Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan
oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan
dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan hukum.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen)
dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan
prinsip checks and balances.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Demokrasi ?
2. Apa Prinsip-prinsip Demokrasi ?
3. Bagaimana ciri-ciri Demokrasi
4. Apa saja macam-macam Demokrasi?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari Demokrasi?
6. Bagaimana perkembangan Demokrasi di Indonesia?
7. Apa Landasan Denokrasi di Indonesia?
8. Bagaimana pelaksanaan Pemilu di Indonesia?

1
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pendidikan Kewarganegaraan juga untuk membuat kita lebih memahami lagi
tentang materi demokrasi.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan khusunya penyusun dan umumnya pembaca tentang apa itu
demokrasi dan demokrasi yang dianut oleh Indonesia
1.4 METODE PENELITIAN
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam
penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku,
tetapi juga dari media media lain seperti e-book, web, dan perangkat media
massa yang dapat dipertanggungjawabkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DEMOKRASI

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos (rakyat) dan kratos
(pemerintahan). Secara umum Demokrasi dapat diartikan sebagai cara atau bentuk
pemerintahan yang dipegang oleh rakyat atau dengan kata lain rakyat memiliki
kedaulatan tertinggi dalam kehidupan bernegara. Demokrasi merupakan
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam demokrasi, warga
negara diizinkan untuk berpartisipasi aktif secara langsung atau juga melalui
perwakilan dalam melakukan perumusan, pengembangan serta pembuatan hukum.

2.1.1 Pengertian demokrasi menurut beberapa ahli yaitu :

1. Menurut Abraham Lincoln demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan


yang mana dibentuk dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
2. Menurut Charles Costello demokrasi adalah sistem sosial dan politik
pemerintahan dengan kekuasan pemerintah yang terbatas oleh hukum dan budaya
dalam melindungi masing-masing hak perorangan warga negara.
3. Menurut Hans Kelsen demokrasi adalah pemerintahan yang dilaksanakan
dan diadakan dari rakyat dan bagi rakyat. Adapun terkait yang melaksanakan
kekuasaan negara ialah wakil-wakil rakyat sendiri yang telah dipilih oleh mereka
rakyat sendiri.
4. Menurut Prof M. Muhammad Yamin demokrasi adalah suatu dasar didalam
pembentukan pemerintahan dan beradan didalamnya atau masyarakat dalam sebuah
kekuasaan untuk mengatur dan memerintah, tujuannya agar secara sah dikendalikan
seluruh warga negara.

3
2.2 PRINSIP DEMOKRASI

Menurut Alamudi (1991) seorang yang disebut “Soko Guru Demokrasi” prinsip
demokrasi yaitu:

1. Kedaulatan ditangan rakyat


2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan HAM
6. Pemelihian yang bebas, adik, dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Kemajemukan sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat

2.3 CIRI-CIRI DEMOKRASI


Adapun ciri-ciri yang menggambarkan suatu pemerintahan didasarkan atas
sistem demokrasi adalah sebagai berikut :
 Ciri Konstitusional yaitu merupakan ciri-ciri demokrasi yang berkaitan
dengan kehendak, kepentingan maupun kekuasaan rakyat yang ditegaskan
kedalam konstitusi maupun undang-undang yang berlaku di negara tersebut.
 Ciri Perwakilan yaitu merupakan ciri-ciri demokrasi yang berkaitan dengan
kedaulatan rakyat yang diwakilkan oleh sejumlah orang yang telah dipilih
oleh rakyat itu sendiri.
 Ciri Pemilihan Umum yaitu merupakan ciri-ciri demokrasi yang berkaitan
dengan kegiatan politik untuk memilih pihak dalam permerintahan.
 Ciri Kepartaian yaitu merupakan ciri-ciri demokrasi yang berkaitan dengan
partai yang menjadi sarana atau media sebagai bagian dalam pelaksaan
sistem demokrasi.
 Ciri Kekuasaan yaitu merupakan ciri-ciri demokrasi yang berkaitan dengan
adanya pembagian kekuasaan dan pemisahan kekuasaan.

4
 Ciri Tanggung Jawab yaitu merupakan ciri-ciri demokrasi yang berkaitan
dengan tanggung jawab dari pihak yang telah terpilih.

2.4 MACAM-MACAM DEMOKRASI


Terdapat banyak macam-macam demokrasi yang ada di dunia. Berbagai
kebudayaan yang ada di dunialah yang menyebabkan berbagai macam demokrasi
terbentuk. Macam-macam demokrasi dibagi menjadi 4 kategori yaitu :
1. Berdasar Penyaluran Kehendak Rakyat :
 Demokrasi Langsung : Demokrasi yang secara langsung dalam melibatkan
rakyat untuk pengambilan keputusan terhadap suatu negara. Setiap rakyat
memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan
Contoh : Ikut mencoblos saat pemilu atau pilkada, dan memilih secara
langsung ketua kelas
 Demokrasi Tidak Langsung : demokrasi yang tidak secara langsung
melibatkan seluruh rakyat suatu negara dalam pengambilan keputusan. Dalam
membuat suatu keputusan dengan pemerintah, rakyat tdk terlibat langsung
namun diwakilkan oleh perwakilan (badan perwakilan rakyat).
Contoh : Pembuatan undang-undang yang diwakili oleh anggota DPR
2. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas

 Demokrasi Formal adalah Demokrasi yang memberikan kekuatan hukum


yang sama dalam bidang politik tanpa adanya pertimbangan perbedaan
ekonomi.

Contoh : adanya keberadaan lembaga-lembaga perwakilan rakyat.

 Demokrasi Material adalah Demokrasi yang terjadi pada negara sosialis


komunis.

Contoh : Mungkin keberadaan lembaga-lembaga perwakilan rakyat hanya


sebagai simbol saja, dan hanya mementingkan kepentingan negara saja
dibandingkan rakyat.

 Demokrasi Campuran : hanya menambil kebaikan serta membuang


keburukan dari demokrasi formal dan material. Persamaan derajat dan hak

5
setiap orang tetap diakui, tetapi diperlukan pembatasan untuk mewujudkan
kesejahteraan seluruh rakyat. Pelaksanaan demokrasi ini bergantung pada
ideologi negara masing-masing sejauh tidak secara jelas kecenderungannya
kepada demokrasi liberal atau demokrasi rakyat

Contoh : Rakyat memilih wakil di DPRD kemudian wakil itu dikontrol oleh
rakyat dengan sistem referendum.

3. Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi

 Liberal adalah demokrasi yang didasarkan dari hak individu suatu


warga negara. Dimana setiap individu dapat mendominasi dalam
demokrasi ini. Pemerintah tidak akan banyak ikut campur dalam
kehidupan masyarakat dimana pemerintah memiliki kekuasaan terbatas.
Demokrasi liberal disebut juga dengan demokrasi konstitusi yang
dibatasi oleh konstitusi

 Komunis adalah demokrasi yang berdasarkan dari hak pemerintah di


negaranya dimana pemerintah mendominasi atau kekuasaan tertinggi
dipegang oleh penguasa atau pemerintah. Demokrasi komunis tidak
dibatasi dan bersifat totaliter yang membuat hak setiap individu tidak
ada pengaruhnya pada pemerintah.

 Pancasila adalah demokrasi yang didasarkan dari ideologi Indonesia,


yaitu Pancasila berdasarkan dari tata sosial dan budaya bangsa
Indonesia. Demokrasi Pancasila merupakan yang dianut Indonesia.

4. Menurut wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan Negara

 Demokrasi parlementer

DPR (parlemen) memainkan peranan yang sangat tinggi dalam


menjalankan sistem pemerintahan. Terdapat hubungan yang kuat antara badan
eksekutif dan badan legislative. Pemerintah (badan eksekutif) menjalankan
tugas atau program yang disetujui badan perwakilan rakyat (badan
legislatif). Presiden atau raja berkedudukan sebagai kepala negara (bukan

6
kepala pemerintahan, sehingga tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas
jalannya pemerintahan). Menteri bertanggung jawab pada DPR. Program
kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen.

 Demokrasi presidensial/terpimpin

Demokrasi terpimpin merupakan pemerintahan yang sangat


mempercayai pemimpinnya. Biasanya, Negara yang menganut sistem
demokrasi terpimpin akan didominasi presiden.

2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DEMOKRASI

2.5.1 Kelebihan Demokrasi

1. Melindungi kepentingan rakyat

Demokrasi merupakan sistem yang melindungi kepentingan rakyat.


Kekuasaan yang sesungguhnya terletak di tangan orang-orang yang mewakili rakyat
banyak. Para wakil rakyat dipilih dan harus bertanggung jawab kepada rakyat yang
memilihnya. Dengan cara ini, kepentingan sosial, ekonomi dan politik rakyat
menjadi lebih terjamin di bawah demokrasi.

2. Berdasarkan prinsip kesetaraan

Demokrasi didasarkan pada prinsip kesetaraan. Semua warga negara


memiliki kedudukan sama di mata hukum.Semua rakyat memiliki hak sosial, politik
dan ekonomi yang sama dan negara tidak boleh membedakan warga negara atas dasar
kasta, agama, jenis kelamin, atau kepemilikan.

3. Stabilitas dan tanggung jawab dalam pemerintahan

Demokrasi dikenal sebagai sistem yang stabilitas dan efisien. Pemerintahan


berjalan stabil karena didasarkan pada dukungan publik. Dalam demokrasi
perwakilan, wakil rakyat mendiskusikan masalah negara secara menyeluruh dan
mengambil keputusan berdasarkan aspirasi rakyat. Di bawah sistem monarki, elit
kerajaan mengambil keputusan sesuai keinginannya sendiri. Sedangkan di bawah

7
kediktatoran, diktator tidak melibatkan rakyat sama sekali dalam pengambilan
keputusan.

4. Pendidikan politik kepada rakyat

Demokrasi bisa berfungsi sebagai sekolah pendidikan politik bagi rakyat.


Rakyat akan ikut terdorong untuk mengambil bagian dalam urusan negara.Pada saat
pemilihan umum, partai politik mengusulkan kebijakan dan program untuk dinilai
oleh rakyat. Hal ini pada akhirnya menciptakan kesadaran politik di kalangan
masyarakat.

5. Sedikit peluang revolusi

Karena demokrasi didasarkan pada kehendak publik, terdapat kemungkinan


kecil terjadi pemberontakan rakyat. Para wakil dipilih oleh rakyat untuk melakukan
urusan negara dengan dukungan rakyat. Jika mereka tidak bekerja dengan baik atau
tidak memenuhi harapan rakyat, para wakil bisa saja tidak dipilih lagi dalam pemilu
berikutnya. Dengan cara ini, rakyat tidak perlu melakukan pemberontakan saat
menginginkan perubahan.

6. Pemerintahan stabil

Demokrasi didasarkan pada kehendak rakyat sehingga penyelenggaraan


negara berjalan didasarkan atas dukungan rakyat. Oleh karena itu, demokrasi
dianggap lebih stabil daripada bentuk pemerintahan lain.

7. Membantu membentuk rakyat menjadi warga negara yang baik

Keberhasilan demokrasi terletak pada bertumbuhnya warga negara yang


baik. Demokrasi menciptakan lingkungan yang tepat untuk pengembangan
kepribadian dan menumbuhkan kebiasaan yang baik. Dalam demokrasi, rakyat
dilatih untuk memahami hak dan kewajiban mereka.

8. Berdasarkan opini publik

Pemerintahan demokrasi didasarkan pada keinginan publik dan tidak


didasarkan pada ketakutan pada penguasa.Demokrasi berdiri di atas konsensus,

8
bukan pada kekuasaan; dengan warga negara memiliki kesempatan mengambil
bagian aktif dalam pemerintahan.

2.5.2 Kekurangan Demokrasi

1. Lebih menekankan pada kuantitas daripada kualitas

Demokrasi tidak didasarkan pada kualitas tetapi pada kuantitas. Partai


mayoritas memiliki wewenang memegang pemerintahan. Selain itu, orang yang tidak
memiliki kecerdasan, visi dan korup bisa saja terpilih menjadi penyelenggara negara.

2. Pemerintahan oleh orang tidak kompeten

Demokrasi bisa saja dijalankan oleh orang-orang yang tidak kompeten.


Dalam demokrasi, setiap warga negara diperbolehkan untuk mengambil bagian,
sedangkan tidak semua orang cocok dengan peran itu.

Segerombolan manipulator yang dapat mengumpulkan suara bisa


mendapatkan kekuasaan dalam demokrasi. Hasilnya, demokrasi dijalankan oleh
orang bodoh dan tidak kompeten.

3. Berdasarkan kesetaraan yang tidak wajar

Konsep kesetaraan dalam demokrasi dianggap bertentangan dengan hukum


alam. Alam memberi setiap individu dengan kecerdasan dan kebijaksanaan yang
berbeda. Faktanya, kemampuan tiap orang berbeda. Sebagian orang berani, lainnya
pengecut. Sebagian sehat, yang lain tidak begitu sehat. Sebagian cerdas, yang lain
tidak. Kritik berpendapat bahwa akan bertentangan dengan hukum alam untuk
memberikan status yang sama kepada semua orang.

4. Pemilih tidak tertarik pada pemilu

Pemilih tidak selalu menunaikan hak pilihnya sebagaimana seharusnya.


Umum ditemukan tingkat partisipasi pemilih hanya berada pada kisaran angka 50
sampai 60 persen saja.

9
5. Menurunkan standar moral

Satu-satunya tujuan kandidat adalah memenangkan pemilihan. Mereka


sering menggunakan politik uang dan praktik bawah tangan lainnya agar terpilih.
Kekuatan otot dan uang bekerja bahu-membahu untuk memastikan kemenangan
seorang kandidat. Dengan demikian, moralitas adalah korban pertama dalam pemilu.
Apa yang bisa diharapkan setelah moralitas dikorbankan?

6. Demokrasi adalah pemerintahan orang kaya

Demokrasi modern pada kenyataannya adalah kapitalistik. Pemilu


dilakukan dengan uang. Para calon kaya membeli suara. Pada akhirnya, rakyat
mendapatkan pemerintahan plutokrasi yang berbaju demokrasi. Pada kondisi ini,
orang kaya menguasai media untuk keuntungan mereka sendiri. Kepentingan pemilik
modal bisa saja mempengaruhi keputusan politik yang diambil pemerintah.

7. Penyalahgunaan waktu dan dana publik

Demokrasi bisa terjerumus pada pemborosan waktu dan sumber daya.


Dibutuhkan banyak waktu dalam perumusan undang-undang. Banyak uang yang
dihabiskan selama pemilu.

8. Tidak terjadi pemerintahan yang stabil

Ketika tidak ada partai yang manjadi mayoritas mutlak, pemerintahan


koalisi harus dibentuk. Koalisi partai politik dengan pembagian kekuasaan hanya
merupakan perkawinan semu.

Setiap kali terjadi benturan kepentingan, koalisi hancur dan pemerintahan runtuh.
Dengan demikian, pemerintah stabil di bawah demokrasi bisa sulit dicapai.

10
9. Kediktatoran mayoritas

Demokrasi dikritik karena menjadi legitimasi kediktatoran mayoritas.


Mayoritas diharuskan melindungi kepentingan minoritas tetapi dalam praktiknya
tidak selalu demikian. Mayoritas setelah mendapatkan kesuksesan saat pemilu
terkadang melupakan minoritas dan menjalankan pemerintahan sesuai dengan
kehendak mereka sendiri.

10. Pengaruh buruk dari partai politik

Partai politik merupakan dasar demokrasi. Partai politik bertujuan merebut


kekuasaan dengan cara yang sah. Namun terkadang, anggota partai politik lebih
mendahulukan kepentingan partai dibanding kepentingan negara.

2.6 PERKEMBANGAN DEMOKRASI INDONESIA

2.6.1 Perkembangan Demokrasi Masa Revolusi Kemerdekaan

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang


ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan
dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang berbunyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut
UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk
menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah
mengeluarkan :

 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah


menjadi lembaga legislatif.

 Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai


Politik.

 Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem


pemerintahn presidensil menjadi parlementer

11
Perkembangan demokrasi pada periode ini telah meletakkan hal-hal
mendasar. Pertama, pemberian hak-hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden
yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi dictator. Ketiga, dengan
maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik
yang kemudian menjadi peletak dasar bagi system kepartaian di Indonesia untuk
masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.

2.6.2 Perkembangan Demokrasi Parlementer (1950-1959)

Periode pemerintahan negara Indonesia tahun 1950 sampai


1959 menggunakan UUD Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya.
Pada masa ini adalah masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua
elemen demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di
Indonesia. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang
sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen
ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepad pihak
pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya.

Pada tahun 1950-1959 bisa disebut sebagai masa demokrasi liberal yang
parlementer, dimana presiden sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala
eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi
dan berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktik demokrasi pada
masa ini dinilai gagal disebabkan :

 Dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan


konflik

 Landasan sosial ekonomi yang masih lemah

 Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

 Persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan Darat,


yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan

Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959:

 Bubarkan konstituante

12
 Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950

 Pembentukan MPRS dan DPAS

2.6.3 Perkembangan Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965


adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara
gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan
berporoskan nasakom dengan ciri:

 Dominasi Presiden

 Terbatasnya peran partai politik

 Berkembangnya pengaruh PKI

Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah


menunjukkan gejala ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi
karena partai politik sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan
kurang memperhatikan kepentingan politik nasional secara menyeluruh.disamping
itu Soekarno melontarkan gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa indonesia yang dijiwai oleh Pancasila.

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

 Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan

 Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR

 Jaminan HAM lemah

 Terjadi sentralisasi kekuasaan

 Terbatasnya peranan pers

 Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

13
Setelah terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI,
menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

2.6.4 Perkembangan Demokrasi dalam Pemerintahan Orde Baru

Pemerintahan Orde Baru ditandai oleh Presiden Soeharto yang


menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden kedua Indonesia. Pada masa orde baru
ini menerapkan Demokrasi Pancasila untuk menegaskan bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.

Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala
bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil
menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997.Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal
sebab:

 Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada

 Rekrutmen politik yang tertutup

 Pemilu yang jauh dari semangat demokratis

 Pengakuan HAM yang terbatas

 Tumbuhnya KKN yang merajalela

 Sebab jatuhnya Orde Baru:

 Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )

 Terjadinya krisis politik

 TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba

 Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk


turun jadi Presiden.

Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif
otonom, dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan
danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari kemenangan mutlak

14
dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik yangkuat
kepada negara; dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai,
depolitisasai, dan institusionalisasi; dipakai pendekatan keamanan; intervensi negara
terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepda negara untuk
mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi; tersedianya sumber biaya
pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas serta dari komoditas
nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal dari bantuan luar negeri, dan
akhirnya sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan
kebutuhan pokok rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya
muncul karena sebab struktural.

2.6.5 Perkembangan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 Sampai Dengan


Sekarang)

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya


Presiden Soeharto, maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang
baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua
aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan
reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian
Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan
kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden
Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998. Masa reformasi
berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

 Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi

 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum

 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN

 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI

15
 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

 Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua


kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini


adalah demokresi Pancasila, namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip
dengan demokrasi perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan demkrasi reformasi
dengan demokrasi sebelumnya adalah:

 Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang


sebelumnya.

 Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat
desa.

 Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.

 Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan
pendapat

2.7 LANDASAN DEMOKRASI INDONESIA

Pancasila telah kita akui dan terima sebagai Filsafah dan Pandangan Hidup
Bangsa serta Dasar Negara RI, maka Pancasila harus menjadi landasan pelaksanaan
demokrasi Indonesia. Kalau kita membandingkan dengan demokrasi Barat yang
sekarang menjadi acuan bagi kebanyakan orang, khususnya kaum pakar politik
Indonesia, ada perbedaan yang mencolok sebagai akibat perbedaan pandangan hidup.

Perbedaan prinsipiil atau mendasar dalam pandangan hidup Barat dan


Indonesia adalah tempat Individu dalam pergaulan hidup. Dalam pandangan Barat
individu adalah mahluk otonom yang bebas sepenuhnya untuk mengejar semua
kehendaknya. Bahwa individu membentuk kehidupan bersama dengan individu lain
adalah karena dorongan rasionya untuk memperoleh keamanan dan kesejahteraan
yang terjamin, bukan karena secara alamiah individu ditakdirkan hidup bersama
individu lain. Sebaliknya dalam pandangan Indonesia individu adalah secara alamiah
bagian dari kesatuan lebih besar, yaitu keluarga, sehingga terjadi Perbedaan dalam

16
Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan. Oleh sebab itu pandangan bangsa Indonesia
adalah bahwa hidup merupakan Kebersamaan atau Kekeluargaan. Individu diakui
dan diperhatikan kepentingannya untuk mengejar yang terbaik baginya, tetapi itu
tidak lepas dari kepntingan Kebersamaan / Kekeluargaan.

Kalau pelaksanaan demokrasi Barat dinamakan sekuler dalam arti bahwa


tidak ada faktor Ketuhanan atau religie yang mempengaruhinya, sebaliknya
demokrasi Indonesia tidak dapat lepas dari faktor Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai
sila pertama Pancasila. Meskipun NKRI bukan negara berdasarkan agama atau
negara agama, namun ia bukan pula negara sekuler yang menolak faktor agama
dalam kehidupan bernegara. Ada yang mengritik “sikap bukan ini bukan itu” sebagai
sikap yang a-moral dan ambivalent, tetapi dalam perkembangan cara berpikir dalam
melihat Alam Semesta, khususnya yang dibuktikan oleh Quantum Physics , hal ini
normal. Justru karena sikap itu demokrasi Indonesia tidak pernah boleh lepas dari
faktor moral.

Demokrasi Barat cenderung diekspresikan dalam urusan kepentingan


politik mengejar kemenangan dan kekuasaan. Dalam demokrasi Barat adalah normal
kalau partai politik mengejar kekuasaan agar dengan kekuasaan itu dapat
mewujudkan kepentingannya dengan seluas-luasnya (The Winner takes all). Ia hanya
mengakomodasi kepentingan pihak lain karena dan kalau itu sesuai dengan
kepentingannya. Jadi sikap Win-Win Solution yang sekarang juga sering dilakukan
di Barat bukan karena prinsip Kebersamaan, melainkan karena faktor Manfaat
semata-mata.

Di Indonesia berdasarkan Pancasila demokrasi dilaksanakan melalui


Musyawarah untuk Mufakat. Jadi dianggap tidak benar bahwa pihak yang sedikit
jumlahnya dapat di”bulldozer” oleh pihak yang besar jumlahnya. Itu berarti bahwa
demokrasi Indonesia pada prinsipnya mengusahakan Win-Win Solution dan bukan
karena faktor manfaat semata-mata. Namun demikian, kalau musyawarah tidak
kunjung mencapai mufakat sedangkan keadaan memerlukan keputusan saat itu, tidak
tertutup kemungkinan penyelesaian didasarkan jumlah suara. Maka dalam hal ini
voting dilakukan karena faktor Manfaat, terbalik dari pandangan demokrasi Barat.

17
Dalam demokrasi Indonesia tidak hanya faktor Politik yang perlu
ditegakkan, tetapi juga faktor kesejahteraan bagi orang banyak sebagaimana
dikehendaki sila kelima Pancasila. Jadi demokrasi Indonesia bukan hanya
demokrasi politik, tetapi juga demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial. Bahkan
sesuai dengan Tujuan Bangsa dapat dikatakan bahwa demokrasi Indonesia adalah
demokrasi kesejahteraan dan kebahagiaan dan bukan demokrasi kekuasaan seperti
di Barat. Hal itu kemudian berakibat bahwa pembentukan partai-partai politik
mengarah pada perwujudan kehidupan sejahtera bangsa.

Karena demokrasi Indonesia adalah demokrasi kesejahteraan, maka wahana


pelaksanaan demokrasi Indonesia tidak hanya partai politik. Banyak anggota
masyarakat mengutamakan perannya dalam masyarakat sebagai karyawan atau
menjalankan fungsi masyarakat tertentu untuk membangun kesejahteraan, bukan
sebagai politikus. Mereka tidak berminat turut serta dalam partai politik. Karena
kepentingan bangsa juga meliputi mereka, maka selayaknya mereka ikut pula dalam
proses demokrasi, termasuk demokrasi politik. Oleh sebab itu di samping peran
partai politik ada peran Golongan Fungsional atau Golongan Karya (Golkar).

Demikian pula Indonesia adalah satu negara yang luas wilayahnya dan
terbagi dalam banyak Daerah yang semuanya termasuk dalam Keluarga Bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu di samping peran partai politik dan golkar, harus
diperhatikan juga partisipasi Daerah dalam mengatur dan mengurus bangsa
Indonesia sebagai satu Keluarga. Karena itu ada Utusan Daerah yang mewakili
daerahnya masing-masing dalam menentukan jalannya Bahtera Indonesia.

Sebagaimana prinsip Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam


Perbedaan menjamin setiap bagian untuk mengejar yang terbaik, maka Daerah yang
banyak jumlahnya dan aneka ragam sifatnya perlu memperoleh kesempatan
mengurus dirinya sesuai pandangannya, tetapi tanpa mengabaikan kepentingan
seluruh bangsa dan NKRI. Otonomi Daerah harus menjadi bagian penting dari
demokrasi Indonesia dan mempunyai peran luas bagi pencapaian Tujuan Bangsa.

2.8 PELAKSANAAN PEMILU DI INDONESIA

18
Pemilu adalah salah satu acara rakyat yang memiliki kadar kedemokratisan
berbeda – beda setiap tahunnya sehingga kebenaran argument tersebut perlu
dibuktikan. (Fiska 2005: viii). Pemilu telah diadakan pada tahun 1955, 1971, 1977,
1982, 1987, 1992, 1997, 1999, dan 2004 (Asshidique 1994:). Model sistem
pemilihan umum yang telah dilaksanakan di Indonesia yaitu Sistem Perwakilan
Berimbang (Proporsional Representation). Menurut Arend Lijphart bahwa sistem
Proportional Representation atau perwakilan berimbang merupakan sistem
pemilihan yang paling banyak dipergunakan oleh negara–negara yang pemilihan
umumnya berlangsung secara demokratik dan kompetitif. Sistem ini
memperlihatkan gejala yang menarik dimana proporsi kursi yang dimenangkan
oleh sebuah partai politik dalam sebuah wilayah pemilihan akan berbanding
seimbang dengan proporsi suara yang diperoleh partai tersebut dalam
pemilihannya. (Fiska 2005: 31). Di Indonesia, pelaksanaan pemilu dilaksanakan
dengan sistem pemilihan berimbang dengan daftar terbuka dan daftar tertutup.
Dalam sistem pemilihan berimbang tertutup, masyarakat memilih partai bukan
calon legislatif, biasanya pimpinan partai memainkan peranan penting yang sangat
berguna untuk menentukan daftar dan ranking yang telah di buat oleh pimpinan
partai. Apabila ada 7 (tujuh) kursi yang tersedia pada sebuah distrik maka partai
akan mengajukan paling tidak 7 (tujuh) orang calon. Dan kalau sebuah partai
memenangkan 3 (tiga) kursi maka calon yang menduduki ranking 1, 2 dan 3 yang
akan mendapatkan kursi. Sistem inilah yang dipraktekkan di Indonesia sejak
pemilihan umum 1971–1997. Dengan sistem ini akan tercipta disiplin yang tinggi
dari anggota DPR terhadap partainya dan tentu saja pimpinan partai memainkan
peranan sentral. Berbeda dengan sistem pemilihan tertutup, dengan sistem
pemilihan berimbang dengan daftar terbuka para pemilih tidak hanya memilih
partai tetapi juga memilih calon yang dikehendaki. Pemilih disamping mencoblos
gambar juga mencoblos nama calon yang dikehendaki. Bergantung pada berapa
kursi yang disediakan untuk distrik tersebut.

Sistem pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia selama Indonesia


mengadakan pemilihan umum antara lain:

19
1. Pemilihan umum pada masa Orde Lama (1955) :
Sistem : Berimbang dengan daftar tertutup
2. Pemilihan umum pada masaOrde Baru ( 1971, 1977, 1982, 1987, 1992,
1997 )
Sistem : Berimbang dengan daftar tertutup
3. Pemilihan Umum 1999 :
Sistem : Berimbang dengan daftar tertutup
4. Pemilihan Umum 2004
Sistem : perwakilan berimbang dengan daftar terbuka.
Adapun hakikat dan tujuan dari pemilihan umum adalah :
1. Menyusun lembaga pemusyawaratan atau perwakilan rakyat.
2. Memilih wakil-wakil rakyat oleh rakyat.
3. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional

Pada pasal 21 ayat (3) pernyataan HAM PBB dinyatakan pemilihan umum
dilaksanakan secara berkala, jujur, berkesinambungan, sedangkan pemungutan
suara berlangsung secara bebas dan rahasia. Dengan kata lain pelaksanaan
pemilihan umum tersebut adalah berkala atau teratur, jujur, berkesinambungan
(sederajat), bebas dan rahasia yang bersifat universal. Azas yang dijalankan
pada pelaksanaan Pemilu yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

BAB III

20
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Demokrasi memang dianggap sistem pemerintahan yang baik, karena akan


dapat menampung semua kepentingan, adil, dan tidak semena-mena. Namun pada
kenyataannya masih terdapat ketimpangan dalam perkembangannya. Dimana
pada akhirnya masih terdapat kelompok atau pihak yang mendominasi serta
adanya hak-hak istimewa yang diperoleh beberapa negara yang kuat saja. Hal ini
tentu membuat posisi masyarakat dan bahkan negara didunia tidak berada pada
derajat yang sama, karena adanya keistimewaan bagi beberapa pihak. Maka dapat
disimpulkan bahwa perkembangan demokrasi di era globalisasi ini masih belum
bisa berjalan dengan baik, karena masih terdapat banyak ketimpangan dan
tantangan yang harus dihadapi. Sistem demokrasi bukan berarti menentukan
keputusan berdasarkan suara terbanyak, akan tetapi keputusan yang diambil
berdasarkan keinginan dan kepentingan bersama”.

3.2 DAFTAR PUSTAKA

 Asshidique, Jimly. 1994. “Gagasan Kedaulatan Rakyat Dan Pelaksanaannya


Di Indonesia (Pergeseran Keseimbangan Antara Individualisme Dan
Kolektivisme Dalam kebijakan Demokrasi politik Dan Demokrasi Ekonomi
Selama Tiga Masa Demokrasi 1945-1980 an)”. Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van
Hoeve.
 Friyanti, F. 2005. “PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM DALAM SEJARAH
NASIONAL INDONESIA”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Sejarah
Universitas Negeri Semarang
 http://www.softilmu.com/2015/01/Pengertian-Ciri-Macam-Macam-
Demokrasi-adalah.html
 Hendro, Saka. 2010. (http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-
politik/pengertian-demokrasi.html)

21

Anda mungkin juga menyukai