Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SISTEM PERNAPASAN : TB PARU

Disusun Oleh: Kelompok 6


Ignatius Manahulending
Yansi Lariwu
Nasinta Manopo
Avaldo Lilipali

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO 2019
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat TUHAN yang maha esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada
sempurna kecuali TUHAN.
Demikian dari makalah kami semoga bisa bermanfaat kepada pembaca dan kami
ucapkan terima kasih atas waktu yang telah membaca hasil karya kami.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Tuborkulosis (TB) merupakan infeksi yang di sebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis yang merupakan bakteri aerob berbentuk batang dan tidak berbentuk spora
(knechel, 2009). Tuberculosis merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh M.
Tuberculosis, suatu bakteri aerob yang tahan asam (acid-fast bacillus). TB merupakan
infeksi melalui udara dan umumnya di dapatkan dengan inhalasi partikel kecil (diameter
1 hingga 5 mm) yang mencapai alveolus (Black & hawks, 2012).

A. Etiologi
Mycobakterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang
berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal o,3-0,6 mm. Sebagian besar komponen
M.tuberculosis adalah berupa lemak / lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam
serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mycroorganisme bersifat aerob
yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karna itu M.tuberculosis senang
tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut
menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberculosis.
Tuberculosis di sebabkan oleh basili tuberkel yang berasal dari genus
mycobacterium. Terdapat tiga jenis parasite obligat yang dapat menyebabkan penyakit
tuberculosis yaitu mycobacterium tuberculosis, M.bovis dan M africanum. Walaupun
demikian, 98% penyakit TB di sebabkan oleh M.tuberculosis (Syamsudin et al., 2013).

B. Anatomi Fisiologi
Paru-paru berada pada rongga bagian atas dada bagian atas, di bagian samping
di batasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah di batasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Paru-paru terbagi atas dua bagian yaitu paru-paru kanan yang terdiri atas tiga lobus
yaitu lobus atas, tengah dan bawah. Lobus tersebut di batasi oleh fisura horizontal dan
obliq. Paru-paru kiri terdiri atas dua lubus yaitu lobus atas dan lobus bawah dan di batasi
oleh fisura obliq (Watson R., 2011). Pada bagian atas atupun cap paru di sebut apeks
yang menjolok keatas arah leher dan pada bagian bawah di sebut basal. Paru-paru di
bungkus oleh dua selaput yang tipis, yang di sebut pleura. Selaput bagian dalam yang
langsung menyeliputi paru-paru di sebut pleura dalam (pleura viscelaris) dan selaput
yang menyeliputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk di sebut pleura
luar (pleura parietalis). Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga yang berisi
cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari
plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeable
terhadap air dan zat-zat lain (aryani, 2009).

C. Patofisiologi
Basis tuberculosis yang mencapai permukaan alveoli biasanya di inhalasi
sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena gumpalan yang besar
cenderung tertahan di rongga hidung dan tidak menyababkan penyakit, setelah berada
dalam ruang alveolus( biasanya di bagian bawah lobus atas atau dibagian atas lobus
bawah) basis tuberculosis ini membangkitkan reaksi peradangan. Lekosit
polimorfunuklear tampak pada tempat tersebut dan novagosit bakteri tetapi tidak
membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka lekosit di ganti oleh
magrovat (hijawa 2013 hal.138).

D. Manifestasi Klinis
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan
gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul
tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik. Gambaran klinis
TBC dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik.
(Wijaya dan Yessie, 2013. 140)a.Gejala respiratorik meliputi:1)Batuk: gejala batuk
timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mual-mual
bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada
kerusakan jaringan.2)Batuk darah: darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi,
mungkin tampak berupa garis atau bercak-becak darah, gumpalan darah atau darah
segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk berdahak terjadi karena pecahnya
pembuluh darah.3)Sesak nafas: gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain.
204)Nyeri dada: nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Gejalanya ini timbul apabila system persarafan di pleura terkena

E. Komplikasi
Tb paru apabila tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkankomplikasi.Komplikasi-komplikasiyang terjadi pada penderita Tb
parudibedakan menjadi dua, yaitu17:
1.Komplikasi dini:komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema,laryngitis,
usus.
2.Komplikasi pada stadium lanjut:
Komplikasi-komplikasi yang sering terjadi pada penderita stadium lanjutadalah

a.Hemoptisis masif (pendarahan dari salurannafas bawah) yang


dapatmengakibatkan kematian karena sumbatan jalan nafas atau syokhipovolemik
b.Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
c.Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis
(pembentukanjaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) padaparu
d.Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena bula/blep yangpecah
e.Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal,
dansebagainya

F. Farmakologi, Indikasi, Kontraindikasi, dan Efek samping


1. Isoniazid (INH)
Indikasi : Untuk mengobati dan mencegah tuberculosis
Kontraindikasi : Obat ini sebaiknya tidak diberikan kepada:
 Penyakit hati akut
 Riwayat reaksi merugikan parah terhadap isoniazid seperti
demam karena obat, menggigil, atau radang sendi
 Riwayat isoniazid terkait kerusakan hati atau kerusakan hati yang
di induksi obat
 Hipersensitivitas isoniazid dan komponen pembuat produk
lainnya
2. Rimfapicin
Indikasi : Tubekulosis, lepra
Kontraindikasi : Obat ini sebaiknya tidak di berikan kepada
 Penderita hipersensitifitas
 Penderita gangguan saluran empedu
 Serta ibu hamil ttrimester pertama

Anda mungkin juga menyukai