Anda di halaman 1dari 26

Bed Site Teaching

Carcinoma Corpus Uteri

Oleh :
Amelia Putri 1840312313
Nugra Daary R G 1840312246

Preseptor:
dr. Andi Friadi, SpOG (K)

BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Rahim adalah organ berongga pada panggul dari wanita. Terdiri atas tiga bagian:
bagian atas disebut fundus, tengah disebut corpus, dan bagian bawah adalah cervix.
Dinding rahim memiliki dua lapisan; lapisan endometrium pada bagian dalam, dan
miometrium pada bagian luar. Kanker korpus uteri dapat terbentuk dalam salah satu
jaringan yang membentuk rahim. 1,2
Kanker korpus uteri adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah 2/3 bagian
atas rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya, kanker korpus uteri dianggap primer jika
berasal dari endometrium atau miometrium. dianggap tumor ganas endometrium bila
histologi berjenis adenokarsinoma. 1,2
Kanker rahim didefiniskan sebagai neoplasma yang invasif dari korpus uteri.
Neoplasma invasif pada organ pelvis wanita sebanyak 15% dari semua kanker pada
wanita. Yang paling sering mengarah ke keganasan adalah kanker rahim. Khususnya,
kanker endometrial. Kanker endometrial merupakan keganasan ginekologi yang
paling umum di Amerika Serikat. Diperkirakan 40.100 kasus didiagnosis setiap tahun,
menyebabkan kematian mencapai 7470. Ini adalah kanker urutan keempat yang paling
sering terjadi, sebanyak 6% dari kanker pada wanita, berikut payudara, paru-paru, dan
kanker kolorektal. Mempunyai prognosis yang baik karena sebagian besar pasien
datang pada tahap awal, sehingga hanya 3% dari kematian akibat kanker pada wanita.
4

1.2.Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis,
diagnosis, tatalaksana dari kanker korpus uteri
1.3.Tujuan Penulisan

2
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis mengenai
kanker korpus uteri
1.4.Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk
kepada berbagai literatur.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Uterus


Korpus uteri terdapat pada bagian 2/3 atas dari uterus diatas level dari os servikal
internal. Tuba fallopi masuk ke bagian sudut-sudut lateral atas dari pear shaped body.
Bagian dari organ muscular diatas garis yang menghubungkan lubang tuba uterine disebut
sebagai fundus . 2

Gambar 1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

2.2. Definisi
Kanker korpus uteri adalah kanker yang primer tumbuh berasal dari korpus uteri.
Beberapa bagian korpus uteri yang sering mengalami degenerasi keganasan antara
lain endometrium, myometrium serta jaringan lainnya yang menjadi komponen
korpus uteri. Tetapi pembicaraan karsinoma korpus uteri umumnya merupakan
pembicaraan karsinoma endometrium dan sarkoma.
Kanker endometrium dapat berinvasi secara langsung pada jaringan sekitarnya
melalui myometrium ke serviks, ke salah satu atau kedua ovarium, melalui aliran

4
saluran getah bening ke vagina, suburetral ke kelenjar para pelvis, para aorta,
inguinal ke salah satu atau kedua ovarium dan melalui aliran pembuluh darah
biasanya terlambat, menyebar ke paru-paru, hepar, otak dan tulang

2.3. Epidemiologi
Sekitar 40.100 wanita diperkirakan mempunyai potensi meningkat ke arah
keganasan pada tahun 2008 di Amerika Serikat. Setelah meningkat dua kali lipat pada
awal tahun 1970, kejadian kanker rahim cukup stabil. Pada tahun 2008, diperkirakan
sekitar 7.470 kematian. 4

Kanker korpus uteri (kanker rahim) adalah kanker yang paling umum keenam pada
wanita di Irlandia, sebanyak 3,9% dari semua neoplasma ganas, termasuk kanker kulit
non-melanoma pada wanita. Rata-rata jumlah kasus baru didiagnosa setiap tahun adalah
403. Selama 1995-2007, jumlah kasus baru didiagnosa setiap tahun meningkat sebesar 7%
di NI dan 3% di RoI. Sekitar 1 dari 93 wanita mempunyai potensi mengalami kanker
rahim. Banyak faktor yang bisa menyebabkan kanker rahim, namun sebagian besar dapat
mengarah ke kanker kopus uteri. 1,5

Ada dua jenis kanker rahim, kanker endometrium, yang berasal dari lapisan dalam
(endometrium) rahim yang paling sering pada kanker rahim, terdapat sekitar 90% dari
total kasus kanker rahim. Sarcoma uteri, yang berasal dari lapisan luar jaringan otot
(miometrium) rahim, adalah bentuk jauh lebih umum dari kanker rahim, yang terdiri dari
kurang dari 10% dari semua kasus kanker rahim. 6

Kejadian kanker endometrium lebih tinggi pada Caucasian dibandingkan wanita


asia atau berkulit hitam, namun angka kematian lebih tinggi pada pada orang kulit hitam.
Hal ini diduga jeleknya perawatan dan presentasi pada stadium lanjut. Sarkoma uteri,
selain dari subtype histologi, lebih sering pada wanita berkulit hitam. Klasifikasi terbaru
dari sarkoma uterus meliputi leiomyosarcoma, endometrial stroma sarcoma dan sarkoma
Undifferentiated. Leiomyosarcoma (LMS) cenderung terjadi lebih sering pada wanita
berusia 30-50 tahun dibandingkan dengan carcinosarcomas dan sarkoma stroma

5
endometrium (EES), yang memiliki insiden yang lebih tinggi pada wanita yang lebih tua
dari 50 tahun.4

2.4. Etiologi dan Faktor Resiko


Beberapa faktor resiko yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker
korpus uteri, yaitu : 1,5,6

 Terapi pengganti hormon, hormon mempunyai peran utama dalam etiologi kanker
rahim, estrogen satu-satunya formulasi dari terapi pengganti hormon yang kini
dianggap mempunyai resiko peningkatan pada wanita yang menggunakan regimen
yang mengandung estrogen dan progesteron, dimana progesteron diambil kurang
dari 15 hari perbulan.
 Tamoxifen, merupakan modulator reseptor ekstrogen selektif yang digunakan
dalam pencegahan dan pengobatan kanker payudara, penggunaan tamoxifen ini
juga menyebabkan terjadinya kanker rahim.
 Nulipara, (wanita yang tidak memiliki anak)
 Menarche dini, Wanita yang mengalami periode menstruasi pertama sebelum usia
12 tahun.
 Manopause terlambat, wanita yang megalami menopause setelah usia 55 tahun
mempunyai faktor resiko mengalami karsinoma korpus uteri.
 Obesitas, Terdapat hubungan yang erat antara obesitas dan kanker rahim (
Terdapat 60% peningkatan risiko dalam 5 kg/m2 peningkatan indeks massa tubuh.
 Diabetes, terdapat risiko 2-3 kali pada orang yang mengalami diabetes.
 Riwayat keluarga dengan kanker rahim, wanita yang memiliki keluaraga dengan
riwayat kanker rahim memiliki peningkatan resiko dua kali lipat.
 Riwayat terpapar radiasi pada bagian pelvis

6
2.5. Diagnosis
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis, melakukan pemeriksaan kesehatan secara
umumnya, termasuk pemeriksaan tanda-tanda penyakit, termasuk benjolan atau
hal lain yang abnormal, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat pengobatan
sebelumnya .7

Tanda dan gejala pada karsinoma corpus uteri 5,6

Gejala yang mungkin menunjukan karsinoma korpus uteri : Perdarahan


pervaginam yang abnormal, spotting, atau discharge, nyeri atau susah ketika
menggosongkan kandung kemih, nyeri pada bagian pelvis, nyeri ketika melakukan
hubungan seks, teraba massa pada panggul, namun gejala-gejala ini sering terihat
pada beberapa keadaan selain karsinoma korpus uteri, seperti infeksi, non-kanker atau
perubahan pra kanker dalam rahim atau endometrium, atau karsinoma endometrium.
Seorang wanita dengan gejala-gejala tersebut harus dilakukan pemeriksaan
ginekologi termasuk biopsi jaringan.

2. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis karsinoma corpus uteri.

- Pemeriksaan pelvis, pemeriksaan pada vagina, cervix, uterus, tuba fallopi, ovum,
dan rectum. Dokter memasukkan satu atau dua dilimasi, jari yang menggunakan
sarung tangan dimasukkan kedalam vagina dan sisi lain ditempatakn diatas perut
bagian bawah untuk merasakan ukuran, bentuk, dan posisi uterus dan ovarium.
Spekulum juga dimasukkan kedalam vagina untuk melihat keadaan vagina dan
serviks untuk menemukan adanya tanda-tanda penyakit. Pap smear serviks biasanya
dilakukan. Kemudian jari juga dapat dimasukkan kedalam rectum untuk merasakan
adanya benjolan atau daerah yang abnormal. 7

7
Gambar 2 7

- Tes Pap : Sebuah prosedur untuk mengambil sel dari permukaan leher rahim
dan vagina. Sepotong kapas, kuas, atau tongkat kayu kecil digunakan untuk
mengambil sel-sel dari leher rahim dan vagina. Sel-sel tersebut dlihat dibawah
mikroskop untuk melihat jika terdapat sel-sel yang abnormal. Prosedur ini
disebut juga papsmear.7

Gambar 3 7

8
- Transvaginal USG : Sebuah prosedur yang digunakan untuk pemeriksaan pada
vagina, uterus, tuba fallopi, dan kandung kemih. Sebuah transduser USG ( Probe )
dimasukkan kedalam vagina dan digunakan untuk membangkitkan gelombang suara
dengan energi tinggi ( ultrasound) dari jaringan internal maupun organ dan membuat
gema. Gema berupa gambar jaringan-jaringan tubuh disebut sonogram. Kita dapat
mengidentifikasi tumor dengan melihat sonogram.7

Gambar 4 7

- Dilatasi & kuret : Sebuah prosedur untuk mengambil sampel jaringan dari lapisan
dalam uterus. Serviks mengalami dilatasi dan kuret ( instrumen berbentuk sendok)
dimasukkan kedalam rahim untuk mengambil jaringan. Sampel jaringan diperiksa
dibawah mikroskop untuk mengetahui tanda dari penyakit. Prosedur ini juga disebut
D & C.7

Gambar 5 7

9
- Biopsi endometrial : Ambil jaringan dari endometrium ( didalam uterus ), jaringan
yang abnormal akan terlihat dibawah mikrokop.7

2.6. Klasifikasi:
Stadium berdasarkan(Federation Internationale Gynecologique Obstetrique) FIGO
2009

Berdasarkan sistem FIGO penanganan karsinoma corpus uteri adalah pembedahan (tidak
seperti karsinoma serviks). Pada 1971 sistem stadium hanya dilakukan pada pasien yang
belum menjalani operasi.

STADIUM I : Tumor terbatas pada corpus (75% dari semua pasien)

IA : Invasi <1/2 dari ketebalan miometrium

IB : Invasi > 1/2 dari ketebalan miometrium

STADIUM II : Tumor menginvasi korpus dan serviks

STADIUM III : Tumor diluar uterus (bukan kandung kemih atau mukosa

usus)

IIIA : Tumor menginvasi serosa / adneksa dan/ atau sitologi

peritoneal positif

IIIB : Meluas ke vagina

IIIC : Meluas ke pelvis atau kelenjar getah bening para-aorta

STADIUM IV : Tumor menginvasi kandung kemih atau mukosa usus /

metastasis jauh

IVA : Menginvasi mukosa kandung kemih dan / atau mukosa

usus

10
IVB : Metastasis jauh termasuk intra-abdomen dan/ atau

kelenjar getah bening inguinal

Gambar 6 9 Stadium carcinoma corpus uteri FIGO 1971

Semua stadium dikelompokkan menurut diferensiasi histologis: 8,10


G1 Adenocarcinoma yang berdiferensiasi baik

11
G2 Adenocarcinoma yang berdiferensiasi moderate dengan setengah bagian
solid
G3 Adenocarcinoma yang berdiferensiasi buruk (dominan solid) atau
undifferentiated.

2.7. Penatalaksanaan Berdasarkan Stadium Kanker Korpus Uteri

1. Pembedahan

Operasi harus dilakukan pada semua jenis kanker endometrium terlepas dari
jenisnya jika terdapat kemungkinan reseksi tumor primer. Pembedah primer mempunyai
tingkat kesembuhan yang lebih tinggi dari radioterapi radikal khusus untuk pengobatan
utama kanker endometrium endometrioid. 10

Stadium I dan II

Pembedahan merupakan pilihan yang disarankan, histerektomi totalis, salpingo-


ooforektomi bilateral, bilasan peritonium dan/atau pengangkatan kelenjar getah bening
pelvis dan para aorta dalam kasus-kasus tertentu. Limfadenektomi dulu belum merupakan
bagian pembedahan standar. Mungkin ada situasi dimana histerektomi Wertheim dan
limfadenektomi pelvis dapat dipertimbangkan. Histerektomi vaginal dapat
dipertimbangkan dimana kontraindikasi utamanya adalah pembedahan pada abdomen.8

2. Radioterapi

Radioterapi menggunakan energi dan partikel-partikel x-ray yang tinggi untuk membunuh
sel-sel yang abnormal. Pemberian radioterapi mempunyai waktu-waktu tertentu. Indikasi
untuk kombinasi radioterapi pasca-operasi: 8,11

• Tumor grade 3

• invasi miometrium> 1/2

12
• Stadium II atau lebih

• Keterlibatan kelenjar getah bening

• Teknik Radioterapi

a) terapi sinar eksternal untuk seluruh pelvis: 
 3 atau 4 bidang 'brick' menggunakan
9 atau 16 MeV foton (seperti untuk karsinoma serviks) Dosis: 4500cGy dalam 20
fraksi selama 4 minggu
b) Cesium vagina menggunakan 'line source‘
 dengan Dosis: 3000cGy pada
mukosa vagina dalam waktu sekitar 8 jam.

2.1. Radioterapi Primer

STADIUM I DAN II

Pasien yang tidak dapat dilakukan operasi dapat diobati dengan radioterapi primer,
biasanya menggunakan cesium intracavitary dengan radikal, diberikan dua kali dalam
seminggu secara terpisah. 8

STADIUM III DAN IV

Radioterapi adalah pilihan pengobatan pada stadium ini. Kemoterapi juga dapat
dipertimbangkan. Pengobatan bersifat individual dan biasanya diberikan untuk paliatif
terbaik. Ketika ekstensi ditemukan di luar rahim pada saat operasi, mungkin dapat
dilanjutkan dengan TAH dan BSO dan diberikan radioterapi pasca operasi seperti pada
stadium I dan II. 8

2.2. Radioterapi Paliatif

Cesium Intracavitary pada pemberian tunggal akan mengontrol perdarahan. Pasien


yang berulang atau metastasis dan terdapat gejala lokal juga dapat diberikan radioterapi

13
paliatif. 8

3. Terapi Hormon

Sel-sel normal di endometrium responsif terhadap hormon wanita estrogen dan


progesteron. Dalam beberapa kasus kanker endometrium, menggunakan progesteron
memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker. Pengobatan ini digunakan jika kanker telah
menyebar dari uterus ke bagian tubuh yang lain. Saat ini terdapat sedikit peran terapi
hormon dalam pengobatan primer atau adjuvan pada kanker endometrium. Pada pasien
yang tidak dapat dilakukan pembedahan atau radioterapi pada saat dilakukan diagnosis
atau yang mengalami metastasis, pengobatan dengan progesteron harus dipertimbangkan,
dapat diberikan Megestrol 160 mg setiap hari atau medroxyprogesterone acetate (MPA)
200 mg atau 400 mg setiap hari. Terapi hormon dapat menyebabkan remisi jangka panjang
pada kanker endometrium. Analog GnRH atau inhibitor aromatase dapat menjadi terapi
hormonal lini kedua yang efektif setelah apabila terapi dengan progestogen gagal. 8,10

4. Kemoterapi Adjuvan

Kemoterapi adjuvant bukan merupakan penanganan radikal untuk kanker


endometrial endometriod. Beberapa percobaan lebih lanjut menggunakan kombinasi
antara kemoterapi dengan radioterapi. Dosis tunggal atau kombinasi dari carboplatin/
cisplatin, doxorubin dan paclitaxel memberikan respon yang lambat pada kanker
endometrial digunakan pada stadium lanjut dari tumor ini (stadium IIIA, clear cell,
karsinoma uterus yang serius, dan karsinosarkoma) setelah operasi dapat menggunakan
carboplatin dan taxol. Apabila terjadi metastasis ke pelvis dan kelenjar para aorta juga
harus diberikan radioterapi adjuvan. 8,10

Pasien yang sudah berulang dan mengalami metastasi dan tidak paliatif dengan
radioterapi atau pengobatan dengan hormon dapat dipertimbangkan untuk diberikan dosis
tunggal atau kemoterapi dengan kombinasi sitotoksik.10

14
Taxol / Carboplatin 4 siklus grade tinggi. 8

VI. Pengamatan Lanjutan

1. Setelah Pembedahan, 11,12

Pemeriksaan pasca-operasi setelah enam minggu. Pemeriksaan selanjutnya 3


bulan pada 1 tahun pertama, 6 bulan pada 2 tahun berikutnya dan setiap tahun sampai 5
tahun. Jika setelah 5 tahun hasilnya baik, hasil pap smear tidak mempunyai indikasi untuk
penanganan kanker endometrium.

2. Setelah Radioterapi 8,12

Setelah radioterapi selesai, semua pasien harus menggunakan dilator vagina


sampai epitel vagina sembuh (biasanya satu bulan setelah kemoterapi) untuk mencegah
stenosis vagina. Follow up setelah pengobatan dalam klinik onkologi, setiap 3 bulan
selama 2 tahun, kemudian setiap 6 bulan selama 5 tahun. Jika setlah 5 tahun hasilnya baik
dan tidak terdapat morbiditas dengan penanganan bisa dilakukan kuisioner GP.

VII. Penangan apabila terjadi rekurensi

Rekurensi adalah ketika kanker muncul kembali setelah mendapatkan


penanganan. Kanker bisa mengalami rekurensi karena bagian kecil dari sel kanker tidak
terdeteksi dalam tubuh setelah pengobatan. Lama kelamaan, sel-sel tersebut dapat
berkembang biak dan bertambah besar, diperlukan tes untuk mengidentifikasinya.
Tergantung dari jenis kankernya, bisa mengalami rekurensi setelah berminggu-minggu,
berbulan-bulan bahkan setelah beberapa tahun setelah kanker primernya diobati. 12

Rekurensi dapat terjadi secara lokal (mengenai bagian yang sama pada tubuh pada
lokasi kanker primer), regional (muncul kembali dekat dengan daerah kanker primer), atau
jauh (mengenai bagian lain dari tubuh). Pada kanker karsinoma korpus uteri rekurensi bisa

15
terjadi pada vagina, pelvis atau intra abdomen yang paling sering terkena yaitu
peritoneum, paru-paru dan hepar.12

Biasanya tidak ada gejala, hasilnya bisa dilihat pada pap smear yang abnormal.
Tapi biasanya juga pasien datang dengan perdarahan pada vagina atau spotting diantara
menstruasi, atau kapan saja pada wanita yang sudah mengalami menopause, kadang-
kadang pasien juga merasa nyeri pada pelvis. 8,10

Penanganan pada karsinoma korpus uteri yang mengalami rekurensi dapat


dilakukan sendiri: Pembedahan, radioterapi, hormon dan/ atau kemoterapi dapat
digunakan. Rekurensi yang bersifat lokal dapat diintervensi dengan pembedahan, Pasien
yang belum mendapatkan radioterapi dapat dipertimbangkan untuk radioterapi. Dosis
yang dianjurkan 5000cGy ke mukosa vagina dalama sekali insersi. 8,10

2.8. Prognosis
Prognosis pasien karsinoma endometrium dipengaruhi oleh :
- Stadium penyakit (kedalaman invasi)
- Jenis histopatologi kanker
- Derajat differensiasi sel
- Kedalaman invasi
- Faktor pengobatan
- Faktor risiko llainnya seperti emboli atau invasi ke pembuluh darah atau limfe.

16
BAB III
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Ny. RSD

No. MR : 01030387

Tanggal lahir : 22 Desember 2017

Usia : 43 tahun

Agama : Islam

Alamat : Air Pacah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama

Seorang pasien wanita umur 43 tahun kiriman poliklinik onkologi RSUP Dr. M. Djamil

Padang, dengan diagnosis suspek carcinoma corpus uteri pro laparatomi.

Riwayat Penyakit Sekarang

 Keluar darah dari kemaluan, warna merah segar, 3x ganti pembalut kadang berbentuk flek,

hilang timbulsejak 1 bulan yang lalu

 Perut membengkak (+) sejak 1 bulan yang lalu dan nyeri perut (+) sejak 1 bulan yang lalu

 Haid terasa cukup lama hingga seminggu dan tidak teratur sejak 2 bulan yang lalu

 Lemah-letih sejak 1 bulan lalu. Pasien hanya dapat beraktivitas ringan hingga sedang.

 Riwayat trauma tidak ada


 Buang air kecil tidak ada keluhan

17
 Buang air besar tidak ada keluhan

Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis disangkal. Riwayat asthma
maupun alergi obat-obatan disangkal. Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya. Belum pernah mendapat tindakan operasi sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

 Tidak ada riwayat anggota keluarga menderita penyakit menular, keturunan, kejiwaan.

 Kakak pasien menderita kanker mamae

Riwayat Persalinan

 Riwayat kehamilan / persalinan / hidup =

Anak 1 : tahun 2008/ Laki-laki/3200 gram/ normal/hidup

Anak 2 : tahun 2011/ Perempuan/3000 gram/normal/hidup

Anak 3: tahun 2017/perempuan/3400gram/normal/ hidup

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan, dan Kebiasaan

 Pasien seorang ibu rumah tangga


 Kebiasaan merokok (-)
 Kebiasaan minum alkohol (-)
 Riwayat kontrasepsi suntik (+) selama 2 tahun
 Menstruasi teratur (siklus 28 hari)

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

 Keadaan Umum : sedang

18
 Kesadaran : CMC
 Tekanan Darah : 114/73 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Pernafasan : 20 kali/menit
 Suhu : 36,7oc
 BB : 65 kg
 TB : 167 cm
 Edema : tidak ada
 Anemis : tidak ada
 Sianosis : tidak ada
 Ikterus : tidak ada
 Kulit : tidak ada kelainan
 KGB : tidak ada pembesaran
 Rambut : tidak ada kelainan
 Mata : Kelopak oedem (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tak langsung +/+
 Telinga : Normotia, deformitas (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan
mastoid (-), sekret (-)
 Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), septum deviasi (-),
mukosa hiperemis (-)
 Tenggorokan : tidak ada kelainan
 Gigi dan Mulut : tidak ada caries dentis
 Leher : JVP 5-2 cm H2O
 Bentuk : Simetris, normal
 KGB : Tidak teraba membesar
 Trakhea : Lurus di tengah
 Kelenjar tiroid : Tidak teraba membesar

 Paru:

19
o Inspeksi : Simetris kiri dan kanan , Gerakan kedua hemithoraks simetris saat
inspirasi dan ekspirasi.
o Palpasi : Gerakan dada simetris, tidak ada hemitoraks tertinggal, vokal
fremitus kedua hemithoraks sama, krepitasi (-), nyeri tekan (-)
o Perkusi : Tidak dilakukan
o Auskultasi : Suara nafas vesicular, rhonki -/-, wheezing -/-
 Jantung:
o Inspeksi : Iktus Kordis tidak terlihat
o Palpasi : Iktus Kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
o Perkusi : Batas jantung normal
o Auskultasi : S1 dan S2 normal, Murmur (-), Gallop (-)
 Ekstremitas : Akral Hangat, Edema (-/-)

Status Ginekologi
 Abdomen:
o Inspeksi : Striae (+)
o Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Defans muscular (-)
o Perkusi : Timpani
o Auskultasi : BU (+) Normal
 Genital:
o Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan Darah :
Hb : 11,5 gr% GDS : 137

Leukosit : 4.940 /mm3 Ur/Cr : 18/0,8

Trombosit: 334.000/mm3 Na/K/Cl : 135/3,8/108

Ht : 39 % Alb : 4,2

20
PT : 10,6 detik SGOT/SGPT : 16/9 u/l

APTT : 31,0 detik CA-125 : 48,26

Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG dilakukan di RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 19 Oktober
2018, diperoleh hasil :

21
 Uterus inhomogen ukuran 9,57x9,93x8,14 cm
Dengan gambaran hiperkoik dan vaskularisasi tinggi
Kesan :

 Ca corpus uteri

Pemeriksaan CT-Scan Abdomen

Diagnosis Kerja
 Perdarahan pervaginam ec susp adenomiosis

 Kesan CT Scan : Uterus tampak membesar , tampak massa solid inhomogen batas
tegas tepi reguler dengan ukuran 14,1 x11,9 x 12 cm yang terlihat mendesak
sigmoid, namun tidak terlihat pelebaran colon ke proximal . Batas amtara maassa
dengan usus dan buli tegas.
 Kesimpulan : Tumor korpus uteri suspek maligna DD/ Mioma uteri

22
Tindakan Pengobatan

 Laparotomi

Dokumentasi Post Laparotomi

23
BAB IV
DISKUSI

Seorang perempuan usia 43 tahun datang ke Poli Kebidanan RSUP dr. M Djamil
Padang dengan diagnosis diagnosis suspek carcinoma corpus uteri pro laparatomi.
Pasien mengeluh keluar darah dari kemaluan sejak 1 bulan yang lalu, warna merah segar,
ganti duk 3x per hari, darah keluar terus menerus setiap hari, tidak disertai rasa nyeri. Pasien tampak
Lemah-letih sejak 1 bulan lalu. Pasien hanya dapat beraktivitas ringan hingga sedang. Buang air
kecil dan buang air besar tidak mengalami keluhan.
Tidak ada riwayat hipertensi , DM , penyakit turunan dan penyakit keganasan sebelumnya.
Tidak ada riwayat anggota keluarga menderita penyakit menular, keturunan, kejiwaan, dan
keganasan. Carcinoma korpus uteri merupakan suatu penyakit yang sampai saat ini belum
diketahui penyebab pastinya. Namun terdapat faktor risiko terjadinya kanker korpus uteri
antara lain infertilitas,obesitas,hipertensi,diabetes mellitus dan tingginya paparan
estrogen dari kontrasepsi.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran pada abdomen pasien terdapat
nyeri tekan sekitar abdomen. Pada pemeriksaan genitalia v/u tenang dan tidak terdapat
perdarahan.
Pada pemeriksaan labor , pemeriksaan hemoglobin pasien cukup rendah namun
masih batas normal. Pada pemeriksaan CA 125 terdapat peningkatan , menandakan
terjadinya tanda kanker ovarium, tuba, endometrium, dan kelainan penyakit lainnya
Pemeriksaan USG pada pasien ini, diperoleh hasil interpretasi berupa, uterus
Uterus inhomogen ukuran 9,57x9,93x8,14 cm Dengan gambaran hiperkoik dan
vaskularisasi tinggi menandakan terjadinya tumor endometrium.
Pada CT Scan, Uterus tampak membesar , tampak massa solid inhomogen batas
tegas tepi reguler dengan ukuran 14,1 x11,9 x 12 cm yang terlihat mendesak sigmoid,
namun tidak terlihat pelebaran colon ke proximal . Batas amtara maassa dengan usus dan
buli tegas. Dengan kesan tumor korpus uteri.

24
Perlunya tatalaksana pasien ini berupa laparatomi dengan histektomi dengan
mengangkat Rahim, lalu sampel dikirimkan untuk pemeriksaan patologi anatomi atau
histopatologi untuk diketahui jenis sel dan dapat menentukan tatalaksana serta prognosis
kedepannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Andrijono. Sinopsis Kanker Ginekologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia.2013
2. Wt Creasman, F Odicino et al. Carcinoma of the corpus uteri : Figo annual Report.
3. Medical books online (2012).Uterine body (corpus uteri). From
http://www.cixip.com/index.php/page/content/id/1672, juni 2014
4. C.Jing Wang etc (2013). Uterine cancer juni. from
http://emedicine.medscape.com/article/258148-overview , 2014
5. Unknow. Corpus uteri cancer factsheet. 2006.
6. National Cancer institute(2013). Uterine Sarcoma Treatment. From
http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/uterinesarcoma/, June 2014
7. Department of Haematology & Oncology Tayside Single Delivery Unit. Clinical
Management Protocol – Chemotherapy – Corpus Uteri.
8. A. Wang, K.M. Hartzfeld and M. Hughes. Atlas of Staging in Gynecological
Cancer. Endometrial cancer. 2008; 18-19.
9. Gynaecological cancer clinical guidelines. 2012. Carcinoma of the uterine corpus:
North of England Cancer Network.
10. Unknow (2012). Uterine Cancer. From: http://www.cancer.net/cancer-
types/uterine-cancer/treatment-option. June 2014
11. Anwar, Mochmad, et al. 2011. Ilmu kandungan, edisi 3. Kanker Korpus uteri.
Jakarta : PT. Bina pustaka Sarwono Prwihardjo.
12. Unkown. Dealing With Cancer Recurrence. From:
http://www.cancer.net/survivorship/dealing-cancer-recurrence. June 2014

26

Anda mungkin juga menyukai