Mahmoud Ahmadinejad: Nama: Hariyasdika Fajar Pratiwi NIM: 14612237 Prodi: Ilmu Kimia/FMIPA
Mahmoud Ahmadinejad: Nama: Hariyasdika Fajar Pratiwi NIM: 14612237 Prodi: Ilmu Kimia/FMIPA
NIM: 14612237
Mahmoud Ahmadinejad
Mahmoud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad dilahirkan pada tanggal 28 Oktober
1956 adalah Presiden Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus
2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia
terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang
mempunyai pandangan Islamis. Lahir di desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 100
km dari Teheran, sebagai putra seorang pandai besi, keluarganya pindah ke Teheran saat dia
berusia satu tahun. Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar
doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi. Pada tahun 1980,
dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam
pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa
yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya
krisis sandera Iran.
Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi
Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi
insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah
perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat
Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga
Oktober 1997.
Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya,
dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang
lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-
kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia juga menjadi semacam manajer dalam
harian Hamshahri dan memecat sang editor, Mohammad Atrianfar, pada 13 Juni 2005,
beberapa hari sebelum pemilu presiden, karena tidak mendukungnya dalam pemilu tersebut.
Sifatnya yang sederhana ini masih terlihat saat Ahmadinejad terpilih menjadi Presiden.
Karpet-karpet merah persia mahal dikeluarkan semua dari istana, menolak mobil limosine
dan tetap setia menggunakan mobil tuanya serta tetap tinggal di rumah susunnya. Selain
sifatnya yang sederhana ia dicintai karena lebih mementingkan memperbaiki ekonomi negara
ketimbang bidang-bidang lain dan memperjuangkan setiap pendapatan minyak bumi agar
jatuh ke meja makan rakyat Iran. Ahmadinejad memberi salam hormat kepada Ayatollah
Khamenei. Setelah dua tahun sebagai walikota Teheran, Ahmadinejad lalu terpilih sebagai
presiden baru Iran. Tak lama setelah terpilih, pada 29 Juni 2005, sempat muncul tuduhan
bahwa ia terlibat dalam krisis sandera Iran pada tahun 1979. Iran Focus mengklaim bahwa
sebuah foto yang dikeluarkannya menunjukkan Ahmadinejad sedang berjalan menuntun para
sandera dalam peristiwa tersebut, namun tuduhan ini tidak pernah dapat dibuktikan.
Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu
VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler
untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap
terlihat impresive. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya
yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun
yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan
satu-satunya uang yang masuk adalah uang gaji bulanannya sebagai dosen di sebuah
universitas yang hanya senilai US$ 250. Selama menjabat sebagai Presiden Iran, Ia tinggal di
rumahnya sendiri. Ia tidak mengambil gajinya sebagai Presiden, alasannya adalah bahwa
semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya. Sang presiden
selalu membawa tas setiap hari yang berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan
istrinya dan memakannya dengan gembira,ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan
makanan yang dikhususkan untuk presiden. Selain itu, hal lain yang ia ubah adalah kebijakan
pesawat terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat
menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang
biasa dengan kelas ekonomi.
Karir :
"Di Iran tidak ada homoseksual, seperti di negara anda," kata Ahmadinejad, Senin, saat
menjawab pertanyaan mengenai pelaksanaan hukuman mati di Iran yang belum lama ini
dilakukan terhadap dua pria penyuka sejenis.
Ia menimpali, "Di Iran tidak ada fenomena ini, saya tidak tahu siapa yang memberitahukan
kepada anda bahwa kami punya hal begitu."
Tawa keras dan cercaan "booo" dilepaskan sekitar 700 orang, kebanyakan mahasiswa, yang
hadir di Ivy League school. Mereka, antara lain mengenakan kaos oblong bertuliskan "Stop
Ahmadinejad`s Evil" (stop Iblis Ahmadinejad). Pada bagian awal, dia mengemukakan
tentang Israel yang menyiksa warga Palestina dan program nuklir Iran yang bertujuan untuk
energi dan bukan untuk senjata, sebelum komentar mengenai homoseksual yang
memecahkan ketegangan. Ahmadinejad yang berbicara dalam bahasa Persia sebenarnya
berusaha membuat lelucon, namun tidak berhasil membuat tawa karena kemungkinan
nuansanya hilang dalam penerjemahan.
"Saya akan ceritakan satu lelucon di sini," katanya. "Saya pikir para politikus yang
mengusahakan bom atom atau mengujinya, membuatnya, secara politis mereka
terkebelakang, dungu."
Hadirin ragu, sebagian bertepuk tangan karena menganggapnya sebagai pernyataan cinta
damai sedangkan lainnya bingung dengan kata dungu yang peka. Kunjungan Ahmadinejad
yang pada Selasa akan berpidato pada Sidang Umum PBB itu tidak lepas dari berbagai
keberatan, seperti anggota DPR AS asal daerah pemilihan New York, Anthony Weiner, yang
kepada para pengunjuk rasa di depan Markas Besar PBB mengatakan, "kadang ada ular
berkeliaran di jalanan New York."
Koran The New York Daily News di berita utama halaman depan menulis "The Evil Has
Landed" (iblis telah mendarat). Rektor Universitas Columbia sama saja, dia menjuluki
Presiden Iran itu "diktator picik dan jahat".
Referensi :
http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/Mahmoud_Ahmadinejad
http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=988006&start=0&
http://astaqauliyah.com/2010/08/belajar-kesederhanaan-dari-presiden-iran-mahmoud-
ahmadinejad/