Anda di halaman 1dari 5

2.

2 Konsep Dasar Asam Urat


2.3.1 Definisi
Asam urat merupakan kelainan metabolik yang disebabkan karena penumpukan purin
atau eksresi asam urat yang kurang dari ginjal. Asam urat merupakan penyakit heterogen
meliputi hiperurikemia, serangan artritis akut yang biasanya mono-artikuler. Terjadi deposisi
kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbulkan batu saluran
kemih. Kategori asam urat yaitu sebagai berikut:
1. Normal
Laki-laki = 3,4-7,0 mg/dl
Perempuan = 2,4-5,7 mg/dl
2. Hipourisemia
Laki-laki = <3,4 mg/dl
Perempuan = <2,4 mg/dl
3. Hiperurisemia
Laki-laki = >7 mg/dl
Perempuan = >5,7 mg/dl

2.3.2 Etiologi
2.3.2.1 Faktor genetik dan faktor hormonal
Genetik dan faktor hormonal menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2.3.2.2 Jenis kelamin dan umur
Antara pria dan wanita dimana pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu umur (30
tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun).

2.3.2.3 Berat badan


Berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang karena ada jaringan
yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan kelebihan produksi asam urat.
2.3.2.4 Konsumsi alkohol
Terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol
mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
2.3.2.5 Diet
Makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout. Misalnya
makanan yang tinggi purin seperti kacang-kacangan, rempelo dan lain-lain.
2.3.2.6 Obat-obatan tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan
hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin,
siklosporin, levodova.
2.3.3 Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat yang melebihi batas normal (pria <7 mg dan wanita <6 mg)
dalam serum menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat sehingga kristal asam urat
mengedap dalam sendi, akhirnya terjadi terjadi respons inflamasi dan diteruskan dengan
terjadinya serangan gout. Serangan yang berulang-ulang penumpukan kristal monosodium
urat (thopi) akan mengendap dibagian sendi yang dingin seperti ibu jari, pergelangan kaki,
lutut, tangan, siku, bahu, telinga dan lain-lain. Akibat penumpukan asam urat yang terjadi
secara sekunder dapat menimbulkan nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit
ginjal kronis. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap
metabolisme normal dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan
asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada
persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
2.3.4 Tanda dan Gejala
2.3.4.1 Stadium arthritis gout akut
1. Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
2. Keluhan utama seperti nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik
berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
3. Faktor pencetus seperti trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan, rempelo
dan lain-lain), kelelahan fisik, stres, diuretik.
4. Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik
dapat menyebabkan kekambuhan.
2.3.4.2 Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode interkritikal
asimptomatik.
2.3.4.3 Stadium arthritis gout menahun
Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama
tidak berobat secara teratur pada dokter. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di
sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan
keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat.
Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada
kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat
menggunakan sepatu lagi.
2.3.5 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan urin tinggi
3. Asam urat tinggi
4. Aspirasi cairan sendi
5. Menunjukan penumpukan kristal asam urat
6. Pemeriksaan radiologi hanya nampak berupa pembengkakan jaringan lunak
disekitar persendian.

2.3.5 Penatalaksanaan
2.3.6.1 Non farmakologi
1. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari).
2. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB dan BB.
3. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak kurang
dari 100 g/hari.
4. Rendah protein yang bersumber hewani.
5. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
6. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 liter atau
sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
7. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat
meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat
2.3.6.2 Farmakologi
1. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
(colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
2. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu golongan urikosurik
(probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron) dan Inhibitor xantin
(alopurinol).
2.3.7 Komplikasi
1. Penderita akan mengalami radang sendi akut berulang dan semakin lama semakin
sering kekambuhannya.
2. Sendi yang terasa sakit bertambah banyak.
3. Tofi semakin lama semakin besar, bahkan pecah dan menjadi luka.
4. Pada ginjal dan saluran kemih bisa timbul batu.
2.3.7 Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
Riwayat Keperawatan
- Usia
- Jenis kelamin
- nyeri (pada ibu jari kaki atau sendi-sendi lain)
- kaku pada sendi
- aktivitas (mudah capai)
- diet
- keluarga
- pengobatan
- pusing, demam, malaise, dan anoreksi
- takikardi
- pola pemeliharaan kesehatan
- penyakit batu ginjal

Pemeriksaan fisik
- identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
- nyeri tekan pada sendi yang terkena
- nyeri pada saat digerakkan
- area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
- denyut jantung berdebar
- identifikasi penurunan berat badan

Riwayat Psikososial
- cemas dan takut untuk melakukan kativitas
- tidak berdaya
- gangguan aktivvitas di tempat kerja
Pemeriksaan diagnostik
- asam urat
- sel darah putih, sel darah merah
- aspirasi sendi terdapat asam urat
- urine
- rontgen

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya radang pada sendi
2. Gangguan mobilitas fisik b.d adanya nyeri sendi
3. Potensial terjadi perubahan pola miksi b.d adanya batu atau insufisiensi
ginjal
4. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah
5. Gangguan integritas kulit b.d tophi (tofi)
6. Resiko : nyeri b.d batu ginjal

Perencanaan dan Implementasi


1. Gangguan rasa nyaman nyeri
Klien akan menunjukkan tingkat kenyamanan yang lebih baik (rasa nyeri berkurang)
- Istirahatkan sendi yang sakit dan berikan bantal dibawahnya
- Berikan kompres hangat
- Hindarkan factor penyebab munculnya iritasi pada tofi
- Berikan obat sesuai program
- Monitor efek samping obat

2. Gangguan mobilitas fisik


Pasien akan meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan
- anjurkan pasien untuk melakukan gerakan-gerakan bila tidak ada rasa nyeri
- Lakukan ambulasi dengan bantuan missal dengan menggunakan “walker” atau
tongkat
- Lakukan ROM secara berhati-hati

3. Kurang pengetahuan
Pasien dan keluarga akan meningkat pemahaman tentang penyakit gout dan cara
perawatannya
- Jelaskan proses perjalanan penyakit
- Berikan jadwal/program pengobatan (nama obat, dosis, tujuan dan efek samping)
- Diskusikan pentingnya diit yang terkontrol

Anda mungkin juga menyukai