Anda di halaman 1dari 9

Apa itu radiasi?

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang. Salah satu contoh sumber radiasi yang sudah kita kenal adalah matahari. Matahari
yang kita kenal memberikan cahaya dan panas. Tanpa sinar matahari tidak akan ada kehidupan
di bumi ini, akan tetapi harus diakui terlalu banyak sinar matahari yang mengenai tubuh bisa jadi
sangat berbahaya. Karena itu jumlah paparan sinar matahari harus kita batasi. Efek dari panas
matahari biasanya dicegah dengan menggunakan kacamata hitam, topi, pakaian dan pemakaian
tabir surya.

Jenis radiasi
Radiasi terdiri dari beberapa jenis dan setiap jenis dari radiasi tersebut memiliki panjang
gelombang masing-masing
1)         Ditinjau dari massanya radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan
radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini
terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar
gamma dan sinar kosmik.
Radiasi partikel adalah radiasi yang memiliki massa terukur, misalnya partikel beta, alfa
dan neutron. Partikel beta dengan simbol -1β0menunjukkan bahwa jumlah massa dari radiasi
tersebut adalah 0 dan jumlah muatannya adalah 1 negatif. Partikel alfa dengan simbol 2α4
menunjukkan bahwa partikel ini memiliki massa sebesar 4 satuan massa atom (sma) dengan
jumlah muatan sebesar positif 2. Sedangkan partikel neutron dengan simbol 0n1 menunjukkan
jumlah massa dari neutron adalah 1 sma dan jumlah muatannya adalah 0.

2)         Ditinjau dari muatan listriknya, radiasi terbagi menjadi radiasi non pengion dan
pengion. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk
ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak dan ultraviolet.
Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak suatu materi, akan
muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi.
Ion-ion hasil ionisasi ini dapat menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan/materi, termasuk
benda hidup, yang berinteraksi oleh radiasi. Radiasi pengion terkadang disebut juga sebagai
radiasi atom atau radiasi nuklir. Yang termasuk ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X, sinar
gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron. Partikel beta, alfa dan neutron dapat
menimbulkan ionisasi secara langsung. Sedangkan sinar-x, sinar gamma dan sinar kosmik,
meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, juga termasuk golongan radiasi pengion
karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung.

 
Macam-macam radiasi pengion :
Sinar-x dan sinar gamma, seperti halnya cahaya menghantarkan energi dalam bentuk
gelombang tanpa medium perantara, seperti panas dan cahaya dari api maupun matahari yang
merambat dalam ruang. Sinar-x dan sinar gamma hampir identik, kecuali bahwa sinar-x
umumnya dihasilkan secara artifisial (buatan) dan bukan berasal dari inti atom,  yaitu ketika
sebuah elektron berenergi tinggi menumbuk suatu logam target. Tidak seperti cahaya, sinar-x
dan sinar gamma memiliki daya tembus yang besar dan dapat dengan mudah menembus tubuh
manusia. Penghalang tipis berupa beton, timbal atau air biasanya digunakan sebagai alat
pelindung atau proteksi dari radiasi ini.

Partikel alfa terdiri atas 2 proton dan 2 neutron dalam bentuk inti atom (alfa merupakan
inti atom helium). Partikel ini memiliki muatan positif dan dipancarkan oleh unsur berat yang
ada dialam, seperti uranium dan radium, serta dari beberapa unsur buatan manusia. Alfa
berukuran relatif besar, sehingga mudah menumbuk materi dan dengan cepat kehilangan
energinya. Karenanya partikel ini memiliki daya penetrasi yang rendah dan dapat segera
dihentikan oleh lapisan terluar kulit dan selembar kertas. Akan tetapi, apabila sumber alfa masuk
kedalam tubuh melalui saluran pernafasan maupun saluran pencernaan, partikel alfa dapat
mempengaruhi sel-sel tubuh. Didalam tubuh, partikel alfa melepaskan energi pada jarak yang
relatif pendek dan menyebabkan kerusakan biologis yang lebih parah dibandingkan radiasi jenis
lain.
Partikel beta merupakan elektron cepat yang terlempar keluar dari inti atom. Partikel ini
lebih kecil dari partikel alfa dan dapat menembus air maupun daging manusia hingga 1-2 cm.
Partikel beta dipancarkan oleh banyak unsur radioaktif. Partikel ini dapat dihentikan dengan
selembar aluminium dengan ketebalan beberapa milimeter. 
Radiasi kosmik terdiri dari partikel-partikel termasuk proton yang membordir bumi dari
luar angkasa. Semakin tinggi posisi suatu daerah dari permukaan laut maka akan semakin besar
jumlah radiasi kosmik yang diterima, ini dikarenakan pada ketinggian permukaan laut, atmosfer
bumi jauh lebih padat dan memberikan perlindungan maksimal, sehingga daerah diatas
permukaan laut menerima lebih banyak radiasi kosmik
Neutron  merupakan partikel yang tidak bermuatan dan berukuran sangat kecil sehingga
memiliki daya tembus yang sangat tinggi. Di bumi, partikel ini umumnya berasal dari
pembelahan atau fisi atom didalam reaktor nuklir. Didalam rektor biasanya digunakan perisai
radiasi berupa air dan beton untuk menahan radiasi neutron agar tidak lepas dari dalam reaktor.

Penting untuk dipahami bahwa radiasi alfa, beta, gamma dan sinar-x tidak menyebabkan tubuh
menjadi radioaktif. Akan tetapi, sebagian besar bahan/materi yang ada dialam (termasuk jaringan
tubuh manusia) mengandung sejumlah zat radioaktif.
Pengukuran radiasi pengion
Gray dan Sievert
Radiasi tidak dapat dilihat, didengar ataupun dicium. Indra manusia tidak dapat
mendeteksi  radiasi maupun membedakan apakah suatu bahan bersifat radioaktif atau tidak.
Namun, ada instrumen khusus yang dapat mendeteksi  dan mengukur radiasi secara akurat dan
tepat.
Jumlah radiasi pengion atau “dosis”, yang diterima seseorang diukur berdasarkan jumlah
energi yang diserap oleh jaringan tubuh, dan dinyatakan dalam satuan gray. Satu gray (Gy) dapat
diartikan sebagai satu joule energi terserap per kilogram materi yang diiradiasi. Satuannya adalah
J/kg.
Namun, jumlah  paparan yang sama dari  berbagai jenis radiasi berbeda yang dinyatakan
dalam gray, tidak selalui menghasilkan efek biologis yang persis sama. Contohnya, satu gray
radiasi alfa akan memberikan efek yang lebih besar bila dibandingkan dengan efek yang
dihasilkan oleh 1 gray radiasi beta. Ketika kita berbicara mengenai efek radiasi, maka radiasi
dinyatakan dalam dosis efektif (terkadang dinyatakan sebagai dosis ekuivalen), dalam satuan
yang disebut sievert (Sv).
Terlepas dari jenis radiasi, satu sievert (Sv) dari radiasi akan menghasilkan efek biologis
yang sama. Untuk nilai yang lebih kecil dinyatakan dalam “minisievert”, mSv,  yang sama
dengan satu perseribu sievert atau “mikrosievert”, yang sama dengan satu persejuta sievert.

Sumber : http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/09/mengenal-radiasi.html

Peluruhan Alfa

BAB I
PENDAHULUAN

Jika jumlah proton lebih besar dari jumlah netron (N < P), maka gaya elektrostatis akan lebih
besar dari gaya inti, hal ini akan menyebabkan inti atom berada dalam keadan tidak stabil. Jika
jumlah netron sama dengan jumlah protonnya (N = P) akan membuat inti berada dalam keadaan
stabil. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa inti atom paling berat yang stabil adalah Bismuth
yaitu yang mempunyai 83 proton dan 126 netron. Inti atom yang mempunyai jumlah proton lebih
besar dari 83 akan berada dalam keadaan tidak stabil. Inti yang tidak stabil ini akan berusaha
menjadi inti stabil dengan cara melepaskan partikel bisa berupa proton murni , partikel helium
yang memiliki 2 proton atau partikel lainnya seperti ditunjukkan oleh Gambar 2. Inti atom yang
tidak stabil ini memiliki sifat dapat melakukan radiasi spontan atau mampu melakukan aktivitas
radiasi sehingga dinamakan inti radioaktif. Unsur yang inti atomnya mampu melakukan aktivitas
radiasi spontan berupa pemancaran sinar-sinar radioaktif dinamakan unsur (zat) radioaktif.
Pemancaran sinar-sinar radioaktif (berupa partikel atau gelombang elektromagnetik) secara
spontan oleh inti-inti berat yang tidak stabil menjadi inti-inti yang stabil disebut Radioaktivitas.
Inti yang memancarkan sinar radioaktif disebut inti induk dan inti baru yang terjadi disebut inti
anak.
(e-dukasi.net -radioaktivitas ).
Partikel α ialah inti atom helium yang bernomor atom 2 dan bernomor massa 4. Jenis inti yang
memancarkan radiasi α disebut inti pemancar α. Selain dipancarkan oleh radionuklida (inti
radioaktif) alam, misalnya radium, uranium dan torium, partikel α dapat juga dipancarkan oleh
radionuklida buatan. Proses pemancaran partikel α oleh inti atom disertai perubahannya inti
menjadi inti atom lain, disebut peluruhan α.
(Batan.go.id – Radiasi Alpha α )
Partikel alfa sebenarnya adalah sebuah inti helium. Inti helium merupakan inti stabil dengan
nomor massa dan nomor atom yang kekal. Peluruhan alfa dapat dianggap sebagai sebuah reaksi
fisi nuklir sebab inti induk terpecah menjadi dua inti “anak” (daughter). Peluruhan alfa adalah
salah satu contoh dari efek terowongan dalam mekanika kuantum. Tidak seperti peluruhan beta,
peluruhan alfa diatur oleh gaya nuklir kuat.
(Wikipedia.com – peluruhan Alfa).
Untuk lebih memahami tentang alfa yang erat kaitannya dengan peristiwa radioaktivitas. Berikut
akan dikaji tentang peluruhan Alfa dengan lebih mendalam.

BAB II
ISI
2.1. Peluruhan Radioaktivitas
Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis Henri Becquerel
ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Pada awalnya tampak bentuk radiasi yang baru
ditemukan ini mirip dengan penemuan sinar-X. Akan tetapi, penelitian selanjutnya yang
dilakukan oleh Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest Rutherford dan ilmuwan lainnya
menemukan bahwa radiaktivitas jauh lebih rumit ketimbang sinar-X. Beragam jenis peluruhan
bisa terjadi.
Sebagai contoh, ditemukan bahwa medan listrik atau medan magnet dapat memecah emisi
radiasi menjadi tiga sinar. Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut diberi nama sesuai
dengan alfabet yunani yakni alpha, beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih bertahan hingga
kini. Kemudian dari arah gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa mengandung muatan
positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gamma bermuatan netral. Dari besarnya arah
pantulan, juga diketahui bahwa partikel alfa jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan
melewatkan sinar alfa melalui membran gelas tipis dan menjebaknya dalam sebuah tabung
lampu neon membuat para peneliti dapat mempelajari spektrum emisi dari gas yang dihasilkan,
dan membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti atom helium. Percobaan
lainnya menunjukkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katoda serta kemiripan radiasi
gamma dengan sinar-X.
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak stabil
memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk
dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk
memprediksi peluruhan sebuah atom. Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan
radioaktif adalah becquerel (Bq). Jika sebuah material radioaktif menghasilkan 1 buah kejadian
peluruhan tiap 1 detik, maka dikatakan material tersebut mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena
biasanya sebuah sampel material radioaktif mengandung banyak atom,1 becquerel akan tampak
sebagai tingkat aktivitas yang rendah, satuan yang biasa digunakan adalah dalam orde
gigabecquerels.
(Wikipedia.com – peluruhan radioaktif).
2.2. Partikel Alfa
Partikel Alfa (dinamakan sesuai huruf pertama pada abjad Yunani, α) adalah bentuk radiasi
partikel yang sangat menyebabkan ionisasi, dan kemampuan penetrasinya rendah. Partikel
tersebut terdiri dari dua buah proton dan dua buah neutron yang terikat menjadi sebuah partikel
yang identik dengan nukleus helium, dan karenanya dapat ditulis juga sebagai He2+.

Gambar 1. Partikel alfa terdefleksi oleh medan magnet


Partikel Alfa dipancarkan oleh nuklei yang radioaktif seperti uranium atau radium dalam proses
yang disebut dengan peluruhan alfa. Kadang-kadang proses ini membuat nukleus berada dalam
excited state dan akan memancarkan sinar gamma untuk membuang energi yang lebih.

Gambar 2. Radiasi alfa, beta dan gamma


Radiasi alfa terdiri dari nukleus helium-4 dan dapat dengan mudah dihentikan dengan selembar
kertas saja. Radiasi beta, yang terdiri dari elektron, dapat dihentikan dengan lempengan
aluminium. Radiasi gamma diabsorbsi secara perlahan pada saat mempenetrasi material yang
padat.
Setelah partikel alfa dipancarkan, massa atom elemen yang memancarkan akan turun kira-kira
sebesar 4 amu. Ini dikarenakan oleh hilangnya 4 nukleon. Nomor atom dari atom yang
bersangkutan turun 2, karena hilangnya 2 proton dari atom tersebut, menjadikannya elemen yang
baru. Contohnya adalah radium yang menjadi gas radon karena peluruhan alfa. Partikel Alfa
tidak dapat menembus kertas yang agak tebal karena muatannya.

Gambar 3. Partikel alfa


(Wikipedia.com – Partikel Alfa).
2.3 Peluruhan Alfa α
Peluruhan alfa adalah salah satu bentuk peluruhan radioaktif dimana sebuah inti atom berat tidak
stabil melepaskan sebuah partikel alfa dan meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan nomor
massa empat lebih kecil dan nomor atom dua lebih kecil dari semula, menurut reaksi:

dimana X dan X’ menyatakan jenis inti yang berbeda. Kadang-kadang reaksi di atas ditulis juga
sebagai:

Bentuk kedua juga digunakan karena, bagi pengamat awam, bentuk pertama tampak tidak stabil
secara listrik. Pada dasarnya, inti yang baru terbentuk akan segera melucuti dua elektronnya
untuk menetralisir kation helium.
(Wikipedia.com – Peluruhan Alfa).
Peluruhan Alfa ( α ) adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan mengionisasi atom sangat
tinggi dan daya tembusnya rendah. Pertikel alfa terdiri atas dua buah proton dan dua buah netron
yang terikat menjadi suatu atom dengan inti yang sangat stabil, dengan notasi atom atau .
Partikel α diradiasikan oleh inti atom radioaktif seperti uranium atau radium dalam suatu proses
yang disebut dengan peluruhan alfa. Sering terjadi inti atom yang selesai meradiasikan partikel
alfa akan berada dalam eksitasi dan akan memancarkan sinar gamma untuk membuang energi
yang lebih.
Setelah partikel alfa diradiasikan , massa inti atom akan turun kira-kira sebesar 4 sma, karena
kehilangan 4 partikel. Nomor atom akan berkurang 2, karena hilangnya 2 proton sehingga akan
terbentuk inti atom baru yang dinamakan inti anak. Pada peluruhan α berlaku :
1. hukum kekekalan nomor massa : nomor massa (A) berukuran 4 dan
2. hukum kekekalan nomor atom : nomor atom (Z) berkurang 2.
Dalam peluruhan α berlaku persamaan peluruhan :

contoh :

Reaksi peluruhan alfa dapat ditulis sebagai

(e-dukasi.net – Radioaktivitas).
2.4. Energi Peluruhan Alfa
Dalam peluruhan dibebaskan energi, karena inti hasil peluruhan terikat lebih erat dari pada inti
semula. Energi yang dibebaskan muncul sebagai energi kinetik partikel alfa dan energi kinetik
Kα inti anak (inti hasil) Ky, yang dapat dihitung dengan persamaan:

Karena energi yang dilepas muncul sebagai energi kinetik, maka:

Dengan asumsi kita memilih kerangka acauan laboratorium. Selanjutnya, kita dapat menghitung
energi kinetik alfa dengan persamaan:
(ekohidayanto.blog.undip.ac.id)
Syarat energi yang diperlukan untuk menghasilkan radiasi a adalah,

Di sini, MZ, N, MZ – 2, N – 2, dan M2, 2 adalah jumlah muatan inti induk, inti anak luruh,
partikel α, dan c adalah kecepatan cahaya. Q adalah energi yang dilepaskan oleh radiasi α, dan
disebut energi pancaran. Besarnya energi pancaran sama dengan energi gerak total partikel α
atau inti anak luruh yang dipancarkan, yaitu :

Di sini, v adalah kecepatan partikel α, V adalah kecepatan inti anak luruh. Dengan menggunakan
persamaan momentum yang dapat dituliskan sebagai

Maka persamaan (2), energi gerak partikel α ( E α ), dapat dinyatakan dengan

Karena MZ, N merupakan jumlah muatan inti yang dapat melakukan pancaran α (biasanya M2, 2
= 4), maka persamaan Eα yang merupakan M2, 2/MZ – 2, N – 2<<1, Q menjadi sama dengan
energi gerak partikel α. Jadi energi partikel α adalah tetap. Panjang lintasan di udara untuk semua
partikel α rata-rata sama, dan ini menunjukkan bahwa energinya sama rata. Jarak lintasan ini
disebut jangkauan dan apabila jangkauan partikel α dalam udara dinyatakan dengan R (cm) dan
energi dinyatakan dengan Eα ( MeV), maka diperoleh

Jadi, dengan mengetahui jangkauan α di udara, maka besarnya energi partikel α dapat
diperkirakan. Dan sebaliknya, kalau besar energi partikel α dapat diukur, maka jangkuannya di
udara dapat diketahui. Ada beberapa radionuklida yang memancarkan partikel α dengan lebih
dari satu jenis energi.
(Batan.go.id – Radiasi Alpha α )

2.5 Daya Jangkau Partikel Alfa


Berdasarkan hasil eksperimen diketahui bahwa kecepatan gerak partikel alfa berkisar antara
0,054 c hingga 0,07 c. Karena massa partikel alfa cukup besar, yaitu 4 u, maka jangkauan
partikel alfa sangat pendek. Partikel alfa dengan energi paling tinggi, jangkauannya di udara
hanya beberapa cm. Sedangkan dalam bahan hanya beberapa mikron. Partikel alfa yang
dipancarkan oleh sumber radioaktif memiliki energi tunggal (mono-energetic). Bertambah
tebalnya bahan hanya akan mengurangi energi partikel alfa yang melintas, tetapi tidak megurangi
jumlah partikel alfa itu sendiri. Pengujian jejak partikel alfa dengan kamar kabut Wilson,
menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa memiliki jangkauan yang sama di dalam gas
dan bergerak dengan jejak lurus.
Jangkauan partikel alfa biasanya diukur di udara pada suhu 0 C dan tekanan 70 mmHg dan dapat
didekati dengan persamaan sebagai berikut.

Sedangkan jangkauannya dalam medium (dm) selain udara didefinisikan dengan pendekatan
persamaan Bragg-Kleeman sebagai berikut:

Dengan:

ρm adalah massa jenis medium (gr/cm3)


Ni fraksi atom dari unsur i
Ai berat atom unsur i
(ekohidayanto.blog.undip.ac.id –peluruhan Alfa)

Daftar Pustaka

”Partikel Alfa”, www.wapedia.com, 1 Desember 2009,10.17


”Peluruhan alfa”, www.wikipedia.com, 1 Desember 2009, 10.15
”Peluruhan radioaktif”, www.e-dukasi.net, 1 Desember 2009, 10.21
“Peluruhan Alfa”, www.ekohidayanto.blog.undip.ac.id, 1 Desember 2009, 10.24
”Radiasi Alpha α”, www.batan.go.id, 1 Desember 2009, 10.31
“Radio aktivitas”, www.e-dukasi.net, 1 Desember 2009, 10.47

XII.3 Radioaktivitas

A. Radio Isotop

Setiap unsur radioaktif dalam peluruhannya mempunyai sifat statistik yaitu keboleh jadian
tertentu untuk meluruh atau berubah menjadi atom yang lain dengan memancarkan radiasi. Jadi
tidak mungkin meramalkan atom mana yang akan meluruh pada saat berikutnya.

Radioaktifitas mula–mula ditemukan oleh Becqurel pada tahun 1896 beberapa waktu kemudian
setelah sinar-x ditemukan oleh Rontgen pada tahun 1895. Becquerel melihat adanya sifat
tersebut uranium disulfat yang ternyata pada menghitamkan film potret. Percobaan lebih lanjut
yang dilakukan oleh Rutherford pada garam – garam uranium menunjukan bahwa ada 2 macam
radiasi, yang pertama mudah diserap oleh bahan yang oleh Rutherford disebut sinar alfa dan
yang kedua memiliki daya tembus yang lebih besar disebut sinar beta. Kemudian ditemukan pula
bahwa zat radioaktif alam memancarkan jenis radiasi ketiga yang di sebut sinar gamma.

Radioaktifitas adalah pemancaran sinar–sinar radioaktif secara spontan dengan disertai


peluruhan inti atom menjadi inti yang lain. Sinar radioaktif ini ada 3 macam yaitu: sinar alfa (
), sinar beta ( ), dan sinar gamma ( ). Bila seberkas sinar radioaktif dilewatkan pada sebuah
keping dengan ketebalan x maka intensitas dari sinar radioaktif tersebut akan mengalami
pelemahan sesuai dengan persamaan berikut:

x
I=I0e
Apabila intensitas radiasi setelah melewati keping setebal x menjadi I = I0/2 maka diperoleh

atau

HVL (Half Value Layer) adalah lapisan atau tebal keping yang membuat intensitas menjadi
setengah dari intensitas semula. Pada tahun 1902 Rutherford dan Soldy menyimpulkan bahwa
fenomena radioaktif disebabkan transformasi spontan. Jenis atau macam radiasi yang
dipancarkan dapat diuraikan sebagai berikut:

Radiasi alfa

Alfa merupakan partikel yang di pancarkan oleh inti atom dan berbentuk inti atom Helium
(2He4). Alfa mempunyai energi berkisar 1 MeV hingga 10 MeV dan mempunyai kecepatan 7000
hingga 20.000 km/detik. Persamaan reaksi pemancar alfa dapat ditulis sebagai berikut:
Z Z-4
XA YA-2+ 4He2
dengan Z adalah nomor massa, dan A adalah nomor atom.

Oleh karena dia hanya mempunyai dua muatan listrik, maka alfa akan langsung diserap bahan.
Akibatnya radiasi alfa mempunyai daya tembus pendek, dan mempunyai jalur lurus, karena
massanya yang berat. Pada kulit, radiasi alfa hanya menembus hingga lapisan epidermis,
khususnya bagian sel yang mati, dan jarang sekali menembus hingga sel hidup kecuali alfa
mempunyai energi yang cukup besar. Sebagai proteksi, digunakan selembar kertas untuk radiasi
eksternal, tetapi untuk radiasi internal, radiasi alfa akan sangat berbahaya sekali.

Radiasi beta

Radiasi beta merupakan radiasi elektron (elektron bermuatan positif atau positron ( +), dan
elektron bermuatan negatif atau ( ). Energi beta berkisar 0,018 MeV (untuk tritium) hingga 6,1
MeV (untuk fluor). Untuk energi 1 MeV, kecepatan beta mendekati kecepatan cahaya. Beta
mempunyai 3 jenis proses, yaitu pemancaran electron, pemancaran positron, dan penangkapan
electron. Persamaan reaksi radiasi beta adalah:

a. Pemancaran electron.

Z Z
XA YA+1+ 0e-1( )
b. Pemancaran positron
Z Z
XA YA-1+ 0e+1( +)
c. Pemancaran elektron
Z
XA + 0e-1 Z
YA-1

Oleh karena beta hanya mempunyai satu muatan listrik, maka dia agak sulit diserap bahan,
sehingga daya tembusnya di bahan menjadi lebih besar ( beberapa millimeter). Selain itu karena
massanya yang ringan, maka dalam bahan, beta akan dibelokkan. Pembelokan ini akan lebih
sering pada energi beta yang kecil. Untuk radiasi eksterna, selembar aluminium dapat digunakan
untuk mengahalangi jalannya radiasi beta, tetapi untuk radiasi interna, radiasi beta juga sangat
berbahay seperti halnya alfa.
Radiasi gamma

Radiasi gamma, seperti juga radiasi ultraviolet, maupun sinar –x merupakan radiasi gelombang
elektromagnetik. Oleh karena itu, dia bukan partikel dan monoenergitik, maka daya tembusnya
sangat besar. Untuk radiasi gelombang elektromagnetik ini mempunyai jenis interaksi dengan
bahan tertentu, yang akan di jelaskan lebih jauh dibawah. Untuk radiasi eksterna, gamma
sebaiknya dihalangi dengan timbal (Pb) atau beton. Radiasi ini akan sangat berbahaya bila
berupa radiasi eksterna.

Sumber : http://www.unhas.ac.id/~mkufisika/bab12/md12b.html

Anda mungkin juga menyukai