Anda di halaman 1dari 10

MENGENAL TENTANG KEWIRAUSAHAAN

Nama : Kamrianti Ramli

Nim : 10B13006

Tujuan Materi:

Adapun tujuan materi ini adalah:

1. Menggambarkan perkembangan teori dan istilah wirausaha


2. Memahami kewirausahaan sebagai suatu disiplin ilmu
3. Memahami objek studi kewirausahaan
4. Memahami hakikat kewirausahan
5. Memahami karakteristik dan nilai-nilai kewirausahaan
6. Menggambarkan sikap dan kepribadian kewirausahaan
7. Memahami motif berwirausaha

Materi:

Wirausaha berasal dari kata entrepreneur merupakan seseorang yang percaya diri dalam
melakukan suatu pekerjaan, memanfaatkan peluang, kreatif, dan inovatif dalam
mengembangkan usahanya. Menurut Alma (2009:22) definisi wirausaha yang asal katanya
adalah terjemahan dari entrepreneur. Istilah wirausaha ini berasal dari entrepreneur (bahasa
Perancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-
between. Perkembangan teori dan istilah entrepreneur adalah sebagai berikut1:

 Asal kata entrepreneur dari bahasa Perancis berarti between taker atau go-between
 Abad pertengahan berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek
produksi berskala besar
 Abad 17 diartikan sebagai orang yang menanggung resiko untung rugi dalam
mengadakan kontrak pekerjaan dengan pemerintah dengan menggunakan fixed price
 Tahun 1725, Richard Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai orang yang
menanggung resiko yang berbeda dengan orang yang memberi modal
 Tahun 1797, Bedeau menyatakan wirausaha sebagai orang yang menanggung resiko,
yang merencanakan, supervisi, mengorganisasi dan memiliki
 Tahun 1803, Jean Baptist Say menyatakan adanya pemisahan antara keuntungan
untuk entrepreneur dan keuntungan untuk pemilik modal
 Tahun 1876, Francis Walker, membedakan antara orang menyediakan modal dan
menerima bunga, dengan orang yang menerima keuntungan karena keberhasilannya
memimpin usaha
 Tahun 1934, Joseph Schumpeter, seorang entrepreneur adalah seorang inovator dan
mengembangkan teknologi
 Tahun 1961, David McLelland, entrepreneur adalah seorang yang energik dan
membatasi resiko
 Tahun 1964, Peter Drucker, seorang entrepreneur adalah seseorang yang mampu
memanfaatkan peluang
 Tahun 1975, Albert Shapero, seorang yang memiliki inisiatif, mengorganisir mekanis
sosial dan ekonomi, dan menerima resiko kegagalan
 Tahun 1980, Karl Vesper, seorang entrepreneur berbeda dengan seorang ahli
ekonomi, psikologi, business persons, dan politicians
 Tahun 1983, Gifford Pinchot, intrapreneur adalah seorang entrepreneur dari dalam
organisasi yang sudah ada/organisasi yang sedang berjalan
 Tahun 1985, Robert Hisrich menyatakan entrepreneur adalah proses menciptakan
sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai
dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima balas jasa
dalam bentuk uang dan kepuasaan pribadinya.

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang
dengan berbagai resiko yang ungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W.
Zimmerer (dalam Suryana 2001:2), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses
sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di
pasar. Kreativitas oleh Zimmerer diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-
ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan
menghadapi peluang. Sedangkan keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk
menerapkan kreatvitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Jadi dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
merupakan disiplin ilmu yang sistematis untuk menerapkan sikap kreatif dan inovasi dalam
mengembangkan ide-ide baru guna menghadapi persaingan bisnis atau usaha.

Zaman dulu kewirausahaan merupakan urusan pengalaman langsung di lapangan. Padahal


kewirausahaan itu bukan hanya merupakan bakat bawaan sejak lahir, namun kewirausahaan
dapat dipelajari dan diajarkan. Dipelajari melalui proses pendidikan dan diajarkan melalui
proses pendidikan formal atau informal. Menurut Suyana (2009:2) bahwa “Entrepreneurship
are not only born but also made” artinya kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir
atau urusan pengalaman lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan.

Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui


pendidikan. Mereka yang menjadi entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi
dan belajar mengembangkan potensinya untuk menangkap peluang serta mengorganisir
usahanya dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang
sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan segala aspek
usaha yang akan ditekuninya dalam proses pendidikan kewirausahaan.

Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang
independen. Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri
yang independen menurut Soeharto Prawirokusumo (dalam Suryana, 2001:3) dikarenakan (1)
kewirausahaan berisi “body of knowledge” yang utuh dan nyata yaitu ada teori, konsep, dan
metode ilmiah yang lengkap, (2) kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu posisi “venture
start-up” dan “venture growth”, ini jelas tidak masuk dalam “frame work general
management courses” yang memisahkan antara management dan “business ownership”, (3)
kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri yaitu kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, (4) kewirausahaan merupakan alat untuk
menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan atau kesejahteraan rakyat
yang adil dan makmur.
Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku. Menurut Soparman Soemahamidjaja (dalam Suryana, 2009:4) bahwa
kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi:

 Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan tujuan


hidup/usaha tersebut perlu perenungan, koreksi yang kemudian berulang-ulang di
baca dan diamati sampai memahami apa yang menjadi kemauannya
 Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-
nyala
 Kemampuan untuk berinisiatif yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu
perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan
berinisiatif
 Kebiasaan berinisiatif yang melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah dibiasakan
berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam
diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru atau kombinasi baru apa saja
yang dapat dijadikan piranti dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran
masyarakat.
 Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal
 Kemampuan untuk mengukur waktu dan membiasakn diri untuk selalu tepat waktu
dalam segala hal tindakannya melalui kebiasaan yang selalu tidak menunda pekerjaan
 Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama
 Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman
yang baik maupun yang menyajikan

Kewirausahaan muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan


ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang
berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha. Berwirausaha
menurut Meredith (dalam Suryana, 2001:7) adalah memadukan perwatakan pribadi,
keuangan, dan sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan atau
karier yang harus bersifat fleksibel, dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko,
mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Syarat
berwirausaha harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan mengevaluasi peluang,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh
keuntungan dari peluang-peluang itu. Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda agar dapat bersaing.

Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif dan
pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Ada
enam hakikat penting kewirausahaan, yaitu:

 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
 Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda
 Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan
perkembangan usaha
 Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu
yang berbeda yang bermanfaat memberikan nilai lebih
 Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.

Banyak para ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang
berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (dalam Suryana, 2001:8) misalnya mengemukakan ciri-
ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut:

Ciri-ciri Watak
1. 1. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi


1. 2. Berorientasi pada tugas dan laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja
hasil keras mempunyai dorongan kuat, energetik
dan inisiatif

Kemampuan untuk mengambil resiko yang


wajar dan suka tantangan

Perilaku sebagai pemimpin, bergaul


dengan orang lain, menanggapi saran-saran
dan kritik

1. 3. Pengambilan resiko Inovatif dan kreatif serta fleksibel

Pandangan ke depan, perspektif

1. 4. Kepemimpinan

1. 5. Keorisinilan

1. 6. Berorientasi ke masa depan

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmmerer (dalam Suryana, 2001:8-9) mengemukakan


delapan karakteristik:

 Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.
 Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya ia
selalu menghindari risiko yang rendah dan menghindari risiki yang tinggi
 Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk
berhasil
 Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera
 High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik
 Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan
jauh ke depan
 Value of achievement over money, yaitu memiliki keterampilan dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
 Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber
daya untuk menciptakan nilai tambah

Arthur Kuriloff dan John M Mempil (dalam Suryana, 2001:9) mengemukakan karakteristik
kewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan:

Values Behavior
ü Commitment  Staying with a task until finished

ü Moderate risk  Not gambling,cut choosing a middle course

ü Seeing opportunities  And gasping them

ü Objectivity  Observing reality clearly

ü Feedback  Analyzing timely performance data to guide


activity
ü Optimism
 Showing confidence in novel situations
ü Money
 Seeing it as resorce and not an end in itself
ü Proactive management
 Managing through reality based on forward
planning

Beberapa ciri kewirausahaan secara ringkas dikemukakan oleh Vermon A musselman, Wasty
Sumanto dan Geoffrey Meredith (dalam Suryana, 2009:10) yaitu: (1) keinginan yang kuat
untuk berdiri sendiri, (2) kemauan untuk mengambil risiko, (3) kemampuan untuk belajar dari
pengalaman, (4) memotivasi diri sendiri, (5) semangat untuk bersaing, (6) orientasi pada
kerja keras, (7) percaya pada diri sendiri, (8) dorongan untuk berprestasi, (9) tingkat energi
yang tinggi, (10) tegas, (11) yakin pada kemampuan sendiri, (12) tidak suka uluran tangan
dari pemerintah/pihak lain di masyarakat, (13) tidak tergantung pada alam dan berusaha
untuk tidak menyerah pada alam, (14) kepemimpinan, (15) keorisinilan, dan (16)
berorientasi ke masa depan dan penuh gagasan

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (dalam Suryana, 2001:10) mengemukakan


karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri:
 Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas
 Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam pandangan dan bertindak terhadap
peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan
mengutamakan monitoring
 Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan
bisnis

Secara eksplisit, Dan Steinnhoff dan John F Burgess (dalam Suryana, 2001:10)
mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang
berhasil, yaitu:

 Memiliki visi dan tujuan yang jelas


 Bersedia menanggung risiko waktu dan uang
 Berencana dan mengorganisir
 Kerja keras sesuai dengan tingkat urgensinya
 Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan yang lainnya
 Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga oleh sifat dan kepribadian
seseorang. The officer of Advocacy of small Business Administration yang dikutip oleh Dan
Steinhoff dan John F Burgess mengemukakan bahwa kewirausahaan yang berhasil pada
umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian sebagai berikut:

 Thaey have the self-confidence to work independently work hard and understand that
the risk taking is part of the equation for success
 They have organization ability, can set goals, are results-oriented, and take
responsibility for the results of their endeavors-good or bad
 They are creative and seek an outlet for their creativity in an entrepreneurship
 They enjoy challenges and find personal fulfiment in seeing their ideas through to
completion

Menurut Ahmad Sanusi ada beberapa kecenderungan profil pribadi pewirausaha dan
kewirausahaan yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, di antaranya:

 Tidak menyenagi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/tetap/sudah teratur/diatur dan jelas.
Ia selalu bosan dengan kegiatan rutinitas sehingga timbul harapan-harapan dan
keinginan untuk selalu berubah, ada tambahan, pengayaan, atau perbaikan mutu
 Mulai suka memandang ke luar, berorientasi pada aspek-aspek yang lebih luas dari
soal yang dihadapi untuk memperoleh peluang baru
 Makin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian atau
prakarsa atas nama sendiri
 Suka bermain-main dengan daya imajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas
serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain
 Karena sendiri, maka ada keinginan berbeda atau maju, dan toleransi terhadap
perbedaan dari pihak lain
 Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan dikembangkan,
serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa sudut. Prakarsa dianggap tidak
final, bahkan terbuka untuk modifikasi dan perubahannya
 Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi tahap yang tercapai timbul rasa percaya
diri dan sikap optimisme yang lebih mendasar
 Sikap dan perilaku kewirausahaan di atas, dijinakan/dikombinasikan dengan
mempelajari keterampilan manajemen usaha dalam bentuk perencanaan dan
pengembangan produk, penetrasi/pengembangan pasar, organisasi dan komunikasi
perusahaan, keuangan, dan lain-lain
 Meskipun azasnya bekerja keras, cermat dan sungguh-sungguh namun aspek risiko
tidak bisa dilepaskan sampai batas yang dapat diterima
 Dengan risiko tersebut, dibuatkanlah tekad, komitmen , dan kekukuhan hati terhadap
alternatif yang dipilih
 Berhubung yang dituju ada kemajuan yang terus menerus, maka ruang lingkup
memandang pun jauh dan berdaya juang tinggi, karena sukses tidak datang tanpa
dasar atau tiba-tiba
 Adanya perluasan pasar dan pihak lain yang bersaing mendorong kemauan keras
untuk membuat perencanaan lebih baik, bekerja lebih baik, untuk mencapai hasil
lebih baik bahkan yang terbaik dan berbeda
 Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak lain yang
sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan. Akan tetapi, jika perlu, ia harus ada
kesiapan untuk bersaing
 Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak terduga dianggap tantangan
untuknmencari berbagai ihtiar
 Memiliki toleransi terhadap kesalahan operasional atau penilaian. Ada instrospeksi
dan kesediaan, serta sikap responsif dan arif terhadap umpan balik dan saran
 Punya kemampuan intensif dan seimbang dalam memperhatikan dan menyimak
informasi dari pihak lain dengan meletakan posisi dan sikap sediri, dan
mengendalikan diri sendiri terhadap sesuatu soal yang dianggap belum jelas
 Menjaga dan memajukan nilai dan perilaku yang telah menjadi keyakinan dirinya,
integritas pribadi yang mengandung citra dan harga diri, selalu bersikap adil, fair, dan
sangat menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain.

Menurut Suharyadi (2007:10) bahwa sikap seorang wirausaha dapat dilihat dalam kegiatan
sehari-hari yaitu:

 Disiplin yaitu ketepatan komitmen terhadap kewirausahaan terhadap tugas dan


pekerjaannya.
 Komitmen tinggi yaitu seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
kepada konsumen akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut mendapat kepercayaan dari konsumen.
 Jujur, seorang wirausahawan harus jujur dalam hal karakteristik produk, pelayanan
purnajual yang dijanjikan
 Kreatif dan inovatif, seorang wirausahawan harus memiliki daya kreatif dan inovatif
tinggi untuk menciptakan produk terbaru
 Mandiri, sikap ini sangat mutlak dimiliki oleh seorang wirausahawan

Menurut Suryana (2001:14) ada empat nilai dengan orientasi dan ciri masing-masing yaitu:

 Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri-cirinya


pengambil risiko, terbuka terhadap teknologi, dan mengutamakan materi
 Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi.
Wirausaha ini hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan, sikap
positif, dan kreativitas
 Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan sudah
yang ada, misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menghadap ke
arah tertentu supaya berhasil
 Wirausaha yang berorientasi pada non=materi, dengan bekerja berdasarkan kebiasaan,
wirausaha model ini biasanya tergantung pada pengalaman, berhitung dengan
menggunakan mistik, paham etnosentris, dan taat pada tata cara leluhur

Dari beberapa ciri kewirausahaan di atas, menurut Suryana (2001:15) ada beberapa nilai
hakiki penting dari kewirausahaan yaitu:

 Percaya diri, kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas,
keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan berkarya
 Berorientasi tugas dan hasil, seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil
adalah orang yang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif
 Keberanian mengambil risiko tergantung pada daya tarik setiap alternatif, persediaan
untuk rugi, dan kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal. Kemampuan untuk
mengambil risiko ditentukan oleh keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan
kemampuan, dan kemampuan untuk mmenilai risiko.
 Kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat-sifat kepeloporan, keteladanan, tampil
berbeda, lebih menonjol dan lebih menonjol, dan mampu berfikir divergen dan
konvergen
 Berorientasi ke masa depan adalah perspektif, selalu mencari peluang, tidak cepat
puas dengan keberhasilan dan berpandangan jauh ke depan
 Keorisinilan: kreativitas dan keinovasian. Kreativitas adalah kemampuan untuk
berpikir yang baru dan berbeda, sedangkan keinovasian adalah kemampuan untuk
bertindak yang baru dan berbeda.

Wirausaha adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah
untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar,
mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang
tidak berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi yang tidak
berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi sosial. Menurut
Dusselman (dalam Suryana, 2001:25), seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai
oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:

 Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru
 Keberanian untuk menghadapi risiko yaitu usaha untuk menimbang dan menerima
risiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
 Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen, yaitu usaha perencanaan, usaha untuk mengkoordinir,
usaha untuk menjaga kelancaran usaha, dan usaha untuk mengawasi dan
mengevaluasi usaha,
 Kepemimpinan yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan terhadap
tujuan usaha

Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A. Turla (dalam Suryana, 2001:25-26) pola tingkah
laku kewirausahaan tergambar dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut:
 Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan
diri, keberanian menghadapi risiko, memiliki dorongan, dan kemauan kuat
 Kemampuan hubungan, operasionalnya dapat dilihat dari indikator komunikasi dan
hubungan antar personal, kepemimpinan, dan manajemen
 Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan
dan promosi
 Keahlian dalam mengatur, operasionalnya diwujudkan dalam bentuk penentuan
tujuan, perencanaan, dan penjadwalan, serta pengaturan pribadi
 Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur uang

Mengembangkan pribadi wirausaha identik dengan mengembangkan perilaku wirausaha


yaitu mengenali diri sendiri dan kendala yang dihadapinya sebagai langkah awal. David
McClelland (dalam Suryana, 2001:26) mengemukakan enam ciri perilaku kewirausahaan
yaitu:

 Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil risiko yang moderat dan bukan
atas dasar kebetulan belaka
 Bersifat energetik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif
 Tanggung jawab individual
 Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolok ukur
satuan uang sebagai indiaktor keberhasilan
 Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa datang
 Memiliki kemampuan berorganisasi, yaitu bahwa seseorang wirausaha memiliki
kemampuan keterampilan, kepemimpinan, dan manjerial

Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Menurut Suryana (2001:28)
wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

 Mau mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya
sendiri
 Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan
 Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
 Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan
 Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

Ada beberapa alasan seseorang berwirausaha menurut Suryana (2001: 29) yakni:

 Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari
pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan
 Alasan sosial yaitu untuk memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan
dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang tua di desa, agar dapat bertemu dengan
orang banyak
 Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar
masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan
keluarga, untuk mendapatkan kestiaan suami/isteri, untuk membahagiakan ayah dan
ibu
 Alasan memenuhi diri, yaitu untuk menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai
sesuatuyang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, agar
lebih produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.

Rangkuman

Kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda yang dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup. Hakikat
dasar dari kewirausahaan adalah kreativitas dan keinovasian. Kreativitas adalah berpikir
sesuatu yang baru dan keinovasian adalah berbuat sesuatu yang baru. Kewirausahaan dapat
dipelajari dan diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri karena jelas objek, konsep,
teori, dan metode ilmiahnya.

Objek kewirausahaan meliputi kemampuan merumuskan tujuan dan memotivasi diri,


berinisiatif, kemampuan membentuk modal dan mengatur waktu, mental yang kuat dan
kemampuan untuk mengambil hikmah dari pengalaman.

Watak, sifat, jiwa, dan nilai kewirausahaan muncul dalam bentuk perilaku kewirausahaan
dengan ciri-ciri percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani menghadapi resiko,
kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan. Jiwa kewirausahaan tidak
hanya dimiliki oleh setiap orang yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif, seperti pemerintah,
perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat lainnya baik secara indivisual maupun
kelompok. Keberhasilan wirausaha sangat tergantung pada beberapa faktor, yaitu kemauan,
kemampuan, peluang, dan kesempatan. Ada beberapa alasan mengapa seseorang berminat
berwirausaha, yaitu alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan dan alasan memenuhi
diri.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. 2009. Kewirausahaan. Alfabeta: Jakarta

Suharyadi., Nugroho. A., Purwanto., & Maman. F. Kewirausahaan Membangun Usaha


Sukses Sejak usia Muda. Salemba Empat: Jakarta

Suryana. 2001. Kewirausahaan. Salemba Empat: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai