Anda di halaman 1dari 61

Bahan Ajar

MATERI KULIAH PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Tim Penyusun:

 Ni Made Swasti Wulanyani  Naomi Vembriati


 Luh Made Karisma Sukmayati Suarya  Ni Made Ari Wilani
 Dewi Puri Astiti  Adijanti Marheni
 I Made Rustika  Putu Nugrahaeni Widiasavitri
 Komang Rahayu Indrawati  Putu Wulan Budisetyani
 Luh Kadek Pande Ary Susilawati  Supriyadi
 David Hizkia Tobing  Tience Debora Valentina
 Made Diah Lestari  Yohanes Kartika Herdiyanto

Program Studi Psikologi


Fakultas Kedokteran
UNIVERSITAS UDAYANA 2016

1
PRAKATA

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memperkenankan bahan ajar ini
dituliskan untuk membantu para mahasiswa mata kuliah Psikologi eksperimen. Diharapkan
bahan ajar ini dapat memperjelas kajian mengenai penelitian eksperimen di bidang
Psikologi.
Bahan ajar ini disusun dengan mengacu pada satuan ajar perkuliahan, sesuai dengan
susunan pertemuan setiap minggu. Secara keseluruhan, terdapat 14 materi yag diberikan.
Materi disusun berdasarkan bobot yang berimbang antara penguasaan teori dan juga praktik
yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dari
seorang lulusan Sarjana Psikologi.
Sebelum ujian tengah semester (UTS), peserta perkuliahan akan belajar mengenai konsep
dasar eksperimen. Setelah UTS, mahasiswa akan lebih banyak belajar pelaksanaan dan
praktek ekperimen dalam laboratorium.

Denpasar, 20 September 2016


Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
MATERI 1 Pengantar …………………………….. 9
MATERI 2 Metode Ilmiah dan …………………………….. 11
Eksperimen
MATERI 3 Tahapan Penelitian …………………………….. 15
MATERI 4 Tahapan Penelitian …………………………….. 18
Eksperimen
MATERI 5 Perumusan Masalah dalam …………………………….. 19
Penelitian Eksperimen
MATERI 6 Hipotesis …………………………….. 22
MATERI 7 Hipotesis dalam Penelitian …………………………….. 25
Eksperimen
MATERI 8 Populasi dan Sampel …………………………….. 26
MATERI 9 Validitas Penelitian …………………………….. 29
Eksperimen
MATERI 10 Desain Penelitian …………………………….. 31
Eksperimen
MATERI 11 Desain Penelitian …………………………….. 35
Eksperimen 2
MATERI 12 Metode Penelitian …………………………….. 44
Eksperimen
MATERI 13 Multiple Group Design …………………………….. 47
MATERI 14 Etika Penelitian …………………………….. 51
MATERI 15 Praktikum …………………………….. 54
REFERENSI ……………………. …………………………….. 61

3
PENDAHULUAN

Nama Mata Kuliah : Psikologi Eksperimen


Kode Mata Kuliah : 1233141

Pengajar/pengampu : 1. Dr. Ni Made Swasti Wulanyani, M.Erg, Psikolog


2. L. M. Karisma Sukmayanti Suarya. S.Psi, M.A
Semester : Tiga (3)
Hari Pertemuan/jam : Rabu, 08.00 wita – 10.30 wita
Tempat Pertemuan : Ruang kuliah PS.Psikologi, Lantai 3

1. Manfaat Mata Kuliah


Mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa mendapat informasi
mengenai peran psikologi eksperimen sebagai salah satu metode penelitian dalam
psikologi.

2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini termasuk mata kuliah kurikulum inti (kurikulum nasional) yang
bertujuan memberikan penjelasan mengenai prinsip-prinsip dan langkah-langkah dalam
metodologi penelitian eksperimen dalam psikologi. Melalui mata kuliah ini mahasiswa
diharapkan dapat memahami proses dan dinamika dalam penelitian eksperimen.
3. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti,
memahami, dan menerapkan informasi mengenai penelitian eksperimen dalam psikologi
yang mencakup teori-teori dalam penelitian eksperimen, rancangan dalam penelitian
eksperimen dan informasi-informasi lain terkait penelitian eksperimen.
4. Organisasi Materi
Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.
5. Strategi Perkuliahan
Strategi instruksional yang digunakan pada mata kuliah psikologi kesehatan ini
terdiri dari:

4
a. Urutan kegiatan instruksional berupa: pendahuluan (tujuan mata kuliah, cakupan
materi pokok bahasan, dan relevansi), penyajian (uraian, contoh, diskusi, evaluasi),
dan penutup (umpan balik, ringkasan materi, petunjuk tindak lanjut, pemberian
tugas, gambaran singkat tentang materi berikutnya).
b. Metode instruksional menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi,
diskusi kasus, dan penugasan.
1. Ceramah berupa penyampaian bahan ajar oleh dosen pengajar dan penekanan-
penekanan pada hal-hal penting, serta bermanfaat untuk dapat diterapkan setelah
menjadi sarjana psikologi maupun dalam kehidupan sehari-hari.
2. Demonstrasi berupa penyajian contoh-contoh termasuk contoh dalam kehidupan
sehari-hari, yang berkaitan dengan topik bahasan.
3. Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan memberikan kesempatan
mahasiswa untuk memberikan pendapat atau pertanyaan mengenai hal-hal yang
belum dimengerti terkait topik bahasan, atau yang bertentangan dengan
pemahaman sebelumnya.
4. Diskusi dilakukan dengan memberikan contoh kasus atau kondisi pada akhir
pokok bahasan, mengambil tema yang sedang aktual di masyarakat dan
berkaitan dengan pokok bahasan yang sedang dibahas, kemudian mengajak
mahasiswa untuk memberikan pendapat atau hasil analisa mahasiswa secara
kritis terhadap kasus atau kondisi tersebut, sesuai dengan pengetahuan yang baru
diperoleh.
5. Penugasan diberikan untuk membantu mahasiswa memahami bahan ajar,
membuka wawasan, dan mendalami materi perkuliahan. Penugsan dapat berupa
pembuatan tulisan ilmiah, membuat review artikel ilmiah, ataupun membuat
tulisan yang membahas kasus/kondisi yang berkaitan dengan pokok bahasan.
Pada penugasan ini, terdapat komponen keterampilan menulis ilmiah, berpikir
kritis, penelusuran referensi ilmiah, dan keterampilan berkomunikasi.
c. Media instruksional berupa: LCD projector, whiteboard, artikel aktual di surat
kabar/internet/majalah/jurnal ilmiah, buku diktat bahan ajar, dan kontrak
perkuliahan.
d. Waktu: lima (5) menit pada tahap pendahuluan,40 menit pada tahap penyajian, lima
(5) menit pada tahap penutup, 50 menit pembelajaran mandiri, dan 50 menit
pleno/diskusi hasil.
e. Evaluasi: evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

6. Materi/Bacaan Perkuliahan
Buku atau bacaan dalam perkuliahan ini antara lain:
a. Latipun. (2002). Psikologi eksperimen. Malang: UMM Press
b. Myers, A., Hansen, C. (2006). Experimental psychology (6th ed.). California:
Thomson Higher Education

7. Tugas
Dalam perkuliahan ini, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:
a. Materi perkuliahan sebagaimana disebutkan dalam jadwal perkuliahan, harus telah
dibaca terlebih dahulu oleh mahasiswa sebelum mengikuti tatap muka perkuliahan.

5
b. Penugasan diberikan berupa tulisan ilmiah dan praktek lapangan sesuai dengan topik
bahasan. Pengumpulan tugas harus dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
c. Evaluasi mahasiswa dilakukan dengan mengadakan ujian tengah semester dan ujian
akhir semester, dengan format soal esai.

8. Kriteria Penilaian
Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan oleh tim pengajar, dengan menggunakan
kriteria sebagi berikut:
Nilai dalam Huruf Rentang Skor
A 80 ke atas
B 65 - 79
C 55 - 64
D 40 - 54
E Ke bawah -39
a. Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:
Nilai Tugas : 30% (review jurnal penelitian psikologi, laporan praktikum)
Nilai UTS : 35%
Nilai UAS : 35%
b. Program Studi Psikologi tidak mentolerir adanya kecurangan dalam ujian. Praktek
lapangan, UTS, dan UAS adalah instrumen untuk menguji kemampuan mahasiswa
dalam mata kuliah. Apabila mahasiswa menunjukkan gerak-gerik mencurigakan
selama tes-tes tersebut, atau ditemukan menyontek atau memberikan contekan,
kertas kerja (lembar jawaban) saat tes tersebut berlangsung akan diambil oleh
pengawas dan mahasiswa dianggap telah selesai ujian (meskipun belum selesai
mengerjakan soal ujian). Apabila mahasiswa ditemukan membawa atau membuat
contekan (walaupun tidak membuka) catatan selama tes-tes tersebut berlangsung,
baik berupa kertas, coretan di kursi dan sebagainya, maka mahasiswa akan
mendapat pengurangan nilai sebanyak 50% dari nilai yang diperoleh, dan
pengurangan nilai disampaikan secara terbuka pada saat pengumuman nilai.
c. Presentase ketentuan mendapatkan penilaian kehadiran sebagai berikut:
1. Setiap mahasiswa wajib hadir tepat waktu saat perkuliahan dimulai, dengan
toleransi waktu keterlambatan selama 15 menit. Bagi mahasiswa yang terlambat
lebih dari 15 menit, tidak diperkenankan masuk kelas.
2. Bagi mahasiswa yang jumlah presensinya kurang dari 75% dari jumlah
kehadiran kuliah sebelum UTS (atau tidak hadir sebanyak dua kali), maka
mahasiswa bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti UTS, atau tidak hadir
sebanyak empat kali, mahasiswa bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti
UAS. Larangan ini tidak berlaku apabila mahasiswa bersangkutan mengganti
ketidakhadiran dengan menulis paper/tugas/makalah, di luar penugasan kuliah.

6
9. Jadwal Perkuliahan

Pertemuan Hari &


Materi Kuliah/Topik Content Perkuliahan
Tanggal

1 Pengantar / overview a. Definisi penelitian ilmiah


b. Pentingnya metodologi ilmiah
c. Karakteristik metodologi ilmiah
d. Jenis-jenis penelitian ilmiah
e. Cara-cara melakukan penelitian
ilmiah

2 Tahap-tahap penelitian a. Langkah-langkah penelitian


eksperimen ilmiah
b. Tahapan penelitian eksperimen

3 Formulasi hipotesis a. Formulasi masalah penelitian


penelitian eksperimen b. Definisi hipotesis
c. Ciri-ciri hipotesis
d. Perbedaan hipotesis dan masalah

4 Perumusan masalah Langkah menentukan masalah


dalam penelitian eksperimen

5 Validitas dalam a. Validitas eksternal


penelitian eksperimental b. Validitas internal

c. Cara meningkatkan validitas


penelitian eksperimen

6 a. Variabel fisik
Varians dan kontrol b. Variabel sosial
dalam penelitian c. Variabel kepribadian
eksperimen
d. Cara mengendalikan extraneous
variabel

7 Paradigma penelitian Desain penelitian 2 kelompok

7
eksperimen-Desain
penelitian eksperimen

UJIAN TENGAH SEMESTER

8 Populasi dan sampel Teknik penentuan sampel

9 Paradigma penelitian
eksperimen-Desain Desain penelitian 1 kelompok
penelitian eksperimen

10 Paradigma penelitian
Desain penelitian 1 kelompok
eksperimen-Desain
(Lanjutan)
penelitian eksperimen

11 Paradigma penelitian Desain faktorial


eksperimen-Desain
penelitian eksperimen

Etika penelitian a. Etika penelitian pada manusia dan


12 binatang menurut APA
b. Plagiarism

Penerapan prinsip Menyusun rancangan penelitian


eksperimen di eksperimen dan melakukan
13
laboratorium penelitian eksperimen
eksperimen

14 Analisis data, dan Laporan penelitian


penyelesaian laporan

UJIAN AKHIR SEMESTER

Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.

Menyetujui

Mahasiswa, Dosen Pengampu


MK Psikologi eksperimen,

(……………..………………) (…………………………………….)

8
MATERI 1
PENGANTAR PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Cara Perolehan Pengetahuan :


1. Kekukuhan Pendapat (Tenacity)
2. Otoritas (Authority)
3. Intuisi (Intuition)
4. Rasionalisme (Rationalism)
5. Empirisme (Empiricism)
6. Metode Ilmiah (Science)
7. Penelitian Dalam Psikologi

Disain/Rancangan Eksperimen :
Disain/rancangan eksperimen merupakan suatu perencanaan secara sistematik
mengenai langkah-langkah atau prosedur eksperimen secara menyeluruh. Dengan
demikian,melalui disain eksperimen yang benar, seorang peneliti diharapkan mampu
memperoleh data secara objektif dan akurat, sehingga dapat melakukan generalisasi yang
valid mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Dalam disain eksperimen ini ditekankan
pada kemampuannya untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Suatu disain yang baik harus mampu memberikan interpretasi yang baik
terhadap hipotesis yang diajukan, tanpa memberikan interpretasi lain selain yang telah
dihopetesiskan.
Contoh :
Bila seorang peneliti akan melakukan eksperimen mengenai efektivitas pemberian musik
pengantar kerja terhadap tingkat produktivitas, maka disain penelitian harus mampu
menjawab pertanyaan apakah perbedaan produktivitas itu semata-mata disebabkan oleh
efek pemberian musik pengantar kerja, dan bukan oleh sebab-sebab lain selain efek
pemberian musik pengantar kerja.

Ciri-ciri Penelitian Eksperimental


1. Manipulasi
2. Observasi yang objektif
3. Fenomena yang dibuat agar terjadi
4. Dalam situasi yang terkontrol ketat
5. Satu Faktor divariasikan dan faktor lain tetap konstan
6. Randomisasi
7. Kontrol
Kelebihan Penelitian Eksperimen :
1. Kekuatan pada kesimpulan

9
2. Dapat melakukan banyak manipulasi pada variabel bebas
Kekurangan Penelitian Eksperimen :
1. Hasil eksperimental agak sulit digeneralisasikan
2. Waktu penelitian yang cukup lama
3. Manusia sebagai objek

Kesimpulan
Cara Perolehan Pengetahuan, Kekukuhan Pendapat (Tenacity), Otoritas (Authority),
Intuisi (Intuition), Rasionalisme (Rationalism), Empirisme (Empiricism), Metode Ilmiah
(Science), Penelitian Dalam Psikologi. Disain/rancangan eksperimen merupakan suatu
perencanaan secara sistematik mengenai langkah-langkah atau prosedur eksperimen secara
menyeluruh. Ciri-ciri Penelitian Eksperimental Manipulasi, Observasi yang objektif,
Fenomena yang dibuat agar terjadi, Dalam situasi yang terkontrol ketat, Satu Faktor
divariasikan dan faktor lain tetap konstan, Randomisasi dan Kontrol.
Kelebihan Penelitian Eksperimen Kekuatan pada kesimpulan, Dapat melakukan banyak
manipulasi pada variabel bebas. Kekurangan Penelitian Eksperimen yaitu Hasil
eksperimental agak sulit digeneralisasikan, Waktu penelitian yang cukup lama, Manusia
sebagai objek.

Latihan soal mandiri (quiz)

Jelaskan mengenai ciri-ciri penelitian eksperimen

10
MATERI 2
METODE ILMIAH & EKSPERIMEN

Metode Ilmiah :
a. Penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh kebenaran di dalam
menjawab permasalahan
b. Hasil penelitian diformulasi sebagai ilmu pengetahuan
c. Penelitian Ilmu Kebenaran

Permasalahan, muncul pertanyaan:


a. Apa sesuatu itu?
b. Berapa banyak hal tersebut terjadi?
c. Bagaimana hubungan suatu gejala dengan gejala yang lainnya? (hubungan
sebab – akibat)
Jenis Penelitian
a. Penelitian Pustaka (Literatur)
b. Penelitian Lapangan
- Observasional
- Naturalistik
- Laboratorium
- Studi Kasus
Korelasional :
a. Menghubungkan suatu variabel dengan variabel lain tanpa melakukan manipulasi.
b. Bersifat Ex post facto yaitu suatu keadaan yang terjadi tanpa adanya suatu perlakuan
peneliti.
c. Ex: status sosial, tingkat pendidikan, inteligensi.
d. Pertanyaan penelitian; apakah terdapat suatu relasi antara variabel A dan B (ada
hubungan kausalitas atau mandiri)

Eksperimen :
a. Penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk
mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.
b. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari perlakuan yang
diberikan secara sengaja oleh peneliti
c. Penelitian eksperimen bersifat prediktif yaitu meramalkan akibat dari suatu
manipulasi terhadap variabel penelitian.

Perkembangan Penelitian eksperimen :


a. Humprey Gilbert (1539 – 1583)

11
- Navigator Inggris
- Membuktikan kesalahan Forta bahwa besi akan berubah menjadi besi berani
(magnet) setelah digosok dengan berlian.
b. Galileo Galilei (1564 – 1642)
- Membantah hukum Aristoteles yang menyatakan kecepatan benda yang
jatuh sebanding dengan berat benda tersebut.
c. Johanes Mueller (1801 – 1858)
- Tipe sensasi yang dihasilkan oleh saraf sensasi adalah tunggal sesuai dengan
yang dirangsang sebelumnya.
d. Herman von Helmholtz (1821 – 1984)
- Melanjutkan penelitian sensasi menghubungkan dengan warna primer.

e. Wilhelm M. Wundt (1832 – 1920)


- Studi mengenai sensasi, persepsi, perasaan, kesadaran dan pengindraan.
- Tahun 1879 mendirikan laboratorium psikologi eksperimen di Leipzig
Jerman.
f. Ivan Pavlov dan Skinner
- Classical Conditioning
- Operant Conditioning
g. Harlow (1964)
- Efek perlakuan terhadap perilaku kera

Pengertian Penelitian Eksperimen :


- Penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam
kerangka hubungan sebab – akibat yang dilakukan dengan memberikan
perlakuan oleh peneliti kepada subjek.
- Dipelajari efek perlakuan tersebut dengan mengendalikan variabel yang
tidak dikehendaki.
Tiga Ciri Esensial Penelitian Eksperimen :
- Manipulasi/perlakuan/treatment yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti.
Ex; temperatur, model pengajaran, terapi, dll.
- Manipulasi merupakan variabel bebas dan merupakan ciri utama dan
pembeda dengan penelitian yang lain.
- Memonitor akibat (efek) yang ditimbulkan dari suatu manipulasi. Efek
perlakuan ini berupa perilaku khusus yang ditargetkan.
- Pengendalian pengaruh variabel yang tidak dikehendaki sehingga dapat
difahami bahwa gejala yang terjadi disebabkan manipulasi.
Tujuan Eksperimen :
- Menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat antara perlakuan dengan
efeknya.
- Memprediksi efek suatu perlakuan pada variabel yang diamati.
- Mempelajari berapa besar hubungan sebab akibat tersebut. Jika
memiliki hubungan yang signifikan maka perlakuan pada
eksperimen tersebut bersifat sufficient yaitu variabel perlakuan cukup
memadai bagi terjadinya akibat atau perubahan perilaku.

12
Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan :
a. Eksperimen Laboratorium banyak dilakukan untuk mengamati akibat perlakuan
dengan mengendalikan variabel yang tidak dikehendaki secara ketat.
b. Eksperimen Laboratorium bersifat artifisial yaitu dibuat sebagaimana yang
dikehendaki peneliti.
c. Kritik terhadap Eksperimen Laboratorium adalah kesulitan dalam generalisasi ke
dalam populasi masyarakat luas.
d. Eksperimen Lapangan dilakukan pada suasana alamiah (kelas, rumah sakit, jalan
raya), situasinya lebih longgar. Variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti tetapi
pelaksanaannya di luar laboratorium.
e. Eksperimen Lapangan lebih longgar dalam pengendalian variabel yang tidak
dihendaki
f. Kritik terhadap Eksperimen Lapangan adalah lemahnya pengendalian variabel yang
tidak teramati dan dimungkinkan turut mempengaruhi hasil pengukuran.
Perbandingan Penelitian Eksperimen :
a. Penelitian eksperimen menggunakan manipulasi sedangkan penelitian observasional
tidak ada manipulasi.
b. Penelitian eksperimen melakukan kontrol terhadap variabel yang tidak dihendaki
sedangkan penelitian observasional tidak ada kontrol.
c. Penelitian eksperimen dilakukan untuk menguji hipotesis yang bersifat sufficient
condition yaitu apakah variabel bebas merupakan kondisi yang cukup memadai
untuk menimbulkan akibat pada variabel terkatinya, sedangkan penelitian
observasional lebih bersifat menguji hipotesis causative factor yaitu suatu variabel
bebas memiliki kontribusi dalam jumlah tertentu untuk menimbulkan suatu gejala
pada variabel terkait.
Keunggulan dan Keterbatasan Eksperimen :
a. Keunggulan
- Eksperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat pada variabel
ekstra yang tidak berhubungan dengan variabel yang diteliti
- Memiliki efisiensi yang tinggi, penelitian eksperimen dapat dilakukan pada
populasi yang sangat terbatas sehingga tidak membutuhkan banyak subjek
yang terlibat dalam eksperimen

b. Keterbatasan
- Hasil penelitian khususnya di lab dipandang tidak selalu sejalan dengan
keadaan di lapangan.
- Metodologi eksperimental diadopsi dari logika positivisme dan ilmu alamiah
yang diterapkan pada ilmu perilaku.
- Beberapa variabel secara moral atau hukum tidak dapat dimanipulasi.
- Sekalipun legal secara moral dan hukum tetapi secara ekonomi atau teknik
pengetahuan tidak memiliki sumber yang memadai.

13
- Tidak mungkin menggunakan ukuran absolut (absolute size) dari skor pada
pengukuran variabel penelitian. Kesulitan untuk generalisasi terhadap situasi
lain secara pasti dari hasil eksperimen.

Kesimpulan
Penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh kebenaran di dalam menjawab
permasalahan. Jenis Penelitian yaitu Penelitian Pustaka (Literatur), Penelitian Lapangan
Meliputi Observasional, Naturalistik, Laboratorium,Studi Kasus. Pengertian Penelitian
Eksperimen adalah Penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam
kerangka hubungan sebab – akibat yang dilakukan dengan memberikan perlakuan oleh
peneliti kepada subjek.

Latihan soal
Jelaskan mengenai perkembangan psikologi eksperimen dalam ilmu pengetahuan

14
MATERI 3
TAHAPAN PENELITIAN

TAHAP PENELITIAN EKSPERIMENTAL :


a. Merumuskan masalah dan hipotesis
b. Menguji hipotesis
- Menentukan sampel subjek penelitian
- Memasukkan subjek secara random dalam kelompok-kelompok
- Merumuskan variabel bebas dan tergantung
- Mengendalikan ekstraneous variable
- Melakukan pengujian statistik
c. Menggeneralisasikan dan menjelaskan hipotesis
d. Memprediksi dengan suatu yang baru dengan replikasi

Latar Belakang Masalah :

a. IDENTIFIKASI (SUMBER):
- Hasil pengamatan melalui observasi, wawancara
- Pengalaman pribadi
- Pernyataan pakar atau pemegang otoritas
- Hasil seminar, konferensi, dan diskusi
- Laporan penelitian
b. PEMILIHAN MASALAH (PERTIMBANGAN):
- Arah masalah :urgen, sesuatu yang baru, bermanfaat, actual
- Arah peneliti : minat, sumber referensi, kemampuan dan sumber daya
(tenaga, dana, dan waktu)

MASALAH PENELITIAN
a. MASALAH ADALAH KESENJANGAN ANTARA YANG IDEAL DAN YANG
SEYATANYA
b. CIRI MASALAH
- Dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya
- Menyatakan hubungan antara 2 variabel penelitian atau lebih

PERUMUSAN MASALAH
a. DALAM BENTUK KALIMAT TANYA
b. RUMUSAN PADAT DAN JELAS
c. MEMBERIKAN PETUNJUK KEMUNGKINAN PENGAMBILAN DATANYA

HIPOTESIS ADALAH JAWABAN ATAU DUGAAN SEMENTARA TENTANG SUATU


PERTANYAAN PENELITIAN
FUNGSI HIPOTESIS : MEMBERIKAN BATASAN TENTANG MACAM DATA YANG
HARUS DIKUMPULKAN. PERUMUSAN HIPOTESIS :
a. DINYATAKAN DALAM BENTUK KALIMAT PERNYATAAN
b. BERISI PERNYATAAN MENGENAI HUBUNGAN ANTARA PALING SEDIKIT
DUA VARIABEL
c. HARUS DAPAT DIUJI

15
CIRI HIPOTESIS EKSPERIMEN :
a. SINTETIK
Adanya peluang benar dan salah
b. TESTABLE
- Harus bisa diuji
- Harus ada kemungkinan memanipulasi variabel anteseden (variabel bebas)
- Harus ada kemungkinan cara mengukur variabel akibat (variabel tergantung)
VARIABEL PENELITIAN :
a. VARIABEL TERGANTUNG
Yaitu variabel yang akan berubah sesuai dengan perubahan variabel bebas
Pemilihan Variabel Tergantung :
- Lebih sensitif
- Reliabel (ukuran yang konsisten)
- Distribusi Normal
- Mudah diukur
b. VARIABEL BEBAS
Yaitu variabel yang dimanipulasi oleh peneliti untuk dilihat pengaruhnya terhadap
variabel tergantung
Jenis Variabel Bebas
- Variabel Lingkungan
- Variabel Tugas
Sifat Variabel Bebas :
- Kuantitatif (diukur dengan angka)
Ex : Suhu (°c)
Kebisingan (db)

- Kualitatif (ditekankan pada jenis/level)


Ex : Jenis Terapi Psikologi
Psikoanalisa
Humanistik
Behavioristik
c. VARIABEL EKSTRANEOUS
Yaitu variabel yang akan ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan
variabel tergantung
Dapat digunakan sebagai:
- Variabel sertaan
- Variabel kendali
- Variabel moderator
Cara mengendalikan:
- Eksperimental
- Statistik

Kesimpulan
Tahap Penelitian Eksperimen yaitu Merumuskan masalah dan hipotesis, Menguji hipotesis,
Menggeneralisasikan dan menjelaskan hipotesis, Memprediksi dengan suatu yang baru
dengan replikasi.Masalah Penelitian adalah kesenjangan antara yang ideal dengan yang
senyatanya. Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara tentang pertanyaan penelitian
.

16
Latihan soal mandiri (quiz)
Jelaskan tahap-tahap dalam penelitian dan unsur penting di dalamnya

17
MATERI 4
TAHAP PENELITIAN EKSPERIMEN

TAHAP PENELITIAN EKSPERIMENTAL :


a. Merumuskan masalah dan hipotesis
b. Menguji hipotesis
- Menentukan sampel subjek penelitian
- Memasukkan subjek secara random dalam kelompok-kelompok
- Merumuskan variabel bebas dan tergantung
- Mengendalikan ekstraneous variable
- Melakukan pengujian statistik
c. Menggeneralisasikan dan menjelaskan hipotesis
d. Memprediksi dengan suatu yang baru dengan replikasi
Latar Belakang Masalah :
a. IDENTIFIKASI (SUMBER):
- Hasil pengamatan melalui observasi, wawancara
- Pengalaman pribadi
- Pernyataan pakar atau pemegang otoritas
- Hasil seminar, konferensi, dan diskusi
- Laporan penelitian
b. PEMILIHAN MASALAH (PERTIMBANGAN):
- Arah masalah :urgen, sesuatu yang baru, bermanfaat, actual
- Arah peneliti : minat, sumber referensi, kemampuan dan sumber daya
(tenaga, dana, dan waktu)
MASALAH PENELITIAN
a. MASALAH ADALAH KESENJANGAN ANTARA YANG IDEAL DAN YANG
SEYATANYA
b. CIRI MASALAH
- Dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya
- Menyatakan hubungan antara 2 variabel penelitian atau lebih

Kesimpulan
Tahap Penelitian Eksperimen adalah merumuskan masalah dan hipotesis,
Menguji hipotesis, Menentukan sampel subjek penelitian, Memasukkan subjek secara
random dalam kelompok-kelompok, Merumuskan variabel bebas dan tergantung,
Mengendalikan ekstraneous variable, Melakukan pengujian statistic, Menggeneralisasikan
dan menjelaskan hipotesis ,Memprediksi dengan suatu yang baru dengan replikasi. Latar
Belakang Masalah terdiri dari identifikasi (Sumber) dan pemilihan masalah (Pertimbangan).
Masalah penelitian adalah kesenjangan antara yang ideal dan senyatanya.

Latihan soal mandiri (quiz)


Jelaskan tahapan penelitian eksperimental!

18
MATERI 5
PERUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN

1. Menentukan Topik & Merumuskan Masalah


a. Permasalahan
Kesenjangan ant. Das sollen (Yg ideal) Vs Das sein (Realitas)
Diajukan dlm btk pertanyaan yg menyatakan hubungan/pengaruh antar variabel
Bagaimana menemukan permasalahan ?
 mempelajari riset terdahulu : jurnal psikologi terbaru (topik sesuai minat)
 observasi fenomena sekitar
 media massa
 Pengalaman pribadi / orang lain

Contoh Permasalahan :
- Apakah ada perbedaan antara anak yang suka bermain playstation dengan
anak yang tdk suka terhadap kreativitas anak ?
- Apakah ada pengaruh pola asuh terhadap perkembangan kecerdasan anak ?
- Apakah ada pengaruh kebisingan terhadap reaksi emosional seseorang ?
- Apakah ada perbedaan emosi antara pengemudi sepeda motor pria yang
mengendarai motor matic dan motor manual?
3 Hal yg menyebabkan sulit memformulasikan masalah :
- Adanya gap dalam pengetahuan peneliti
 brgkt dr fenomena, minim pengetahuan/teori, terbatas riset yg ada
- Hasil-hasil penelitian yg saling berlawanan landasan teori min. 3 hasil
eksperimen yg telah dipublikasi Jika Hasil Eksperimen Berlawanan.
- Informasi-informasi yg tidak dapat dijelaskan

Jika Hasil Eksperimen Berlawanan :


- Rancangan eksperimen sdh disusun sesuai kaidah yg berlaku ?
- Variabel2 yg digunakan terutama var. bebas thd var. terikat ?
- Desain eksperimen tmasuk pemilihan subjek dlm KE & KK ?
- Penjelasan terhadap suatu fakta

Permasalahan, terdiri dari :


a. Dapat dipecahkan
- Testable (dpt diuji kebenarannya)
- Relevan (antara masalah // hipotesis)
- memberi kemungkinan salah / benar (hipotesis)
b. Tidak dapat dipecahkan
- Masalah tdk terstruktur (sulit diobservasi &
diukur)
- Ketdkmampuan mendefinisikan & Definisi
Operasional tdk tepat
- Kemustahilan mengumpulkan data yg relevan

2. Formulasi Hipotesis Eksperimen


Hipotesis adalah Jawaban sementara dari Pertanyaan penelitian
Hipotesis Eksperimental : Pernyataan dr hubungan yg potensial ant. Min. 2 variabel yaitu
spesifik antecedent condition & perilaku yg diukur
Stlh hipotesis dirumuskan  peneliti menyusun eksperimen utk menguji hipotesis

19
Peneliti hrs mampu mengidentifikasi berbagai faktor yg mempengaruhi perilaku yg akan
diteliti

Karakteristik Hipotesis Eksperimen


1. Synthetic Statement : pernyataan yg bisa benar / salah
Co: “Orang yang lapar akan cenderung membaca lebih lambat”
2. Testable Statement : dapat diuji hipotesisnya
 dg memanipulasi var. bebas & melihat pengaruhnya thd var. terikat
 Co: peneliti ingin mengetahui apakah ketika para lelaki berkumpul
membicarakan gosip artis seperti wanita ?
 Jika para lelaki berkumpul, maka mereka membicarakan tentang gosip artis
hipotesis Jika – maka
 Co : Jika seekor binatang menunjukkan tanda-tanda gerakan mata yg cepat,
otot bergetar, behkan mengeluarkan suara-suara, maka binatang tsb
sedang bermimpi testable ??
3.Parsimonious Statement
pernyataan dlm btk yg paling sederhana
Co : “Jika seseorang sedang bahagia maka senyum bibirnya akan melebar
Co: “Jika seseorang sedang bahagia maka senyum bibirnya akan melebar dan
terjadi berkali-kali meskipun ada maunpun tidak ada stimulus ?
4. Fruitful Statement
bermanfaat & mengarahkan pd penelitian terbaru
Hipotesis dapat diperoleh melalui :
a. Deduktif : proses reasoning dr prinsip umum ke pola khusus
Co: Clark Hull : reaksi potensial = f (Habit strength) x f(Drive)
b. Induktif : proses reasoning dr kasus spesifik ke prinsip-prinsip umum
Co: BF Skinner: penelt tikus, tombol  operant conditioning (reinforcement)
c. Deduktif & induktif

MENENTUKAN VARIABEL PENELITIAN


a. Semua objek yang menjadi sasaran penelitian  Gejala
b. Gejala yang menunjukkan variasi, baik jenis maupun tingkatannya Variabel
Contoh variasi jenis : profesi / jabatan gejala diskrit, kategorik, nominal
Contoh variasi tingkatan : penghasilan, kecerdasan gejala kontinum
c. Fokus penelitian beberapa fenomena (gejala utama) dan pada fenomena lain yang
relevan.
Riset Sosial & Psikologis fenomena konsep tentang atribut atau sifat yang terdapat
pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif atau kualitatif.
Contoh variasi kualitatif :jenis kelamin,.....
Contoh variasi kuantitatif : usia siswa, ....

JENIS HIPOTESIS :
a. HIPOTESIS DUA ARAH
Semata-mata berisi pernyataan tentang adanya perbedaan atau hubungan.
Contoh : Ada hubungan antara tingkat kecemasan dan dengan prestasi belajar.
Contoh lain :.........
b. HIPOTESIS SATU ARAH
Isinya jelas menyatakan kondisi yang spesifik.
Contoh : Semakin tinggi kecemasan maka semakin rendah prestasi dalam ujian.
Contoh Lain: ................

20
Mengidentifikasi mana yang variabel bebas dan variabel terikat
Variabel : Sifat yg memiliki bermacam nilai
Sesuatu yg bervariasi
Simbol/lambang yg padanya kita
lekatkan nilai/bilangan
Definisi Operasional :
1. Terukur  Cara mengukur variable definisi tinggi badan :
“ukuran panjang tubuh sso secara vertikal dr ujung kaki – ujung kepala
menggunakan meteran”
definisi kecemasan : “perasaan tidak nyaman yg dirasakan sso dlm suatu kondisi
ketegangan ttt dg menggunakan pengukuran dg angket kecemasan / yg diukur dg
menggunakan alat ukur detak jantung
2. Eksperimental  rincian hal-hal yg akan dilakukan oleh peneliti dlm
memanipulasi sst variabel
co: ingin meneliti pengaruh musik terhadap konsentrasi
musik jawa berjudul gambang suling yg dinyanyikan oleh pak K.
konsentrasi daya pemusatan pikiran sso yg bisa diukur dg mengg. Angket,
3. Desain Eksperimen, 3 aspek yg menentukan desain eksperimen :
1. Jumlah Variabel Independen
2. Jumlah kondisi treatment yg diperlukan
utk menguji hipotesis
3. Persamaan / perbedaan subjek yg
digunakan dlm setiap treatment

3. a. Menyeleksi Subjek
- POPULASI & SAMPEL

- METODE PENGAMBILAN SAMPEL


Sebelum menentukan sampel harus menentukan populasi penelitian terlebih
dahulu

- JUMLAH SUBJEK PENELITIAN YG IDEAL


Harus dikenali terlebih dahulu apakah populasinya HOMOGEN atau
HETEROGEN

Kesimpulan
Permasalahan adalah Kesenjangan ant. Das sollen (Yg ideal) Vs Das sein (Realitas)
Diajukan dlm btk pertanyaan yg menyatakan hubungan/pengaruh antar variabel. Hipotesis
adalah Jawaban sementara dari Pertanyaan penelitian. Karakteristik Hipotesis Eksperimen
adalah Synthetic Statement, Testable Statement, Parsimonious Statement, Fruitful
Statement.

Latihan soal mandiri (quiz)


Apa perbedaan antara masalah dan hipotesis?
Darimanakah kita dapat menemukan masalah (sumber masalah)?

21
MATERI 6
HIPOTESIS

PENGERTIAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN :


Hipotesis berasal dari kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan ”thesa” yang artinya
”kebenaran”.”Hipotesis” berarti suatu dugaan yang akan diuji kebenarannya ; dugaan itu
mungkin diterima , mungkin ditolak. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak
diuji kebenarannya.
Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian yang bersifat eksploratif dan
deskriptif tidak memerlukan hipotesis

Uji Hipotesis :
adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari
percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol).
Dalam statistika, sebuah hasil dapat dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian
tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas
peluang yang sudah ditentukan sebelumnya.
Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisis data". Keputusan dari uji hipotesis
biasanya berdasarkan uji hipotesis nol.
Hal ini merupakan uji untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol
adalah benar.

Berkaitan dengan perumusan hipotesis :


Apakah penelitian memerlukan hipotesis ?
Apa dasar yang digunakan untuk merumuskan hipotesis?
Bagaimana bentuk hipotesis yang akan dirumuskan ?

MANFAAT HIPOTESIS
1. Menjelaskan masalah penelitian
2. Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji
3. Pedoman untuk memilih metode analisis data
4. Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

CONTOH HIPOTESIS
“Ada pengaruh positif yang signifikan pemberian insentif, lingkungan kerja, dan,terhadap
semangat kerja karyawan PT. XY”

HIPOTESIS DAPAT MENUJUKKAN:


- MASALAH PENELITIAN
- VARIABEL PENELITIAN
- METODE ANALISIS DATA
- KESIMPULAN
DASAR MERUMUSKAN HIPOTESIS
1. Berdasarkan pada teori
2. Berdasarkan penelitian terdahulu
3. Berdasarkan penelitian pendahuluan
4. Berdasarkan penalaran akal-sehat peneliti

22
PERUMUSAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN
1. Sumber Masalah Kehidupan Sehari-hari Teoritis
2. Teori Penelitian terdahuluPenelitian Pendahuluan Akal sehat
3. Perumusan Hipotesis
4. Instrumen Penelitian Variabel, Data
5. Pengujian Hipotesis
6. Kesimpulan dan Implikasi

MACAM - HIPOTESIS
a. HIPOTESIS DESKRIPTIF
Pelayanan Rumah sakit XY tidak Memuaskan
Kinerja Keuangan Bank Z Sangat Baik
Semangat Kerja Karyawan PT. YS Sangat Tinggi
b. HIPOTESIS KOMPARATIF
Rumah sakit XY lebih memuaskan dibandingkan pelayanan rumah sakit ZT
Kinerja keuangan bank A lebih baik dibandingkan dengan kinerja bank B
Semangat kerja karyawan PT. XY lebih tinggi dibandingkan dengan semangat
kerja PT. AB.
c. HIPOTESIS ASOSIATIF
Kepuasan pasien berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien
Jumlah nasabah berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank XY
Semangat kerja karyawan berpengaruh positif terhadap produktifitas karyawan.

HIPOTESIS DAPAT DINYATAKAN DALAM BEBERAPA BENTUK


a. Hipotesis Nol
Merupakan hipotesis yang menyatakan hubungan atau pengaruh antar variabel, sama
dengan nol. Atau dengan kata lain tidak ada perbedaan, tidak ada hubungan atau
tidak ada pengaruh antar variabel.
b. Hipotesis Alternatif
Merupakan hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan, hubungan atau pengaruh
antar variabel tidak sama dengan nol. Atau dengan kata lain ada perbedaan, ada hubungan
atau ada pengaruh antar variabel (merupakan kebalikan dari Hipotesis Nol)

Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik:


a. Dinyatakan dalam kalimat yang tegas
- Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan
(jelas)
- Upah memiliki pengaruh yang kurang berarti terhadap produktifitas
karyawan (tidak jelas)
b. Dapat diuji secara alamiah
- Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan
(dapat diuji)
- Batu yang belum pernah terlihat oleh mata manusia dapat berkembang biak
(Pada hipotesis ini tidak dapat dibuktikan karena kita tidak dapat
mengumpulkan data tentang batu yang belum terlihat manusia)
c. Landasan dalam merumuskan hipotesis sangat kuat
- Harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan (memiliki dasar kuat
yaitu teori permintaan dan penawaran)
- Uang saku memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jam belajar
mahasiswa. (tidak memiliki dasar kuat)

23
Kesimpulan
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya.Tidak
semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian yang bersifat eksploratif dan
deskriptif tidak memerlukan hipotesis Uji Hipotesis adalah metode pengambilan
keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol,
maupun dari observasi (tidak terkontrol). Manfaat Hipotesis Menjelaskan masalah
penelitian, Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji, Pedoman untuk memilih
metode analisis data, Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

Latihan soal mandiri (quiz)

Jelaskan factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat hipotesis

24
MATERI 7
HIPOTESIS DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN

a. Perbedaan hipotesis eksperimental dg non-eksperimental

Karakteristik hipotesis eksperimental

Synthetic statements
Testable statements
Falsibiable statements
Parsimonious statements
Fruitful statements

b. Pendekatan untuk merumuskan hipotesis


Induktif
Deduktif
Kombinasi
Menggunakan riset sebelumnya
Serendipity and windfall
Intuition

c. Mencari literature
- Memulai
- Meta analisis
- Menuliskan laporan
- Cara menemukan artikel yang sesuai

Kesimpulan
Perbedaan hipotesis eksperimental dg non-eksperimental yaitu Karakteristik hipotesis
eksperimental yaitu Synthetic statements, Testable statements, Falsibiable statements,
Parsimonious statements, Fruitful statements. Pendekatan untuk merumuskan hipotesis
yaitu Induktif, Deduktif, Kombinasi, Menggunakan riset sebelumnya, Serendipity and
windfall dan Intuition.

Latihan soal mandiri (quiz)


Jelaskan karakteristik hipotesis dalam penelitian eksperimen

25
MATERI 8
POPULASI DAN SAMPEL
A. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemungkinan ditarik kesimpulannya.
B. Sampel
Adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

C. Teknik Samping
Merupakan teknik pengambilan sampel, teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probablility sampling dan nonprobabbility sampling.
Teknik

Sampling

Probability sampling Non probability

sampling

1. Simple random sampling 1. sampling sistematis


2. proportionate stratified 2. sampling kuota
random sampling 3. sampling incidental
3. disproportionate stratified 4. purposive sampling
random sampling 5. sampling jenuh
4. Area (cluster) sampling 6. snowball sampling
(sampling menurut
daerah)

Gambar: Macam-macam Teknik Sampling


1. Probability Sampling
Merupakan pengambilan sampel yang memberikan peluang yang samabagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
a. Simple Random Sampling.
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

26
Populasi
Sample
homogen/ Diambil secara
relative Yang
random
homogen representatif

Gambar: teknik simple Random Sampling

b. Proportionate Stratified random Sampling


Digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.
c. Disproortionate Stratified Random Sampling
Digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional.
d. Cluster sampling (Area Samling)

2. Nonprobabbility sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Sampling Sistematis
Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.

POPULASI
SAMPEL

1 11 21 31
3 24
2 12 22 32 Diambil secara
sistematis 6 27
3 13 23 33
9 30
4 14 24 34
12 33
5 15 25 35
Gambar. Sampling sistematis No populasi kelipatan tiga yang diambil (3, 6, 9 dan
seterusnya)

b. Samling kuota
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling insidental
Adalah teknik penetuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui ini cocok sebagai sumber data.

27
d. Sampling purposive
Adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e. Sampling jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggopta populasi digunakan sebagai
sampel
f. Snowball Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar.

D. Menetukan ukuran sampel


Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan didasarkan atas asumsi
bahwa populasi berdistribusi normal, bila tidak normal maka cara tersebut tidak perlu
dipakai.

E. Contoh menentukan ukuran sampel


Misalnya:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500
2. bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya:pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan
lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. bila dalam pelitian akan melakukan analisis dengan multivarite (korelasi atau regresi
ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel
yang diteliti
4. untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel masing-masing
antara 10 s/d 20

F. Cara Mengambil anggota sampel


Pengambilan sampel secara randum/acak dapat dilakukan dengan bilangan random,
komputer, maupun dengan undian. Jika teknik pengambilan sampel adalah random, maka
setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota
populasi.

Kesimpulan
Metode penelitian eksperimen adalah: metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaru perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Beberapa
bentuk desain eksperimen yaitu pre eksperimental designs (Nondesign), True Eksperimental
design, factorial design, quasi eksperimental design. Populasi Adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemungkinan ditarik kesimpulannya.Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.
Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Teknik
Samping merupakan teknik pengambilan sampel, teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probablility sampling dan nonprobabbility sampling

Latihan soal
Jelaskan teknik pengambilan sampel secara random
Jelaskan teknik pengambilan sampel secara nonrandom

28
MATERI 9
VALIDITAS PENELITIAN EKSPERIMEN

Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung pengertian bahwa
sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai dengan kebenaran yang
diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria tertentu. Validitas dalam penelitian
eksperimen mengandung beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan, antara lain:
(1) internal validity, (2) eksternal validity, (3)statistical conclution validity, dan
(4) construct validity.

Dalam setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas internal mengandung
beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan Morrison (2003 : 1024)
ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara lain: history, maturation, testing,
instrumentation, selection, statistical regretion, experiment mortality, diffusion of
treatments. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
(a) history
Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas penelitian
eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.
(b) maturation
Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi dalam
kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu.
Terutama berkaitan dnegan jangka waktu pengamatan yang memakan waktu lama.
(c) testing
Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi
hasilhasil eksperimen.
(d) instrumentation
Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang kala sudah tidak
sesuai lagi dengan standar yang berlaku.
(e) selection
Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih orang yang
akan dijadikan objek eksperimen yang baik.
(f) statistical regretion
Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang diperoleh dalam
penelitian menghasilkan skor yang ekstrim.
(g) experiment mortality
Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan komposisi kelompok yang
diobservasi. Ada anggota kelompok yang harus didrop karena tidak sesuai dengan
situasi pengetesan saat tertentu. Selain dipengaruhi oleh validitas internal,
eksperimen juga dipengaruhi oleh validitas eksternal, antara lain:
- interaction of treatments and treatments
Kelemahan ini terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu
treatment. Seseorang yang dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah
mengalami eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si
responden tersebut akan menjadi bias.
- interaction of testing and treatment
Dalam eksperimen pretest, responden harus dipekekan agar mendorong
eksperimen dengan alternatif yang berbeda.
- interaction of selection and treatment

29
Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam membuat generalisasi antara
beberapa kategori manusia antar grup. Sebab diantara mereka telah terjadi
hubungan original yang telah terbentuk sebelumnya.
- interaction of setting and treatment
Antara setting penelitian dengan treatment yang dilakukan akan terjadi
interaksi diantara keduanya. Dengan demikian interaksi keduanya akan
mendukung jalannya proses penelitian yang sedang dilakukan.
- interaction of history and treatment
Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat antara kejadian masa lalu dan
masa sekarang yang merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat
diukur dalam penelitian.
Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat strategi umum
yang dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal, antara lain:
(a) Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau waktu yang
digunakan dari populasi yangada agar generalisasi menjadi lebih baik.
(b) Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat heterogen. Langkah ini
ditempuh jika pendekatan random tidak dapat digunakan.
(c) Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup modal populasi.
(d) Menggunakan terget populasi yang spesifik (individu, seting, waktu) untuk memenuhi
target yang ingin dicapai. Dalam setiap penelitian eksperimen perlu diketahui persoalan-
persoalan tentang internal maupun eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian
dapat dihindari.

Kesimpulan
Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang
diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen. Hakekat penelitian
eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap
perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan. Metode eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan. Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk
meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu
dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Sebuah
penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika dilaksanakan
dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian eksperimen, akan
memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat yang
ada.

Latihan soal
Jelaskan kelemahan-kelemahan dalam penelitian eksperimen

30
MATERI 10
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN

Eksperimen
- Menemukan hubungan sebab-akibat/
Kausalitas
Pemberian treatmen guna memperoleh hasil yang dinginkan.
“Desain Penelitian Eskperimen merupakan salah satu prosedur penelitian
kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui dampak treatmen terhadap
outcome, pada subjek penelitian (Creswell, 2002)”

KARAKTERISTIK EKSPERIMEN (Creswell, 2002)

1. Memilih partisipan dan Penugasan random (random assignment)


2. Intervensi /manipualsi terhadap satu/lebih kelompok
3. Outcome diukur diakhir peneltian eksperimen
4. Identifikasi ancaman terhadap validitas
5. Perbandingan Statistikal antar kelompok

Memilih Partisipan dan Penugasan Random

a. Memilih partispan dilakukan secara terbuka dan bersifat sukarela


b. Sebelum memilih partisipan, identifikasi unit analsis eksperimen, yang terdiri:
- Individual/beberapa individual
- Satu kelompok
- Dua/lebih kelompok
- organisasi

PENUGASAN RANDOM (random assignment)


a. Penugasan Random: Subjek memiliki kesempatan yang sama dalam penempatan
ke dalam kelompok/kondisi dalam eksperimen.
b. Penugasan random dilakukan oleh peneliti.
c. Tujuan: agar bias dan variasi yang dalam diri partisipan terdistribusi merata di
antara kelompok.
d. Metode Penugasan Random
- Nomor
- Koin
- undian
PENUGASAN RANDOM (R)
TREATMEN/INTERVENSI
a. Treatmen= variabel Independen
b. Identifikasi mana variabel yang dapat dimanipulasi dan yang tidak dapat
dimanipulasi
c. Treatmen dapat dilakukan dalam beberapa kondisi (manipulasi)
d. Manipulasi satu variabel berarti mengatur kemunculan kuantitas yang berbeda
atau nilai yang berbeda dari variabel (D‟Amato, 1970)

31
PENGUKURAN OUTCOME
a. Outcome= variabel dependen
b. Outcome adalah hasil yang ingin diukur akibat dari intervensi yang diberikan
selama eksperimen.
c. Pengukuran outcome dilakukan diakhir eksperimen
Outcome dapat berupa:
Skor individu pada suatu tes/alat ukur
Performance individu

PERBANDINGAN STATISTIKAL
a. Perbandingan statistik dilakukan terhadap individual atau kelompok yang ada dalam
beberapa kondisi.
b. Perbandingan statistik bertujuan melihat perbedaan mean dan varian yang ada dalam
individu/kelompok
c. Semakin tinggi perbedaan mean dan varian, maka akan terlihat pengaruh treatmen
terhadap outcome.

TRUE EKSPERIMEN

a. Untuk meneliti hubungan sebab-akibat di antara variabel dengan beberapa kelompok


dan beberapa macam kondisi perlakuan.
b. Ciri utama : Penugasan random dan kontrol
c. Keunggulan: Validitas Internal Tinggi: yakin bahwa variabel dependent dipengaruhi
oleh variabel independen.
d. Kelemahan: Validitas Eksternal Rendah: generalisasi hasil penelitan kepada subjek
yang lebih luas.

KONTROL
a. Kontrol dilakukan untuk mencegah variabel yang tidak dinginkan (variabel
„extraneous)
b. Kontrol:
- Seting fisik :ruang ekperimen, waktu/hari
Balance, eliminasi, dan kondisi yang konstan
Singel Blind Experiment : subjek tdk dibertahu perlakukan yg akan
diberikan.
- Seting Sosial : ekspetasi subjek, personality dan perilaku peneliti.
Double Blind Exsperimen: Subjek dan ekperimenter tidak tahu perlakuan
yang diberikan.

KUASI EKSPERIMEN
a. Tidak ada Penugasan Random
b. Kontrol rendah
c. Misalkan: pengaruh pelatihan EQ terhadap Stres.
d. Subjek 40 mhs, dibagi 2 kelompok
e. Pembagian subjek tidak menggunakan penugasan random.
f. Peneliti tidak mengkontrol atribut apa yg dpt mempengaruhi stres subjek. (IQ)

32
EKSPERIMEN LAPANGAN
Eksperimen lapangan adalah kajian penelitian dalam suatu situasi nyata (Kerlinger, 1990).

Kelebihan:
- Validitas ekternal tinggi
- Cocok untuk mengkaji proses sosial psikologis yang kompleks
Kelemahan
- Sulit melakukan kontrol dan manipulasi
- Validitas internal rendah
- Waktu relatif lama

EKSPERIMEN LABORATORIUM
a. Eksperimen laboratorium adalah kajian penelitian di mana semua variabel bebas
yang berpengaruh namun tidak relevan dengan masalah yang sedang diselidiki
dminimalkan (Kerlinger, 1990).
b. Fungsi: a) untuk mengkaji relasi dalam kondisi murni,b) pengujian dapat dilakukan
dalam berbagai seting, dan c)mempertajan teori dan hipotesis.
c. Kekuatan: kontrol sempurna dan hasil lebih akurat, Validitas Internal tinggi.
d. Kelemahan :kurangnya kekuatan bariabel bebas dan validitas eksternal rendah.

DESAIN EKSPERIMEN
a. Between –Group Design
- Pre -Post Tes True or kuasi experiment
- Post test only
- Factorial design
1. Pre –posttest (true experimentrt)

R ke Pretes X Postes (Y)


kk Pretes Postes (Y)

R = penugasan random
ke = kelompok eksperimen
kk = kelompok kontrol
X = intervensi

2. Posttest design.
R ke X postes (y)
R kk postes (Y)

3. Factorial Design: menguji dua variabel independen/lebih yang memiliki


dua/lebih kategori/level terhadap outcome
Metode belajar
(ceramah & diskusi)
R Prestasi belajar
Kepribadian
(ekstrovet & introvet)

b. Within – Group Design/individual design


- Times series experiments
- Repeated Measures experiments

33
- Singel subject experiment
Within – Group Design/individual design
- Time series: peneltian eksperimen yang dilakukan terhadap satu kelompok
dalam periode waktu tertentu dgn menggunakn satu /lebih intervensi
- Repeated Measures: peneltian eksperimen yang dilakukan terhadap satu
kelompok dengan menggunakan satu/lebih intervensi.
- Singel subject: eksperimen yang dilakukan terhadap satu orang
Kesimpulan
Desain Penelitian Eskperimen merupakan salah satu prosedur penelitian kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui dampak treatmen terhadap outcome, pada subjek
penelitian. Tahapan Eksperimen terdiri dari Identifikasi masalah, Tentukan hipotesis,
Tentukan intervensi/treatmen eksperimen, Identifikasi partisipan, Pilih desain
eksperimen, Lakukan eksperimen, Pengaturan dan analisis data, Laporan eksperimen.
Jenis Penelitian Eksperimen yaitu true eksperimen, kontrolm kuasi eksperimen,
eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium.

Latihan soal mandiri (quiz)


Bagaimana cara menentukan desain eksperimen?

34
MATERI 11
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL 2

Desain penelitian eksperimental merupakan bagian penting dalam metode penelitian


eksperimental karena menunjukkan bagaimana suatu penelitian eksperimental dilakukan.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian dan penggolongan desain penelitian
secara umum, sedangkan mengenai jenis-jenis desain selengkapnya akan dijelaskan pada
bab-bab tersendiri.

PENGERTIAN
Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab
masalah penelitian (Christensen, 2001). Desain atau perencanaan diperlukan sebelum kita
melakukan atau membuat sesuatu agar hasilnya sesuai dengan keinginan atau harapan.
Misalnya ketika kita akan membuat sebuah meja; kita perlu membuat perencanaan terlebih
dahulu bagaimana bentuk dan ukuran meja, sehingga kita tahu bahan-bahan yang
diperlukan. Setelah bahan-bahan terkumpul, kita mulai memotong dan menyusun sesuai
dengan desain awal. Dengan melakukan ini maka dapat dipastikan akan terbentuk meja
yang sesuai dengan rencana semula.
Bandingkan apabila kita tidak membuat rencana terlebih dahulu; tetapi sekadar
mengumpulkan bahan-bahan, kemudian memotongnya tanpa ukuran yang tepat, kemudian
menyusunnya. Dengan cara seperti ini, pasti tidak akan terbentuk meja yang baik; mungkin
saja kaki-kaki meja tidak sama panjang atau bentuk mejanya tidak simetris.
Hal di atas juga dapat terjadi dalam penelitian ilmiah. Apabila kita tidak membuat
perencanaan terlebih dahulu, maka dapat dipastikan penelitian tidak akan berjalan dengan
baik, atau bahkan hasil penelitian tidak sesuai dengan tujuan semula. Di sini bukan berarti
bahwa dengan menentukan desain penelitian, kita mengarahkan penelitian agar hasilnya
sesuai dengan keinginan peneliti, atau dengan kata lain diarahkan agar menolak Ho. Bila
seperti ini, maka ini bukanlah penelitian ilmiah karena disengaja atau dibuat agar hasilnya
sesuai dengan keinginan peneliti (experimenter bias) dan bukan berdasarkan fakta-fakta
yang ditemukan melalui penelitian di lapangan.
Dengan menentukan desain penelitian, kemungkinan hasil penelitiannya hanya ada
dua, yaitu menerima Ho atau menolak Ho. Dengan kata lain, penelitian akan menjawab
permasalahan penelitian saat ini dan bukan menjawab permasalahan yang lain. Penelitian
akan menjadi sistematis dan obyektif apabila kita telah menentukan desain penelitian akan
yang dilakukan.

FUNGSI DESAIN
Dalam setiap penelitian, baik penelitian eksperimental maupun non-eksperimental,
kita perlu menetapkan terlebih dahulu desain apa yang akan digunakan. Desain dalam
penelitian eksperimental sangat memegang peranan penting, terutama karena menyangkut
dua hal, yaitu menjawab masalah atau menguji hipotesis penelitian dan mengkontrol VS
(Christensen, 2001).
Pertama, suatu masalah penelitian hanya dapat dijawab apabila desain penelitian
yang digunakan merupakan desain yang tepat. Desain penelitian ini menentukan teknik
analisis statistik yang tepat untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian.
Dengan demikian, desain penelitian juga menentukan bagaimana kesimpulan penelitian
yang dapat diambil. Hal ini berlaku bagi penelitian eksperimental maupun non-
eksperimental.

35
Kedua, desain penelitian eksperimental menunjukkan kontrol terhadap VS. Seperti
telah diketahui pada bab sebelumnya mengenai varians, bahwa tujuan peneliti adalah
memaksimalkan varians sistematik, meminimalkan varians kesalahan, dan mengkontrol
varians sekunder (prinsip maxmincon). Dalam setiap penelitian, peneliti berusaha untuk
memaksimalkan varians sistematik dan meminimalkan varians error. Misalnya,
membandingkan pengaruh metode pengajaran ceramah dengan diskusi terhadap prestasi
siswa. Dengan membuat perbandingan 2 variasi VB (metode pengajaran) yang memang
berbeda, sebenarnya peneliti berusaha untuk memaksimalkan varians sistematik. Selain itu,
dengan membuat pengukuran VT (prestasi) seakurat mungkin, sebenarnya bertujuan untuk
meminimalkan varians kesalahan.

Mengontrol varians sekunder pada penelitian non-eksperimental tidak dapat


dilakukan sebesar seperti pada penelitian eksperimental. Sangat sulit untuk penelitian selain
penelitian eksperimental untuk dapat mengkontrol varians sekunder sebanyak mungkin.
Contoh pada bab sebelumya mengenai pengaruh merokok terhadap penyakit jantung;
dengan mencari penderita penyakit jantung kemudian ditelusuri apakah mereka memang
perokok. Bila ternyata memang mereka perokok, maka disimpulkan bahwa merokok
menyebabkan penyakit jantung. Ini merupakan penelitian non-eksperimental. Namun pada
kenyataannya mungkin saja bukan hanya rokok yang
menyebabkan mereka menderita penyakit jantung, bisa saja karena pola makan yang tidak
sehat atau kelainan jantung bawaan; dua hal ini merupakan VS.
Untuk meneliti masalah yang sama dengan di atas, maka dapat digunakan salah satu
desain dalam penelitian eksperimental, yaitu desain 2 kelompok. Untuk itu, kita mulai
dengan memilih subjek yang bukan perokok, tidak memiliki kelainan jantung bawaan, dan
memiliki pola makan yang sehat. Hal ini dilakukan agar tidak ada pengaruh dari kelainan
jantung bawaan, kebiasaan merokok sebelumnya, dan pola makan yang tidak sehat terhadap
penyakit jantung. Inilah yang dinamakan kontrol terhadap VS, dengan menggunakan teknik
konstansi. Kemudian kita melakukan randomisasi dengan membagi subjek ke dalam dua
kelompok secara acak. Randomisasi juga merupakan teknik kontrol terhadap VS, agar
kedua kelompok menjadi setara dalam hal VS.
Kemudian, subjek pada kelompok pertama diinstruksikan untuk merokok selama 1
tahun, sedangkan kelompok kedua diminta untuk tidak merokok selama 1 tahun. Apabila
setelah 1 tahun subjek pada kelompok yang diminta untuk merokok ternyata menderita
penyakit jantung, sedangkan pada kelompok subjek yang diminta untuk tidak merokok tidak
ditemukan penyakit jantung, maka dapat disimpulkan bahwa merokok menyebabkan
penyakit jantung. Disini kita lebih yakin bahwa penyakit jantung memang disebabkan oleh
merokok, bukan karena kelainan jantung bawaan atau pola makan yang tidak sehat. Seperti
telah kita pelajari pada dalam bab sebelumnya mengenai validitas, dengan semakin kuat
hubungan sebab-akibat VT dan VB, maka validitas internal lebih tinggi pada penelitian
eksperimental dibandingkan penelitian non-eksperimental.
Walaupun dalam penelitian eksperimental tidak semua VS dapat dikontrol, namun
kita dapat mengusahakan sebanyak mungkin VS untuk dikontrol. Dengan desain dalam
penelitian eksperimental kita dapat melakukan hal ini, yaitu dengan menggunakan beberapa
teknik kontrol dalam suatu penelitian eksperimental. Setiap desain eksperimental memiliki
teknik-teknik kontrol tertentu yang dapat seoptimal mungkin mengkontrol VS yang ada
pada suatu permasalahan, namun tidak berlaku untuk semua permasalahan. Mengenai hal
ini akan kita bahas pada subbab berikutnya.

36
JENIS-JENIS DESAIN
Nama suatu desain penelitian eksperimental menyangkut tiga hal, yaitu teknik
kontrol, jumlah kelompok subjek, dan paradigma eksperimental. Jadi dari nama
desainpenelitian kita dapat mengetahui mengenai kontrol yang digunakan, jumlah kelompok
subjek yang terlibat, dan paradigma eksperimental yang digunakan. Berikut ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai ketiga hal tersebut.

Desain Berdasarkan Paradigma Eksperimental


Berdasarkan paradigma eksperimental yang digunakan, secara umum desain
eksperimental dibagi menjadi dua, yaitu desain between subject dan desain within-subject.

Between-subject
Desain between-subject atau between participant ini disebut juga pendekatan
eksperimental N-besar (large-N), yang diperkenalkan oleh R.A. Fisher pada tahun 1925.
Disebut desain between-subject karena pengaruh VB terhadap VT diketahui dari perbedaan
skor VT antara kelompok-kelompok subjek yang diberikan perlakuan yang berbeda.

Ada tiga prosedur eksperimental yang dikemukakan oleh Fisher untuk desain
between-subject. Pertama, kontrol subjek. Dengan menggunakan banyak subjek (lebih dari
2 orang) dalam suatu penelitian eksperimental, subjek tambahan tersebut menjadi kontrol
bagi subjek yang lain. Kedua, memilih subjek. Subjek dipilih agar proactive history dapat
dikontrol dan hasilnya dapat digeneralisasikan pada subjek lain. Agar tujuan ini tercapai,
maka pemilihan subjek dilakukan dengan randomisasi. Ketiga, pengujian statistik. Agar
perbandingan lebih obyektif untuk VT yang diukur antara kelompok subjek kontrol dengan
kelompok subjek yang menerima VB, maka dilakukan pengujian secara statistik.

Desain dua-kelompok, anavar satu-arah, dan faktorial yang akan dijelaskan pada
uraian tentang nama-nama desain termasuk dalam desain between-subject, karena
melibatkan lebih dari satu kelompok subjek dan setiap kelompok yang berbeda diberikan
variasi VB yang berbeda. Karena analisis statistik dilakukan dengan melihat perbedaan skor
VT antara kelompok subjek yang berbeda, maka perbandingan yang dilakukan pada desain
between-subject adalah perbandingan antar kelompok (inter-group comparison). Desain
between-subject adalah desain yang akan dibahas lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya.

Within-subject
Desain within-subject atau within participant, yang diperkenalkan oleh B.F. Skinner
pada tahun 1938, disebut juga dengan pendekatan N-kecil (small-N). Desain disebut within-
subject karena hanya menggunakan sekelompok subjek dan setiap subjek diberikan
beberapa perlakuan VB yang berbeda.

Berbeda dengan between-subject yang menggunakan kontrol subjek, desain within-


subject menggunakan kontrol kondisi dengan memberikan urutan pemberian VB yang
berbeda. Menurut Skinner, pemahaman terhadap perilaku organisme dapat dilakukan
dengan mengontrol dan mengawasi situasi eksperimen secara hati-hati. Karena hanya
menggunakan satu kelompok subjek, maka jumlah subjek yang digunakan pada desain
within-subject lebih sedikit dibandingkan between-subject.

Ada tiga tahap penelitian eksperimental yang terlibat dalam desain within-subject.
Pertama, menciptakan garis dasar (baseline) perilaku. Ini dilakukan dengan mengukur
perilaku dalam penyelidikan selama waktu tertentu untuk menentukan bagaimana

37
organisme bereaksi tanpa VB. Baseline ini berperan sebagai kontrol kondisi. Kedua,
memberikan VB dan kemudian mengukur VT yang muncul, serta memperhatikan adanya
perubahan. Ketiga, tidak memberikan VB dan terus mengukur VT selama waktu tertentu.
Ide dasar dari desain eksperimental within-subject ini adalah mengambil sejumlah besar
respons untuk diukur dari seorang atau dua orang subjek daripada dengan mengukur satu
atau dua respons dari sejumlah besar subjek.

Karena setiap subjek diberikan beberapa VB dan pengaruh VB dilihat dari


perbedaan respons subjek terhadap VB yang berbeda, maka yang dilakukan adalah
perbandingan dalam kelompok (intra-subject comparison). Selain itu, karena pengukuran
respons setiap subjek dilakukan secara berulang-ulang, maka desain ini disebut juga
repeated measurement.

Desain within-subject dapat menggunakan teknik kontrol eliminasi, konstansi


(kondisi), dan menjadikan VS sebagai VB. Selain itu, untuk mengatasi urutan pemberian
perlakuan VB perlu dilakukan kontrol counterbalancing.

Berbeda dengan desain between-subject yang melakukan kontrol eliminasi dan


konstansi kondisi sebelum penelitian dilakukan, pada desain within-subject kontrol tersebut
tidak hanya dilakukan sebelum dilakukan tapi juga pada saat penelitian. Menentukan
baseline perilaku subjek merupakan salah satu teknik kontrol konstansi yang dilakukan
pada desain ini. Desain within-subject ini tidak akan dibahas lebih lanjut, bagi yang
berminat dapat melihat buku-buku mengenai penelitian eksperimental lainnya.

Desain Berdasarkan Teknik Kontrol

Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa setiap desain penelitian eksperimental


memiliki teknik kontrol tertentu. Kita telah mempelajari enam teknik kontrol dalam
penelitian eksperimental pada bab sebelumnya. Ada beberapa teknik kontrol yang memang
spesifik berkaitan dengan desain tertentu, sedangkan beberapa teknik lainnya tidak. Yang
perlu diingat, kontrol terhadap VS dilakukan apabila VS secara teoritis atau diasumsikan
dapat mempengaruhi VT yang sedang diteliti. Tabel 6.1. menampilkan teknik kontrol dan
desain penelitiannya.

Tabel 6.1. Desain penelitian eksperimen berdasarkan teknik kontrol

No Teknik Kontrol Desain Eksperimen

1 Randomisasi Randomized
2 Konstansi :
Kondisi –
Karakteristik subjek Blocked, Matched
3 Eliminasi –
4 VS dijadikan VB ke-2 Faktorial
5 Kontrol statisktik Konvarians
6 Counterbalancing Repeted
measurement

38
Mengenai prosedur kontrol randomisasi, tidak perlu dibahas lagi di sini karena
sudah banyak disinggung pada bab-bab sebelumnya. Sebagai syarat mutlak dari penelitian
eksperimental, randomisasi perlu dilakukan dalam setiap desain. Desain penelitian
eksperimental yang menggunakan teknik kontrol randomisasi disebut dengan desain
randomized Randomisasi merupakan kontrol terhadap VS yang merupakan karakteristik
dari individu, misalnya motivasi, status sosial ekonomi, atau faktor-faktor kepribadian
lainnya.

Eliminasi dilakukan dengan menghilangkan VS dalam penelitian. Misalnya


kebisingan dieliminasi dengan menggunakan ruang kedap suara. Teknik kontrol ini tidak
berkaitan dengan desain eksperimental tertentu karena dapat dilakukan pada semua desain.
Teknik lainnya yang juga dapat dilakukan pada semua desain adalah konstansi kondisi.
Pada contoh pengaruh kebisingan, agar perbedaan VT pada KE dan KK bukan disebabkan
oleh perbedaan kondisi (selain yang dimanipulasi) maka kondisi kebisingan pada kedua
kelompok haruslah sama.

Berbeda dengan konstansi kondisi, apabila kita menyamakan karakteristik subjek


penelitian pada KE dan KK, maka teknik kontrol ini berkaitan dengan desain penelitian
tertentu. Hal ini disebabkan teknik kontrol tersebut melibatkan suatu prosedur tertentu. Ada
2 cara untuk konstansi karakteristik subjek penelitian, yaitu matching dan blocking.
Matching dilakukan dengan mengurutkan nilai/skor dari suatu karakteristik (VS) untuk
setiap subjek, kemudian dibuatkan pasangan berdasarkan urutan tersebut. Dari setiap
pasangan, secara acak kita masukkan salah satu subjek ke dalam KE dan satu lagi ke dalam
KK. Jadi setelah dilakukan matching, dilakukan juga randomisasi saat memasukkan subjek
ke dalam setiap kelompok penelitian, sebagai syarat utama dalam penelitian eksperimental.

Blocking memiliki prosedur konstansi yang berbeda dengan matching. Blocking


tidak membutuhkan skor atau nilai VS dari setiap subjek, namun membutuhkan kategorisasi
dari VS. Misalnya, tingkat sosial ekonomi; kategorinya adalah bawah, menengah, dan atas.
Sebelum dimasukkan ke dalam KE dan KK, kita perlu mengelompokkan terlebih dahulu
siswa yang memiliki tingkat sosial ekonomi bawah, menengah, dan atas. Kemudian dari
kelompok siswa tingkat sosial ekonomi bawah, kita masukkan secara acak masing-masing
siswa ke dalam KE dan KK. Demikian juga untuk kelompok siswa dengan tingkat ekonomi
menengah dan atas. Jadi pada blocking pun dilakukan randomisasi, sebagai syarat utama
dilakukannya penelitian eksperimental.

Mengontrol VS dengan menjadikannya sebagai VB kedua juga berkaitan dengan


desain penelitian tertentu. Seringkali VS tidak mungkin untuk dihilangkan atau bahkan
ingin dilihat pengaruhnya terhadap VT, selain VB. Untuk itu, VS dimasukkan ke dalam
penelitian untuk dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap VT. Sama seperti VB pertama,
bila akan dijadikan VB ke-dua maka VS minimal harus merupakan variabel kategori (bila
berupa variabel kontinyu harus diubah menjadi kategori). Karena dalam suatu penelitian
eksperimental minimal salah satu VB dimanipulasi, maka VS yang dijadikan VB kedua
tidak harus dimanipulasi. Desain penelitian eksperimental dengan lebih dari sebuah VB
disebut faktorial, yang akan dipelajari pada bab tersendiri.

Teknik kontrol VS selanjutnya yang berkaitan dengan desain penelitian adalah


kontrol statistik. Teknik kontrol ini tidak melibatkan prosedur penelitian tertentu, tidak
seperti teknik-teknik kontrol sebelumnya. Dalam teknik kontrol ini, VS sudah

39
mempengaruhi VT terlebih dahulu kemudian baru dikeluarkan pengaruhnya dari VT dengan
menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan analisis kovarians (analysis
of covariance atau disingkat ancova). Kontrol statistik ini memiliki desain penelitian
eksperimental tersendiri karena berbeda dalam melakukan analisis statistik.

Dalam desain within-subject, setiap subjek mendapatkan lebih dari sebuah


manipulasi VB. Karena itu urutan pemberian VB akan menjadi VS tersendiri. Untuk
mengatasi pengaruh urutan tersebut, maka perlu dilakukan teknik kontrol
counterbalancing, seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Penelitian
eksperimental berdesain within-subject disebut juga sebagai repeated measurement,
karena selain diberikan beberapa perlakuan VB, subjek juga diukur responsnya terhadap
setiap perlakuan tersebut.

Desain Berdasarkan Teknik Kontrol dan Jumlah Kelompok

Penelitian eksperimental dapat melibatkan jumlah kelompok subjek berbeda-beda,


tergantung dari permasalahan penelitian yang ingin dijawab. Setiap teknik kontrol VS
yang berkaitan dengan desain dapat diterapkan pada penelitian eksperimental dengan
jumlah kelompok yang berbeda-beda. Lihat tabel 6.2. berikut ini untuk lebih jelasnya.

Tabel 6.2. Desain penelitian eksperimental berdasarkan teknik kontrol dan jumlah
kelompok
Anavar Satu-

Satu-Kelompok Faktorial

Kontrol Dua-Kelompok Jalan


(faulty design) (>3 kelompok)
(> 2 kelompok)

Konstansi Pretest – Matched two- Blocked one- Blocked


Posttest one- groups design way anova factorial design
group design design

Randomisasi - Randomized Randomized Randomized


two-groups one-way anova factorial design
design design

VB ke-2 - - - (semua)

Kontrol statistik - Analysis of Analysis Analysis of


covariance covariance covariance
two-groups one-way anova factorial design
design design

40
Secara umum, desain penelitian eksperimental berdasarkan jumlah kelompok dapat
dibagi menjadi empat, yaitu desain satu-kelompok, desain dua-kelompok, desain anavar satu-
jalan, dan desain faktorial. Tabel 6.2. di atas menunjukkan penerapan teknik kontrol pada
penelitian eksperimental dengan jumlah kelompok yang berbeda-beda. Meskipun demikian,
nama desain tidak hanya yang tercantum pada tabel di atas. Nama desain yang lebih lengkap
dapat dilihat pada penjelasan masing-masing desain pada bab-bab tersendiri.

Pembagian desain ini juga berkaitan dengan teknik analisis statistik yang digunakan
untuk menguji perbedaan skor VT pada setiap kelompok. Desain satu-kelompok secara
umum tidak menggunakan teknik analisis tertentu karena hanya memiliki sekelompok skor,
sehingga tidak ada kelompok skor lain yang dijadikan pembanding. Meskipun demikian,
beberapa jenis desain satu-kelompok memiliki kelompok skor pembanding, sehingga dapat
dianalisis secara statistik. Desain dua-kelompok menggunakan uji-t untuk menganalisis data,
desain anavar satu-arah menggunakan uji-F anavar satu jalan, sedangkan desain faktorial
menggunakan uji-F faktorial.

Desain satu-kelompok hanya melibatkan pemberian sebuah variasi VB (misal metode


pengajaran ceramah) kepada sebuah kelompok subjek, sedangkan desain dua-kelompok
memberikan perlakuan dari dua buah variasi VB (misal metode pengajaran ceramah dan
diskusi) kepada masing-masing kelompok penelitian. Bila melibatkan lebih dari dua variasi
VB (metode pengajaran ceramah, diskusi, collaborative, dan computer-based), maka
termasuk desain anavar satu-jalan.

Pada desain faktorial, dilibatkan lebih dari sebuah VB dan setiap VB variasinya lebih
dari satu, sehingga setiap kelompok subjek akan mendapatkan lebih dari sebuah VB. Desain
faktorial sendiri dapat memiliki empat kelompok subjek atau lebih, asalkan berjumlah genap.
Desain faktorial empat kelompok, misalnya, merupakan desain penelitian yang terdiri dari
dua buah VB (misalnya metode pengajaran dan jenis kelamin guru), yang setiap VB
memiliki dua variasi (metode pengajaran: ceramah dan diskusi, jenis kelamin guru: laki-laki
dan perempuan). Setiap kelompok mendapatkan dua buah VB tersebut, di mana KE1
mendapat guru laki-laki dengan metode pengajaran ceramah, KE2 mendapat guru laki-laki
dengan metode pengajaran diskusi, KE3 mendapat guru perempuan dengan metode
pengajaran ceramah, dan KE4 mendapat guru perempuan dengan metode pengajaran diskusi.

Walaupun demikian, desain penelitian eksperimental yang berbeda-beda jumlah


kelompoknya ini tidak berbeda dalam hal memanipulasi VB, mengukur VT, maupun
mengontrol VS (kecuali teknik kontrol tertentu). Misalnya, untuk memanipulasi musik klasik
dilakukan dengan memperdengarkan musik klasik yang berbeda pada kelompok yang
berbeda. Pada desain satu-kelompok, musik klasik diperdengarkan pada sebuah kelompok,
pada desain dua kelompok, suatu kelompok diperdengarkan musik klasik, sedangkan
kelompok lainnya tidak diperdengarkan musik klasik. Pada desain anavar satu-jalan, sebuah
kelompok diperdengarkan musik klasik karya Beethoven, sebuah kelompok lain
diperdengarkan musik klasik karya Mozart, dan satu kelompok sisanya tidak diperdengarkan
musik klasik apapun. Pada desain faktorial, kelompok pertama diperdengarkan musik klasik
karya Beethoven selama satu jam, kelompok kedua diperdengarkan musik klasik karya
Beethoven selama dua jam, kelompok ketiga diperdengarkan musik klasik karya Mozart
selama satu jam, dan kelompok keempat diperdengarkan musik klasik karya Mozart selama
dua jam. Kesemua bentuk manipulasi VB ini termasuk dalam manipulasi kondisi dan variasi
VB termasuk dalam jenis variasi.
Pengukuran VT untuk contoh di atas juga tidak berbeda untuk desain yang berbeda
jumlah kelompoknya. Untuk melihat pengaruh musik klasik terhadap prestasi, maka setiap
subjek dalam kelompok diberikan tes prestasi belajar. Ini berlaku untuk desain satu
kelompok, desain dua kelompok, desain anavar satu-arah, maupun desain faktorial. Begitu
juga untuk mengontrol VS, tidak ada perbedaan pada setiap desain. Misalnya untuk
mengontrol kebisingan, maka digunakan ruangan kedap -suara; untuk mengontrol masalah
instrumentasi, setiap subjek mendapatkan alat pemutar kaset musik klasik yang sama.
Seperti telah dikatakan di awal, bahwa yang membedakan desain penelitian hanyalah dalam
menganalisis hasil penelitian, yaitu perhitungan statistik yang digunakan.

Teknik kontrol randomisasi tidak dapat dilakukan pada penelitian dengan satu
kelompok, namun dapat dilakukan pada penelitian dengan lebih dari satu kelompok. Ingat
kembali bahwa randomisasi dilakukan dengan memasukkan subjek secara acak ke dalam
kelompok penelitian. Karena hanya melibatkan satu kelompok maka tidak mungkin untuk
mengacak subjek. Randomisasi dilakukan agar setiap kelompok penelitian memiliki subjek-
subjek yang setara dalam karakteristik tertentu.

Saat VS dijadikan sebagai VB ke-dua, kontrol ini hanya dapat dilakukan pada desain
faktorial. Pada desain satu-kelompok, dua kelompok, dan anavar, hanya melibatkan sebuah
VB. Satu VB memiliki dua variasi untuk desain dua-kelompok dan memiliki beberapa
variasi untuk desain anavar.

Pada desain faktorial, VB yang terlibat dapat lebih dari satu, hingga jumlah yang tidak
terbatas. Pada penelitian tentang pengaruh metode belajar (dengan variasi metode ceramah
dan diskusi) dan formasi tempat duduk (dengan variasi formasi memanjang dan melingkar)
terhadap prestasi belajar, maka kelompok penelitiannya berjumlah empat kelompok, yaitu:
kelompok 1 (metode belajar ceramah dan formasi duduk memanjang), kelompok 2 (metode
diskusi dan formasi duduk memanjang), kelompok 3 (metode belajar ceramah dan formasi
duduk melingkar), kelompok 4 (metode diskusi dan formasi duduk melingkar).

Sama seperti randomisasi, kontrol statistik tidak dapat dilakukan pada desain satu
kelompok karena desain satu-kelompok tidak melibatkan perhitungan statistik untuk
menganalisis hasilnya. Pada desain dua-kelompok, anavar, dan faktorial, kontrol statistik
dilakukan melalui perhitungan analisis kovarians, sehingga nama desainnya diawali dengan
analysis of covariance untuk semua kelompok.

Seperti telah dijelaskan di atas, teknik konstansi matching hanya dapat dilakukan
pada 2 kelompok, sedangkan blocking dapat dilakukan baik pada desain dua-kelompok
ataupun anavar dan faktorial, yang memiliki lebih dari dua kelompok subjek. Pada desain
satu-kelompok, matching maupun blocking tidak dapat dilakukan, namun dapat dilakukan
teknik konstansi yang lain, yaitu pretest-posttest. Dengan melakukan pretest-posttest maka
dilakukan dua kali pengukuran VB dengan alat ukur yang sama, yaitu sebelum perlakuan
diberikan (pretest) dan setelah perlakuan diberikan (posttest).

Dengan memberikan pretest-posttest, sebenarnya kita dapat mengetahui peningkatan


(atau penurunan) VT dari awal penelitian untuk setiap subjek, sehingga kita benar-benar
yakin apakah perubahan VT disebabkan oleh manipulasi VB ataukah karena faktor lain.
Pretest memberikan informasi mengenai kemampuan awal (initial position) setiap subjek.
Konstansi disini terjadi bukan karena kondisi atau karakteristik subjek pada setiap kelompok

42
disamakan, namun karena pretest menjadi baseline bagi hasil pengukuran pada posttest.
Prinsip ini mengikuti penggunaan baseline dalam desain within-subject.

Desain yang hanya memberikan posttest memiliki kekurangan karena tidak dapat
mengetahui apakah skor posttest seseorang disebabkan oleh manipulasi VB ataukah karena
kemampuan sesungguhnya yang memang tidak dipengaruhi oleh VB. Misalnya pada
penelitian pengaruh metode pengajaran terhadap prestasi; apakah prestasi setiap subjek yang
diketahui dari nilai ujian akhir semester disebabkan oleh metode pengajaran yang diberikan
ataukah sebenarnya disebabkan oleh faktor-faktor yang lain. Dengan kata lain, apapun
metode pengajaran yang diberikan kepada subjek, prestasinya akan sebesar itu.

Hal di atas tidak terjadi pada desain pretest posttest. Dalam prosedur analisis
statistiknya, data VT diperoleh dari selisih antara nilai posttest dengan nilai pretest setiap
subjek yang kemudian baru dilihat perbedaan nilainya dari kedua kelompok penelitian.
Dengan cara seperti ini, kita dapat lebih yakin bahwa perbedaan (baik peningkatan maupun
penurunan) skor VT tersebut disebabkan oleh perlakuan yang diberikan. Berbeda dengan
teknik kontrol konstansi lainnya (matching dan blocking) dimana nilai VS sudah diperoleh
sebelum dilakukan penelitian, pada desain pretest-posttest sebenarnya kita baru mengukur
VS pada saat penelitian. Walaupun di dalam tabel 6.2. pretest-posttest hanya terdapat pada
desain 1 kelompok, namun sebenarnya dapat digunakan pada desain dua-kelompok, anavar,
dan faktorial, dan tetap sebagai teknik kontrol konstansi untuk mengontrol kemampuan atau
karakteristik subjek.

Kesimpulan
Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah
penelitian. Desain Berdasarkan Paradigma Eksperimental, secara umum desain eksperimental
dibagi menjadi dua, yaitu desain between subject dan desain within-subject. Penelitian
eksperimental dapat melibatkan jumlah kelompok subjek berbeda-beda, tergantung dari
permasalahan penelitian yang ingin dijawab. Setiap teknik kontrol VS yang berkaitan dengan
desain dapat diterapkan pada penelitian eksperimental dengan jumlah kelompok yang
berbeda-beda.

Latihan soal
Jelaskan desain berdasarkan teknik kontrol

43
MATERI 12
METODE PENELITIAN EKSPERIMEN

b. Pengertian
Metode penelitian eksperimen adalah: metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaru perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Contohnya dalam bidang fisika penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen
karna variabel-variabel dapat di pilih dan variable lain dapat mempengaruhi proses
eksperimen dan dapat dikontrol secara tepat, adapun cotohnya dalam bidang fisika mencari
pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda. Dalam hal ini variasi panas dan muai
panjang dapat di ukur secara teliti, dan penelitian dilakukan dilaboratorium, sehingga
pengaruh-pengaruh variable lain dari luar dapat di control. Sedangkan dalam penelitian social
khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit
mendapatkan hasil yang akurat, karna banyak variable luar yang berpengaruh dan sulit
mengontrolnya adapun contohnya mencari pengaruh metode kontekstual terhadap kecepatan
pemahaman murid dalam pelajaran matematika.
One-shot Case Studi
Pre-Eksperimental
One Group Petest-Posttest

Intec-Group Comparison
Posttest Only Control Design
True-
Macam-Macam Eksperimental
Design Prettest- Control Group

Eksperimen Design
Factorial
Experimental
Time- series Design
Quasi
Experimental Nonequivalet Ctroup Design

c. Beberapa bentuk desain eksperimen

1. Pre- Experimental Designs (Nondesigns)


Pre- Experimental Designs (nondesigns) belum merupakan eksperimen sungguh-
sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen. Bentuk Pre- Experimental Designs (nondesigns) ada beberapa macam
yaitu:
a. One-Shot Cose Study
Paradikma dalam penelitian eksperimen model ini dapa di gambarkan
sebagai berikut:
X= Treatment yang diberikan
(variabel independen)

XO

44
O= Observasi
(Variabel dependen)
Adapun cara membacanya sebagai berikut terdapat suatu kelompok diberi
trikmen atau perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya.
b. One- Group Pretest-Posttest Design
Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradikma
ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat, karna dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan.
O1= nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O 1 X O2 O2 = nilai posttest( setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai
= (O2- O1)

c. Intact-Group Comparison
Terdapat 1 kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi 2 yaitu
setengah kelompok eksperimen dan setengah kelompok untuk kontrol
O1= Hasil pengukuran setengah kelompok yang
X O1
diberi perlakuan
O2 O2= Hasil pengukuran setengah kelompok yang
tidak di beri perlakuan
Pengaruh perlakuan = O1 – O2
2. Tru-Experimental design
Dikemukakan 2 bentuk yaitu:
a. Pottest-Only Control Design
R X O2
Dalam desainR iniO terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih
4
secara randum (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok
yang lain tidak. Kelompok yang di beri perlakuan disebut kelompok
eksperimen dan kelompok yang di beri (treatment) adalah (O1 : O2).
Dalam penelitian yang sesungguhnya pengaruh treatment dianalisis
dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka
perlakuan yang di berikan berpengaruh secara signifikan.
b. Pretest-posttest control group design

R O1 X O2

R dua
Terdapat O3 kelompok
O4 yang di pilih secara randum, kemudian di beri
pretest untuk mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan
adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
3. Factorial Design
Merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperlihatkan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi

45
perlakuan ( variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma
design faktorial dapat digambarkan seperti berikut:

R O1 X Y1 O2

SemuaR kelompok
O3 Y1 secara
di pilih O4 randum, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatajkan baik , bila setiap keompok nilai
pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7
4. Quasi R Experimental
O5 X DesignY2 O6
Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.
Mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Dua bentuk eksperimen ini yaitu:
a. Time series design
Desain ini tidak dapat di pilih secara randum. Sebelum diberi perlakuan kelompok
diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui keistabilan
dan kejelasan kelompok sebelum di beri perlakuan. Bila hasil pretest selama
empat kali ternyata nilanya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut labil, dan
konsisten.

O1 O2 O3 O4 X O 5 O6 O7 O8
Hasil pre test yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan perlakuan yang baik
adalah O5 = O6 = O7 = O8. besarnya pengaruh perlakuan adalah= (O5 + O6 + O7
O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
Dibawah ini merupakan grafik berbagai kemungkinan hasil penelitian yang
menggunakan desain time series
b. Nonequivalent control group design
Desain ini hampir sama dengan pretest- posttest control group desain, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompk kontrol tidak dipilih secara
random.

O1 X O2

Variabel independen & dependen

Cara mengevaluasi definisi operasional


- Reliabilitas: (interrater, test-retest, interitem)
- Validitas: face, content, predictive, concurrent, construct,
Evaluasi terhadap validitas internal
- Extraneous variable and confounding
Ancaman thd validitas internal
- History
- Maturation
- Testing

46
- Instrumentation
- Statistical regression
- Selection
- Subject mortality
- Selection interactions
Cara merencanakan metode (who, what, when, how)
Metode : tempat untuk menjelaskan eksperimen
Dibagi menjadi 3 (tiga):
1. participants
2. Apparatus or Materials
3. Procedure

Kesimpulan
Variabel independen & dependen, Cara mengidentifikasi variable, Cara membuat
definisi operasional, Cara mengevaluasi definisi operasional yaitu Reliabilitas: (interrater,
test-retest, interitem) dan Validitas: face, content, predictive, concurrent, construct. Evaluasi
terhadap validitas internal, Extraneous variable and confounding. Ancaman thd validitas
internal seperti History, Maturation, Testing, Instrumentation, Statistical regression,
Selection, Subject mortality, Selection interactions, Cara merencanakan metode (who, what,
when, how) Dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu participants, Apparatus or Materials, Procedur

Latihan soal
Jelaskan tentang desain time series
Jelaskan cara merencanakan metode penelitian eksperimen

47
MATERI 13
MULTIPLE GROUP DESIGN
(EKSPERIMEN LEBIH DARI DUA KELOMPOK)

MULTIPLE GROUP DESIGN


a. > 2 kelompok subjek dan setiap kelompok diberi kondisi perlakuan / treatment yang
berbeda.
b. Salah satu kelompok  KK
c. Penugasan Ke dalam Kelompok :
- Multiple Independent Group penugasan scr Random
- Matching Group pemasangan subjek
d. Desain :
X1 Y
R/TR = X2 Y
-X Y

Contoh : Penelitian eksperimen tentang minum kopi dan pengaruhnya terhadap


produktivitas.

Pertimbangan dalam menggunakan Multiple group design


a. Menyesuaikan dengan hipotesis yang akan di uji
b. Keuntungan apa yang akan di dapatkan oleh peneliti apabila menambahkan kondisi /
perlakuan ekstra dalam eksperimen.

KETERBATASAN PRAKTIS MULTIPLE GROUP DESIGN


a. Harus adanya kaitan teoritik antara VI secara keseluruhan dan VD
b. Semakin banyak level VI  semakin banyak subjek penelitian kesulitan mdpt subjek
yang sesuai
c. Memerlukan waktu yang lebih lama
d. Semakin banyak level VI prosedur statistik lebih kompleks

FACTORIAL DESIGN
a. Desain eksperimen yang terdiri dari dua atau lebih VI
b. Variabel Eksperimen dalam desain  faktor.
c. Desain faktorial yg paling sederhana faktor two factor experiment. 2 x 2
factorial design
d. Model dalam factorial design :
- Fixed Model  nilai dalam VI diseleksi / ditentukan oleh eksperimenter u/
alasan tertentu. lebih umum dipakai
- Random Model nilai dalam VI dipilih secara random
- Mixed Model kombiasi antara fixed dan random

INFORMASI YG DIPEROLEH DARI FACTORIAL DESIGN EXPERIMENT


a. Informasi tentang main effect dari setiap VI
Main effect  action dari satu VI di dalam eksperimen perubahan perilaku yg
dihubungkan dengan perubahan nilai dari salah satu VI.
Eksperimen 1 VI main effect 1
Eksperimen > 1 VI signifikansi main effect uji statistik

48
b. Informasi mengenai interaksi antara IV dan DV
Interaksi  pengaruh 1 IV terhadap DV tergantung VI yang lain
Jumlah interaksi tergantung jumlah VI
Eksperimen 2 VI kemungkinan 1 interaksi
Eksperimen >2 VI interaksi lebih kompleks higher order interaction
Pengukuran interaksi signifikansi interaksi uji statistik
CARA MENERANGKAN DESAIN
a. TWO FACTOR DESIGN
Melibatkan 2 VI
contoh : 2 x 2 factorial design
2 VI
 faktor 1 = 2 level
faktor 2 = 2 level
 2 x 2  4 kondisi perlakuan yang berbeda
b. THREE FACTOR DESIGN
Melibatkan 3 VI
Contoh : 2 x 2 x 3 factorial design
 3 VI
faktor 1 = 2 level
faktor 2 = 2 level
Faktor 3 = 3 level
2 x 2 x 3 = 12 kondisi perlakuan yang berbeda
c. FOUR FACTOR DESIGN ???
2 x 3 x 2 x 3 ??

Contoh Penelitian Dengan Factorial Design


a. Pengaruh waktu kuliah dan tingkat kelaparan terhadap konsentrasi.
Ketentuan eksperimen :
waktu kuliah = pagi, siang, malam  @ level 10 subjek
Tingkat kelaparan = 1 jam, 5 jam, 10 jam  @ level 10 subjek
Apabila menggunakan between subject = ..... Subjek; masing-masing subjek berapa
kondisi perlakuan??
Apabila menggunakan within subject = ....subjek ; masing-masing subjek berapa
kondisi perlakuan??
Tiga permasalahan :
Pengaruh waktu kuliah terhadap kosentrasi
Pengaruh tingkat kelaparan terhadap konsentrasi
Interaksi antara waktu dan tingkat kelaparan dalam mempengaruhi konsentrasi

Kesimpulan
Multiple group design adalah > 2 kelompok subjek dan setiap kelompok diberi
kondisi perlakuan / treatment yang berbeda. Pertimbangan dalam menggunakan Multiple
group design Menyesuaikan dengan hipotesis yang akan di uji dan Keuntungan apa yang
akan di dapatkan oleh peneliti apabila menambahkan kondisi / perlakuan ekstra dalam
eksperimen.Keterbatasan praktis multiple group desgin adalah Harus adanya kaitan teoritik
antara VI secara keseluruhan dan VD, Semakin banyak level VI  semakin banyak subjek
penelitian kesulitan mdpt subjek yang sesuai, Memerlukan waktu yang lebih lama,
Semakin banyak level VI prosedur statistik lebih kompleks. Factorial design adalah
Desain eksperimen yang terdiri dari dua atau lebih VI.

49
Latihan soal
Jelaskan tentang desain faktorial

50
MATERI 13
ETIKA PENELITIAN

MENGAPA PENELITIAN PERLU ETIK


a. Azas manafaat penlitian:
- Teoritis (bagi pengembangan ilmu)
- Aplikatif (bagi program)
b. Adanya hubungan antara 2 belah pihak:
- Pihak yang memerlukan informasi (peneliti)
- Pihak yang membrikan informasi (informan/responden)

HUBUNGAN PENELITI DAN YANG DITELITI (MASYARAKAT)


a. Masyarakat (responden/informan) mempunyai hak-hak yang dikurangngi oleh
penelit.i
b. Responden/informan perlu memberikan “inform concent” kepada peneliti
c. Peneliti perlu meminimkan pengurangan hak responden pada waktu mengambil
infomasi
d. Peneliti memberikan penghargan atau kompensasi kepada informan atas pengurangan
hak-hak individu akibat pengambilan informasi.

KERUGIAN INFORMAN AKIBAT PENGAMBILAN INFORMASI


a. Hilangnya waktu
b. Berkurangnya kegiatan
c. Hilangnya “privacy”
d. Timbulnya rasa tidak nyaman atau rasa sakit, bila penelitia melakukan invasi.
e. Dsb.
HAK-HAK MASYARAKAT SEBAGI INFORMAN
a. Dihargai “privacy” nya
b. Dirahasiakan informasi yang diberikan
c. Memperoleh jaminan keamanan akibat informasi yang diberikan
d. Penghargaan atau imabalan akibat terganggunya “privacy”

PENGHARGAAN ATAU KONPENSASI


a. Sebagai konsekunesi akibat kerugian yang dialami oleh responden/informan, maka
peneliti sesogyanya:
- Memberikan pengahargaan dalam berbagai bentuk
- Memberikan kompensasi dalam berbagai bentu

PENELITIAN EKSPERIMEN DAN ETIKA


a. Dalam penelitian eksperimen, kelompok eksperimen memperoleh manfaat atau
keuntungan dari eksperimen yang dilakukan oleh peneliti.
b. Sedangkan kelompok kontrol tidak memperoleh keuntungan yang sama.
c. Oleh sebab itu, setelah setelah pengumpulan data pasca intervensi (posttest),
perlakukan yang sama dilakukan pada kelompok kontrol.
d. Bila tidak dalakukan intervensi, maka terhadap kelompok kontrol perlu diberikan
manfaat yang lain.
PENGGUNAAN DATA SEKUNDER DALAM PENELITIAN DAN ETIK
a. Inform concent tidak diperlukan , bila penelitian mengambil data yang telah tersedia
di institusi pelayanan, misalalnya:

51
- rekam medis atau kartu status pasien di Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik,
dan sebaginya.
- Data sekunder dari kantor Dinas Kesehatan, Kantor Staistik, dsb
b. Untuk informasi atau data tersebut diatas yang diperlukan adalah izin penggunaan
data dari institusi atau lembaga yang memliliki data tersebut.
Etika penelitian
a. Ethics define what is or is not legitimate to do, or what „moral” research procedure
involves.
b. There are a few fixed rules, there are agreed upon principles.
c. These principles may conflict in practice.
Aspek-Aspek dalam Etika Penelitian
a. Peneliti , orang yang melakukan penelitian harus memperhatikan etika penelitian.
b. Misconduct, seorang peneliti tidak boleh melakukan penipuan dalam menjalankan
proses penelitian.
c. Research Fraud, pemalsuan data.
d. Plagiarism, memalsukan hasil penelitian
Etika penelitian berkaitan dengan subyek penelitian
Perlindungan Partisipan , meliputi 4 aspek
1. Aspek Material
2. Aspek Fisik
3. Aspek Psikologis
4. Aspek Sosial

Etika penelitian berkaitan dengan subyek penelitian


1. Inferred Identity , data yang cenderung mengarah pada identitas tertentu
2. Informed Consent, kesediaan yang disadari oleh subyek.
3. Anonimitas, tidak ada data yang menunjukkan identitas subyek penelitian
Ethical Code Development
Many learned bodies have published ethical
codes of practice, for example:

a. Medical Research Council


b. Economic and Social Research Committee
c. Central Office for Regional Ethics Committee (COREC - NHS based)
d. Wellcome Trust
e. The Nuffield Foundation
f. British Society of Criminology
g. The British Sociological Society

Research Ethics Committees (REC)


The main objectives of a REC are to:
a. maintain ethical standards of practice in research
b. to protect subjects of research and research workers from harm or exploitation
c. to preserve the subjects rights, and
d. to provide reassurance to the public that this is being done.

Informed Consent
a. Adults are assumed to be competent unless demonstrated otherwise.
b. Potential subjects should be adequately informed of the aims, methods, benefits,
hazards and any discomfort.

52
c. Documentation given to potential subjects should be comprehensible.
d. Consent should normally be in writing and records kept.
e. Potential subjects are free to withdraw without implication.
f. All subjects should be volunteers, decisions not to participate should not prejudice the
subject in any way.

Kesimpulan
Hak hak masyarakat sebagai informan yaitu Dihargai “privacy” nya, Dirahasiakan
informasi yang diberikan, Memperoleh jaminan keamanan akibat informasi yang diberikan,
Penghargaan atau imabalan akibat terganggunya “privacy”. Penelitian Eksperimen dan Etika
Dalam penelitian eksperimen, kelompok eksperimen memperoleh manfaat atau keuntungan
dari eksperimen yang dilakukan oleh peneliti, Sedangkan kelompok kontrol tidak
memperoleh keuntungan yang sama, Oleh sebab itu, setelah setelah pengumpulan data pasca
intervensi (posttest), perlakukan yang sama dilakukan pada kelompok control, Bila tidak
dalakukan intervensi, maka terhadap kelompok kontrol perlu diberikan manfaat yang lain.
Aspek-Aspek dalam Etika Penelitian yaitu Peneliti , orang yang melakukan penelitian harus
memperhatikan etika penelitian, Misconduct, seorang peneliti tidak boleh melakukan
penipuan dalam menjalankan proses penelitian, Research Fraud, pemalsuan data, Plagiarism,
memalsukan hasil penelitian

Latihan soal

Mengapa etika penelitian diperlukan?

Jelaskan tentang research fraud dan plagiarisme

53
MATERI 14
PRAKTIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Nama Eksperimenter :
Nama Subjek :
Jenis Kelamin :
Umur
Pendidikan : Mahasiswa
Nama Eksperimen : Memori
Nomor Eksperimen :
Tanggal Eksperimen :
Waktu Eksperimen :
Tempat Eksperimen :

I. PERMASALAHAN
Apakah daya ingat seseorang dipengaruhi oleh jenis materi yang harus diingatnya?
Apakah urutan penyajian stimulus mempengaruhi materi yang diingat?

II. DASAR TEORI


Memori diartikan sebagai proses yang memungkinkan kita untuk melakukan perekaman
(encode), penyimpanan (store), dan pada akhirnya menggunakan atau mengeluarkan kembali
pengalaman dan informasi (retrieval). Dalam proses berpikir, memori memiliki tiga
komponen yaitusensory register, yang mendeteksi dan dengan segera menahan (menyimpan)
informasi. Working memory (short-term memory), memproses informasi tertentu yang
diterima dari sensory register dan informasi yang dikeluarkan kembali dari long-term
memory atau memori yang menyimpan secara sementara waktu dan dalam jumlah yang
terbatas dari informasi. dan long-term memory yang berfungsi sebagai penyimpan informasi
dalam jangan wakru yang lama (Passer,M.W., & Smith, R.E., 2004).
Long-term Memory berfungsi sebagai penyaring (filter), yaitu dalam bentukmemori
semantik (semantic memory) dan memori episodik (episodic memory). memori
semantik diartikan sebagai ingatan tentang konsep-konseo yang digunakan untuk
mendefinisaikan sesuatu. Sementara memori episodikadalah ingatan-ingatan seseorang
terhadap masa lampaunya. Dua memori ini bekerja sama menyaring dan memilih informasi
hingga akhirnya suatu informasi dapat dimaknai. Pemahaman tentang berbagai jenis memori
ini kemudian digunakan untuk menggambarkan struktur kognisi atau struktur pengetahuan
manusia (Passer,M.W., & Smith, R.E., 2004).
Studi tentang memori juga menjelaskan tentang dua macam memori dalam menjelaskan
ingatan, yaitu memori eksplisit (ingatan sadar) danmemori implisit (ingatan tak
sadar). Memori implisit dikenal sebagai memori mengubah atau memberi makna suatu atribut
dengan cepat pada kondisi yang tidak membutuhkan pengumpulan informasi secara sadar,
atau merespon suatu hal dengan cepat. Untuk memahami memori implisit bisa digunakan tes
melengkapi kata. Misal ada kata “KUR”, ketika mendengar kata “KUR”, secara tak sadar kita
akan mengingat benda yang memakai kata “KUR”, misalnya “KURSI”. Memori
eksplisit adalah memori yang digunakan secara sadar, misalnya mengumpulkan fakta-fakta
tertentu, persepsi, dan tentang bahasa (Wilson, R.A., & Keith, F.C. 1999).
Retrieval adalah salah satu proses yang terjadi saat berpikir yaitu pada
proses recall. retrieval adalah mengeluarkan kembali informasi yang tersimpan untuk
nantinya digunakan kembali dan mengalami proses pengolahan data terlebih dahulu,

54
sehingga afeksi bisa mempengaruhi informasi yang dikeluarkan. Peta kognitif suatu
informasi yang tersimpan dalam memori bisa beragam jumlahnya. Fungsinya akan tampak
ketika seseorang melakukan retrieval, dimana peta kognitif berperan untuk memudahkan
proses retrieval lebih cepat (Ingwersen, P. 1992).
Ada dua pandangan umum untuk memahami proses informasi(information
processing). Yang pertama adalah pandangan klasik yang menyatakan bahwa proses
informasi mirip dengan komputer (human-machine). Manusia adalah prosesor dari informasi
yang masuk. Yang kedua adalah pandangan konstruktivis. Yang menjelaskan bahwa pikiran
manusia adalah suatu daerah penyusun suatu konstruksi yang diperoleh dari proses belajar
dan keaktifan menciptakan pemahaman pribadi berdasarkan integrasi apa yang disaksikan
dan apa yang telah diketahui (Reynolds, M.W., Miller, G.E., & Weiner, I.B., 2003).
Peran utama dalam teori proses informasi adalah mengenalkan analisistugas kognitif
(cognitive task analysis). Yaitu teknik untuk mendeskripsikan proses kognitif yang dilakukan
seseorang untuk menyelesaikan suatu tugas kognitif. Berdasarkan analisis tugas kognitif, ada
5 tahapan dalam memproses suatu permasalahan (Mayer, 19987; Sternberg, 1997):
1. Encoding. Yaitu membaca dan membentuk representasi mental kata-kata dan memberi
petunjuk tanda baca. 2. inferring. Yaitu menentukan hubungan antara dua istilah atau makna
yang berhubungan. 3. Mapping. Yaitu menentukan istilah atau makna yang ketiga dan
bagaimana istilah itu berhubungan dengan istilah pertama. 4. Appliying. Melakukan
generalisasi terhadap istilah keepat berdasarkan hubungan yang idbentuk pleh istilah ketiga.
5. Responding. Yaitu melakukan respon dari hasil tahap-tahap sebelumnya secara fisik, misal
menuliskannya (Reynolds, M.W., Miller, G.E., & Weiner, I.B., 2003).

III. HIPOTESIS
a. Jika seseorang diberi stimulus yang jenisnya berbeda (berupa pasangan kata tidak bermakna,
pasangan kata bermakna namun tidak saling berhubungan, pasangan kata bermakna saling
berhubungan), maka daya ingat akan berbeda.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka pasangan kata-kata
yang dapat diingat subjek dipengaruhi oleh urutan penyajiannya.

IV. VARIABEL INDEPENDEN


a. Jenis pasangan kata yang menjadi stimulus, yaitu pasangan kata tidak bermakna, pasangan
kata bermakna tidak saling berhubungan, dan pasangan kata bermakna saling berhubungan.
b. Urutan penyajian stimulus, yaitu urutan awal (1-3), urutan tengah (4-7), dan urutan akhir (8-
10).

V. VARIABEL DEPENDEN
Daya ingat, yang ditunjukkan melalui persentasi menjawab dengan benar pasangan
kata yang mampu diingat.

VI. ALAT DAN BAHAN


A. Daftar pasangan kata sebagai stimulus
Jenis A: Pasangan kata-kata tidak bermakna
per – sep sit – pun
sat – mal ram – sur
kim – pot kar – rab
bas – rab tum – kor
kes – dar mid – rus

55
Jenis B: Pasangan kata-kata bermakna tidak saling berhubungan
mulai – ayah beli – tidur
pisau – surat kakak – tanah
asing – niat siap – watak
gemar – maksud sore – negara
pohon – makan maksud – bangsa
Jenis C: Pasangan kata-kata bermakna saling berhubungan
surat – pos mencuri – polisi
musuh – racun buku – sekolah
nakal – hukuman air – mancur
ujian – lulus belajar – pandai
bapak – ibu meja – kursi

B. Lembar jawaban dan alat tulis


C. Jam
VII. RANCANGAN EKSPERIMEN
Rancangan tiga kelompok dengan Random Assignment

K1 X1 Y
R K2 X2 Y
K3 X3 Y

X1 : Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata tidak bermakna


X2 : Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata bermakna yang tidak saling
berhubungan
X3 : Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata bermakna saling berhubungan
Y : Observasi, daya ingat
R : Random Assignment

VIII. PROSEDUR PELAKSANAAN


a. Subjek duduk pada kursi yang telah disediakan, berhadapan dengan
eksperimenter.
b. Eksperimenter melakukam pendekatan kepada subjek sehingga suasana tidak
kaku dan menegangkan.
c. Eksperimenter membacakan petunjuk untuk mengerjakan tes memori dengan
instruksi sebagai berikut :
”Saya akan membacakan 10 pasangan kata-kata. Pembacaan akan dilakukan 5 kali. Tugas
anda adalah mendengarkannya dengan seksama dan berusaha mengingat-ingatnya. Anda
akan ditanya tentang pasangan kata-kata tersebut”.
Daftar pasangan kata-kata dibacakan dengan nada yang mendekati sama, dengan cara: jarak
pembacaan antara pasangan kata-kata adalah 2 detik, dan jarak antara setiap ulangan adalah
15 detik.
d. Setelah diulang 5 kali, subjek diberi kesempatan untuk beristirahat selama 15
menit, dan selama itu pula subjek diajak bercakap-cakap sehingga tidak ada
kesempatan bagi subjek untuk mengingat-ingat materi yang telah diberikan.
e. Subjek diminta duduk kembali berhadapan dengan eksperimenter, dan
eksperimenter membacakan instruksi berikut:

56
”Sekarang saya akan mebacakan pada anda satu kata, dan tugas anda adalah mengatakan
pasangannya”. Apabila subjek menjawab benar, maka eksperimenter langsung meneruskan
dengan pertanyaan berikutnya. Namun apabila jawaban subjek salah, maka tunggulah kira-
kira 4 detik untuk memberi kesempatan mengoreksi jawaban sebelumnya.
IX. PENCATATAN HASIL
Data kelompok, untuk analisa statistik:

Memory Memori sesuai urutan penyajian


(% jawaban
No Subjek A B C
benar)
A B C 1-3 4-7 8-10 1-3 4-7 8-10 1-3 4-7 8-10
1. TOPIK 3 4 8 2 1 0 2 2 0 2 4 2
2. HENDRI 1 9 9 1 0 0 3 3 3 3 4 2
3. RIO 2 8 10 2 0 0 3 2 3 3 4 3
4. YOKI 2 6 7 2 0 0 2 2 2 2 3 2
5. KASRUL 5 9 10 3 1 1 3 3 3 3 4 3

Keterangan:
A : Pasangan kata tidak bermakna
B : Pasangan kata bermakna namun tidak saling berhubungan
C : Pasangan kata bermakna yang saling berhubungan
1 - 3 : Urutan Awal
4 - 7 : Urutan Tengah
8 – 10 : Urutan Akhir

X. PENGOLAHAN HASIL
A:B

A:B
t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 2.6 7.2
Variance 2.3 4.7
Observations 5 5
Pearson Correlation 0.030415
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 4
t Stat -3.94447
P(T<=t) one-tail 0.008448
t Critical one-tail 2.131847
P(T<=t) two-tail 0.016896
t Critical two-tail 2.776445

Kesimpulan :

57
t hitung < t tabel
t Stat < t Critical one-tail
jadi hasilnya signifikan

A:C

A:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 2.6 8.8
Variance 2.3 1.7
Observations 5 5
Pearson Correlation 0.328719
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 4
t Stat -8.43713
P(T<=t) one-tail 0.00054
t Critical one-tail 2.131847
P(T<=t) two-tail 0.001081
t Critical two-tail 2.776445

Kesimpulan :
t hitung > t tabel
t Stat > t Critical one-tail
jadi hasilnya sangat signifikan

B:C

B:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 7.2 8.8
Variance 4.7 1.7
Observations 5 5
Pearson Correlation 0.725238
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 4
t Stat -2.35907
P(T<=t) one-tail 0.038871
t Critical one-tail 2.131847

58
P(T<=t) two-tail 0.077742
t Critical two-tail 2.776445

Kesimpulan :
t hitung > t tabel
t Stat > t Critical one-tail
jadi hasilnya signifikan

XI. KESIMPULAN
1. Jika stimulus yang jenisnya berbeda berupa pasangan kata tidak bermakna, bermakna tidak
berhubungan, bermakna saling berhubungan, maka daya ingatnya akan berbeda dengan
sangat signifikan. Hipotesis diterima.
a. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tidak bermakna dan pasangan kata
bermakna tidak berhubungan, maka ada perbedaan daya ingat yang signifikan. Hipotesis
diterima.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tidak bermakna dan pasangan kata
bermakna saling berhubungan, maka terdapat perbedaan daya ingat yang sangat signifikan.
Hipotesis diterima.
c. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata bermakna tidak berhubungan dan
pasangan kata bermakna saling berhubungan, maka tidak terdapat perbedaan daya ingat yang
signifikan. Hipotesis ditolak.
2. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka pasangan kata-kata
yang dapat diingat dipengaruhi oleh urutan penyajian. Hipotesis diterima.
a. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka urutan penyajian
awal dan tengah tidak mempengaruhi pasangan kata-kata yang dapat diingat. Hipotesis
diterima.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka urutan penyajian
awal dan akhir tidak mempengaruhi pasangan kata-kata yang dapat diingat. Hipotesis
diterima.
c. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka urutan penyajian
tengah dan akhir secara sangat signifikan mempengaruhi pasangan kata-kata yang dapat
diingat. Hipotesis diterima.

XII. DISKUSI
Dalam dasar teori disebutkan bahwa memori merupakan keseluruhan pengalaman
masa lalu yang dapat diingat kembali. Pada eksperimen ini, dapat dilihat bahwa subjek
diberikan pasangan kata-kata yang tidak bermakna, pasangan kata bermakna namun tidak
saling berhubungan, pasangan kata bermakna saling berhubungan. Kata kata tersebut
diberikan untuk diingat kembali setelah 15 menit, tanpa adanya kesempatan untuk
mengulang-ulang dalam mengingat.
Pada perlakuan B dan C seharusnya ada perbedaan yang signifikan, tetapi karena
suasana laboratorium yang tidak mendukung, sehingga tidak mungkin untuk melaksanakan
eksperimen sesuai dengan kondisi yang seharusnya, yakni subjek seharusnya berada terpisah
dari rekan-rekan yang lain dan berada dalam ruangan tertutup yang letaknya terpisah.

XIII. KESAN-KESAN DALAM EKSPERIMEN


A. Fisik : Kondisi ruangan cukup nyaman pada saat pelaksanaan eksperimen, namun
jumlah mahasiswa yang terlibat dalam eksperimen cukup banyak dan menimbulkan
sedikit suasana bising pada pelaksanaan eksperimen. Selain itu jumlah eksperimen

59
yang akan diujikan cukup banyak membuat waktu pengerjaan satu eksperimen harus
dipotong. Ruangan yang tidak ber AC membuat suasana sedikit panas karna
pelaksanaan eksperimen dilakukan menjelang siang hari. Asisten eksperimen juga
membantu jalannya eksperimen dengan menjadi tempat bertanya dan menunjukkan
beberapa cara kerja alat tes.
B. Psikologis : Subyek yang terburu-buru dalam mengerjakan eksperimen membuat
jalannya eksperimen sedikit berbeda dari yang diharapkan. Subyek tidak
menyelesaikan eksperimen hingga batas waktu yang ditentukan.
C. Asisten : Cara penyampaian kurang bisa dimengerti.
XIV. KEGUNAAN SEHARI-HARI
Kegunaan memory dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk menerima, menyimpan,
dan memproduksikan kesan-kesan.

Asisten : Pekanbaru, 1 Mei 2010


Penyusun,

Tirtha Paradisa Novita Evi Arini


.......................... .........................

Kesimpulan
Memori diartikan sebagai proses yang memungkinkan kita untuk melakukan perekaman
(encode), penyimpanan (store), dan pada akhirnya menggunakan atau mengeluarkan
kembali pengalaman dan informasi (retrieval).
1. Jika stimulus yang jenisnya berbeda berupa pasangan kata tidak bermakna, bermakna
tidak berhubungan, bermakna saling berhubungan, maka daya ingatnya akan berbeda
dengan sangat signifikan. Hipotesis diterima.
a. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tidak bermakna dan
pasangan kata bermakna tidak berhubungan, maka ada perbedaan daya ingat yang
signifikan. Hipotesis diterima.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tidak bermakna dan
pasangan kata bermakna saling berhubungan, maka terdapat perbedaan daya ingat
yang sangat signifikan. Hipotesis diterima.
c. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata bermakna tidak berhubungan
dan pasangan kata bermakna saling berhubungan, maka tidak terdapat perbedaan daya
ingat yang signifikan. Hipotesis ditolak.
2. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka pasangan kata-
kata yang dapat diingat dipengaruhi oleh urutan penyajian. Hipotesis diterima.
a. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka urutan
penyajian awal dan tengah tidak mempengaruhi pasangan kata-kata yang dapat
diingat. Hipotesis diterima.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka urutan
penyajian awal dan akhir tidak mempengaruhi pasangan kata-kata yang dapat diingat.
Hipotesis diterima.
c. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka urutan
penyajian tengah dan akhir secara sangat signifikan mempengaruhi pasangan kata-
kata yang dapat diingat. Hipotesis diterima.

60
DAFTAR PUSTAKA

Alsa, Asmadi. (2004) Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian


Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fred N. Kerlinger. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Hadi, Sutrisno. (1985) Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM.
Latipun. (2002) Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Ross, S.M., & Morrison, G.R. (2003). Experimental Research Methods. Ln D.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: PT RajaGravindo Persada
Etsem, M B. 2001. Petunjuk Praktikum Psikologi Eksperimen. Yogyakarta : Laboratorium
Psikologi Eksperimen Fakultas Psikologi UGM.

61

Anda mungkin juga menyukai