PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
SPM Kesehatan ini tediri dari SPM Kesehatan di Provinsi dan SPM Kesehatan
Kabupaten/Kota. Masing-masing daerah ini memiliki jenis pelayanan sendiri-sendiri.
2
rentan (bayi, balita, anak, dan ibu hamil) yang akan menjadi penambah daya
tahan tubuh bagi kelompok yang rentan ini, dan penyediaan kelengkapan
pendukung kesehatan yang akan berfungsi sebagai pendukung perilaku hidup
bersih dan sehat selama terjadi bencana.
Ketersediaan sumber daya manusia kesehatan seperti dokter, perawat,
dan bidan yang cukup dan berkualitas akan sangat membantu dalam kondisi
krisis ini. Tenaga-tenaga kesehatan ini harus terlatih dan memiliki kemampuan
di bidang surveilans, gizi, epidemiologi, kesehatan lingkungan, kesehatan
reproduksi, dan lain-lain. Tidak hanya dokter, perawat, dan bidan saja,
apoteker dan ahli gizi juga ikut berpartisipasi dalam pelayanan bencana di
provinsi.
Misalnya : pengerahan tenaga bantuan dari berbagai wilayah pada
daerah yang terkena bencana, melakukan penanggulangan dan upaya
penanganan terhadap bencana seperti program pembuatan hutan mangrove
untuk mengatasi erosi dan mencegah banjir, penanaman 1000 pohon di daerah
pegunungan untuk meminimalisir terjadinya longsor.
3
lingkungan, entomologi, tenaga laboratorium, penyuluh kesehatan, dan
penyeledikan KLB.
Langkah-langkah yang di perlukan dalam pelayanan ini adalah
identifikasi permasalahan yang kemudian dikaji melalui pengkajian
epidemiologi. Setelah dikaji, akan dibahas dalam rapat koordinasi yang
melibatkan banyak sektor terkait. Kemudian dilaksanakan kegiatan sesuai
dengan langkah-langkah yang telah di bahas dan akan di dokumentasikan
melalui pencatatan dan pelaporan.
Misalnya kejadian KLB musiman yang sering terjadi yaitu demam
berdarah, pemerintah beserta seluruh tenaga Kesehatan selalu membuat
program untuk mengatasi hal tersebut. Dalam mengatasi masalah pemerintah
beserta tenaga Kesehatan juga mengerahkan masyarakat langsung untuk turut
mengambil bagian. Seperti program program bersih desa setiap minggu,
pemberian ABATE untuk membasmi jentik tiap minggu, serta program 3M
plus yang terus digalakkan dalam masyarakat.
4
b) Pelayanan kesehatan ibu bersalin
Pelayanan kesehatan pada ibu bersalin meliputi persalinan normal dan
persalinan dengan komplikasi. Standar persalinan normal adalah dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan dan di tolong minimal 2 orang. Pertolongan
persalinan normal di lakukan mengacu pada buku saku pelayanan kesehatan
ibu di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Yang perlu di lakukan dalam pelayanan ibu bersalin adalah mendata
ibu bersalin yang ada di daerah tersebut, kemudian pelayanan pertolongan
persalinan yang di lakukan oleh tenaga ahli. Dalam pertolongan persalinan ini,
petugas harus mengisi partograf yang berfungsi sebagai instrumen pemantauan
dalam persalinan. Kemudian dilanjutkan dengan pendokumentasian dalam
buku KIA maupun dalam rekam medis ibu.
5
d) Pelayanan kesehatan balita
Pemberian pelayanan pada balita ini melibatkan peran bidan, dokter,
kader, dan guru PAUD/TK. Pelayanan kesehatan pada balita dapat dilakukan
melalui pengisian KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan) yang
berfungsi sebagai deteksi dini perkembangan pada anak. Kemudian pelayanan
dilanjutkan dengan pengisian formulir DDTK dan dilanjtkan
pendokumentasian pada buku KIA, pemberian vitamin dan imunisasi juga
sudah mulai dilakukan pada pelayanan ini. Imunisasi yang dapat diberikan
mulai dari imunisasi dasar seperti BCG, Polio, Pentavalen, dan Campak,
sedangkan imunisasi lanjutan seperti pentavalen dan Campak Rubella. Balita
ini juga rentan terhadap alergi yang dapat menimbulkan syok. Maka dalam
pelayanan di perlukan peralatan anafilaktik.
6
tahun ke atas di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Edukasi
berupa bagaimana cara berperilaku bersih dan sehat dan melakukan skrining
tentang faktor risiko penyakit menular dan tidak menular.
Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut adalah skrining yang
dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit
tidak menular meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
perut, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan
gangguan mental, pemeriksaan gangguan kognitif, pemeriksaan tingkat
kemandirian usia lanjut , anamnesa perilaku berisiko. Tindak lanjut hasil
skrining kesehatan yaitu memberikan rujukan bila diperlukan dan melakukan
penyuluhan tentang masalah Kesehatan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap kegiatan pelayanan dalam bidang kesehatan sudah ditetapkan dalam
Permenkes RI No. 4 Tahun 2019. Standar Pelayanan Minimal adalah standar jenis dan
mutu pelayanan yang di selenggarakan untuk masyarkat dan masyarakat harus
mendapatkan pelayanan secara terpadu. Dalam peraturan ini, ada jenis layanan minimal
yang berada di provinsi dan kabupaten/kota. Pelayanan di provinsi mencakup pelayanan
pada bencana dan KLB. Sedangkan pada kabupaten/kota ada 12 pelayanan antara lain
pelayanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, balita, anak PAUD, usia produktif,
lansia, hipertensi, diabetes melitus, TBC, dan HIV. Setiap pelayanan yang di berikan
mempunyai standar sendiri-sendiri.
3.2 Saran
Setiap mahasiswa di harapkan dapat mengerti mengenai standar pelayanan minimal
yang terdapat pada Permenkes RI No. 4 Tahun 2019 yang nantinya akan menjadi
pedoman dalam melaksanakan kegiatan pelayanan di lapangan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar Pada Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
10