Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PEMASARAN

PERTANIAN
BIAYA DAN MARJIN PEMASARAN

NAMA : WINDA PARAMITHA


NIM : 20180220102
KELAS : AGRIBISNIS B
WAKTU PRAKTIKUM: 9 OKTOBER 2019

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pemasaran merupakan suatu perpaduan aktivitas-aktivitas yang
saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan melalui
penciptaan, penawaran dan pertukaran produk maupun jasa yang
bernilai serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan
harga agar kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik
pada tingkat keuntungan tertentu. Pemasaran pertanian sendiri
mencakup perpindahan barang atau jasa mulai dari subsistem
pengadaan dan penyaluran input pertanian, produsen hasil
pertanian, agroindustri, pedagang pengumpul, pengecer dan
lembaga-lembaga pengecer lainnya.
Sebagian besar produsen tidak menjual barang mereka kepada
pengguna akhir secara langsung diantara mereka terdapat
sekelompok perantara yang melaksanakan berbagai fungsi
pemasaran. Salah satunya adalah upaya memperlancar arus barang
dari produsen ke konsumen adalah memilih saluran pemasaran
yang digunakan. Menurut Pranatagama (2015:22) saluran
pemasaran yang terlalu panjang akan menyebabkan mata rantai
yang terlibat semakin banyak. Hal ini akan menyebabkan
penyebaran produk semakin meluas, tetapi menimbulkan biaya
yang lebih besar sehingga produk menjadi mahal ketika sampai ke
tangan konsumen, dengan kata lain produsen akan mendapat
keuntungan yang kecil. Sebaliknya, saluran pemasaran yang
pendek kurang efektif untuk menyebarluaskan produk, tetapi
karena mata rantai pemasaran yang lebih pendek maka biaya
produksi dapat ditekan sehingga ketika produk sampai ke tangan
konsumen harganya akan lebih rendah.
B. Rumusan
1. Bagaimana biaya, marjin dan keuntungan pemasaran bawang
merah pada tingkat saluran yang berbeda?
C. Tujuan
1. Mengetahui biaya, marjin dan keuntungan pemasaran bawang
merah pada tingkat saluran yang berbeda.

II. Pembahasan
1. Landasan Teori
A. Biaya dan Keuntungan Pemasaran
Biaya pemasaran adalah semua jenis biaya yang dikeluarkan
oleh lembaga-lembaga yang terlibat dalam system pemasaran
suatu komoditas dalam proses penyampaian barang atau
komoditas tersebut mulai dari titik produsen hingga ke titik
konsumen. Setiap fungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap
lembaga pemasaran akan menimbulkan biaya pemasaran yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh jarak lokasi
penjual dengan pembeli, volume penjualan, modal usaha dan
bentuk barang yang dijual. Semakin banyak lembaga pemasaran
yang terlibat seperti pedagang pengumpul, pedagang besar dan
pengecer maka harga yang dipasarkan ke tangan konsumen akan
semakin tinggi dan itu menyebabkan keuntungan yang diperoleh
produsen akan semakin sedikit.
B. Marjin Pemasaran
Menurut marjin pemasaran merupakan perbedaan harga yang
dibayarkan oleh konsumen dan harga yang diterima oleh petani
produsen. Biaya pemasaran akan semakin tinggi jika dalam
saluran pemasaran banyak lembaga yang terlibat hingga produk
tersebut sampai ke tangan konsumen akhir. Dari pengertian
marjin pemasaran diatas dapat dijelaskan bahwa marjin
pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayarkan
konsumen dan harga yang diterima petani (Pr-Pf). Komponen
dari marjin pemasaran terdiri dari biaya pemasaran dan
keuntungan lembaga pemasaran. Masing-masing lembaga
pemasaran ingin mendapatkan keuntungan dari komoditas atau
produk yang dipasarkan. Karena itu, harga yang dibayarkan oleh
masing-masing lembaga pemasaran berbeda-beda. Hal ini
menyebabkan hara produk di tingkat petani produsen lebih
rendah dari tingkat pengecer.
Dari pengertian marjin diatas dapat diperoleh rumus
M=Pr-Pf……….(1)  M=M Total=Marjin per satuan barang
 Pr=Harga produk di tingkat pengecer
per satuan barang
 Pf=Harga produk di tingkat petani
produsen per saruan barang

Sedangkan dalam proses penyaluran barang hingga ke tangan


konsumen lembaga pemasaran akan menarik keuntungan
sebagai balas jasa maka secara sistematis dapat dirumuskan

M=V + π……….(2)  V=Biaya pemasaran per satuan barang

 Π=Keuntungan lembaga pemasaran


per satuan barang

Untuk memperoleh keuntungan pemasaran, persamaan (1)


didistribusikan ke persamaan (2) sehingga diperoleh:

Π=M–V

C. Farmer’s Share
Farmer’s Share merupakan presentase bagian yang diperoleh
petani produsen dari harga yang berlaku pada pedagang
pengecer. Besar kecilnya farme’s share ditentukan oleh
panjangnya saluran pemasaran dan besarnya harga jual yang
berlaku pada pedagang pengecer. Teknik perhitungan farmer’s
share adalah dengan menghitung harga di tingkat pretani
produsen dibagi dengan harga di tingkat pedagang pengecer
kemudian dikalikan 100 persen. Secara sistematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
Lp= Pp ÷ Pr ×100%
2. Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dikerjakan, terdapat tiga
saluran dalam pemasaran hasil pertanian bawang merah. Berikut
hasil praktikum biaya dan marjin pemasaran bawang merah

Saluran 1

Pemasaraan Harga jual Biaya Marjin Keuntungan


pemasaran pemasaran Pemasaran
(V) (M) (π)
Petani 13,200 0 0
Pedagang pengumpul 1 a. 13,950 375 750 b. 375
Pedagang pengumpul 2 14,800 400 c. 850 450
Pedagang besar 15,850 d. 575 1,050 475
Pedagang pengecer e. 16,775 375 f. 925 550
Jumlah g. 1,725 h. 3,575 1,850

Berdasarkan tabel diatas marjin pemasaran yang diperoleh pada


saluran 1 adalah Rp. 3,575. Marjin pemasaran terbesar didapat
pedagang besar yang lebih banyak digunakan pada biaya
pemasaran yaitu sebesar 575 sehingga keuntungan yang diperoleh
pedagang besar adalah 475.
Dari saluran 1 dapat diperoleh farmer share’s sebesar:
Saluran 1= Pp ÷ Pr × 100%
=13,200 ÷ 16,775 × 100%
=78.6%
Saluran 2
Pemasaraan Harga jual Biaya Marjin Keuntungan
pemasaran pemasaran Pemasaran
(V) (M) (π)
Petani i. 13,300 0 0 0
Pedagang pengumpul 14,300 j. 575 1,000 425
Pedagang besar 15,325 525 k. 1,025 500
Pedagang pengecer l. 16,275 450 950 m. 500
Jumlah n. 1,550 2,975 o. 1,425

Berdasarkan tabel diatas marjin pemasaran yang diperoleh pada


saluran 2 adalah Rp. 2,975. Marjin pemasaran terbesar didapat
pedagang besar yang lebih banyak digunakan pada biaya
pemasaran yaitu sebesar 525, sehingga keuntungan yang diperoleh
pedagang besar adalah 500.
Dari saluran 2 dapat diperoleh farmer’s share sebesar:
Saluran 2= Pp ÷ Pr × 100%
=13,300 ÷ 16,275 × 100%
=81,7%

Saluran 3
Pemasaraan Harga jual Biaya Marjin Keuntungan
pemasaran pemasaran Pemasaran
(V) (M) (π)
Petani 13,350 0 0 0
Pedagang besar p. 15,200 1,025 1,850 q. 825
Pedagang pengecer r. 16,100 s. 425 900 475
Jumlah t. 1,450 u. 2,750 v. 1,330

Berdasarkan tabel diatas marjin pemasaran yang diperoleh pada


saluran 1 adalah Rp. 2,750. Marjin pemasaran terbesar didapat
pedagang besar yang lebih banyak digunakan pada biaya
pemasaran yaitu sebesar 1,025, sehingga keuntungan yang
diperoleh pedagang besar adalah 825.
Dari saluran 3 dapat diperoleh farmer’s share sebesar:
Saluran 3= Pp ÷ Pr × 100%
=13,350 ÷ 16,100 × 100%
=82 %

III. Kesimpulan
1. Saluran pemasaran bawang merah terdiri dari tiga bentuk, yaitu:
a. Saluran 1: petani  pedagang pengumpil 1  pedagang
pengumpul 2  pedagang besar  pedagang pengecer
b. Saluran 2: petani  pedagang pengumpul  pedagang besar
 pedagang pengecer
c. Saluran 3: petani  pedagang besar  pedagang pengecer
2. Marjin pemasaran yang paling tepat untuk petani produsen bawang
merah adalah yang mempunyai nilai marjin terendah yaitu Rp.
2,750 dimana pemasarannya melalui saluran 3.
3. Saluran pemasaran paling efisien dan menguntungkan adalah
saluran 3 karena memiliki marjin pemasaran terendah (Rp. 2,750)
dengan perolehan farmer’s share tertinggi dibandingkan kedua
saluran yang lain yaitu 82%
DAFTAR PUSTAKA

Andhika, R., Hasnudi, & Ginting, N. (2014). Pengaruh Rantai Tataniaga Terhadap
Efisiensi Pemasaran Daging Sapi di Kabupaten Karo. Jurnal Peternakan
Integratif , 224-234.

Erzal, M. F., Taslim, & Masdar, A. S. (2016). Analisis Saluran, Marjin dan
Efisiensi Pemasaran Itik Lokal Pedaging. Jurnal Universitas Padjajaran .

Kai, Y., Baruwadi, M., & Tolinggi, W. K. (2016). Analisis Distribusi dan Margin
Pemasaran Usahatani Kacang Tanah di Kecamatan Palubala Kabupaten
Gorontalo. Agrinesia: Jurnal Ilmiah Agribisnis .

Anda mungkin juga menyukai