Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SOSIALTERHADAP

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI KOPI ROBUSTA


DI KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG

USULAN PENELITIAN

Oleh

ADHITYA RIZQI

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS


DEPARTEMEN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
KOPI ROBUSTA DI KECAMATAN GEMAWANG
KABUPATEN TEMANGGUNG

LATAR BELAKANG

Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar


bagi manusia, karena dapat menyediakan pangan yang merupakan
kebutuhan pokok. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor
penyumbang devisa terbesar di Indonesia dan menciptakan lapangan kerja
bagi masyarakat sehingga pengangguran dapat berkurang. Salah satu
subsektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam perekonomian
Indonesia adalah subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan merupakan
salah satu sektor penyumbang devisa terbesar di Indonesia dan menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat sehingga pengangguran dapat berkurang.
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah
lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kopi berasal
dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etiopia. Kopi sendiri baru dikenal
oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar
daerah asalnya yaitu Yaman di bagian Selatan Arab melalui para saudagar
Arab (Rahardjo, 2012). Kopi yang dibudidayakan di Indonesia umumnya
ada dua jenis yaitu kopi robusta dan arabika. Kopi arabika umumnya
ditanam di ketinggian 1000-2100 meter dpl dengan suhu 16-20°C
sedangkan kopi robustalebih toleran terhadap ketinggian 400-800 m dpl
suhu 21-24°Catau cocok ditanam didataran rendah salah satunya
dibudidayakan di Kecamatan Gemawang.
Kecamatan Gemawang merupakan salah satu dari 20 Kecamatan di
Kabupaten Temanggung dan wilayahnya terletak pada ketinggian antara 700
– 1.000 m dpl, dengan suhu antara 18°C sampai dengan 29°C. Kecamatan
Gemawang mempunyai luas lahan 1112 Ha yang terdiri dari lahan sawah
sebesar 141Ha dan lahan kering sebesar 979 Ha. Tanaman pangan menjadi
sektor unggulan di Kecamatan Gemawang, selain tanaman bahan makanan
subsektor tanaman pertanian lainnya yang menjadi unggulan di Kecamatan
Gemawangadalah kopi robusta. Kecamatan Gemawang terbagi atas 10 desa
yang membudidayakan tanaman kopi robusta. Penghasil kopi robusta
tersebar di desa Gemawang, Banaran, Jambon, Kalibanger, Karangseneng,
Kemiriombo, Muncar, Ngadisepi, Krempong dan Sucen. Luas panen kopi
pada tahun 2016 di Kecamatan Gemawang sebesar 2022.44 Ha dan jumlah
produksinya sebesar 1400.61Ton. Penduduk yang berprofesi sebagai petani
sebesar 6.741petani (Badan Pusat Statistika, 2016).
Petani dalam sektor pertanian adalah sesuatu yang umum dikalangan
masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. Dalam pembangunan disektor
pertanian, sumberdaya manusia utama adalah petani dan keluarganya.
Kegiatan usahatani yang dilakukan petani dipengaruhi oleh curahan waktu
kerja. Curahan waktu kerja petani banyak tergantung pada faktor sosial
ekonomi dan keadaan keluarganya. Faktor-faktor sosial ekonomi yang
berpengaruh pada curahan waktu kerja petani adalah tingkat upah, luas
lahan, status perkawinan, tingkat pendidikan,usia, jumlah tanggungan
keluarga, dan tingkat pengalaman (Sukesi, 2002).Pembangunan pertanian
tidak dapat terwujud tanpa peran aktif petani dan keluarganya termasuk
petani. Petani mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan,
mereka umumnya memiliki fungsi sebagai ibu rumah tangga, sebagai
pencari nafkah bagi keluarga dan sebagai anggota masyarakat yang
merupakan pendukung berbagai ragam lembaga sosial yang ada
dilingkungan pedesaannya. (Sukesi, 2002).Dengan demikian alokasi waktu
petani tidak hanya untuk menjalankan peran domestik tetapi juga
dialokasikan untuk kegiatan produktif.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :


1. Menganalisis pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi sepertiumur,
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan, luas
lahan, dan lama bertani terhadap curahan waktu kerja petanikopi
robusta di Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.
2. Mengetahuifaktorsosialekonomi yang memiliki pengaruh paling
dominan terhadap curahan waktu kerja petanikopi robusta di
Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian bagi pembaca adalah hasil penelitian ini


diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam proses pembelajaran ilmu
terkait faktor-faktor sosial ekonomi terhadap curahan waktu kerja petani
kopi robusta. Manfaat penelitian bagi petani kopi robusta di Kecamatan
Gemawang adalah untuk memberikan wawasan terhadap petani wanita.
Manfaat penelitian bagi peneliti adalah peneliti dapat mengaplikasikan
secara nyata ilmu perkuliahan dan menambah pengetahuan melalui
pengalaman di lapangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kopi

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah


lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kopi berasal
dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etiopia. Kopi sendiri baru dikenal
oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar
daerah asalnya yaitu Yaman di bagian Selatan Arab melalui para saudagar
Arab (Rahardjo, 2012).Sistematika tanaman kopidiklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea Sp
(Rahardjo, 2012)
Kopi terdiri dari dua jenis spesies, yaitu kopi arabika dan kopi
robusta. Rasa kopi robusta lebih netral, aroma kopi lebih kuat, dan kadar
kafein lebih tinggi daripada kopi arabika (Sofiana, 2011).
Kopi robusta (Coffea robusta) adalah tanaman budidaya berbentuk
pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea (Gambar
1). Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun
tumbuh berhadapan dengan batang, cabang, dan ranting-rantingnya.
Permukaan atas daun mengkilat, tepi rata, pangkal tumpul, panjang 5-15
cm, lebar 4,0-6,5 cm, pertulangan menyirip, tangkai panjang 0,5-1,0 cm,
dan berwarna hijau (Najiyati dan Danarti, 2012). Kopi Robusta tahan
penyakit karat daun, dan memerlukan syarat tumbuh dan pemeliharaan yang
ringan, sedang produksinya jauh lebih tinggi mengakibatkankopi cepat
berkembang, dan mendesak kopi lainnya. Saat ini lebih dari 90 % area
pertanaman kopi Indonesia adalah kopi Robusta (Prastowo, et al., 2010).

Tenaga Kerja

Tenaga kerja, yaitu individu yang sedang mencari atau sudah


melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah
memenuhi persyaratan ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh UU
yang bertujuan untuk memperoleh hasil atau upah untuk kebutuhan hidup
sehari-hari (Wibowo, 2007). Tenaga kerja dibedakan atas tiga golongan
dilihat dari segi keahlian dan pendidikannya yaitu tenaga kerja kasar, tenaga
kerja terampil dan tenaga kerja terdidik (Sukirno, 2005)

Curahan Waktu Tenaga Kerja

Curahan waktu tenaga kerja diartikan sebagai jumlah jam kerja yang
dicurahkan oleh petani pemilik lahan baik dalam usahatani maupun luar
usahatani. Tiap tenaga kerja dalam mengalokasikan waktunya untuk
berbagai kegiatan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor yang ada
meliputi usia, jumlah tanggungan, pengalaman kerja, pengetahuan,
keterampilan, lahan dan aset lainnya, serta jenis kelamin. Pola curahan kerja
pada usahatani akan semakin meningkat dengan semakin bertambahnya
umur (Sammy, 1998).
Tenaga kerja diukur menurut besarnya curahan kerja dalam suatu
usahatani yaitu sebagai berikut, jumlah jam dan hari kerja total. Untuk
meyetarakan, dilakukan konversi berdasarkan upah di daerah kelompok
tani(Rahim dan Diah, 2008). Ukuran ini menghitung seluruh pencurahan
kerja sejak persiapan sampai panen yang menggunakan inventarisasi jam
kerja (1 hari = 7 jam kerja) lalu dijadikan hari kerja total. Jumlah setara pria
yaitu jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi, diukur
dengan hari kerja pria. Ini berarti harus menggunakan ketentuan berdasarkan
upah yaitu untuk pria 1 HKP, wanita 0,8 HKP, anak-anak 0,7 HKP, dan
ternak 2 HKP. Curahan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam
maupun luar keluarganya (Shinta, 2011). Satuan yang sering dipakai dalam
perhitungan kebutuhan tenaga kerajaadalah HKO (hari kerja orang) dan
JKO (jam kerja orang). Pemakaian HKO adakelemahanya karena masing-
masing daerah berlainan (1 HKO di daerah B belumtentu sama dengan 1
HKO di daerah A) bila dihitung jam kerjanya. Sering kalidijumpai upah
borongan yang sulit dihitung, baik HKO maupun JKO-nya.(Suratiyah,
2009).

Tingkat umur

Umur petani merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi


curahan waktu kerja petani dalam mengelola usahataninya. Semakin muda
petani biasanya akan semakin semangat untuk bekerja dan begitu juga
sebaliknya (Novita, 2012).Usia memiliki hubungan terhadap keputusan
individu untuk menawarkan tenaga kerjanya, apabila usia individu semakin
bertambah banyak maka penawaran tenaga kerjanya akan semakin besar.
Hal ini dikarenakan semakin tinggi usia seseorang maka semakin besar
tanggung jawabnya (Wanda, 2016).
Jumlah tanggungan keluarga

Semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin banyak


kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi sehingga waktu untuk bekerja lebih
banyak agar penerimaan wanita yang diperoleh semakin besar
(Kusumastuti, 2012). Sedangkan jumlah tanggungan keluarga sendiri adalah
jumlah dari seluruh anggota keluarga yang harus ditanggung (Wanda,
2016).

Pengalaman Bekerja

Pengalaman kerja merupakan lama bekerja pada pekerjaan yang


ditekuni. Pengalaman merupakan salah satu variabel proxy dari
informasi,hal tersebut meliputi pengetahuan teknik berproduksi dan
pengetahuan pemasaran dari petani itu sendiri (Mahananto, 2009).
Pengalaman usahatani akan berpengaruh terhadap kemampuan atau
kemahiran seseorang melakukan usahatani. Dengan pengalamannya, petani
akan mampu mengambil keputusan yang rasional untuk usahatani yang
dijalankannya (Sukiyono, 2005).

Tingkat Pendidikan

Pendidikan yang ditempuh juga dinilai mempunyai pengaruh


terhadap besarnya curahan waktu kerja wanita, semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin mahal waktu yang
dimiliki, sehingga keinginan untuk bekerja juga akan semakin tinggi
(Wanda, 2016). Pada umumnya, keluarga yang berasal dari golongan lebih
tinggi bekerja agar dapatmengembangkan diri dan memperoleh kesempatan
pendidikan lebihbanyak, begitu juga sebaliknya (Eliana dan Ratina, 2007).
METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Apakah terdapat pengaruh faktor-faktor


sosial terhadap curahan waktu kerja?

Variabel X
1. Tingkat Umur (X1)
2. Jumlah Tanggungan
Keluarga (X2) Variabel Y
3. Pengalaman Apakah Curahan waktu
Bekerja(X3) berpengaruh? kerja tenaga kerja
4. Tingkat Pendidikan
(X4)
5.PekerjaanSampingan
(X5)

Diuji dengan uji


regresi linear
berganda

Ilustrasi 1. Rangka Penelitian


Wanita yang terlibat dalam kegiatan ekonomi umumnya bertujuan
untuk membantu ekonomi keluarga. Harga dari kebutuhan pokok selalu
meningkat setiap saat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi keluarga yang
tidak dapat meningkat. Hal tersebut mendorong ibu rumah tangga bekerja
untuk membantu perekonomian keluarga dengan cara bekerja di sekotar
pertanian, salah satunya adalah di beberapa usahatani pedesaan yang berada
di Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung.
Wanita yang bekerja tidak dapat dipisahkan dari curahan waktu
kerja, karena mereka harus mengalokasikan waktu untuk pekerjaan dan
urusan rumah tangga dalam satu waktu. Wanita yang bekerja harus dapat
membagi waktu dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi curahan kerja wanita pada Kecamatan
Gemawang, Kabupaten Temanggung.Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi curahan kerja wanita dilakukan dengan analisis regresi linear
berganda. Semakin tinggi curahan waktu kerja petani maka produksi akan
semakin meningkat dan penerimaan yangdiperoleh akan semakin besar,
sehingga wanita dapat membantu kepalarumah tangga dalam melakukan
kegiatan ekonomi.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian, maka


hipotesis penelitian ini adalah :
 Diduga secara bersama-sama faktor-faktor sosial (tingkat umur,
jumlah tanggungan keluarga, pengalaman bekerja, dan tingkat
pendidikan, pekerjaan sampingan) berpengaruh signifikan terhadap
curahan waktu kerja petani kopi robusta.
 Diduga secara parsial faktor-faktor sosial (tingkat umur, jumlah
tanggungan keluarga, pengalaman bekerja, dan tingkat pendidikan,
pekerjaan sampingan) berpengaruh signifikan terhadap curahan
waktu kerja petani kopi robusta.

Waktu Dan Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2017 di


Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Penentuan lokasi
penelitian dilakukan dengan sengaja memilih tempat tersebut dikarenakan
Kecamatan Gemawang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten
Temanggung yang memilikiproduksi kopi yang cukuptinggiprttahunnyadan
rata-rata matapencaharianpendudukbaik pria maupun wanita di Kecamatan
Gemawang adalah petani sehingga memudahkan peneliti untuk
mendapatkan responden khususnya petani kopi robusta.
Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey,


yaitumetode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu
yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test,
wawancara terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2013).Data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
wawancara secara langsung dengan responden yaitu petani kopi wanita di
Kecamatan Gemawang dengan bantuan kuisioner. Data yang diambil yaitu
identitas responden, keadaan umum usaha, dan curahan waktu tenaga kerja
wanita. Identitas responden meliputi nama responden, alamat, umur, jumlah
anggota keluarga, pendidikan terakhir, lama bertani. Keadaan umum usaha
meliputi luas lahan, komoditas yang dibudidayakan, jumlah tenaga kerja,
jumlah produksi, jumlah pendapatan, dan kendala yang dihadapi. Curahan
waktu tenaga kerja wanita meliputi jam kerja/ hari petani dalam kegiatan
tersebut. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil sumber pustaka dan
instansi terkait.

Metode Pengambilan Sampel

Kecamatan Gemawang terbagi atas 10 desa yang membudidayakan


tanaman kopi robusta. Penghasil kopi robusta tersebar di desa desa
Gemawang, Banaran, Jambon, Karangseneng,Kemiriombo, Muncar,
Ngadisepi, Kremping dan Sucen. Sampel yang diambil merupakan beberapa
unit rumah tangga kelompok tani yang membudidayakan kopi robusta serta
tergolong dalam binaan penyuluh pertanian.Metode yang digunakan dalam
penentuan jumlah sampel adalah metode Slovin dengan rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
N
n= .................................................................... (Sukidin dan Mundir, 2005)
N(e2 )+1

6741
= = 98 Keluarga
6741(0,12 )+1
Keterangan : n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = koefisien error (10%)

Penentuan sampel dilakukan dengan metode Non Random


Samplingyaitu teknik pengambilan sampling dengan setiap unsur populasi
tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Unsur
populasi dipilih sebagai sampel karena memiliki kriteria yang diinginkan
peneliti (Sugiyono, 2011) dengan cara Quota Sampling yaitu metode
memilih sampel yang mempunyai unsur-unsur tertentu dalam jumlah atau
quota yang diinginkan. Unsur-unsur sampel antara lain petani wanita yang
sudah berumah tangga dengan membudidayakan komoditas kopi robusta
dan mempunyai lahan sendiri.

Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini diperoleh dengan cara


metode deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif. Analisis deskriptif
kualitatif yaitu metode dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2008).
Sedangkan untuk metode analisis kuantitatif menggunakan uji sebagai
berikut :

Uji Normalitas Data. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui


apakah distribusi sebuah data berdistribusi normal atau tidak. Jika angka
signifikansi
> 0,05, maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika angka signifikansi <
0,05, maka data tidak berdistribusi normal (Santoso, 2010).

Uji Autokorelasi. Uji atutokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam


model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
terjadi problem atutokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan
tidak layak dipakai. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi digunakan nilai
Durbin Watson (DW test). Jika nilai hitung DW tidak pada rentang nilai
tabel DW batas bawah dan atas, maka tidak terdapat masalah autokorelasi
(Gani dan Amalia, 2015).

Uji Multikolinearitas. Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji


apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Jika terjadi korelasi maka terdapat problem
multikolinearitas.Pendeteksian problem multikolinearitas dapat dilihat dapat
dilihat dari nilai Variace Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF < 10, maka
tidak ada gejala multikolinearitas dan jika nilai VIF > 0,10 maka tidak ada
gejala multikolinearitas (Gani dan Amalia, 2015).

Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas adalah kondisi dimana


varian dari nilai sisa adalah tidak sama antara satu observer dengan observer
lainnya. Variabel dinyatakan homoskedastisitas jika penyebaran titik-titik
observer di atas atau di bawah angka nol pada sumbu Y mengarah pada satu
pola yang jelas. Jika sebaliknya, yaitu penyebaran titik-titik observer di atas
dan atau di bawah angka nol pada sumbu Y mengarah pada satu pola yang
tidak jelas, maka terjadi heteroskedastisitas (Gani dan Amalia, 2015).

Curahan Waktu Kerja.Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui


curahan waktu kerja wanita di Kecamatan Gemawang, Kabupaten
Temanggung menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui curahan waktu maka digunakan rumus seperti


berikut:
- Curahan Kerja Perempuan = Jumlah jam kerja perempuan x HKSP
- Curahan Kerja Laki-laki = Jumlah jam kerja laki-laki x HKP

Dimana HKSP = Hari kerja setara pria (untuk wanita = 0,8).

Regresi Berganda.Pada analisis regresi linear berganda yang


menjadivariabeldependen (Y)
adalahcurahanwaktukerjasedangkanvariabelindependen (X) yaitutingkat
umur (X1), jumlah tanggungan keluarga (X2), pengalaman bekerja (X3),
tingkat pendidikan (X6). Persamaan regresi linear berganda yang digunakan
yaitu:
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan:
Y = curahanwaktukerja(HKSP)
X1 = Tingkat umur(tahun)
X2 = Jumlah tanggungan keluarga (orang)
X3 = Pengalaman bekerja (tahun)
X4 = Tingkat pendidikan (tahun)
X5 = Pekerjaansampingan (jam)
e = Error
b0 = Konstanta
b1-b6 = Koefisien masing-masing variabel independen
Uji F (Serempak).Uji F serempak digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen (X) secara bersama-sama berpengaruhi signifikan
terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis yang digunakan adalah
H0 : b1 = b2 = b3= 0 (tidak ada pengaruh)
Hl : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 (ada pengaruh)
Apabila sig >0,05 maka Ho diterima dan Hl ditolak. Apabila sig ≤ 0,05
maka Ho ditolak dan Hl diterima.

Uji t (Parsial).Uji t parsial digunakan untuk menguji pengaruh dari setiap


variabel independenterhadap variabel dependen.
H0 : b1 = 0; b2 = 0; b3 = 0 artinya, tidak ada pengaruh antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
H1 : b1 ≠ 0; b2 ≠ 0; b3 ≠ 0 artinya, ada pengaruh antara variabel independen
(X) terhadap variabel dependen (Y).
Apabila sighit>0,05 maka Ho diterima dan Hl ditolak. Apabila sighit ≤
0,05 maka Ho ditolak dan Hl diterima.
.

BATASAN ISTILAH DAN KONSEP PENGUKURAN

1. Curahan waktu tenaga kerja adalah waktu yang dialokasikan untuk


melakukan serangkaian kegiatan yang biasa dilakukan didalam dan diluar
rumah tangga dalam satu waktu atau jam.
2. Tingkat umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan
suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Tingkat
umur diklasifikasikan dalam umur 18-30, 31-43, 44-56, dan >56 tahun.
3. Jumlah tanggungan keluarga adalah total dari anggota yang terdiri dari
suami, istri, anak, orang tua, mertua dan lainnya yang tinggal dalam satu
rumah. Jumlah tanggungan keluarga diklasifikasikan dalam jumlah 0, 1-
3, dan >3 orang.
4. Pengalaman bekerja adalah lama bekerja pada pekerjaan yang ditekuni.
Pengalaman bekerja diklasifikasikan dalam lama sebanyak 5-15 tahun,
16-25 tahun, dan 26-35 tahun.
5. Tingkat pendidikan adalah lamanya bangku sekolah yang pernah dilalui.
Tingkat pendidikan diklasifikasikan dalam tidak sekolah (0), Sekolah
Dasar (1-6), Sekolah Menengah Pertama (7-9), Sekolah Menengah Atas
(10-12), Perguruan Tinggi (13-16).

JADWAL KEGIATAN
Kegiatan November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pengambilan Data
dan Pelaksanaan
Penelitian
Penyusunan
Laporan dan
Konsultasi
Sidang Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Asmaida. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Tingkat Kepercayaan
Dengan Curahan Jam Kerja Wanita Tani Pada Usaha Budidaya Ikan
Patin Kolam (Studi Kasus Di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi). Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi Vol. 9 No. 1 Februari 2009.

Badan Pusat Statistika. 2016. Kecamatan Gemawang dalam Angka. Badan


Pusat Statistika Kabupaten Temanggung, Temanggung.
Baruwadi, Mahludin. 2006. Ekonomi Rumah Tangga. UNG Pres,
Gorontalo.

Eliana, N. dan Ratina R. 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi curahan


waktu kerja wanita pada PT. Agricinal Kelurahan Betuas Kecamatan
Palaran Kota Samarinda. J. Sosial Ekonomi Pertanian.4(2): 8-14.

Elizabeth, R. 2007. Pengarusutamaan gender melalui managemen


sumberdaya keluarga dan diversifikasi pendapatan rumah tangga
petani di pedesaan: antara harapan dan kenyataan. Makalah Lokakarya
Pengarusutamaan Gender. FEMA IPB Bogor bekerjasama dengan
Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI.

Gani, I. dan S. Amalia. 2015. Alat Analisis Data: Aplikasi Statistik untuk
Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial. CV. ANDI OFFSET,
Yogyakarta.

Gujarati, D. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika. Salemba Empat, Jakarta.

Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi (Bagaimana


Meneliti & Menulis Tesis). Erlangga, Jakarta.

Kusumastuti, N. 2012. Pengaruh faktor penerimaan wanita, tingkat umur,


jumlah tanggungan keluarga, penerimaan wanita suami dan jarak
tempuh ke tempat kerja terhadap curahan jam kerja pedagang sayur
wanita (Studi kasus di Pasar Umum Purwodadi). Skripsi Ekonomi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Mahananto. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi (Studi


kasus di Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah. Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. J. Sosial Ekonomi
Pertanian. 12(1): 179-191.

Mahdalia, Ayu. 2008. Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan


Terhadap Total Curahan Waktu Kerja pada Usaha Peternakan Sapi
Potong di Perdesaan. Skripsi Peternakan. Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar.

Mastuti dan Hidayat. 2008.Peranan Tenaga Kerja Perempuan dalam Usaha


Ternak Sapi Perah di Kabupaten Banyumas (Role of Women
Workers at Dairy Farms in Banyumas District).Fakultas Peternakan
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Novita, R. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja


wanita tani pada usahatani padi sawah (Studi kasus di Desa Ngarjo
Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto). Skripsi Pertanian.
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.
Prastowo, B., Karmawati, E., Rubiyo, Siswanto, Indrawanto, C., &
Munarso, S.J. (2010). Budidaya dan pascapanen kopi (p. 62). Bogor:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2014. Statistik Ketenagakerjaan


Sektor Pertanian. Kementrian Pertanian, Jakarta.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika


dan Robusta. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sammy, S. 1998. Curahan Kerja, Penyerapan Tenaga Kerja, Pendapatan dan


Pengeluaran Rumahtangga Pengusaha Industri Kecil Tempe dan
Tahu di dua Desa Kodua Lampung. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
(Skripsi Pertanian)

Sofiana N. 2011. 1001 Fakta tentang Kopi. Cahaya Atma


Pustaka,Yogyakarta.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,


Bandung Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukiyono, Ketut. 2005. Faktor Penentu Tingkat Efisiensi Teknik Usahatani


Cabai Merah di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang
Lebong. J. Agro Ekonomi 23(2): 175-190.

Wanda, O. C. G. 2016. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi curahan


waktu kerja wanita di Desa Banjaragung Kabupaten Jombang pada
industri sepatu sebagai bentuk kontribusi terhadap ekonomi
keluarga. J. Ekonomi. 4(1): 1-12.

Widyawati, R. F. 2013. Pengaruh umur, jumlah tanggungan keluarga, luas


lahan, pendidikan, jarak tempat tinggal pekerja ke tempat kerja dan
keuntungan terhadap curahan waktu kerja wanita tani sektor
pertanian di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Jurusan S1 Ekonomika dan Bisnis. Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi Ekonomi)
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER FAKTOR SOSIAL CURAHAN WAKTU KERJA

Identitas Responden
Namaresponden :
Usia :
Jeniskelamin :
Alamat :
Pekerjaan utama :
Pekerjaan sampingan :
Pekerjaanistri :
Jumlahtanaman :
Berapa kali panen (1x MT) :
Jumlahanggotakeluarga :
Lama bekerja :
Pendidikanterakhir :
Jenis dan total jam kerja per satu kali musim panen
Dewasa Anak Lain-lain

Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita

Total Jam Bekerja Total Jam Bekerja Total Jam Bekerja

JenisPerkejaan
Berapa Kali Berapa Kali
Berapa Kali
KegiatanDalam KegiatanDalam
Jam / KegiatanDalam Jam /
Jam / hari 1x 1x
hari 1x panen/Bulan hari
panen/Bulan panen/Bulan
Apa1
Apa1 Apa1

1 Pengelolaan lahan

2. Pemupukan

3.Penyetekan

4. Pemangkasan
5. Pengendalian Hama
danPenyakit
6. Panen

Pengeringan
7. Pasca
Panen Pengolahan
Bubuk

JUMLAH

Upah Upah
Pria Wanita
Pekerjaaan Sampingan
(Jam/Hari) (Jam/Hari)
Tipe2 Jumlah Tipe2 Jumlah

1
Padabulanapasaja proses
tersebutdilakukan
2
Borongan/Harian/Insidental
Pertanyaan Tambahan
Apa saja kegiatan dalam pengelolaan lahan kopi robusta ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Apa saja jenis pupuk yang dipakai dan berapa takarannya serta darimana
mendapatkannya?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Bagaimana proses penyetekan dilakukan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Pada saat apa pemangkasan dilakukan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Apa saja hama dalam kopi robusta dan bagaimana cara mengatasinya ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Bagaimana tahap panen dilakukan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Bagaimana tahap pasca panen (pengeringan dan pengolahan bubuk)
dilakukan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Berapa lama target melakukan panen?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Apa saja kegiatan pada waktu luang (waktu tidak bertani)?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Berapagaji yang diberikan?Apakahdiberikansecaraborongan, harian,
insidental, atau yang lainnya?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai