Makalah PKN C
Makalah PKN C
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pendidikan Kewarganegaraan juga untuk membuat kita lebih memahami lagi
tentang materi demokrasi.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan khusunya penyusun dan umumnya pembaca tentang apa itu
demokrasi dan demokrasi yang dianut oleh Indonesia
1.4 METODE PENELITIAN
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam
penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku,
tetapi juga dari media media lain seperti e-book, web, dan perangkat media
massa yang dapat dipertanggungjawabkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos (rakyat) dan kratos
(pemerintahan). Secara umum Demokrasi dapat diartikan sebagai cara atau bentuk
pemerintahan yang dipegang oleh rakyat atau dengan kata lain rakyat memiliki
kedaulatan tertinggi dalam kehidupan bernegara. Demokrasi merupakan
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam demokrasi, warga
negara diizinkan untuk berpartisipasi aktif secara langsung atau juga melalui
perwakilan dalam melakukan perumusan, pengembangan serta pembuatan hukum.
3
2.2 PRINSIP DEMOKRASI
Menurut Alamudi (1991) seorang yang disebut “Soko Guru Demokrasi” prinsip
demokrasi yaitu:
4
Ciri Tanggung Jawab yaitu merupakan ciri-ciri demokrasi yang berkaitan
dengan tanggung jawab dari pihak yang telah terpilih.
5
setiap orang tetap diakui, tetapi diperlukan pembatasan untuk mewujudkan
kesejahteraan seluruh rakyat. Pelaksanaan demokrasi ini bergantung pada
ideologi negara masing-masing sejauh tidak secara jelas kecenderungannya
kepada demokrasi liberal atau demokrasi rakyat
Contoh : Rakyat memilih wakil di DPRD kemudian wakil itu dikontrol oleh
rakyat dengan sistem referendum.
Demokrasi parlementer
6
kepala pemerintahan, sehingga tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas
jalannya pemerintahan). Menteri bertanggung jawab pada DPR. Program
kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen.
Demokrasi presidensial/terpimpin
7
kediktatoran, diktator tidak melibatkan rakyat sama sekali dalam pengambilan
keputusan.
6. Pemerintahan stabil
8
bukan pada kekuasaan; dengan warga negara memiliki kesempatan mengambil
bagian aktif dalam pemerintahan.
9
5. Menurunkan standar moral
Setiap kali terjadi benturan kepentingan, koalisi hancur dan pemerintahan runtuh.
Dengan demikian, pemerintah stabil di bawah demokrasi bisa sulit dicapai.
10
9. Kediktatoran mayoritas
11
Perkembangan demokrasi pada periode ini telah meletakkan hal-hal
mendasar. Pertama, pemberian hak-hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden
yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi dictator. Ketiga, dengan
maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik
yang kemudian menjadi peletak dasar bagi system kepartaian di Indonesia untuk
masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.
Pada tahun 1950-1959 bisa disebut sebagai masa demokrasi liberal yang
parlementer, dimana presiden sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala
eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi
dan berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktik demokrasi pada
masa ini dinilai gagal disebabkan :
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
Bubarkan konstituante
12
Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
Dominasi Presiden
Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR
13
Setelah terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI,
menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.
Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala
bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil
menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997.Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal
sebab:
Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif
otonom, dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan
danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari kemenangan mutlak
14
dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik yangkuat
kepada negara; dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai,
depolitisasai, dan institusionalisasi; dipakai pendekatan keamanan; intervensi negara
terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepda negara untuk
mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi; tersedianya sumber biaya
pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas serta dari komoditas
nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal dari bantuan luar negeri, dan
akhirnya sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan
kebutuhan pokok rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya
muncul karena sebab struktural.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden
Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998. Masa reformasi
berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN
Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI
15
Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat
desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan
pendapat
Pancasila telah kita akui dan terima sebagai Filsafah dan Pandangan Hidup
Bangsa serta Dasar Negara RI, maka Pancasila harus menjadi landasan pelaksanaan
demokrasi Indonesia. Kalau kita membandingkan dengan demokrasi Barat yang
sekarang menjadi acuan bagi kebanyakan orang, khususnya kaum pakar politik
Indonesia, ada perbedaan yang mencolok sebagai akibat perbedaan pandangan hidup.
16
Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan. Oleh sebab itu pandangan bangsa Indonesia
adalah bahwa hidup merupakan Kebersamaan atau Kekeluargaan. Individu diakui
dan diperhatikan kepentingannya untuk mengejar yang terbaik baginya, tetapi itu
tidak lepas dari kepntingan Kebersamaan / Kekeluargaan.
17
Dalam demokrasi Indonesia tidak hanya faktor Politik yang perlu
ditegakkan, tetapi juga faktor kesejahteraan bagi orang banyak sebagaimana
dikehendaki sila kelima Pancasila. Jadi demokrasi Indonesia bukan hanya
demokrasi politik, tetapi juga demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial. Bahkan
sesuai dengan Tujuan Bangsa dapat dikatakan bahwa demokrasi Indonesia adalah
demokrasi kesejahteraan dan kebahagiaan dan bukan demokrasi kekuasaan seperti
di Barat. Hal itu kemudian berakibat bahwa pembentukan partai-partai politik
mengarah pada perwujudan kehidupan sejahtera bangsa.
Demikian pula Indonesia adalah satu negara yang luas wilayahnya dan
terbagi dalam banyak Daerah yang semuanya termasuk dalam Keluarga Bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu di samping peran partai politik dan golkar, harus
diperhatikan juga partisipasi Daerah dalam mengatur dan mengurus bangsa
Indonesia sebagai satu Keluarga. Karena itu ada Utusan Daerah yang mewakili
daerahnya masing-masing dalam menentukan jalannya Bahtera Indonesia.
18
Pemilu adalah salah satu acara rakyat yang memiliki kadar kedemokratisan
berbeda – beda setiap tahunnya sehingga kebenaran argument tersebut perlu
dibuktikan. (Fiska 2005: viii). Pemilu telah diadakan pada tahun 1955, 1971, 1977,
1982, 1987, 1992, 1997, 1999, dan 2004 (Asshidique 1994:). Model sistem
pemilihan umum yang telah dilaksanakan di Indonesia yaitu Sistem Perwakilan
Berimbang (Proporsional Representation). Menurut Arend Lijphart bahwa sistem
Proportional Representation atau perwakilan berimbang merupakan sistem
pemilihan yang paling banyak dipergunakan oleh negara–negara yang pemilihan
umumnya berlangsung secara demokratik dan kompetitif. Sistem ini
memperlihatkan gejala yang menarik dimana proporsi kursi yang dimenangkan
oleh sebuah partai politik dalam sebuah wilayah pemilihan akan berbanding
seimbang dengan proporsi suara yang diperoleh partai tersebut dalam
pemilihannya. (Fiska 2005: 31). Di Indonesia, pelaksanaan pemilu dilaksanakan
dengan sistem pemilihan berimbang dengan daftar terbuka dan daftar tertutup.
Dalam sistem pemilihan berimbang tertutup, masyarakat memilih partai bukan
calon legislatif, biasanya pimpinan partai memainkan peranan penting yang sangat
berguna untuk menentukan daftar dan ranking yang telah di buat oleh pimpinan
partai. Apabila ada 7 (tujuh) kursi yang tersedia pada sebuah distrik maka partai
akan mengajukan paling tidak 7 (tujuh) orang calon. Dan kalau sebuah partai
memenangkan 3 (tiga) kursi maka calon yang menduduki ranking 1, 2 dan 3 yang
akan mendapatkan kursi. Sistem inilah yang dipraktekkan di Indonesia sejak
pemilihan umum 1971–1997. Dengan sistem ini akan tercipta disiplin yang tinggi
dari anggota DPR terhadap partainya dan tentu saja pimpinan partai memainkan
peranan sentral. Berbeda dengan sistem pemilihan tertutup, dengan sistem
pemilihan berimbang dengan daftar terbuka para pemilih tidak hanya memilih
partai tetapi juga memilih calon yang dikehendaki. Pemilih disamping mencoblos
gambar juga mencoblos nama calon yang dikehendaki. Bergantung pada berapa
kursi yang disediakan untuk distrik tersebut.
19
1. Pemilihan umum pada masa Orde Lama (1955) :
Sistem : Berimbang dengan daftar tertutup
2. Pemilihan umum pada masaOrde Baru ( 1971, 1977, 1982, 1987, 1992,
1997 )
Sistem : Berimbang dengan daftar tertutup
3. Pemilihan Umum 1999 :
Sistem : Berimbang dengan daftar tertutup
4. Pemilihan Umum 2004
Sistem : perwakilan berimbang dengan daftar terbuka.
Adapun hakikat dan tujuan dari pemilihan umum adalah :
1. Menyusun lembaga pemusyawaratan atau perwakilan rakyat.
2. Memilih wakil-wakil rakyat oleh rakyat.
3. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional
Pada pasal 21 ayat (3) pernyataan HAM PBB dinyatakan pemilihan umum
dilaksanakan secara berkala, jujur, berkesinambungan, sedangkan pemungutan
suara berlangsung secara bebas dan rahasia. Dengan kata lain pelaksanaan
pemilihan umum tersebut adalah berkala atau teratur, jujur, berkesinambungan
(sederajat), bebas dan rahasia yang bersifat universal. Azas yang dijalankan
pada pelaksanaan Pemilu yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
BAB III
20
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
21