas O2 adalah
7. Menurut persamaan : 2NH3 + O2  N2O4 + H2O . Bila tersedia oksigen sejumlah
2 mol pada keadaan standart maka tentukan jumlah mol maksimal N2O4 yang
terbentuk.
8. Pada P dan T tertentu 14 gram gas NO mempunyai volume = 2 L, tentukan volume
32 gram gas O2 pada keadaan yang sama
9. 2,3 gram logam Na ditambahkan pada etanol, 2 Na + 2 C2H5OH  2 C2H5ONa +
H2
Tentukan : a) gram C2H5OH diperlukan
b) gram C2H5ONa dihasilkan
c) gram H2 dihasilkan
10. Reaksi, Al + H2Sa4 -> Alt (Sat )3 + H2. Jika dihasilkan 5 gram H2, tentukan gram Al
yang diperlukan
11. Hitung berat masing-masing berat Kalium, klor dan oksigen yang terkandung dalam
245gr KCLO3
12. Suatu campuran yang mengandung belerang sebanyak 40 gr dibakar sempura,
sehingga seluruh belerang dalam campuran di ubah jadi gas SO3. Jika SO3 yang
terbentuk 60 gram, hitung kadar (%)belerang dalam campuran semula.
13. Pada P dan T tertentu, 1 liter gas X2 massanya 2 gram dan 10 liter NO massa nya
7,5 gram, hitung massa atom X!
14. 56 liter suatu gas pada STP memiliki massa 175 gram. Jika rumus empiris senyawa
adalah CH2 (C=12; H=1). Tentukan rumus molekulnya.
15. Jika 64 g gas SO2 direaksikan dengan gas O2 menghasilkan 160 g gas SO3, massa
O2 yang direaksikan adalah....
a. 48 g
b. 84 g
c. 90 g
d. 96 g
e. 144 g

77
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
7. Latihan PH-2
1. Hukum kekekalan massa dikemukanan oleh…
a. Gay Lussac
b. Avogadro
c. Dalton
d. Proust
e. Lavoisier
2. Berikut adalah peranan koefisien....
a. menyatakan perbandingan mol
b. menyatakan perbandingan gram
c. menyatakan perbandingan molekul
d. menyatakan perbandingan atom
e. menyatakan perbandingan unsur
3. Dalam sistem tertutup massa zat-zat sebelum reaksi….
a. lebih besar dari massa zat-zat sesudah reaksi
b. lebih kecil dari massa zat-zat sesudah reaksi
c. kadang-kadang lebih besar dari massa zat-zat sesudah reaksi
d. kadang-kadang lebih kecil dari massa zat-zat sesudah reaksi
e. selalu sama dengan massa zat-zat sesudah reaksi
4. Dalam suatu senyawa perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya ….
a. tidak tertentu
b. selalu tetap
c. tergantung keadaan
d. dipengaruhi suhu
e. dipengaruhi tekanan
5. Bila diketahui udara dianggap hanya mengandung gas oksigen dan gas nitrogen
dengan perbandingan volume 1 : 4 maka kadar gas oksigen dalam udara
adalah…..
a. 10%
b. 20%
c. 40%
d. 50%
e. 60%
6. Pernyataan yang menyebutkan bahwa dalam suatu senyawa perbandingan massa
unsur-unsur penyusunnya selalu tetap, dikemukakan oleh….
a. Berzelius
b. Dalton
c. Lavoisier
d. Avogadro
e. Proust
7. Batu kapur CaCO3 mengandung oksigen sebesar....
(Ar Ca = 40; C = 12; O = 16)
a. 16 %
b. 24 %
c. 32 %
d. 40 %
e. 48 %

78
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
8. Diketahui persamaan reaksi CH4 + O2  CO2 + H2O banyaknya molekul gas
oksigen yang diperlukan tepat bereaksi dengan 2 molekul gas CH4 adalah….
a. 1 molekul
b. 2 molekul
c. 3 molekul
d. 4 molekul
e. 5 molekul
9. Di antara persamaan reaksi berikut, yang sudah setara adalah....
a. Fe2O3 + 2 Al  Al2O3 + Fe
b. Al + 3 H2SO4  Al2(SO4)3 + 3 H2
c. C2H5OH + 3 O2  2 CO2 + 3 H2O
d. Mg(OH)2 + 2 HCl  MgCl2 + H2O
e. 3 Cu + 6 HNO3  3 Cu(NO3)2 + NO + 3 H2O
10. Sebanyak 24 gram magnesium (Mg) dibakar dalam oksigen berlebih, terbentuk
40 gram magnesium oksida (MgO). Persamaan reaksinya: 2 Mg + O2  2
MgO Massa oksigen yang terpakai dalam reaksi itu adalah diketahui Ar Mg =
12 ; O = 16
a. 8 gram
b. 16 gram
c. 24 gram
d. 40 gram
e. 64 gram
11. Jika direaksikan 10 gram magnesium dengan 10 gram oksigen, maka massa
magnesium oksida yang dihasilkan adalah..
a. 20 gram
b. 16,67 gram
c. 15 gram
d. 10 gram
e. 6 gram
12. Manakah yang memiliki jumlah molekul paling sedikit? (Ar H=1, O=16, C=12,
N=14)
a. 16 gram CO2
b. 8 gram O2
c. 4 gram CH4
d. 4 gram N2
e. 2 gram H2
13. Pada pembakaran sempurna 64 gram cuplikan belerang ternyata menghasilkan
72 gram SO3 (S=32, O=16). Kadar belerang dalam cuplikan adalah :
a. 30%
b. 45%
c. 50%
d. 60%
e. 75%
14. Untuk mendapatkan 32 gram tembaga (Cu=64) melalui reaksi:
H2 + CuO --------------------- Cu + H2O
diperlukan gas hidrogen (stp) sejumlah:
a. 1,60 L
b. 5,60 L

79
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
c. 11,20 L
d. 33,60 L
e. 56,00 L
15. Sebuah botol hampa beratnya 30,75 gr. Jika botol itu diisi gas hidrogen (H=1)
berat botol menjadi 30,93 gram. Tetapi jika botol itu diisi gas A, beratnya
menjadi 33,45,gram. Masa molekul gas A adalah:
a. 15
b. 24
c. 30
d. 36
e. 60

F. Konfirmasi Orang Tua/Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-5

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindaklanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_____________________ ___________________
Nama Terang Nama Terang

80
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran -6A
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.6. Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan pH larutan (asam
kuat dan asam lemah, basa kuat dan basa lemah) dalam kehidupan sehari-hari -C4
4.6. Membandingkan (rekom: menunjukan) sifat-sifat larutan melalui praktikum
berdasarkan konsep asam basa dan pH larutan (asam kuat dan asam lemah, basa
kuat dan basa lemah) dalam kehidupan sehari-hari -P3

B. IPK 3.6.A
3.6.4. Mengonsepkan konsentrsi larutan –C3
3.6.5. Menelaah konsentarsi larutan hasil pengenceran –C4
4.6.3. Menunjukan pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu – presisi P3
4.6.4. Mempraktikan pengenceran larutan - presisi P3

Catatan IPK 3.6 4.6 (A,B,C)


3.6.1. Menguraikan pengertian larutan atas dasar komponen penyusunya -C2
3.6.2. Menguraikan pengertian larutan atas dasar daya hantar listriknya –C2
3.6.3. Menelaah derajat ionisasi dan tetapan asam-basa –C4
3.6.4. Mengonsepkan konsentrsi larutan –C3
3.6.5. Menelaah konsentarsi larutan hasil pengenceran –C4
3.6.6. Menguraikan pengertian larutan atas dasar sifat asam-basanya –C2
3.6.7. Mengonsepkan teori asam basa menurut Arrhenius, Lewis dan Bronsted-Lowry –
C3
3.6.8. Menentukan sifat larutan asam basa terhadap indikator -C3
3.6.9. Mengonsepkan pengertian derajat keasaman (pH) –C2
3.6.10.Menghitung (secara teoritis) pH larutan asam -basa –C3
4.6.1. Menunjukan percobaan membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit – P3
4.6.2. Membuat elektrolit tester –P3
4.6.3. Mempraktikan pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu –P3
4.6.4. Mempraktikankan pengenceran larutan -P3
4.6.5. Menunjukan perbedaan asam dan basa dengan indikator PP, kertas lakmus, dan
indikator alam –P3
4.6.6. Menggunakan pH meter digital dan indikator universal -P3

C. Tujuan Pembelajaran 3.6 4.6 A


3.6.4.1.Melalui pengamatan animasi pelarutan gula dalam air siswa secara bertanggung
jawab dapat mengonsepkan konsentrsi larutan dengan benar –C3
3.6.4.2.Melalui kolaborasi telaah berbagai sumber literasi siswa dapat menguraikan jenis
jenis satuan konsentrasi larutan dengan benar –C2
3.6.4.3.Melalui diskusi siswa secara bertanggung jawab dapat melaksanakan konversi
satuan konsentrsi larutan dengan benar –C3
3.6.5.1.Melalui kegiatan diskusi siswa dengan penuh percaya diri dapat
mendeferensiasikan persamaan pengenceran larutan secara benar –C3
3.6.5.2.Melalui kegiatan diskusi siswa secara kolaboratif dapat menelaah konsentrasi
larutan hasil pengenceran larutan dengan benar –C4
4.6.3.1.Melalui kegiatan praktikum siswa secara jujur dapat menunjukkankan pembuatan

81
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
larutan dengan konsentrasi tertentu secara tepat –P3
4.6.4.1.Melalui kegiatan praktikum siswa secara jujur dapat menunjukkan proses
pengenceran larutan dengan benar -P3

D. Materi Pelajaran
Konsep syarat: konsep mol, klasifikasi materi

1. Konsentrasi larutan
Definisi : Pernyataan kepekatan suatu larutan yang merupakan perbandingan komponen
larutan, satuan konsentrasi antara lain dinyatakan dengan:
1.1. Molaritas (M): Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan.

M=

1.2. Molalitas (m): Menyatakan mol zat terlarut dalam 1 kilogram zat pelarut.
m = atau m = X
Di mana, gr = gram pelarut
Mr = Mr pelarut
P = gram pelarut

1.3. Fraksi mol (X): Perbandingan mol terlarut terhadap mol larutan

X1 = atau X1 =

X2 = atau X2 =
Di mana, n1 = mol terlarut
n2 = mol pelarut
X1= fraksi mol zat terlarut
X2= fraksi mol zat pelarut
X1 + X2 = 1

1.4. % Massa = x 100%

1.5. % Volum = x 100%

1.6. Bagian per juta (bpj atau ppm)

1.6.1. bpj massa = x 106

1.6.2. bpj volume = x 106


catatan 1% = 104 ppm
1 ppm = 10-4%

82
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

1.7. Normalitas (N) grek terlarut dalam tiap liter larutan


N=

2. Pengenceran larutan
Pengenceran larutan adalah penambahan pelarut terhadap sejumlah zat terlarut yang
tetap. Dengan demikian pada proses pengenceran selalu terjadi penurunan harga
konsentrasi (molar), namun tidak terjadi perubahan jumlah mol zat terlarut. Sehingga
berlaku:
mol sebelum = mol sesudah
V 1 M2 = V 2 M2
3. Pencampuran
Pencampuran suatu larutan sejenis dengan konsentrasi berbeda maka banyaknya mol
zat terlarut yang dicampurkan : mol tc = mol t1 + mol t2 + ...

Sehingga Mc = Mc =
E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi diskusi-1
1. bagaimana mengonsepkan satuan konsentrasi dan konversinya
2. bagaimana mendeferensiasikan rumus pengenceran
3. bagaimana memecahkan permasalahan terkait konsep konsentrasi larutan sebagai
berikut:
a. Jelskan yang dimaksud dengan konsentrasi larutan dan sebutkan macam-
macam satuan konsentrasi larutan
b. Apa yang dimaksud dengan pengenceran larutan
c. Jelaskan mengapa larutan disimpan di laborat selalu dengan konsentrasi
tinggi
d. 150 gr larutan NaOH dengan konsentrasi 5 m, tentukan massa NaOH dan
massa air.
e. 85.5 gr gula (Mr 342) dilarutkan dalam 180 gr air (Mr 18). Tentukan fraksi –
mol (X) larutan gula.
f. 5 gr gula dalam 95 gr air, hitung % kadar gula.
g. 25 ml alcohol dilarutkan dalam 75 ml air, hitung %V.
h. 750 ml larutan NaOH 10 m. jika Mr = 40 dan massa jenis larutan 1,12 gr/ml.
tentukan M NaOH.

2. Tugas pendalaman materi (Tugas Terstruktur/PTT)


Merancang percobaan: membuat dan mengkonversi satuan larutan, mengencerkan
larutan:
1.Tersedia di laborat larutan asam sulfat pekat (98%), bila diperlukan sejumlah 50
mL larutan asam sulfat 5M, jelaskan langkah pemecahan masalah tersebut dalam
sebuah rancangan percobaan/praktikum!
2. Rancang prosedur percobaan pembuatan larutan NaOH:
a. 100 mL larutan NaOH 25%
b. 100 mL larutan NaOH 2M

83
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
3. Rancang langkah kerja pengenceran larutan asam sulfat pekat bila diperlukan 50
mL asam sulfat dengan konsentrasi 2M!

3. Materi diskusi-2 (praktikum)


1. Bagaimana menerapkan pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu?
2. Bagaimana melakukan pengenceran larutan?

4. Tugas pendalaman materi (Tugas Mandiri Tak Terstruktur PMTT)


Menggunakan hasil diskusi dan buku sumber guna menyusun sebuah kajian perihal
SOP kerja laborat (sumber pustaka dicantumkan)

5. Latihan PH-1

1. 45 gr glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam air hingga volumenya 200 ml, tentukan
molaritas glukosa tersebut!
2. 500 ml larutan H2SO4 0,3 M, tentukan gram H2SO4 yang dilarutkan!
3. 50 ml larutan H2SO4 0,2 M diencerkan dengan air hingga volumenya 200 ml.
Tentukan molar setelah pengenceran!
4. Tersedia 150 ml larutan CaCL2 0,2 M, agar diperoleh larutan CaCL2 dengan
konsentrasi 0,1 M, tentukan jumlah air yang ditambahkan!
5. 200 ml larutan HCl 2 M dicampur dengan 300 ml larutan HCl 1 M, berapa
molaritas larutan sekarang?
6. Diskripsikan penurunan rumus pengenceran!
7. Tersedia larutan HCl 5 M 50 ml. Jika untuk keperluan praktikum diperlukan 100
ml HCl 0,5 M,Jelaskan bagaimana cara membuat yang benar!
8. Larutan garam dapur yang tersedia di laborat memiliki konsentrasi 4 M, dan
dibutuhkan sejumlah 50 ml dengan molaritas 1 M, jelaskan cara
mengencerkannya!
9. 50 ml larutan gula 3 M ditambah air sebanyak 100 ml, berapa molaritas setelah
pengenceran?
10. 150 gr larutan NaOH dengan konsentrasi 5 m, tentukan massa NaOH dan massa
air!

6. Latihan PH-2
1. Berapakah konsentrasi larutan jika 1 mol zat dilarutkan dalam 750 gram air . . . .
a. 1,33 molar d. 0,75 molal
b. 0,75 molar e. 0,75 normal
c. 1,33 molal
2. Larutan garam dapur yang mengandung 585 mg NaCl (Mr 58,5) tiap 100 ml
larutan, mempunyai konsentrasi . . . .
a. 0,1 molar d. 0,01 molal
b. 0,1 molal e. 1 molar
c. 0,01 molar
3. 12 gram urea (Mr 60) dilarutkan dalam 100 ml air. Jika air mempunyai berat jenis
1gram/ml, konsentrasi larutan adalah . . . .
a. 0,02 molar d. 2 molar
b. 0,2 molar e. 2 molal
c. 0,02 molal

84
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
4. Larutan 1 molal NaOH (Mr 40) terbuat dari 40 gram NaOH dengan . . . .
a. 960 gram air
b. 1 liter air
c. 960 ml air
d. 1000 gram air
e. air sehingga volume larutan 1 liter

5. Madu dengan massa jenis 1,4 g cm-3 mengandung glukosa 35% (C = 12; H = 1; O
= 16). Konsentrasi glukosa dalam madu adalah . . . .
a. 0,8 M d. 2,7 M
b. 1,8 M e. 3,0 M
c. 2,4 M
6. Berapa gram NaOH (Mr 40) yang terdapat dalam 150 ml larutan NaOH 0,5 M . . .
a. 0,3 gram d. 7,5 gram
b. 3,0 gram e. 75 gram
c. 30 gram
7. Suatu larutan dibuat dengan mencampurkan 100 ml 0,24 M HCl dengan 150 ml
0,16 M HCl. Konsentrasi larutan setelah dicampurkan adalah . . . .
a. 0,180 M d. 0,216 M
b. 0,192 M e. 0,240 M
c. 0,200 M
8. Berapa gram NaNO3 (Mr 85), diperlukan untuk membuat 1 liter larutan NaNO3
0,25M . . .
a. 3,5 gram d. 42,5 gram
b. 17,0 gram e. 85,0 gram
c. 21,2 gram
9. Untuk membuat larutan NaOH 0,1 M sebanyak 2 liter, diperlukan larutan NaOH
(Mr 40) 8% dengan BJ 1,087 sebanyak . . . .
a. 5,8 ml d. 41,0 ml
b. 3,2 ml e. 92,0 ml
c. 10,9 ml
10. Larutan H2SO4 (Mr 98) dengan kadar 65% serta berat jenis 1,37 memiliki
konsentrasi . . . .
a. 13,9 M d. 7,3 M
b. 9,1 M e. 18,2 M
c. 0,91 M
11. Berapa volume air yang harus ditambahkan pada 250 mL larutan HCl 0,3 M (Mr
36,5) untuk mendapatkan larutan HCl dengan konsentrasi 0,1 M….
a. 750 mL d. 83,33 mL
b. 250 mL e. 50 mL
c. 500 Ml
12. 20 gram NaOH (Mr=40) dilarutkan dalam air hingga volumenya menjadi 125
cm3. Berapa mL air harus ditambahkan agar diperoleh larutan NaOH 2 M….
a. 625 mL d. 250 mL
b. 500 mL e. 125 mL
c. 375 Ml

85
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
13. 150 larutan H2SO4 0,2 M dicampurkan dengan 100 Ml larutan H2SO4 0,3 M.
Bila Mr H2SO4 = 98, berapa konsentrasi larutan setelah dicampurkan….
a. 0,24 M d. 9,6 M
b. 2,4 M e. 0,06 M
c. 0,96 M
14. Bila (Na=23; S=32; O=16; Cl=35,5; H=1; N=14; C=12), larutan manakah yang
mumpunyai jumlah molekul paling banyak?
a. Na2SO4 0,1 M d. NH4Cl 0,1 M
b. NaCl 0,1 M e. CH3COONa 0,1 M
c. HCl 0,1 M
15. Larutan-larutan KOH, NaOH, Cs(OH)2, Ca(OH)2, dan Ba(OH)2 mengandung
berat zat terlarut sama yaitu 1 gram/liter. Jika massa atom H=1; O=16; Na=23;
K=39; Ca=40; Cs=133; dan Ba=138, maka larutan yang memiliki molaritas
terbesar adalah:
a. KOH d. Ca(OH)2
b. NaOH e. Ba(OH)2
c. Cs(OH)2

F. Konfirmasi Orang Tua/Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-6.A

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindak lanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_____________________ _________________
Nama Terang Nama Terang

86
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran -6B
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.6. Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan pH larutan (asam
kuat dan asam lemah, basa kuat dan basa lemah) dalam kehidupan sehari-hari -C4
4.6. Membandingkan (menunjukan) sifat-sifat larutan melalui praktikum berdasarkan
konsep asam basa dan pH larutan (asam kuat dan asam lemah, basa kuat dan basa
lemah) dalam kehidupan sehari-hari -P3

B. IPK Kd. 3.6 4.6. B


3.6.1. Menguraikan pengertian larutan atas dasar komponen penyusunya -C2
3.6.2. Menguraikan pengertian larutan atas dasar daya hantar listriknya (derajad ionisasi)
-C2
3.6.3. Menelaah derajat ionisasi dan tetapan asam - basa –C4
4.6.1. Menunjukan percobaan untuk membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
(derajat ionisasi) –P3
4.6.2. Membuat elektrolit tester (uji derajat ionisasi) –P3

Catatan IPK 3.6 4.6 (A, B, C)


3.6.1. Menguraikan pengertian larutan atas dasar komponen penyusunya- C2
3.6.2. Menguraikan pengertian larutan atas dasar daya hantar listriknya– C2
3.6.3. Menelaah derajat ionisasi dan tetapan asam - basa –C4
3.6.4. Mengonsepkan konsentrsi larutan –C3
3.6.5. Menelaah konsentarsi larutan hasil pengenceran –C4
3.6.6. Menguraikan pengertian larutan atas dasar sifat asam-basanya –C2
3.6.7. Mengonsepkan teori asam basa menurut Arrhenius, Lewis dan Bronsted-Lowry –
C3
3.6.8. Menentukan sifat larutan asam basa terhadap indikator -C3
3.6.9. Mengonsepkan pengertian derajat keasaman (pH) –C3
3.6.10. Menghitung (secara teoritis) pH larutan asam - basa –C3
4.6.1. Menunjukan percobaan membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit – P3
4.6.2. Membuat elektrolit tester – P3
4.6.3. Mempraktikan pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu – P3
4.6.4. Mempraktikankan pengenceran larutan - P3
4.6.5. Menunjukan perbedaan asam dan basa dengan indikator PP, kertas lakmus, dan
indikator alam – P3
4.6.6. Menggunakan pH meter digital dan indikator universal - P3

C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
3.6.1.1. Secara mandiri menyebutkan 2 (dua) komponen penyusun larutan dengan benar
melalui kegiatan diskusi kelompok –C2
3.6.1.2. Membedakan pengertian terlarut - terionisasi secara benar melalui pengamatan
slide penyajian flash terlarut - terionisasi dengan penuh rasa ingin tahu -C2
3.6.2.1. Mendiagnosis secara benar faktor penentu daya hantar listrik larutan elektrolit
melalui kolaborasi dalam pengamatan penyajian animasi/flash "peristiwa
ionisasi‖-C4

87
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
3.6.2.2. Mengonsepkan dengan bahasa sendiri pengertian larutan elektrolit dan non
elektrolit melalui penyajian flash ―uji larutan elektrolit - non elektrolit (uji derajad
ionisasi)‖.dengan benar-C3
3.6.3.1. Secara mandiri menentukan harga Kb suatu basa lemah dengan benar melalui
telaah pustaka/literasi –c3
3.6.3.2. Secara mandiri menentukan harga Ka suatu asam lemah dengan benar melalui
kegiatan diskusi-c3
3.6.3.3. Menentukan harga derajad ionisasi suatu asam/basa dengan benar melalui
kegiatan diskusi
4.6.1.1. Menunjukan rancangan percobaan dengan tepat melalui kegiatan telaah
berbagai sumber secara kolaboratif untuk membedakan larutan dengan derajad
ionisasi=nol dengan derajad ionisasi lebih dari nol- K4
4.6.1.1. Menunjukan percobaan dengan tepat melalui kegiatan praktikum untuk
membedakan larutan dengan derajad ionisasi = nol dengan derajad ionisasi lebih
dari nol secara jujur- P3
4.6.2.1. Membuat elektrolit tester dalam kegiatan projek secara kolaboratif untuk
mengelompokkan larutan ke dalam jenis larutan elektrolit kuat - elektrolit lemah
– non elektrolit dengan tepat –P3

D. Materi Pembelajaran
Konsep syarat: klasifikasi materi, konsentrasi, komponen larutan, konsep mol

1. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit (derajad ionisasi = nol/ lebih dari nol)
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan:
1.1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, yaitu
zat-zat yang dalam larutannya dapat menghantarkan listrik. (bagaimana
dengan leburannya?)
Contoh : larutan NaCl = natrium klorida
larutan CH3COOH = asam asetat
1.2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik, yaitu zat-zat yang dalam larutanya tidak dapat menghantarkan
listrik.(bagaimana dengan leburanya?).
Contoh : larutan C12H22O11 = glukosa
larutan CO(NH2)2 = urea

Data pengamatan terhadap beberapa larutan dengan elektrolit tester, sebagai berikut:

Larutan Nyala Tidak Nyala


1. Larutan A (Air murni) √
2. Larutan B (L. Gula) √
3. Larutan C (L. Garam dapur) √

Dari data pengamatan tersebut, diketahui larutan garam dapur dapat menghantarkan
arus listrik, mengapa demikian?
Larutan elektrolit terbentuk dari senyawa ion/kovalen yang dalam larutannya mengalami
ionisasi, di mana muatan ion-ion akan menghasilkan arus listrik dengan adanya arus
elektron dari satu elektroda ke elektroda lain.
Contoh : a) Senyawa ion : NaCl + air → Na+ + Cl-

88
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
b) Senyawa kovalen : HCl + air → H+ + Cl-
Larutan non elektrolit terbentuk dari senyawa kovalen yang dalam larutannya tidak dapat
mengalami ionisasi.
Contoh : CO(NH2)2(s) + air → CO (NH2)2(aq)
Larutan elektrolit kuat : larutan elektrolit di mana zat pelarut mengalami ionisasi sempurna
Contoh : a) Garam : NaCl, KCl, KBr
b) Asam kuat : HCl, H2SO4
c) Basa kuat : NaOH, KOH
Larutan elektrolit lemah : larutan elektrolit di mana zat pelarut mengalami ionisasi
sebagian
Contoh : a) Asam lemah : CH3COOH, H2CO3, HF
b) Basa lemah : HCl, H2SO4
c) Basa kuat : NaOH, KOH
Ionisasi elektrolit kuat merupakan reaksi berkesudahan, dalam larutan tidak ada lagi
molekul, (ionisasi sempurna).
HCl → H+ + Cl-
a mol a mol
Ionisasi elektrolit lemah merupakan hasil reaksi kesetimbangan, terjadi ionisasi sebagian,
sebagaimana tampak pada persamaan sebagai berikut:
CH3COOH ↔ CH3COOH- + H+
Mula-mula : M 0 0
Reaksi : Mα Mα Mα
Setimbang : M (1 - α) Mα Mα
Dari kesetimbangan di atas,
[CH3COOH-] [H+] [H+]2
Ka = = maka H+ = Ka . Ma
[C3COOH] Ma
Atau :
[CH3COOH-] [H+] Mα. Mα
Ka = =
[C3COOH] M (1 - α)

Karena harga α kecil (asam lemah) maka (1 – α = 1), sehingga M (1 - α) = M.


Dengan demikian:
Mα . Mα
K =
M

Ka = Mα2

Ka
α =
M
Di mana, α = derajad ionisasi
Mol terionisasi
α =
Mol mula-mula
Catatan: ( 0 < α < 1)

89
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

Contoh soal:
Larutan basa lemah NH4OH (Kb = 10-6), tentukan α pada larutan 0,01 M basa tersebut di
atas.
Penyelesaian:
mol NH4OH terurai
α =
mol NH4OH mula-mula

Kb . Mb
=
Mb

Kb . Mb
=
Mb2

Kb
=
Mb

10 -4
=
10 -2

= 10 -2

= 1%

Tabel sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit


No. Jenis Larutan Sifat dan Pengamatan Lain Contoh Senyawa
1. Elektrolit Kuat terionisasi sempurna NaCl,
menghantarkan arus listrik HCl,
lampu menyala terang NaOH, dan
terdapat gelembung gas H2SO4

2. Elektrolit Lemah teronisasi sebagian CH3COOH,


menghantarkan arus listrik NH4OH,
lampu menyala redup HCN, dan
terdapat gelembung gas Al(OH)3

3. Nonelektrolit tidak terionisasi C12H22O11,


tidak menghantarkan listrik C6H12O6,
lampu tidak menyala CO(NH2)2,
tidak terdapat gelembung gas dan
C2H5OH

90
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

Berdasarkan jenis ikatan senyawanya, larutan elektrolit dapat dibedakan atas: larutan
elektrolit senyawa ionik dan larutan senyawa kovalen polar.
Contoh senyawa ionik adalah larutan NaCl, KCl, dan MgCl2.
Contoh senyawa kovalen polar adalah larutan HCl, H2SO4, dan NaOH.

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi Diskusi -1
1. bagaimana mengonsepkan larutan berdasarkan harga derajad ionisai, Ka, maupun
Kb
2. bagaimana mendeferensiasikan derajat ionisasi
3. bagaimana hubungan Ka, Kb, dan derajad ionisasi
4. bagaimana merancang percobaan untuk mengidentifikasi derajad ionisasi, Ka/Kb
larutan asam-basa

2. Materi Diskusi-2 (praktikum)


Bagaimana melakukan percobaan untuk menguji derajad ionisasi, Ka/Kb pada larutan
asam, basa, dan netral.

Kegiatan praktikum (Prosedur percobaan - Laporan praktikum ):


1. Judul : Uji Elektrolit
2. Tujuan : Menguji daya hantar listrik berbagai larutan
3. Landasan Teori :
………………………………………………………………………………
4. Alat dan Bahan :
a. 7 buah.gelas kimia 250 ml(atau gelas minum ukuran 200 ml)
b. Alat uji elektrolit buatan sendiri
c. Larutan : garam dapur, larutan gula, air jeruk nipis, larutan urea, Air Suling,
air sumur, air suur,masing-masing 50 ml.
5. Prosedur/Langkah Kerja :
1. Masukkan 50 ml masing-masing larutan ke dalam gelas kimia atau gelas
stoples.
2. Masukkan alat uji elektrolit ke dalam gelas kimia, usahakan kedua elektroda
tidak bersentuhan satu sama lain.
3. Amati apa yang terjadi pada lampu dan kedua elektroda. Catat pada kolom
pengamatan. Angkat alat uji dan bersihkan.
4. Lakukan pada larutan lainnya

91
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Sketsa elektrolit tester

6. Data Pengamatan :
Berikan tanda √ pada kolom yang sesuai
Pengamatan Pada
Larutan Nyala Nyala Ntala lampu elektroda
No
lampu lampu Tidak terjadi
terang redup menyala gelembung
1 Larutan garam
2. dapur
3 Larutan gula
4 Air jeruk
5 Larutan urea
6 Air suling
7 Air zuur
Air sumur

Selesaikan berikut ini :


1. Susun laporan tugas projek yang memuat perencanaan, pelaksanaan, dan
kesimpulan/saran. Jelaskan!
2. Kelompokan larutan tersebut menurut golongan elektrolit dan non elektrolit.
3. Kelompokan larutan tersebut menurut golongan elektrolit kuat dan elektrolit
lemah.
4. Kelompokan larutan elektrolit hasil pengamatan berdasarkan jenis ikatan dari
zat terlarut.
5. Susun kesimpulan hasil percobaan.
Nama Kelompok : …………….
Anggota : .....................

3. Tugas Terstruktur PTT


a. Project based learning: merancang percobaan untuk mengidentifikasi derajad
ionisasi,
Ka/Kb larutan asam basa
b. membuat alat elektrolit tester (produk)

92
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Materi Tugas (Tugas Terstruktur). Project based learning
Tahapan KI/ KD Materi Tugas Alokasi
Materi Waktu
Pokok
1. pertanyaan KI-4 KD.4.8 a. Merancang percobaan/prosedur 1 minggu
mendasar Menganalisis uji larutan berdasar derajad
2. desaian rencana derajad ionisasi, Ka/Kb larutan asam
proyek ionisasi, basa,netral (penilaian projek)
3. jadwal Ka/Kb b. Membuat elektrolit tester
4. monitor progres larutan (penilaian produk)
proyek asam,basa,
5. menguji hasil netral
6. evaluasi
pengalaman

4. Tugas Tidak Terstruktur PMTT


(a). bagaimana memecahkan permasalahan terkait derajad ionisasi, Ka/Kb larutan
asam basa; (b). menyusun makalah yang memuat pendalaman materi mengenai asam
basa dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari,

Materi Tugas (Tugas Tidak Terstruktur)


NO KI/ KD Materi Tugas Alokasi
Materi pokok Waktu
1 KI - 3 (a). bagaimana memecahkan permasalahan Ditentukan
KD.3.6 ; 4.6 terkait derajad ionisasi, Ka/Kb larutan asam oleh
basa; kesanggupan
1.Tindakan apa yang akan kamu lakukan, jika peserta didik
kamu mendapatkan ada kabel dirumahmu
yang terkelupas dan masih terhubung stop
kontak?. Jelaskan alasan dari tindakan yang
kamu ambil berdasar konsep derajad ionisasi.
2. Jelaskan perbedaan:
a. terlarut dan terionisasi
b. ionisasi sempurna dan ionisasi sebagian
3. Jelaskan bagaimana cara membedakan
larutan dengan derajad ionisasi = 0 dan
larutan dengan derajad ionisasi lebih dari 0!
4. Larutan asam dengan derajad ionisai besar,
bagaimana harga Ka yang dimiliki?
(b). Menyusun makalah yang memuat
pendalaman materi mengenai asam basa dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari!

93
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
5. Latihan Penilaian Harian-1

1. Apa yang dimaksud dengan larutan, dan apa saja komponen dari larutan?
2. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit?
3. Apa yang dimaksud derajad ionisasi dan sebutkan rentang harga derajad ionisasi
yang mungkin dimiliki oleh suatu larutan?
4. Larutan asam lemah CH3OH (Ka = 10-5), tentukan harga derajat ionisasi dari
larutan 0,001 M asam tersebut?
5. Berikan masing-masing a) tiga contoh yang termasuk larutan elektrolit dan tiga
contoh yang termasuk larutan nonelektrolit!
6. Deskripsikan atas dasar apa, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik?
7. Buatlah persamaan yang menyatakan hubungan antara derajad ionisasi dan
molar ion H+!
8. Jika suatu asam lemah HA memiliki Ka = 1,6 . 10-5, tentukan [H+] dalam 0,01
M larutan asam tersebut!
9. Air murni tidak dapat menghantakan listrik, berbeda dengan air sungai yang
mudah menghantarkan arus listrik, jelaskan mengapa demikian!
10. Apa kegunaan larutan elektrolit yang kamu ketahui dalam kehidupan sehari-
hari!

6. Latihan PH-2
1. Di bawah ini yang termasuk elektrolit lemah adalah larutan….
a. HF
b. HNO3
c. KBr
d. KOH
e. H2SO4
2. Mana di antara larutan di bawah ini, dengan alat uji elektrolit, lampu menyala
paling terang?
a. HCl
b. C2H5OH
c. HF
d. CO(NH2)2
e. H2SO4
3. Mana di antara larutan di bawah ini yang dengan alat uji elektrolit, lampu tidak
akan menyala dan tidak timbul gelembung?
a. C2H5OH
b. H2SO4
c. NaOH
d. HCOOH
e. CH3COOH
4. Mana di antara larutan di bawah ini, dengan alat uji elektrolit lampu menyala
paling redup?
a. HCl
b. NaOH
c. HF
d. KBr
e. HNO3

94
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
5. Diketahui data eksperimen sebagai berikut:
Pengamatan
larutan
Nyala lampu Gelembung Gas
1 Terang Ada
2 Tidak menyala Tidak ada
3 Tidak menyala Ada
4 Terang Ada
5 Tidak menyala Tidak ada
Berdasarkan data eksperimen, yang merupakan larutan nonelektrolit adalah
nomor….
a 1 dan 2
a. 2 dan 5
b. 1 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
6. HCl cair tidak menghantarkan listrik, sedangkan larutan HCl dapat
menghantarkan listrik. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa….
a. Adanya air mengubah HCl yang semula berikatan kovalen menjadi berikatan
ion
b. HCl cair tidak terionisasi,tetapi jika dilarutkan dalam air akan terionisasi
c. HCl cair berikatan ion,tetapi larutan HCl merupakan senyawa berikatan ion
d. Air menimbulkan perubahan pada kekuatan arus listrik
e. Arus listrik akan mengalir bila ada air sebagai mediumnya
11. Larutan asam klorida (HCl) 1 M mempunyai daya hantar yang lebih baik
daripada asam fosfat (H3PO4) 1M. Perbedaan tersebut terjadi karena….
a. persen ionisasi asam klorida lebih besar daripada asam fosfat
b. asam klorida merupakan senyawa ion sedangkan asam fosfat senyawa
kovalen
c. molekul asam fosfat menghasilkan ion lebih banyak daripada molekul
asam klorida
d. asam klorida lebih mudah larut dalam air daripada asam fosfat
e. ion klorida (Cl) merupakan konduktor yang lebih baik dari pada ion
fosfat (PO43)
12. Senyawa ion yang termasuk larutan elektrolit adalah….
a. CO2
b. CH 3COOH
c. CO( NH 2 )2
d. NaCl
e. H 2 SO4
13. Diketahui beberapa senyawa sebagai berikut:
1. H 2 SO4
2. HCOOH
3. NaOH
4. KCl

95
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
5. HCl
Senyawa kovalen jika dilarutkan dalam air dapat menghantarkan listrik
adalah….
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 4
c. 1, 2, dan 5
d. 1, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 5
14. senyawa elektrolit di bawah ini yang tergolong senyawa kovalan polar
adalah….
a. HCOOH
b.
CO( NH 2 )2
C6 H12O6
c.
d.
C11H 22O12
C H
e. 6 6
15. Suatu larutan dapat menghantarkan listrik bila larutan tersebut mengandung….
a. Partikel-partikel yang bebas bergerak
b. Molekul-molekul yang bebas bergerak
c. Atom-atom yang bebas bergerak
d. Ion-ion yang bebas bergerak
e. Zat yang mudah terlarut dalam air

F. Konfirmasi Orang Tua/Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-6.B

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindak lanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

Nama Terang Nama Terang

96
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran-6 C
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.6. Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan pH larutan (asam
kuat dan asam lemah, basa kuat dan basa lemah) dalam kehidupan sehari hari C4
4.6. Membandingkan (Rekom: menunjukan/mempraktikan) sifat sifat larutan melalu
praktikum berdasarkan konsep asam basa dan pH larutan (asam kuat dan asam
lemah, basa kuat dan basa lemah) dalam kehidupan sehari hari P3

B. IPK Kd 3.6 4.6 C


3.6.6. Menguraikan pengertian larutan atas dasar sifat asam-basanya – C2
3.6.7. Mengonsepkan teori asam basa menurut Arrhenius,Bronsted-Lowry,dan Lewis –
C3
3.6.8. Menentukan sifat larutan asam basa terhadap indikator - C3
3.6.9. Mengonsepkan pengertian derajat keasaman (pH) – C3
3.6.10. Menghitung (secara teoritis) pH larutan asam dan basa – C3
4.6.5. Menunjukan perbedaan asam dan basa dengan indikator PP, kertas lakmus, dan
indikator alam – P3
4.6.6. Menggunakan pH meter digital dan indikator universal - P3

Catatan IPK 3.6 4.6 (A, B, C)


3.6.1. Menguraikan pengertian larutan atas dasar komponen penyusunya - C2
3.6.2. Menguraikan pengertian larutan atas dasar daya hantar listriknya – C2
3.6.3. Menelaah derajat ionisasi dan tetapan asam - basa – C4
3.6.4. Mengonsepkan konsentrsi larutan – C3
3.6.5. Menelaah konsentarsi larutan hasil pengenceran – C4
3.6.6. Menguraikan pengertian larutan atas dasar sifat asam-basanya – C2
3.6.7. Mengonsepkan teori asam basa menurut Arrhenius, Lewis dan Bronsted-Lowry –
C3
3.6.8. Menentukan sifat larutan asam basa terhadap indikator – C3
3.6.9. Mengonsepkan pengertian derajat keasaman (pH) – C3
3.6.10.Menghitung (secara teoritis) pH larutan asam - basa – C3
4.6.1. Menunjukan percobaan membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit – P3
4.6.2. Membuat elektrolit tester – P3
4.6.3. Mempraktikan pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu – P3
4.6.4. Mempraktikankan pengenceran larutan - P3
4.6.5. Menunjukan perbedaan asam dan basa dengan indikator PP, kertas lakmus, dan
indikator alam – P3
4.6.6. Menggunakan pH meter digital dan indikator universal - P3

C. Tujuan Pembelajaran
3.6.6.1. Melalui penyajian data karakteritik senyawaan asam dan basa siswa secara
mandiri dapat menguraikan pengertian larutan atas dasar sifat asam-basanya
dengan benar– C2
3.6.7. 1. Melalui penyajian slide siswa secara bertanggung jawab dapat mengonsepkan
teori asam basa menurut Arrhenius dengan benar-C3

97
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
3.6.7. 2. Melalui penyajian slide siswa secara bertanggung jawab dapat mengonsepkan
teori asam basa menurut Bronsted-Lowry dengan benar-C3
3.6.7. 3. Melalui penyajian slide siswa secara bertanggung jawab dapat mengonsepkan
teori asam basa menurut Lewis dengan benar-C3
3.6.8.1. Melalui penyajian data hasil percobaan siswa secara bertanggung jawab dapat
menentukan sifat larutan asam basa terhadap indikator dengan benar - C3
3.6.9.1. Melalui telaah berbagai sumber literasi siswa secara bertanggung jawab dapat
mengonsepkan pengertian derajat keasaman (pH) dengan benar – C2
3.6.9.2. Melalui telaah berbagai sumber belajar siswa secara mandiri dapat
mendeferensiasikan derajat keasaman (pH) dengan benar– C2
3.6.10.1. Melalui diskusi siswa secara kolaborasi mampu menghitung (secara teoritis)
pH larutan asam dan basa dengan benar– C3
4.6.5.1. Melalui kegiatan praktikum siswa secara jujur dapat menunjukan perbedaan
asam dan basa oleh indikator PP dengan tepat– P3
4.6.5.2. Melalui kegiatan praktikum siswa secara jujur dapat menunjukan perbedaan
asam dan basa oleh jenis indikator kertas lakmus dengan tepat– P3
4.6.5.3. Melalui kegiatan praktikum siswa secara jujur dapat menunjukan perbedaan
asam dan basa oleh jenis indikator alam ) dengan tepat– P3
4.6.6.1. Melalui kerja laborat siswa secara kolaboratif mampu menunjukkan penggunaan
pH meter digital dalam penentuan harga pH larutan dengan tepat- P3
4.6.6.2. Melalui kerja laborat siswa secara kolaboratif mampu menunjukkan penggunaan
indikator universal dalam penentuan harga pH larutan dengan tepat- P3

D. Materi Pembelajaaran
Konsep syarat: konsentrasi, teori asam-basa, SP, konsep mol

1. Larutan Asam dan Basa


1.1. Teori asam basa
1.1.1. Teori asam dan basa arrhenius
Asam : senyawa yang ke dalam kelarutannya dengan air menghasilkan ion H+
HCl + air → H+ + Cl-
H2SO4 + air → 2H+ + SO42-
Basa : senyawa yang ke dalam kelarutannya dengan air mengahasilkan ion OH-
NaOH + air → Na+ + OH-

1.1.2. Teori Bronsted-Lowry


Asam : senyawa yang dapat menghasilkan/memberikan/donor proton.
Basa : senyawa penerima/akseptor proton.
Menurut teori ini dikenal istilah asam basa konjugasi/pasangan.
Contoh : 1. HCl + HF ↔ Cl- + H2F+
- asam : HCl
- basa : HF
Asam konjugasi : HCl dengan Cl-
HF dengan H2F+
2. HF + H2O ↔ F + H3O+
-

- asam : ………
- basa : ……….

98
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Asam basa konjugasi : ……………

1.1.3. Teori asam basa lewis


Perhatikan persamaan berikut:

H3N + H+ NH4+
+
Penyerapan ion H oleh molekul NH3 terjadi karena NH3 dapat mendonorkan pasangan
elektron bebas kepada ion H+ melalui pembentukan ikatan kovalen koordinasi. Gilbert N.
Lewis memberikan pengertian asam dan basa berdasarkan serah terima pasangan elektron
sebagai berikut:
Asam : akseptor pasangan elektron
Basa : donor pasangan elektron
Dengan demikian, dalam hal tersebut di atas: NH3 adalah suatu basa, sedangkan ion H+
adalah suatu asam. Pada reaksi: CaO + CO2 CaCO3 : maka CaO merupakan basa
lewis dan CO2 merupakan asam lewis. Dapatkah anda menunjukan perpindahan pasangan
elektron pada atom-atom yang berperan sebagai donor dan akseptor pasangan elektron,
dengan menggunakan rumus lewis?

2. Sifat Umum Asam dan Basa


Sifat asam : - melepas H+
- elektrolit
- memerahkan lakmus biru
- rasa, sebagian masam
- terhadap pp jernih
- pH ‹ 7
- rumus umum HXZ → X H+ + Z-X
Sifat basa :
- pH › 7
- Melepaskan ion OH‾
- Sebagian rasanya pahit
- Elektrolit
- membirukan lakmus merah
-
rumus umum : L(OH)X → L+x + XOH‾

3. Kekuatan Asam dan Basa


- Asam kuat (ionisasi sempurna)
- Asam lemah (ionisasi partial; 0 ‹ α ‹ 1)
- Basa kuat (ionisasi sempurna)
- Basa lemah(ionisasi partial : 0 ‹ α ‹ 1)
Contoh :
a) Asam kuat : HCl, H2SO4
b) Basa kuat : NaOH, KOH
c) Asam lemah : CH3COOH, H2CO3, HF
d) Basa lemah : HCl, H2SO4

4. pH (Derajat Keasamaan)
4.1. Pengertian pH
Istilah pH digunakan untuk menyatakan [H+] kecil denga cara lebih sederhana.

99
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Kesetimbangan air H2O  H+ + OH-
Dari hasil penelitian diketahui bersifat elektrolit sangat lemah. (α = 1,32 x 10-8) atau dalam
1 liter air terdapat ion H+ dan OH- masing-masing = 10-7M
Sehingga, [H+] = [OH-] = 10-7 M
Hasil kalii [H+] dan [OH-] konstan, disebut Kw/ketetapan air.
Kw = [H+] [OH-] = 10-14- M
Jika dalam air dilarutkan asam maka [H+] bertambah dan [OH-] akan berkurang.
Sebaliknya, akan terjadi [H+] < 10-7 dan [OH-] > 10-7 M
Maka larutan netral : [H+] = 10-7
Larutan asam : [H+] > 10-7
Larutan basa : [H+] < 10-7

Pada tahun 1909 Soreson menyatakan persamaan:


px = - log x
maka, pH : - log [H+]
pOH : - log [OH-]
pKw : - log Kw
pKa : - log Ka
pKb : - log Kb

dari Kw = [H+] [OH-] = 10-14 maka log Kw = log [H+] + log [OH-] = -14
- log Kw = - log [H+] - log [OH-] = 14
pKw = pH + pOH = 14
atau pH + pOH = 14
sehingga larutan netral : pH = 7
larutan asam : pH < 7
larutan basa : pH > 7

4.2. pH Asam Kuat dan Basa Kuat


Perhatikan persamaan: HCl → H+ + Cl-
0,1 mol 0,1 mol
H2SO4 → 2H+ + SO42-
0,1 mol 0,2 mol
Maka : [H ] = x . Ma. Maka pH = - log [H+]
+

x = valensi dan Ma = [asam]


sedangkan [OH-] = x . Mb. Di mana Mb = [basa] maka pOH = - log {OH-]

4.3. pH Asam Lemah dan Basa Lemah


CH3COOH → CH3COO- + H+
a mol a α mol
dari bagian terdahulu didapat,
[H+] = α . Ma atau [H+] = √Ka Ma (bervalensi satu)
Sedangkan untuk basa, [OH-] = α Mb atau [OH-] = √ Kb Mb
Maka pH = - log [H+]
Dan pOH = - log [OH-]
Catatan, untuk asam bervalensi lebih dari satu, gunakan [H+] = x α Ma atau
[H+] = x + 1√ x . Ka. Ma
Dan untuk K basa [OH-] = …………………..

100
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

5. Indikator Asam Aasa


Dengan indikator kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa atau netral.
Dengan indikator universal kita dapat menentukan pH suatu larutan. Indikator universal
sebenarnya adalah campuran dari beberapa macam indikator yang telah kita kenal dan
telah distandisasi warnanya pada pH 0–14. Oleh karena itu dengan mencocokkan warna
indikator universal dalam suatu larutan dengan warna standart, kita dapat menentukan pH
larutan tersebut.
Di laboratorium terdapat beberapa indikator yang telah kita kenal misalnya kertas
lakmus, phenolptaliein (PP), brom timol biru (BTB), metil merah (MM), metil jingga (MJ)
dengan trayek perubahan tertentu.
Indikator asam basa kebanyakan dianggap sebagai asam lemah dengan reaksi
kesetimbangan sebagai berikut:
HIn (aq) H+ (aq) + In– (aq)
[ H  ][ In  ]
Ka =
[ HIn]
Warna HIn berbeda dengan warna In–. Jika indikator ini ditambahkan asam atau basa,
maka terjadi pergeseran letak kesetimbangan indikator, sehingga warna indikator akan
berubah. Titik tengah perubahan warna pada indikator terjadi jika:

[HIn] = [In–]
maka Ka = [H+], atau pKa = pH

Berdasarkan pengamatan, perubahan warna indikator ini dimulai pada pH larutan antara
pKa –1 sampai dengan pKa +1. Harga pH larutan di mana suatu indikator mengalami
perubahan warna, disebut trayek pH indikator. Beberapa indikator yang sering kita jumpai
beserta trayek pH-nya dapat anda baca pada tabel di bawah.

Indikator Ka pada 25o C Warna pH


Phenolptalein 7 x 10–10 Tak berwarna – merah 8,3 – 10,0
Brom Timol Biru 1 x 10–7 Kuning – B iru 6,0 – 8,0
Lakmus 3 x 10–7 Merah – Biru 5,5 – 8,0
Metil merah 8 x 10–6 Merah – Kuning 4,4 – 6,2
Metil Jingga 2 x 10–4 Merah – Kuning 3,1 – 44

Dengan memperhatikan trayek pH perubahan warna indikator, kita dapat


memperkirakan harga pH suatu larutan. Indikator asam basa juga digunakan sebagai
petunjuk pada waktu melakukan titrasi asam basa.
Contoh penentuan pH suatu larutan.
Suatu larutan yang akan ditentukan pH–nya, dimasukkan ke dalam enam buah tabung
reaksi. Pada masing-masing tabung ditambah indikator berturut-turut: lakmus, metil
merah, metil jingga, brom timol biru dan phenolphtaein. Jika data pengamatan
sebagai berikut:

Tabung No Indikator warna Perkiraan pH


1 Lakmus merah Merah pH < 5,5
2 Lakmus biru Merah pH < 5,5

101
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
3 Metil merah Orange 4,4 < pH < 6,2
4 Metil jingga Kuning pH > 4,4
5 Brom timol biru Kuning pH > 6,0
6 Phenolphtalein Tidak berwarna pH < 8,3

Maka dari data tersebut di atas, dapat dibuat garis bilangan yang memenuhi pH larutan
tersebut:

pH larutan dalam garis bilangan


Warna indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 1 2
Lakmus merah
Metil merah
Metil jingga
Brom timol biru
Phenolptalein

Dengan melihat garis bilangan yang memenuhi setiap indikator di atas, dapat
disimpulkan bahwa pH larutan yang diuji antara 4,4 sampai 5,5 atau ditulis 4,4 < pH
< 5,5.
Untuk lebih mendalami cara memperkirakan pH larutan dengan beberapa indikator
kerjakan kegiatan berikut:

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi diskusi-1
Stimulation: penyajian slide/flas interaktif konsep asam basa, demontrasi identifikasi
asam basa
1.bagaimana mengonsepkan asam basa berdasar teori arrenius, bronstred lowy dan
lewis
2. bagaimana mengidentifikasi asm dan basa
3. bagaimana mendeferensiasikan rumus pH asam basa
4. bagaimana menghitung (secara teoritis) pH asam basa (kuat dan lemah)

2. Tugas terstruktur PTT


1. Merancang percobaan identifikasi asam basa dengan menggunakan:
a. indikator PP, indikator universal, kertas lakmus, indikator alam
b. PH Meter digital
2. bagaimana memecahkan permasalahan:
2.1. Hitunglah pH dari:
a. Larutan HCl 0,05 M
b. Larutan H2SO4 0,05 M
c. 500 ml larutan HCl 0,05 M
d. 100 ml larutan HCl 0,001 mol

102
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
2.2. Larutan asam formiat 0,1 M mempunyai pH = 4 tentukan α.
2.3. Suatu asam lemah pH = 4 dan Ka = 10-5 tentukan (asam)
2.4. Suatu basa lemah 0,2 M dan pH = 11, tentukan harga Kb
2.5. Hitung harga ₤ untuk 100 ml HCOOH 0,01 M, jika Ka = 10-4

3. Materi diskusi-2
(1) Bagaimana menunjukan percobaan menentukan pH asam basa dengan
menggunakan:
a. Indikator PP, indikator universal, kertas lakmus, indikator alam
b. PH Meter digital

4. Tugas tidak terstruktur PMTT


Melakukan kajian terhadap kelayakan air di lingkungan sekolah (air tanah, dan air kran)

5. Kegiatan Demontrasi Identifikasi Asam-Basa

Cara Kerja:

A. Dengan menggunakan pipet dan pelat tetes, teteskan air suling pada kertas lakmus
merah dan lakmus biru. Amati apakah terjadi perubahan warna pada kertas lakmus
itu. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan cuka dan air kapur.

Hasil Pengamatan :

Perubahan warna kertas lakmus Sifat larutan


Bahan biru merah Asam Basa Netral
Air Suling
Larutan Cuka
Air kapur

B. Selesaikan pertanyaan sebagai berikut melalui diskusi

1. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari kedua pengujian tersebut!


2. Dapatkah ekstrak mahkota bunga bertindak sebagai indikator? Jelaskan jawaban
anda!
3. Klasifikasikan larutan larutan tersebut menurut sifatnya terhadap lakmus!
4. Tuliskan masing-masing tiga contoh rumus dan nama kimia asam kuat dan asam
lemah yang anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari!
5. Tuliskan masing-masing tiga contoh rumus dan nama kimia basa kuat dan basa
lemah!
6. Tentukanlah konsentrasi ion H+ dan OH– dari larutan-larutan di bawah ini:
a. 0,01 M HCl
b. 0,002 M H2SO4
c. 0,01 M NaOH
d. 0,05 M Ba(OH)2
7. Tentukan konsentrasi ion H+ pada larutan 0,1 M HA, jika diketahui harga tetapan
kesetimbangan asamnya (Ka) = 1 x 10–5.

103
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
8. [H+] asam lemah HA 0,1 M sama dengan [H+] larutan HCl 0,001 M. Tentukanlah
harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) HA tersebut!

Perhatikan tabel berikut:


Senyawa asam HF HCOOH HClO CH3COOH HNO2
Harga Ka 6,8 . 10–4 1,7 . 10–4 3,5 . 10–8 1,7 . 10–5 4,5 . 10–4
a. Berdasarkan data tersebut susunlah urutan kenaikan kekuatan asamnya!
b. Berapa [H+] dari larutan HCN 0,1 M?
9. Deferensiasikan rumus PH asam-basa kuat/lemah
10. Berapa persen asam HX terionisasi dalam larutan yang berkonsentrasi 0,1 M; 0,01
M dan 0,001 M? Diketahui harga Ka HX = 1,8 . 10–5. Bagaimana pengaruh
pengenceran terhadap
jumlah molekul HX yang terionisasi?
6. Kegiatan Kerja Laborat
Praktikum. pH larutan asam dan basa (acuan/cadangan)
Cara kerja dan pengamatan:
1. Gerus daun mahkota bunga berwarna merah dengan sedikit air didalam lumpang.
Tempatkan 1 ml ekstrak bunga itu dalam 2 buah tabung reaksi dan tambahkan
sedikit larutan cuka pada tabung (1) serta air kapur pada tabung (2). Amati warna
ekstrak daun mahkota bunga tersebut.
2. Lakukan percobaan sebagai berikut dengan daun mahkota bunga berwarna biru atau
ekstrak lain, seperti kunyit dan daun suji.

Hasil pengamatan:
Warna bunga Merah Biru
Nama Bunga
Warna esktrak mahkota bunga
Warna ekstrak mahkota bunga + asam cuka
Warna ekstrak mahkota bunga + air kapur

3. a. Dengan pipet, teteskan setetes larutan elektrolit A pada pelat tetes yang berisi:
i. sepotong kertas lakmus merah
ii. sepotong kertas lakmus biru
b. Tuangkan 3 cm3 larutan elektrolit A ke dalam masing-masing 4 tabung
reaksi dan
tambahkan 3 tetes larutan indikator pada setiap tabung yaitu:
- metil merah pada tabung 1,
- metil jingga pada tabung 2,
- brom timol biru pada tabung 3,
- phenolptalein pada tabung 4.
Catat pengamatan anda dan perkirakan pH larutan A dengan indikator universal

104
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
4. Lakukan pemeriksaan yang sama terhadap larutan-larutan elektrolit B, C dan D.

Larutan A Larutan B Larutan C Larutan D


Indikator Warna Perkiraan Warna Perkiraan Warna Perkiraan Warna Perkiraan
indikator pH indikator pH indikator pH indikator pH
Lakmus merah - - - -
Lakmus biru - - - -
Ind. universal
Metil jingga
Brom timol biru
Phenolptalein
Harga pH Larutan A Larutan B Larutan C Larutan D
(perkiraan)

5. Ulangi pengecekan pH larutan pada kegiatan nomor 2 dengan pH meter digital

7. Latihan PH-1
1. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang……..
a. Molekulnya mengandung atom H d. Dapat bereaksi dengan ion H+
+
b. Dapat melepas ion H dalam air e. Dapat manghasilkan ion OH-
c. Dapat mengikat ion H= dari air
2. Zat berikut ini yang tergolong asam, kecuali……
a. HCl d. SO2(OH)2
b. CH3COOH e. P(OH)3
c. NH3
3. Suatu indikator memberi warna merah dengan larutan kapur sirih. Indikator ini
akan bewarna merah juga dalam larutan…….
a. Air jeruk d. Larutan garam dapur
b. Air sabun e. Larutan gula
c. Larutan cuka
4. Jika konsentrasi ion H+ dalam larutan = 0,002 M dan log 2 = 0,3 maka pH larutan
adalah…….
a. 3,3 d. 1,7
b. 2,7 e. 1,3
c. 2,3
5. Dari suatu percobaan diperoleh data sebagai berikut:
Lampu Indikator/lakmus
Larutan
menyala Merah Biru
A + Merah Biru
B - Merah Biru
C + Merah Merah
D + Biru Biru
E - Merah Biru

105
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Dari data tersebut larutan yang bersifat asam adalah….
a. A d. D
b. B d. E
c. C
6. Diketahui nilai tetapan kesetimbangan ionisasi asam dan basa sebagai berikut:
Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5 ; Ka HF = 8,8 x 10-4 ; KaHOCl = 2,9 x 10-8 ; Ka HNO2 = 1
x 10-4 dan Kb NH3 =1 x 10-5. Di antara larutan berikut yang mempunyai pH tertinggi
adalah ….
a. CH3COOH 0,1 M
b. HF 0,1 M
c. HOCl 0,1 M
d. HNO2 0,1 M
e. NH3 0,1 M
7. Berikut ini data hasil uji dua jenis air limbah dengan beberapa indikator.

Trayek Perubahan
Indikator Air limbah X Air limbah Y
pH warna
Metil
2,9-4,0 Merah-jingga Jingga Kuning
jingga
Fenolftale Tidak berwarna Tidak Tidak
8,3-10,0
in – merah berwarna berwarna
Alizarin 10,1-
Kuning-merah Kuning Kuning
kuning 12,0
Brom
5,2-6,8 Kuning-ungu Kuning Ungu
kresol ungu

Air limbah X dan Y mempunyai nilai pH berturut-turut….


a. 2,9  pH  4,0 dan 4,0  pH  5,2
b. 2,9  pH  4,0 dan 6,8  pH  8,3
c. 4,0  pH  8,3 dan 8,3  pH  10,0
d. 4,0  pH  10,1 dan 10,0  pH  12,0
e. 5,  pH 6,8 dan 10,1  pH 12,0
8. Asam cuka (CH3COOH) termasuk senyawa asam. Menurut Arhenius, asam cuka
mempunyai sifat asam karena …
a. memiliki atom hydrogen
b. dalam air melepaskan ion H+
c. dalam air melepaskan ion OH–
d. dapat menerima pasangan elektron
e. dapat memberi proton kepada molekul air
9. Data percobaan pengenalan asam-basa sebagai berikut:
Larutan. Lakmus Lakmus
merah biru
I biru tetap
II tetap merah
III biru tetap
IV tetap merah
V tetap tetap

106
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Yang termasuk larutan asam adalah …
a. I dan II
b. II dan III
c. II dan IV
d. III dan IV
e. III dan V
10. Diketahui trayek pH indikator.
Indikator Trayek pH Perubahan warna
Metil 4,2 – 6,3 Merah – kuning
merah
Fenolftalin 8,3 – 10 Tak berwarna - merah
Suatu larutan berwarna kuning jika ditetesi indikator metil merah dan tidak berwarna
jika ditetesi fenolftalin, maka pH larutan tersebut adalah …
a. kurang dari 4,2
b. antara 4,2 – 6,3
c. antara 6,3 – 8,3
d. antara 8,3 – 10
e. antara 4,2 – 10
11. Untuk konsentrasi yang sama di antara senyawa asam berikut yang sifat asamnya
paling kuat adalah …
a. H2SO4
b. HCl
c. H2S
d. CH3COOH
e. HF
12. Dari reaksi:
H2CO3 + H2O  H3O+ + HCO3–
Yang merupakan pasangan asam basa konvigurasi adalah …
a. H2CO3 dan H2O
b. H2CO3 dan H3O+
c. H2CO3 dan HCO3–
d. H2O dan HCO3–
e. H3O+ dan HCO3–
13. Pada reaksi:
Ag+(aq) + 2NH3(aq)  Ag(NH3)2+(aq)
Menurut teori Lewis ion Ag+ berperan sebagai asam, sebab …
a. ion Ag+ menerima proton dari NH3
b. ion Ag+ menerima pasangan elektron dari NH3
c. ion Ag+ memberi proton kepada NH3
d. ion Ag+ memberi pasangan elektron kepada NH3
e. ion Ag+ menerima OH– dari pelarut air
14. Derajad ionisasi larutan asam HX yang memiliki pH = 4 – log 5 adalah … (KaHX =
10–5).
a. 1%
b. 2%
c. 3%
d. 4%
e. 5%

107
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
15. Larutan H2SO4 0,02 M mempunyai harga H sebesar …
a. 2
b. 2 – log 2
c. 2 – log 4
d. 4 – log 2
e. 4

8. Latihan PH-2
1. Jelaskan yang dimaksud dengan larutan asam dan basa
2. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi dan apa pula molaritas
3. Jelaskan yang dimaksud dengan terlarut dan terionisasi
4. Apa yang dimaksud derajad ionisasi
5. Sebutkan 3 macam indikator asam basa yang kamu ketahui
6. Hitunglah pH dari :
a. Larutan HCl 0,05 M
b. Larutan H2SO4 0,05 M
c. 500 ml larutan HCl 0,05 M
d. 100 ml larutan HCl 0,001 mol
e. 9,8 gram H2SO4 dilarutkan dalam air sehingga volume larutan 500 ml
f. Larutan Ca(OH)2 0,01 M
g. Larutan CH3COOH 0,1 M (Ka = 10-5)
h. Larutan HCl 10-6 M
7. Basa LOH dan MOH mempunyai tetapan ionisasi (Kb) berturut- turut 2 x 10-5 dan
1 x 10-7. Basa manakah yang lebih kuat?
8. Tentukan pH dari larutan–larutan berikut :
a. Asam Klorida 0,1 M
b. Natrium Hidroksida 0,01 M
9. Susun persamaan reaksi yang terjadi antara HCl dan HF, kemudian tunjukan
pasangan asam basa konjugasinya.
10. Deskripsikan teori asam-basa menurut arrenius dan Lewis.

108
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
F. Materi Pembelajaran Pengayaan Kd.3.6. ; Kd 4.6.

1. Oksida
Definisi : senyawaan unsur x dengan oksigen
Oksida biasa
Macam oksida : - Oksida Logam Oksida ampoter
Oksida indifen
Peroksida

Oksida asam
- Oksida Non Logam Oksida indifen
peroksida
Keterangan :
1.1. Oksida basa: Oksida logam yang jika ditambahkan air akan mengahasilkan
suatu basa
Contoh: Na2O, K2O
1.2. Oksidasi asam: Non logam yang jika ditambahkan air akan menghasilkan suatu
asam
Contoh: CO2, SO2, SO3
1.3. Oksidasi ampoter: Oksida logam yang jika ditambahkan air dapat mengasilkan
suatu asam atau basa
Contoh : Al2O3, ZnO
1.4. Oksidasi indifern: Oksida yang jika ditambahkan air tidak akan menghasilkan
suatu asam atau basa
Contoh : H2O
1.5. Peroksida: Jenis oksida yang kelebihan oksigen menurut aturan valensi yang
berlaku,
Contoh : H2O2

2. Reaksi Penggaraman
Adalah reaksi pembentukan garam, antara lain terbentuk dari reaksi asam basa, di mana
atom logam (dari basa) dan sisa asam (dari asam) akan membentuk garam. Sedang atom
H+ (dari asam) dan OH- (dari basa) membentuk air. Sifat asam dan basa saling meniadakan
dan disebut dengan reaksi penetralan.
Contoh:
1. Asam + basa → garam + air
a) HCl + KOH → KCl + H2O
b) HCl + NaOH →
c) HCl + Ca(OH)2 →
2. Oksida asam + basa → garam + air
a) CO2 + NaOH → Na2CO3 + H2O
b) SO3 + Ca(OH)2 →
c) Cl2O3 + KOH →
d) Cl2O5 + Ca(OH)2 →
3. Oksida basa + asam → garam + air
a) Na2O + H2SO4 → Na2SO4 + H2O
b) MgO + HCl →
c) K2O + HBr →

109
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
d) CaO + HCl →
4. Oksida asam + oksida basa → garam
a) SO3 + K2O → K2SO4
b) SO2 + BaO →
c) SO3 + MgO →
5. Logam + asam → dibedakan :
a) Logam + asam non oksidator → garam + gas H2
Syarat : - logam lebih aktif dari H menurut deret volta
- asam non oksidator (selain HNO3 dan H2SO4)
- garam terbentuk bervalensi rendah
Contoh : Al + HCl → AlCl3 + H2
Cu + HCl →
Fe + HCl →
b) Logam + asam oksidator → garam + gas + H2O
Syarat : - logam bukan Pt dan Au
- garam terbentuk bervalensi tinggi
- dengan HNO3 pk → terbentuk gas NO2
dengan HNO3 encer → terbentuk NO
dengan H2SO4 pk → terbentuk SO2
Cu + HNO3 encer → Cu (NO3)2 + NO + H2O
Fe + HNO3 encer →
Fe + H2SO4 →
c) Pt, Au + Aqua regia → garam + gas + H2O
Aqua regia : campuran HCl pk dan HNO3 pk dengan perbandingan 3 : 1
3 HCl + HNO3 → NO + 2 H2O + 3 Cln
Au + 3 Cln → AuCl3
3 HCl + HNO3 + Au → NO + 2 H2O + AuCl3
Pt + Aqua regia → ................................
6) Logam L + garam MZ → Logam M + garam LZ
Disebut reaksi pengusiran logam
Syarat : logam yang mengusir harus lebih efektif dari logam yang diusir
a) Zn + CuSO4 → ZnSO4 + Cu
b) Cu + ZnSO4 →
c) Na + MgCl2 →
d) Al + Zn (NO3)2 →
e) Fe + BaCl2 →
7. Garam MZ + Garam XY → Garam MY + Garam XZ
Syarat : ada hasil reaksi yang mengendap
Garam pereaksi harus larut dalam air/asam
AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3

KCl + Na2SO4
8. Garam MZ + Asam HZ’ → Garam MZ’ + Asam HZ
Syarat : hasil reaksi ada yang mengendap atau terurai
Garam pereaksi larut dalam air/asam
CaCO3 + HCl → CaCl2 + H2CO3

H2O CO2

110
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3

9. Garam MZ + Basa LOH → Garam LZ + Basa MOH


Syarat : hasil reaksi ada yang mengendap
Garam dan basa pereaksi larut dalam air
MgSO4 + Ba(OH)2 → BaSO4 + Mg(OH)2

KBr + NaOH

3. pH Hidrolisa
Jika suatu garam dilarutkan dalam air, ada 2 kemungkinan:
1. Terhidrolisa, mebentuk ion H+ atau ion OH- laruta akan bersifat asam/basa
2. Tak terhidrolisa, larutan bersifat netral
Dalam hal ini garam dibedakan:
a. dari asam kuat + basa kuat (tak terhidrolisa)
b. dari asam kuat + basa lemah (terhidrolisa partial)
c. dari asam lemah + basa kuat (terhidrolisa partial)
d. dari asam lemah + basa lemah (terhidrolisa total)

3.1. garam dari asam kuat basa lemah

NH4Cl → NH4 + Cl –
NH4+ + H2O → NH4OH + H+

[NH4OH] [H+]
K =
[NH4+] [H2O]
[NH4OH] [H+]
K [H2O] =
[NH4+]

[NH4OH] [H+] [OH-]


Kh = X
+
[NH4 ] [OH-]
[NH4OH]
= X [H+] [OH-]
+ -
[NH4 ] [OH ]

Kw Kw
Kh = dengan cara yang sama, Kh =
Kb Ka

Dari persamaan Hidrolisa

Kw [NH4OH] [H+] Kw [H+] [H+]


+
= , jika [NH4OH] = [H ] maka =
Kb [NH4+] Kb [NH4+]

111
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Kw [H+] 2
=
Kb [NH4Cl]

Kw . [G]
[H+] = ; karena jumlah H+ bertambah maka larutan bersifat asam (pH < 7)
Kb

Catatan: [G] = basa konjugasi


Maka untuk:

3.2. Garam dari basa lemah – asam kuat


pH = ½ (14 – pKb – log [G] )
3.3. Garam dari basa kuat – asam lemah
pH = ½ (14 + pKa + log [G] )
3.4. Garam dari basa lemah – asam lemah
pH = ½ [14 + pKb – pKb] dan jika;
Ka = Kb, pH = 7
Ka > Kb, pH < 7
Ka < Kb, pH > 7
Melalui penurunan sebagai berikut:

CH3COO + NH4+ + H20 CH3COOH + NH4OH

( CH3COOH ) ( NH4OH )
K =
( CH3COO - ) ( NH4 + ) (H2O)

( CH3COOH ) ( NH4OH )
K.( H2O) =
( CH3COO - ) ( NH4 + )
( CH3COOH ) ( NH4OH ) (H+) (OH-)
K.h = X
- +
( CH3COO ) ( NH4 ) (H+) (OH-)

( CH3COOH ) ( NH4OH )
= X X (H+) (OH-)
- + + -
( CH3COO ) ( H ) ( NH4 ) ( OH )

1 1
= . . Kw
Ka Kb
Kw
K.h =
Ka.Kb

( CH3COOH ) ( NH4OH )
Dari K.h =

112
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
( CH3COO - ) ( NH4 + )

( CH3COOH ) ( NH4OH ) ( H+ ) 2
= X
( CH3COO - ) ( NH4 + ) ( H+ ) 2

( CH3COOH ) 2 ( H+ ) 2
= X
( CH3COO - ) ( H+ ) 2

1
K.h = ( ) 2 . ( H+ ) 2
Ka

Kh
+ 2
(H ) =
(1/Ka) 2
Kw . (Ka) 2
2
= Kh . (Ka ) =
Ka . Kb

Kw . Ka
=
Kb

Kw . Ka
(H + ) =
Kb

Kw . Ka
H+ = ( )½
Kb

pH = - log (H + )

10-14 . Ka
= - log ( )½
Kb
= - ½ log 10 -14 – ½ log Ka + ½ Log Kb

= 7 + ½ PKa - ½ PKb

pH = ½ (14 + PKa - PKb )

3.5. Garam dari asam kuat – basa kuat


pH = 7 (dapatkah anda jelaskan?)

113
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Contoh soal :
Hitung pH larutan sebagai berikut:
a. NH4Cl 0,01 M b. (NH4)2 CO3 0,01 M c. BaCl2 0,01 M d. CH3COONa
0,001 M
Jika Ka H2CO3 = 10-4, Ka CH3COOH = 10-5, Kb . NH4OH = 10-6
Penyelesaian :
a. NH4Cl adalah garam dari asam kuat – basa lemah
pH = ½ [14 – pKb – log (G)]
= ½ [14 – 6 + 2] = 5
b. ………………. (lanjutkan)

4. pH Larutan Buffer
Pengertian: larutan yang dapat mempertahankan pH meski diencerkan atau ditambah
sedikit
asam atau basa. Larutan Buffer dibedakan atas dua macam yaitu: campuran asam lemah
dengan garamnya, dan campuran basa lemah dengan garamnya.
Mekanisme kerja : Contoh larutan Buffer dalam tubuh (plasma darah) terlarut H2CO3 dan
NaHCO3
 Jika ada ion H+ masuk, ditahan oleh ion HCO3- (dari NaHCO3)
H+ HCO3- → H2CO3
 Jika ada ion OH masuk, ditahan oleh H2CO3
OH- + H2CO3 → HCO3- + H2O
Dengan demikian pH darah konstan pada + 7,4

4.1. pH Buffer asam lemah dan garamnya


misal, CH3COOH dan CH3COONa
ionisasi garam: CH3COONa  CH3COO- + Na
(sempurna)
Ionisasi asam lemah : CH3COOH  CH3COO- + H+
- +
[CH3COO ] [H ]
Ka =
CH3COOH
Ka . [CH3COOH]
[H+] =
CH3COO - ; [CH3COO -] merupakan [CH3COO -] dari CH3COOH
dan CH3COON tetapi yang dari CH3COOH (diabaikan)
Sehingga [CH3COO -] dianggap = [CH3COO-] dari CH3COONa
Ka . [CH3COOH]
Maka, [H+] =
[CH3COONa]
Ka . [asam] mol A
[H+] = atau [H+] = Ka
[basa] mol G
+
Dan pH = - log H
mol A
= - log Ka
mol G
mol G

114
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
pH = pKa + log
mol A
jika keadaan larutan Buffer tersebut ditambah asam, (misal : HCl) maka,
CH3COONa + HCl → CH3COOH + NaCl
Mol garam berkurang sedangkan mol asam bertambah
Jika ditambah suatu basa (misal : NaOH) maka, ........ terangkan!
4.2. pH Buffer basa lemah dengan garamnya
misal campuran antara NH4OH dan NH4Cl dengan cara yang sama diperoleh:
[basa]
-
[OH ] = Kb
[asam]

Mol basa
[OH-] = Kb
Mol garam
Mol G
Dan POH = pKb + log
Mol B
Contoh :
1)Hitung pH larutan yang mengandung CH3COOH 0,1 mol (Ka = 10-5) dan
CH3COONa 0,01 mol.
0,01 10
pH = 5 + log = 5 + log =5+ = 5–1=4
0,1 100
2) 50 ml larutan NH4OH 0,01 M (Kb = 10-6) dicampur dengan 100 ml larutan
NH4Cl
0,5 M, hitung pH larutan!

5. pH Larutan Pada Akhir Reaksi (pH campuran)


Harga pH larutan dari hasil campuran (reaksi) asam dan basa, tergantung pada
komposisi campuran akhir reaksi (setelah reaksi usai).
Kemungkinan :
1. Jika habis/tidak sisa, terbentuklah garam saja, gunakanlah pH hidrolisa.
2. Jika sisa, a. Jika sisa asam lemah atau basa lemah, terbentuk larutan Buffer
gunakan pH Buffer
b. Jika sisa asam kuat atau basa kuat, terbentuk larutan asam kuat
atau
basa kuat, gunakan pH asam kuat atau basa juat.
Contoh :
50 ml larutan HCl 0,02 M dicampur dengan 10 ml larutan NaOH 0,01 M. hitung pH
larutan!
Penyelesaian :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Mula-mula : 1 m mol 1 m mol
Reaksi : 1 m mol 1 m mol
Akhir reaksi :0 0 1 m mol 1 m mol

115
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Diperoleh : Garam saja (garam berasal dari asam kuat – basa kuat), maka
gunakanlah rumus pH garam (tak terhidrolisasi), sehingga pH = 7
Dengan didukung berbagai sumber belajar, silahkan berkolaborasi guna memecahkan
permasalahan sebagai berikut:
Hitung pH larutan sebagai berikut :
1. 40 ml larutan HCl 0,1 M + 60 ml NaOH 0,05 M
2. 20 ml CH3COOH 0,3 M (Ka = 10-5) + 40 l larutan NaOH 0,15 M
3. 25 ml larutan CH3COOH 0,2 M (Ka = 10-5) + 25 ml larutan NaOH 0,1 M
4. 30 ml larutan HCL 0,05 M + 20 ml larutan HCL 0,1 M

G. Konfirmasi Orang Tua/Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-6.C


No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindak lanjut
1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_____________________ ___________________
Nama Terang Nama Terang

116
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran -7
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.7. Menentukan (direkomendasikan menjadi menganalisis C4) bilangan oksidasi
unsur untuk mengidentifikasi reaksi oksidasi dan reduksi
4.7. Membandingkan antara (direkomendasikan menjadi menalar K4 keterampilan
abstrak) reaksi oksidasi dengan reaksi reduksi berdasarkan hasil perhitungan
bilangan oksidasinya

B. IPK
3.7.1. Membedakan valensi dengan bilangan oksidasi – C2
3.7.2. Mengidentifikasi peristiwa reduksi dan oksidasi – C2
3.7.3 . Menentukan bilangan oksidasi – C3
3.7.4. Mengaitkan peristiwa reduksi dengan peristiwa oksidasi – C4
3.7.5. Menyusun persamaan reaksi reduksi-oksidasi – C3
3.7.6. Mengaitkan reaksi redoks dengan fenomena korosi– C4
4.7.1. Menalarkan reaksi reduksi-oksidas berdasar harga bilok (abstrak K4)
4.7.2.Menunjukan faktor –faktor yang berpengaruh terhadap korosi-P3

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui penyajian power poin konsep reaksi redoks siswa dapat:
3.7.1.1.Membedakan valensi dengan bilangan oksidasi secara mandiri dengan
benar – C2
3.7.2.1. Mengidentifikasi peristiwa reduksi - oksidasi dengan penuh percaya diri
secara benar – C2
3.7.3.1. Menentukan bilangan oksidasi secara mandiri dengan benar– C3
3.7.4.1. Berkolaboratif mengaitkan peristiwa reduksi dengan peristiwa oksidasi
dengan benar – C4
3.7.5. 1.Menyusun persamaan reaksi reduksi-oksidasi secara mandiri dengan
benar – C2
3.7.5. 2.Menyetarakan persamaan reaksi redoks secara mandiri dengan benar – C3

Melalui penyajian slide korosi siswa dapat:


3.7.6.1. Berkolaborasi mengaitkan reaksi redoks dengan fenomena korosi secara
benar– C4
4.7.1. 1.Melalui kegiatan telaah berbagai sumber belajar siswa dengan penuh
tanggung jawab mampu menalar reaksi reduksi - oksidasi berdasarkan harga
bilangan oksidasi dengan benar - K4

Melalui kegiatan praktikum siswa dapat:


4.7.1.2. Menunjukan faktor–faktor yang berpengaruh terhadap korosi secara jujur
dengan tepat -P3

117
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
D. Materi Pembelajaran
Konsep syarat: struktur elektron, persamaan reaksi, valensi, dan bilangan oksidasi

1. Reaksi Reduksi – Oksidasi (Redoks)


Pengertian:
(a) Oksigen bereaksi dengan kebanyakan unsur membentuk suatu senyawa yang
disebut oksida. Istilah oksidasi dihubungkan dengan reaksi ini. Contoh : karat
(Fe2O3) yang terbentuk merupakan reaksi oksidasi besi oleh oksigen di udara
secara perlahan.
(b) Logam yang diperoleh kembali dari oksida logamnya dikenal dengan istilah
reduksi.
(c) Dalam arti luas oksidasi reduksi dapat di analisa lebih jauh dengan
memperhatikan reaksi suatu logam dengan oksigen
(d) 4Fe (s) + 3O2 (g) → 2Fe2O3 (s)

1.1. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen


Pada konsep ini reduksi oksidasi didefinisikan:
Oksidasi adalah penggabungan/penangkapan oksigen dengan unsur atau senyawa, dan
Reduksi adalah pelepasan/pengeluaran oksigen dari senyawanya, selanjutnya disebut
sebagai pengertian lama.
Contoh 1 reaksi oksidasi:
penggabungan oksigen dengan unsur:
4Fe + 3O2  2Fe2O3
C + O2  CO2
2H2 + O2 → 2H2O
penggabungan oksigen dengan senyawa:
CH4 + 2O2  CO2 + 2H2O
2CO + O2  2CO2

Contoh 2 reaksi reduksi:


Pelepasan oksigen dari senyawanya:
2Fe2O3  4Fe + 3O2
2Ag2O  4Ag + O2
Fe2O3 + 3C → 2Fe + 3CO
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2
CuO + H2 → Cu + H2O

1.2. Konsep reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan pelepasan elektron


Beberapa reaksi reduksi oksidasi tidak melibatkan oksigen, sehingga konsep reduksi
oksidasi perlu diperluas. Misalnya pada reaksi Na + Cl  NaCl. Untuk menjelaskan
konsep reduksi oksidasi dapat ditinjau dari serah terima elektron. Pada konsep ini
reduksi oksidasi didefinisikan:
Oksidasi adalah pelepasan elektron,
Reduksi adalah penerimaan elektron
Contoh:
Reaksi antara Na dan Cl2 membentuk NaCl
Pada reaksi ini Na melepaskan 1 elektron yang kemudian diterima Cl
2Na + Cl2  2NaCl atau Na + 1/2CI2  NaCl
118
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
serah terima elektron yang terjadi:
Na  Na+ + e Na melepas elektron (oksidasi)
CI2 + e  Cl- Cl menerima elektron (reduksi)

Reaksi antara Ca dan Cl2 membentuk CaCl2


Pada reaksi ini Ca melepaskan 2 elektron yang kemudian diterima Cl
Ca + Cl2  CaCl2
serah terima elektron yang terjadi:
Ca  Ca2+ + 2e Ca melepas elektron (oksidasi)
Cl2 + 2e  2Cl -
Cl menerima elektron (reduksi)

1.3. Konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi


Pada reaksi redoks yang kompleks akan sulit menentukan atom mana yang melepas
atau menerima elektron. Para ahli kimia mengatasi hal ini dengan mengkaitkan reaksi
oksidasi dan reduksi dengan perubahan harga bilangan oksidasi.

1.3.1. Bilangan Oksidasi


Bilangan oksidasi (bilok atau bo) adalah bilangan yang menunjukkan muatan yang
disumbangkan oleh atom unsur tersebut pada molekul atau ion yang dibentuknya.
Secara umum, untuk dua atom yang berikatan secara ionik maupun kovalen berlaku:
a. Atom unsur dengan keelektronegatifan lebih besar akan mempunyai bilangan
oksidasi negatif.
b. Atom unsur dengan keelektronegatifan lebih kecil (lebih elektropositif)
mempunyai bilangan oksidasi positif.
Penggunaan konsep Bilok, merupakan penyempurnaan dari konsep valensi dengan
beberapa kelemahannya. Menurut konsep Bilok secara sederhana dinyatakan bahwa, setiap
atom dalam senyawa selalu mempunyai tingkat muatan listrik yang tertentu besarnya.
Berikut ini beberapa aturan yang dapat membantu menentukan bilangan oksidasi
suatu atom.
Aturan 1
Bilangan oksidasi atom dalam unsur bebas sama dengan 0 (nol)
Contoh: bilok atom pada unsur Fe, Na, Cu, H2, Cl2, Br2,I2, O2 = 0
Aturan 2
Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh: bilok ion Fe2+ = +2, bilok ion Cl - = -1
Aturan 3
Bilangan oksidasi logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) dalam senyawa = +1
Bilangan oksidasi logam golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam
senyawa=+2
Contoh: bilok Na dalam NaOH =+1 ; dan bilok Mg dalam MgO = +2
Aturan 4
Bilangan oksidasi H dalam senyawa umumnya = +1
Bilangan oksidasi H dalam senyawa hidrida logam = -1
Contoh: bilok H dalam HCl, H2O, NH3 = +1
bilok H dalam NaH, CaH2 = -1
Aturan 5
Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa umumnya = -2 (senyawa
oksida)

119
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Bilangan okidasi oksigen (O) dalam senyawa peroksida = -1
Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa biner fluorida = +2
Contoh: bilok O dalam Na2O, CaO = -2; bilok O dalam NaO, CaO2 = -1
bilok O dalam OF2 = +2
Aturan 6
Jumlah bilangan oksidasi dalam senyawa netral = 0
Jumlah bilangan oksidasi dalam ion poliatom = muatan ionnya
Contoh : dalam senyawa H2SO4; maka 2 x bilok H + bilok S + 4 x bilok O = 0
dalam ion Cr2O72-; maka 2 x bilok Cr + 7 x bilok O = -2

1.3.2. Berdasarkan perubahan bilangan Oksidasi


Menurut konsep ini dinyatakan bahwa, Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi
dan Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Zat yang atom unsurnya mengalami
oksidasi disebut reduktor, sedangkan zat yang atom unsurnya mengalami reduksi disebut
oksidator. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang
mengalami oksidasi.
Contoh:
Reaksi pengambilan biji besi dari oksidanya ditunjukkan oleh reaksi berikut:
Fe2O3 + 3CO  2Fe + 3CO2
a. Tentukan zat manakah yang tereduksi dan teroksidasi
b. Tentukan yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor
Penyelesaian:
a. Untuk menentukan zat yang tereduksi dan zat yang teroksidasi ikuti
langkah berikut:
- tentukan bilok masing-masing atom.
- tentukan atom yang mengalami kenaikan bilok.
- tentukan atom yang mengalami penurunan bilok.
+3 -2 +2 0 +4 -2
Fe2O3 + 3CO  2Fe + 3CO2
Bilok turun
Bilok naik
Bilangan oksidasi Fe turun dari +3 menjadi 0, jadi Fe 2O3 tereduksi menjadi
Fe.
Bilangan oksidasi C naik dari + 2 menjadi + 4, jadi CO tereduksi menjadi CO2..

b. Oksidator adalah CO, reduktor adalah Fe2O3


Pengertian reaksi redoks tersebut selanjutnya disebut sebagai pengertian
baru, ringkasnya sbb :
Oksidasi: peristiwa pelepasan elektron
Ditandai : - naiknya jumlah muatan positif
- turunnya jumlah muatan negatif
- naiknya harga bilangan oksidasi
Fe → Fe2+ + 2e
Cu → Cu2+ + 2e
Reduksi : peristiw penangkapan elektron
Ditandai : - naiknya jumlah muatan negatif
- turunnya jumlah muatan positif
- turunnya harga bilangan oksidasi

120
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Na+ + e → Na
Al3+ + 3e → Al
Istilah-istilah:
Oksidator/oksidan: pengoksidasi, yaitu zat yang dapat menyebabkan zat lain
mengalami peristiwa oksidasi
Reduktor : pereduksi, yaitu zat yang dapat menyebabkan zat lain
mengalami peristiwa reduksi.
Contoh reaksi redoks:

KMnO4 + FeO → K2O + MnO + Fe2O3


MnO4- + Fe2+ → Fe3+ + Mn2+
7+ 2+ 3+ 2+

-5
+1 reduksi
Oksidasi oksidator
Reduksor

Catatan: Beberapa zat oksidator dan reduktor yang biasa digunakan:


1. Ion permanganat (MnO4-).
Umumnya ion (MnO4-) berada dalam bentuk garamnya yaitu KMnO4. Berwarna
hitam-ungu. Sebagai oksidator, maka unsur mangan (biloks = 7) akan direduksi
menjadi Mn2+ (bila suasana asam) tidak berwarna dan akan menjadi MnO2 (bila
suasana basa/netral) yang tidak larut.
2. Ion kromat dan ion dikromat (CrO42- dan Cr2O72-)
Jika suasananya asam oksidator yang aktif adalah ion dikromat, sedangkan bila
suasananya basa maka oksidatornya adalah ion kromat. Dalam suasana asam
maka ion krom akan direduksi sehingga biloksnya menjadi +3, dan kalau dalam
suasana sedikit basa produk reduksinya adalah Cr(OH)3 yang tak larut.
Sedangkan jika dalam suasana basa kuat maka ion krom akan direduksi menjadi
CrO2- (ion kromit).
3. Ion sulfit dan ion bisulfit(SO32- dan HSO3-)
Ion-ion ini jika dioksidasi maka akan menghasilkan ion sulfat. Bila dalam
suasana basa maka pereaksinya adalah SO32-, baik zat asalnya ion suofit ataupun
bisulfit. Sebaliknya dalam suasana asam maka bentuk pereaksinya adalah HSO3-
dan H2SO3. Oksidasi ion sulfit dalam suasana basa lebih mudah dari pada
oksidasi bisulfit dalam suasana asam, sehingga dalam suasana basa merupakan
reduktor yang baik.
4. Ion tiosulfat (S2O32-)
Ion ini direaksikan dengan suatu oksidator kuat maka akan teroksidasi menjadi
ion sulfat.
Misalkan gas klor direaksikan dengan ion tiosulfat maka akan menghasilkan ion
sulfat.
Tapi jika direaksikan dengan oksidator yang lebih lemah (misalnya I2) akan
menghasilkan ion tetrationat (S4O62-).

121
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
1.4. Penyetaraan Persamaan Redoks
Pada persamaan reaksi redoks, harus memenuhi hokum kekekalan massa dan
kekekalan muatan listrik yang dapat ditempuh dengan dua cara:
1.4.1. Cara Bilangan Oksidasi
Untuk mempermudah penyelesaian, reaksi cukup ditulis dalam bentuk ion, suasana
asam/basa ditandai dengan ion H+/OH- diruas kiri/kanan. Ion yang tidak terlibat
dalam reaksi redok (tidak mengalami perubahan harga bilok) tidak disertakan.
Penulisan disusun tahap demi tahap sebagai berikut:
a. Tulis pereduksi dan hasil reaksi.
b. Tentukan atom yang mengalami perubahan harga bilok, kemudian setarakan.
c. Tentukan kenaikan/penerimaan harga bilok, kemudian setarakan.
d. Setarakan jumlah muatan listrik dengan cara :
a. Menambah ion H+ untuk suasana asam
b. Menanmbah ion OH- untuk suasana basa.
e. Tambahkan H2O untuk mentyetarakan jumlah atom atom H.
Contoh : Setarakan persamaan berikut:
KMnO4 + FeO → K2O + MnO + Fe2O3
MnO4- + Fe2+ → Fe3+ + Mn2+
7+ 2+ 3+ 2+

-5X1
+1X5 reduksi
Oksidasi oksidator
RedukTor
MnO4- + 5Fe2+ → Mn2+ + 5Fe3+
MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ → Mn2+ + 5Fe3+
MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ → Mn2+ + 5Fe3+ + 4H2O

1.4.2. Cara Retengah Reaksi (cara ion elektron)


Dalam hal ini, reaksi redok dipecah menjadi dua kali setengah reaksi, yakni
setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi.
Tahap penyelesaian :
a. Tulis ½ realsi reduksi dan ½ reaksi oksidasi.
b. Setarakan jumlah atom yang megalami perubahan harga bilok.
c. Setarakan jumlah muatan listrik dengan menambah/mengurangi sejumlah
elektron.
d. Setarakan jumlah oksigen dengan penambahan molekul H2O dan jumlah atom
H dengan H+ (asam) atau OH- (basa).
e. Samakan jumlah elektron pada kedua ½ reaksi.
f. Jumlahkan kedua setengah reaksi tersebut menjadi satu persamaan reaksi.
Contoh : Setarakan persamaan reaksi sebagi berikut:
K+ + MnO4- + H+ + Cl- → Cl2 + Mn2+ (asam)
a. ½ reaksi oksidasi : Cl- → Cl2
½ reaksi reduksi : MnO4- → Mn2+
b. ½ reaksi oksidasi : 2Cl- → Cl2
½ reaksi reduksi : MnO4- → Mn2+
c. ½ reaksi oksidasi : 2Cl- → Cl2 + 2e ) 5x

122
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
½ reaksi reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O) 2x

2MnO4- + 16H+ + : 10Cl- → 5Cl2 + 2Mn2+ + 8H2O

2. Fenomena Korosi
2.1. Pengertian Korosi
Istilah sehari-hari korosi dikenal dengan peristiwa perkaratan. Korosi merupakan
peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen. Pada peristiwa korosi akan
dihasilkan karat, yaitu oksida-oksida logam dengan bilangan oksidasi tinggi. Korosi
merupakan masalah yang menjadi perhatian penting semua Negara di dunia termasuk
Indonesia. Kerugian akibat korosi ataupun penanggulangannya mencapai nominal yang
mengejutkan. Contohnya, kerugian Amerika Serikat (1988) pernah tercatat menghabiskan
biaya lebih dari lima milyar dollar setiap tahun. Dengan demikian tidak bisa dibantah
bahwa masalah korosi dan penanggulanganya menjadi hal yang essensial.
Logam yang dibuat untuk komersial biasanya tidak murni. Besi atau baja, misalnya
banyak mengandung campuran carbon. Zat-zat campuran tersebut tidak tersebar merata
dalam logam, melainkan sering tertumpuk pada bagian-bagian tertentu. Hal tersebut
berakibat timbulnya perbedaan potensial listrik antara atom logam dan atom-atom zat
campuran. Ketika logam interaksi dengan uap air, lapisan air terbentuk pada permukaan
logam. Oksida-oksida asam di udara misalnya CO2 dapat larut dalam lapisan air dan
membentuk H2CO3 pada permukaan logam. Sehingga terbentuklah sel volta. Atom logam
bertindak sebagai anoda dan mengalami oksidasi menjadi ion logam (larut), sedang
elektron yang dilepaskan bergerak menuju atom zat campuran yang tentunya bertindak
sebagai katoda. Ion hidrogen dari air juga bergerak ke katoda dan menangkap elektron
membentuk atom hidrogen yang kemudian dioksidasi oleh oksigen menjadi air. Sementara
atom logam akan dioksidasi oleh oksigen membentuk oksida logam yang kemudian
membentuk kompleks hidrat dengan air (disebut karat besi, misalnya Fe2O3.n H2O). Dari
uraian mekanisme korosi tersebut (cermati juga penyajian flash corozion) bisa dipahami
bahwa korosi akan semakin cepat jika udara bantak mengandung uap air (area lembab) dan
atau banyak mengandung oksida-oksida asam (area industri).

2.2. Penanggulangan Korosi


a. Pada proses pembuatan logam di industri, diusahakan agar zat-zat yang
dicampurkan (impurities) tersebar merata/homogeny dalam logam.
b. Melapisi permukaan logam (cat, plastik) guna mencegah kontak permukaan
dengan uap air/ kondisi luar.
c. Proses galvanisasi, logam (missal besi) disalui. Dilapis dengan lapisan tipis seng.
Seng terletak di kiri besi pada deret volta, terbentuk lapisan tipis ZnO yang
melindungi permukaan besi.
d. Metoda pengorbanan anoda, logam yang lebih mudah teoksidasi sengaja
dikorbankan untuk mengamankan logam yang lebih mulia. Untuk melindungi besi
maka dapat ditempatkan logam yang memiliki E0 lebih kecil dari besi/sebelah kiri
besi menurut deret volta (mengapa?) lalu dihubungkan dengan kawat. Akibatnya,
logam yang dikorbankan akan lebih dahulu teroksidasi daripada besi. Metoda ini
efektif untuk mengamankan pipa-pipa besi yan ditanam di bawah tanah ataupun
baling-baling kapal laut yang berada di bawah permukaan air laut.

123
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
A: Fe → Fe2+ + 2e dan,
K: O2 + 4H+ + 4e → 2H2O
maka: Fe2+ + O2 → Fe2O3

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi diskusi-1
Disajikan slide konsep reduksi dan oksidasi, dilanjutkan dengan animasi peristiwa korosi
1. Bagaimana konsep bilok berperan dalam menjawab kelemahan pada konsep valensi?
2. Bagaimana mengidentifikasi peristiwa reduksi dan oksidasi?
3. Bagaimana menentukan harga bilangan oksidasi?
4. Bagaimana menyetarakan persamaan reaksi redoks?

2. Materi diskusi-2
1. Bagaimana menghubungkan fenomena korosi dengan peristiwa reaksi redoks
2. Bagaimana menunjukan percobaan mengenai faktor yang berpengaruh terhadap
fenomena
Korosi
3. Bagaimana cara mencegah terjadinya korosi

3. Materi Tugas (Tugas Terstruktur PTT).


Jenis Penilaian KD Materi Tugas Alokasi
Materi Waktu
Pokok
Kd. 3.7; 4.7 1.Merancang percobaan faktor-faktor yang 1
1.Keterampilan berpengaruh terhadap fenomena korosi minggu
abstrak 2. Memecahkan permasalahan terkait:
menalar K4 a. penentuan bilok
Tentukan bilok masing-masing atom yang
2.Pengetahuan menyusun spesi/molekul sbb:
C3, C4 1. H2SO4
2. SO42-
3. Al3+
b. penyetaraan persamaan redoks
Setarakan persamaan reduksi berikut:
1.KMnO4 + H+ + ClO2 → MnO2 + ClO4-
(basa)

124
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
2.H2S + HNO3 → H2SO3 + NO + H2O
(asam)
3.Cu + H2SO4 + SO2 + 2H2O (asam)
4.10Cl- + 16H+ + 2MnO4- → 2Mn2+ + 8H2O
+ 5 Cl2

Percobaan 1 Faktor yang berpengaruh pada fenomena korosi.


Rancang dengan kreatifitas sendiri, dan lakukan percobaan sebagaimana diilustrasikan
pada gambar.

4. Materi Tugas (Tugas Tidak Terstruktur/PMTT)


NO KD MATERI TUGAS ALOKASI
Materi pokok WAKTU
1 Susun sebuah kajian perihal upaya Ditentukan oleh
KD.3.7 pencegahan korosi kesanggupan
peserta didik

5. Latihan Penilaian Harian PH-1

1. Tentukan bilok masing-masing atom pada spesi sbb:


a. H2SO4
b. SO42-
c. Al3+
2. Setarakan persamaan redoks berikut masing-masing dengan dua cara:
a. KMnO4 + H+ + ClO2 → MnO2 + ClO4- (basa)
b. H2S + HNO3 → H2SO3 + NO + H2O (asam)
c. Cu + H2SO4 + SO2 + 2H2O (asam)
d. 10 Cl- + 16 H+ + 2MnO4- → 2 Mn2+ + 8H2O + 5 Cl2
3. Jelaskan yang dimaksud peristiwa reduksi dan peristiwa oksidasi, lengkapi
masing-masing dengan 1 contoh!
4. Peristiwa reduksi selalu berlangsung bersamaan dengan peristiwa oksidasi,
mengapa demikian?
5. Deskripsikan perihal oksidator, reduktor, pengoksidasi, dan pereduksi!
6. Susun sebuah telaah mengenai fenomena korosi pada logam besi!
7. Susun persamaan reaksi fenomena korosi terhadap logam besi dan seng,
kemudian kemukakan pendapatmu terhadap fenomena yang terjadi pada dua
jenis logam tersebut!

125
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
8. Deskripkan perihal pengorbanan anoda!
9. Deskripsikan perihal perlindungan katoda!
10. Kemukakan langkah-langkah yang dapat ditempuh guna meminimalisir dampak
terjadinya korosi!

6. Latihan Penilaian Harian PH-2


1. Oksidasi merupakan peristiwa di mana terjadi ...
a. pengikatan oksigen
b. pelepasan oksigen
c. pelepasan dan pengikatan oksigen
d. pengikatan elektron
e. pelepasan dan pengikatan elektron
2. Pada proses pembentukan ikatan ion, maka pernyataan yang benar untuk unsur
yang membentuk anion adalah ...
a. mengalami oksidasi dan sebagai oksidator
b. tereduksi dan sebagai oksidator
c. teroksidasi dan sebagai reduktor
d. melepas elektron dan sebagai oksidator
e. menangkap elektron dan sebagai reduktor
3. Bilangan oksidasi unsur nitrogen yang paling rendah terdapat dalam ...
a. HNO3
b. B, N2O
a. NO2
b. NH4+
c. N2
4. Perhatikan reaksi berikut:
3CuO(s) + 2NH3(g)  3Cu(s) + 3H2O(l) + N2(g)
Zat yang berperan sebagai oksidator adalah ...
a. CuO
b. NH3
b. Cu
a. H2O
b. N2
5. Reaksi berikut termasuk reaksi redoks, kecuali ...
a. H+ + OH–  H2O
b. N2 + 3H2  2NH3
c. CH4 + 2O2  CO2 + 2H2O
d. Na + Cl2  NaCl
e. 2SO2 + O2  2SO3
6. Besi mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +3, maka rumus dan nama yang benar
dari senyawa besi berikut adalah ...
a. A. FeO2, besi (II) oksida d. FeSO4, besi (III) sulfat
b. B. Fe3S2, besi (III) sulfida e. Fe3(PO4)2, besi (III) fosfat
c. C. FeCl2, besi (II) klorida

126
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
7. Unsur klor mempunyai biloks maksimum +7 dan minimum –1, maka molekul atau
ion berikut yang dapat mengalami disproporsionasi (otoredoks) adalah ...
a. HClO4 d. Cl2O7
b. NaCl e. Cl2
c. Cl–
8. Bilangan oksidasi C pada C2H6, CO, CO2 dan CCl4 adalah…
a. +3, +3, +4, +4 d. -2, +3, +4, +4
b. +2, +3, +4, +4 e. -3, +2, +4, +4
c. -2, +2, +4, +4
9. Bilangan oksidasi Cl tertinggi terdapat dalam senyawa ….
a. NaClO
b. NaClO2
c. KClO3
d. Ca(ClO)2
e. KClO4
10. Perubahan berikut yang merupakan peristiwa oksidasi adalah….

a. Br2 (l )  2 Br (aq)

b. Ag (aq)  Ag ( s)
c.
MnO4 (aq)  Mn2 (aq)

d. 3IO (aq)  I  (aq)


2
e. 2O (aq)  O2 ( g )
11. Dari reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah….
a. 2 Al ( s)  6HCl (aq)  2 AlCl3 (aq)  3H 2 ( g )
 
b. Ag (aq)  Cl (aq)  AgCl (s)
c.
SO2 ( g )  OH  (aq)  HSO3 (aq)
ZnCO3 (s)  ZnO(s)  CO2 ( g )
d.
e. BaCl2 ( s)  H 2 SO4 (aq)  BaSO4 ( s)  2HCl (aq)
12. Perhatikan reaksi berikut:
MnO4 (aq)  H  (aq)  Fe 2 (aq)  Mn 2 (aq) 
H 2O(l )  Fe3 (aq)
Zat yang bertindak sebagai oksidator adalah….

a. MnO4
b. H
c. Fe2
d. Mn2
e. Fe3

127
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
13. Senyawa yang terbentuk dari Mg2+ dengan O2- adalah …...
a. Mg2O2 d. Mg2O
b. MgO e. (MgO)2
c. MgO2
14. Pada reaksi berikut:
3MnO42- + 4H+ → 2MnO4- + MnO2 + H20
bilangan oksidasi Mn berubah dari...
a. -2 menjadi -1 dan 0 d. +6 menjadi +7 dan +4
b. -2 menjadi -1 dan +4 e. +8 menjadi +7 dan +4
c. +6 menjadi +7 dan 0
15. Perubahan berikut yang merupakan oksidasi adalah...
a. SO3 → 2SO42-- d. Fe(OH) 2 → Fe2O3
b. SO2 → S2O32-- e. CrO42- → Cr2O72--
c. CrO4 → Cr
2- 3+

16. Di antara reaksi-reaksi di bawah ini, yang bukan merupakan reaksi redoks
adalah...
a. SnCl2 + I2 + 2HCl → SnCl4 + 2HI
b. H2 + Cl2 → 2HCl
c. Cu2O + C → 2Cu + CO
d. CuO + 2HCl → CuCl2 + H2O
e. MnO2 + 4 HCl → MnCl2 + 2H2O + Cl2
17. Pada reaksi redoks di bawah ini,
Sn + 4 HNO3 → SnO2 + 4NO2 + 2H2O
Yang berperan sebagai reduktor adalah...
a. Sn b. HNO3 c. SnO2 d. NO2
e. H2O
18. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
1. Oksidator mengalami oksidasi 3. Reduktor mengalami
reduksi
2. Oksidator mengalami reduksi 4. Reduktor mengalami
oksidasi
Pernyataan yang benar adalah pernyataan nomor...
a. 1,2 dan 3 c. 2 dan 4 e. 1 dan 2
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
19. Perubahan berikut menunjukkan penurunan bilangan oksidasi sebanyak 5 tingkat
terdapat pada...
a. MnO42 → MnO2 d. MnO4- → MnO2
b. MnO4 → Mn
- 2+
e. Cr2O72- → Cr3+
c. IO3 → I
- -

20. Diketahui reaksi sebagai berikut:


P4 + 3KOH + 3H2O → 3KH2PO2 + PH3
Dalam reaksi tersebut...
a. atom fosforus dioksidasi
b. atom fosforus tidak mengalami oksidasi maupun reduksi
c. atom K dalam KOH mengalami oksidasi
d. atom fosforus mengalami oksidasi dan reduksi
e. atom fosforus direduksi

128
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
21. Di antara reaksi berikut yang bukan reaksi redoks adalah...
a. Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2 d. 2S + 3O2 → 2SO3
b. 2FeCl3 + H2S → FeCl2 + 2HCl + S e. SnCl2 + 2HgCl2 → SnCl44 +
Hg2Cl2
c. CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
22. Spesi yang digarisbawahi berikut yang mengalami oksidasi adalah...
a. 2MnO4- - + 5SO3 2- + 6H+ → 2Mn2+ + 5SO42- + 3H20
b. B. Cr2O72- + C2O42- + 14H+ → 2 Cr3+ + 6CO2 +7H2O
c. KClO3 +3S → KCl + 3SO2
d. 3Cu + 6H+ + 2NO3- → 3Cu2+ + 2NO + 4H2O
e. H2O2 + H2C2O4 → 2CO2 + 2H2O
23. Zat yang merupakan oksidator dan hasil oksidasi pada reaksi berikut adalah...
3HgS + 2HNO3 + 6HCl → HgCl2 + S + NO + H2O
a. HgS dan S c. HNO3 dan NO e. HCl dan S
b. HNO3 dan S d. HNO3 dan HgCl2
24. Bilangan oksidasi Cr dalam senyawa K2Cr2O7 adalah . . . .
a. +7 c. 1 e. +3
b. +1 d. +5
25. Unsur Mn yang mempunyai biloks sama dengan biloks Cr dalam K2CrO4 terdapat
dalam . . .
a. K2MnO4 c. KMnO4 e. MnSO4
b. MnO d. MnO2
26. Aluminium tahan karat karena ….
a. mempunyai potensial elektrode bertanda negatif
b. mempunyai potensial elektrode bertanda postif
c. senyawanya sukar larut dalam air
d. permukaannya tertutup lapisan oksida yang inert
e. karatnya mudah larut dalam air
27. Hujan asam dapat menyebabkan korosi karena mengandung senyawa ….
a. HCl d. H2SiO3
b. H2S e. H3PO4
c. H2SO4
28. Untuk melindungi kapal yang terbuat dari besi maka pada lambung kapal yang
terkena air
laut diberi logam…
a. tembaga d. seng
b. perak e. Magnesium
c. aluminium
29. Berdasarkan data potensial standar, logam manakah yang paling baik untuk
melindungi besi
(Eo = -0,44 V) terhadap korosi?
a. Cu (Eo=+0,34 V) d. Zn (Eo=-0,76 V)
o
b. Ag (E =+0,80 V) e. Mg (Eo=-2,37 V)
o
c. Zn (E =-0,76 V)
30. Pada reaksi redoks di bawah ini,
Sn + 4 HNO3 → SnO2 + 4NO2 + 2H2O
Yang berperan sebagai reduktor adalah...
a. Sn b. HNO3 c. SnO2 d. NO2 e. H2O

129
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
F. Konfirmasi Orang Tua/Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-7

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindak lanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

___________________ _____________
Nama Terang Nama Terang

130
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran-8
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.8. Mengevaluasi proses yang terjadi dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel,
reaksi-reaksi pada sel volta dan sel eletrolisa, proses pelapisan logam) yang
digunakan dalam kehidupan.
4.8. Mengintegrasikan antara hasil perhitungan E0 sel, dengan proses yang terjadi dalam
sel elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi reaksi pada sel volta dan sel eletrolisa,
proses pelapisan logam) reaksi yang digunakan dalam kehidupan.

B. IPK
3.8.1. Mengimplementasikan potensial elektroda standart dalam konsep sel volta – C3
3.8.2. Mengevaluasi proses yang berlangsung pada sel volta – C5
3.8.3. Menginterpretasikan berbagai contoh sel volta dalam kehidupan sehari-hari – C2
3.8.4. Mengevaluasi proses yang berlangsung pada sel elektrolisis – C5
3.8.5. Menginterpretasikan berbagai contoh sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
C2
3.8.6. Menelaah proses yang terjadi pada sel volta dengan sel elektrolisis-C4
4.8.1. Memodifikasi penerapan sel volta dengan menggunakan bahan alam dari
lingkungan sekitar – P4
4.8.2. Menunjukkan penerapan sel elektrolisis pada proses elektroplating – P3

C. Tujuan Pembelajaran
3.8.1.1. Melalui penyajian data E0 secara berkolaborasi siswa dapat
mengimplementasikan potensial elektroda standart dalam konsep sel volta
dengan benar – C3
3.8.2.1. Melalui penyajian flash/animasi sel volta siswa secara mandiri dapat menelaah
proses yang berlangsung pada sel volta dengan benar – C4
3.8.2.2. Melalui kajian data potensial elektroda standart siswa dengan penuh tanggung
jawab dapat menentukan unsur yang berperan sebagai anoda pada sel volta
secara benar – C3
3.8.2.3. Melalui kajian data potensial elektroda standart siswa dengan penuh tanggung
jawab dapat menentukan unsur yang berperan sebagai katoda pada sel volta
secara benar – C3
3.8.2.4. Melalui kajian data potensial elektroda standart siswa secara mandiri dapat
menyusun reaksi sel volta secara benar –C3
3.8.2.5. Melalui kajian data potensial elektroda standart siswa secara kolaboratif dapat
menghitung potensial sel yang dihasilkan pasangan elektroda sel volta dengan
benar –C3
3.8.2.5. Melalui kajian beberapa contoh sel volta dalam kehidupan sehari-hari siswa
secara kolaborasi dapat mengevaluasi proses yang terjadi pada sel volta dengan
benar – C5
3.8.3.1. Melalui diskusi yang didukung berbagai sumber belajar siswa dapat
menginterpretasikan 2 (dua) contoh sel volta dalam kehidupan sehari-hari – C2
3.8.4.1. Melalui penyajian flash/animasi sel volta siswa secara bertanggung jawab dapat
menelaah proses yang berlangsung pada sel elektrolisis dengan benar –C4
3.8.4.2. Melalui kajian data potensial elektroda standart siswa secara mandiri dapat

131
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
menentukan unsur yang berperan sebagai anoda pada sel elektrolisis dengan
benar – C3
3.8.4.2. Melalui kajian data potensial elektroda standart siswa secara mandiri dapat
menentukan unsur yang berperan sebagai katoda pada sel elektrolisis dengan
benar – C3
3.8.4.3. Siswa secara kolaboratif dapat menerapkan hukum Faraday dalam pemecahan
permasalahan sel elektrolisis dengan benar melalui kegiatan telaah literasi – C3
3.8.4.4. Melalui kajian data potensial elektroda standart siswa dapat menyusun reaksi sel
elektrolisis dengan benar – C3
3.8.4.5. Melalui kajian beberapa contoh sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
siswa secara kolaborasi dapat mengevaluasi proses yang terjadi pada sel
elektrolisis dengan benar -C5
3.8.5.1. Melalui diskusi yang didukung berbagai sumber belajar siswa dapat
menginterpretasikan 2 (dua) contoh sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari –
C2
3.8.6.1. Melalui kajian berbagai sumber literasi siswa mampu menelaah perbedaan yang
terjadi pada proses yang berlangsung pada sel volta dan sel elektrolisis dengan
benar-C4
4.8.1.1. Melalui kegiatan praktikum siswa secara jujur dapat memodifikasi penerapan sel
volta dengan menggunakan bahan dari lingkungan sekitar dengan tepat – P4
4.8.2.1. Melalui kegiatan praktikum siswa secara jujur dapat mengintegrasikan penerapan
sel elektrolisis pada proses elektroplating dengan tepat – P3

D. Materi Pelajaran
Konsep syarat: persamaan reaksi, bilangan oksidasi, reaksi ionisasi, konsep mol

1. Sel Elektrokimia
1.1. Pengertian
Sel elektrokimia adalah, sel yang menghasilkan transfer bentuk energi listrik menjadi
energi kimia atau sebaliknya. Sel elektrokimia dibedakan :
a. Sel Volta/Galvani
Dalam sel ini, energi kimia/reaksi redoks dirubah menjadi energi listrik. Contoh:
batu baterai dan accu.
b. Sel Elektrolisis
Dalam sel ini arus listrik akan menimbulkan reaksi redoks, (energi listrik
dirubah menjadi energi kimia). Contoh: peristiwa penyepuhan logam.
Dalam sel volta, reaksi redok mirp sumber arus listrik, sedang dalam sel
elektrolisis reaksi redoks mirip akibat dari aliran arus listrik. Pada kedua sel
tesebut, reaksi redoks berlangsung pada bagian-bagian yang disebut elektroda.
Elektroda tempat terjadinya oksidasi disebut anoda. Dan elektroda tempat
terjadinya reduksi disebut katoda (Anoksi – karet).

1.2. Potensial reduksi/potensial sel


Suatu reaksi reduksi dapat menimbulkan potensial listrik tertentu yang disbut potensial
reduksi (potensial elektroda). Makin mudah suatu unsur mengalami reduksi maka semakin
besar harga potensial reduksi (E) yang ditimbulkan. Harga E sebenarnya dari suatu reaksi
reduksi tidak dapat dihitung karena tidak ada reduksi tanpa disertai reaksi oksidasi.

132
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Harga E yang kita pakai adalah harga E relatif yang dibandingkan terhadap suatu elektroda
standart (E0) yaitu potensial reduksi standart/potensial elektroda standart. Yang dipakai
standart dalam menentukan harga Eo adalah Elektroda Hidrogen. Gas hidrogen murni
dialirkan pada elektroda platina yang bersentuhan dengan larutan asam (H+) pada keadaan
standart. Pada permukaan platina terjadi kesetimbangan.
2H+ = 2e ↔ H2 dengan harga Eo = 0 volt.
Kemudian harga Eo semua reaksi reduksi adalah harga yang dibandingkan terhadap Eo
hidrogen. Misal potensial elektroda standart dari elektroda Zn, persamaan reaksinya:
Zn + 2e → Zn Eo = -0,76 volt, artinya Zn memiliki Eo sebesar 0,76 volt lebih kecil
daripada Eo hidrogen (arus listrik mengalir dari elektroda hidrogen menuju elektroda Zn).
Notasi setengah sel elektroda Zn dinyatakan:
Zn2+ │Zn Eo = -0,76 volt.

Gambar menunjukkan potensial elektroda standart dari elektrode zink


e- e-

Zn H2

Zn2+ H+

Zn → Zn2+ + 2e 2H+ + 2e → H2
Catatan:
 Berdasarkan perjanjian persamaan reaksi ditulis dalam bentuk tereduksi.
 Harga potensial elektrode merupakan besaran intensif, sehingga tidak dipengaruhi
oleh jumlah mol zat (seperti halnya titik didih dan titik lebur suatu zat), sehingga
bila persamaan reaksinya diduakalikan harga EO –nya tetap.

Tabel 2.1 Daftar Potensial Elektrode Standar (Eo)


Setengah Reaksi Sel EO Setengah Reaksi Sel EO (Volt)
(Volt)
Li (aq) + e- → Li (s) -3,045 Co2+ (aq) + 2e- → Co (s) -0,28
K (aq) + e → K(s)
+ -
-2,924 Ni2+ (aq) +2e-→ Ni(s) -0,23
Ba2+ (aq) + 2e- → Ba(s) -2,90 Sn2+ (aq) +2e-→Sn(s) -0,136
Sr (aq) + 2e → Sr(s)
2+ -
-2,89 Pb2+ (aq) + 2e-→Pb(s) -0,126
Ca (aq) + 2e → Ca(s)
2+ -
-2,76 Fe3+ (aq) + 2e-→ Fe(s) -0,136
Na+(aq) + 2e- → Na(s) -2,71 2H+ (aq) +2e-→H2(g) 0,00000
Mg (aq) + 2e → Mg(s)
2+ -
-2,375 Sn4+ (aq) + 2e- →Sn2+ (aq) +0,15
Mn (aq) + 2e → Mn(s)
2+ -
-1,029 Cu2+ (aq) +2e-→Cu(s) +0,34
Cr (aq) + 2e → Cr(s)
2+ -
-0,91 I2 (s) + 2e-→→2l-(aq) +0,535
2H2O (l) + 2e- → H2(g) + -0,83 Ag+(aq) + e-→Ag(s) +0,799
-
2OH (aq)
Zn2+ (aq) + 2e- → Zn(s) -0,76 Br2 (aq) +2e-→2Br(aq) +1,087
Cr (aq) + 3e → Cr(s)
3+ -
-0,74 O2 (g) + 4H+ (aq) + 4e- +1,23

133
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
→2H2O(l)
Fe (aq) + 2e → Fe(s)
2+ -
-0,409 Cl2 (g) + 2e-→2Cl-(aq) +1,34
Cd2+ (aq) + 2e- → Cd(s) -0,403 F2 (g) +2e-→2F-(aq) +2,87

1.3. Sel Volta

Zn - + Cu

ZnSO4 CuSO4

Jembatan garam.
Gambar. Sel elektrokimia dengan elektrode terpisah

Ket. Logam Zn (tercelup dalam larutan ZnSO4) merupakan anoda, dan logam Cu
(tercelup dalam larutan CuSO4) sebagai katoda. Kedua larutan dihubungkan dengan
jembatan garam. Elektroda yang dihasilkan dari oksidasi Zn mengalir melalui kawat
menuju larutan CuSO4, dan ditangkap oleh ion Cu2+ dan terjadilah reduksi menghasilkan
logam Cu. Aliran elektron melalui penghantar menghasilkan sumber listrik, jembatan
garam (berisi KNO3 atau KCl dalam gelatin) berfungsi menjaga kenetralan listrik dari
kedua larutan. Ion K+ dapat bergerak ke dalam larutan CuSO4 untuk menetralkan kelebihan
SO42-, demikian pula ion Cl- ataupun ion NO3-. Dengan demikian aliran elektron dapat
berkelanjutan. Dalam hal ini seng merupakan elektroda negatif (elektron mengalir dari
seng menuju tembaga), sedang tembaga sebagai elektroda positif, sehingga dalam sel
VOLTA, anoda adalah elektroda negatif, sedang katoda sebagai elektroda positif. Dari
daftar EO, logam dengan Eo lebih kecil selalu akan memberikan elektron pada logam
dengan EO lebih besar, maka dalam sel VOLTA, anoda selalu memiliki EO lebih rendah
daripada katoda (EO anoda < Eo katoda ; reaksi spontan).
Potensial listrik yang dihasilkan sel volta disebut Potensial Cel (Esel) atau Electromotive
Force (emf) atau gaya gerak lisrtrik (ggl), di mana
E sel = Eo katoda – Eo anoda
Reaksi yang terjadi pada sel volta di atas adalah:
Anode : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e Eo = +0,76 v
Katode : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s) Eo = +0,34 v

Reaksi sel : Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s) Eo sel = 1,10 v


Sel volta tersebut dapat digambarkan dengan notasi sel/simbol sel:
Zn / Zn2+ (1,0 M) // Cu2+ (1,0 M) // Cu Eo sel = + 1,10 v
Anode katode
Notasi sel tersebut menunjukkan elektroda yang berfungsi sebagai anoda dan elektroda
yang berfungsi sebagai katoda. Anoda (tempat terjadinya oksidasi) diletakkan di kiri dan
katoda (tempat terjadinya reduksi) diletakkan di kanan.
Harga Eo sel tersebut di atas dapat pula ditentukan dengan persamaan:

134
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Eo sel = Eo katoda - Eo anoda

Maka: Eo sel = Eo Cu - Eo Zn
Eo sel = + 0,34 – (-0,76)
Eo sel = + 1,10 v : harga positif menunjukan reaksi berlangsung spontan.

Contoh 1). Potensial sel tunggal


Diketahui suatu sel volta tersusun dari elektrode Mg dalam larutan Mg2+ (1M) dan
elektrode Zn dalam larutan Zn2+ (1M);
Mg2+ + 2e → Mg Eo = -2,37
Zn2+ + 2e → Zn Eo = - 0,76
Tentukan : a. elektroda yang bertindak sebagai anoda/katoda
b. potensial sel (Eo sel) yang dihasilkan
c. tulis reaksi pada anoda dan katoda, reaksi sel, serta notasi selnya
Penyelesaian :
a. Katode : Zn dan anode : Mg, mengapa?
b. Eo sel = Eo katoda - Eo anoda
= Eo Zn - Eo Mg
= - 0,76 – (- 2,37)
= + 1,61 v
c. Reaksi di
Anode : Mg → Mg2+ = Zn Eo sel = + 2,37
Katode : Zn + 2e → Zn
2+
Eo sel = - 0,76

Reaksi sel : Mg + Zn2+ → Mg2+ + Zn Eo sel = 1,61 v


Notasi sel : Mg / Mg2+ (1M) // Zn2+ (1M) / Zn Eo sel = 1,61 v

Contoh 2, Potensial sel gabungan


Diketahui beberapa sel volta dengan notasi sel sebagai berikut:

Mg / Mg2+// Zn2+/Zn Eo sel = + 1,61 v


Zn / Zn2+ // Fe2+ / Fe Eo sel = + 0,32 v
Mg / Mg2+ // Sn2+ / Sn Eo sel = 2,23 v

Tentukan harga potensial sel yang terjadi pada pasangan sel sebagai berikut:
a. Zn / Zn2+ // Sn2+ / Sn
b. Mg / Mg2+// Fe2+ / Fe

135
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Petunjuk penyelesaian:
Gunakan skala Eo untuk menentukan harga potensial terpilih sebagaimana grafik sebagai
berikut:

Eo
Sn

Fe

2,23 v 0,32 v 2,23 – 1,16 = 0,62 v 1,61 +


0,32=1,93
Zn

1,61 v
Mg

Penjelasan :
Elektroda kiri merupakan anoda, dan kanan adalah katoda.
Potensial katoda > anoda
E sel merupakan selisih kedua elektroda tersebut,
Eo Zn > Eo Mg berjarak 1,61 v
Eo Fe > Eo Zn berjarak 0,32 v
Eo Sn > Eo Mg berjarak 2,23 v
Maka a) Zn / Zn2+ // Sn2+ / Sn Eo sel = 0,62 V
b) Mg / Mg2+// Fe2+ / Fe Eo sel = 1.93 v

1.4. Beberapa Jenis Sel Volta


1.4.1. Sel Kering (sel lechance).
Dikenal sebagai baterai. Tergolong sel primer (tidak bisa diperbarui/reaksi tidak dapat
di balik). Sel ini terdiri dari katoda dari grafit dan anoda dari logam Zn. Elektrolit yang
digunakan berupa campuran MnO2 (EMD = Elektrolit Mangan Oksida) sebagai oksidator,
serbuk karbon, NH4Cl dan air. NH4Cl sebagi media yang memberi suasana asam.
Katoda : 2MnO2 + 2H+ + 2e → Mn2O3 + H2O
Anoda : Zn → Zn2+ + 2e +

Reaksi sel : 2MnO2 + Zn + 2H+→ Mn2O3 + Zn2+ + H2O


Ion H+ berasal hiodroksis NH4+
NH4+ + H2O → NH4OH + H+
ion Cl akan bereaksi dengan Zn2+ : Zn2+ + 2Cl- → ZnCl2
-

potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,5 v


sel lechance kemudian disempurnakan dengan sel alkalin denga mengganti NH4Cl dengan
pasta KOH, beda potensial yang dihasilkan relatif tetap. Sebesar 1,5 v namun baterai lebih
tahan lama.

136
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

Anoda : Zn + 2OH- → Zn (OH)2 + 2e Eo = +1,2 v


Katoda : 2MnO2 + 2H2O +2e → 2MnO (OH)2 + 2OH- Eo = + 0,3 v

Reaksi sel : Zn + 2MnO2 + 2H2O → Zn (OH)2 + 2MnO (OH)2 Eo sel = 1,5 v

1.4.2. Sel Accu (dapat diperbarui)


Sel accu terdiri dari pasangan-pasangan plat Pb dan PbO2. Setiap pasangan akan
menghasilkan voltase 2 volt, sehingga accu 6 volt mengandung 3 pasang dan accu 12 volt
tersusun atas 6 pasang yang dihubungkan secara seri. Tergolong sel sekunder (dapat
diperbarui) plat atau kepingan Pb dan PbO2 dibenamkan dalam elektrolit H2SO4 30%.
Reaksi redok yang terjadi saat digunakan (dikosongkan):
Anoda : Pb + So42- → PbSo4 + 2e-
Katode : PbO2 + So42- + 4H+ + 2e- → PbSo4 + 2H2O

Reaksi sel : Pb + PbO2 + 2So42- + 4H+ → 2PbSo4 + 2H2O


Pada saat accu diisi ulang maka terjadi reaksi sebaliknya:
2PbSo4 + 2H2O → Pb + PbO2 + 2So42- + 4H+
Kadar asam sulfat akan semakin encer pada saat accu digunakan (dikosongkan), sedangkan
pada waktu diisi, maka kadar asam sulfat accu meningkat.

1.4.3. Baterai Perak Oksida


Baterai jenis ini biasa digunakan sebagai sumber arus pada alat-alat elektroik
(kalkulator, lampu blitz, dsb
Anoda : Zn + 2 OH- → Zn (oh)2 + 2e
Katoda : Ag2O + H2O + 2e → 2Ag + 2OH-
Reaksi sel : Zn + Ag2O + H2O → Zn (oh)2 + 2Ag
Potensial sel : 1,34 v

1.4.4. Sel Nikad (Nikel Cadminum)


Sel kering yang dapat diperbarui, anodanya Cd dan katodanya NiO2 dalam suasana basa
Anoda : Cd + 2OH- → Cd (OH)2 + 2e
Katoda : NiO2 + 2K2O + 2e → Ni (OH)2 + 2OH-

Reaksi sel : Cd + NiO2 + 2H2O → Cd (OH)2 + Ni (OH)2 Eo = 1,29 V

1.4.5. Sel Bahan Bakar


Dalam sel ini digunakan oksigen dan hidrogen di alirkan pada elektroda berpori,
elektrolit KOH (75%) dengan anoda dari nikel, katoda nikel oksida. Sel jenis ini digunakan
pada pesawat antariksa dengan produk sampingan H2O.
Anoda : 2H2 + 2OH- → 4H2O + 4e
Katoda : O2 + 2H2O 4e → 4OH

Reaksi sel : 2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (l)

1.5. Sel Elektrolisis


Elektrolisisi merupakan penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik (energi listrik
diubah menjadi energi kimia). Dengan mengalirkan arus listrik dari sumber arus ke dalam

137
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
suatu larutan/leburan elektrolit, akan diperoleh rekasi redok yang terjadi dalam sel
elektrolisis (arus listrik digunakan untuk menjalankan reaksi tak spontan). Pada
larutan/leburan elektrolit dicelupkan dua buah batang sebagi elektroda-elektroda (anoda
dan katoda), batang elektroda biasanya terbuat dari karbon atau platina, ketika dua
elektroda dihubungkan dengan sumber arus listrik, arus listrik mengalir dalam larutan
melalui elektroda, maka ion-ion dalam larutan akan bergerak menuju elektroda yang
berlawanan muatannya.

Grafit grafit

K+ K+ I- I-
K+ K+ I- I-
+ -
Ion-ion kalium K I Ion-ion iodida
bergerak menuju bergerak menuju
kutub negatif Larutan KI terionisasi kutub positif
KI → K+ + I-

Pada gambar di atas, larutan KI dielektrolisis dengan elektroda grafit.


Dalam larutan terhadap ion K+ dan I- hasil ionisasi KI dan H2O. ion K+ bergerak ke kutub (-
) dan ion I- ke kutub (+), ion I- yang menuju elektroda (+) akan melepaskan elektron di
sekitar elektrode (+) dan mengalir ke kutub (-), sehingga pada kutub (+) terjadi reaksi
oksidasi: 2I-(aq) → I2 (aq) + 2e.
Setelah elektron masuk ke dalam larutan, maka disekitar elektroda (-) terjadi peningkatan
elektron oleh zat-zat yang ada di sekitar elektroda (-) tersebut, yang paling mudah dalam
hal ini terjadi reduksi terhadap H2O:
2H2O (l) + 2e → H2 (aq) + 2OH- (aq)
Sehingga pada sel elektrolisis kutup (+) merupakan anoda (tempat terjadiya oksidasi) dan
kutup (-) merupakan katoda (tempat terjadinya reduksi) ..... bedakan dengan sel volta!
Reaksi elektrolisis dari peristiwa di atas, sebagai berikut:

Anode : 2I- (aq) → I2 (aq) + 2e


Katode : 2H2O (l) + 2e → H2 (l) + 2OH- (aq)

Reaksi sel : 2I- (aq) + 2H2O (l) → I2 (aq) + H2 (g) + 2OH- (aq) ; dari elektrolisis
tersebut (larutan KI) dihasilkan I2 di anoda dan gas H2 pada katoda.
Dalam proses elektrolisis, arus listrik diperlukan untuk mendorong agar reaksi tak
spontan dapat berlangsung. Sehingga zat hasil di kutup (+) [anoda], ditentukan oleh zat-zat
yang ada disekitar anoda yang paling mudah mengalami oksidasi, bahkan memungkinkan
anodanya sendiri yang mengalami oksidasi. Demikian pula reaksi pada katoda, tergantung
pada zat-zat yang ada di sekitarnya. Karena hal tersebut maka reaksi pada sel elektrolisis
dipengaruhi oleh:

138
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
1) Bahan Elektroda:
a. Grafit atau logam inert (Pt, Au) maka elektrode tidak mengalami reaksi
reduksi/ oksidasi.
b. Jika (terutama anode) dari logam aktif, maka anoda tersebut akan mengalam
oksidasi
2) Ion disekitar elektroda
Ion-ion dengan Eo yang lebih positif akan mengalami reaksi lebih dulu
(prioritas).

1.5.1. Reaksi-Reaksi pada anoda dan katoda sel elektrolisa


1.5.1.1. Elektrolisis dengan elektroda Pt atau karbon (elektroda innert).
a. Reaksi pada katoda: Merupakan reduksi terhadap Kation.
a.1. Jika larutan mengandung ion-ion logam alkali, alkali tanah, ion Al3+,
Mn2+, maka ion-ion logam tersebut tidak dapat direduksi. Yang
mengalami reduksi adalah pelarut (air) menhasilkan gas H2 pada
katoda:
2H2O + 2e → 2OH- + H2
a.2 Jika larutan mengandung asam, maka ion H+ dari asam akan direduksi
menjadi gas H2 pada katoda.
a.3 Jika larutan mengandung ion-ion logam lain, maka ion-ion logam
tersebut akan direduksi menjadi logamnya diendapkan pada
permukaan batang katoda.
Zn2+ + 2e → Zn
Ag + e → Ag
b. Reaksi pada anode : Merupakan oksidasi terhadap anion.
b.1 Ion-ion katoda (F, Cl-, Br-, I- ) dioksidasi menjadi halogen.
2 Cl- → Cl2 + 2e
2Br- → Br2 + 2e
b.2 Ion OH- dari suatu basa akan dioksidasi menjadi gas O2.
4OH- → 2H2O + O2 + Ae
b.3 Anion lain (SO42-, NO3, dsb) tidak dioksidasi, yang mengalami
oksidasi adalah pelarutnya menghasilkan gas O2 pada anoda.
2H2O → 4H+ + O2 + 4e
Contoh 1: Elektrolisis larutan KNO3 dengan elektroda Pt.
Katoda : 2H2O + 2e → 2OH- + H2
Anoda : 2H2O → 4H+ + O2 + 4e
Reaksi sel : 6H2O → 4H+ + 4OH- + 2H2 + O2
Dihasilkan H2 di katoda serta O2 dianoda. Apa pendapat anda mengenai elektrolisis larutan
KNO3 dengan elektroda Pt tersebut?

Contoh 2 : Elektrolisis leburan elektrolit, yaitu leburan NaCl (bedakan dengan larutan
NaCl)
Katoda : Na + e → Na+
Anoda : Cl- → ½ Cl2 + e
Reaksi sel : Na + Cl- → ½ Cl2 + Na+
Dihasilkan logam Na pada katoda dan gas Cl2 pada anoda, logam Natrium tidak dapat
diperoleh jika elektrolisis dilakukan terhadap larutan NaCl. Diskusikan bersama teman-
teman, mengapa demikian?

139
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

1.5.1.2. Elektrolisis Elektroda diluar Pt atau C (non innert).


Jika elektrolisis menggunakan jenis elektroda jenis elektroda selain Pt atau C, misalnya
Cu, Zn, Fe, dll merupakan jenis elektroda yang dapat terlibat atau ikut dalam reaksi atau
dapat habis bereaksi. Dalam hal ini, ketentuan reaksi-reaksi pada katoda tidak beda dengan
elektrolisis dengan Pt atau C. Sedang pada anoda, terjadi di mana anodanya akan
dioksidasi menjadi ionnya.
Contoh : reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda Zn.

Ionisasi larutan CuSO4 : CuSO4 → Cu2+ SO42-


Kemungkinan yang mengalami reaksi pada anoda adalah: ..............................................
Kemungkinan yang mengalami reaksi pada katoda adalah: .............................................
Berdasar harga potensial elektroda standar/potensial reduksi, maka prioritas reaksi pada
katoda dan anoda sebagai berikut:
Katoda : Cu2+ + 2e → Cu
Anoda : Zn → Zn2+ + 2e
Reaksi sel : ...............................................................................

Hasil elektrolisis terhadap larutan CuSO4 dengan elektroda Zn, adalah endapan logam Cu
yang dapat diperoleh pada Katoda.

2. Kegunaan Proses Elektrolisis


3.1. Industri metalurgi/pengolahan logam:
Untuk pemosahan/pemurnian logam/bijih logam. Misal proses Hall, untuk
mendapatkan logam Al dari bijih bauksit dengan elektrolisis leburan Al2O3 dan dicampur
dengan Kriolit (Na3AlF6) dielektrolisis dengan elektrode grafit. Demikian pula pada
pemurnian tembaga, pengambilan bijih tembaga mula-mula dengan reduksi (belum murni)
kemudian dielektrolisis dengan larutan CuSO4. Tembaga yang belum murni sebagai anoda
dan tembaga yang sudah murni sebagai katoda. Tembaga pada anoda akan teroksidasi
danlarut sebagai Cu2+ kemudian bergerak menuju katode dan mengendap pada katode
sebagai tembaga murni.

3.2. Industri Kerajinan/penyepuhan/pelapisan.


Pelapisan besi dengan logam krom melalui elktrolisis Cr2(SO4) dengan anode dari
logam kromium dan katodanya logam yang hendak dilapisi (cara verkrom). Pelapisan
perhiasan dengan emas, menggunakan perhiasan yang hendak disepuh pada katoda dan
logam emas pada anoda, elektrolitnya berupa larutan yang mengandung Au3+ dengan
konsentrasi dan arus sekecil-kecilnya agar proses tersebut sempurna. Agar konsentrasi
Au3+ kecil, maka garam Au3+ ditambah potas (K2CO3.KCN) yang akan membentuk ion
komplek [Au(CN)6]3-.

3.3. Industri Bahan Kimia


Pembuatan gas klorin dan NaOH dengan elektrolisis larutan NaCl pekat (air laut).
Elektrolisasinya dengan diafragma yang berfungsi untuk mencegah bereaksinya gas klorin
terbentuk dengan NaOH yang dihasilkan (dikenal dengan sel diafragma).

NaCl→ Na+ + 1e
Anoda : 2Cl- → Cl2 + 2e

140
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Katoda : 2H2O + 2e → H2 + 2OH-

Reaksi sel : 2Cl- + 2H2O → Cl2 + H2 + 2OH-


anoda katoda

Ion OH- terbantuk akan bereaksi dengan ion Na+ menghasilkan NaOH (dapat dikristalkan),
pada proses ini dihasilkan gas klorin di anoda, gas H2 di katoda, serta NaOH. Pembuatan
gas H2, O2 dll. Juga dapat dilakukan dengan elektrolisasi, termasuk digunakan untuk
menghitung konsentrasi suatu ion logam dalam larutan dengan jalan diendapkan sebagai
logamnya pada katoda dengan menghitung kenaikan berat katoda.

4. Hukum Faraday
Menerangkan hubungan kuantitas antara jumlah arus listrik yang digunakan dengan
jumlah hasil elektrolisis yang terbentuk pada katoda dan anoda. Jumlah listrik yang
dialirkan untuk mendapatkan 1 mol elektron yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai
satu faraday (setara dengan 96487 coulomb atau 96500 coulomb/pembulatan).

Sehingga diperoleh hubungan :


1 F = 1 mol elektron (6,02 . 1023 elektron)
1F = 96500 C
I C = 1 ampere/detik

4.1.Hukum Faraday I.
Jumlah hasil elektrolisis (anoda/katoda) berbanding lurus dengan jumlah coulomb arus
listrik yang mengalir.
W = e . F di mana W = berat hasil (gram)
e = berat ekivalen

=
Jika F= F = jumlah arus dalam faraday
V = valensi (banyaknya mol elektron yang bereaksi)
Maka W =

Contoh : Hitung gram Cu yang dihasilkan pada katoda, jika larutan CuSO4 dielektrolisis
dengan listrik sejumlah 0,5 F.
Penyelesaian : e Cu = = 32
W = e F = 32 . 0,5 = 16 gram

4.2. Hukum Faraday II


Jika pada beberapa larutan yang mengadung ion logam dialirkan muatan listrik yang
sama jumlahnya maka massa logam yang mengandap berbanding lurus dengan massa
ekivalennya. Jika larutan–larutan tersebut misalnya masing-masing mengandung ion Ag+,
Cu2+, Cr3+ maka massa yang terendapkan:

W Ag : W Cu : W Cr = e Ag : e Cu : e Cr
= = =

141
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi diskusi-1
1. Bagaimana mengimplementasikan potensial elektroda standar suatu unsur ke dalam
konsep reaksi redoks;
2. Bagaimana menentukan pasangan elektroda yang bertindak sebagai anoda atau
katoda;
3. Bagaimana menyusun/menuliskan reaksi sel atau simbul sel;
4. Bagaimana menentukan besaran potensial sel pada sebuah sel volta/elektrolisis.

2. Tugas terstruktur:
1. Merancang percobaan pembuatan sel volta sederhana dengan elektroda seng dan
tembaga, dan memanfaatkan buah-buahan di sekitar (labu, blimbing, tomat,
kentang, dll)
2. Merancang percobaan proses elektroplating (penerapan konsep elektrolisis)

Bahan referensi untuk PTT

Percobaan 1. Sel volta dengan bahan natural.


Rancang dan lakukan percobaan sebagaimana diilustrasikan pada gamabar sbb:

142
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

Percobaan 2 Elektroplating (sel elektrolisis)


Rancang dan lakukan percobaan sebagaimana diilustrasikan pada gamabar sbb:

143
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

3. Materi diskusi-2
1. Bagaimana mempraktikan pembuatan sel volta sederhana dengan bahan-bahan
dari lingkungan sekitar
2. Bagaimana mempraktikan proses elektroplating dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tugas tidak terstruktur:


1. Mengemukakan ide/gagasan mengenai sumber energi alternatif terbaru
implementasi konsep sel volta.
2. Susun suatu kajian mengenai pengolahan logam tembaga dari bijihnya secara
elektrolisa, jelaskan yang dimaksud elektrowinning dan elektrorefinning.
3. Memecahkan permasalahan terkait sel volta dan sel elektrolisis :
a. Susun reaksi sel dan tentukan potensial sel yang dihasilkan pada sel volta
pasanganelektroda Al dan Zn.
b. Susun reaksi sel untuk elektrolisis larutan CuSO4 elektroda Pt, sebutkan
produk
terbentuk di katoda/anoda.
c. Jelaskan yang dimaksud dengan elektroda, katoda, anoda, reduktor dan
oksidator.
d. Pada elektrolisis katoda merupakan kutub negatip dan anoda merupakan
kutup
positif, susun deskripsi yang mendukung argumentasi tersebut.

3. Materi diskusi-2
1. Bagaimana mempraktikan pembuatan sel volta sederhana dengan bahan-bahan
dari lingkungan sekitar.
2. Bagaimana mempraktikan proses elektroplating dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tugas tidak terstruktur:


1.Mengemukakan ide/gagasan mengenai sumber energi alternatif terbarukan
implementasi konsep sel volta.
2.Susun suatu kajian mengenai pengolahan logam tembaga dari bijihnya secara
144
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
elektrolisa, jelaskan yang dimaksud elektrowinning dan elektrorefinning.
3.Memecahkan permasalahan terkait sel volta dan sel elektrolisis:
a. Susun reaksi sel dan tentukan potensial sel yang dihasilkan pada sel volta
pasangan elektroda Al dan Zn.
b. Susun reaksi sel untuk elektrolisis larutan CuSO4 elektroda Pt, sebutkan
produk terbentuk di katoda/anoda.
c. Jelaskan yang dimaksud dengan elektroda, katoda, anoda, reduktor dan
oksidator.
d. Pada elektrolisis katoda merupakan kutub negatip dan anoda merupakan
kutup positif, susun deskripsi yang mendukung argumentasi tersebut.

5. Latihan PH-1
1. Berapa masaa perak (Ar = 108) yang yang terbentuk di katoda jika arus 10 A
dialirkan melalui larutan AgNO3 selama 2 jam.
2. Sejumlah arus listrik dapat mengendapkan 8 gram tembaga fari larutan Cu 2+. Jika
arus ersebut dialirkan melalui Ag+, berapa gram logam perak terendapkan (Ar Ag
=108,Cu = 64)
3. Susun reaksi sel untuk elektrolisis dan sebutkan hasil yang terbentuk pada anoda
dan katoda untuk:
a. Elektrolisis larutan AuBr3 (Pt)
b. Elektrolisis air elektroda Pt
4. Data potensial elektrode beberapa logam sebagai berikut:
Cu2+ + 2e → Cu Eo = +0,34
Pb2+ + 2e → Pb Eo = -0,12
Jelaskan:
a) Jika logam Pb dicelupkan dalam larutan CuSO4, larut atau tidak larut?
b) Jika logam Cu dimasukkan ke dalam larutan Pb (NO3)2, larut ataukah tidak
larut? Lengkapi jawabanmu dengan pembuktian reaksi sel yang mungkin
terjadi (Eo sel)

5. Susun reaksi sel untuk elektrolisis larutan CuSO4 elektrolida Pt, sebutkan produk
terbentuk di katoda/anoda!
6. Tunjukkan reaksi pada sel pada pemakaian dan pegisian accu!
7. Diketahui:
Ag + e → Ag Eo = +0,80 v
Mg2+ + 2e → Mg Eo = -2,34

Jika suatu sel volta disusun dari elektrode Ag dan Mg, tentukan:
a. Anode dan katode
b. Susun reaksi sel
c. Susun notasi sel
d. Jelaskan fungsi jembatan garam
8. Jelaskan yang dimaksud dengan reduktor, oksidator, pereduksi, pengoksiddasi,
peristiwa reduksi, dan peristiwa oksidasi!
9. Susun hasil telaah mengenai perbedaan antara sel elektrolisis dan sel volta!
10. Kemukakan hasil analisis pada proses yang terjadi pada sel volta dan sel elektrolisis
untuk mencoret yang tidak perlu pada form sebagai berikut:

145
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta Reaksi spontan/tidak spontan )*
Elektrokimia
Sel Elektrolisa Reaksi spontan/tidak spontan )*
Anoda Kutup [+]/Kutup [-] )*
Elektroda
Katoda Kutup [+]/Kutup [-] )*
)* : coret yang tidak perlu

6. Latihan PH-2
1. Persamaan reaksi berikut yang telah setara adalah . . . .
a.
MnO2(s) + Cl-(aq) → Mn2+(aq) + Cl2(g)
b.
MnO2(s) + 2Cl-(aq) + OH-(aq) → Mn2+(aq) + Cl2(g) + H2O(l)
c. MnO2(s) + 2Cl-(aq) + 4H+(aq) → Mn2+(aq) + Cl2(g) + 2H2O(l)
d. MnO2(s) + 2Cl-(aq) → Mn2+(aq) + Cl2(g) + 2H2O(l)
e. MnO2(s) + 2Cl-(aq) + 2OH-(aq) → Mn2+(aq) + Cl2(g) + H2O(l)
2. Jika ion besi(II) dioksidasi dengan ion dikromat dalam suasana asam dengan
reaksi:
Fe2+ + Cr2O72- → Fe3+ + Cr3+ maka setiap 1 mol ion dikromat akan dapat
mengoksidasi ion besi(II) sebanyak . . . .
a. 1 mol d. 4 mol
b. 2 mol e. 6 mol
c. 3 mol
3. Elektron yang diperlukan untuk menyetarakan persamaan reaksi:
I2(s) + H2O(l) → IO3-(aq) + OH-(aq)
a. 6 d. 1/2
b. 5 e. 0
c. 1
4. Pada reaksi (belum setara):
H2SO4 + HI → H2S + I2 + H2O satu mol asam sulfat dapat mengoksidasi
hidrogen iodida sebanyak . . . .
a. 1 mol d. 6 mol
b. 2 mol e. 8 mol
c. 4 mol
5. Diketahui:
Na+ + e- → Na Eº = –2,71 V
Pb2+ + 2e- → Pb Eº = –0,13 V
Bila elektrode Na dipasangkan dengan elektrode Pb menjadi sel elektrokimia,
maka pernyataan manakah yang tidak tepat?
a. anodenya Na dan katodenya Pb d. kutub positifnya adalah
elektrode Pb
b. dianode elekrode Na akan larut e. elektron bergerak dari elektrode
Na ke Pb
c. Eºsel yang terjadi adalah 5,29 V
6. Diketahui:
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s) Eº = +0,34 V
Zn2+(aq) + 2e- → Zn(s) Eº = –0,76 V
Bila kedua logam tersebut dipasangkan untuk membentuk sel Volta maka
pernyataan berikut yang tidak benar adalah . . . .
a. elektrode Zn teroksidasi dan elektrode Cu tereduksi
b. elektrode Zn sebagai anode dan Cu sebagai katode

146
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
c. potensial sel yang dihasilkan 1,10 volt
d. notasi selnya: Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s) Eºsel = 1,10 V
e. dalam sistem sel Volta tersebut elektron bergerak dari Cu menuju Zn
7. Bila diketahui potensial elektrode standar dari
Ag+(aq) + e- → Ag(s) Eº = +0,80 V
In3+(aq) + 3e- → In(s) Eº = –0,34 V
Mn2+(aq) + 2e- → Mn(s) Eº = –1,20 V
Mg2+(aq) + 2e- → Mg(s) Eº = –2,34 V
Maka pasangan sel Volta yang akan menghasilkan potensial sel sebesar 0,86 V
adalah . . . .
a. In | In3+ || 3Ag+ | 3Ag d. 2In | 2In3+ || 3Mn2+ | 3Mn
2+ 2+
b. Mg | Mg || Mn | Mn e. 3Mn | 3Mn2+ || 2In3+ | 2In
2+ +
c. Mn | Mn || 2Ag | 2Ag
8. Berikut adalah beberapa elektrode yang dapat dikombinasikan menjadi pasangan-
pasangan sel Volta:
Cu2+ | Cu Eº = +0,34 V
Mg2+ | Mg Eº = –2,34 V
Cd2+ | Cd Eº = –0,40 V
Zn2+ | Zn Eº = –0,34 V
Co2+ | Co Eº = –0,27 V
Dari kelima elektrode tersebut yang tidak mungkin menjadi katode adalah
elektrode . . . .
a. Cu d. Mg
b. Cd e. Zn
c. Co
Data potensial elektrode standat sbb dapat diguna untuk menjawab butir soal
nomor 9-12:
Ag + e- → Ag
+
Eº = +0,80 V
Cu2+ + 2e- → Cu Eº = +0,34 V
Mn+ + e- → Mn Eº = –1,18 V
Pb2+ + 2e- → Pb Eº = –0,13 V
Cl2 + 2e- → 2Cl- Eº = +2,71 V
9. Di antara logam-logam yang terdapat di atas, yang tidak bereaksi dengan asam
encer (H+) untuk menghasilkan gas hidrogen adalah . . . .
a. Cu dan Pb d. Pb dan Ag
b. Pb dan Mn e. Ag dan Mn
c. Cu dan Ag
10. Di antara unsur-unsur yang terdapat pada data potensial elektrode di atas, spesi
yang mempunyai daya oksidasi paling kuat adalah . . . .
a.
Cu d. Cl-
b. 2+
Cu e. Ag+
c. C. Cl2
11. Manakah reaksi berikut yang berlangsung spontan?
a. Cu2+ + 2Cl- → Cu + Cl2 d. Pb + Mn2+ → Pb2+ + Mn
b. Cu + 2Ag → Cu + 2Ag
2+ +
e. Mn2+ + 2Cl- → Mn + Cl2
c. Mn + Ag → Mn + Ag
+ 2+

147
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
12. Harga potensial reduksi standar suatu logam dapat memberi informasi berikut,
kecuali. . . .
a.
daya oksidasi dan daya reduksi logam bersangkutan
b. dapat tidaknya bereaksi dengan larutan asam encer
c. harga potensial sel dari sel Volta yang dibentuk
d.
bilangan oksidasi dari logam yang bersangkutan
e. mudah tidaknya logam tersebut mengalami korosi
13. Berdasarkan data potensial elektrode standar berikut:
I2(s) | 2I- Eº = +0,55 V
3+ 2+
Fe (aq) | Fe (aq) Eº = +0,77 V
Sn4+(aq) | Sn2+(aq) Eº = +0,15 V
Sn2+(aq) | Sn(s) Eº = –0,15 V
maka dapat disimpulkan bahwa iodin dapat mengoksidasi . . . .
a. logam timah menjadi timah (II) dan besi (II) menjadi besi (III)
b. logam timah menjadi timah (II) dan timah (II) menjadi timah (IV)
c. besi (II) menjadi besi (III) dan timah (II) menjadi timah (IV)
d. besi (II) menjadi besi (III) dan logam timah menjadi timah (II)
e. logam besi menjadi besi (III) dan timah (II) menjadi timah (IV)
14. Pada elektrolisis leburan MgCl2 dengan elektrode grafit, maka di katode akan
dihasilkan . . .
a. gas klorin d. logam Mg
b. gas hydrogen e. gas oksigen
c. larutan Mg(OH)2
15. Berapa faraday yang diperlukan untuk mereduksi 60 gram ion kalsium menjadi
logam kalsium . . . . (Ar Ca = 40)
a. 1,0 d. 3,0
b. 1,5 e. 4,0
c. 2,0
16. Dua liter larutan NaNO3 dielektrolisis beberapa waktu, bila muatan listrik yang
digunakan sebanyak 0,2 F dan volum larutan dianggap tetap maka pH larutan di
anode adalah . . . .
a. 1 – log 2 d. 2
b. 2 – log 5 e. 13
c. C.
17. Reaksi yang terjadi pada anode bila larutan Cr2(SO4)3 dielektrolisis dengan
menggunakan elektrode dari logam kromium adalah . . . .
a.
Cr3+ + 3e- → Cr d. 2H2O + 2e- → H2 + 2OH-
b.
B. 2SO4 → S2O8 + 2e-
2- 2-
e. 2H2O → O2 + 4H+ + 4e-
c. Cr → Cr + 3e 3+ -

18. Larutan nikel(II) sulfat dielektrolisis, dengan arus searah 1,93 A. Jika di katode
diendapkan logam nikel seberat 0,58 gram (Ar Ni = 58), maka waktu yang
digunakan
untuk elektrolisis tersebut adalah . . . .
a. 9650 detik d. 1930 detik
b. 200 detik e. 500 detik
c. 1000 detik

148
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
19. Arus listrik 965 mA dialirkan melalui suatu larutan asam selama 5 menit.
Banyaknya gas
hydrogen yang terbentuk adalah . . . . (1 F = 96500 C/mol)
a. 3,0 × 10-3 mol d. 1,5 × 10-3 mol
b. 2,5 × 10-3 mol e. 1,0 × 10-3 mol
-3
c. 2,0 × 10 mol
20. Suatu sel Volta disusun dari elektrode Cd dalam CdCl2 dan elektrode Cr dalam
CrCl3. Jika diketahui:
Cd2+ | Cd E° = –0,43 V
3+
Cr | Cr E° = –0,74 V
maka . . . .
a. terjadi reaksi 3Cd2+ + 2Cr → 2Cr3+ + 3Cd
b.
Cd akan bertindak sebagai anode
c. E°sel adalah +1,36 V
d. arus listrik mengalir dari Cr ke Cd
e. Cr mengalami reduksi
21. Diketahui beberapa sel Volta dengan notasi sel sebagai berikut:
Mg | Mg2+ | 2Ag+ | 2Ag E° = 3,17 V
Cd | Cd2+ | 2Ag+ | 2Ag E° = 1,20 V
Mn | Mn2+ | Cd2+ | Cd E° = 0,79 V
Cu | Cu2+ | 2Ag+ | 2Ag E° = 0,46 V
maka logam yang berdaya reduksi paling kuat adalah . . . .
a. Mg d. Mn
b. Ag e. Cd
c. Cu
22. Untuk melindungi logam besi dari perkaratan dapat dilakukan dengan melapisi
besi dengan logam kromium, kelebihan dari cara ini adalah . . . .
a. harga kromium lebih mahal dari besi
b.
bila berlubang, besinya cepat kropos
c. kromium tidak dapat melindungi besi
d. kromium sukar berkarat
e. E° Fe > E° Cr
23. Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mempercepat terjadinya korosi,
kecuali . . . .
a. banyak uap air di sekitar logam
b.
bersinggungan langsung dengan udara
c. banyak oksigen di sekitar logam
d. banyak terdapat uap asam di sekitar logam
e. di sekitar logam tidak ada oksigen
24. Jika diketahui: Cu2+ | Cu E° = +0,34 V dan Ag+ | Ag E° = +0,80 V maka sel
Volta yang tersusun dari elektrode Cu dan Ag akan mempunyai potensial sel
(E°sel) sebesar . . . .
a. +1,26 V d. –1,14 V
b. +1,14 V e. –0,46 V
c. +0,46 V

149
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
25. Pada elektrolisis larutan NaCl di ruang anode dihasilkan . . . .
a. logam Na
b.
ion hidroksida
c. ion klorida
d. gas klorin
e. larutan asam
26. Reaksi yang terjadi di kutub positif pada elektrolisis larutan natrium sulfat
dengan elektrode grafit adalah . . . .
a. 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)
b. 2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e-
c. Na+(aq) + e- → Na(s)
d.
2H+(aq) + 2e- → H2(g)
e. SO42-(aq) → SO2(g) + O2(g)
27. Pada elektrolisis larutan H2SO4 dengan elektrode platina dan muatan listrik 2 F
di katode
pada 0°C, 1 atm akan dihasilkan gas yang volumnya . . . .
a. 11,2 liter d. 44,8 liter
b.
22,4 liter e. 67,2 liter
c. 33,6 liter
28. Massa tembaga yang diendapkan di katode pada elektrolisis larutan CuSO4
dengan muatan listrik 0,5 F adalah . . . . (Ar Cu = 64)
a. 16 gram d. 64 gram
b.
32 gram e. 128 gram
c. 48 gram
29. Bila ke dalam larutan NiSO4 dialirkan listrik sebesar 0,1 F, dan Ar Ni = 59, maka
di katode akan didapat logam Ni seberat . . . .
a. 59,00 g d. 5,90 g
b.
29,50 g e. 2,95 g
c. 14,75 g
30. Pada proses pelapisan kerajinan besi dengan perak, pernyataan yang tidak benar
adalah . .
a. barang kerajinan diletakkan di katode
b.
perak diletakkan di anode
c. digunakan larutan perak nitrat
d. arus yang diberikan harus besar
e. digunakan arus listrik searah

150
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

F. Konfirmasi Orang Tua/Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-8

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindak lanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_____________________ ___________________
Nama Terang Nama Terang

151
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran-9
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.9. Menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta dampak pembakaran
senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya -
C4
4.9. Menyajikan hasil identifikasi senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam
kehidupan sehari hari berdasarkan hasil praktikum -K5

B. IPK
3.9.1. Menguraikan kekhasan atom karbon -C2
3.9.2. Menganalisis pengelompokan senyawa hidrokarbon berdasar rantai terbuka dan
tertutup –C4
3.9.3. Menerapkan nomen clatur senyawa hidrokarbon rantai terbuka dan tertutup –C3
3.9.4. Menelaah sifat-sifat senyawa hidrokarbon –C4
3.9.5. Menelaah dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan –C4
4.9.1. Menunjukkan keberadaan komponen C, dan H dalam senyawa hidrokarbon
melalui penyajian hasil uji/praktikum –P3
4.9.2. Menyajikan penanggulangan dampak pembakaran hidrokarbon terhadap
lingkungan (menyaji-abstrak K5)

C. Tujuan Pembelajaran
3.9.1.1. Melalui penyajian slide siswa secara mandiri dapat menguraikan kekhasan atom
karbon dengan benar – C2
3.9.1.2. Melalui diskusi siswa dengan penuh tanggung jawab dapat mengidentifikasi jenis
atom C berdasar keterikatanya terhadap sesama atom C (atom primer, skunder,
tertier, dan kuatener) dengan benar – C2
3.9.2.1. Melalui penyajian flash hidrokarbon inter aktif siswa didasari penuh rasa ingin
tahu dapat menelaah hidrokarbon alifatik (alifatik jenuh-tak jenuh) dengan benar –
C4
3.9.2.2. Melalui penyajian flash hidrokarbon inter aktif siswa secara bertanggungjawab
dapat menelaah hidrokarbon siklik (heterosiklik/karbosiklik) dengan benar – C4
3.9.3.1. Melalui diskusi siswa secara mandiri dapat mengimplementasikan nomen clatur
hidrokarbon alifatik dengan benar- C3
3.9.3.1. Melalui diskusi siswa secara mandiri dapat mengimplementasikan nomen clatur
hidro karbon siklik dengan benar – C3
3.9.4.1. Melalui penyajian data pendukung yang relevan siswa secara kolaboratif dapat
menelaah sifat- sifat senyawa hidrokarbon dengan benar – C4
3.9.5.1. Melalui penyajian data hasil penelitian berbagai sumber siswa secara jujur dapat
menelaah dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan dengan benar –
C4
3.9.5.2. Melalui kegiatan diskusi siswa secara mandiri dapat mengonsepkan cara
mengatasi dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan dengan benar –
C3
4.9.1.1. Melalui kegiatan praktikum siswa secara jujur dapat menunjukkan keberadaan
unsur C, dan H sebagai komponen utama penyusun senyawaan hidrokarbon dalam
kehidupan sehari-hari dengan tepat – P3

152
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
4.9.1.2. Melalui telaah pustaka siswa secara bertanggungjawab dapat menyajikan
penanggulangan dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan - K5

D. Materi Pembelajaran
Konsep syarat : Struktur Atom, Ikatan Kimia

1. Senyawa Karbon
Pemulaan abad ke-19, ilmu kimia terbagi atas kimia organik dan anorganik, di
dasarkan bahwa persangkaan perbedaan mendasar zat-zat yang terdapat pada benda mati
dan makhluk hidup. Kimia organik khusus mempelajari tentang zanyawa karbon yang
terdapat pada jasad hidup (terbentuk karena pengaruh suatu kekuatan hidup). Persangkaan
tersebut kemudian salah karena kenyataannya kemudian banyak senyawa karbon bisa di
buat dalam lab atau bahkan sama sekali tidak tedapat pada jasad hidup, sehingga sekarang
disebut sebagai ―Kimia karbon‖. Namun pembagian antara kimia karbon dan kimia
anorganik tetap dipertahankan dengan alasan bahwa jumlah senyawa karbon jauh lebih
besar dan terus bertambah sebagai ahsil dari sintesa-sintesa baru. Hal ini disebabkan
karena unsur karbon memiliki sifat yang khas (kekhasan atom karbon) yang tidak dimiliki
unsir lain yaitu, atom C dapat membentuk 4 ikatan kovalen yang kuat dengan atom C
lainnya juga dapat berikatan kuat dengan atom non logam lainnya, serta atom C dapat
membentuk rantai karbon yang panjang tak terhingga.

x atom C atau atom non logam lain


C : 2e, 4e => x C x => C
x

Hidrokarbon merupakan senyawa antara hidrogen dan karbon, sedang ikatan antara
karbon dapat berbentuk lurus/cabang, disebut dengan rantai karbon. Posisi atom C pada
rantai karbon di bedakan atas:
CH3 atom C kuartener

CH3 – CH – CH2 – C – CH2 – CH – CH3

CH3 CH3 CH2 atom C primer


Atom C tersier CH3 atom C sekunder

Kekhasan atom karbon antara lain dapat dinyatakan sebagai berikut:


1. Membentuk empat ikatan kovalen dengan atom lain atau atom karbon lain,
2. Ikatan antar atom karbon berupa ikatan kovalen tunggal, rangkap dau dan
rangkap tiga,
3. Ikatan antar atom karbon dapat membentuk rantai karbon lurus dan bercabang,
4. Atom karbon dapat berupa atom C primer, C sekunder, C tersier, dan C kuartener.

Contoh Penulisan Hidrokarbon:


H H H H

153
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
H C C C C H

H H H H

Bisa ditulis:

C C C C

Atau:
C C C C
Ikatan antar atom C meliputi:
a. Ikatan jenuh (tunggal)
│ │
— C — C—
│ │
b. Ikatan tak jenuh (rangkap)
\ /
C = C —C≡ C—
/ \
2. Pengelompokan Senyawa Karbon
Berdasarkan susunan atom-atom karbon dan molekulnya, dibedakan atas 2 golongan
besar:

2.1. Senyawa alifatik: Senyawa karbon yang rantai C-nya terbuka (baik lurus
maupun cabang).
Dibedakan atas:

2.1.1. senyawa alifatik jenuh


C—C—C—C

C—C—C—C

C
2.1.2. senyawa alifatik tak jenuh
C = C — C —C
C—C—C=C
2.2. Senyawa siklik: senyawa karbon yang rantai C-nya tertutup (melingkar).
Dibedakan atas:

154
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
2.2.1. Senyawa siklik: Senyawa siklik yang lingkarannya hanya terisi atom C
saja, dibedakan atas senyawa:
2.2.1.1. Karbo siklik yang lingkarannya hanya terisi 6 atom C yang
ikatannya tidak tergolong tunggal juga bahkan tidak rangkap
(aromatik).

C
C C

C C
C

2.2.1.2. Senyawa alisiklik: senyawa kabon siklik yang dapat dianggap


sebagai Senyawa alifatik dengan rantai C melingkar.

C C

C C
C

2.2.2. senyawa heterosiklik:senyawa siklik yang lingkarannya berisi juga


C dan O )
atom unsur lain, (umumnya : N, S,

C C

C C

3. Skema Pembagian Senyawa Karbon


Pengelompokan jenis-jenis senyawaan karbon disajikan dalam bagan untuk
memudahkan mengetahui keterkaitan satu dengan yang lain.
Cermati dan telaah bagan sebagai berikut:

155
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Skema Pembagian Senyawa Kabon
SENYAWA KARBON

SENYAWA ALIFATIK SNYAWA SIKLIK

Alifatik Jenuh Alifatik tak jenuh

Sny. Karbosiklik sny.


Heterosiklik

Seny. Aromatik seny. Alisiklik


3. Senyawa Alifatik
3.1. Senyawa Alifatik Jenuh (ALKANA Cn H2n+2)
Suku pertama deret senyawa ini adalah metana CH4 (gas rawa/tambang), metana CH4
merupakan alkana paling serdehana dan dapat menurunkan senyawa alifatik lainnya. Jika
sebuah atom H pada CH4 diganti dengan atom C maka terbentuk suku kedua dari alkana
yaitu etana C2H6 dst. Ini dapat pula dibentuk senyawa baru.
Rumus umum alkana, ditentukan dengan melihat jumlah ikatan dari n atom C (= 4n
ikatan), untuk membentuk rantai C diperlukan 2 ikatan kecuali 2 buah atom C yang
terletak di ujung masing-masing butuh 1 ikatan, sehingga jumlah ikatan yang diperlukan
pada pembentukan rantai C adalah 2n-2, maka sisa ikatan yang harus diisi dengan atom-
ato H adalah 4n-(2n-2) = 2n+2. sehingga rumus umum alkana adalah Cn H2n+2.

Deret Alkana
No R. Kimia Nama

1 CH4 Metana
2 CH3 CH3 Etana
3 CH3 CH2 CH3 Propana
4 CH3 CH2 CH2 CH3 Butana
5 CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 Pentana
6 CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 Heksana
7 CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 Heptana
8 CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 Oktana
9 CH3 (CH2)7 CH3 Nonana
10 CH3 (CH2)8 CH3 Dekana
Dan seterusnya

Alkana yang telah kehilangan 1 atom H disebut gugus alkil (rumus umumnya Cn H2n+1)
sehingga alkana dapat pula dinyatakan sebagai R-H.

156
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
CH3 - : gugus metal
CH3 CH2 - : gugus etil
CH3 CH2 CH2 - : gugus propil
C4 Hg - : gugus butyl
C5 H11 - : gugus amil
CH3 – CH - : gugus iso propil
|
CH3
3.1.1. Tata nama alkana :
a. Jika C tidak bercabang, nama alkana sesuai dengan jumlah atom C yang
dimiliki, diberi
awalan n (rantai lurus/normal)
b. Jika rantai C bercabang,
- Cari rantai C terpanjang sebagai nama alkana
- Atom C yang terletak diluar rantai utama merupakan gugus alkil
berfungsi sebagai cabang.
- Beri nomor atom C pada rantai sehingga C yang mengikat cabang
memiliki nomor serendah mungkin.
Contoh: CH3 – CH2 – CH2 CH3 atau C – C – C – C = n – butana
C–C C-C
| | |
C- C C–C = n – oktana
C–C–C–C–C = 2 – metil pentana atau iso heksana
|
C

3.1.2. Sifat-sifat alkana:


a. Sukar bereaksi dengan zat lain (disebut paraffin)
b. Memiliki kerapatan < kerapatan air (mengapung)
c. Pada pembakaran sempurna HK, atom C terbakar menjadi gas CO2 dan
H menjadi H2O.
d. Subsitusi pada alkana yang utama adalah reaksi klorinasi dengan
bantuan ultraviolet (matahari).
H H
| |
H – C – H + Cl→ H – C – Cl + HCl
| |
H H
e. Cracking, alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa
oksigen, terjadi pemutusan rantai mejadi senyawa tak jenuh.
CH4 H30 → C7 H16 + C7 H16
Tetradekana heptana heptana

157
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Tabel perbedaan sifat fisis beberapa alkana:
Rumus Rumus Struktur Titik Didih Kesimpulan
Alkana
C5 H12 C–C–C–C–C 36 Jelaskan
kesimpulan yang
C–C–C–C–C 28 kamu dapatkan
| tentang hubungan
C titik didih dengan
panjang rantai dan
C jumlah cabang
| dalam rantai
C–C–C
| 9,5
C

C–C–C–C–C–C 68
C–C–C–C–C–C
C6 H14 63
|
C
C–C–C–C–C
60
|
C
C–C–C–C–C
58
| |
C C

3.2. Senyawa alifatik tak jenuh


3.2.1. Alkena Cn H2n.
Merupakan HK dengan ikatan rangkap dua (disebut dengan olefion/pembentuk minyak).
Nama-nama suku golongan alkenasemua seperti pada alkana dengan akhiran ena. Alkena
paling sederhana adalah atena (mengapa?), susun deret alkena dengan n=1 s/d n=10!
Tata nama alkena tidak beda jauh dari alkana, namun dalam penentuan rantai utama (rantai
terpanjang) harus mengandung ikatan rangkap dengan nomor serendah mungkin. Jika dari
dua arah ternyata atom C yang berikatan rangkap bernomor sama rendah maka pilih yang
mengakibatkan atom C yang mengikat cabang bernomor rendah.
Contoh:
C–C–C=C 1 – butena
C–C=C–C 2 – butena
C–C–C=C–C 4 – metil – 2 – pentena
|
C

158
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
3.2.1.1. Sifat alkena:
a. Kerapatan kecil
b. Tidak larut dalam air
c. Dapat mengalami reaksi adisi (pemutusan ikatan rangkap)
d. Dapat berpolimerisasi
e. Pembakaran alkena banyak hasilkan jelaga (tak jenuh)

3.2.2 Alkuna Cn H2 n-2


Merupakan HK jenuhn yang mengandung ikatan rangkap tiga (- C = C - ). Nama deret
alkuna sesuai pada alkana dengan akhiran una (susunlah deret golongan alkuna n=1 s/d
n=10).
Tata nama alkuna sama seperti penamaan alkena tapi rantai C terpanjang sebagai nama
alkuna harus mengandung ikatan rangkap tiga.
C–C–C=C = 1 – butuna
C–C–C=C–C–C = 1 – metil – 3 – heksuna
|
C

3.2.2.1. Sifat-sifat alkuna:


1. Kerapatan kecil, tidak larut dalam air
2. Dapat mengalami adisi
3. Ikatan rangkapnya menyebabkan pembakaran tidak berlangsung
sempurna (ditandai adanya jelaga)

4. Nama trivial (nama dagang/komersil)


CH3 - CH2 - CH2 - CH3 n-butana (normal butane)
CH3 – CH – CH3 iso butana
CH3
CH3
CH3 – C - CH3 neopentana
5. Isomer
Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tapi rumus
bangunnya berbeda. Dalam hal ini dibatasi pada jenis isomer struktur. Keisomeran yang
dimiliki oleh senyawa karbon inilah yang menyarankan dalam penulisan rumus bangun
untuk menghindari kesalahan terutama pada pemasangan label suatu zat kimia karbon.

5.1. Jenis Isomer, antara lain:


5.1.1. Isomer Posisi (berdasarkan letak ikatan rangkapnya yang berbeda)
CH2 = CH – CH2 – CH3 1- butena
CH3 – CH = CH – CH3 2- butena
5.1.2. Isomer Rantai (berdasarkan letak cabang pada rantai utama)
CH2 = CH – CH2 – CH3 1- butena
CH2 = C – CH3 2-metil-1-propena
CH3

159
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Catatan: Senyawa karbon dengan RM C4 H10 mempunyai rumus dengan struktur:
1) C – C – C – C n – butana
2) C – C – C 2 metil propana
|
C
Dan perlu diketahui dua zat tersebut meski punya RM sama (C4 H10) namun benar-
benar marupakan dua zat yang berbeda. Dalam hal ini dikatakan n butana berisomer
dengan 2-metil propana. Untuk latihan, susunlah isomer-isomer yang mungkin untuk C5
H12 dan C6 H14.

5.1.3. Isomer Geometri atau cis-trans (berdasar perbedaan kedudukan gugus-


gugus sejenis).
H3C CH3 H3C H
C=C C=C
H H H CH3
Cis – 2 – butena trans – 2 – butena

6. Reaksi-Reaksi Pada Hidro Karbon


6.1. Reaksi Oksidasi
Pada reaksi HK dengan oksigen yang menghasilkan gas CO2 dan H2O,
Contoh : C2H2 + O2 → CO2 + H2O (pada oksidasi alkohol → alkanol)
C2 H5OH → CH2=CH2 + H2O

6.2. Rekasi Adisi (pemutusan ikatan rangkap)


6.2.1. Reaksi alkena dengan halogen, menghasilkan Haloalkana.
R – CH = CH – R + X2 → R – CH – CH – R
| |
x x
6.2.2. Reaksi Hodrogenisasi alkena menghasilkan alkana.
R – CH = CH R + H – H → R – CH2 – CH2 – R

6.2.3 Reaksi adisi dengan asam Helida (HX).


R – CH = CH – R + H – X → R – CH – CH – R
| |
H X
Contoh : CH3 – CH2 – CH = CH2 + HCl →
Dalam hal ini berlaku hukum Markonikov, atom H dari asam akan berikatan pada karbon
rangkap yang lebih banyak mengandung H, maka:
CH3 – CH2 – CH = CH2 + HCl → CH3 – CH2 – CH – CH3
|
Cl
6.3. Reaksi Subsitusi
Merupakan reaksi peggantian/pertukaran suatu atom atau gugus atom oleh
atom/gugus atom lain.
CH3 CH3 + Cl2 → CH3 CH2Cl + HCl
Alkil halida

160
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
CH3 CH2 Cl + AgOH → CH3 CH2 OH + AgCl
Akohol
6.4. Reaksi Eleminasi
Merupakan kebalikan dari adisi.
+ NaOH
CH3 – CH – CH CH3 – CH = CH2 + HCl
| | ↑
H Cl
7. Senyawa Siklik
Pembahasan dibatasi oleh senyawa aromatik yang merupakan senyawa karbosiklik
yang rantai karbonnya tertutup/melingkar. Dari golongan senyawa ini yang penting adalah
naftalena C10 H8, antarsena C14H10 dan benzena C6H6 yang akan dijadikan bahasan dalam
modul ini. Jika rumus C6H6 dibandingkan dengan rumus molekul C6H14 akan tampak
sangat tidak jenuh, namun sebenarnya tidak demikian.
Dengan Brom, benzena tidak menjadi sr dengan seketika, berbeda dengan sifat-sifat HK
alafatik taj jenuh. Ternyata benzena tidak bersifat sebagai senyawa tak jeuh seperti pada
umumnya. Benzena dikenal hanya sebuah hasil monosubtitusi, jadi hanya ada sebuah
C6H5Cl, sebuah C6H5OH dsb. Maka semua atom H Dari benzena adalah seharga. Maka
disusunlah berbagai rumus bangun benzena yang mendukung sifat-sifat tersebut. Mula-
mula disusun berbagai RB sehingga diperoleh berupa segi enam beraturan dengan 3 ikatan
rangkap dua yang letaknya di antara dua ikatan tunggal, sbb: tempat 1 ikatan rangkap
berbah-ubah, kemudian dengan di traksi sinar x diketahui bahwa jarak antar atom-atom C
adalah sama (1,39 Angstrum) menunjukkan bahwa antara atom-atom C harusnya ada satu
jenis ikatan saja (bukan ikatan tunggal dan bukan ikatan rangkap). Karenanya disepakati
rumus benzena dinyatakan sebagai segienam beraturan dengan lingkaran di dalamnya.

══ ══

7.1. Pembuatan Benzena :


1. Dalam teknik dihasikan dari ter arang batu dengan jalan suling bertingkat.
2. Dalam sintetik diperoleh sebagai berikut:
a. Distalasi kering Ca-Benzonat dengan Ca(OH)2
(C6H5COO)2 Ca + Ca(OH)2 → 2C6H6 + CaCO3
b. Hidroksis asam benzenasulfonat dipanaskan dengan HCl.
C6H5SO3H + H2O → C6H6 + H2SO4
c. Etuna dialirkan melalui batang pipa panas pijar, membentuk C6H6
3C2H2 → C6H6
d. Distalasi fenol dengan debu Zn
C6H5OH + Zn → C6H6 → C6H6 + ZnO

161
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
7.2. Sifat-sifat :
a. Adisi Hidrogen
Benzena dapat diadisi hidrogen hanya jika dengan katalis tepat (Ni Pt).

+ 3H2 → CH2

CH2 CH2 sikloheksana


CH2 CH2
CH2
b. Nitrasi
Jika campuran HNO3 dan H2SO4 direaksikan dengan benzena, sebuah atom H
akan diganti dengan gugus nitro (- NO2).

+ HONO2 → - NO2 + H2O

c. Sintesa Friedel dan Crafts/Alkilasi


Benzena dicampurkan dengan alkil halogenida dan AlCl3 kering sebagai katalis,
-H - CH3
AlCl
+ Cl – CH3 3 + HCl
toloen

d. Halogenasi/Adisi Halogen
Merupakan reaksi subtitusi halogen terhadap hydrogen pada benzene
menggunakan pereaksi halogen dengan katalis FeCl3
FeCl3
+ Cl2 + HCl

7.3. Senyawa Turunan Benzena


Senyawa benzena memiliki 6 atom H. Jika salah satu atau lebih atom H pada benzena
digantikan (substitusi) dengan atom atau gugus lain (substituen), maka senyawa tersebut
dinamakan senyawa turunan benzena. Substituen yang berbeda mengakibatkan nama
senyawa turunan benzena yang berbeda demikian pula kegunaan dan tata nama senyawaan
tersebut.

162
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

Tata Nama Senyawa Turunan Benzena


Tata nama senyawa turunan benzena pada umumnya tidak begitu sistematis. Masing-
masing senyawa dikenal dengan nama trivialnya. Perhatikan penjelasan berikut ini.
1. Turunan benzena dengan satu substituen
a) Secara umum tata namanya adalah: nama gugus disebut di depan kemudian diikuti
nama benzena.
Nama substituen + benzena
Pada kenyataan lapangan, senyawa turunan benzena lebih banyak menggunakan nama
trivial. Gugus bervalensi satu yang diturunkan dari benzena disebut gugus fenil (C6H5—),
sedangkan yang diturunkan dari toluena (C6H5—CH3) disebut gugus benzil (C6H5—CH2—
).

163
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Berikut ini adalah beberapa turunan benzena mempunyai nama trivial yang sering
digunakan:
CH3 OH
O O
|| ||
-C–H - C - OH

Toulen fenol benzoldehida asam benzonat


OH CH3

O2N NO2 O2N NO2

Tri nitro fenol


NO2 NO2 Nama :
.............................?
Secara lengkap, turunan benzena dengan satu substituen ditunjukkan oleh tabel berikut:

2. Turunan benzena dengan dua substituen


Turunan benzena yang lebih dari satu substituen, atom C pada cincin benzena diberi nomor
seperti halnya pada rantai alifatik. Penomoran dimulai dari atom C yang mengikat gugus
substituen.

164
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

Jika terdapat substituen yang sejenis maka diberi awalan di –. Posisi antar gugus yang
terikat disebut posisi Orto (O-) bila posisi dinomor 1 dan 2; meta (m-) bila diposisi 1 dan 3;
para (p-) untuk 1 dan 4.
Secara lengkap, turunan benzena dengan dua substituen ditunjukkan oleh tabel berikut.

3. Turunan benzena dengan tiga substituen atau lebih.


Turunan benzena dengan tiga substituen atau lebih, posisi substituen dinyatakan dengan
angka. Prioritas penomoran substituen mengikuti urutan berikut.

Sama seperti hidrokarbon alifatik, penamaan tetap disusun menurut abjad.


Contoh:

4. Turunan benzena dengan gugus fenil (C6H5—) sebagai substituen pada molekul lain.
Jika sebuah cincin benzena terikat pada suatu rantai alkana bergugus fungsi atau pada
rantai alkana dengan 7 atom C atau lebih, maka cincin benzena itu dianggap sebagai
substituen.
165
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

7.4. Sifat Turunan Benzena dan Kegunaanya.


Sifat-sifat senyawa turunan benzena dapat kita lihat dari sifat fisis dan sifat kimianya.

7.4.1. Sifat Fisis


Sifat fisis senyawa turunan benzena bergantung dari jenis substituennya. Jenis
substituen menentukan kelarutan benzena dan turunannya. Sebagian besar, turunan
benzena tidak larut dalam air. Akan tetapi, turunan benzena dengan gugus yang sangat
polar seperti –OH dan –COOH memiliki kelarutan yang cukup baik dalam air.

7.4.2. Sifat Kimia


Keberadaan subtituen pada turunan benzena akan mempengaruhi kerapatan elektron
dari cincin benzena sehingga mempengaruhi laju reaksi.

o Subtituen seperti –OH, -NH2, dan OCH3 menyumbangkan kerapatan elektronnya


ke cincin sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat. Sebagai contoh, reaksi
anilina (C6H5 – NH2) tidak memerlukan katalis karena substituen –NH2-nya sangat
reaktif.
o Substituen seperti –COOH, -NO2, dan –SO3H cenderung menarik kerapatan
elektron dari cincin, sehingga reaksi akan berlangsung lebih lambat.
o Fenol merupakan senyawa bersifat asam, digunakan sebagai antiseptik (KARBOL)
Reaksi terhadap fenol:
1. Dengan asam nitrat membentuk trinitrofenol (asam pikrat) digunakan
sebagai bahan
peledak.
2. Dengan natrium (atom logam alkali lain) menghasilkan fenoksida/gas H2.
C6H5OH + Na → C6H5ONa + H2
o Alkil benzena bila dioksidasi menghasilkan asam benzoat.
CH2CH2CH3 COOH

+ 41/2 O2 → + 2CO2 + 3H2O

o Reduksi terhadap nitrobenzene menghasilkan anilina (untuk sintesa zat warna


textile).
o Asam benzonat atom garamnya digunakan sebagai pengawet makanan.
o Naftalena atau kapur barus yang digunakan sebagai pengharum pakaian.

7.4.3. Kegunaan Turunan Benzena


Sejumlah kegunaan senyawa turunan benzena secara detail disajikan pada tabel berikut:

166
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

8. Dampak Pembakaran Senyawa Hidrokarbon Terhadap Lingkungan Serta Cara


Mengatasinya.
Dampak pembakaran bahan bakar, dapat menyebabkan pencemaran lingkungan akibat
polutan yang ditimbulkannya, sehingga perlu pengawasan yang ketat semua pihak terkait.
Pembakaran senyawa hidrokarbon antara lain berdampak pada bidang:

8.1. Ekosistem dan lingkungan


Reaksi pembakaran hidrokarbon yang melibatkan oksigen akan menghasilkan panas
yang tinggi. Panas tersebut akan menimbulkan pemecahan rantai menghasilkan
hidrokarbon rantai pendek dan atau partikel karbon. Gas hidrokarbon dapat bercampur
dengan gas buangan lainya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet).
Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel.
Hidrokarbon dapat bereaksi dengan NO2 dan O2 menghasilkan PAN (peroxy acetyl
nitrates).
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil juga melepaskan gas-gas
antara lain: CO2, CO, NO,NO2, dan sulfur dioksida yang menyebabkan pencemaran udara
hingga hujan asam dan pemanasan global.
Emisi NOx adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara setengah dari konsentrasi gas
tersebut merupakan hasil kegiatan manusia (pembakaran fosil), dan sisanya merupakan

167
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
hasil proses alami. Di udara gas NOx berubah menjadi asam nitrat yang dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi SO2 adalah pelepasan gas SO2 ke udara hasil
pembakaran fosil dan peleburan logam. Gas tersebut juga memiliki dampak besar
terjadinya hujan asam. Adapun Smog merupakan pencemaran udara oleh sebab tingginya
kadar gas NOx, SO2, O3 di udara. Smog dapat menimbulkan sesak nafas, batuk, dan
menghalangi jangkauan pandangan. Emisi CO2 dapat berdampak terjadinya efek rumah
kaca dan pemanasan global, dan perubahan iklim.

8.2. Kesehatan
Beberapa dari bahan pencemar merupakan senyawaan yang bersifat karsinogenik
dan mutagenik, seperti etilen, formaldehid, benzena, metil nitrit, dan hidrokarbon
poliaromatik (PAH). Emisi kendaraan bermotor yang mengandung senyawa karsinogen
diperkirakan dapat menimbulkan tumor pada organ lain selain paru. Hidrokarbon di udara
dapat bereaksi dengan bahan-bahan lain membentuk plycyclic aromatic hidrocarbon
(PAH) yang banyak dijumpai pada area industri dan dapat menimbulkan kanker.

9. Pengendalian Dampak Pembakaran Senyawaan Karbon


9.1. Pencegahan
Hidrokarbon sebagai senyawa yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-
hari tentu menjadi dilema ketika dampak penggunaanya membahayakan bagi kehidupan
itu sendiri. Namun pada dasarnya, pengolahan yang tidak benar yang berakibat menjadi
polutan. Pencegahan dampak negatif hidrokarbon menurut Departemen Keshatan adalah:
a. sumber bergerak:
` ~ merawat mesin kendaraan bermotor dengan baik.
~ melakukan pengujian emisi secara berkala dan KIR kendaraan.
~ memasang filter pada kenalpot.
b. sumber tidak bergerak:
~ memasang scruber pada cerobong asap.
~ memodifikasi pada proses pembakaran.

9.2. Penanggulangan
Penanggulangan adalah langkah terakhir yang dapat dilakukan untuk meminimalisir
dampak negatif polutan penggunaan senyawaan karbon. Penanggulangan dapat berupa
penggantian peralatan yang memanfaatkan senyawaan karbon, mengatur sirkulasi udara
baik di rumah di industri, misalnya dengan LEV. Penggunaan masker, cek berkala
kesehatan secara konsisten juga disarankan guna menjaga kesehatan.

168
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi Diskusi-1
Menemukan sendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam penyajian slide
dan flash interaktif hidro karbon, prioritas terkait: (1) bagaimana kekhasan atom karbon,
pengelompokan hidrokarbon,tata nama, sifat, dan (2) bagaimana dampak pembakaran
hidro karbon terhadap lingkungan.

2. Materi Diskusi-2
(1) bagaimana menguji/mengidentifikasi keberadaan senyawaan karbon melalui
percobaan.

Referensi Prosedur percobaan:


1.Pembakaran/oksidasi
Dimasukkan masing–masing 5 tetes hidrokarbon yang sesuai: n-Heksana,
Sikloheksana,Toluena, Bensin, Minyak tanah senyawa pada kaca arloji. Dibakar
dengan korek api. Diamati api yang terbentuk dan warna asap masing–masing
senyawa uji dan dicatat.

2. Uji KMnO4
Diberi label tabung reaksi dengan senyawa yang akan di uji. Dimasukkan ke dalam
masing– masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang sesuai : n-Heksana, Sikloheksana,
Toluena, Bensin,Minyak tanah senyawa dan etanol. Ditambahkan tetes demi tetes
larutan 1% KMNO4 aqueous disertai pengocokan setiap penetesan. Dihitung jumlah
tetesan larutan KMNO4 hingga warnanya tetap ada dan tidak hilang, jangan
ditambahkan lebih dari 10 tetes dan dicatat.

3.Uji H2SO4
Diberi label tabung reaksi dengan senyawa yang akan di uji. Dimasukkan ke dalam
masing–masing tabung 1mL : 20 tetes hidrokarbon yang sesuai: n-Heksana,
Sikloheksana, Toluena, Bensin, Minyak tanah. Dilakukan percobaan satu persatu
ditiap tabung. Ditambahkan 12 tetes H2SO4 pekat pada tabung. Dipegang tabung dan
dirasakan apakah terjadi perubahan suhu.
Diamati apakah larutan menjadi homogen atau terjadi perubahan diwarna serta
dicatat.

4.Uji HNO3
Diberi label tabung reaksi dengan senyawa yang akan diuji. Dimasukkan ke dalam
masing– masing tabung 1 mL H2SO4 pekat dan 0,5 mL (10 tetes) HNO3 pekat,
didinginkan, ditambahkan 5 tetes hdrokarbon yang sesuai: n-Heksana, Sikloheksana,
Toluena, Bensin, Minyak tanah. Dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air
selama 10 menit, sesekali diaduk dengan cara menggoyangkan tabung. Dituangkan
isi tabung ke dalam gelas piala yang telah diberisi pecahan es batu. Dilakukan
percobaan satu persatu tiap tabung dan diamati.

169
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Data pengamatan.1 Pembakaran/oksidasi
No Sample Nyala api dan warna asap Hasil
1 n-heksana
2 sikloheksana
3 minyak tanah
4 bensin

Data pengamatan.2 uji H2SO4 (12 tetes)


No Nama zat Warna Suhu
1 Sikloheksana
2 Olive oil
3 Bensin
4 Minyak tanah
5 n-heksana

Data pengamatan uji.3 KMnO4 (1 tetes)


No Nama zat + KMnO4 (tetes) Hasil
1 sikloheksana 1
2 Olive oil 1
3 Bensin 1
4 Minyak tanah 1
5 n-heksana 1

Data pengamatan.4 uji HNO3


No Nama zat Hasil
1 sikloheksana
2 Olive oil
3 Bensin
4 Minyak tanah
5 n-heksana

2. Materi Tugas (Tugas Terstruktur PTT. Problem based learning)


Nomor Kd MATERI TUGAS ALOKASI
WAKTU
1 4.9 Merancang percobaan yang menunjukkan 1 minggu
keberadaan komponen utama senyawa karbon (C,
dan H) dalam berbagai senyawaan karbon dalam
kehidupan sehari-hari. (dikonsultasikan 1 hari
sebelum pelaksanaan praktikum)

170
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
3. Materi Tugas (Tugas Tidak Terstruktur PMTT. Project based learning)
NO Tahapan Materi tugas Alokasi
waktu
1 1. pertanyaan mendasar Susun kegiatan projek penanggulangan Ditentukan
2. desaian rencana proyek dampak negatif penggunaan hidrokarbon oleh
3. jadwal di lingkungan sekitar. kesanggupa
4. monitor progres proyek n peserta
5. menguji hasil didik
6. evaluasi pengalaman

4. Latihan Penilaian Harian-1


1. Beri nama senyawaan berikut:
a. C – C – C – C – C = …………..
|
C
|
C
b. C = C – C – C – C = ………………..
|
C
C
|
c. C = C – C – C = ………………..
|
C
2. Tentukan jenis reaksi dari reaksi-reaksi berikut :
a. C2 H6 + O2 → CO2 + H2O
b. C2H4 + Cl2 → C2H4Cl2
c. C2H6 → CH2 = CH2 + H2
d. CH4 + Cl2 → CH3- Cl + H- Cl
e. CH2 = CH – CH2 – CH3 + HCl → CH3 – CHCl – CH2 – CH3
3. Susun struktur dari :
a) O – nitrofenol
b) Asam m- hdroksi benzonat
c) P- dikloro benzena

171
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
4. a. Beri nama senyawa berikut :
OH CH3 COOH OH

Cl

OH NH2 OH
b. Susun isomer dari struktur dan geometri untuk C2H4Cl2

5. Apa yang dimaksud dengan reaksi berikut:


a) reaksi adisi c) reaksi halogenasi
b) reaksi eleminasi d) reaksi subtitusi

6. Tulis rumus struktur dari:


a. 2 – metil pentane atom iso heksana
b. 4 – metil – 2 – pentena
7. Tunjukan:
a. polimerisasi dari 1,3 butadiena
b. isomer geometri dari 2-butena
8. a.Selesaikan reaksi : CH3 – CH2 – CH = CH2 + HCl →
b. Kemukakan perihal kekhasan atom karbon

9. Selesaikan: + Cl2 FeCl3

10.Kemukakan gagasan mengenai cara mengantisipasi dampak pembakaran


terhadap senyawaan karbon di lingkungan tempat tinggal.

5. Latihan PH-2
1. Diketahui beberapa sifat kimia sebagai berikut:
1. sukar larut dalam air
2. atomnya hanya dapat disubstitusi oleh halogen
3. dapat dijadikan bahan bakar
4. ikatannya tak jenuh
5. rumus umumnya CnH2n+2
Yang merupakan sifat-sifat alkana adalah…
a.1, 2, 3, 4 d. 1, 3, 4, 5
b.1, 2, 3, 5 e. 2, 3, 4, 5.
c.1, 2, 4, 5
2 . Yang sama dari kedua senyawa berikut adalah….
1. CH3−CH2−CH2−CH3
2. CH3−CH(CH3)2
a. titik didihnya
b. titik lelehnya

172
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
c. rumus empirisnya
d. persen komponen
e. kelarutannya
3 Pada pembakaran hidrokarbon menghasilkan zat-zat ….
a. CO d. NO2
b. CO2 e. CO2 dan H2O
c. H2O
4 . Senyawa di bawah ini yang dapat diramalkan memiliki titik didih tertinggi
adalah….
a. CH3−CH(CH3)−CH3
b. CH3−CH2−CH2−CH3
c. CH3−CH2−CH(CH3)−CH3
d. CH3

CH3─ C ─ CH3

CH3
e. CH3−CH2−CH2−CH2−CH3
5. Di antara senyawa berikut yang mempunyai titik didih terendah adalah….
a. propena d. 1-hexena
b. 1-butena e. 1-heptena
c. 1-pentena
6 . Rumus molekul berikut yang mempunyai titik didih paling tinggi adalah ….
a. C5H8 d. C6H12
b. C5H10 e. C6H14
c. C5H12
7 . Hidrokarbon berikut yang dapat mengalami reaksi substitusi adalah….
a. C2H2, C2H4, C2H6
b. C3H4, C3H6, C3H8
c. C2H6, C3H8, C4H10
d. C3H6, C4H8, C4H10
e. C3H8, C4H8, C4H10
8 . Suatu hidrokarbon mengandung tiga atom karbon dan dapat bereaksi dengan
HBr menghasilkan 2-bromopropana (CH3−CHBr−CH3). Hidrokarbon tersebut
adalah….
a. Propane d. propadiena
b. Propena e. butena
c. propuna
9 . Reaksi berikut ini yang merupakan reaksi substitusi adalah ….
a. CH2 ═ CH2 + HCl → CH3CH2Cl
b. CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
c. C10H22 → C6H12 + C4H10
d. C2H6 + Br2 → C2H5Br + HBr
e. CH4 → C2H2 + 3H2
10. Senyawa hidrokarbon yang dapat mengalami reaksi adisi adalah ….
a. iso pentana
b. n – pentana
c. 3- metil- 1- pentena

173
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
d. 3- metil- pentana
e. 2,2- dimetil butana
11. Hasil adisi HBr terhadap 2-metil-2 -butena adalah….
a. 2- bromo -2-metil butana
b. 3- bromo -2-metil butana
c. 3- bromo -3-metil butana
d. 2- metil- 3- bromo butana
e. 2- bromo -2- metil butane
12. Senyawa berikut yang dapat mengalami reaksi adisi adalah ….
a. CH3CHCHCH3
b. CH3CH(CH3)CH3
c. CH3CH2CH2CH3
d. CH3C(CH3)2CH3
e. CH3CH(CH3)CH(CH3)2
13. Reaksi adisi gas hydrogen dengan senyawa alkuna menghasilkan senyawa….
a. alkana d. alkil
b. alkena e. alkadiuna
c. alkuna
14. Reaksi adisi 2-butuna dengan gas hidrogen menghasilkan…
a. 2 - butena
b. 2 – butadiena
c. 2 - butadiuna
d. 2- metil propana
e. 2- metil propena
15. Reaksi berikut yang merupakan reaksi adisi adalah….
a. CH4 + Cl2 → CH3Cl +HCl
b. CH4 + O2 → CO2 + H2O
c. C2H4 + Cl2 → C2H4Cl2
d. C2H4 + Cl2 → C2H2Cl2
e. CH4 + Cl2 → CH3Cl
16. Asap kendaraan bermotor antara lain mengandung gas CO, CO2, uap air, sisa
hidrokarbon dan partikel timah hitam. Bahan yang sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia adalah…
a. CO dan CO2
b. CO dan uap air
c. CO2 dan sisa hidrokarbon
d. CO dan partikel timah hitam
e. CO2 dan partikel timahhitam
17. Karbon monoksida (CO) merupakan gas beracun karena….
a. gas CO dapat berikatan dengan hemoglobin membentuk COHb
b. gas CO dapat larut dalam air membentuk CO2 dan H2
c. gas CO mudah bereaksi dengan udara membentuk CO2
d . gas CO berbau busuk dan menusuk
e. gas CO adalah gas yang reaktif dan mudah bereaksi dengan zat lain.
18. Salah satu kekhasan atom karbon adalah dapat membentuk rantai
karbon yang tunggal dan bercabang seperti digambarkan:

174
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
C C C C C
C C C C C
C C
Dalam struktur rantai karbon di atas, jumlah atom C primer, sekunder, tersier,
dan kuarterner berturut-turut adalah ...
a. 5, 3, 2 dan 2
b. 6, 3, 2 dan 2
c. 6, 2, 2 dan 2
d. 7, 1, 3 dan 1
e. 7, 2, 3 dan 2
19. Menghidupkan mesin dalam garasi tertutup adalah berbahaya karena di sana ada
gas berbahaya hasil pembakaran bensin yang tidak sempurna yaitu..
a. gas nitrogen
b. gas oksigen
c. gas belerang oksida
d. gas karbon dioksida
e. gas karbon monoksida
20. Nama yang tepat untuk senyawa dengan rumus struktur (CH3)3CCH(C2H5)2
adalah…
A. 2,2-dimetil-3-etil pentana
B. 4,4-dimetil-3-etil pentana
C. 3-etil-2,2-dimetil pentana
D. 3-etil-4,4-dimetil pentana
E. 3-etil-2-metil heksana
21. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan tata nama senyawa karbon adalah…
A. 3-etil-1-butena D. 3,3-dimetil butana
B. 2-etil-3 metil butana E. 3,3-dimetil-1-butena
C. 2,2-dimetil-3-butena
22. Keisomeran cis-trans dapat terjadi pada senyawa
A. CH3CH2CH=CH2 D. (CH3)2C=C(CH3)2
B. C2H5CH=CHC2H5 E. CHCl=CCl2
C. CH2=CH2
23. Pada pembakaran sempurna 1 mol gas hidrokarbon jenuh memerlukan 8 mol gas
oksigen.Rumus molekul hidrokarbon tersebut adalah…
A. C3H6 B. C3H8 C. C2H4 D. C3H6 E. C5H12
24. Sebanyak 10 ml gas hidrokarbon dibakar sempurna memerlukan 25 ml gas
oksigen dan menghasilkan 20 ml gas CO2. Rumus kimia hidrokarbon tersebut
adalah…
A. CH4 D. C3H6
B. C2H2 E. C3H8
C. C2H4
25. Nama senyawa di bawah ini adalah ….
A. m – bromofenol
OH
B. o-bromofenol
C. p-bromofenol
D. o-bromobenzol
E. o-bromobenzil alkohol
175
Br
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

F. Konfirmasi Orang Tua/Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-9

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindak lanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_____________________ _____________________
Nama Terang Nama Terang

176
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran-10
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.10. Menganalisis proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak
bumi serta kegunaannya-C4
4.10. Menyajikan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
serta kegunaannya-K5

B. IPK
3.10.1. Menelaah proses pembentukan minyak bumi - C4
3.10.2. Menguraikan komponen-komponen minyak bumi – C2
3.10.3. Mengidentifikasi kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi – C2
3.10.4. Mengonsepkan peningkatan kualitas bahan bakar bensin yang ramah lingkungan
C3
3.10.5. Menelaah dampak pembakaran minyak bumi dan cara mengatasinya– C4
3.10.6. Menelaah proses pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi –C4
3.10.7. Menelaah konsep terkait petro kimia –C4
4.10.1. Memanipulasi diagram proses pemisahan minyak bumi – P2
4.10.2. Menyajikan proses teknik pemisahan minyak bumi dan kegunaanya (menyaji-K5)

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui penyajian flash interaktif ―minyak bumi‖ siswa dapat:
3.10.1.1. Menelaah proses pembentukan minyak bumi dengan benar - C4
3.10.2.1. Menguraikan komponen-komponen minyak bumi dengan benar – C2
3.10.3.1. Mengidentifikasi kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi dengan benar – C2
3.10.4.1. Mengonsepkan peningkatan kualitas bahan bakar bensin yang ramah
lingkungan dengan benar – C3
3.10.4.2. Menguraikan dampak negatif penggunaan TEL dalam bahan bakar bensin
dengan benar – C2
3.10.5.1. Menelaah dampak pembakaran minyak bumi dengan benar –C4
3.10.5.2. Mengimplementasikan cara mengatasi dampak negatif pembakaran minyak
bumi dengan benar – C3
3.10.6.1. Menelaah proses pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi dengan benar –C4
3.10.7.1. Menelaah hal terkait petro kimia dengan benar –C4
4.10.1.1. Memanipulasi diagram proses pemisahan minyak bumi dengan benar – P2
4.10.1.2. Menyajikan proses teknik pemisahan minyak bumi dan kegunaanya dengan
benar K5

D. Materi Pembelajaran
Konsep syarat: Konsep syarat: struktur atom, ikatan kimia, Hidrokarbon

1. Pendahuluan
Minyak bumi yang dihasilkan tambang masih berupa minyak mentah yang berbentuk
cairan pekat warna hitam, sebagian besar terdiri dari senyawa HK seperti :
a. alkana, ditemukan sebagian besar tergolong rantai lurus n- oktana dan rantai
cabang iso- oktana (2, 2, 4 – trimetil pentana), tunjukkan rumus strukturnya.

177
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
b. SIKLO alkana, banyak ditemukan dalam bentuk SIKLO pentana yaitu ametil–
siklo pentana dan etil – siklo heksana (rumus struktur).
c. HK aromatik, berupa Benzena dan etil benzena (rumus bangun).
d. Senyawa lain selain HK.
Berupa belerang R – S – H alkanation dan R – S – R tio alkana 0,01 – 0,7%, nitrogen 0,01
– 0,9 %, oksigen (gas karboksida) 0,06 – 0,4% dan orfanologam (vanadium dan nikel).

2. Terbentuknya Minyak Bumi


Menurut teori pelapukan/pembusukan, bahan minyak bumi terbentuk jutaan tahun lalu
dari makhluk hidup di bawah tekanan dan suhu tinggi, yang kemudian berubah menjadi
petroleum yang terkumpul dalam pori-pori batu kapur/pasir. Dengan daya kapiler dapat
bergerak ke permukaan dan jika terhalang batuan tidak berpori terjadi akumulasi minyak
(perangkap minyak). Dalam perangkap tersebut gas alam berada di permukaan minyak,
sedang air di bawah minyak. Jika akumulasi minyak di temukan dalam jumlah besar maka
dapa,t dilakukan pengeboran rotasi (bir putaran) hingga menembus lapisan minyak,
tekanan gas yang tinggi akan menekan minyak ke atas. Minyak bumi tergolong SDA yang
tidak dapat diperbarui, penghematan dalam pemakaian serta penemuan bahan bakar
akternatif sangat diperlukan demi kepentingan geberasi mendatang.

3. Fraksi Minyak Bumi


Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi mentah belum
bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar rumah tangga/motor/idustri, harus diolah untuk
dipisahkan menjadi fraksi-fraksinya. Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks
dengan komponen utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik,
dan senyawa anorganik. Meskipun kompleks, namun ada cara mudah untuk memisahkan
komponen-komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini
disebut distilasi bertingkat. Proses destilasi dikerjakan dengan menggunakan
kolom/menara destilasi. Pada kolom tersebut tedapat plat-palat pada jarak tertentu yang
mempunyai sejumlah bubble cup (cungkup gelembung udara). Plat-plat tersebut
mempermudah pemisahan berbagai fraksi dengan trayek suhu berbeda-beda. Dalam proses
distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni,
melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran
titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan
isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan. Dalam pergerakannya,
uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana
uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu
kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi. Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Mula-mula minyak mentah dipanaskan hingga 350oC, kemudian dipompa ke dalam
kolom destilasi, sebagian menguap ke atas melalui bubble cup dan sebagian mencair,
sebagian lagi bergerak ke atas dan mengalami pencaiaran pada plat-plat bagian atas, uap
yang tidak mencair akan keluar sebagai gas melalui menara/ kolom bagian atas.
Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil
dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan
pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari
gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan
menjadi: (1) minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah), dan (2) minyak

178
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi,
memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh. Dalam pergerakannya,
uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana
uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu
kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa
dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas menara.
Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak
lainnya untuk proses konversi.

Gambar distilasi bertingkat

Sebagai berikut adalah fraksi minyak bumi dan pengolahanya:


1. C1 – C4 pada suhu 0oC – 70oC, sering disebut gas basah (metana, etana, propane,
butane, dan iso butana), digunakan sebagai bahan bakar setelah dicairkan pada suhu
tinggi (LNG).
2. C4 – C7 pada suhu 70oC - 140 oC. (Bensin), untuk bahan bakar kendaraan, untuk
efisiensi pembakaran yang tinggi, ditambah zat-zat lain.
3. Nafta C7 – C11 pada suhu 140 oC - 180 oC, disebut juga bensin berat, digunakan
untuk bahan bakar industri, pembuatan senyawa aromatik.
4. Kerosin (m. tanah) C11 - C14 pada suhu 180 oC - 250 oC, digunakan untuk bahan
bakar rumah tangga dll.
5. Solar/M. Diesel C14 – C16 pada suhu 250 oC - 350 oC, digunakan sebagai bahan
bakar mesin diesel.
6. Residu, di atas C17 pada suhu 350 oC berupa minyak pelumas, paraffin dan aspal.

4. Gasoline (Bensin)
Bensin merupakan koponen yang dihasilkan dari minyak bumi yang penggunaannya
sangat luas terutama di bidang transportasi. Efisiensi hasil pembakaran berhubungan
dengan struktur HK yang terkandung dalam bensin.
Dalam bensin terdapat dua senyawa HK yang merupakan komponen utama yaitu n-
heptana dan isooktana ;

179
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
C – C – C – C – C – C – C dan

C
|
C–C–C–C–C
| |
C C
Pada proses pembakaran HK rantai lurus biasanya tidak terbakar dengan sempurna
(kurang efisien) karena energi hasil Dari pembakaran banyak tebuang sehingga panas
bukan kerja.
Untuk menyatakan mutu bensin sebagai bahan bakar berkompresi tinggi dipakai istilah
bilangan oktan. Angka oktan menyatakan banyaknya ketukan yang terjadi. Efisiensi
pembakaran ditandai dengan adanya letupan/ketukan pada mesin silinder (piston). Letupan
yang tidak diinginkan disebut knocking yang terjadi akibat bahan bakar terlalu cepat
terbakar sehingga timbul ledakan dalam silinder dan mendorong piston dengan keras.
Untuk kenaikan bilangan oktan dilakukan proses cracking dengan mengubah rantai
lurus menjadi cabang. Juga dapat dengan menambah zat aditif guna menurukan knocking
dengan bahan anti knocking yang terutama adalah tetraethyl lead (TEL), penambahan TEL
dapat meningkatkan nilai oktan hingga 80–98%. Sebagai pembanding dalam menentukan
bilangan oktan suatu bahan bakar adalah n- heptana dan iso oktana, bilangan oktan
merupakan perbandingan antara n- heptana dan iso-oktana. N-heptana nilai oktan = 0
sehingga zat ini menimbulkan knocking.
Jika suatu bensin dipakai pada mesin menimbulkan knocking yang ditimbulkan oleh
campuran 60% iso oktana – 40% n- heptana, maka bensin tersebut mempunyai bilangan
oktan 60.
Penggunaan TEL tidak ramah lingkungan (gas buang debu PBr, dapat menghambat
kerja enzim pertumbuhan) dan digantikan metyl tersier butyl eter (MTBE). Campuran
bensin premium dengan MTBE disebut bensin PREMIX. Premix 94, artinya bensin dengan
bilangan oktan 94 dengan kandungan MTBE 20%.
Aditif lainnya adalah benzena, etanol dan tersier butyl alcohol (TBA).

C2H5OH
C2H5 CH3
| |
C2H5 – Pb – C2H5 CH3 – C – O – CH3
| | CH3
C2H5 TEL CH3 |
CH3 – C – OH
MTBE |
CH3 ...........?

180
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi Diskusi-1
1. Bagaimana terbentuknya minyak bumi dan kegunaanya,
2. Bagaimana menentukan (bilangan oktan) kualitas bahan bakar bensin,
3. Bagaimana upaya peningkatan bilangan oktan bahan bakar bensin
4. Apa saja jenis/ komponen yang terkandung dalam minyak bumi
5. Bagaimana dampak pembakaran minyak bumi dan cara mengatasinya

2. Materi diskusi-2
1. Bagaimana proses pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi,
2. Apa kegunaan masing-masing komponen hasil pemisahan minyak bumi,
3. Bagaimana meningkatkan kualitas bahan bakar bensin ramah lingkungan
4. Produk apa yang dihasilkan dari petro kimia, apa kegunaanya, dan
bagaimana proses produksinya

3. Materi Tugas (Tugas Terstruktur PTT).

Jenis Penilaian KD MATERI TUGAS ALOKASI


Materi Pokok WAKTU
1. Kd.4.6 1.Membuat diagram proses 1 minggu
.Produk/keterampilan Menyajikan distilasi bertingkat pemisahan
konkrit- kembali proses minyak bumi. Dan spesifikasi
membuat/manipulasi- pembentukan masing-masing komponen.
P2 dan teknik (produk/keterampilan
pemisahan konkrit)
fraksi-fraksi
2. Keterampilan minyak bumi 2. menyusun telaah perihal
abstrak serta petrokimia
menalar K4 kegunaannya.

3. Materi Tugas (Tugas Tidak Terstruktur PMTT)

NO KD MATERI TUGAS ALOKASI


Materi pokok WAKTU
1 Gunakan sumber belajar internet untuk Ditentukan oleh
KD.3.6; 4.6 menyusun sebuah kajian dan kemukakan kesanggupan
gagasan mengenai sumber energi terbarukan peserta didik
yang ramah lingkungan.

4. Latihan Penilaian Harian-1

1. Proses apa yang dilakukan untuk pemisahan minyak bumi menjadi komponen-
komponennya? (Jelaskan tahap-tahap proses tersebut)

181
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
2. Uraikan 5 produk yang dibuat dari minyak bumi.
4. Rumuskan cara menentukan bilangan oktan, dan apa yang dimaksud dengan knocking?
5. Uraikan dampak penggunaan TEL, dan berikan 1 contoh zat aditif ramah lingkungan
yang disarankan pada peningkatan angka oktan bensin
6. Uraikan proses pembentukan minyak bumi
7. Susun tabel komponen minyak bumi hasil distilasi berdasar perbedaan titik didih
8. Berikan contoh sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan
9. Tuliskan struktur iso oktana
10.Uraikan proses craking pada pengolahan minyak bumi

5. Latihan PH-2
1. Pada penyulingan minyak mentah diperoleh data:
1) Pada pemanasan 140o – 180oC dihasilka nafta
2) Pada pemanasan 180o – 250oC dihasilkan kerosin
3) Pada pemanasan 250o – 350oC dihasilkan solar
Urutan fraksi minyak bumi dari yang paling ringan ke yang paling berat adalah ...
a. 1, 2, 3
b. 2, 3, 1
c. 3, 1, 2
d. 2, 1, 3
e. 3, 2, 1
2. Senyawa alkana yang bilangan oktannya paling rendah adalah ...
a. (CH3)2CHCH(CH3)CH2CH3
b. (CH3)2CHCH2C(CH3)2CH3
c. CH3(CH2)5CH3
d. CH3CH2CH(CH3)CH(CH3)2
e. CH3CH2C(CH3)2CH2CH3
3. Yang bukan fraksi minyak bumi adalah ...
a. LPG
b. LNG
c. Aspal
d. Bensin berat
e. Ligroin
4. Premix mempunyai nilai oktana 92, artinya ...
a. sama dengan campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana
b. merupakan bensin yang setara dengan campuran 92 liter isooktana dan 8% n-
heptana
c. bahan bakar yang setara dengan campuran 92% n-heptana dan 8% isooktana
d. sama dengan campuran 92 liter n-heptana dan 8 liter isookatana
e. merupakan bahan bakar yang setara dengan campuran 8% n-heptana dan 92%
isooktana
5. Senyawa hidrokarbon berikut yang titik didihnya tertinggi adalah ...
a. propana
b. etana
c. butana
d. heksana
e. pentana

182
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
6. Penyusun minyak bumi yang paling banyak adalah ...
a. siklo-alkana
b. alkena dan alkuna
c. alkana
d. hidrokarbon aromatik
e. alkohol
7. Fraksi minyak bumi diperoleh dengan cara …
a. Kristalisasi
b. Kromatografi
c. Filtrasi
d. Destilasi
e. Dekantasi
8. Proses dasar dalam industri Petrokimia yang bahan dasarnya dari minyak bumi adalah

a. pembakaran
b. cracking
c. destilasi
d. polimerisasi
e. hidrolisis
9. Untuk menaikkan bilangan oktan, pada bensin perlu ditambahkan zat aditif, yaitu …
a. CH2Br – CH2Br
b. C8H18
c. (C2H5)4Pb
d. C2H5OH
e. C6H6
10. Fraksi minyak bumi yang paling banyak digunakan sebagai bahan dasar industri
Petrokimia adalah …
a. LPG
b. Aspal
c. paraffin
d. residu
e. nafta
11. Yang bukan termasuk produk Petrokimia adalah ...
a. deterjen
b. insektisida
c. pembersih lantai
d. solar, bensin, kerosin
e. pelarut organik
12. Unsur yang tidak mungkin terdapat dalam minyak bumi adalah ….
a. H d. S
b. Ar e. C
c. O
13. Komponen utama minyak bumi adalah ….
a. alkana dan aromatik
b. alkana dan siklo alkana
c. alkana dan heterosiklik
d. siklo alkana dan aromatik
e. heterosiklik

183
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
14. Komponen utama bensin adalah….
a. metana dan etana
b. metana dan butana
c. butana dan heptana
d. heptana dan iso oktana
e. oktana dan iso oktana
15. Senyawa yang tergolong gas alam adalah….
a. metana dan etana
b. etena dan butena
c. propenadan butena
d. prapana dan butana
e. etana dan etuna
16. Diketahui beberapa zat :
1. LPG 4. alcohol
2. bensin 5. kerosin
3. solar
Yang merupakan hasil fraksi minyak bumi adalah….
a. 1,2,3 dan 4 d. 1,2,4 dan 5
b. 1,3,4 dan 5 e. 2,3,4 dan 5
c. 1,2,3 dan 5
17. Pemurnian minyak bumi dilakukan dengan cara distilasi bertingkat yaitu pemisahan
berdasarkan …
a. titik leleh d. ukuran partikel
b. titik cair e. suhu
c. titik didih
18. Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi dilakukan dengan cara….
a. kromatografi d. sublimasi
b. kristalisasi e. distilasi
c. filtrasi
19. Fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih terendah adalah….
a. LNG d. Premium
b. LPG e. Bensin
c. Kerosin
20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan pada suhu 175o sampai 300o adalah….
a. bensin
b. kerosin
c. solar
d. pelumas
e. lilin
21. Urutan fraksi minyak bumi dari yang ringan ke berat adalah….
a. bensin, solar, dan kerosin
b. bensin, kerosin, dan solar
c. kerosin, solar dan bensin
d. kerosin, bensin dan solar
e. solar, kerosin dan bensin

184
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
22. Berikut ini adalah data hasil penyulingan minyak bumi :

Banyaknya Titik didih


Atom C
1. 1 – 4 Di bawah 40oC
2. 5 – 10 40oC - 180oC
3. 11 – 12 180oC - 250oC
4. 13 – 25 250oC – 350oC
5. 26 - 28 di atas 350oC
Berdasarkan data di atas, hasil penyulingan minyak bumi yang biasa dipergunakan sebagai
bahan bakar kendaraan bermotor adalah….
a. 1 dan 3 d. 2 dan 5
b. 1 dan 4 e. 3 dan 5
c. 2 dan 4
23. Berikut ini data hasil penyulingan bertingkat minyak bumi:

Jumlah atom Titik didih


fraksi
C (oC)
1 1–4 < 40
2 5 – 10 40 -180
3 11 – 12 160 – 250
4 13 – 25 220 – 350
5 26 – 28 > 350

Fraksi nomor 4 biasa digunakan untuk….


a. bahan bakar kendaraan bermotor
b. bahan bakar mesin diesel
c. bahan baku pembuatan lilin
d. bahan baku pembuatan pupuk
e. bahan baku pembuatan aspal.
24. Mutu bensin dinyatakan dengan angka oktan . Senyawa karbon yang mempunyai
angka oktan 100 adalah….
a. iso – oktana
b. n – butana
c. n – heptana
d. tetra etil timbal (IV)
e. nafta
25. Untuk menaikkan mutu bensin dapat dilakukan dengan menambahkan suatu zat
tertentu dalam jumlah relatif sedikit, zat itu adalah ….
a. LNG
b. Avtu
c. 2,2,3- trimetil pentana
d. Pb(C2H5)4
e. Iso oktana
26. Bensin premium mempunyai bilanapgan oktan 88 artinya:
a. campuran 12% iso oktana dan 88% n- heptana
b. campuran 12% n- heptana dan 88% iso oktana
c. campuran 92% iso oktana dan 8% n- heptana

185
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
d. campuran 92% n- heptana dan 8% iso oktana
e. campuran 80% iso oktana dan 8% n- heptana
27. Asap kendaraan bermotor antara lain mengandung gas CO, CO2, uap air, sisa
hidrokarbon dan partikel timah hitam.
Bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia adalah…
a. CO dan CO2
b. CO dan uap air
c. CO2 dan sisa hidrokarbon
d. CO dan partikel timah hitam
e. CO2 dan partikel timahhitam
28. Karbon monoksida (CO) merupakan gas beracun karena….
a. gas CO dapat berikatan dengan hemoglobin membentuk COHb
b. gas CO dapat larut dalam air membentuk CO2 dan H2
c. gas CO mudah bereaksi dengan udara membentuk CO2
d . gas CO berbau busuk dan menusuk
e. gas CO adalah gas yang reaktif dan mudah bereaksi dengan zat lain.
29. Kadar CO diudara yang masih aman adalah sampai 100 ppm .
Jika dinyatakan dalam persen berarti batas aman adalah…
a. 1 % d. 0,001 %
b. 0,1 % e. 0,0001 %
c. 0,01 %
30. Menghidupkan mesin dalam garasi tertutup adalah berbahaya karena di sana ada gas
berbahaya hasil pembakaran bensin yang tidak sempurna yaitu..
a. gas nitrogen
b. gas oksigen
c. gas belerang oksida
d. gas karbon dioksida
e. gas karbon monoksida
31. Untuk mengurangi pencemaran udara oleh gas CO dilakukan dengan ….
a. menghentikan penggunaan bahan bakar minyak
b. mencampur bensin dengan solar
c. merelokasi pabrik
d. memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan
e. menggunakan bensin bertimbel.
32. Jika bensin terbakar tidak sempurna maka akan menghasilkan jelaga (arang atau
karbon) sehingga asap kendaraan bermotor menjadi hitam. Reaksi yang benar
ditulis….
a. bensin + oksigen → C (s) + CO(g) + CO2(g) + H2O(g)
b. bensin + oksigen → CO(g) + CO2(g) + H2O(g)
c. bensin + oksigen → CO2 (g) + H2O(g)
d. bensin + oksigen → CO(g) + H2O(g)
e. bensin + oksigen → C (s) + CO(g) + H2O(g)
33. Senyawa siklo heksana banyak digunakan untuk membuat….
a. kertas d. plastik
b. nylon e. PVC
c. karet

186
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
34. Hasil dari penyulingan minyak bumi yang digunakan sebagai pelarut dan binatu (dry
cleaning) adalah….
a. eter petrolium
b. parafin
c. gasoline
d. nafta
e. avtur
35. Parafin salah satu dari hasil penyulingan minyak bumi yang digunakan untuk….
a. pelarut
b. pelumas
c. membuat lilin
d. membuat aspal
e. membuat sumber hidrogen

F. Konfirmasi Orang Tua/Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-10

No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindak lanjut


1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

_____________________ ________________
Nama Terang Nama Terang

187
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Pembelajaran-11
Alokasi waktu 2X3 JP

A. Kompetensi Dasar
3.11. Menganalisis struktur, tata nama, sifat, penggolongan dan kegunaan polimer-C4
4.11. Mengintegrasikan antara struktur, tata nama, sifat, penggolongan polimer dengan
kegunaan polimer dalam kehidupan sehari hari (analisis Kd, direkomendasikan
dengan kko menyajikan dengan dasar sulit untuk dipraktikkan di laborat sekolah
(kko menyajikan~ K5) keterampilan abstrak

B. IPK
3.11.1. Mengonsepkan struktur polimer – C3
3.11.2. Menelaah proses pembentukan polimer dan jenis polimerisasinya- C4
3.11.3. Menguraikan sifat-sifat polimer – C2
3.11.4. Menggolongkan polimer berdasar sifat terhadap panas,asal,dan jenis monomernya
C3
3.11.5. Menguraikan kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari – C2
3.11.6. Mengimplementasikan penggunaan tata nama polimer – C3
4.11.1. Menyajikan hubungan antara struktur, sifat, jenis polimerisasi, dan golongan
polimer dengan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari –(K5 keterampilan
abstrak)

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui penyajian flash interaktif ―polimer‖ siswa:
3.11.1.1. secara mandiri dapat mengonsepkan struktur polimer linier dengan benar – C3
3.11.1.2. secara bertanggung jawab dapat mengonsepkan struktur polimer bercabang
dengan benar – C3
3.11.1.3. secara kolaboratif dapat mengonsepkan struktur polimer 3D dengan benar – C3
3.11.2.1. secara bertanggungjawab dapat menelaah proses pembentukan polimer dengan
benar- C4
3.11.2.2. secara mandiri dapat menguraikan jenis polimerisasi dengan benar – C2
3.11.3.1. secara mandiri dapat menguraikan sifat-sifat polimer dengan benar – C2
3.11.4.1. secara kolaboratif dapat menggolongkan polimer berdasar sifatnya terhadap
panas dengan benar – C2
3.11.4.2. secara kolaboratifr dapat menggolongkan polimer berdasarkan asalnya dengan
benar – C2
3.11.4.3. dengan penuh tanggung jawab dapat menggolongkan polimer berdasarkan jenis
monomernya dengan benar – C2
3.11.5.1. secar kolaboratif dapat menguraikan kegunaan polimer dalam kehidupan sehari
-hari dengan benar – C2
3.11.6.1. secara mandiri dapat mengimplementasikan penggunaan tata nama dalam
pemberian nama polimer dengan benar – C3
4.11.1.1. dengan penuh tanggungjawab dapat menyajikan kaitan antara struktur, sifat,
jenis polimerisasi, dan golongan polimer dengan kegunaan dalam kehidupan
sehari-hari dengan benar – K5 (keterampilan abstrak)

188
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
D. Materi Pembelajaran
Konsep syarat: struktur atom, ikatan kimia, formula kimia

1. Konsep Dasar Ilmu Polimer


Makromolekul adalah molekul raksasa (giant) di mana paling sedikit seribu atom terikat
bersama oleh ikatan kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear, bercabang, atau
jaringan tiga dimensi.
Makromolekul dibagi atas dua material yaitu
1.1. Material biologis (makromolekul alam)
Contoh : karet alam, wool, selulosa, sutera dan asbes
2.1. Material non biologis (makromolekul sintetik)
Contoh : plastik, serat sintetik, elastomer sintetik
Material biologis dapat menunjang tersediaanya pangan dan dibahas dalam biokimia
sedang material non biologis mencakup bahan sintetik. Banyak makromolekul sintetik
memiliki struktur yang relatif sederhana, karena mereka terdiri dari unit ulangan yang
identik (unit struktural). Inilah sebabnya mereka disebut polimer.
Polimer sangat penting karena dapat menunjang tersedianya pangan, sandang,
transportasi dan komunikasi (serat optik). Saat ini polimer telah berkembang pesat.
Berdasarkan kegunaannya polimer digolongkan atas:
a. Polimer komersial (commodity polymers)
Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak
dipakai dalam kehidupan sehari hari. Kegunaan sehari-hari dari polimer ini
ditunjukkan dalam tabel 1.1
Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS),
polivinilklorida (PVC), melamin formaldehid
Tabel 1.1 Contoh dan kegunaan polimer komersial
Polimer komersial Kegunaan atau manfaat
Polietilena massa jenis Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel,
rendah(LDPE) barang mainan, botol yang lentur, bahan pelapis
Polietilena massa jenis Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi
rendah(HDPE) kawat dan kabel
Polipropilena (PP) Tali, anyaman, karpet, film
Poli(vinil klorida) (PVC) Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantaui,
isolasi kawat dan kabel
Polistirena (PS) Bahan pengemas (busa), perabotan rumah, barang
mainan

b. Polimer teknik (engineering polymers)


Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di
negara maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik
yang unggul dan daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai
dalam bidang transportasi (mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan
(pipa ledeng), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis,
komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi.
Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester
c. Polimer fungsional (functional polymers)
Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat
untuk tujuan khusus dengan produksinya dalam skala kecil.

189
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton,
polimer peka cahaya, membran, biopolimer
2. Definisi Polimer
2.1. Polimer
Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang
kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau
hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.
2.2. Monomer
Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Untuk contoh, etilena
adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi berikut).
Asam amino termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi polipeptida
dengan pelepasan air.
Reaksi :
Monomer polimerisasi polimer
monomer Unit Ulangan terikat secara
kovaken dengan unit ulangan lainnya

n H2C CH2 CH2 CH2


n
etilena Polimer polietilena
R O H R O
- H2O
n H2N C C OH N C C

H H n

asam amino polipeptida

Unit ulangan dapat memiliki struktur linear atau bercabang. Unit ulangan bercabang dapat
membentuk polimer jaringan tiga dimensi. Tabel berikut menunjukkan beberapa contoh
polimer, monomer, dan unit ulangannya.

Tabel Polimer, monomer, dan unit ulangannya

Polimer Monomer unit ulangan

Polietilena CH2 = CH2 - CH2CH2 –

poli(vinil klorida) CH2 = CHCl - CH2CHCl –

190
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

CH3 CH3
Poliisobutilena
CH2 C CH2 C

CH3 CH3

CH2 CH CH2 CH
polistirena

H - N(CH2)5C - OH - N(CH2)5C -
Polikaprolaktam (nylon-6)

H O H O

CH2 = CH - C = CH2 - CH2CH = C - CH2 -


Poliisoprena (karet alam)

CH3 CH3

3. Tata Nama (Nomenklatur)


Jumlah yang sangat besar dari struktur polimer menuntut adanya sistem tata nama
yang masuk akal. Berikut ini adalah aturan pemberian nama polimer vinil yang didasarkan
atas nama monomer (nama sumber atau umum), taktisitas dan isomer:

3.1. Nama monomer satu kata:


Ditandai dengan melekatkan awalan poli pada nama monomer
Contoh :
CH2 CH
Polistirena

polietilena CH2CH2

191
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

Politetrafluoroetilena
(teflon, merk dari du Pont) CF2CF2

3.2. Nama monomer lebih dari satu kata atau didahului sebuah huruf atau angka
Nama monomer diletakkan dalam kurung diawali poli
Contoh :
Poli(asam akrilat) CH2CH

CO2H

CH3
Poli(-metil stirena)
CH2C

CH2CH
Poli(1-pentena)

CH2CH2CH3

3.3. Untuk taktisitas polimer


- diawali huruf i untuk isotaktik atau s (sindiotaktik) sebelum poli.
Contoh : i-polistirena (polimer polistirena dengan taktisitas isotaktik)

3.4. Untuk isomer struktural dan geometrik


- Ditunjukkan dengan menggunakan awalan cis atau trans dan 1,2- atau 1,4-
sebelum poli. Contoh : trans-1,4-poli(1,3-butadiena)
IUPAC merekomendasikan nama polimer diturunkan dari struktur unit dasar, atau
unit ulang konstitusi (CRU singkatan dari constitutional repeating unit) melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Pengidentifikasian unit struktural terkecil (CRU).
2. Sub unit CRU ditetapkan prioritasnya berdasarkan titik pengikatan dan ditulis
prioritasnya menurun dari kiri ke kanan (lihat penulisan nama polistirena).

CH CH2

3. Substituen-substituen diberi nomor dari kiri ke kanan.


4. Nama CRU diletakkan dalam kurung biasa (atau kurung siku dan kurung biasa
kalau perlu), dan diawali dengan poli.

192
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
Tabel: Contoh pemberian beberapa nama polimer menurut sumber monomernya
danIUPAC

Nama Sumber Nama IUPAC


Polietilena Poli(metilena)
Politetrafluoroetilena Poli(difluorometilena)
Polistirena Poli(1-feniletilena)
Poli(asam akrilat) Poli(1-karboksilatoetilena)
Poli(-metilstirena) Poli(1-metil-1-feniletilena)
Poli(1-pentena) Poli[1-(1-propil)etilena]

Untuk tata nama polimer non vinil seperti polimer kondensasi umumnya lebih
rumit darpada polimer vinil. Polimer polimer ini biasanya dinamai sesuai dengan monomer
mula-mula atau gugus fungsional dari unit ulangan.

Contoh : nylon, umumnya disebut nylon-6,6 (66 atau 6/6), lebih deskriptif disebut
poli(heksametilen adipamida) yang menunjukkan poliamidasi heksametilendiamin (disebut
juga 1,6-heksan diamin) dengan asam adipat. Lihat gambar berikut:

n HO - C - (CH2)4 - C - OH + n H2N - (CH2)6 - NH2


asam adipat heksametilediamin

O O

C - (CH2)4 - C - NH - (CH2)6 - NH
n
nylon-6,6

Mengikuti rekomendasi IUPAC, kopolimer (polimer yang diturunkan dari lebih


satu jenis monomer) dinamai dengan cara menggabungkan istilah konektif yang ditulis
miring antara nama nama monomer yang dimasukkan dalam kurung atau antara dua atau
lebih nama polimer. Istilah konektif menandai jenis kopolimer sebagaimana enam kelas
kopolimer yang ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel Berbagai jenis kopolimer

Jenis kopolimer Konektif Contoh


Tak dikhususkan -co- Poli[stirena-co-(metil metakrilat)]
Statistik -stat- Poli(stirena-stat-butadiena)
Random/acak -ran- Poli[etilen-ran-(vinil asetat)]
Alternating (bergantian) -alt- Poli(stirena-alt-(maleat anhidrida)]
Blok -blok- Polistirena-blok-polibutadiena
Graft (cangkok/tempel) -graft- Polibutadiena-graft-polistirena

4. Polimerisasi: Proses pembentukan/terjadinya polimer dari monomer


4.1. Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan
molekul kecil (H2O, NH3), pelajari lebih lanjut pada butir 5.3.

Contoh : Alkohol + asam ester + air

193
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

HOCH2CH2OH + asam HOC - (CH2)4COH+ H2O

O O

4.2. Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan
rangkap diikuti oleh adisi monomer, pelajari lebih lanjut pada butir 5.3.

Contoh : H

n H2C = CH CH2 C

n
Cl Cl
vinilklorida polivinilklorida (PVC)

194
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
5. Klasifikasi Polimer

Berdasarkan jenis reaksi pembentukannya, jenis monomer penyusunnya, dan sifat-


sifat karakteristiknya, penggolongan polimer dinyatakan dalam skema berikut:

Polimer adisi
Berdasarkan
jenis reaksi Terbentuk dari reaksi polimerisa si adisi
polimerisasi

Polimer kondensasi
. Homo polimer
Berdasarkan Terbentuk dari reaksi polimerisasi kondensasi
jenis Terdiri dari monomer-monomer sejenis
Polimer monomer
penyusun

Kopolimer

Terdiri dari setidaknya 2 jenis monomer

Berdasarkan
Termoplas
sifat
karakteristik Bersifat lunak jika dipanaskan dan dapat
dicetak kembali menjadi bentuk lain

Termoset

Mempunyai bentuk permanen dan tidak


menjadi lunak jika dipanaskan

Elastomer

Bersifat elastis atau dapat mulur jika


ditarik dan dapat kembali ke bentuk
awal jika gaya tarik dihilangkan

5.1. Polimer diklasifikasikan atas dasar asalnya (sumbernya):


1. Polimer Alam:
 tumbuhan : karet alam, selulosa
 hewan : wool, sutera
 mineral
2. Polimer Sintetik:
 hasil polimerisasi kondensasi

195
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
 hasil polimerisasi adisi
5.2.Polimer diklasifikasikan atas dasar strukturnya:

1. Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat
gugus
substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam
keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer,
bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).

Rantai utama linear

Contoh :
Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal
sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan
nylon 66
2. Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan
pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama. Struktur polimer bercabang
diilustrasikan sebagai berikut:
Rantai utama
(terdiri dari atom-atom skeletal)

3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)


Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat
antara rantai, seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya di ―swell‖
(digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan
sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links)
makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup
tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan,
misalnya intan (diamond).
Ikatan kimia

Polimer linear dan bercabang memiliki sifat:


1. Lentur
2. Berat Molekul relatif kecil
3. Termoplastik

196
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

5.3. Berdasarkan jenis reaksinya ini, maka polimer dikelompokkan menjadi polimer
adisi dan polimer kondensasi.

a. Polimer Adisi
Polimer adisi terbentuk dari penggabungan monomer-monomer melalui reaksi
polimerisasi adisi yang melibatkan ikatan rangkap. Polimer merupakan satu-
satunya produk dari reaksi berikut ini:

monomer + monomer + monomer + ……… polimer

Contoh: reaksi pembentukan polietena, suatu polimer adisi yang terbentuk dari
reaksi polimerisasi adisi monomer-monomer etena sebagai berikut,

nH2C=CH2  n(...H2CCH2...)  H2C=CH2n

etena ikatan rangkap ter polietena

buka sehingga memung

kinkan molekul-molekul

di sisinya bergabung
b. Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terbentuk dari penggabungan monomer-monomer melalui
reaksi kondensasi di mana dilepas molekul kecil, seperti H2O, HCl, dan CH3OH.
Penggabungan terjadi antara gugus-gugus reaktif dari monomer-monomer.
monomer + monomer + monomer + …… polimer + molekul kecil

Gambar. Polimerisasi kondensasi melibatkan kedua gugus reaktif pada


monomer untuk
berikatan dengan monomer-monomer lainnya.

5.4. Polimer diklasifikasikan atas dasar jenis monomernya


1.Homopolimer
Jenis monomer dalam suatu polimer dapat sama ataupun berbeda. Berdasarkan hal
ini, polimer digolongkan menjadi:
1.a. Homopolimer, yaitu polimer yang terdiri dari monomer-monomer yang
sejenis. Contoh:
- Polietena dengan 1 jenis monomer yaitu etena.
- PVC dengan 1 jenis monomer yaitu vinil klorida

197
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
1.b. Kopolimer adalah suatu polimer yang dibuat dari dua atau lebih monomer
yang berlainan. Berikut ini adalah jenis jenis kopolimer yang terbentuk dari
monomer pertama (A) dan monomer ke dua (B).
1.b.1. Kopolimer blok
Kopolimer blok mengandung blok dari satu monomer yang dihubungkan
dengan blok monomer yang lain. Kopolimer blok biasanya terbentuk
melalui proses polimerisasi ionik. Untuk polimer ini, dua sifat fisik yang
khas yang dimiliki dua homopolimer tetap terjaga.

-A-A-A-A-A----------B-B-B-B-B-
A B n Poli(A-b-B)
m
1.b.2. Kopolimer graft (tempel/cangkok)
Kopolimer graft biasanya dibuat dengan mengikatkan bersama dua
polimer yang
berbeda. Untuk contoh, homopolimer yang diturunkan dari monomer A
dapat diinduksi untuk bereaksi dengan homopolimer yang diturunkan dari
monomer B untuk menghasilkan kopolimer graft, yang ditunjukkan pada
gambar berikut:
A A A A A A

B B
Poli(A-g-B)
B B

B
B

B B

B
Perkembangan selanjutnya ada yang berbentuk kopolimer sisir (comb copolymer)
dan bintang (star copolymer).
A A A
A
A A
B A A
A B

kopolimer sisir
kopolimer bintang

1.b.3. Kopolimer bergantian (alternating)


Kopolimer yang teratur yang mengandung sequensial (deretan) bergantian
dua unit monomer. Polimerisasi olefin yang terjadi lewat mekanisme jenis ionik
dapat menghasilkan kopolimer jenis ini.
A B A B
poli(A-alt-B)
1.b.4. Kopolimer Acak
Dalam kopolimer acak, tidak ada sequensial yang teratur. Kopolimer acak
sering
terbentuk jika jenis monomer olefin mengalami kopolimerisasi lewat
proses jenis radikal bebas. Sifat kopolimer acak sungguh berbeda dari
homopolimernya.
A B A B B A B
poli(A-co-B)

198
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

5.5. Polimer berdasarkan sifat-sifatnya


1. Termoplas: bersifat lunak jika dipanaskan, dan dapat dicetak kembali menjadi
bentuk lain. Hal ini dikarenakan termoplas memiliki banyak rantai panjang yang
terikat oleh gaya antar molekul yang lemah. Sifat lain dari termoplas adalah
ringan, kuat, dan transparan. Contoh termoplas adalah polietena; PVC; nilon 6,6;
dan polistirena.
Termoplas mengandung banyak rantai
panjang dengan
gaya antar-molekul yang rendah. Rantai-
rantai mudah
bergeser jika dipanaskan atau ditarik.

2. Termoset: mempunyai bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika


dipanaskan. Hal ini dikarenakan termoset memiliki banyak ikatan kovalen yang
sangat kuat di antara rantai-rantainya. (Namun pemanasan yang terlalu tinggi
akan menyebabkan ikatan-ikatan tersebut putus dan termoset akan terbakar).
Contoh termoset adalah bakelit.
Termoset mengandung banyak rantai panjang
dengan
ikatan-ikatan kovalen yang kuat antar rantai-
rantainya.
Akibatnya, posisi rantai menjadi tetap, tidak
mudah
bergeser jika dipanaskan.

Bakelit adalah termoset yang memiliki


banyak ikatan
kovalen. Bakelit ditemukan oleh Leo
Baekeland di
tahun 1909. bakelit tahan panas dan dapat
menghantarkan listrik sehingga digunakan
untuk
soket dan tombol listrik.

3. Elastomer: adalah polimer elastis atau dapat mulur jika ditarik, tetap kembali
ke bentuk awal jika gaya tarik dihilangkan (mengandung rantai-rantai yang
terbelit dengan beberapa ikatan silang (crosslink). Elastisitas ini diperoleh dari
tumpang tindih antara rantai-rantai polimer yang memungkinkan rantai-rantai
ditarik, dan ikatan silang (crosslink) yang akan menarik kembali rantai-rantai
tersebut ke susunan tumpang tindihnya. Contoh elastomer adalah karet sintetis
SBR.

199
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

(a) Rantai-rantai terbelit (b) Rantai-rantai ditarik (c) Rantai-rantai kembali ke


susunan awal.

6. Aplikasi Polimer Sintetis dalam Kehidupan Sehari-hari


Polimer sintetis mempunyai aplikasi yang begitu luas, dan telah menggantikan materi
lain, seperti kayu, wol, kertas, karet alam, dan juga logam karena sifatnya yang tahan
korosi, jauh lebih ringan di samping murah. Sebutkan sifat-sifat dan kegunaan polimer
sintetis pada tabel. berikut:

Beberapa contoh aplikasi polimer sintetis dalam kehidupan sehari-hari

No. Jenis polimer Sifat-sifat polimer sintetis Kegunaan polimer


sintetis sintetis
1. PVC
2. Polistirena
3. Teflon
4. Poliester (PET)
5. Polimetanal
6. Poliakrilonitril
(PAN)
7. Polietilena masa
jenis rendah
(LDPE)
8. Polietilena masa
jenis tinggi (HDPE)
9. Perspex
10. Kevlar
11. ......
12. ......
13. ....
14. .....
15. ......

7. Dampak polimer terhadap lingkungan


Produk-produk polimer (sintetik) memiliki sifat sulit diuraikan oleh mikroorganisme,
akibatnya akan terjadi tumpukan sampah yang makin lama makin tidak terkendali. Sampah
polimer sintetik sebaiknya tidak dibakar, karena akan menghasilkan dioksin, suatu
senyawa gas sangat beracun dan bersifat karsinogen. Sejumlah jenis plastik dinyatakan

200
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
tidak berbahaya saat digunakan sebagai pembungkus, namun bisa jadi saat terkena panas
disinyalir monomernya terurai, dan bentuk monomer plastik/polimer sering bersifat
membahayakan kesehatan, terlebih dalam bentuk nanoplastik. Lakukan diskusi dan telaah
perihal dampak penggunaan polimer di lingkungan sekitar beserta pencegahanya sebagai
kegiatan pendalaman materi terkait.

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi diskusi-1
1. bagaimana mengonsepkan struktur polimer linier, bercabang, dan 3D
2. Bagaimana proses pembentukan polimer
3. Bagaimana terjadinya pembentukan polimer/polimerisasi
4. Bagaimana menerapkan nomen clatur dalam penamaan polimer

2. Materi diskusi-2
1. Bagaimana penggolongan polimer berdasar sumber/asalnya
2. Bagaimana penggolongan polimer berdasar jenis monomernya
3. Bagaimana penggolongan polimer berdasar sifat terhadap panas
4. bagaimana dampak penggunaan polimer terhadap lingkungan dan
penanggulanganya

3. Materi Tugas (Tugas Terstruktur PTT).

Aspek Penilaian KD Materi tugas Alokasi


Materi Pokok waktu
Kd.4.11 menyusun kajian mengaitkan 1 minggu
Keterampilan struktur, sifat, jenis polimerisasi,
abstrak dan golongan polimer dengan
Menalar K4 kegunaan dalam kehidupan sehari-
hari

4. Materi Tugas (Tugas Tidak Terstruktur PMTT)

NO KD MATERI TUGAS ALOKASI


Materi WAKTU
pokok
1 1. Menyusun telaah yang didukung berbagai Ditentukan oleh
KD.3.11 sumber kesanggupan
KD.4.11 belajar terkait dampak penggunaan polimer peserta didik
dalam
kehidupan sehari-hari
2. Melengkapi tabel PMTT

Tabel PMTT Beberapa contoh aplikasi polimer dalam kehidupan sehari-hari

201
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

No. Jenis polimer sintetis Sifat-sifat polimer Kegunaan


1. PVC
2. Polistirena
3. Teflon
4. Poliester (PET)
5. Polimetanal
6. Poliakrilonitril (PAN)
7. Polietilena masa jenis rendah
(LDPE)
8. Polietilena masa jenis tinggi
(HDPE)
9. Perspex
10. Kevlar

5. Latihan Penilaian Harian (PH-1)

1. Jelaskan manfaat dan dampak penggunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari


2. Klasifikasikan polimer berdasar asalnya
3. Tuliskan struktur monomer pembentuk polimer sbb:
a. polietena
b. polivinilklorida
c. teflon
4. Uraikan pengertian polimerisasi kondensasi
5. Tunjukan polimerisasi yang terjadi pada karet alam
6. Uraikan pengertian dari:
a. Polimer
b. Monomer
c. Kopolimer
d. Homopolimer
7. Uraikan terjadinya polimerisasi adisi, dan kondensasi
8. Tuliskan nama monomer dan struktur monomer serta berikan nama umum dan
menurut IUPAC untuk polimer berikut:

CH2CH

CH2CH2CH3

9. Jelaskan tentang klasifikasi polimer yang didasarkan pada asal atau sumber dan
strukturnya.
10.Tunjukan polimerisasi dari nillon 66 yang terbentuk dari monomer
heksametildiamina dan asam adipat.

202
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
6. Latihan PH-2

1.Bahan-bahan sebagai berikut yang tergolong polimer adalah….


a. bensin b. Kaca c. Plastik d. Alkohol e. Stainles
2. Karet alam merupakan polimerisasi dari monomer….
a. etena b. Propena c. Isobutena d. Isoprena e. Kloroetena
3. Polimer berikut tergolong polimer alam…..
a. polietena dan kloroetena b. Polisakarida dan kloroetena
c. poliisoprena dan polisakarida d. Feniletena dan poliisoprena
e. Polietena dan feniletena
4. Monomer plastik umumnya turunan dari senyawa….
a. alkana b. Alkena c. Alkuna d. Alkil e. Benzena
5. Berikut merupakan polimer yang terbentuk melalui polimerisasi kondensasi….
a. polivinilklorida b. Polietilena c. Politetrafluoroetena d. Polyester
e. Polipropilena
6. Polimer yang digunakan bahan sandang adalah….
a. bakelit b. Dakron c. Teflon d.akrilan e. Isoprena
7. Yang tergolong plastik termoset…..
a. teflon b.bakelit c. Polietena d. Polistirena e. Poliprena
8. Dampak negatif dari penggunaan polimer sintetis adalah….
a. mudah rusak b. Harga mahal c. Meracuni organisme dalam tanah
d. sukar diuraikan mikroorganisme e. Tidak memiliki nilai ekonomis
9.Tabel polimerisasi monomer menjadi polimer:
No Polimer Monomer Polimerisasi
1 Polivinilklorida Vinilklorida Kondensasi
2 Karet alam Kloroprena Adisi
3 Protein Asam amino Adisi
4 Amilum Glukosa Kondensasi
5 polietena Propena adisi
Menurut data dalam tabel, yang paling benar adalah….
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e.5
10.Cara menanggulangi dampak negatif penggunaan polimer terhadap lingkungan,
adalah….
a. membakar sampah plastik karena sulit diuraikan mikroorganisme
b. membuang sampah plastik pada ke dalaman 5 meter dari permukaan tanah
c. mendaur ulang sampah plastik
d. mengurangi penggunaan plastik
e. beralih pada penggunaan plastik yang ramah lingkungan

203
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
F. Konfirmasi Orang Tua/Wali Murid

Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Dasar Pembelajaran-11


No Komponen Skor Tgl diperiksa Catatan/Tindak lanjut
1 Diskusi-1
2 Diskusi-2
3 PTT
4 PMTT
5 Latihan PH-1
6 Latihan PH-2
7 Laporan Praktikum
8 ................................
Dokumen/bukti fisik terlampir

Mengetahui,
Orang Tua/Wali, Pendidik,

________________ ______________
Nama Terang Nama Terang

204
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa

DAFTAR PUSTAKA
1. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan.
2016. Direktorat PSMK. Jakarta.
2. Panduan Penilaian Pada SMK. 2015. Dirjen Dikdasmen Direktorat PSMK. Jakarta.
3. Keputusan Dirjen Dikdasmen No.330/D.D5/KEP/KR/2017 Ttg KI&KD Mapel
Kelompok A, B, C1, C2, C3.
4. Keputusan Dirjen Dikdasmen No.130/D/KEP/KR/2017 Ttg Struktur Kurikulum
Pendidikan Menengah Kejuruan.
5. Keputusan Dirjen Dikdasmen No.464/D.D5/KR/2018 Tentang KI-KD Mapel A,
B, C1, C2, C3.
6. PP No. 19 Tahun 2005 Ttg Standar Nasional Pendidikan
7. PP No 13 Tahun 2015 Ttg Perubahan Kedua Atas PP No. 19 Tahun 2005
8. Permendikbud N0 20 Tahun 2016 Ttg Standar Kompetensi Lulusan
9. Permendikbud N0 21 Tahun 2016 Ttg Standar Isi
10. Permendikbud N0 22 Tahun 2016 Ttg Standar Proses
11. Permendikbud N0 23 Tahun 2016 Ttg Standar Penilaian
12. Sutresna, Nana & Didin, Solehudin. 2002. Kimia Untuk SMU Kelas III Semester
2. Bandung: Gravindo.
13. Watoni,Haris. 2014. Kimia SMA Kelas XI. Penerbit Yrama Widya. Bandung.
14. Watoni,Haris.2014, Kimia SMA Kelas XII,Penerbit Yrama Widya.Bandung
15. Susilowati, Endang & Harjani, Tarti. 2013. Kimia 1. PT Wangsa Jatra Lestari.
Solo
16. Oxtoby,Gillis,Nachtrieb.1999. Prinsip-Prinsip Kimia modern/ED.4/JL.1. Penerbit
Erlangga.Jakarta.
17. Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar/ED.3/JL.1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
18. Chang,Raymond. 2005. Kimia Dasar/ED.3/JL.2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
19. JMC,Johari dan Rachmawati. 2008. Kimia 3. Penerbit ESIS. Jakarta.
20. Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia eksperimen 2. Platinum. Solo.
21. Ir. C. Polling. 2006. Ilmu kimia karbon III. Erlangga. Jakarta
22. Sudarmo,Unggul.2006,Kimia XII,Erlangga,Surakarta
23. Ir. C. Polling.1973. Kimia IIA. Erlangga. Jakarta
24. Ir. Sanjaya. A.1982. Kimia Umum. Sinar Wijaya. Surabaya
25. Purba,Michael. 2007. Kimia untuk SMA XI. Erlannga. Jakarta
26. Purba,Michael. 2007. Kimia untuk SMA XII. Erlannga. Jakarta
27. Purba,Michael. 2004. Kimia untuk SMA 3B. Erlannga. Jakarta
28. Purba,Michael. 2004. Kimia untuk SMA 2A. Erlannga. Jakarta
29. Anwar, Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: FMIPA
UGM.
30. Marf’uah. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Organik II. Malang: Jurusan Kimia
FMIPA UM.
31. Matjseh, Sabirin, dkk. 1994. Kimia Organik II. Yogyakarta: FMIPA UGM.
32. Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
33. Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
34. Erfan, Ansory. 1984. Kimia SMA I. Ganeca. Bandung
35. Erfan, Ansory. 1984. Kimia SMA II. Ganeca. Bandung
36. Erfan, Ansory. 1984. Kimia SMA III. Ganeca. Bandung

205
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
37. Thresna, A, MSc dkk, ORGANIC Reaction Mechanism. Chemical Department.
IKIP Surabaya. Surabaya. 1985
38. Wahjudi, dkk. 2003. Kimia Organik II JICA. Malang: Jurusan Kimia FMIPA UM.
39. Habbiburahman, MPd dkk. 1985,Penentuan Struktur Molekul. Jur Kimia. IKIP
Surabaya
40. Ahmad, Haskia. Kimia Dasar Depdikbud. Jakarta.1985
41. Subagiyo.2018. Implementasi PPK Kontemporer: Diklat Karakter Dan Bela
Negara Berbasis Kearifan Lokal Dalam Rangka Revitalisasi Nilai-Nilai Luhur
Pancasila. Penerbit CV Kekata Group. Surakarta
42. http://mafia.mafiaol.com/2012/08/lambang-unsur-zaman alkimia.html
43. http://smatkn.xtreemhost.com/lms/kimia/fungsi%20dampak%20benzena.ht
ml
44. http://aldilah-bagas-d.blog.ugm.ac.id/2012/06/17/konsep-dasar-ilmu-polimer/
45. https://ainamulyana.blogspot.com/2017/03/pembelajaran-abad-21-dan-kuikulum-
2013.html
46. https://news.okezone.com/read/2018/08/21/1/1939478/kemendikbud-tingkatkan-
kesiapan-guru-hadapi-tantangan-pendidikan-di-abad-ke-21
47. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/pendidikan-karakter-dorong-
tumbuhnya-kompetensi-siswa-abad-21
48. https://erlanadewi.wordpress.com/2017/10/22/cara-membuat-rpp-abad-21/
49. https://www.silabus.web.id/rencana-pelaksanaan-pembelajaran-abad-21/
50. https://surabaya.proxsisgroup.com/proses-pengolahan-minyak-bumi-dengan-
distilasi-bertingkat/
51. Murti,E.Kuntari,Pembelajaran abad 21 dan implementasinya,http://p4tksb-
jogja.com/arsip/images/WI/Pendidikan%20Abad%2021%20dan%20Implementasi
nya%20pada%20Pembelajaran%20di%20SMK%20untuk%20Paket%20Keahlian
%20Desain%20Interior.pdf

206
Modul Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Subagiyo, S.Pd


TTL : Tulungagung, 14 Agustus 1966
E-mail : subagiyo0866@gmail.com
Pendidikan : S1
Judul Penelitian : Development Researt
IPAL B3 Bengkel Elektronika
Publikasi : Indonesian Chemistry and Application Journal
(ICAJ) 2017
Buku : Implementasi PPK Kontemporer
Penerbit : Kekata Group, Surakarta, 2018
Informasi lain :
Bekerja sebagai PNS (Guru) sejak 1989 sd sekarang di SMKN 3 Boyolangu,
Tulungagung, Jawa Timur. Menikah dan dikaruniai dua anak. Pernah
meraih prestasi kejuaraan bidang lomba penelitian (FIG) dan Guru Prestasi.
Beberapa kali bertugas sebagai Instruktur Nasional Mapel Kimia wilayah
Jatim dan Indonesia Timur. Dan bertugas sebagai pembimbing lomba
Kimia/OSTN, Kesrem, dan KIR untuk siswa, dan meraih prestasi tingkat
kabupaten, provinsi dan nasional.

207

Anda mungkin juga menyukai