Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN(PKl)

PUKESMAS PAAL MERAH 1

Disusun:
ERNA WATI

XI B FARMASI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FANIA SALSABILA

BIDANG STUDI KESEHATAN KOTA JAMBI

TAHUN PELAJARAN 2018\2019


LAPORAN MASALAH

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN(PKL)

Disusun oleh:

ERNA WATI

Pembimbing lahan Pembimbing institusi

Dr. Repelita Witri Darma Satria S. Farm. ME. Apt

Kepala Sekolah

Arvandi,S.Kep.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa ,yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik Kerja Lapangan[PKL] di Puskesmas pakuan baru ini
tanpa halangan suatu apapun.Adapun penyusun laporan ini berdasarkan data-data yang di peroleh selama
melakukan Praktik Kerja Lapangan,serta data-data dan keterangan dari pembimbing.
Dalam menyusun laporan ini kami sudah beusaha sebaik mungkin namun tentu masih terdapat
kekurangan kami berharap semoga laporan ini bisa menjadi bahan referensi bagi peserta didik yang akan
datang setelah kami. Dan kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak, Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. ALLAH.SWT Orang tua Teman-Teman
2. Darma Satria S. Farm. ME. Apt selakuguru pembimbing Praktik Kerja Lapangan(PKL) SMK Fania
Salsabila Kota Jambi
3. Dr. Repelita Witri selaku apoteker dan pembimbing lahan pembimbing lahan Praktik Kerja Lapangan(PKL)
Puskesmas Pakuan baru Kota Jambi.
4. Staf dan karyawan puskesmas pakuan baru Kota Jambi.

Semoga atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat limpahan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa.Semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dipuskesmas ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membacanya dan menambah wawasan dalam bidang kefarmasian
diPuskesmas, khususnya pihak Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi.

Jambi, 03 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Pendidikan tenaga Kesehatan merupakan bagian intergral dari pembangunan Nasional Bidang
Kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam kaitan ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang
bermutu yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan,pertumbuhan dan pembangunan
dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.

Salah satu intitusi pendidikan yang menyediakan tenaga kesehatan adalah SMK Fania Salsabila Farmasi
yang menghasilkan tenaga kesehatan dibidang Farmasi tingkat sekolah menengah kejuruan yang mampu
bekerja dalam system pelayanan kesehatan secara terpadu. Oleh karena itu lulusan SMK ini harus terampil,
terlatih dan dapat mengembangkan diri baik secara pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan yang
professional berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan dibidang kesehatan.

Untuk menghasilkan tenaga kesehatan dibidang Farmasi yang memenuhi kualitas tersebut, maka
penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar mengajar harus ditingkatkan secara terus- menerus .salah
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada peserta didik adalah mengikut
sertakan siswa dalam Praktik Kerja Lapangan yang disingkat dengan PKL. Hal ini dipilih karena PKL
dianggap cara terbaik untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama mengikuti
pendidikan.

Dewasa ini, Kebutuhan memperoleh ilmu pengetahuan informasi sengat meningkat dan semua ini
dikarenakan oleh persaingan manusia kelompok/instansi yang sangat ketat demi kemajuan usahanya, sehingga
hal ini berdampak terhadap beban siswa karena mereka dituntut untuk menggali informasi dari berbagai
sumber dan memiliki keterampilan.

Oleh karena itu dilaksanakannya PKL untuk dapat menambah pengetahuan dibidang pekerjaan Farmasi,
pengalaman setra sikap professional dalam melakukan suatu bidang pekerjaan.

Selain itu, pelaksanaan PKl merupakan sarana pengenalan lapangan kerja bagi siswa farmasi karena
secara langsung dapat melihat,mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang ada
dimasyarakat, sehingga hal tersebut menjadi orientasi bagi siswa farmasi sebelum langsung bekerja di
masyarakat.

1
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Pelaksanaan PKl
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pengetahuan,keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
b. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan(Link and Match) antara SMK dan dunia kerja.
c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas professional.
d. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan.

1.2.2.Tujuan Penulisan Laporan PKL

a. Mengenal peran,fungsi,posisi dan tanggung jawab seorang Tenaga Teknis Kefarmasian di Puskesmas.
b. Melakukan pekerjaan kefarmasian.
c. Memahami pengelolaan resep di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi yang meliputi alur pelayanan
resep, penyimpanan resep, dan pemusnahan resep.
d. Memahami manajemen kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di apotek Puskesmas Pakuan Baru
Kota Jambi yang meliputi perencanaan,pengedaan,pelaporan.

1.3.Tempat dan Wakytu Pelaksanaan

Waktu dan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan(PKL) bertempat di Puskesmas Paal Merah 1. Jl
Abdul Rahman Saleh, RT 02, Paal Merah, Jambi Sel,. Kota Jambi
36122. Dimulai pada tanggal 01 APRIL s.d 14 APRIL 2019. Dengan jadwal dalam dua minggu kerja
yang dimulai dari pukul 07.30-14.30 WIB dengan memakai kemeja putih dan celana biru dari bahan katun.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori Puskesmas
2.1.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah Unit pelaksana Teknis Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung
jawab menyelanggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah (Permenkes No. 75 tahun 2014) Secara
nasional standar wilayah kerja puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu Desa atau Kelurahan atau Dusun atau Rukun Warga (RW).
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigm (paradigm adalah suatu cara pandang dan atau
suatu konsep dalam pelaksanaan sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip pokok
kesehatan) dari orientasi obat (Drug Oriented) berubah menjadi patient urasunted yaitu mengacu pada asuhan
kefarmasian. Sebagai konsekuensi orientasi tersebut, apoteker\tenaga teknis kefarmasian sebagai tenaga
farmasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan agar dapat berinteraksi langsung dengan
pasien.
2.1.2 Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas, Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 tahun 2014
adalah:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan oleh
sector lain, masyarakat dan dunia usahan diwilayah kerjanya, serta secara aktif melaporkan dampak dari
penyelenggaraan pembangunan diwilayah kerjanya terhadap kesehatan. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
untuk memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya,
serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanankesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan(Private Goods)
Pelayanan yang bersifat pribadi, dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit.Pelayanan kesehatan perorangan mencakup rawat jalan dan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat (Public Goods)


Pelayanan bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan public,
mencegah penyakit tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan.Contoh
pelayanan public adalah Promosi Kesehatan, Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan,
Perbaikan Kesehatan Jiwa Masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

c. Tujuan Puskesmas
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128\Menkes\SK II\2004, tujuan
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya
tujuan pembangunan nasional. Yakni meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup
sehat setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat.

2.1.3. Peranan Apoteker\Asisten Apoteker di Puskesmas


Peranan Apoteker di Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian yang bermutu.
2. Mampu mengambil keputusan secara professional.
3. Mampu berkomunikasi baik dengan pasien maupun profesi kesehatan lainnya dengan baik.
4. Selalu belajar sepanjang karir baik pada jalur formal maupun informal, sehingga ilmu dan
keterampilan yang dimiliki selalu baru (Anonim,2006).

Seorang Asisten Apoteker (AA) hendaknya dapat membantu pekerjaan apoteker dalam melaksanakan
pelayanan kefarmasian tersebut dan kompetensi seorang asisten apoteker dipuskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan resep meliputi:
a. Mengindentifikasikan resep
b. Melakukan konsultasi
c. Memastikan resep dapat dilayani
d. Menyiapkan atau meracik sediaan farmasi
e. Memeriksa hasil akhir
f. Menyerahkan sediaan farmasi kepada pasien sesuai resep disertai informasi yang diperlukan.
2. Pengelola sediaan farmasi meliputi:
a. Menyusun perencanaan pemasaran dan menerima sediaan obat dipuskesmas
b. Memeriksa dan mengendalikan sediaan farmasi yang mendekati waktu kadaluarsa.

2.2. Profil Puskesmas

2.2.1 Visi dan Misi Puskesmas

Visi kesehatan tercapainya kecamatan sehat adalah Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang
bermutu menuju masyarakat Kota Jambi Sehat dan Mandiri Tahun 2019
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Pakuan Baru adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.

Misi tersebut antara lain adalah:


1. Meningkat keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Berkualitas, Adil dan
Terjangkau
2. Melaksankan kemitraan dengan pelaku indutri pelayanan kesehatan swasta
3. Meningkatkan pergerakan peran serta masyarakat serta mengembangkan kemitraan di Bidang
kesehatan.
4. Mendorong kesadaraan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.

2.2.2. Sejarah Berdirinya Puskesmas


Sejarah berdirinya Puskesmas Paal Merah 1 pada tahun 1994. Pada tahun 2016 terjadi pemekaran
wilayah kecamatan paal merah, dengan terjadinya pemekaran wilayah puskesmas paal merah dan memiliki 1
pustu yaitu Puskesmas Pembantu Darma Sakti mulai tanggal 1 April 2016 jumlah penduduk 14.868 jiwa.

5
2.2.3.StrukturOrganisasi

6
2.2.4. Peta atau Denah Lokasi di Puskesmas

2.2.5.Peraturan\Kebijakan Puskesmas
Kebijakan yang diterapkan di Puskesmas Paal Merah 1 kota jambi yaitu, apel pagi dilaksanakan
pada pukul 7:30 WIB, memakai seragam dinas kesehatan , memakai ID card puskesmas, waktu pulang pada
pukul 14:30 dilanjutkan dengan melaksanakan apel siang. Apabila pegawai puskesmas berhalaangan hadir
dikarenakan sakit harus ada pemberitahuan kepada pihak puskesmas, jika sakit selama 3 hari agar dapat
melampirkan surat keterangan sakit dari dokter.

7
BAB III
URAIAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN(PKL)
3.1.Pelayanan Resep di Puskesmas
3.1.1.Penerimaan Resep
Setelah menerima resep dari pasien dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kelengkapan administrassi resep, yaitu: nama dokter, nomor surat izin praktek(SIP), paraf
dokter, tanggal, penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan, nama pasien, umur pasien,
dan jenis kelamin.
2. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, cara dan lama
penggunaan obat.
3. Pertimbangan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi, dan kesesuaian dosis.
4. Konsultasi dengan dokter apabila ditemukan keraguaan pada resep atau obatnya tidak tersedia.

3.1.2.Peracikan Obat
Setelah memeriksa resep, dilkukan hal-hal sebagai berikut:
1. Penghabisan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan menggunakan alat, dengan memperhatikan
nama obat, tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat.
2. Peracikan obat.
3. Pemberiaan etiket warna putih untuk obat dalam dan etiket warna biru untuk obat luar,
Serta menempel label ” kocok dahulu” pada sediaan obat dalam bentuk larutan.
4. Memasukan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang berbeda untuk menjaga
mutu obat dan penggunaan yang salah.

3.1.3.Penyerahan Obat
Setelah peracikan obat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemekrisaan kembali mengenai penulisan
nama pasien pada etiket, cara penggunaan dan obat.
2. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik dan sopan, mengingat
pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang stabil.
3. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
4. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal- hal lain yang terkait dengan obat tersebut, antara
lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping dan cara
penyimpanan obat.

3.1.4.Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis,
bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang rasional oleh pasien.

3.2.Pengelolaan Sediaan Farmasi di Puskesmas


3.2.1.Pengadaan dan Penerimaan
Pengadaan obat dipuskesmas dilakukan dengan melakukan permintaan obat menggunakan
formulir laporan pemakaian lembar permintaan obat(LPLPO). Setiap penyerahan obat oleh UPOPPK, kepada
puskesmas dilaksanakan setelah mendapat persutujuan dari kepala dinas kesehatan Kabupaten/Kota atau
Pejabat yang diberi wewenang untuk itu. Pelaksanaan fungsi pengendaliaan distribusi obat kepada puskesmas
membantu dan sub unit kesehatan lainnya merupakan tanggung jawab puskesmas induk.Petugas penerimaan
obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis
dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dokumen(LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui
Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat petugas penerima dapat mengajukan keberatan.
3.2.2.Penyimpanan
Penyimpanan di Puskesmas, obat-obatan yang sering digunakan dimpan ditempat terbuka
sehingga pada saat pengemasan obat lebih cepat dan mudah. Secara keseluruhan, penyimpanan obat dilakukan
dengan cara obat disusun secara alfebetis, obat dirotasi dengan system FIFO dan FEFO, obat disimpan di
tempat terbuka sehingga pada saat pengemasan obat lebih cepat dan mudah. Secara keseluruhan, penyimpanan
obat dilakukan dengan cara obat disusun secara alfabetis, obat yang disimpan pada lantai harus diletakan pada
palet, tumpukan dus sebaiknya harus sesuai petunjuk, cairan harus dipisahkan dari padatan,
sera/vaksin/suppositoria disimpan dilemari pendingin.
3.2.3. Pendistribusian
Penyaluran atau pendistribusian adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan seperti sub unit pelayanan kesehatan
dilingkungan puskesmas (Kamar Obat, Laboraturium), Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, Posyandu,
dan Polindes.
3.2.4. Pencatatan Dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan dengan cara menulis pengeluaran obat dikartu stok obat dan setiap obat yang ada
diresep direkap kebuku bantu harian untuk jumlah dan dimasukan ke LPLPO. Pelaporan dilakukan secara
periodic, setiap awal bulan untuk Puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan LPLPO dikirimkan
setiap awal bulan.

3.2.5. Pemesanan Obat


Permintaan Obat untuk mendukung pelayanan obat masing-masing Puskesmas di ajukan oleh kepala
Puskesmas kepada kepala dinas Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO.Kegiatan dalam
pemesanan obat:
1. Permintaan Obat
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
Untuk masing-masing puskesmas.
2. Permintaan Khusus
Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan meningkatkan

3.3. Pengelolaan Dokumen di Puskesmas


Dokumen adalah rangkaian aktifitas pencatat, pelaporan, pengarsipkan dalam rangka penata
pelaksanaan pelyanan kefarmasian yang tertib dan baik untuk sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah monitor dan dievaluasi.
Administrasi Obat di Puskesmas Pakuan Baru merupakan tanggung jawab Apoteker dibantu Tenaga
Teknik Kefarmasian dan Pembantu Umum dalam pembukuan dan laporan bukun catatan meliputi:

a. Buku Barang Habis: Buku digunakan untuk memcatat obat yang habis.
b. Kartu stok: Kartu stok merupakan kartu yang berfungsi untuk mengetahui jumlah barang yang masuk
dan keluar. Kartu stok berisi nama barang, Satuan pengeluaran, Sumber dana, tanggal, nomor
dokumen/pengeluaran, penerimaan, pengeluaran, sisa dan paraf.
c. Buku rekap obat pasien harian(Dropping): Buku ini mencatat jumlah pengeluaran obat, nama pasien,
jenis dan jumlah obat setiap harinya.
d. Buku rekap obat pasien harian(Non Dropping): Buku mencatat jumlah pengeluaran obat belii setiap
harinya.
e. Buku pembelian obat: Pembeliaan di Puskesmas Pakuan Baru termasuk pembelian kas(Pembayaran
yang dilakukan saat barang datang) dan kredit(pembayaran yang dilakukan dengan jangka waktu dua
puluh satu sampai tiga puluh hari
f. Buku Rekap Bulanan :Buku ini mencatat jumlah pengeluaran obat dalam satu bulan.
g. Buku Jumlah Kunjungan : Buu ini mencatat jumlah kunjungan pasien rawat jalan,askes,askeskin,dan
uks
h. Buku Pengeluaran Obat Narkotik dan Psikotropik,Nama Pasien,jenis dan jumlah obat yang
dikeluarkan setiap harinya.
i. Buku Obat Gudang : Buku ini mencatat nama obat atau obat atau Alkes,jumlah yang dikeluarkan dari
gudang obat
j. Buku Penerima Obat: Buku ini mencatat nama obat atau alkes, jumlah obat atau alkes, no batch, ED
obat atau alkes yang diterima dari gudang obat
k. Buku pengeluaran obat atau alkes ke unit pelayanan yang lain (BP,BP Gigi,IGD, KIA, PONED,
Laboratorium): Buku ini mencatat jumlah obat atau alkes yang dikeluarkan dari apotek rawat jalan atau
apotek rawat inap ke unit pelayanan yang lain(BP, BP Gigi,IGD, KIA, PONED, Laboratorium)
BAB V

PEMBAHASAN

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangun Kesehatan disuatu wilayah kerja.Puskesmas Palmerah Merah I terletak
di lokasi yang cukup startegis karena terletak di tepi jalan yaitu JL.Abdul Rahman Saleh, RT 02, Paal Merah,
Jambi Selatan, Kota Jambi. Kesadaran akan kesehatan masyarakat sekitar Puskesmas cukup tinggi, karena
ditinjau dari banyaknya pasien yang datang setiap harinya, baik pasien rawat jalan atau rawat inap.

Puskesmas Paal Merah I dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat terdiri dari pasien rawat
jalan. Pelayanan rawat jalan dibuka mulai pukul 07.30 WIB S/D 14.30 WIB. Pengobatan rawat jalan meliputi
poli klinik yaitu : Ruang Gizi,KIA ,Poli Klinik Umum, Ruang BP , dan Poli Gigi. Pelayanan Obat Rawat jalan
melayanin obat-obatan Dropping meliputi pasien umum,BPJS,dan,ASKES.

Untuk kebutuhan Rawat Jalan,obat diperoleh dari gudang obat.Obat diperoleh pasien setelah petugas
memanggil nama pasien, petugas wajib memberikan informasi mengenai cara pemakaian dan waktu
pemakaian.

Dalam distribusi obat Psikotropik Puskesmas Paal Merah I mendapatkan obat dari subindal Farmasi
Kota Jambi dengan cara : Membuat LPLPO yang telah disetujui dan ditanda tangani oleh Puskesmas Paal
Merah I. LPLPO dikirim ke subindal Kota Jambi oleh kepala instalasi farmasi Puskesmas Paal Merah I. Obat
dikirim ke Puskesmas dalam waktu 1 minggu. Setiap bulaan puskesmas harus melaporkan ke subindal farmasi
jambi tentang pengeluaran obat psikotropika selama 1 bulan.

Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaan, yang disusun secara alphabetis. Untuk obat-obat yang
memerlukan suhu rendah disimpan dalam lemari pendingin, seperti pamol suppositoria 125mg/250mg, ATS,
Anti hemoroid, dan Stesolid Rectal(Diazepam Rectal). Untuk pergudangan apotek di Puskesmas Paal Merah 1
berada digudang obat rawat jalan dan merupakan pusat gudang obat. Pengelolaan gudang dikelola oleh
petugas Apotek Puskesmas Paal Merah 1.

Pelayanan resep di Puskesmas Paal Merah 1 berupa resep obat generic maupun paten. Resep yang masuk
setiap harinya cukup banyak sehingga persediaan bahan obat pun cukup lengkap dan peralatan yang
digunakan juga cukup memadai.

BAB VI

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setelah kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Di Puskesmas Paal Merah , yang dimulai pada
tanggal 01 April 2019 sampai dengan 12 April 2019, kami mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana cara
memberikan peelayanan-pelayanan kefarmasian dengan pendekatan Pharmaceutical Care yang ada di
Puskesmas Paal Merah 1 yang meliputi:

1. Bagaimana melakukan pekerjaan kefarmasian.


2. Memahami manajemen pengelolaan perbekalan farmasi di Puskesmas Paal Merah 1.
3. Sistem pengelolaan obat di Puskesmas Paal Merah 1 berjalan dengan baik sehingga semua
kegiatannya saling berhubungan dan saling mempengaruhi terhadap kegiatan lainnya, sehingga data
efisiensi obat yang ada di Puskesmas Paal Merah I.
4. Sistem pengadaan obat di apotek puskesmas Paal Merah I berdasarkan LPLPO yang dikirim ke Dinas
Kesehatan.
5. Puskesmas aktif dalam menyelenggarakan upaya-upaya kesehatn dan penyuluhan-penyuluhan
dilingkungan masyarakat di wilayah kerjanya sehingga sebagaian besar kegiatan Puskesmas Paal
Merah I lebih banyak dilakukan didalam ruangan.

7.2.Saran

1. Penggunaan kartu stok perlu di tulis di setiap keluarnya obat dan harus di cek kembali supaya tidak
terjadi kekeliruan.
2. Perlu ditingkatkan kerja sama antara
Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian dan
Karyawan lainnya.

3. Perlu adanya penambah alat kesehatan yang


lebih memadai untuk menunjang berlangsungnya
pelayanan kesehatan di Puskesmas Paal Merah I

4. Disarankan kepada doter penulis resep di


Puskesmas Paal Merah I agar menulis resep dengan
jelas dan lengkap supaya pasien mendapat
pelayanan obat secepat mungkin dan dapat terhindar

dari kesalahan
membaca resep dari
Farmasis.

Skema prosedur
kerja
puskesmas

Contoh etiket dipuskesmas

Anda mungkin juga menyukai