Anda di halaman 1dari 6

Callosum Neurology, Volume 2, Nomor 1: 8-13, 2019

TINJAUAN PUSTAKA
ISSN 2614-0276 | E-ISSN 2614-0284

RETINOPATI SEBAGAI PENANDA


PROGNOSTIK GANGGUAN
NEUROLOGIS PADA PENDERITA MALARIA SEREBRAL YANG
BERTAHAN HIDUP: SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIK MINI
Indra Febryan Gosal, Adam Prabata
Rumah Sakit Permata Depok, Jawa Barat, Indonesia

Diterima 22 Oktober 2018 DOI: 10.29342/cnj.v2i1.49


Disetujui 14 Maret 2019
Publikasi 18 Maret 2019 Korespondensi: indra_gosal@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Malaria serebral merupakan Hasil: Tiga penelitian kohort prospektif yang terdiri
komplikasi infeksi Plasmodium falciparum yang dapat dari 458 dinilai secara kritis. Gangguan neurologis
menyebabkan gangguan neurologis bagi penderitanya yang mungkin muncul adalah epilepsi (9-10%),
yang bertahan hidup. neurodisabilitas baru atau pemeriksaan neurologis
Tujuan: Untuk menentukan apakah retinopati dapat abnormal (7,2-23,1%), dan gangguan perilaku yang
menjadi penanda prognostik gangguan neurologis mengganggu (10,6%). Odds Ratio berkisar dari 31,8-
pada penderita malaria serebral yang bertahan hidup. 37,2.
Metode Penelitian: Pencarian terstruktur di beberapa Simpulan: Temuan tidak konsisten membuat
sumber data, termasuk Pubmed, Ebscohost, Ovid, dan retinopati masih dipertanyakan sebagai penanda
Proquest, untuk studi kohort. Studi prognosis yang prognostik dari gangguan neurologis pada malaria
dipilih telah melalui penilaian kritis berdasarkan studi serebral. Namun masih bisa menjadi penanda penting
prognosis Oxford CEEBM. di masa depan dengan penelitian yang ekstensif.

Kata Kunci: Retinopati, Malaria Serebral, Gangguan Neurologis

ABSTRACT

Introduction: Cerebral malaria is a complication of Results: Three prospective cohort study comprising of
Plasmodium falciparum infection which can lead to 458 subjects were critically appraised. Neurological
neurological disorder for the survivors. disorder which possibly appeared are epilepsy (9-
Aim: to establish whether retinopathy can be a 10%), new neurodisabilites or abnormal neurological
prognostic marker of neurological disorder in cerebral examination (7,2-23,1%), and disruptive behavioural
malaria survivors. disorder (10,6%). Odds ratio was ranged from 31,8-
Methods: We conducted structured search in several 37,2.
databases including Pubmed, Ebscohost, Ovid, and Conclusion: Inconsistent findings rendered retinopathy
Proquest, for cohort studies. Then, the selected questionable as a prognostic marker of neurological
prognosis studies underwent critical appraisal based on disorder in cerebral malaria. However, its reliability in
Oxford CEEBM prognosis study critical appraisal. the future is plausible with extensive studies.

Keywords: Retinopathy, Cerebral Malaria, Neurological Disorde

Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 8


ARTIKEL ASLI Gosal dan Prabata 2019
Latar Belakang salah satu indikator diagnostik, studi terbaru
Malaria merupakan penyakit yang umum dan menunjukkan bahwa penemuan retinopati pada
mengancam nyawa di beberapa area tropis dan kasus malaria serebral juga menunjukkan bahwa
subtropis. Terdapat lebih dari 100 negara dan penderitanya lebih mungkin untuk menderita
wilayah dimana di dalamnya terdapat risiko berbagai macam gangguan neurologis.
penularan malaria, dan negara tersebut juga Metode
dikunjungi oleh lebih dari 125 juta pengunjung Kami melakukan pencarian terstruktur di
mancanegara setiap tahunnya.1 Indonesia sebagai beberapa sumber data, termasuk Pubmed,
salah satu negara tropis, tidak luput dari salah satu Ebscohost, Ovid, dan Proquest, untuk studi kohort
negara dengan angka penderita malaria yang tentang topik ini. Kemudian, studi prognosis yang
cukup tinggi. Diantara seluruh spesies dipilih telah melalui penilaian kritis berdasarkan
Plasmodium, Plasmodium falciparum merupakan penilaian kritis studi prognosis Oxford Clinical
spesies Plasmodium yang paling umum Epidemiology and Evidence-Based Medicine
ditemukan di Indonesia. Beberapa data yang telah (CEEBM).
dikumpulkan di Indonesia, mengungkapkan Dimana proses pencarian data, diawali dengan
bahwa infeksi Plasmodium falciparum dan menggunakan kata kunci berupa retinopati,
Plasmodium vivax sering terjadi secara malaria serebral dan gangguan neurologis, dalam
bersamaan. Dari 2366 lokasi survei, keberadaan bahasa Inggris pada sumber data yang kami
kedua spesies ini dikonfirmasi di 1606 lokasi gunakan. Kemudian, pada tahap selanjutnya, kami
(68%), dengan Plasmodium falciparum sebagai membatasi ketentuan pencarian data yang
penyebab paling dominan.2 diperlukan pada masing-masing sumber data,
Infeksi dari Plasmodium falciparum ini, dapat dimana pada seluruh sumber data yang kami
menimbulkan manifetasi kelainan neurologis gunakan, kami membatasi data yang kami cari
yang mematikan dan berpotensi fatal, yakni dengan ketentuan data yang dipublikasikan
malaria serebral. Plasmodium falciparum selama 10 tahun terakhir, studi harus dilakukan
merupakan agen penyebab utama dari malaria pada manusia, berbahasa Inggris, dan juga data
serebral pada manusia, dan bertanggung jawab berbentuk artikel atau jurnal.
terhadap kematian 1 juta anak di daerah Afrika Dari pencarian terhadap empat sumber data yang
Sub-Sahara setiap tahunnya.3 Untuk mendiagnosis kami gunakan, diperoleh total artikel atau jurnal
kasus malaria serebral, bukanlah perkara yang sebanyak 1625 artikel atau jurnal, dimana setelah
mudah, dikarenakan banyaknya karakteristik melalui proses penyaringan judul abstrak yang
yang tidak spesifik dari penyakit ini. Selama 30 sesuai dengan topik yang kami bahas, diperoleh
tahun terakhir, retinopati menjadi salah satu 13 judul artikel atau jurnal. Setelah itu, dari 13
indikator diagnostik pada anak-anak, maupun judul tersebut, kami lakukan kembali penyaringan
orang dewasa dengan malaria serebral, karena tahap kedua, dimana diperoleh 3 judul artikel atau
keparahannya berkolerasi dengan penandaan jurnal yang dapat kami gunakan. Setelah itu, kami
serebrovaskuler Plasmodium falciparum Red lakukan pencarian untuk memastikan
Blood Cell (PfRBC), serta membantu ketersediaan naskah lengkap dari 3 judul artikel
membedakan koma akibat malaria serebral, atau jurnal tersebut. Setelah diperoleh naskah
dengan koma non-malaria. Gambaran umum lengkap dari 3 judul artikel atau jurnal tersebut,
retinopati, yang meliputi pemutihan retina, kami membaca naskah lengkapnya, dan kemudian
perdarahan, dan perubahan yang disebabkan oleh kami gunakan dalam pembuatan tinjauan
abnormalitas pada warna pembuluh darah, sistematik sederhana. Berikut gambar diagram
kemungkinan hasil dalam bagian dari obstruksi dari hasil pencarian yang telah kami lakukan dari
mekanik karena sekuestrasi dari PfRBC dan sumber data yang sudah disebut di atas.
perfusi yang berkurang.3-6 Selain berfungsi sebagai

9 | Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Gosal dan Prabata 2019 ARTIKEL ASLI

Gambar 1. Diagram Hasil Pencarian dari Sumber Data


Hasil atau pemeriksaan neurologis abnormal (7,2-
Dari proses pencarian data, diperoleh 3 judul 23,1%), dan gangguan perilaku yang mengganggu
artikel atau jurnal yang dapat digunakan sebagai (10,6%). Odds Ratio berkisar dari 31,2-37,8.
data dalam pembuatan tinjauan sistematik Berikut kami sertakan tabel yang menunjukan
sederhana kami. Tiga penelitian kohort prospektif gangguan neurologis yang dapat ditemukan pada
yang terdiri dari 458 subjek yang memenuhi penderita malaria serebral yang bertahan hidup
semua kriteria inklusi, dinilai secara kritis. (Tabel 1).
Gangguan neurologis yang mungkin muncul
adalah epilepsi (9-10%), neurodisabilitas baru

Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 10


ARTIKEL ASLI Gosal dan Prabata 2019
Tabel 1. Gangguan Neurologis pada Penderita Malaria Serebral yang Bertahan Hidup

Total Gangguan Neurologis Waktu Observasi Odds Ratio Nilai p


Subjek (%) (Median (Jarak)) (95%CI)

Birbeck et 121 • Epilepsi (9%) • 309 hari (111-524 • Undefined • p<0,000


al
7
• Neurodisabilitas hari) • 31,2 (4,1- 1
baru (23,1%) • 111 hari (23-228 240,1) • p<0,000
• Gangguan perilaku hari) • 37,8 (8,8- 1
yang mengganggu • 150 hari (83-228 161,8) • -
(10,6%) hari)
Boivin et 83 • Epilepsi (10%) - - -
al
8

Villaverde 254 • Pemeriksaan - - • p=0,224


et al6
neurologis yang
abnormal (7,2 %)

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat Perlu diketahui bahwa, retinopati malaria
disimpulkan bahwa pada salah satu data yang memiliki tiga komponen utama, dua yang pertama
kami dapatkan, terdapat hubungan antara adalah khas untuk malaria, yakni pemutihan
penemuan retinopati pada pasien dengan malaria retina, perubahan pembuluh darah, dan
serebral yang bertahan hidup, dimana pada perdarahan retina. Papilledema dapat timbul
penderitanya mempunyai risiko untuk mengalami bersamaan dengan salah satu atau semua dari tiga
gangguan neurologis, dibandingkan dengan gejala tersebut, namun papilledema tidak spesifik
kontrol. Dari salah satu hasil penelitian yang kami untuk malaria, bahkan papilledema sendiri juga
pilih ditemukan adanya kemungkinan, dimana tidak memiliki nilai diagnostik pada malaria
penemuan retinopati pada penderita malaria serebral. Retinopati pada malaria, paling mudah
serebral yang bertahan hidup, memiliki diketahui melalui pupil yang sepenuhnya
kemungkinan sekitar 31,2-37,8 kali untuk membesar, baik dengan menggunakan
mengalami kelainan neurologis. Dimana waktu pemeriksaan oftalmoskopi langsung maupun
observasi yang diperlukan, hingga munculnya tidak langsung.4
gejala neurologis, membutuhkan waktu paling Pada studi otopsi yang dilakukan di Malawi, pada
cepat 23 hari, dan paling lambat 524 hari, dengan anak-anak dengan malaria serebral sesuai dengan
rata-rata gangguan neurologis akan muncul kriteria World Health Organization (WHO), salah
dengan observasi selama 190 hari. Hal tersebut satu fitur klinis atau laboratorium yang dapat
juga menandakan bahwa adanya hubungan atau membedakan antara koma yang disebabkan
korelasi antara retinopati dengan gangguan malaria, maupun non malaria adalah kemunculan
neurologis pada penderita malaria serebral yang dari retinopati. Saat ini, retinopati malaria
bertahan hidup. merupakan indikator klinis yang paling sensitif
Pembahasan dan spesifik dari sekuestrasi serebral. Dan
Pada tinjauan sistematik sederhana yang kami retinopati ini juga ditemukan pada dua pertiga
lakukan, diperoleh satu penelitian yang anak-anak dengan malaria serebral. Atas dasar
menggambarkan hasil signifikan yang itulah, penilaian untuk retinopati malaria, dapat
menunjukkan hubungan retinopati dan gangguan memberikan informasi prognostik, serta
neurologis, tetapi tidak pada dua penelitian diagnostik.4,6
lainnya. Dimana hal ini menunjukkan bahwa Namun, pemeriksaan untuk menemukan adanya
penemuan retinopati pada pasien dengan malaria retinopati pada malaria serebral bukanlah tanpa
serebral tidak hanya dapat digunakan sebagai kekurangan. Terdapat kekurangan yang paling
salah satu indikator diagnostik, akan tetapi dapat signifikan, yakni berada pada tingkat klinisi,
juga digunakan sebagai salah satu indikator dimana kurangnya pelatihan, kurangnya
penanda prognostik gangguan neurologis pada pengalaman, dan kepercayaan diri untuk
penderita malaria serebral. melakukan tindakan funduskopi. Ada sedikit
perdebatan mengenai penggunaan pilihan

11 | Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Gosal dan Prabata 2019 ARTIKEL ASLI
oftalmoskopi langsung maupun tidak langsung maka pemeriksaan oftalmoskopi langsung
untuk menemukan retinopati pada pasien, dimana menyeluruh, akan mencukupi untuk
pada oftalmoskopi tidak langsung tergolong mengidentifikasi sekitar 90% retinopati pada
mahal, dan membutuhkan lebih banyak waktu malaria serebral, tentunya dengan kondisi pupil
untuk menguasainya, namun disamping itu, harus dilatasi sepenuhnya, serta membutuhkan
oftalmoskopi tidak langsung memiliki kelebihan latihan dalam aplikasinya.4
dalam menampilkan bidang pandang yang lebih Tentunya penemuan retinopati pada malaria
luas dengan proyeksi dua dimensi, lebih cepat serebral dapat menjadi indikator diagnostik, serta
serta lebih dapat diandalkan daripada berpotensi digunakan sebagai indikator
oftalmoskopi langsung. Namun bila biaya dan prognostik. Gambar 2 dapat menjelaskan adanya
ketersediaan dari oftalmoskopi tidak langsung hubungan antara retinopati dengan kelainan
merupakan rintangan yang tidak dapat diatasi, neurologis pada pasien malaria serebral.5

Gambar 2. Kemungkinan Mekanisme Kematian dan Gangguan Neuro-kognitif pada Malaria Serebral
dan Area untuk Intervensi
Pada gambar tersebut, dibagian awal Plasmodium disebabkan karena adanya herniasi transtentorial,
falciparum infected erythrocytes (IE) melekat kompresi batang otak, atau iskemia serebral luas,
pada pembuluh darah endotel, terserap dalam atau menyebabkan kerusakan saraf dengan
jumlah yang besar ke otak (A). Perubahan lokal konsekuensi adanya kerusakan neuro-kognitif.
dan sistemik menghasilkan disfungsi organ vital Parasit yang masih tersisa, juga dapat
yang signifikan yang menyebabkan gangguan menghasilkan racun secara lokal, dan
metabolik yang berat (B) yang dapat dengan cepat menyebabkan iskemia, atau mempengaruhi
mengakibatkan kematian kecuali adanya koreksi produksi dari produk-produk inflamasi seperti
yang mendesak (misalnya koreksi glukosa darah, sitokin yang menyebabkan kejang berulang, dan
dialisis, atau ventilasi) dimulai. Penyerapan IE kerusakan neuronal. Gangguan metabolik lebih
dalam pembuluh serebral meningkatkan volume sering terjadi pada orang dewasa ketika terjadi
serebral (C). yang bersamaan dengan peningkatan tekanan intrakranial dan sementara
meningkatnya aliran darah otak, menimbulkan kejang merupakan hal yang umum terjadi pada
gejala kejang, anemia, dan hipertermia (D). anak-anak.5
Fungsi dari sawar darah otak berubah, sehingga Dari gambar tersebut, dapat dikatakan bahwa,
menyebabkan pembengkakan otak, dan membuat penemuan retinopati pada penderita malaria
tekanan intrakranial menjadi meningkat (E). Hal serebral yang masih bertahan hidup, dapat disertai
ini juga dapat menyebabkan kematian yang dengan adanya kelainan neurologis pada

Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 12


ARTIKEL ASLI Gosal dan Prabata 2019
penderitanya, hal ini disebabkan karena adanya Maka dari itu, penemuan retinopati pada kasus
proses infeksi dari Plasmodium falciparum di malaria serebral, yang sejak tahun 1993 diketahui
dalam otak penderitanya, dan kemudian dari studi pada anak-anak di Malawi, tetap
menyebabkan perubahan fisiologis dari fungsi memerlukan penelitian lebih lanjut, terkait dengan
otak, seperti adanya peningkatan tekanan penemuan retinopati sebagai penanda prognostik
intrakranial, pembengkakan otak, kemudian pada penderita malaria serebral yang bertahan
adanya produk-produk inflamasi seperti sitokin, hidup.7-8 Perbedaan antara hasil tersebut mungkin
yang menyebabkan timbulnya berbagai kelainan dihasilkan dari perbedaan lokasi, subjek total, dan
neurologis pada penderitanya. metode untuk menilai gangguan neurologis.
Berbagai kelainan neurologis pada pasien dengan Simpulan
malaria serebral yang dapat muncul antara lain Retinopati merupakan salah satu pemeriksaan
adalah epilepsi, neurodisabilitas baru, dan juga yang dapat digunakan untuk menegakkan
gangguan perilaku yang mengganggu. Dari hasil diagnosis dari malaria serebral. Namun, temuan
penemuan tersebut, menunjukkan bahwa yang tidak konsisten dalam penelitian yang kami
retinopati dengan malaria serebral menjadi faktor pilih membuat retinopati masih dapat
risiko untuk beberapa kelainan neurologis yang dipertanyakan sebagai penanda prognostik dari
merugikan, termasuk epilepsi, gangguan perilaku gangguan neurologis pada malaria serebral. Hal
yang mengganggu, dan neurodiasbilitas yang tersebut masih bisa menjadi penanda penting di
dicirikan dengan gangguan motorik, sensorik, masa depan dengan penelitian yang luas dan lebih
atau defisiensi bahasa. Kemudian sebagian besar baik di masa depan.
gejala sisa, kemunculannya tertunda, dan tidak
jelas pada saat keluar dari rumah sakit. Laporan tinjauan sistematik mini ini diajukan
Penyerapan parasit otak, juga merupakan ciri khas dalam sesi ilmiah presentasi poster pada Bali
malaria serebral, dan satu-satunya metode yang Neurology Update 6th yang diselenggarakan oleh
tersedia untuk mengonfirmasi penyerapan di Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
susunan saraf pusat, memerlukan analisa dari cabang Denpasar, bekerja sama dengan Fakultas
jaringan otak. Namun demikian, sulit untuk Kedokteran Universitas Udayana, dan Rumah
mengetahui bagaimana perwakilan populasi anak- Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tanggal 6-9
anak dengan retinopati-positif malaria serebral September 2018 di Sanur, Bali.
adalah semua anak-anak dengan malaria serebral.

Daftar Rujukan
1. World Health Organization. Malaria [Internet]. 4(12) 827-40.
WHO. 2018 [cited 19 Agustus 2018]. Available 6. Villaverde C, et al. Clinical comparison of
from : http://www.who.int/ith/ITH_chapter_7.pdf retinopathy-positive and retinopathy-negative
2. Elyazar IRF, Hay SI, Baird JK. Malaria cerebral malaria. Am J Trop Med Hyg. 2017; 96(5)
distribution, prevalence, drug resistance, and 1176-84.
control in Indonesia. Advances in Parasitology. 7. Birbeck GL, et al. Blantyre Malaria Project
2011; 74 41-175. Epilepsy Study (BMPES) of neurological
3. Shikani HJ, et al. Cerebral malaria. The American outcomes in retinopathy-positive paediatric
Journal of Pathology. 2012; 181(5) 1484-92. cerebral malaria survivors: a prospective cohort
4. Beare NA, et al. Redefining cerebral malaria by study. The Lancet Neurology. 2010; 9(12) 1173-
including malaria retinopathy. Future 81.
Microbiology. 2011; 6(3) 349-55. 8. Boivin MH, et al. Developmental outcomes in
5. Idro R, Jenkins NE, Newton C. Pathogenesis, Malawian children with retinopathy-positive
clinical features, and neurological outcomes of cerebral malaria. Tropical Medicine and
cerebral malaria. The Lancet Neurology. 2005; International Health. 2011; 16(3) 263-71.

13 | Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali

Anda mungkin juga menyukai