Anda di halaman 1dari 4

MUNTAH

Definisi
- Muntah: dikeluarkannya isi lambung melalui mulut secara ekspulsif melalui mulut dengan
bantuan kontraksi otot-otot perut.
- RGE: kembalinya isi lambung ke dalam esofagus tanpa terlihat adanya usaha dari anak.
Regurgitasi terjadi akibat gerakan antiperistaltik esofagus.
- Ruminasi: pengeluaran makanan secara sadar untuk dikunyah kemudian ditelan kembali.
Etiologi:
- Neonates: atresia esophagus, M. Hirschsprung, pyloric stenosis, malrotasi usus, hernia
hiatus, gastroenteritis, as. Lambung tinggi, TIK meningkat, sepsis, infeksi ginjal, ISK,
iritasi cairan amnion
- Bayi: Stenosis pylorus, Intususepsi, Volvulus, RGE, lactose intolerance, GEA, meningitis,
ensefalitis, TIK tinggi, infeksi, motion sickness
- Anak: Intususepsi, Obstruksi usus, Akalasia, Gastroenteritis, Apendisitis, Ulkus peptikum,
Keracunan makan, meningitis, ensefalitis, TIK tinggi, infeksi, psikogenik

Kelainan yg butuh tindakan bedah: (1) nyeri perut yang timbul mendahului muntah dan/atau
berlangsung selama lebih dari 3 jam, (2) muntah bercampur empedu, dan (3) distensi perut.

Tatalaksana: domperidon 0,2 -0,4 mg/kgBB/hari


- Apabila tidak ada obstruksi saluran cerna, muntah biasanya akan berhenti dalam waktu 6-
48 jam.
- Atasi dan cegah dehidrasi serta gangguan keseimbangan elekrolit.
- Anak diistirahatkan (sebaiknya di tempat tidur) sampai merasa lebih enak atau tidak ada
muntah lagi selama 6 jam.
- Hentikan obat-obatan yang diduga dapat mengiritasi lambung dan membuat muntah
bertambah (misalnya aspirin, asetosal, kortikosteroid, antibiotik golongan makrolid).
- Hindarkan makanan padat pada 6 jam pertama dan berikan rasa nyaman pada anak selama
periode ini (misalnya dengan menurunkan suhu tubuh).
- Berikan makanan yang mudah dicerna.
- Berikan minuman manis seperti jus buah (kecuali jeruk dan anggur karena terlalu asam),
sirup, atau madu (untuk anak di atas 1 tahun) secara bertahap setiap 15-20 menit sebanyak
1-2 sendok teh. Cairan lain yang dapat pula diberikan antara lain kaldu ayam, atau oralit.
- Setelah 1 jam pertama dapat diberikan minuman dengan jumlah yang lebih banyak (2-4
sendok teh setiap 15-20 menit) secara bertahap dan ditingkatkan 2 kali setiap 1 jam.
Apabila terjadi muntah kembali, berikan minuman dalam jumlah lebih sedikit. Pemberian
minum ad libitum pada anak terutama bayi mempunyai risiko terjadi muntah yang
berulang.
- Setelah 3 jam tidak mengalami muntah, dapat diberikan minuman melalui gelas (anak) atau
botol (bayi) dengan jumlah yang ditingkatkan secara bertahap pula.
- Setelah 6 jam tidak mengalami muntah, bayi dapat diberikan buah pisang, sereal, dan jus
apel, sedangkan pada anak yang lebih besar dapat diberikan roti, krakers, madu, sup ayam,
kentang atau nasi. Jenis dan jumlah makanan juga diberikan secara bertahap. Diet normal
biasanya dapat diberikan setelah 24 jam.
- Hindarkan aktivitas setelah makan.
- Obat anti muntah diberikan bila memang benar-benar diperlukan. Obat diberikan bila anak
menolak minum setelah muntah atau muntah telah berlangsung lebih dari 24 jam.
- Pemantauan lebih teliti perlu diberikan bila ditemukan keadaan sebagai berikut: muntah
tetap berlangsung selama 12 jam (untuk bayi) dan 24 jam (untuk anak), muntah disertai
diare, disertai gangguan neurologis, letargi, tanda dehidrasi dan sakit perut, gangguan
pernapasan, atau isi muntah berwarna kehijauan

INTOLERANSI LAKTOSA
Definisi
Intoleransi laktosa merupakan sindrom klinis (sakit perut, diare, flatus dan kembung) yang terjadi
setelah mengkonsumsi 2 gram laktosa per-kg berat badan, maksimum 50 gram, dalam 20% larutan
(dosis uji toleransi standar terhadap laktosa). Jika terjadi peninggian maksimum kadar glukosa
darah tidak lebih dari 20 mg/dl setelah uji toleransi terhadap laktosa, maka keadaan ini disebut
malabsorpsi laktosa

Etiologi
Intoleransi laktosa dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu primer (genetik), sekunder,
dan bawaan. Disebut primer bila sindrom klinis yang timbul tanpa riwayat atau penyakit saluran
cerna yang mendasari. Jika didapatkan penyakit saluran cerna maka diklasifikasikan sebagai
intoleransi laktosa sekunder.

Patogenesis
Mekanisme tinja cair yang terjadi adalah akibat karbohidrat yang tidak diabsorpsi dengan baik,
sehingga terjadi beban osmotik yang meningkat, menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit.
Dilatasi usus halus yang terjadi akibat proses osmosis tersebut, akan menginduksi percepatan
waktu singgah di usus halus dan hal ini sesuai dengan derajat maldigesti.

Diagnosis
Malabsorpsi laktosa dapat didiagnosis berdasarkan kombinasi manifestasi klinis dan uji diagnostik
antara lain uji toleransi laktosa, uji hidrogen napas (breath hydrogen test) dan pengukuran enzim
laktase melalui biopsi usus halus. Cara lain adalah pemeriksaan pH (asam) dan reduksi tinja
(>0,5%).

Terapi
< 5 tahun: sebagian kecil dari kelompok ini yang memerlukan susu formula rendah laktosa,
< 6 bulan: susu formula normal
Diare persisten: pemberian rendah laktosa dengan cara mencampur susu dengan sereal/susu
fermentasi daripada dengan air.
Jika reduksi ataupun restriksi laktosa dibutuhkan maka perlu substitusi alternatif sumber nutrien
untuk menghindarkan berkurangnya asupan energi dan protein (seperti live-culture yoghurt) serta
kebutuhan kalsium perlu diperhitungkan dalam dietnya. Suplementasi kalsium dapat berupa
kalsium glukonat cair (untuk bayi dan anak) atau kalsium karbonat (untuk anak yang lebih besar).
Produk lain yang mengandung kalsium antara lain adalah ikan, sayuran dan kacang-kacangan.
ALERGI MAKANAN
Alergi makanan didefinisikan sebagai suatu reaksi terhadap protein makanan yang merugikan,
yang disebabkan oleh suatu hipersensitivitas imun, yaitu suatu interaksi antara sedikitnya satu
protein makanan dengan satu atau lebih mekanisme imun, tidak terbatas hanya pada IgE.

Perjalanan Alami
Perjalanan alami dari alergi makanan pada anak kecil baik yang diperantarai IgE maupun yang
tanpa diperantarai IgE menunjukkan adanya toleransi yang timbul sejalan dengan perjalanan
waktu. Kebanyakan anak akan terbebas dari alergi terhadap susu, telor, terigu dan kedelai dan hal
ini biasanya berhubungan dengan resolusi atau kemajuan dari penyakitnya. Sekitar 1-3 tahun
dengan diet eliminasi yang ketat diperkirakan dapat memperpendek waktu kesembuhan. Namun,
pasien-pasien yang alergi terhadap kacang tanah, kacang pohon, ikan dan kerang memiliki
kemungkinan yang lebih banyak untuk tidak dapat terbebas dari reaktivitas klinis dan sensitivitas
hingga usia dewasa

Diagnosis
a) Anamnesis
1. Saat terjadi reaksi
2. Makanan yang dicurigai sebagai penyebab reaksi
- Jenis makanan
- Kurun waktu antara makan-makanan yang dicurigai dan timbulnya gejala
- Apa makan makanan yang dicurigai memberikan gejala yang sama pada waktu lain
- Apakah faktor-faktor lain (latihan, alkohol) diperlukan dalam mencetuskan gejala
- Lama waktu sejak terjadinya reaksi terakhir terhadap makanan
Pada gangguan yang kronik yang dipicu alergi makanan, riwayat medis mempunyai ketepatan
prediksi yang lemah, berbeda dengan gangguan yang bersifat akut.
b) Pemeriksaan fisik
Selama pemeriksaan fisik perhatian diarahkan ke sistem kulit, gastrointestinal dan
respiratorik dan ke arah deteksi adanya gambaran atopi yang umum didapatkan pada pasien yang
mengalami reaksi-reaksi yang diperantarai IgE. Status gizi umum dari pasien dan setiap tanda fisik
dari gangguan non alergik yang mendasarinya perlu dicatat
c) Pemeriksaan penunjang
- Uji kulit (skin test)
- Uji serologi
- Uji RAST
- RIFT (Red Cell Immunosorbent Fluorescent Technique)
- Uji histamin plasma, uji pelepasan histamin basofil
- Uji inhibisi migrasi leukosit (Leucocyte Migration Inhibition test=LIF test)
- Diet eliminasi alergen diagnostic
- Uji tantangan makanan oral

Pengobatan
1. Eliminasi Protein Makanan
2. Imunoterapi
3. Humanized anti IgE antibody therapy
4. Probiotik
KONSTIPASI
Definisi
Ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna, yang tercermin dari 3 aspek, yaitu
berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya, tinja yang lebih keras dari sebelumnya, dan pada
palpasi abdomen teraba masa tinja (skibala) dengan atau tidak disertai enkopresis (kecepirit).

Penyebab tersering konstipasi pada anak adalah menahan defekasi akibat pengalaman nyeri pada
defekasi sebelumnya, biasanya disertai fisura ani. Orangtua sering memberitahu adanya riwayat
darah dalam tinja, popok atau toilet. Pengalaman nyeri berhajat ini dipercaya menimbulkan
penahanan tinja ketika ada hasrat untuk defekasi.

Tatalaksana
- Evakuasi tinja dapat dilakukan dengan obat oral atau rektal. Program evakuasi tinja
biasanya dilakukan selama 2-5 hari sampai terjadi evakuasi tinja secara lengkap/sempurna.
- Bila menggunakan obat per oral, dapat digunakan mineral oil (parafin liquid) dengan dosis
15-30 ml/tahun umur (maksimum 240 ml sehari) kecuali pada bayi. Larutan polietilen
glikol (PEG) 20 ml/kg/jam (maksimum 1000 ml/jam) diberikan dengan pipa nasogastrik
selama 4 jam per hari.
- Evakuasi tinja dengan obat per rektum dapat menggunakan enema fosfat hipertonik (3
ml/kg 2 kali sehari maksimum 6 kali enema), enema garam fisiologis (600-1000 ml) atau
120 ml mineral oil. Pada bayi digunakan supositoria/enema gliserin 2-5 ml.
- Komponen penting dalam terapi rumatan adalah modifikasi perilaku dan toilet training.
Segera setelah makan pagi dan malam, anak dianjurkan untuk buang air besar. Tidak perlu
terlalu terburu-buru, yang akan membuat anak makin tertekan, tetapi berilah waktu 10-15
menit bagi anak untuk buang air besar. Bila dilakukan secara teratur akan mengembangkan
reflek gastrokolik pada anak.
- Obat umumnya masih diperlukan pada terapi rumatan. Laktulosa (larutan 70%) dapat
diberikan dengan dosis 1-3 ml/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian. Sorbitol (larutan 70%)
diberikan 1-3 ml/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian. Mineral oil (parafin liquid) diberikan
1-3 ml/kgBB/hari, tetapi tidak dianjurkan untuk anak dibawah 1 tahun. Larutan magnesium
hidroksida (400mg/5 ml) diberikan 1-3 ml/kgBB/hari, tetapi tidak diberikan pada bayi dan
anak dengan gangguan ginjal. Bila respon terapi belum memadai, mungkin perlu
ditambahkan cisapride dengan dosis 0,2 mg/kgBB/kali untuk 3-4 kali perhari selama 4-5
minggu. Terapi rumatan mungkin diperlukan selama beberapa bulan.

Anda mungkin juga menyukai