Oleh :
Amelia Putri 1840312313
Nugra Daary R G 1840312246
Preseptor:
dr. Andi Friadi, SpOG (K)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Rahim adalah organ berongga pada panggul dari wanita. Terdiri atas tiga bagian:
bagian atas disebut fundus, tengah disebut corpus, dan bagian bawah adalah cervix.
Dinding rahim memiliki dua lapisan; lapisan endometrium pada bagian dalam, dan
miometrium pada bagian luar. Kanker korpus uteri dapat terbentuk dalam salah satu
jaringan yang membentuk rahim. 1,2
Kanker korpus uteri adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah 2/3 bagian
atas rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya, kanker korpus uteri dianggap primer jika
berasal dari endometrium atau miometrium. dianggap tumor ganas endometrium bila
histologi berjenis adenokarsinoma. 1,2
Kanker rahim didefiniskan sebagai neoplasma yang invasif dari korpus uteri.
Neoplasma invasif pada organ pelvis wanita sebanyak 15% dari semua kanker pada
wanita. Yang paling sering mengarah ke keganasan adalah kanker rahim. Khususnya,
kanker endometrial. Kanker endometrial merupakan keganasan ginekologi yang
paling umum di Amerika Serikat. Diperkirakan 40.100 kasus didiagnosis setiap tahun,
menyebabkan kematian mencapai 7470. Ini adalah kanker urutan keempat yang paling
sering terjadi, sebanyak 6% dari kanker pada wanita, berikut payudara, paru-paru, dan
kanker kolorektal. Mempunyai prognosis yang baik karena sebagian besar pasien
datang pada tahap awal, sehingga hanya 3% dari kematian akibat kanker pada wanita.
4
1.2.Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis,
diagnosis, tatalaksana dari kanker korpus uteri
1.3.Tujuan Penulisan
2
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis mengenai
kanker korpus uteri
1.4.Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk
kepada berbagai literatur.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Definisi
Kanker korpus uteri adalah kanker yang primer tumbuh berasal dari korpus uteri.
Beberapa bagian korpus uteri yang sering mengalami degenerasi keganasan antara
lain endometrium, myometrium serta jaringan lainnya yang menjadi komponen
korpus uteri. Tetapi pembicaraan karsinoma korpus uteri umumnya merupakan
pembicaraan karsinoma endometrium dan sarkoma.
Kanker endometrium dapat berinvasi secara langsung pada jaringan sekitarnya
melalui myometrium ke serviks, ke salah satu atau kedua ovarium, melalui aliran
4
saluran getah bening ke vagina, suburetral ke kelenjar para pelvis, para aorta,
inguinal ke salah satu atau kedua ovarium dan melalui aliran pembuluh darah
biasanya terlambat, menyebar ke paru-paru, hepar, otak dan tulang
2.3. Epidemiologi
Sekitar 40.100 wanita diperkirakan mempunyai potensi meningkat ke arah
keganasan pada tahun 2008 di Amerika Serikat. Setelah meningkat dua kali lipat pada
awal tahun 1970, kejadian kanker rahim cukup stabil. Pada tahun 2008, diperkirakan
sekitar 7.470 kematian. 4
Kanker korpus uteri (kanker rahim) adalah kanker yang paling umum keenam pada
wanita di Irlandia, sebanyak 3,9% dari semua neoplasma ganas, termasuk kanker kulit
non-melanoma pada wanita. Rata-rata jumlah kasus baru didiagnosa setiap tahun adalah
403. Selama 1995-2007, jumlah kasus baru didiagnosa setiap tahun meningkat sebesar 7%
di NI dan 3% di RoI. Sekitar 1 dari 93 wanita mempunyai potensi mengalami kanker
rahim. Banyak faktor yang bisa menyebabkan kanker rahim, namun sebagian besar dapat
mengarah ke kanker kopus uteri. 1,5
Ada dua jenis kanker rahim, kanker endometrium, yang berasal dari lapisan dalam
(endometrium) rahim yang paling sering pada kanker rahim, terdapat sekitar 90% dari
total kasus kanker rahim. Sarcoma uteri, yang berasal dari lapisan luar jaringan otot
(miometrium) rahim, adalah bentuk jauh lebih umum dari kanker rahim, yang terdiri dari
kurang dari 10% dari semua kasus kanker rahim. 6
5
endometrium (EES), yang memiliki insiden yang lebih tinggi pada wanita yang lebih tua
dari 50 tahun.4
Terapi pengganti hormon, hormon mempunyai peran utama dalam etiologi kanker
rahim, estrogen satu-satunya formulasi dari terapi pengganti hormon yang kini
dianggap mempunyai resiko peningkatan pada wanita yang menggunakan regimen
yang mengandung estrogen dan progesteron, dimana progesteron diambil kurang
dari 15 hari perbulan.
Tamoxifen, merupakan modulator reseptor ekstrogen selektif yang digunakan
dalam pencegahan dan pengobatan kanker payudara, penggunaan tamoxifen ini
juga menyebabkan terjadinya kanker rahim.
Nulipara, (wanita yang tidak memiliki anak)
Menarche dini, Wanita yang mengalami periode menstruasi pertama sebelum usia
12 tahun.
Manopause terlambat, wanita yang megalami menopause setelah usia 55 tahun
mempunyai faktor resiko mengalami karsinoma korpus uteri.
Obesitas, Terdapat hubungan yang erat antara obesitas dan kanker rahim (
Terdapat 60% peningkatan risiko dalam 5 kg/m2 peningkatan indeks massa tubuh.
Diabetes, terdapat risiko 2-3 kali pada orang yang mengalami diabetes.
Riwayat keluarga dengan kanker rahim, wanita yang memiliki keluaraga dengan
riwayat kanker rahim memiliki peningkatan resiko dua kali lipat.
Riwayat terpapar radiasi pada bagian pelvis
6
2.5. Diagnosis
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis, melakukan pemeriksaan kesehatan secara
umumnya, termasuk pemeriksaan tanda-tanda penyakit, termasuk benjolan atau
hal lain yang abnormal, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat pengobatan
sebelumnya .7
- Pemeriksaan pelvis, pemeriksaan pada vagina, cervix, uterus, tuba fallopi, ovum,
dan rectum. Dokter memasukkan satu atau dua dilimasi, jari yang menggunakan
sarung tangan dimasukkan kedalam vagina dan sisi lain ditempatakn diatas perut
bagian bawah untuk merasakan ukuran, bentuk, dan posisi uterus dan ovarium.
Spekulum juga dimasukkan kedalam vagina untuk melihat keadaan vagina dan
serviks untuk menemukan adanya tanda-tanda penyakit. Pap smear serviks biasanya
dilakukan. Kemudian jari juga dapat dimasukkan kedalam rectum untuk merasakan
adanya benjolan atau daerah yang abnormal. 7
7
Gambar 2 7
- Tes Pap : Sebuah prosedur untuk mengambil sel dari permukaan leher rahim
dan vagina. Sepotong kapas, kuas, atau tongkat kayu kecil digunakan untuk
mengambil sel-sel dari leher rahim dan vagina. Sel-sel tersebut dlihat dibawah
mikroskop untuk melihat jika terdapat sel-sel yang abnormal. Prosedur ini
disebut juga papsmear.7
Gambar 3 7
8
- Transvaginal USG : Sebuah prosedur yang digunakan untuk pemeriksaan pada
vagina, uterus, tuba fallopi, dan kandung kemih. Sebuah transduser USG ( Probe )
dimasukkan kedalam vagina dan digunakan untuk membangkitkan gelombang suara
dengan energi tinggi ( ultrasound) dari jaringan internal maupun organ dan membuat
gema. Gema berupa gambar jaringan-jaringan tubuh disebut sonogram. Kita dapat
mengidentifikasi tumor dengan melihat sonogram.7
Gambar 4 7
- Dilatasi & kuret : Sebuah prosedur untuk mengambil sampel jaringan dari lapisan
dalam uterus. Serviks mengalami dilatasi dan kuret ( instrumen berbentuk sendok)
dimasukkan kedalam rahim untuk mengambil jaringan. Sampel jaringan diperiksa
dibawah mikroskop untuk mengetahui tanda dari penyakit. Prosedur ini juga disebut
D & C.7
Gambar 5 7
9
- Biopsi endometrial : Ambil jaringan dari endometrium ( didalam uterus ), jaringan
yang abnormal akan terlihat dibawah mikrokop.7
2.6. Klasifikasi:
Stadium berdasarkan(Federation Internationale Gynecologique Obstetrique) FIGO
2009
Berdasarkan sistem FIGO penanganan karsinoma corpus uteri adalah pembedahan (tidak
seperti karsinoma serviks). Pada 1971 sistem stadium hanya dilakukan pada pasien yang
belum menjalani operasi.
STADIUM III : Tumor diluar uterus (bukan kandung kemih atau mukosa
usus)
peritoneal positif
metastasis jauh
usus
10
IVB : Metastasis jauh termasuk intra-abdomen dan/ atau
11
G2 Adenocarcinoma yang berdiferensiasi moderate dengan setengah bagian
solid
G3 Adenocarcinoma yang berdiferensiasi buruk (dominan solid) atau
undifferentiated.
1. Pembedahan
Operasi harus dilakukan pada semua jenis kanker endometrium terlepas dari
jenisnya jika terdapat kemungkinan reseksi tumor primer. Pembedah primer mempunyai
tingkat kesembuhan yang lebih tinggi dari radioterapi radikal khusus untuk pengobatan
utama kanker endometrium endometrioid. 10
Stadium I dan II
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan energi dan partikel-partikel x-ray yang tinggi untuk membunuh
sel-sel yang abnormal. Pemberian radioterapi mempunyai waktu-waktu tertentu. Indikasi
untuk kombinasi radioterapi pasca-operasi: 8,11
• Tumor grade 3
12
• Stadium II atau lebih
• Teknik Radioterapi
a) terapi sinar eksternal untuk seluruh pelvis:
3 atau 4 bidang 'brick' menggunakan
9 atau 16 MeV foton (seperti untuk karsinoma serviks) Dosis: 4500cGy dalam 20
fraksi selama 4 minggu
b) Cesium vagina menggunakan 'line source‘
dengan Dosis: 3000cGy pada
mukosa vagina dalam waktu sekitar 8 jam.
STADIUM I DAN II
Pasien yang tidak dapat dilakukan operasi dapat diobati dengan radioterapi primer,
biasanya menggunakan cesium intracavitary dengan radikal, diberikan dua kali dalam
seminggu secara terpisah. 8
Radioterapi adalah pilihan pengobatan pada stadium ini. Kemoterapi juga dapat
dipertimbangkan. Pengobatan bersifat individual dan biasanya diberikan untuk paliatif
terbaik. Ketika ekstensi ditemukan di luar rahim pada saat operasi, mungkin dapat
dilanjutkan dengan TAH dan BSO dan diberikan radioterapi pasca operasi seperti pada
stadium I dan II. 8
13
paliatif. 8
3. Terapi Hormon
4. Kemoterapi Adjuvan
Pasien yang sudah berulang dan mengalami metastasi dan tidak paliatif dengan
radioterapi atau pengobatan dengan hormon dapat dipertimbangkan untuk diberikan dosis
tunggal atau kemoterapi dengan kombinasi sitotoksik.10
14
Taxol / Carboplatin 4 siklus grade tinggi. 8
Rekurensi dapat terjadi secara lokal (mengenai bagian yang sama pada tubuh pada
lokasi kanker primer), regional (muncul kembali dekat dengan daerah kanker primer), atau
jauh (mengenai bagian lain dari tubuh). Pada kanker karsinoma korpus uteri rekurensi bisa
15
terjadi pada vagina, pelvis atau intra abdomen yang paling sering terkena yaitu
peritoneum, paru-paru dan hepar.12
Biasanya tidak ada gejala, hasilnya bisa dilihat pada pap smear yang abnormal.
Tapi biasanya juga pasien datang dengan perdarahan pada vagina atau spotting diantara
menstruasi, atau kapan saja pada wanita yang sudah mengalami menopause, kadang-
kadang pasien juga merasa nyeri pada pelvis. 8,10
2.8. Prognosis
Prognosis pasien karsinoma endometrium dipengaruhi oleh :
- Stadium penyakit (kedalaman invasi)
- Jenis histopatologi kanker
- Derajat differensiasi sel
- Kedalaman invasi
- Faktor pengobatan
- Faktor risiko llainnya seperti emboli atau invasi ke pembuluh darah atau limfe.
16
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. RSD
No. MR : 01030387
Usia : 43 tahun
Agama : Islam
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Seorang pasien wanita umur 43 tahun kiriman poliklinik onkologi RSUP Dr. M. Djamil
Keluar darah dari kemaluan, warna merah segar, 3x ganti pembalut kadang berbentuk flek,
Perut membengkak (+) sejak 1 bulan yang lalu dan nyeri perut (+) sejak 1 bulan yang lalu
Haid terasa cukup lama hingga seminggu dan tidak teratur sejak 2 bulan yang lalu
Lemah-letih sejak 1 bulan lalu. Pasien hanya dapat beraktivitas ringan hingga sedang.
17
Buang air besar tidak ada keluhan
Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis disangkal. Riwayat asthma
maupun alergi obat-obatan disangkal. Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya. Belum pernah mendapat tindakan operasi sebelumnya.
Tidak ada riwayat anggota keluarga menderita penyakit menular, keturunan, kejiwaan.
Riwayat Persalinan
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
18
Kesadaran : CMC
Tekanan Darah : 114/73 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,7oc
BB : 65 kg
TB : 167 cm
Edema : tidak ada
Anemis : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Kulit : tidak ada kelainan
KGB : tidak ada pembesaran
Rambut : tidak ada kelainan
Mata : Kelopak oedem (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tak langsung +/+
Telinga : Normotia, deformitas (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan
mastoid (-), sekret (-)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), septum deviasi (-),
mukosa hiperemis (-)
Tenggorokan : tidak ada kelainan
Gigi dan Mulut : tidak ada caries dentis
Leher : JVP 5-2 cm H2O
Bentuk : Simetris, normal
KGB : Tidak teraba membesar
Trakhea : Lurus di tengah
Kelenjar tiroid : Tidak teraba membesar
Paru:
19
o Inspeksi : Simetris kiri dan kanan , Gerakan kedua hemithoraks simetris saat
inspirasi dan ekspirasi.
o Palpasi : Gerakan dada simetris, tidak ada hemitoraks tertinggal, vokal
fremitus kedua hemithoraks sama, krepitasi (-), nyeri tekan (-)
o Perkusi : Tidak dilakukan
o Auskultasi : Suara nafas vesicular, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi : Iktus Kordis tidak terlihat
o Palpasi : Iktus Kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
o Perkusi : Batas jantung normal
o Auskultasi : S1 dan S2 normal, Murmur (-), Gallop (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, Edema (-/-)
Status Ginekologi
Abdomen:
o Inspeksi : Striae (+)
o Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Defans muscular (-)
o Perkusi : Timpani
o Auskultasi : BU (+) Normal
Genital:
o Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan Darah :
Hb : 11,5 gr% GDS : 137
Ht : 39 % Alb : 4,2
20
PT : 10,6 detik SGOT/SGPT : 16/9 u/l
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG dilakukan di RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 19 Oktober
2018, diperoleh hasil :
21
Uterus inhomogen ukuran 9,57x9,93x8,14 cm
Dengan gambaran hiperkoik dan vaskularisasi tinggi
Kesan :
Ca corpus uteri
Diagnosis Kerja
Perdarahan pervaginam ec susp adenomiosis
Kesan CT Scan : Uterus tampak membesar , tampak massa solid inhomogen batas
tegas tepi reguler dengan ukuran 14,1 x11,9 x 12 cm yang terlihat mendesak
sigmoid, namun tidak terlihat pelebaran colon ke proximal . Batas amtara maassa
dengan usus dan buli tegas.
Kesimpulan : Tumor korpus uteri suspek maligna DD/ Mioma uteri
22
Tindakan Pengobatan
Laparotomi
23
BAB IV
DISKUSI
Seorang perempuan usia 43 tahun datang ke Poli Kebidanan RSUP dr. M Djamil
Padang dengan diagnosis diagnosis suspek carcinoma corpus uteri pro laparatomi.
Pasien mengeluh keluar darah dari kemaluan sejak 1 bulan yang lalu, warna merah segar,
ganti duk 3x per hari, darah keluar terus menerus setiap hari, tidak disertai rasa nyeri. Pasien tampak
Lemah-letih sejak 1 bulan lalu. Pasien hanya dapat beraktivitas ringan hingga sedang. Buang air
kecil dan buang air besar tidak mengalami keluhan.
Tidak ada riwayat hipertensi , DM , penyakit turunan dan penyakit keganasan sebelumnya.
Tidak ada riwayat anggota keluarga menderita penyakit menular, keturunan, kejiwaan, dan
keganasan. Carcinoma korpus uteri merupakan suatu penyakit yang sampai saat ini belum
diketahui penyebab pastinya. Namun terdapat faktor risiko terjadinya kanker korpus uteri
antara lain infertilitas,obesitas,hipertensi,diabetes mellitus dan tingginya paparan
estrogen dari kontrasepsi.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran pada abdomen pasien terdapat
nyeri tekan sekitar abdomen. Pada pemeriksaan genitalia v/u tenang dan tidak terdapat
perdarahan.
Pada pemeriksaan labor , pemeriksaan hemoglobin pasien cukup rendah namun
masih batas normal. Pada pemeriksaan CA 125 terdapat peningkatan , menandakan
terjadinya tanda kanker ovarium, tuba, endometrium, dan kelainan penyakit lainnya
Pemeriksaan USG pada pasien ini, diperoleh hasil interpretasi berupa, uterus
Uterus inhomogen ukuran 9,57x9,93x8,14 cm Dengan gambaran hiperkoik dan
vaskularisasi tinggi menandakan terjadinya tumor endometrium.
Pada CT Scan, Uterus tampak membesar , tampak massa solid inhomogen batas
tegas tepi reguler dengan ukuran 14,1 x11,9 x 12 cm yang terlihat mendesak sigmoid,
namun tidak terlihat pelebaran colon ke proximal . Batas amtara maassa dengan usus dan
buli tegas. Dengan kesan tumor korpus uteri.
24
Perlunya tatalaksana pasien ini berupa laparatomi dengan histektomi dengan
mengangkat Rahim, lalu sampel dikirimkan untuk pemeriksaan patologi anatomi atau
histopatologi untuk diketahui jenis sel dan dapat menentukan tatalaksana serta prognosis
kedepannya.
25
DAFTAR PUSTAKA
26