Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
diseluruh dunia. Pada tahun 2015, sebanyak 10,4 juta orang jatuh sakit
setiap bagian dunia. Pada tahun 2015, jumlah terbesar kasus Tuberkulosis
baru terjadi di Asia, dengan 61% dari kasus baru, diikuti oleh Afrika, dengan
26% dari kasus baru. Pada 2015, 87% dari kasus TB baru terjadi di 30 negara
2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru
TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada
pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu juga
yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-
laki lebih terpapar pada faktor risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya
partisipan laki-laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan
1
2
sebagai tubercle bacilli atau basil tahan asam (BTA) dan dapat menyebabkan
penderita, secara klinik timbul gejala sesak terutama pada aktivitas, radiologi
minimal, dan uji faal paru menunjukkan gambaran obstruksi jalan napas yang
adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pasca
tuberkulosis dengan lesi paru yang minimal yang masih sering ditemukan
berlangsung lama ini menyebabkan gangguan faal paru yaitu sesak napas,
puncak terjadinya gangguan faal paru pada pasien pasca TB terjadi dalam
belum tuntas walaupun obat dan cara pengobatannya telah diketahui. SOPT
3
kematian sebesar 15% setelah durasi 10 tahun. Deteksi dini SOPT dengan uji
faal paru pada pasien pasca TB berperan untuk memperbaiki kualitas hidup
menurun, perubahan postur tubuh, berat badan menurun dan gerak lapang
paru menjadi tidak maksimal bila tidak segera dilakukan penanganan atau
disusun atas 3 jenis sel: sel penyokong, sel basal dan selolfaktoris
(Srinivas, 2012).
asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga
b. Faring (Tenggorokan)
2012)
6
saluran bagi udara yang keluar masuk dan jugasebagi jalan makanan
c. Laring
(lipat vestibular) dan pita suara (lipat suara). Celah diantarapita suara
teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
menjadibronkiolus.
f. Bronkiolus
2012).
9
g. Alveolus
bulat poligonal, septa antar alveoli disokong oleh serat kolagen, dan
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel
berlamel.
h. Paru-paru
paru-paru kanan (pulmo dextra) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-
dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian
2016).
11
i. Pleura
2015).
Agar proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik
internus.
12
dan tekanan padapermukaan luar paru, dan ini adalah nilai daya
(Majunder, 2015).
pernafasan.
kecil pada inhibisi timbal balik ini adalah terdapatnya sejumlah kecil
(Majunder, 2015).
oblongata.
peningkatan H+
18
19
(Kennedy, 2012).
(Fikriyah, 2012).
a. Usia
b. Jenis Kelamin
pada funsgi ventilasi wanita, karena ukuran anatomi paru pada laki-
c. Tinggi Badan
2015).
dewasa lebih kurang 500 ml.Volume udara tidal orang dewasa pada
maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara
volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu.
Kambuh
Pengobatan 6
Infeksi TB Sembuh dari TB
bulan
Peradangan non-
Peningkatan
spesifik pada
produksi sputum
lapangan paru
Pola pernapasan
menurun
Berat badan
menurun SOPT
Perubahan postur
tubuh
Penurunan
mobilitas thoraks
2.2 Definisi
dengan lesi paru yang minimal yang masih sering ditemukan pada pasien
pasca tuberkulosis dalam praktik klinik (Irawati, 2015). Kerusakan paru yang
21
22
sisa yang paling sering ditemukan yaitu gangguan faal paru dengan kelainan
kronik (PPOK) (Shetty, 2010). Hilangnya fungsi paru paling tinggi terjadi
2.3 Etiologi
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid).Lipid inilah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut
Bakteri Tahan Asam (BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia
dan fisis. Kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dingin
bersifat dormant.Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit lagi dan
menjadikan tuberkulosis menjadi aktif lagi. Sifat lain kuman ini adalah aerob.
23
Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi
oksigennya.Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari
pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi
sel yang larut air merupakan tambahan yang penting yang dapat
sebagian mungkin spesifik spesies tetapi yang lainnya secara nyata memiliki
epitop yang luas di seluruh genus. Hipersensitivitas yang diperantarai sel khas
penyakit. SOPT disebabkan oleh bekas dari luka akibat infeksi TB paru. Jadi,
semakin luas jaringan paru yang rusak akibat infeksi kuman TB, semakin luas
paru yang parah (destroyed lung) maka kemungkinan setelah sembuh akan
meninggalkan bekas yang luas sehingga keluhan yang dirasakan juga semakin
yakni TBC dengan penyakit menular dan TBC dengan penyakit tidak menular
1. Diabetes
2. Smoking
3. Mal nutrisi
1. HIV/AIDS
penderita TB paru. Hubungan yang kuat ini karena adanya infeksi HIV
2. Malaria
3. Influenza
memiliki relasi yang dimana mencit yang terpapar dengan flu A akan
diatur ke bawah sel dendrit akan mengurangi aktivasi sel T CD4 dan
4. Helmints
IFN-y dan sitokin. Artinya peningkatan respon IFN-y terhadap TB, ini
2.4 Epidemiologi
penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO)
tersebut tercatat 10,2 juta jiwa terinfeksi TB. Secara global pada tahun 2016
terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8 juta – 12, juta) yang setara
27
dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden kasus
besar estimasi insiden TBC pada tahun 2016 terjadi di Kawasan Asia
Satu negara dapat masuk dalam salah satu daftar tersebut, atau
Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017
(data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC
tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan.
3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di
partisipan laki-laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan
2.5 Patomekanisme
matriks alveoli terjadi cukup luas menuju kerusakan paru menahun dan
badan menurun, dan gerak lapang paru menjadi tidak maksimal (Irawati,
2015).
T lain untuk bereplikasi, matang, dan memberi respons lebih baik terhadap
Sasaran oksidasi adalah protein jaringan ikat, sel epitel, sel endotel, dan
yang paling kuat memecah elastin dan protein jaringan ikat lain sehingga
Kolagenase, cukup kuat tetapi hanya bisa memecah kolagen tipe I, bila
30
diaktifkan untuk jangka lama, akibatnya beban proteolisis dan beban oksidasi
sangat meningkat untuk waktu lama sehingga destruksi matriks alveoli cukup
luas menuju kerusakan paru menahun (kronik) dan gangguan faal paru yang
demam tidak tinggi atau meriang, dan penurunan berat badan (Widoyono,
2018).
a. Demam
pasien
31
32
merasa tidak pernah terbeba dari serangan demam influenza. Keadaan ini
sangat terpengaruh oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya
b. Batuk/Batuk Berdarah
mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan
Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuuh
c. Sesak Nafas
d. Nyeri Dada
terjadi kesulitan tidur pada malam hari.Gejala malaise ini makin lama makin
a. Gejala respiratorik meliputi batuk yang sudah lebih 2-3 minggu. Batuk
dapat berupa batuk kering, batuk dengan sputum, hingga batuk darah.
Selain itu, gejala respiratorik yang lainnya seperti sesak napas dan nyeri
dada.
Gejala sistemik yang lain berupa malaise, keringat malam, anorexia, dan
umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan kelainan. Kelainan paru pada
umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apex dan segmen
posterior, serta daerah apex lobus inferior. Pada pemeriksaan jasmani dapat
ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah,
34
2016).
walaupun dengan harga yang lebih mahal karena beberapa keuntungan yang
adalah darah rutin. Pemeriksaan darah mempunyai hasil yang tidak sensitif
dan spesifik. Selain itu, dapat dilakukan tes tuberculin. Pemeriksaan ini masih
sediaan. Dengan kata lain diperlukan 5.000 kuman dalam satu sputum (Amin
spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi - sewaktu (SPS).
setelah bangun tidur. Pot dahak dibawa dan diserahkan sendiri kepada
dengan BACTEC ini adalah metode radiometrik. Sistem ini dapat menjadi
hasil pemeriksaan serologi yang diperoleh, para klinisi harus hati hati
(PDPI, 2016).
36
berikatan dengan antigen dan membentuk garis warna merah muda. Uji
minimal satu dari empat garis antigen pada membran (PDPI, 2016).
adanya infeksi TB dan kemungkinan ada TB aktif pada anak. Namun, uji
penyakit sangat berat, dll). Jika uji tuberkulin meragukan dilakukan uji
silang.
1) Bayangan lesi terletak di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus
bawah,
5) Adanya kalsifikasi,
7) Bayangan milier.
penyakit.
1) Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus
a. Asma
batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau
dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa
yang progresif dengan gejala pernapasan terutama sesak napas, batuk dan
2016).
c. Bronkiektasis
d. Pneumonia Aspirasi
sebagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang kuran virulen, terutama
bakteri anaerob, yang biasanya merupakan flora normal pada inang yang
Micro Wave Diathermy (MWD) adalah salah satu terapi heating yang
oleh arus bolak balik frekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang
yang
terhadap nociceptor akan hilang atau berkurang. Hal ini dapat diperoleh
b. Nebulizer
yang sangat halus, dimana aerosol sangat bermanfaat apabila dihirup atau
dan frekuensi eksaserbasi dengan efek samping yang lebih sedikit daripada
PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90% untuk mencegah dan mengatasi
pertukaran gas.
d. Breathing Exercise
ketika terjadi sesak napas pasien cenderung tegang yang membuat pasien
akan memipih dan mendatar sehingga memberikan ruang yang lebih luas
untuk pengembangan paru dan perut. Udara akan memasuki paru-paru dan
maksimum jauh lebih besar apabila paru terisi dengan volume udara yang
mengurangi sesak napas dan mengurangi kerja dari suatu pernapasan, yang
dalam air minum dengan menggunakan pipa hisap. Latihan ini berfokus
pada pengontrolan inspirasi dan ekspirasi juga dengan pola ekspirasi yang
melibatkan gerakan kompleks dari anggota gerak atas selain itu antara
dengan melakukan kontraksi yang efektif dari anggota gerak atas (Amin &
Bahar, 2014).
f. Coughing Exercise
mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal dari jalan
napas dan area paru. Selain itu coughing exercise menekankan inspirasi
2012).
g. Postural Drainage
kedalam bronkus mayor dan trachea. Sesak napas selain karena adanya
VAS
Sesak Nafas TD (Normal), DN
Auskultasi
Nyeri dada Perkusi (Normal), Pernapasan
Batuk disertai Spirometry Test (Takipnea)
lendir Pump Hundle Movement Test Adanya nyeri tekan dan
Bucket Hundle Movement
Test nyeri gerak
Barthel’s Index Bunyi wheezing
Lingkar Thoraks Bunyi dullness
Tes Panjang Otot
FVC/FEV1 : 111,76%
METs Test
Six Minute Walking Test Lobus dekstra dan
Modalitas Fisioterapi : Borg Scale sinistramengembang
HRS-A asimetris
Komunikasi
Terapeutik Pemeriksaan Penunjang : Spasme m. Pectoralis
Micro Wave major dan minor, m.
Diathermy (MWD) Hasil Pemeriksaan Radiologi upper trapezius
Transcutaneous Atrofi m.
Electrical Nerve strenocleidomastoideus
Stimulator (TENS) Problem Fisioterapi : dan m. scaleni
Diaphragmatic
Kecemasan ringan
Breathing Exercise Nyeri dada
Mampu berjalan > 3
Friction and Batuk
Stretching Exercise Sesak napas menit
Coughing and Kecemasan Radiologi TB paru
Huffing Exercise Penurunan mobilitas lingkar duplex aktif
Postural Drainage thoraks Ketergantungan ringan
Bugnet Exercise Spasme otot Spasme m.
Six Minute Walking Pectoralis major dan minor,
Test m. upper trapezius
Atrofi m.
strenocleidomastoideusdan
m.scaleni
Gangguan postur tubuh Syndrome Obstructive
Meningkatkan kemampuan Gangguan ADL ; berjalan Post Tuberculosis
aktivitas fisik individu lama dan aktivitas berat
(SOPT)
47
MANAJEMEN FISIOTERAPI
Usia : 71 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
No RM : 047173
Agama : Islam
Hobby :-
Vital Sign
Suhu : 36˚C
Saturasi Oksigen : 98 %
Berat Badan : 41 Kg
1. Chief of Complaint
48
49
2. History Taking
Sesak, batuk, dan nyeri dada dirasakan sejak 3 tahun yang lalu.
dada, sesak napas, batuk disertai lendir yang berwarna putih. Sebelumnya
sudah di opname sebanyak tiga kali. Pasien berobat lagi dengan keluhan
masih mengalami sesak masalah yang sama terutama batuk dan lendir
yang lalu. Pasien telah melakukan dua kali pengobatan enam bulan pada
tahun 2018. Ada riwayat OAT pada tahun 2017. Tidak ada riwayat
Pasien merasakan sesak setelah bekerja, saat jalan, naik turun tangga.
3. Assymetry
a. Inspeksi Statis:
1) Tampak Anterior
e) Takipneu
50
g) Protraksi shoulder
2) Tampak Lateral
b) Postur Kifosis
c) Protraksi sholder
3) Tampak Posterior
b) Kifosis
asimetris
c. Palpasi:
elastic elastic
endfeel. endfeel.
Endorotasi DBN DBN DBN DBN DBN DBN
elastic elastic
endfeel. endfeel.
Protraksi DBN DBN DBN DBN DBN DBN
elastic elastic
endfeel. endfeel.
Retraksi DBN DBN DBN DBN DBN DBN
elastic elastic
endfeel. endfeel.
Depresi DBN DBN DBN DBN DBN DBN
elastic elastic
endfeel. endfeel.
Elevasi DBN DBN DBN DBN DBN DBN
elastic elastic
52
endfeel. endfeel.
e. Tes Orientasi
4. Restrictive
b. Osteoarthrogen : (-)
c. Neurogen : (-)
d. Psikogen : Cemas
6. Specific Test
b. Auskultasi
c. Perkusi
d. Spirometri tes
IP :Restrictive disorder
anteriordextra
kesuperolateral
g. Lingkar Thorax
Tabel 3.4. Lingkar Thorax
i. Palpasi Otot
j. METs Test
Hasil :7
Hasil :2
98%
m. Borg Scale
Hasil :5
IP : Sesak berat
n. HRS-A
Hasil : 16
IP : Kecemasan ringan
p. Barthel’s Index
Hasil : 95
IP : Ketergantungan ringan
Hasil : 11
IP : Sedang
Analysis Result
berupa Sesak Napas, Batuk, dan Nyeri Dada e.cSyndrome Obstructive Post
1) Mengurangi kecemasan
3.6 ProgramFisioterapi
Evaluasi Sesaat
Problem Interpretasi
No Parameter Kategori Sebelum Setelah
FT
Intervensi Intervensi
Terjadi
Kecemasa penurunan
1. HRSA - 16 12
n kecemasan
F:1x sehari
T: 3 menit
2. Latihan bejalan
F : 2x/hari
I : toleransi pasien
T : Pasien berjalan selama 6 menit jika merasa sesak dan lelah maka
T : toleransi pasien
3.9 Kemitraan
b. Dokter Radiologi
yang berhubungan dengan organ dalam, seperti paru. Hasil radiologi dapat
diagnosis pasien. Pada kasus ini pasien belum memiliki hasil radiologi.
c. Ilmu Gizi
d. Apoteker
e. Psikologi
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), 2016, Global
Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic
ObstructivePulmonary
Juarfianti, Engka, J. N., & Supit, S. 2015. Kapasitas Vital Paru pada Penduduk
Dataran Tinggi Desa Rurukan Tomohon. Jurnal E-Biomedik (Ebm), 3(1):
430-434.
62
63
Purnomo, D., Akhmad, A.A.,and Suci A. 2018. Pengaruh Infra Red dan Terapi
Latihan Terhadap Penderita Asma Bronchiale. Fisioterapi Widya Husada
Semarang.
Lampiran 1.
Hamilton Rating Scale for Anxiety
No. Kelompok Gejala
1. Perasaan cemas a. Cemas
b. Takut
c. Mudah tersinggung
d. Firasat buruk
2. Ketegangan a. Lesu
b. Tidur tidak tenang
c. Gemetar
d. Gelisah
e. Mudah terkejut
f. Mudah menangis
3. Ketakutan pada a. Gelap
b. Ditinggal sendiri
c. Orang asing
d. Binatang besar
e. Keramaian lalulintas
f. Kerumunan orang banyak
4. Gangguan tidur a. Sukar tidur
b. Terbangun malam hari
c. Tidak puas, bangun lesu
d. Sering mimpi buruk
e. Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan a. Daya ingat
6. Perasaan depresi a. Kehilangan minat
b. Sedih
c. Bangun dini hari
d. Berkurangnya kesenangan
pada hobi
e. Perasaan berubah-ubah
sepanjang hari
7. Gejala somatic a. Nyeri otot kaki
b. Kedutan otot
c. Gigi gemertak
d. Suara tidak stabil
8. Gejala sensorik a. Tinitus
b. Penglihatan kabur
c. Muka merah dan pucat
d. Merasa lemas
e. Perasaan di tusuk-tusuk
9. Gejala kardiovaskuler a. Tachicardi
b. Berdebar-debar
c. Nyeri dada
64
65
Masing- masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skor) antara 0-4,
yang artinya adalah:
a. Nilai 0 = tidak ada gejala / keluhan
b. Nilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang ada
c. Nilai 2 = gejala sedang / separuh dari gejala yang ada
d. Nilai 3 = gejala berat / lebih dari separuh dari gejala yang ada
66
Lampiran 2.
Indeks Barthel
Nilai
No Aktivitas
Bantuan Mandiri
1 Makan 5 10
2 Berpindah dari kursi roda ke
5-10 15
tempat tidur dan sebaliknya
3 Kebersihan diri, mencuci
muka, menyisir, mencukur dan 0 5
menggosok gigi
4 Aktivitas di toilet 5 10
5 Mandi 0 5
6 Berjalan mendarat (jika tidak
10 15
mampu) dengn kursi roda
7 Naik-turun tangga 5 10
8 Berpakaian dan bersepatu 5 10
9 Mengontrol BAB 5 10
10 Mengontrol BAK 5 10
Jumlah 100
Penilaian :
0-20 : Ketergantungan penuh
21-61 : Ketergantungan berat/sangat
62-90 : Ketergantungan moderat
91-99 : Ketergantungan ringan.
100 : Mandiri
68
Lampiran 3.
New York Heart Association (NYHA)
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA) di dalam
PERKI (2015) ada empat kelas, yaitu :
Lampiran 4.
METs Interpretasi
1-2 Berbaring
3 Berbaring miring ke kiri dan kanan
4 Duduk
5 Berdiri – berjalan pelan
6 Berjalan cepat
7 Naik – turun tangga
8 Berlari pelan
9 Berlari dengan kecepatan tinggi