Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

DENGAN DIAGNOSA POST SC HARI KE 0-2 INDIKASI PERSALINAN


LAMA RUANG GALELIA II OBSGYN RS BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:

RESTUNINGTYAS SARASWATI

1904024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Ny. N dengan diagnose post SC hari ke- 2 atas

indikasi persalian lama di ruang Galelia II Obsgyn telah diperiksa dan disetujui oleh

preceptor klinik dan preceptor akademi.

Yogyakarta, 6 Agustus 2019

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

Ika Retnaningsih, S.Kep., Ns Priyani Haryanti, S.kep., Ns., M. Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
bimbingan dan petunjuk-Nya penulis berhasil menyelesaikan laporan Asuhan
Keperawatan yang berjudul “ Asuhan keperawatan pada Ny. N dengan diagnosa
Post SC hari ke dua atas Indikasi persalinan lama di Ruang Galelia II Rumah Sakit
Bethesda Yakkum Yogyakarta Tahun 2019”. Penyusunan laporan ini banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan untuk itu penyusun mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Direktur Runah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta yang sudah berkenan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa Program Studi Ners untuk
melakukan Asuhan Keperawatan.
2. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep, NS, MAN selaku ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Ethic palupi, S.Kep, NS, MNS selaku ketua Program Studi Ners
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
4. Ibu Ika Retnaningsih, S. kep., Ns selaku Preceptor kepala Ruang G2
Obsgin Rumah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta.
5. Ibu Priyani Haryanti, S. Kep., Ns., M. Kep selaku Preceptor Akademi
6. Segenap staf dan karyawan sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda
Yakkum Yogyakarta
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini,
sehingga masukan dan saran sangat kami perlukan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan dapat menjadi referensi bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, 6 Agustus 2019

Penyusun

iii
iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2

C. Sistematika penulisan.................................................................. 2

BAB II:LANDASAN TEORI......................................................................... 3

BAB III: TINJAUAN KASUS....................................................................... 15

BAB IV:PEMBAHASAN.............................................................................. 57

BAB V: PENUTUP....................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 59

LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah besar di negara berkembang. Masa persalinan merupakan periode
kritis bagi seorang calon ibu. Masalah komplikasi dan adanya faktor
penyulit, menjadi faktor resiko terjadinya kematian ibu. Waktu kritis
terjadinya kematian maternal 100 kali pada hari pertama dan 30 kali pada
hari kedua postpartum. Masalah persalinan terjadi ketika wanita hamil
memasuki fase persalinan, lamanya persalinan yang terjadi pada kala II
merupakan fase tersulit dari suatu persalinan, sehingga apabila berlangsung
terlalu lama akan menimbulkan gejala-gejala seperti dehidrasi, infeksi,
kelelahan ibu serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan atau intra
uterin Fetal Death. Hal yang berhubungan dengan proses persalinan adalah:
“5P” Power (kekuatan ibu saaat mengejen), Passage way (jalan lahir),
Passanger (Janin, Plasenta, dan selaput ketuban), Position (posisi letak janin
dan ibu, dan Psychologic (Psikologi Ibu) menurut (Mochtar 2012) dalam
Soviyanti ( 2016).

Dampak persalinan lama bagi ibu bisa menyebabkan atonia uteri, laserasi,
perdarahan, kelelahan, syok, persalinan dengan tindakan. Dampak bagi
janin bisa menyebabkan asfiksia, trauma cerebri yang disebabkan oleh
penekanan pada kepala janin, cidera akibat tindakan ekstraksi, bahkan
sampai pada kematian.Tindakan yang dilakukan pada persalinan lama
adalah induksi, apabila gagal induksi maka dilakukan tindakan pembedahan
yaitu section caesarea. Section caesarea adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat

1
2

sayatan pada dinding uterus dengan melalui depan perut, section caesarea
juga dapat didefinisikan sebagai suatu histerotemia untuk melahirkan janin
dari dalam rahim (Mochtar, 2012)

Pembuatan Asuhan keperawatan pada ibu post section caesarea meliputi:


pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi, dan evaluasi. Penyusun meninjau bahwa perawatan post
partum pada umumnya dan Post-Op Sectio Caesarea pada khususnya
adalah penting, dan penyusun sebagai calon profesional dalam bidang
keperawatan memberikan asuhan keperawatan yang profesional.

B. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi/melengkapi praktik stase maternitas dan menambah ilmu
pada bidang keperawatan maternitas.
2. Meningkatkan kemampuan menerapkan asuhan keperawatan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan, meliputi:
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi
f. Dokumentasi
C. Sistematika penulisan
1. Halaman judul
2. Halaman persetujuan
3. Kata pengantar
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN POST SC ATAS INDIKASI PARTUS LAMA

I. Persalinan Lama
A. Definisi
Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam
yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. Persalinan lama merupakan
salah satu penyebab infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi dan perdarahan
post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan
terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian
bayi menurut (Kusumandriyati, 2010) dalam Andriyanti (2016).
B. Etiologi persalinan lama
1. Kelainan letak janin
2. Kelainan HIS
3. Janin besar
4. Kelainan panggul
5. Pimpinan persalinan yang salah
6. Kelainan kongenital
7. Primitua
8. Perut gantung
9. Grandemulti
10. Ketuban pecah dini
C. Faktor Predisposisi persalinan lama
1. Bayi : kepala janin besar, hidrosefalus, presentasi wajah-bahu-alis,
malposisi persisten, kembar yang terkunci, kembar siam.
2. Jalan lahir : panggul kecil karena malnutrisi, deformitas panggul
karena trauma atau polio, tumor daerah panggul, infeksi virus di
perut atau uterus, jaringan parut.
3. Faktor yang berhubungan dengan persalinan lama : aktivitas fisik
rumah tangga, aktivitas fisik olahraga, kekuatan ibu (power),

3
4

4. passanger, posisi janin, psikologi (dominan), pendidikan ibu, umur


ibu, pantat ibu (Soviyati, 2016)
D. Gejala Utama Persalinan Lama
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi, suhu tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen
meteorismus, lingkaran bandle, nyeri segmen bawah rahim.
3. Pemeriksaan lokal vulva vagiana: edema vulva, cairan ketuban
berbau mekonium.
4. Pemerikasaan dalam: edema servikalis, bagian terendah sulit di
dorong ke atas, terdapat caput pada bagian terendah.
5. Keadaan janin dalam rahim: asfiksia sampai terjadi kematian.
6. Akhir dari persalinan lama: ruptur uteri, imminiens sampai ruptur
uteri, kematian karena perdarahan atau infeksi (Manuaba, 2010).
E. Klasifikasi Persalinan Lama
1. Fase laten memanjang : fase laten yang melampaui 20 jam pada
primi gravida atau 14 jam pada multipara.
2. Fase aktif memanjang: fase aktif yang berlangsung lebih dari 12 jam
pada primi gravida dan lebih dari 6 jam pada multi gravida.
3. Kala II lama : kala II yang berlangsung lebih dari dua jam pada primi
gravida dan 1 jam pada multipara.
F. Dampak Pesalinan lama
1. Bagi ibu : atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu,
shock, persalinan dengan tindakan.
2. Bagi janin : asfiksia, trauma cerebri yang disebabkan oleh
penekanan pada kepala janin, cedera akibat tindakan ekstrasi dan
rotasi dengan forceps yang sulit, pecahnya ketuban lama sebelum
kelahiran, kematian janin
3. Persalinan lama dapat menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga,
dehidrasi dan perdarahan post partum yang dapat menyebabkan
kematian ibu
5

4. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat
meningkatkan kematian bayi.
G. Penanganan Persalinan Lama
1. Penanganan Umum
a. Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin
(termasuk tanda vital dan tingkat dehidrasi)
b. Kaji nilai patograf, tentukan apakah pasien berada dalam
persalinan, nilai frekuensi dan lamanya HIS.
c. Suntikan cortone asetat: 100-200 mg IM
d. Penisilin prokain: 1 juta iu IM
e. Streptomicin : 1 gr IM
f. Infus cairan, larutan garam fisiologis, larutan glukosa 5% pada
janin pertama : 1 ltr/jam.
g. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali harus segera bertindak.
Pertolongan :
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forseps,
manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal,
SC dll
2. Penanganan Khusus
a. Fase laten memanjang
1) Jika HIS berhenti, pasien disebut belum inpartu atau
persalinan palsu. Jika HIS makin teratur dan pembukaan
makin bertambah lebih dari 4 cm, masuk dalam fase laten.
2) Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda
kemajuan lakukan penilaian ulang terhadap serviks.
a) Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau
pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin, mungkin
pasien belum inpartu.
b) Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan
serviks, lakukan amniotomi dan induksi persalinan
dengan oksitosin atau prostaglandin (lakukan penilaian
6

setiap 4 jam), Jika pasien tidak masuk ke fase aktif


setelah pemberian oksitosin selama 8 jam , lakukan SC
c) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina
berbau) maka lakukan akselerasi persalinan dengan
oksitosin, berikan antibiotik kombinasi sampai
persalinan.
d) Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan
serviks lakukan amniotomi dan induksi persalinan
dengan oksitosin atau prostaglandin (lakukan penilaian
setiap 4 jam), jika pasien tidak masuk fase aktif setelah
pemberian oksitosin selama 8 jam lakukan SC.
e) Jika terdapt tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina
berbau), maka lakukan akselerasi persalinan dengan
oksitosin, berikan antibiotik kombinasi sampai
persalinan.
f) Jika ada kemajuan pada pendataran dan pembukaan
serviks lakukan amniotomi dan induksi persalinan
dengan oksitosin atau prostaglandin (lakukan penilaian
setiap 4 jam), jika pasien tidak masuk fase aktif setelah
pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan SC.
g) Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan
vagina berbau), makan lakukan akselerasi persalinan
dengan oksitosin, berikan antibiotik kombinasi sampai
persalinan.
b. Fase aktif memanjang
1) Jika tidak ada disporposi pelviks atau obstruksi dan ketuban
masih utuh, pecahkan ketuban.
2) Nilai HIS
a) Jika HIS tidak adekuat (kurang dalam 3x HIS dalam 10
menit dan lamanya kurang dari 4 detik), pertimbangkan
adanya atonia uteri. Jika HIS adekuat (3x dalam 10 menit
7

dan lamanya lebih dari 40 detik), pertimbangkan adanya


disporposi obstruksi, malposisi ataua malpresentasi.
b) Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki
HIS dan mempercepat kemajuan persalinan.
c. Kala II Lama
1) Memimpin ibu untuk meneran jika ada dorongan untuk
meneran spontan.
2) Jika tidak ada malposisi/malpresentasi berikan drip
oksitosin.
3) Jika tida ada kemajuan penurunan kepala
a) Jika letak kepala lebih dari 1/5 di atas simpisis pubis atau
bagian tulang kepala dari stasion (0) lakukan ekstraksi
vakum.
b) Jika kepala antara 1/5-3/5 diatas simpisis pubis lakukan
ekstraksi vakum.
c) Jika kepala lebih dari 3/5 diatas sisfisis pubis lakukan SC
II. Sectio Caesaria
A. Definisi
Sectio caesaria merupakan salah satu cara yang digunakan di bidang
kesehatan untuk membantu persalinan ketika ada masalah tak terduga
terjadi selama persalinan, seperti faktor ibu yang panggul sempit, faktor
dari janin yang letaknya lintang, tidak cukup ruang bagi janin untuk
melalui vagina dan kelainan pada janin seperti berat badan janin melebih
4000 gram (national Institute of Health,2012) dalam Christanto,
Chandra,dkk (2013)
Sectui caesaria adalah operasi bedah dimana dokter kandungan
membuat sebuah lubang di perut dan rahim ibu kemudian mengeluarkan
janin dari lubang tersebut (national Institute for Clinical Excellence,
2004) dalam Christanto, Candra, dkk (2013).
8

B. Antaomi Fisologis

1. Alat genetalia bagian luar


a. Vulva
Membentang dari mons pubis di sebelah anterior hingga masing-
masing sisinya dibatasi oleh labia mayora, terdapat labia minora,
klitoris, vestibulum dan foarchete.
b. Mons Veneris
Merupakan bagian yang menonjol dibagian depan simpisis
c. Labia mayora ( bibir besar kemaluan ) bertugas sebagai
pelindung karena menutupi lubang masuk vagina.
d. Labia minora ( bibir kecil kemaluan ) merupakan lapisan kedua
setelah labia minora.
e. Festibulum adalah nama yang diberikan pada rongga yang di
kelilingi oleh labia minora, memeliki 2 muara dan kelenjar
bartolini dan kelenjar scene.
f. Klitoris
Mengandung banyak pembuluh darah saraf sensori sehingga
sangat sensitif.
g. Himen
Merupakan jaringan atau selaput tipis yang menutupi vagina.
h. Mengeluarkan mucus yang bermanfaat sebagai pelumas alat
genetalia bagian dalam.
2. Alat genetalia bagian luar
a. Vagina
9

Merupakan saluran muscula membraneus yang menghubungkan


rahim dan vulva.
Fungsi :
1) Sebagai saluran yang mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi.
2) Sebagai tempat pengeluaran janin atau jalan lahir pada waktu
persalinan.
3) Sebagai saluran saat melakukan hubungan seksual.
4) Dengan sekretnya yang aasam, vagina merupakan baries
untuk menghalangi perjalanan infeksi.
b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor
diatara kandung kemis dan rectum. Struktur uterus yaitu :
1) Fundus uteri ( puncak rahim )
2) Korpus uteri ( badan rahim )
3) Serviks uteri ( merupakan bagian penonjolan ke dalam
vagina pada dinding depan uterus ).
Fungsi uterus :
1) Menyediakan tempat ovum yang sdudah dibuahi.
2) Memberikan perlindungan dan nutrisi pada embrio/janin
samapi mencapai maturitas.
3) Mendorong keluar janin dan plasenta saat persalinan.
4) Setelah persalinan mengendalikan perdarahan dan tempat
perlekatan plasenta melalui kotraksi otot-otot rahim yang
saling terjalin yang disebut jahitan hidup.
Laipsan uterus :
1) Peritonium : luar
2) Myometrium : tengah
3) Endometrium : dalam
10

c. Tuba falopi
Pada ujung tuba falopi terdapat fibriae yang menangkat ovum
saat ovulasi.
Fungsi : membawa ovum dari ovarium ke uterus.
d. Ovarium
Merupakn kelejar kelamin dan kelenjar seks wanita.
Fungsi : memproduksi telur/ovum, menyimpan serta
mematangkan folikel, melepaskan ovum saat ovulasi,
memproduksi hormon ovarium yaitu progesteron dan ekstrogen.
11

C. Pathway
Hamil aterm

 Kelainan letak
janin
 Kelainan HIS
 Janin besar
 Kelainan panggul

Persalinan lama > 18

jam

Fase laten memanjang Fase akti memanjang kala II lama

Tindakan SC

Insisi jaringan post SC

Terputusnya Luka operasi Kurang informasi spinal anestesi


Kontinuitas nyeri
perawatan
jaringan kurang Kurang
pengetahuan Kontraksi Kebas
pengeluaran mediator tentng proses uterus pada
Resiko
nyeri penyakit kaki
infeksi
Atonia aliran
Nyeri saat beraktifitas ansietas darah uteri Intoleransi
aktivitas
Kontraksi tidak
Intoleransi adekuat
aktivitas
Gangguan
Pendarahan
pemenuhan
meningkat
ADL

Resiko syok hipovolemik

Sumber : Moctar.2012, Ardiyanti 2016


12

D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat perkawinan ( pernikahan ke berapa )
d. Riawayat obstetri dan kesehatan
e. Riwayat KB dan perencanaan keluarga
f. Riwayat penyakit dahulu
g. Riwayat kesehatan keluarga
h. Riwayat psikososial dan budaya
i. Kebiasaan sehari-hari
j. Seksual
k. Konsep diri
l. Peran menjadi seorang ibu
m. Pemeriksaan fisik ( keadaan umum, tanda vital, payudara, abdomen,
kandung kemih, diartasis, kala, perineum, punggung ).
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ( tindakan invasif ).
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya tindakan invasif.
d. Resiko syok hipovolemi berhubungan dengan adanya perdarahan
3. Intervensi keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ( tindakan invasif )
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......jam diharapkan
nyeri berkurang.
Kriteria hasil
 Pasien mampu mengontrol nyeri.
 Melaporkan nyeri berkurang dengan manajemen nyeri.
 Mampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi, tanda nyeri )
 Merasa nyaman setelah nyeri berkurang.
13

 Tanda-tanda vital dalam batas normal


Intervensi
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, faktor presipitasi, kualitas nyeri
(OPQRSTU).
Rasional : mengetahui perkembangan kondisi pasien.
2) Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan.
Rasional : sebagai evaluasi masih merasakan nyeri atau tidak.
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
Rasional : dengan teknik komunikasi terapeutik dapat memberikan
rasa nyaman.
4) Ajarkan teknik non farmakologi
Rasional : dapat membantu menghasilakan edorphin yang dapat
mengurangi nyeri.
5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Rasional : analgetik membantu mengurangi nyeri.
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya nyeri
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......... jam pasien dapat
melakukan self-care.
Kriteria hasil :
 Pasien mengatakan nyeri berkurang
 Pasien dapat makan, mandi, berpakaian, toileting tanpa bantuan.
Intervensi
1) Kaji kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL.
Rasional : sebagai indikator untuk menentukan bantuan yang akan
diberikan.
2) Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas bila nyeri.
Rasional : istirahat dapat memulihkan tenaga pasien
3) Dorong pasien memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri.
14

Rasional : aktivitas bertahap memudahkan pemulihan pasien


4) Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan ADL
pasien.
Rasional : partisipasi keluarga penting bagi kesembuhan pasien.
4. Discharge planing
a. Cara memandikan bayi dengan air hangat suhu (37-38◦C),
membersihkan mata dari dalam keluar.
b. Perawatan tali pusat.
c. Cara menyusui yang benar
d. Pelaksanaan imunisasi
e. Pemberian gizi ibu yang cukup
f. Istirahat tidur yang efektif
g. Perawatan luka operasi
h. Perawatan payud
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N
DENGAN DX. POST SC HARI KE-2 ATAS INDIKASI PARTUS LAMA
DI RUANG G II OBSGYN
RS. BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

Tempat Praktik : Ruang Galilea II Obsgyn


Nama Precepte : Restuning Tias Saraswati
NIM : 1994024
Tanggal Pengkajian : 15 Juli 2019 Jam 08.00 WIB

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Pasien
Nama : Ny.N
Umur : 42 Tahun
Suku : Jawa
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Bausasran
No.RM : 020718XX
Tanggal Masuk : 13 Juli 2019
Diagnosa Medis : Post SC hari ke-2

15
2. Suami
Nama : Tn.T
Umur : 44 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan :DI
Pekerjaan : Desain Gravis
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Bausasasran
B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri luka operasi skala 6
O : Nyeri sejak tadi pagi saat gerak
P : Nyeri terjadi apabila dipakai untuk gerak miring
kanan, miring kiri, duduk.
Q : Qualitas nyeri seperti di remas-remas
R : Nyeri terjadi di bagian perut bagian bawah.
S : Skala nyeri 6
U : Pasien mengatakan tadi malam juga nyeri
V : Pasien berharap nyeri hilang supaya bisa jalan ke
kamar mandi.

16
C. Alasan datang ke Rumah sakit
Pasien mengeluh mules, periksa ke klinik pembukaan 4. Sejak jam 3.00
sore pembukaan tidak maju sampai jam 18.00 WIB, pasien dirujuk ke
Rumah Sakit Bethesda. Sampai di rumah sakit pasien dianjurkan untuk
operasi SC.
D. Riwayat Penyakit
Pasien mengatakan selama ini tidak pernah mengalami sakit yang parah,
pasien opname hanya karena melahirkan, pasien tidak ada riwayat
alergi.
E. Riwayat Haid
Menarche usia 14 tahun, lama 6-7 hari, siklus 28 hari, banyak darah
normal, HPHT: 12 Oktober 2019, HPL: 21 Juli 2019.
F. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
NO Tahun Umur Persalinan Anak Nilai KET
lahir kehamilan oleh BBL L/P H/M
1. 2004 40 minggu Dokter 2500 P H
2. 2010 40 minggu Dokter 3300 L H
3. 2015 12 minggu M
4. 2019 39 minggu Dokter 2930 P H

G. Riwayat Keluarga Berencana


Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan KB, awal dulu
menggunakan alat kontrasepsi kondom setelah anak I lahir. Karena
keyakinan agama suami tidak mau KB.
H. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan kedua orangtuanya dan kedua orangtua suaminya
tidak ada yang menderita Hipertensi, Jantung, Diabetes.

17
18

I. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Umur kehamilan
Selama hamil pasien periksa di Puskesmas
b. Mulai periksa ANC sejak usia kehamilan 4 minggu.
c. Frekuensi ANC : Trimester I : 3x
Trimester II: 3X
Trimester III: 2x
d. Suntikan TT
TT pertama : sebelum menikah
TT kedua : kehamilan ke-4 trimester 1
e. Obat yang diminum selama hamil: asam folat, obat penambah darah
f. Senam hamil : pasien mengatakan tidak mengikuti senam hamil.
g. Masalah atau keluhan selama kehamilan
Trimester Keluhan Tindakan Oleh Ket
I Mual Tidak ada _ _
II Tidak ada _ _ _
III Tidak ada _ _ _

J. Pengkajian Biologis
1. Pola Nutrisi Metabolik
a. Sebelum masuk Rumah sakit
Makan : 3x sehari, jenis makanan nasi
Minum : 5-6 gelas/hari, jenis minuman air putih
b. Selama masuk rumah sakit
Makan : 3x/hari, setiap makan 1 porsi habis
Minum : ± 5 gelas
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum masuk Rumah sakit
BAB : 1x/hari warna kuning, konsistensi lembek
BAK : 5-6x/hari
b. Selama di Rumah Sakit
19

BAB : pasien mengatakan belum BAB selama di RS


BAK : pasien terpasang catheter
3. Pola aktivitas Istirahat/tidur
a. Sebelum di Rumah Sakit
1) Aktifitas sehari-hari
Pasien mengatakan setiap hari di rumah memasak, mencuci,
bersih-bersi dan mengurus anak.
2) Istirahat
Pasien mengatakan istirahat siang hari ± 2 jam, istirahat
dengan duduk dan menonton TV.
3) Tidur
Pasien mengatakan tidur malam 6-7 jam, pasien mengatakan
jarang tidur siang.
b. Selama di Rumah Sakit
1) Aktivitas
Pasien mengatakan belum bisa beraktivitas, luka bekas
operasi masih nyeri skala 6, pasien belum bisa makan dan
ganti pakai sendiri.
2) Istirahat
Pasien mengatakan selama di RS istirahat terus, karena
tiduran belum bisa turun dari tempat tidur.
3) Tidur
Pasien mengatakan selama di Rumah Sakit tidak ada
masalah mengenai tidur.
Aktivitas Tingkat Keterangan :
Ketergantungan
0 1 2 3 4 0 : mandiri
Makan/minum √ 1 : dibantu orang
sebagian
20

Mandi √ 2 : dibantu orang


lain 50%
Toileting √ 3 : dibantu
oranglain dan alat
Berpakaian √ 4 : tergantung
total
Mobilisasi di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulansi √
ROM

4. Pola kebersihan diri


a. Sebelum masuk Rumah Sakit
1) Kebersihan kulit
Pasien mengatakan mandi 2x sehari menggunakan sabun
2) Kebersihan rambut
Pasien mengatakan keramas 3 hari sekali menggunakan
shampo
3) Kebersihan telinga
Pasien mengatakan membersihkan telinga setiap habis mandi
sore menggunakan cutton bud, telinga pasien tampak bersih,
pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran
4) Kebersihan mata
Pasien mengatakan membersihkan mata saat mandi dan cuci
muka
5) Kebersihan mulut
Pasien mengatakan membersihkan mulut dengan menggosok
gigi saat mandi.
6) Kebersihan kuku
Pasien mengatakan memotong kuku ketika kuku sudah panjang
21

b. Selama di Rumah Sakit


1) Kebersihan kulit
Pasien dimandikan oleh perawat menggunakan sabun pada
pagi hari dan sore hari.
2) Kebersihan rambut
Pasien mengatakan selama di Rumah sakit belum keramas.
3) Kebersihan telinga
Pasien mengatakan selama di Rumah sakit belum
membersihkan telinga.
4) Kebersihan mata
Pasien mengatakan membersihkan mata saat di mandikan oleh
perawat.
5) Kebersihan mulut
Pasien mengatakan memberishkan mulut dengan berkumur.
6) Kebersihan kuku
Pasien mengatakan selama di Rumah sakitbelum pernah
memotong kuku.
5. Pola Reproduksi Seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada gangguan seksualitas selama hamil,
tidak mengalami masalah reproduksi.
6. Pola Kognitif-Persepsi
a. Keadaan mental : pasien sadar penuh
b. Berbicara : pasien bicara dengan jelas, pasien dapat memahami
peran yang disampaikan oleh perawat.
c. Bahasa yang di pakai : pasien menggunakan bahasa indonesia.
d. Tingkat ansietas : pasien tampak tenang, pasien mengatakan
sudah melahirkan 3 anak jadi sudah tidak cemas.
e. Pendengaran : pendengaran pasien normal, pasien tidak
menggunakan alat bantu dengar.
f. Penglihatan : penglihatan pasien normal, pasien tidak
menggunakan kacamata.
22

g. Vertigo : pasien tidak memiliki riwayat vertigo


h. Nyeri/tidak nyaman : pasien mengatakan nyeri skala 6
O : Nyeri sejak tadi pagi saat gerak
P : Nyeri terjadi apabila dipakai untuk gerak
miring kanan, kir, duduk.
Q : Kualitas nyeri seperti di remas-remas
R : Nyeri terjadi di perut bagian bawah
S : Skala nyeri 6
T : Pasien mengatakan nyeri berkurang saat
istirahat atau jika diberi obat injeksi.
U : Pasien mengatakan tadi malam juga nyeri
V : Pasien berharap nyeri hilang supaya bisa
turun ke kamar mandi

7. Pola konsep diri


a. Identitas diri : pasien mampu menyebutkan nama dan tanggal
lahir.
b. Ideal diri : pasien berharap bisa segera pulang
c. Harga diri : pasien selalu didukung oleh suami dan keluarga,
tidak ada harga diri rendah.
d. Peran diri : pasien menyadari perannya sebagai ibu rumah tangga
dan istri.
e. Gambaran diri : pasien semangat dalam menghadapi proses
pemulihan.
8. Pola koping
a. Pengambilan keputusan
Pasien mengatakan pengambilan keputusan diskusi dengan
suami.
b. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah
Pasien mengatakan jika memiliki masalah, pasien menceritakan
dengan suami dan mencari jalan keluar.
23

9. Pola peran hubungan


a. Status pekerjaan : Ibu rumah tangga
b. Jenis pekerjaan : ibu rumah tangga
c. Pasien aktif kegiatan masyarakat yaitu mengikuti pengajian
d. Sistem pendukung : pasien memiliki sistem pendukung yaitu
suami
e. Hubungan selama di Rumah Sakit : hubungan pasien dengan
keluarga baik, hubungan pasien dengan petugas kesehatan baik.
10. Pola pemeliharaan kesehatan
a. Pengguna tembakau : pasien tidak ada riwayat merokok
b. Pengguna alkohol : pasien tidak mengkonsumsi alkohol
c. Pengguna NAPZA : pasien tidak menggunakan napza
d. Intelektual : pasien mengetahui keadaan saat ini, proses
pemulihan post operasi sectio caesaria, perawatan yang
dilakukan adalah perawatan luka dan mobolisasi bertahap.
11. Nilai dan keyakinan
a. Sebelum masuk Rumah Sakit
Pasien sholat 5 waktu, pasien mengikuti pengajian.
b. Selama di Rumah Sakit
Pasien selalu berdoa
K. Pengkajian Psikologis
Pasien mengatakan senang karena anaknya sudah lahir. bagi pasien anak
adalah rejeki dari Tuhan. Pasien tidak mengalami gangguan psikologis.
L. Pengkajian sosial
Hubungan pasien dengan keluarga, dengan petugas kesehatan, dengan
sesama pasien baik tidak ada masalah.
M. Pengkajian spiritual
Pasien mengatakan hubungan yang paling bermakna dengan Tuhan.
Pasien rajin sholat 5 waktu dan mengikuti pengajian.
24

N. Pengkajian fisik
1. Keadaan umum tampak sakit sedang, pasien terpasang infus
ditangan kanan, terpasang kateter ukuran no.16.
2. Kesadaran
a. Kualitatif : compos mentis
b. Kuantitatif : GCS 15 (E:4, V:5. M:6)
3. Anthopometri
a. BB sebelum hamil : 48 kg, sesudah hamil : 63 kg.
b. Tinggi badan sebelum hamil: 159 cm, sesudah hamil : 159 cm.
4. Tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg, dikur dibagian lengan kiri atas
b. Nadi : 85x/menit
c. Suhu : 36,7◦C
d. RR : 20x/menit
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut bersih, warna hitam, kulit kepala bersih, tidak ada luka
lecet di kepala, pertumbuhan rambut merata. Mata : konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik. Gigi bersih tidaka ada caries.
Tonsil: T1. Hidung bersih tidak ada polip
b. Leher
Tidaka ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidaka ada
pembengkakan kelenjar limfe.
c. Dada
Bentuk simetris, payudara simetris, hiperpigmentasi pada areola
mamae, asi keluar banyak, tidak terdapat masa pada payudara.
d. Axila
Tidak terdapat masa/tumor pada axila, tidak ada nyeri tekan.
e. Punggung
Tidak ada kelainan bentuk
25

f. Abdomen
1) Inspeksi
Warna kulit abdomen coklat, terdapat linea nigra, terdapat
luka bekas SC di perut bagian bawah sepanjang ± 15 cm
2) Auskultasi
Bising usus : 7x/menit
3) Palpasi
Tingkat fundus uteri 1 jam di bawah pusat, kontraksi uterus
keras
4) Perkusi
Terdengar suara timpani
g. Genetalia dan anus
1) Vulva, vagina, perineum: terpasang kateter no.16, terdapat
bercak darah lokra lubra ±5cc, tidak terdapat varises, tidak
ada pembesaran kelenjar bartolini.
2) Anus : tidak terdapat pembesaran vena/hemoroid
h. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan, tidak ada
kelemahan, CRT 2 detik.
2) Ekstremitas bawah
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan tapi masih terasa
tebal, CRT 2 detik
i. Refleks
1) Refleks fisologis
 Biseps (+)
 Trisep (+)
 Patela (tidak terkaji)
2) Refleks patologis
Babinski (-)
26

6. Diagnostik test
Laboratorium tanggal 13 Juli 2019
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HB 11,7 gr/dl 11,6-16,5
Angka Leukosit 16,27 mm3 4-11
Masa perdarahan 3.30 menit 1-5
Masa pembekuan 9.10 menit 2-6
Gula darah sewaktu 122 mg/dl 100-140

7. Program pengobatan
a. Ceftriaxone 2x1 gr / 24 jam melalui Intra Vena
b. Ranitidine 2x1 ampul/ 24 jam melalui Intra Vena
c. Ketorolac 3x30 mg/24 jam melalui Intra Vena
d. Vitamin B.complek 2x1/ 24 jam melalui oral

Analisa Obat
N Nama obat indikasi Kontra Efek Implikasi
o Indikasi Samping keperawatan
1. Ceftriaxon Infeksi Hipersensitivi Reaksi Observasi
e 2x1 mg saluran tas ceftriaxone alegi: munculnya
pernapasan atau demam, reaksi alegi,
bawah. komponen gatal- observasi
Ostitis lain gatal, tanda-tanda
media, didalamnya, bengkak, vital
infeksi neonatus sesak,
kulit, hiperbilirubin muntah
infeksi emia
saluran
kemih,
27

infeksi
bakteri
sistemik,
pencegaha
n
terjadinya
infeksi
2. Ranitidine Peningkata Hipersensitivi Sakit Timbulnya
2x1 IV n asam tas ranitine, kepala, efek samping
lambung, ibu menyusui, mual,
nyeri ulu gagal ginjal diare,
hati nyeri
perut
3. Ketorolac Peradangan Hipersensitivi Dispesia, Observasi
, nyeri
3x30 mg tas ketorolac, mual, nyeri secara
pasca
IV operasi, riwayat ulkus mengant komprehensif
nyeri
peptikum, pre uk, diare, , observasi
sedang,
nyeri berat operasi, pusing tanda-tanda
(akut)
gangguan vital
ginjal berat,
ibu menyusui
4. Vitamin Defisiensi Alergi Peningka Observasi
B.complek vitamin B, terhadap tan timbunya
2x1 per menghilan vitamin buang air efek samping
oral gkan gejala B.complek kecil,
pada pasien diare,
dengan poli kesulitan
neuropati nafas,
pembeng
28

kakan
wajah.
8. Program tindakan ( yang belum dilakukan)
a. Inspeksi luka tanggal 15 Juli 2019
b. Diet : makanan tinggi protein
c. Lepas DC setelah bladder training
d. Mobilisasi bertahap
e. Lepas infus setelah injeksi stop
9. Rencana Pulang
Rencana pasien pulang ke rumah sendiri, tinggal bersama suami,
perawatan yang dibutuhkan adalah perawatan luka, latihan mobilisa

II. Analisa Data


No Data Masalah Penyebab
1 DS: Nyeri akut Agen cidera fisik
 Pasien mengatakan nyeri
luka operasi skala 6
DO
 Pasien tampak memegangi
perut saat gerak.
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 85x/menit
 Suhu : 36,7◦C
 RR : 20x/menit
2 DS : Defisit perawatan Kelemahan fisik
 Pasien mengatakan kedua diri
kaki masih merasa tebal,
pasien belum bisa turun dari
tempat tidur, nyeri.
DO :
29

 Aktivitas pasien selama di


rumah sakit dibantu oleh
perawat.
 Pasien bedrest
3 DS : - Resiko infeksi Invasi bakteri
DO : patogen
 Terdapat luka post operasi
sectio caesaria ± 15 cm
 Angka leukosit : 16,27
4 DS: Defisiensi Kurang terpapar
 Pasien mengatakan tau risiko pengetahuan informasi
hamil dengan umur > 40
tahun akan kesulitan
mengejan.
DO :
 Pasien tanpak kurang
mengetahui dampak dari
kehamilan dan persalinan
dari usia > 40 tahun
5 DS : _ Resiko Kontraksi uterus
DO : perdarahan in adekuat
 Lochea rubra ± 20 cc, tinggi
fundus uteri (T-1), kontraksi
uterus keras

III. Diagnosa Keperawatam


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, di dukung data :
DS : pasien mengatakan nyeri luka operasi skala 6.
DO : pasien tampak memegangi perut saat gerak, Tekanan darah: 120/80
mmHg, nadi : 85x/mnt, suhu: 36,7◦C, RR: 20x/mnt.
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik di dukung data:
30

DS : pasien mengatakan kedua kaki masih terasa tebal, pasien mengatakan


luka operasi masih nyeri
DO : aktivitas pasien selama di rawat di rumah sakit dibantu oleh perawat,
pasien bedrest.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, di
dukung data :
DS : pasien mengatakan tau risiko hamil dengan usia>40 tahun akan
kesulitan mengejan.,
DO : pasien tampak kurang mengetahui dampak kehamilan dan persalinan
di usia >40 tahun.
4. Resiko perdarahan dengan faktor resiko kontraksi uterus in adekuat.
5. Resiko infeksi dengan faktor resiko invasi bakteri patogen akibat tindakan
invasif.
31

Pengkajian Data Fokus Tanggal 16 Juli 2019 jam 07.00 WIB

1. Keluhan utama
Pasien mengatakan luka operasi masih nyeri skala 6 kalau di pakai untuk gerak.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Mata : sklera tidak ikteri, konjungtiva tidak anemis, pupil 2/2 reaksi +/+
b. Dada
Bentuk simetris, tidak ada retraksi dada, bunyi suara nafas vesikuler, payu
dara simetri, areola mamae hiperpigmentasi, ASI keluar.
c. Abdomen
1) Inspeksi
Terdapat linea nigra, terdapat luka operasi panjang ±15 cm, balutan
tampak bersih.
2) Palpasi
Teraba kontraksi uterus sedang, Tinggi fundus F-1
3) Auskultasi
Bising usus : 6x/menit
4) Perkusi
Terdengar suara timpani
d. Genetalia
Vulva tidak bengkak, terdapat lokeanrubran ± 10 cc
e. Ekstremitas
Kedua kaki bengkak, pitting edema 1
3. Pola nutrisi
Pasien mengatakan makan habis 1 porsi, minum ± 2 gelas air putih.
4. Pola eliminasi
a. BAB : pasien mengatakan selama di Rumah Sakit belum pernah BAB,
pasien mengatakan terakhir buang air besar tanggal 12 Juli 2019, pasien
mengatakan perut terasa penuh.
b. BAK : pasien mengatakan sudah BAK 1x banyak
32

5. Masalah keperawatan
Konstipasi berhubungan dengan aktivitas fisik yang tidak mencukupi
33

6. RENCANA KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Tanggal : 15 Juli 2019
Nama mahaiswa : Restuning Tias Saraswati
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi nyeri secara 1. Sebagai indikator dalam
dengan agen cidera fisik , di keperawatan selama 2x24 jam komprehensif. menentukan intervensi.
dukung data : pasien dapat mengontrol nyeri 2. Berikan posisi miring 2. Perubahan posisi pasien
dengan kriteria hasil : kanan/kiri. akan mempercepat
pemulihan fisik
34

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
DS : DS : 3. Anjurkan dan ajarkan 3. Relaksasi nafas dalam
 pasien mengatakan nyeri  pasien mengatakan nyeri teknik relaksasi nafas dapat mengurangi
luka operasi skala 6. berkurang, skala 1-2 dalam. ketegangan otot dan
DO :  pasien mengatakan nyeri menghambat rangsang
 pasien tampak memegangi dapat di kontrol nyeri serta menambah
perut saat bergerak. DO : pemasukan oksigen.
 TD: 120/80 mmHg  ekspresi wajah rileks 4. Ukur tanda-tanda vital 4. Peningkatan tanda-tanda

 Suhu: 36,7◦C  tanda-tanda vital dalam pasien. vital adalah salah satu

 Nadi: 85x/mnt batas normal. indikasi nyeri.

RR: 20x/mnt  TD : 110/70 -130/80 5. Laksanakan program 5. Ketorolac golongan

mmHg dokter pemberian analgetik analgetik yang bersifat

 Suhu : 36-37◦C ketorolac 3x30 mg menghambat reseptor


nyeri, sehingga persepsi
 Nadi : 60-100x/mnt
nyeri berkurang dan hilang
RR : 12-20x/mnt
35

RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Tanggal : 15 Juli 2019
Nama mahaiswa : Restuning Tias Saraswati
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00

Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan pasien 1. Sebagai indikator untuk
berhubungan dengan nyeri keperawatan selama 2x24 jam dalam mandi, berpakaian, memenuhi kebutuhan
akibat tindakan invasif, di diharapkan pasien dapat toileting, makan. ADL.
dukung data : melakukan tindakan selfcare, 2. Monitor kebutuhan klien 2. Diharapkan dapat
DS : dengan kriteria hasil : untuk alat-alat bantu yang mengetahui sebatas mana
 Pasien mengatakan kedua digunakan untuk bantuan yang akan
kaki masih terasa tebal . pemenuhan ADL. diberikan pada pasien
36

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
 Pasien mengatakan luka DS : 3. Sediakan bantuan sampai 3. Memberi dukungan pada
operasi masih nyeri.  Pasien mengatakan nyeri klien mampu secara rutin pasien untuk melakukan
berkurang skala 1-2 melakukan selfcare. selfcare.
DO : DO : 4. Libatkan keluarga dalam
4. Dukungan dan keluarga
 Aktivitas pasien selama di  Pasien dapat mandi, memenuhi kebutuhan
mendorong pasien dapat
Rumah Sakit dibantu oleh makan, berpakaian, pasien.
melakukan pemenuhan
perawat. toileting, secara mandiri.
kebutuhan ADL.
 Pasien bedrest.
37

RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Tanggal : 15 Juli 2019
Nama mahaiswa : Restuning Tias Saraswati
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00

Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan klien 1. Mengetahui tingkat
mengenai KB berhubungan keperawatan selama 2x24 jam mengenai metode KB dan pengetahuan pasien,
dengan kurangnya informasi di pengetahuan pasien bertambah risiko kehamilan dan mempermudah
dukung data : dengan kriteria : persalinan di usia >40 memberikan penjelasan
tahun. pada klien.

TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


38

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN


KEPERAWATAN & DATA
PENUNJANG
DS : DS : 2. Jelaskan tentang risiko
2. Identifikasi kemungkinan
 Pasien mengatakan tau  Pasien mengatakan kehamilan dan persalinan
yang terjadi apabila ibu
risiko hamil dengan usia mengetahui dan memahami di usia >40 tahun
tidak melakukan KB.
>40 tahun akan kesulitan dapak kehamilan di usia 3. Berikan pendidikan
3. Memotifasi pasien untuk
mengejan. >40 tahun bila tidak KB. kesehatan mengenai KB
melakukan KB.
DO : 4. Kolaborasi dengan tim
4. Metode-metode KB dapat
 Pasien tampak kurang DO : medis apabila ibu
mencegah kehamilan.
mengetahui dampak Pasien mampu memahami memutuskan untuk KB.
kehamilan dan persalinan penjelaskan yang
dengan usia >40 tahun disampaikan dan
memutuskan untuk
melakukan KB setelah
masa nifas selesai
39

RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Tanggal : 15 Juli 2019
Nama mahaiswa : Restuning Tias Saraswati
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00
Risiko perdarahan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi perdarahan 1. Mengetahui jumlah
faktor risiko adanya kontraksi keperawatan selama 2x24 jam perdarahan dan indikasi
uterus yang tidak adekuat pasien tidak mengalami untuk menentukan tindakan
perdarahan dengan kriteria keperawatan selanjutnya.
hasil : 2. Ajurkan klien untuk 2. Mengobservasi jumlah
mengganti pembalut setiap perdarahan dan menjaga
4 jam. kebersihan serta
kenyamanan pasien
40

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
DS : 3. Edukasi penyebab 3. Menambah informasi pada
 Pasien mengatakan perdarahan yang mungkin pasien mengenai penyebab
perdarahan tidak banyak. terjadi. perdarahan.
DO : 4. Kolaborasi dengan dokter 4. Mencegah terjadinya
 Perdarahan pervaginam pemberian obat anti perdarahan yang bisa
normal ± 30 cc perdarahan bila terjadi menyebabkan syok
perdarahan hebat. hipovolemi.
41

RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Tanggal : 15 Juli 2019
Nama mahaiswa : Restuning Tias Saraswati
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00 Tanggal 15/7/2019 jam 08.00
Risiko infeksi dengan faktor Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi luka dan 1. Sebagai dasar untuk
risiko invasi bakteri patogen. keperawatan selama 2x24 jam observasi adanya tanda- menentukan tindakan
pasien mangetahui cara tanda infeksi. pencegahan infeksi.
perawatan luka untuk 2. Ukur tanda-tanda vital 2. Perubahan suhu, nadi yang
mencegah infeksi dengan pasien meliputi suhu, nadi. signifikan salah satu
kriteria hasil : indikasi adanya infeksi.
42

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
DS : - 3. Anjurkan pasien untuk 3. Makanan tinggi protein
makan makanan tinggi dapat mempercepat
DO : protein. penyembuhan luka.
Tidak muncul tanda-tanda
4. Laksanakan program
infeksi (kemerahan, bengkak, 4. Injeksi ceftriaxone adalah
dokter pemberian injeksi
nyeri) salah satu obat untuk
ceftriaxone 2x1 gram
pencegahan infeksi pasca
operasi.
43

RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Tanggal : 16 Juli 2019
Nama mahaiswa : Restuning Tias Saraswati
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
Tanggal 16/7/2019 jam 08.00 Tanggal 16/7/2019 jam 08.00 Tanggal 16/7/2019 jam 08.00 Tanggal 16/7/2019 jam 08.00
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji riwayat BAB pasien 1. Mengetahui kebiasaan
Konstipasi berhubungan keperawatan selama 1x24 jam, sebelum masuk Rumah BAB pasien.
dengan kelemahan fungsi otot pasien bisa BAB dengan sakit.
abdominal, aktivitas tidak kriteria hasil : 2. Berikan privasi untuk 2. Buang air besar adalah hal
yang pribadi. Sebagian
mencukupi di dukung data: eliminasi
besar pasien mungkin
mengalami kesulitan BAB
dan rasa aman di rumah.
44

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN & DATA TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN
PENUNJANG
DS : DS : 3. Anjurkan pasien untuk 3. Mobilisasi aktif memacu
 Pasien mengatakan selama  Pasien mengatakan sudah meningkatkan mobilisasi. peristaltik usus.
di Rumah Sakit belum BAB
4. Air putih dapat mendorong
BAB. DO : 4. Anjurkan pasien untuk
defekasi, sayuran tinggi
 Pasien mengatakan bAB  Pasien sudah BAB, feases minum air putih 8-10
serat, mampu
terakhir tanggal lembek. gelas, makan sayuran
melembekkan feses.
12/07/2019. tinggi serat.
DO : 5. Dulcolac sup berfungsi
5. Kolaborasikan dengan
 Peristaltik usus 6x/menit merangsang motilitas usus
dokter pemberian dulcolac
terutama usus besar.
supositoria 10 mg .
CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
1 Nyeri akut Senin, I:
15/07/2019 1. Mengkaji skala nyeri pasien
08.00 - Pasien mengatakan nyeri di daerah Tyas
luka operasi, skala nyeri 6, nyeri
dating ketika digunakan untuk
bergerak. Nyeri kan berkurang dan
hilang ketika dipakai untuk istirahat
atau minum obat.
- Pasien masih tampak kesakitan dan
memegangi perut ketika bergerak

08.05 2. Memberikan posisi setengah duduk


- Pasien mengatakan lebih nyaman Tyas

08.10 3. Menganjurkan pasien untuk Tarik nafas


dalam selama 3x dengan cara hirip nafas Tyas
melalui hidung, keluarkan pelan-pelan
melalui mulut
- Pasien mampu melakukan Teknik
relaksasi nafas dalam
- Pasien mengatakan dengan nafas
dalam bias mengurangi nyeri

08.15 4. Melaksanakan program dokter pemberian


analgetik ketorolac Tyas
- Obat diberikan melalului intra vena
- Pasien mengatakan setelah diberikan
obat suntik biasanya lebih enak.

09.00 5. Mengukur tanda-tanda vital pasien


- Tekanan Darah : 120/80 mmhf Tyas
- Nadi: 85x
- RR: 20x/ menit

45
46

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
2 Nyeri akut Senin E:
15/07/2019 S: pasien mengatakan bekas luka operasi
12.00 masih nyeri kalua untuk gerak, skala nyeri 6. Tyas
O: Tekanan Darah: 110/80 mmhg
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan rencana keperawatan

Selasa, S:
16/07/2019 - pasien mengatakan luka operasi masih
07.00 nyeri skala 6-7 bila dipakai untuk Tyas
bergerak seperti dari kursi roda pindah ke
tempat tidur atau dari tempat tidur ke kursi
roda
O:
- ekspresi wajah pasien tampak
menyeringai saat mobilisasi
- Pasien memegangi perutnya saat
mobilisasi
- Tekanan Darah: 110/70 mmhg
- Suhu: 36,50C
- Nadi: 90x/menit
- RR: 20x/menit
A: masalah belum teratasi
08.00 P: lanjutkan rencana keperawatan no 1,2,3,4,5
I: Tyas

1. Mengejarkan pada pasien Teknik


mobilisasi untuk mengurangi nyeri
dengan cara saat mau bangun dari
tempat tidur, miring duku baru duduk
dan berdiri
- Pasien mengatakan nyeri berkurang
ketika miring dulu setiap mau bangun,
skala nyeri 3

46
47

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
3 Nyeri akut Selasa, E:
16/07/2019 S:
10.00 - pasien mengatakan nyeri berkurang Tyas
skala 3
O:
-pasien mampu melakukan tindakan
yang diajarkan dengan miring ke kiri
sebelum bangun
- ekspresi wajah rileks
- suhu: 36,80C
- nadi: 80x/menit
- pasien sudah diijinkan pulang oleh
dokter
A: masalah keperawatan teratasi
P: hentikan rencama keperawatan

47
48

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
1 Defisit Senin, I:
perawatan 15/07/2019 1. Mengkaji kemampuan pasien dalam Tyas
diri 08.00 pemenuhan kebutuhan ADL
- Pasien mengatakan luka operasi masih
nyeri saat bergerak
- Pasien mengatakan tadi pagi masih
dimandikan oleh perawat
- Saat makan, pasien dibantu oleh
perawat
08.30 2. Mendekatkan makanan di meja pasien
- Pasien bisa makan sendiri di meja Tyas
makan
09.00 3. Melakukan vulva hygiene
- Vulva tampak bersih setelah Tyas
dilakukan vulva hygiene

12.00 E:
S
- : pasien mengatakan luka operasi masih Tyas
nyeri, belum bisa untuk berdiri
O:
- Untuk makan, pasien masih dibantu oleh
orang lain.
- Untuk mandi pasien masih dibantu oleh
orang lain
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi keperawatan no 1,2,3,4

48
49

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
2 Deficit Selasa, S:
perawatan 16/07/2019 - Pasien mengatakan, bila untuk bergerak, Tyas
diri 07.00 luka masih nyeri skala 6
- Pasien mengatakan pagi ini mandi
sendiri di kamar mandi
O:
- Ekspresi waja rileks
- Pasien duduk sendiri di kursi, sambal
makan
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi keperawatan no 2,3,4
I:
10.00 1. Mengajarkan Teknik mobilisasi untuk
mengurangi nyeri saat berpindah posisi Tyas
dengan dengan cara miring sebelum
duduk, berdiri, dan berjalan.
- Pasien mampu melakukan Teknik
mobilisasi yang diajarkan
- Pasien mampu berjalan di sekitar
tempat tidur
12.00 E:
S:
- Pasien mengatakan nyeri bekurang skala 3 Tyas
- Pasien mengatakan sudah bisa jalan ke
kamar mandi sendiri
O:
- Pasien sudah mamou melakukan
pemenuhan ADL (makan, mandi,
berpakaian. Toileting tanpa bantuan)
- Pasien sudah diperbolehkan pulang oleh
dokter
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

49
50

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
11 Defisiensi Senin, I:
pengetahuan 15/07/2019 1. Mengkaji pengetahuan pasien mengenai Tyas
08.00 KB, resiko kehamilan dan persalinan
usia >40 tahun
08.15 E:
S: Tyas
- Pasien mengatakan pernah
menggunakan alat kontrasepsi
kondom, setelah itu tidak pernah lagi,
suaminya tidak mau KB, karena
keyekinan agama, anak adalah rejeki
dari Tuhan
O:
- Pasien hanya menyebutkan alat
kontrasepsi kondom yang pernah
digunakan
A: masalah belum teratasi
P: lsnjutksn intervensi

Selasa, S:
16/07/2019 - Pasien mengatakan selama ini belum
09.00 pernah KB, setelah kelahiran anak Tyas
pertama, pernah menggunakan kondom
saat berhubungan
- Pasien mengatakan tidak tau banyak
mengenai resiko hamil dan persalinan di
usia > 40 tahun
- Pasien mengatakan pernah dianjurkan
oleh dokter untuk mengikuti KB suntil
per tiga bulan
O:
- Pasien tampak kurang paham mengenai
metode KB dan resiko hamil di usia > 40
tahun.

50
51

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
2 Defisiensi Selasa, A: masalah belum teratasi Tyas
pengetahuan 16/07/2019 P: lanjutkan intervensi no 3, 4
09.00 I:
09.30 1. Melakukan Pendidikan kesehatan Tyas
mengenai metode KB dan resiko
kehamilan di usia > 40 tahun. Metode
yang digunakan adalah ceramah dan
tanya jawab mengenai macam-macam
alat kontrasepsi, keuntungan, kerugian,
dan efek samping.
10.00 E:
S:
- pasien mengatakan mengerti tentang Tyas
penjelasan yang diberikan, terkait
metode KB, kehamilam dan persalinan
usia di atas 40 tahun
- Pasien mengatakan akan menggunakan
metode KB suntik per 3 bulan
O:
- pasientampak mengerti tentang
penjelasan yang diberikan
- pasien mampu menyebutkan resiko
kehamilanusia di atas 40 tahunbisa
beresiko anak cacat.
- Pasien mampu menjawab pertanyaan
mengenai macam-macam KB
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

51
52

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
1 Resiko Senin, I:
perdarahan 15/07/2019 1. Mengobservasi perdarahan pervaginam Tyas
08.00 - Pasien mengatakan perut kadang
masih mules
- Perdaran pervagina ± 20 cc

08.30 2. Memberikan penjelasan kepada pasien Tyas


mengenai penyebab perdarahan
- Pasien mengatakan paham mengenai
penyebab perdarahan, karena ini
adalah kehamilan yang ke -3
12.00 E:
S: Tyas
- Pasien mengatakan kadang perut masih
mules
O:
- Trsdapat lokia rubra warna merah ± 20
cc
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi keperawatan

Selasa,
16/07/2019 S:
07.30 - Pasien mengatakan perut masih terasa Tyas
mules
- Pasien mengatakan perdarahan
pervaginam normal
O:
- Observasi perdarahan pervaginam ± 10 cc
- CRT : 2 detik
- Tidak anemis
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

52
53

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
2 Resiko Selasa, I:
perdarahan 16/07/2019 1. Mengobservasi perdarahan pervaginam Tyas
09.00 - Perdarahan pervaginam ± 20 cc

2. Memeriksa kontraksi uterus


- Konkontraksi uterus sedang
- Uterus teraba keras
- TFU: P-1

12.00 E:
S: Tyas
- Pasien mengatakan perut masih mules
- Pasien mengatakan perdarahan normal
O:
- Kontraksi uterus sedang, uterus teraba
kuat.
- TFU: P-1
- Perdarahan pervaginam ± 20 cc
- Pasien sudah diijinkan pulang oleh
dokter
A: Masalah teratasi
P: hentikan intervensi

53
54

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
1 Resiko Senin, I:
infeksi 15/07/2019 1. Mengobservasi luka Tyas
08.30 - Luka operasi sudah, tidak ada
perdarahan di luka operasi, tidak ada
pus
08.35 2. Melakukan inspeksi luka
- Luka diolesi Nacl, kemudian diolesi Tyas
betadin, diolesi lagi dengan Nacl, luka
dikeringkan menggunakan kasa
kering
08.50 3. Mengobservasi tanda-tanda vital
- Tekanan darah: 120/80 mmhg Tyas
- Suhu: 36,70C
- Nadi: 85x/menit
- RR: 20x/menit
4. Memberikan injeksi ceftriaxone
08.55 - Injeksi ceftriaxone diberikan melalui Tyas
Threeway
- Tetesan infus lancer
- Tidak didapatkan adanya reaksi alergi

12.00 E:
S:
- Pasien mengatakan balutan luka Tyas
operasi tidak ada rembesan
O:
- Balutan luka operasi tampak bersih,
tidak ada rembesan darah maupun pus
Tekanan Darah: 110/80 mmhg
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

54
55

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
2 Resiko Selasa, S: Tyas
infeksi 16/07/2019 - Pasien mengatakan luka operasi masih
07.30 nyeri
O:
- Luka operasi tampak bersih, tidak ada
rembesan darah maupun pus
- Tekanan Dara: 110/ 70 mmhg
- Nadi: 80x/menit
- Suhu: 36,50C
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
I:
08.00 1. Mengobservasi luka operasi Tyas
- Balutan luka operasi tampak kering,
tidak ada rembesan darah maupun pus
12.00 E:
S: Tyas1
- Pasien mengatakan nyeri luka operasi
berkurang, skala nyeri 3
O:
- Luka operasi tampak berih, tidak ada
rembesan darah maupun pus
- Tekanan Darah: 100/60 mmhg
- Suhu: 36,50C
- RR: 20x/menit
- Pasien sudah diperbolehkan pulang
oleh dokter
A: Masalah keperawatan teratasi
P: Hentikan Intervensi Keperawatan

55
56

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIE)

Nama Pasien : Ny. N


Ruangan : G II Obsgyn
Diagnosa Medis : Post SC hari ke -2 atas indikasi persalinan lama
No NO. Hari/ Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
1 konstipasi Selasa, I:
16/07/2019 1. Mengkaji pola eliminasi BAB
- Pasien mengatakan 3 hari belum BAB

2. Menganjurkan pasien untuk banyak


minum air putih ± 8-10 gelas/hari
- Pasien mengatakan kalo minum air
putih banyak masih mual

3. Menganjurkan pasien untuk


meningkatkan aktivitas
- Pasien mengatakan bersedia untuk
meningkatkan aktivitas

4. Memberikan dulcolac sesuai dengan


program dokter
- Dulcolak diberikan melalui
suppositoria
E:
S:
- Pasien mengatakan 15 menit setelah
diberikan dulcolac langsung terasa
ingin BAB
- Pasien mengatakan sudah BAB di
kamar mandi
- Pasien mengatakan lega setelah BAB
O: Ekspresi wajah pasien tampak rileks
A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi

56
57

ASPEK ETIK DAN LEGAL DALAM KEPERAWATAN

Prinsip Etik

1. Respect ( Hak untuk di hormati )


Perawat menghargai hak-hak pasien
Dalam kasus ini, perawat memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengatakan apa yang dirasakan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
bertanya.
2. Autonomy ( Hak pasien memilih )
Hak pasien untuk memilih treatmen untuk dirinya.
Perawat memberikan kebebasan pada pasien tentang pengobatan maupun
tindakan yang akan dilakukan untuk pasien, pasien maupun keluarga berhak
menolak tindakan yang akan diberikan.
3. Beneficience ( Bertindak untuk keuntungan orang lain/ pasien )
Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan/orang lain dan secara
aktif berkonstribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya.
Perawat melaksanakan asuhan keperawatan , melakukan tindakan keperawatan,
melaksanakan program dokter dengan tujuan untuk kesembuhan pasien.
4. Non-maleficence ( utamakan tidak mencederai orang lain )
Kewajiban perawat untuk tidak sengaja menimbulkan kerugian atau cedera.
Perawat tidak melakukan kesalahan yang disengaja dan merugikan pasien.
5. Confidentialty ( Hak kerahasiaan )
Menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi tentang pasien atau klien
yang dipercayakan pasien kepada perawat.
Informasi dan data yang diperoleh dari pasien tidak di informasikan kepada
siapapun kecuali kepada sesama tenaga medis untuk menunjang kesembuhan
pasien.
6. Justice ( Keadilan )
Perawat tidak mebeda-bedakan dalam memberikan asuhan keperawatan. Semua
pasien diperlakukan sama sesuai kebutuhan pasien.

57
58

7. Fidelity ( Loyality/ketaatan )
Perawat memberikan pelayanan sesuai dengan kewenangan, memberikan terapi
pengobatan bukan atas inisiatif sendiri, tapi kolaborasi dengan dokter.
8. Veracity
Memberikan informasi data yang diperoleh/ informasi sesuai dengan
kenyataan, dan memberikan informasi kesehatan sesuai dengan kewenangan
perawat.

58
59

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam yang
dimulai dari tanda-tanda persalinan. Persalinan lama merupakan salah satu
penyebab infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi dan perdarahan post partum
yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi,
cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi (Kusumadriati
2010) dalam Ardiyanti & Suranti 2016. Teori tersebut sesuai dengan kasus
yang terjadi, pasien sudah mengalamami pembukaan 4, persalinan lebih dari
18 jam, dan akhirnya dilakukan tindakan section caesarea
2. Dari pengkajian didapatkan keluhan nyeri pada luka operasi, skala nyeri 6,
pasien belum bisa beraktivitas secara mandiri, masih keluar lokra lubra ± 20
cc warna merah segar. Pada pengkajian hri ke-3 pasien mengatakan belum
BAB sudah 3 hari yang lalu, sudah dilaporkan pada dokter mendapat terapi
Dulcolac Suppositoria 10 mg.
3. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada NY.N pada hari pertama ,
yaitu :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
c. Defisiensi pemgetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
d. Resiko perdarahan dengan faktor resiko kontraksi in adekuat.
e. Resiko infeksi dengan faktor resiko invasi bakteri patogen
Pada hari ke-2 pemberian asuhan keperawatan pasie mengatakan belum
BAB sejak 3 hari yang lalu, pasien mendapat terapi dulcolac 10 mg
supositoria.
4. Intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien Ny.N meliputi
observasi, Nursing Planning, edukasi dan kolaborasi. Intervensi dari ke
enam diagnosa tersebut semuanya tercapai. Pada hari ke-2 pasien sudah
diperbolehkan pulang oleh dokter, Intervensi keperawtan dihentikan

59
60

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Section caesarea adalah salah satu tindakan untuk mengeluarkan janin
dari dinding perut dengan membuat sayatan yang dilakukan oleh dokter
spesialis obsgyn di ruang operasi. Slah satu dilakukan tindakan section
caesarea adalah karena partus lama yang dapat membahayakan
keselamatan ibu dan janin. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien post section caesarea adalah dengan membuat asuhan
keperawatan yang meliputi: pengkajian, Analisa data, merumuskan
diagnose keperawatan, menyusun rencana keperawatan, implementasi
keperawatan, dan evaluasi tindakan keperawatan yang meliputi evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Pada pasien post section caesarea jga
diperlukan pengawasan terhadapat perdarahan pervagina dengan cara
observasi kontrkasi uterus.

B. Saran
Diharapkan laporan Asuhan Keperawatan ini dapat menjadi referensi
untuk menambah pengalaman di bidang keperawatan maternitas,

60
61

DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, yulriha, susu susanti.2016. Faktor ibu yang berhubungan dengan


kejadian persalinan lama di RSUD Arifin Achmad pekan Baru.
Diakses dari jurnal kesehatan komunitas vol.3 No.2. Mei 2016
Bulechek, Gloria M. 2015. Nursing Intervention Clasification (NIC). Singapore
: Elseiver
Hatahaen.2013. Perawatan Antenatal. Jakarta; Salemba Medika
Hearman & Kamitsu. 2018. NANDA I Diagnosis Keperawatan dan klasifikasi
2018-2020. Jakarta: EGC
Kristanto.Candra, dkk.2013.Efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan
gurded Imagery terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi
sectio caesaria di Irna D Blu RSUP Dr.R.D Kandau Manado diakses
dari e jurnal (e-KP) volume 1. Nomer 1. Agustus 2013
Larasati.S.2014. PDF. Askep ibu post partum diakses tanggal 15 Juli 2019.
Google respiratori ump.ac.id
Manuaba ,IBG.2016. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
Noorhead, sue, dkk. 2015. Nursing Outcome Clasification (NOC). Singapore:
Elseiver
Saleha, Siti.2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas.Jakarta; Salemba Medik
Soviati, evi. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan lama persalinan di
RSUD’45 Kuningan Jawa Barattahun 2015 diakses dari Jurnal Bidan
“Midwife Jurnal” volume 2 No.1, Januari 2016

61

Anda mungkin juga menyukai