TINJAUAN PUSTAKA
ISSN 2614-0276 | E-ISSN 2614-0284
ABSTRAK
Latar Belakang: Malaria serebral merupakan Hasil: Tiga penelitian kohort prospektif yang terdiri
komplikasi infeksi Plasmodium falciparum yang dapat dari 458 dinilai secara kritis. Gangguan neurologis
menyebabkan gangguan neurologis bagi penderitanya yang mungkin muncul adalah epilepsi (9-10%),
yang bertahan hidup. neurodisabilitas baru atau pemeriksaan neurologis
Tujuan: Untuk menentukan apakah retinopati dapat abnormal (7,2-23,1%), dan gangguan perilaku yang
menjadi penanda prognostik gangguan neurologis mengganggu (10,6%). Odds Ratio berkisar dari 31,8-
pada penderita malaria serebral yang bertahan hidup. 37,2.
Metode Penelitian: Pencarian terstruktur di beberapa Simpulan: Temuan tidak konsisten membuat
sumber data, termasuk Pubmed, Ebscohost, Ovid, dan retinopati masih dipertanyakan sebagai penanda
Proquest, untuk studi kohort. Studi prognosis yang prognostik dari gangguan neurologis pada malaria
dipilih telah melalui penilaian kritis berdasarkan studi serebral. Namun masih bisa menjadi penanda penting
prognosis Oxford CEEBM. di masa depan dengan penelitian yang ekstensif.
ABSTRACT
Introduction: Cerebral malaria is a complication of Results: Three prospective cohort study comprising of
Plasmodium falciparum infection which can lead to 458 subjects were critically appraised. Neurological
neurological disorder for the survivors. disorder which possibly appeared are epilepsy (9-
Aim: to establish whether retinopathy can be a 10%), new neurodisabilites or abnormal neurological
prognostic marker of neurological disorder in cerebral examination (7,2-23,1%), and disruptive behavioural
malaria survivors. disorder (10,6%). Odds ratio was ranged from 31,8-
Methods: We conducted structured search in several 37,2.
databases including Pubmed, Ebscohost, Ovid, and Conclusion: Inconsistent findings rendered retinopathy
Proquest, for cohort studies. Then, the selected questionable as a prognostic marker of neurological
prognosis studies underwent critical appraisal based on disorder in cerebral malaria. However, its reliability in
Oxford CEEBM prognosis study critical appraisal. the future is plausible with extensive studies.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat Perlu diketahui bahwa, retinopati malaria
disimpulkan bahwa pada salah satu data yang memiliki tiga komponen utama, dua yang pertama
kami dapatkan, terdapat hubungan antara adalah khas untuk malaria, yakni pemutihan
penemuan retinopati pada pasien dengan malaria retina, perubahan pembuluh darah, dan
serebral yang bertahan hidup, dimana pada perdarahan retina. Papilledema dapat timbul
penderitanya mempunyai risiko untuk mengalami bersamaan dengan salah satu atau semua dari tiga
gangguan neurologis, dibandingkan dengan gejala tersebut, namun papilledema tidak spesifik
kontrol. Dari salah satu hasil penelitian yang kami untuk malaria, bahkan papilledema sendiri juga
pilih ditemukan adanya kemungkinan, dimana tidak memiliki nilai diagnostik pada malaria
penemuan retinopati pada penderita malaria serebral. Retinopati pada malaria, paling mudah
serebral yang bertahan hidup, memiliki diketahui melalui pupil yang sepenuhnya
kemungkinan sekitar 31,2-37,8 kali untuk membesar, baik dengan menggunakan
mengalami kelainan neurologis. Dimana waktu pemeriksaan oftalmoskopi langsung maupun
observasi yang diperlukan, hingga munculnya tidak langsung.4
gejala neurologis, membutuhkan waktu paling Pada studi otopsi yang dilakukan di Malawi, pada
cepat 23 hari, dan paling lambat 524 hari, dengan anak-anak dengan malaria serebral sesuai dengan
rata-rata gangguan neurologis akan muncul kriteria World Health Organization (WHO), salah
dengan observasi selama 190 hari. Hal tersebut satu fitur klinis atau laboratorium yang dapat
juga menandakan bahwa adanya hubungan atau membedakan antara koma yang disebabkan
korelasi antara retinopati dengan gangguan malaria, maupun non malaria adalah kemunculan
neurologis pada penderita malaria serebral yang dari retinopati. Saat ini, retinopati malaria
bertahan hidup. merupakan indikator klinis yang paling sensitif
Pembahasan dan spesifik dari sekuestrasi serebral. Dan
Pada tinjauan sistematik sederhana yang kami retinopati ini juga ditemukan pada dua pertiga
lakukan, diperoleh satu penelitian yang anak-anak dengan malaria serebral. Atas dasar
menggambarkan hasil signifikan yang itulah, penilaian untuk retinopati malaria, dapat
menunjukkan hubungan retinopati dan gangguan memberikan informasi prognostik, serta
neurologis, tetapi tidak pada dua penelitian diagnostik.4,6
lainnya. Dimana hal ini menunjukkan bahwa Namun, pemeriksaan untuk menemukan adanya
penemuan retinopati pada pasien dengan malaria retinopati pada malaria serebral bukanlah tanpa
serebral tidak hanya dapat digunakan sebagai kekurangan. Terdapat kekurangan yang paling
salah satu indikator diagnostik, akan tetapi dapat signifikan, yakni berada pada tingkat klinisi,
juga digunakan sebagai salah satu indikator dimana kurangnya pelatihan, kurangnya
penanda prognostik gangguan neurologis pada pengalaman, dan kepercayaan diri untuk
penderita malaria serebral. melakukan tindakan funduskopi. Ada sedikit
perdebatan mengenai penggunaan pilihan
Gambar 2. Kemungkinan Mekanisme Kematian dan Gangguan Neuro-kognitif pada Malaria Serebral
dan Area untuk Intervensi
Pada gambar tersebut, dibagian awal Plasmodium disebabkan karena adanya herniasi transtentorial,
falciparum infected erythrocytes (IE) melekat kompresi batang otak, atau iskemia serebral luas,
pada pembuluh darah endotel, terserap dalam atau menyebabkan kerusakan saraf dengan
jumlah yang besar ke otak (A). Perubahan lokal konsekuensi adanya kerusakan neuro-kognitif.
dan sistemik menghasilkan disfungsi organ vital Parasit yang masih tersisa, juga dapat
yang signifikan yang menyebabkan gangguan menghasilkan racun secara lokal, dan
metabolik yang berat (B) yang dapat dengan cepat menyebabkan iskemia, atau mempengaruhi
mengakibatkan kematian kecuali adanya koreksi produksi dari produk-produk inflamasi seperti
yang mendesak (misalnya koreksi glukosa darah, sitokin yang menyebabkan kejang berulang, dan
dialisis, atau ventilasi) dimulai. Penyerapan IE kerusakan neuronal. Gangguan metabolik lebih
dalam pembuluh serebral meningkatkan volume sering terjadi pada orang dewasa ketika terjadi
serebral (C). yang bersamaan dengan peningkatan tekanan intrakranial dan sementara
meningkatnya aliran darah otak, menimbulkan kejang merupakan hal yang umum terjadi pada
gejala kejang, anemia, dan hipertermia (D). anak-anak.5
Fungsi dari sawar darah otak berubah, sehingga Dari gambar tersebut, dapat dikatakan bahwa,
menyebabkan pembengkakan otak, dan membuat penemuan retinopati pada penderita malaria
tekanan intrakranial menjadi meningkat (E). Hal serebral yang masih bertahan hidup, dapat disertai
ini juga dapat menyebabkan kematian yang dengan adanya kelainan neurologis pada
Daftar Rujukan
1. World Health Organization. Malaria [Internet]. 4(12) 827-40.
WHO. 2018 [cited 19 Agustus 2018]. Available 6. Villaverde C, et al. Clinical comparison of
from : http://www.who.int/ith/ITH_chapter_7.pdf retinopathy-positive and retinopathy-negative
2. Elyazar IRF, Hay SI, Baird JK. Malaria cerebral malaria. Am J Trop Med Hyg. 2017; 96(5)
distribution, prevalence, drug resistance, and 1176-84.
control in Indonesia. Advances in Parasitology. 7. Birbeck GL, et al. Blantyre Malaria Project
2011; 74 41-175. Epilepsy Study (BMPES) of neurological
3. Shikani HJ, et al. Cerebral malaria. The American outcomes in retinopathy-positive paediatric
Journal of Pathology. 2012; 181(5) 1484-92. cerebral malaria survivors: a prospective cohort
4. Beare NA, et al. Redefining cerebral malaria by study. The Lancet Neurology. 2010; 9(12) 1173-
including malaria retinopathy. Future 81.
Microbiology. 2011; 6(3) 349-55. 8. Boivin MH, et al. Developmental outcomes in
5. Idro R, Jenkins NE, Newton C. Pathogenesis, Malawian children with retinopathy-positive
clinical features, and neurological outcomes of cerebral malaria. Tropical Medicine and
cerebral malaria. The Lancet Neurology. 2005; International Health. 2011; 16(3) 263-71.